Anda di halaman 1dari 54

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

Kekuasaan Atas Pengelolaan


Keuangan Negara

E-LEARNING
Pengantar Manajemen Keuangan
Negara
STRUKTUR KELEMBAGAAN PENGELOLA
KEUANGAN NEGARA

2
Tujuan Kekuasaan Atas Pengelolaan
Keuangan Negara

Kekuasaan untuk
atas mencapai
pengelolaan tujuan
keuangan bernegara,
negara
digunakan

Pasal 7 UU 17/2003
6
PENGATURAN WEWENANG PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
Pengelola Fiskal dan Wakil
Pemegang Kekuasaan Pemerintah dalam
Pengelolaan Keuangan PRESIDEN kepemilikan kekayaan
Negara (Selaku Kepala Pemerintahan) negara yang dipisahkan

MENTERI TEKNIS MENTERI KEU


(Selaku Pengguna Anggaran) (Selaku Pengelola Fiskal

Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota


Pengguna Anggaran/
selaku kepala pemerintahan daerah untuk
Pengguna Barang mengelola keuangan daerah dan mewakili
K/L pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara
(1)
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.

Presiden menguasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.

Presiden menguasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna


Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya Pasal 6 UU
17/2003

Kekuasaan Presiden untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah


daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan diserahkan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintahan darah 2
Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan
Negara (2)
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang
kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian
dari kekuasaan pemerintahan. Untuk membantu Presiden
dalam penyelenggaraan kekuasaan dimaksud, sebagian
dari kekuasaan tersebut dikuasakan kepada Menteri
Keuangan serta kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya.
6
Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan
Negara
Sesuai dengan asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara
sebagian kekuasaan Presiden tersebut
diserahkan kepada Gubernur/ Bupati/Walikota
selaku pengelola keuangan daerah.

Demikian pula untuk mencapai kestabilan nilai


rupiah tugas menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran dilakukan oleh
bank sentral.

7
Pengertian Bagian Anggaran, Kementerian Negara, Lembaga,
Bendahara Umum Negara, Klasifikasi Anggaran dan Klasifikasi
Organisasi (Pasal 1 PMK 102/PMK.02/2018)
• Bagian Anggaran adalah kelompok anggaran menurut nomenklatur kementerian
negara/lembaga dan menurut fungsi bendahara umum negara
• Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat
Pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
• Lembaga adalah organisasi nonkementerian dan instansi lain pengguna anggaran
yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan
lainnya.
• Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah pejabat yang
diberi tugas untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara.
• Klasifikasi Anggaran adalah pengelompokan anggaran Belanja Negara untuk
penyusunan dan penyajian informasi APBN.
• Klasifikasi Organisasi adalah pengelom pokan anggaran Belanja Negara
berdasarkan struktur organ1sas1 Kementerian/Lembaga dan BUN.

8
Struktur Kelembagaan Negara

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

KEMENTERIAN = 32
DINAS

LEMBAGA = 51 PEMERINTAH
BUMD
TNI & POLRI = 2
LEMBAGA
BUN = 1

BUMN
Lembaga Pemerintahan sebagai Pegguna Anggaran dan Lembaga
Independen

Lembaga Negara

Lembaga Tinggi Lembaga


Tertinggi Negara
Negara Independen

MPR DPR, DPD, MK, dll PRESIDEN BANK INDONESIA LPS OJK

KEMENTERIAN PEMERINTAHAN
NEGARA/LEMBAGA DAERAH

BUMN K/L BUMD SKPD

10
CFO dan COO

Chief Financial Officer (CFO) Chief Operational Officer (COO)

• Menteri Keuangan sebagai • setiap menteri/pimpinan


pembantu Presiden dalam lembaga pada hakekatnya
bidang keuangan pada adalah Chief Operational
hakekatnya adalah Chief Officer (COO) untuk suatu
Financial Officer (CFO) bidang tertentu pemerintahan
Pemerintah Republik Indonesia,

Prinsip ini perlu dilaksanakan secara konsisten agar terdapat kejelasan dalam pembagian wewenang
dan tanggung jawab, terlaksananya mekanisme checks and balances serta untuk mendorong upaya
peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan 11
Peraturan tentang Kelembagaan
Pengguna Anggaran
• Pengaturan tentang kelembagaan pengguna anggaran
atau dikenal dengan klasifikasi anggaran khususnya
klasifikasi organisasi diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 102/PMK.02/2018 tentang Klasifikasi
Anggaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1173)

• Bila terdapat perubahan nomenklatur seperti halnya


penggabungan Kemendikbud dan Dikti, maka peraturan
akan disesuaikan dengan kondisi, namu sampai bahan ini
disusun peraturan tentang perubaha klasifikasi anggaran
belum diterbitkan. 12
BAGIAN ANGGARAN sesuai PMK
102/PMK.02/2018
• 87 BAGIAN ANGGARAN meliputi Kementerian
Negara atau Lembaga

13
KELEMBAGAAN NEGARA SELAKU
PENGGUNA ANGGARAN

PRESIDEN DAN PEMERIKSA


LEGISLATIF YUDIKATIF
EKSKUTIF KEUANGAN
• PRESIDEN/WAPRES • MPR RI • MK • BPK
• KEMENTERIAN • DPR RI • MA • BPKP
NEGARA • DPD RI • KPK
• LEMBAGA • Kejaksaan Agung
PEMERINTAH NON • KY
KEMENTERIAN

14
KEMENTERIAN NEGARA = 34
Kementerian

Perpres Nomor 68 Tahun 2019 tentang


Organisasi Kementerian Negara

15
Kementerian Negara (1)
No. Kode BA URAIAN
1. 034 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
2. 035 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
3. 036 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
4. 120 Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
5. 007 Kementerian Sekretariat Negara
6. 010 Kementerian Dalam Negeri
7. 011 Kementerian Luar Negeri
8. 012 Kementerian Pertahanan
9. 013 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
10. 015 Kementerian Keuangan
11. 018 Kementerian Pertanian
12. 019 Kementerian Perindustrian
2/22/2021 16
Kementerian Negara (2)
Nomor Kode Bagian URAIAN
Anggaran
13. 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

14. 022 Kementerian Perhubungan


15. 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
16. 024 Kementerian Kesehatan
17. 025 Kementerian Agama
18. 026 Kementerian Ketenagakerjaan
19. 027 Kementerian Sosial
20. 029 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
21. 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan
22. 033 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
23. 040 Kementerian Pariwisata
24. 041 Kementerian Badan Usaha Milik Negara
2/22/2021 17
Kementerian Negara (3)
Nomor Kode Bagian URAIAN
Anggaran
25. 042 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
26. 044 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
27. 047 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
28. 048 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
29. 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional
30. 056 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
31. 059 Kementerian Komunikasi dan Informatika
32. 067 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
33. 090 Kementerian Perdagangan
34. 092 Kementerian Pemuda dan Olahraga.

18
BAGIAN ANGGARAN NON KEMENTERIAN
NEGARA = 53 LEMBAGA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.02/2018 tentang Klasifikasi


Anggaran

19
BAGIAN ANGGARAN
No. Kode Bagian Uraian
Anggaran
1. 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
2. 002 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
3. 004 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
4. 005 Mahkamah Agung Republik Indonesia
5. 006 Kejaksaan Agung Republik Indonesia
7. 050 Badan Intelijen Negara
8. 051 Badan Siber dan Sandi Negara
9. 052 Dewan Ketahanan Nasional
10. 054 Badan Pusat Statistik
11. 057 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
12. 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia
13. 061 Badan Pengawasan Obat dan Makanan
14. 064 Lembaga Ketahanan Nasional
20
BAGIAN ANGGARAN
No. Kode Bagian Uraian
Anggaran
15. 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal
16. 066 Badan Narkotika Nasional
17. 068 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
18. 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
19. 075 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
20. 076 Komisi Pemilihan Umum
21. 077 Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
22. 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
23. 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
24. 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional
25. 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
26. 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
27. 083 Badan Informasi Geospasial
21
BAGIAN ANGGARAN
No. Kode Bagian Uraian
Anggaran
28. 084 Badan Standardisasi Nasional
29. 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir
30. 086 Lembaga Administrasi Negara
31. 087 Arsip Nasional Republik Indonesia
32. 088 Badan Kepegawaian Negara
33. 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
34. 093 Komisi Pemberantasan Korupsi
35. 095 Dewan Perwakilan Daerah
36. 100 Komisi Yudisial Republik Indonesia
37. 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana
38. 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
39. 106 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
40. 107 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
22
BAGIAN ANGGARAN
No. Kode Bagian Uraian
Anggaran
41. 108 Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
42. 109 Badan Pengembangan Wilayah Suramadu
43. 110 Ombudsman Republik Indonesia
44. 111 Badan Nasional Pengelola Perbatasan
45. 112 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
46. 113 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
47. 114 Sekretariat Kabinet
48. 115 Badan Pengawas Pemilihan Umum
49. 116 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
50. 117 Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
51. 118 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
52. 119 Badan Keamanan Laut
53. 121 Badan Ekonorni Kreatif
23
BA BUN

No. Kode Bagian Uraian


Anggaran
1. 999 Bendahara Umum Negara

24
BA BUN

• Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara

25
TUGAS MENTERI KEUANGAN ATAS
KEKUASAAN PENGELOLAAN FISKAL

26
pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal,
Menteri Keuangan mempunyai tugas

Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;

Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN

Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran

Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan

Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang

Melaksanakan fungsi bendahara umum negara

Menyusun laporan keuangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan Melaksanakan tugas-tugas lain di
bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan undang-undang

12
Menteri Keuangan sekaligus sebagai
CFO dan COO
CFO COO pada Menteri Keuangan
• Menteri Keuangan diberikan • Sebagai Pengguna
kekuasaan atas pengelolaan Anggaran/Pengguna Barang pada
fiscal meliputi penyusunan Kementerian Keuangan yang
kebijakan fiscal dan kerangka dipimpinnya, diantaranya menyusun
ekonomi makro, menyusun rancangan anggaran Kementerian
rancangan APBN, melakukan Keuangan itu sendiri, melaksanakan
perjanjian internasional di anggaran kementerian yang
bidang keuangan negara, dipimpinnya, mengelola barang
pemungutan pendapatan milik/kekayaan negara yang menjadi
negara, fungsi bendahara tanggungjawabnya. Menyusun dan
umum negara, dan tugas lain menyampaikan laporan keuangan
terkait fiscal Pemerintahan dan tugas lain yang menjadi
Negara tanggungjawab Kementerian
Keuangan 28
Subbidang Pengelolaan Fiskal

Fungsi-fungsi
pengelolaan
kebijakan
Administrasi Administrasi Pengawasan
fiskal dan Penganggaran Perbendaharaan
Perpajakan Kepabeanan Keuangan
kerangka
ekonomi
makro
Tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiscal berdasarkan ketentuan undang-undang
Selaku Pengelola Fiskal

h) melaksanakan tugas-
tugas lain di bidang
pengelolaan fiskal
berdasarkan ketentuan
undang-undang.

2
Tugas Menteri Keuangan

Koordinasi dengan Bank


Menteri Keuangan sebagai
Sentral dalam penetapan
pengguna Anggaran BA K/L
dan pelaksanaan kebijakan
dan BA BUN
fiskal dan moneter;

Pengalokasian dana Pemberian pinjaman


perimbangan dan/atau hibah kepada
Pemerintah Daerah;

Memberikan pengkajian atas


pendirian persero bersama
menteri teknis

31
Tugas Menteri Keuangan

Pemberian pinjaman/hibah/PMK Melakukan pembinaan dan Melakukan penjualan/privatisasi


kepada perusahaan pengawasan kepada perusahaan negara atas
negara/daerah; perusahaan negara persetujuan DPR

penyelamatan perekonomian Mengusulkan kepada Presiden


nasional dengan memberikan Melakukan pembinaan dan untuk
pinjaman atau melakukan PM pengawasan kepada badan mengangkat/memberhentikan
kepada perusahaan swasta; pengelola dana masyarakat; anggota dewan komisioner
pada LPS

Menjadi anggota dalam Forum


Koordinasi Stabilitas Sistem
Keuangan bersama OJK, BI

32
Koordinasi Pemerintah Pusat dengan Bank
Sentral
• (Pasal 21 UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
Pemerintah Pusat dan bank sentral
berkoordinasi dalam penetapan dan
pelaksanaan kebijakan fiskal dan
moneter

Rapat Dewan Gubernur BI sekurang- • Pasal 43 ayat 1 butir a UU No.23 Tahun 1999 tentang
kurangnya sekali dalam sebulan untuk Bank Indonesia
menetapkan kebijakan umum di
bidang moneter yang dapat dihadiri
oleh seorang menteri atau lebih yang
mewakili Pemerintah dengan hak
bicara tanpa hak suara;

33
Mengalokasikan Dana Perimbangan

PASAL 22 AYAT 1
UU 17/2003

Pemerintah Pusat mengalokasikan


dana perimbangan kepada
Pemerintah Daerah berdasarkan
undang-undang perimbangan
keuangan pusat dan daerah.

34
Memberikan Pinjaman dan/atau Hibah
Kepada Pemerintah Daerah
Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah
kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya.

Pemberian pinjaman dan/atau hibah dilakukan setelah mendapat


persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 22 ayat 2 dan 3 UU 17/2003

35
Kekayaan Negara yang dipisahkan

badan usaha yang seluruh atau sebagian besar


modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan disebut dengan Badan Usaha Milik
Negara, yang selanjutnya disebut BUMN

Pasal 1 ayat 1 UU No.19/2003

36
Pengelola keuangan BUMN

• Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut


Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.

Pasal 1 ayat 2 UU No.19/2003


tentang BUMN

37
Modal BUMN

• Modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan


negara yang dipisahkan

Pasal 4 ayat 1 UU No.19/2003


tentang BUMN

38
Pengurusan BUMN Pasal 5 UU No.19/2003 tentang
BUMN

1) Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi.


2) Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN
untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN,
baik di dalam maupun di luar pengadilan.
3) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus
mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan
perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.

39
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA OLEH
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA,
KEUANGAN DAERAH DAN KEKAYAAN
NEGARA YANG DIPISAHKAN

40
Menteri/Pimpinan Lembaga
(Pasal 9 UU 17/2003)
• Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/ Pengguna Barang kementerian
negara/lembaga

41
Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas

menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;

menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;

melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara;

mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;

mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya; dan melaksanakan tugas-tugas lain yang
menjadi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan undang-undang.

Pasal 9 UU 17/2003
42
Menteri Keuangan sebagai Pengguna
Anggaran BA K/L dan BA BUN

43
Sebagai Pengguna Anggaran (PA) BA K/L
dan BA BUN

Menteri Keuangan, selain sebagai PA atas bagian anggaran untuk kementerian


yang dipimpinnya, juga bertindak selaku PA atas bagian anggaran yang tidak
dikelompokkan dalam bagian anggaran Kementerian Negara/Lembaga
tertentu

Pasal 2 PP 45/2013

44
Peran Menteri Keuangan
sebagai Pengguna Anggaran
Kebijakan Fiskal
Pengguna Anggaran Ruang lingkup pengelolaan
Bendahara Umum BA BUN, seperti utang,
Negara (Chief subsidi, hibah, investasi
Menteri Keuangan Pengelolaan Dana pemerintah, dana transfer
Operational Officer)
Selaku Pengelola Fiskal untuk intervensi daerah, dana kontingensi
(Chief Financial Officer) kebijakan fiskal
(SPESIAL BUDGET)

Pengguna Anggaran
Belanja Kementerian
Keuangan
Seperti halnya K/L yang lain,
(Chief Operational
Menteri Keuangan
Officer) melaksanakan
program/kegiatan dalam
bidang pengelolaan fiskal
45
Pelaksanaan Tanggung Jawab Menteri Keuangan Selaku PA atas Bagian
Anggaran yang Tidak Dikelompokkan dalam Bagian Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga Tertentu

dalam hal kegiatan yang dibiayai bukan merupakan tugas


dan fungsi Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan
hanya bertanggung jawab secara formal; dan

dalam hal kegiatan yang dibiayai merupakan tugas dan


fungsi Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan
bertanggung jawab secara formal dan materiil sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 4 ayat 4 PP 45/2013 46


Kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah (Pasal 10 UU 17/2003)
• dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola
keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD;
• dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat
daerah selaku pejabat pengguna anggaran/
barang daerah.

47
Pengelolaan Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah mempunyai tugas sebagai berikut

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD;

b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;

c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

d. melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;

e. menyusun laporan keuangan yang merupakan per-tanggungjawaban pelaksanaan APBD.

48
Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat
pengguna anggaran/barang daerah mempunyai tugas
a. menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya;

b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

c. melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang


dipimpinnya;

d. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

e. mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab


satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
f. mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung
jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
g. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya.

49
Kekayaan Negara yang dipisahkan

badan usaha yang seluruh atau sebagian besar


modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan disebut dengan Badan Usaha Milik
Negara, yang selanjutnya disebut BUMN

Pasal 1 ayat 1 UU No.19/2003

50
Pengelola keuangan BUMN

• Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut


Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.

Pasal 1 ayat 2 UU No.19/2003


tentang BUMN

51
Modal BUMN

• Modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan


negara yang dipisahkan

Pasal 4 ayat 1 UU No.19/2003


tentang BUMN

52
Pengurusan BUMN Pasal 5 UU No.19/2003 tentang
BUMN

1) Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi.


2) Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN
untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN,
baik di dalam maupun di luar pengadilan.
3) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus
mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan
perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.

53
Terima Kasih

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai