Anda di halaman 1dari 176

Materi :

AUDITING
Suggested Business (entity) Benchmarks Chosen % Suggested materiality
type

Revenue Income based entities 0.5% to 2% of turnover


0

Income before tax Profit based entities 3% to 10% of income before tax
0

Total assets Asset based / investment entities 1% to 2 % of total assets or


Net assets 2% to 5% of net Assets
0

Gross Income or Not-for-profit entities More appropriate of: 0.5% to 2%


expenditure of gross income or 0.5% to 2% of
expenditure 0

Materiality chosen: Performance Materiality:

Clearly Trivial:
▪ Prosedur penilaian risiko adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk memperoleh suatu
pemahaman tentang
1. entitas dan lingkungannya, termasuk;
2. pengendalian internal entitas… (SA 315 par 4d)
▪ Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut:
a. Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain termasuk kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
b. Sifat entitas, termasuk:
(i) Operasinya
(ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya
(iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh
entitas, termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus; dan
(iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut
dibelanjai,
sehingga auditor dapat memahami golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang diharapkan
ada dalam laporan keuangan.
▪ Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut: (lanjutan…)
c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan
perubahannya.
d.Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan risiko
salah saji material.
e.Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan entitas.
▪ Pemahaman atas entitas dan lingkungannya dapat dibagi menjadi:
• Pengidentifikasian risiko (menanyakan “what can go wrong”); dan
• Penilaian risiko (menentukan signifikansi dari masing-masing risiko).
▪ Terdapat dua klasifikasi risiko:
• Risiko bisnis.
• Risiko kecurangan.
• Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian
internal yang relevan dengan audit. (SA 315 par 12)
• Pada waktu memperoleh suatu pemahaman tentang
pengendalian yang relevan dengan audit, auditor harus
mengevaluasi rancangan pengendalian tersebut dan menentukan
apakah pengendalian tersebut telah diimplementasikan. (SA 315
par 13)
▪ Risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, contoh respons:
• Lakukan substantive analytical review procedures. Pertimbangkan penggunaan CAAT;
• Pengujian pisah batas (cut off);
• Uji pemenuhan syarat-syarat spesifik pengakuan pendapatan sesuai SAK (misal, PSAK 44);
• Konfirmasi ke konsumen terkait dengan persyaratan kontrak;
▪ Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen
(a) Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan penyesuaian lain yang dibuat
dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk
pengujian tersebut, auditor harus:
(i) Mewawancarai individu yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan mengenai aktivitas yang
tidak semestinya atau tidak biasa yang terkait dengan pemrosesan entri jurnal dan penyesuaian lain;
(ii) Memilih entri jurnal dan penyesuaian lain yang dibuat pada akhir periode pelaporan; dan
(iii) Mempertimbangkan apakah perlu dilakukan pengujian terhadap entri jurnal dan penyesuaian lain
sepanjang periode laporan keuangan.
▪ Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen (lanjutan)
b) Menelaah estimasi akuntansi untuk menemukan hal bias dan mengevaluasi apakah kondisi yang
menyebabkan hal bias tersebut, jika ada, merupakan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan. Dalam melaksanakan penelaahan tersebut, auditor harus:
(i) Mengevaluasi apakah pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam memasukkan
estimasi akuntansi tersebut dalam laporan keuangan, meskipun jika estimasi akuntansi tersebut masuk akal
secara individu, mengindikasikan suatu hal bias yang mungkin terjadi pada manajemen entitas yang
mungkin merupakan kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. Jika demikian, auditor
harus mengevaluasi kembali estimasi akuntansi secara keseluruhan; dan
(ii) Melakukan penelahaan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajemen yang terkait dengan
estimasi akuntansi signifikan yang tercermin dalam laporan keuangan tahun lalu.
c) Bagi transaksi signifikan di luar aktivitas bisnis normal entitas, atau yang sebaliknya terlihat tidak biasa
berdasarkan pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya serta informasi lain yang diperoleh selama
audit, auditor harus mengevaluasi apakah dasar bisnis yang ada (atau yang kurang atau tidak ada) atas
transaksi tersebut menunjukkan bahwa transaksi tersebut mungkin telah dilakukan dengan tujuan untuk
melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan atau untuk menyembunyikan terjadinya penyalahgunaan
aset.
Untuk lebih detil, baca SA 240 par 32, A28 – 30, dan A41 – 48))
• Penentuan luas pengujian antara lain dipengaruhi oleh:
• Materialitas (yakni, materialitas pelaksanaan);
• Risiko yang dinilai (yakni, risiko kesalahan penyajian material; dan
• Tingkat asurans yang ingin diperoleh auditor (yakni, confidence level)
dari prosedur audit lanjutan.
• Auditor dapat: (SA 500 par A52)
• Memilih semua unsur (pemeriksaan 100%);
• Memilih unsur tertentu; dan
• Menggunakan sampling audit
• Pemeriksaan 100% tepat digunakan misalnya jika (SA 500 par
A53):
• Populasi terdiri dari sejumlah kecil unsur yang masing-masing
memiliki nilai besar;
• Terdapat risiko signifikan, dan cara lain tidak dapat memberikan
bukti audit yang cukup dan layak; atau
• Sifat pengulangan suatu perhitungan atau proses lain yang
dilakukan secara otomatis oleh suatu sistem informasi
membuat pemeriksaan 100% menjadi efektif dari segi biaya.
• Faktor yang mungkin relevan dalam memutuskan untuk memilih unsur spesifik dalam suatu
populasi mencakup:
• Pemahaman auditor atas entitas,
• Risiko yang telah ditentukan atas kesalahan penyajian material, dan
• Karakteristik populasi yang diuji.
• Pemilihan berdasarkan pertimbangan atas unsur spesifik ini tetap memiliki risiko non-
sampling.
• Unsur spesifik pilihan dapat meliputi:
• Unsur-unsur kunci bernilai tinggi atau karena unsur-unsur tersebut memperlihatkan
beberapa karakterisik lain (misalnya, mencurigakan, tidak biasa, rawan risiko tertentu, atau
memiliki jejak-rekam kesalahan).
• Semua unsur yang memiliki nilai di atas jumlah tertentu, sehingga dapat digunakan untuk me
mverifikasi proporsi total jumlah suatu golongan transaksi atau saldo akun.
• Unsur-unsur untuk memperoleh informasi, seperti informasi mengenai sifat entitas atau sifat
transaksi.
• Pemeriksaan secara selektif atas unsur spesifik suatu golongan
transaksi atau saldo akun seringkali akan menjadi suatu cara
efisien dalam memperoleh bukti audit.
• Memilih unsur tertentu bukan merupakan sampling audit.
• Hasil prosedur audit yang diterapkan untuk unsur-unsur yang
telah dipilih melalui cara ini tidak dapat diprojeksikan untuk
keseluruhan populasi; oleh karena itu, pemeriksaan secara
selektif unsur-unsur spesifik tidak memberikan bukti audit atas
sisa populasi yang tidak diperiksa.
• Sampling audit (sampling) adalah penerapan prosedur audit terhadap
kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan
sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang
sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk
menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.
• Terdapat dua risiko dalam audit:
• Risiko nonsampling; dan
• Risiko sampling.
• Risiko nonsampling adalah risiko bahwa auditor mencapai suatu
kesimpulan yang salah dengan alasan apapun yang tidak terkait dengan
risiko sampling.
• Risiko sampling adalah risiko bahwa kesimpulan auditor
yang didasarkan pada suatu sampel dapat berbeda dengan
kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada
keseluruhan populasi. Risiko sampling dapat menimbulkan
dua jenis kesimpulan yang salah: (SA 530 par 5(c))
• Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbasis statistik atau
melalui pertimbangan profesional.
• Penentuan ukuran sampel ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini (SA 530 Lampiran 2):
• Penilaian risiko auditor yang telah memperhitungkan pengendalian yang relevan.
• Tingkat penyimpangan yang dapat diterima (tolerable deviation rate – TDR)
• Tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi dalam populasi yang akan diuji (expected
population deviation rate – EPDR)
• Tingkat asurans yang auditor harapkan bahwa tingkat penyimpangan yang dapat diterima
tidak melebihi tingkat penyimpangan yang sesungguhnya dalam populasi
• Jumlah unit sampling dalam populasi
• Jika kondisinya sama, dampak faktor-faktor tersebut terhadap ukuran sampel akan sama
tanpa mempertimbangkan pendekatan yang dipilih, apakah pendekatan statistik atau
nonstatistik. (SA530 par A11)
86

STANDAR AUDIT (“SA”) 500

BUKTI AUDIT
TUJUAN AUDITOR
Merancang dan melaksanakan prosedur
audit

Memperoleh bukti audit yang cukup dan


tepat

Menarik kesimpulan memadai sebagai


basis opini auditor
BUKTI AUDIT
Merupakan informasi yang digunakan auditor sebagai basis opini
auditor

Mencakup informasi dalam catatan akuntansi dan informasi


lainnya

Ketiadaan informasi juga merupakan bukti audit

Ketepatan adalah ukuran kualitas bukti audit


Kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti audit
Inspeksi

Observasi
PROSEDUR Konfirmasi
UNTUK
Penghitungan kembali
MEMPEROLEH
BUKTI AUDIT Pelaksanaan ulang

Prosedur analitis

Permintaan keterangan dari management


BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT
Kecukupan dan ketepatan bukti audit saling berkaitan

Kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti audit

Kualitas adalah ukuran ketepatan bukti audit

Kuantitas bukti audit dipengaruhi oleh


• Risiko salah saji material (makin tinggi risiko, makin banyak bukti audit)
• Kualitas bukti audit (makin baik kualitas, makin sedikit bukti audit)
Bukti audit yang makin banyak tidak dapat mengkompensasi buruknya kualitas audit
BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT

Ketepatan bukti audit mencakup

• Relevansi bukti audit


• Keandalan bukti audit
Relevansi bukti audit artinya bukti audit mempunyai hubungan logis dengan
tujuan audit

Keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan sifat bukti audit
BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT

Keandalan bukti audit meningkat jika:

• Sumber bukti independen dari luar entitas


• Sumber bukti internal dalam entitas dengan pengendalian yang efektif
• Bukti audit diperoleh langsung oleh auditor
• Bukti audit dalam bentuk dokumen, kertas, data elektronik, atau media
lain dibandingkan dengan bukti lisan
• Bukti audit dalam bentuk dokumen asli dibandingkan dokumen fotokopi
94

STANDAR AUDIT (“SA”) 505

KONFIRMASI EKSTERNAL
jika auditor mengidentifikasi faktor yang menimbulkan keraguan atas keandalan
respons terhadap permintaan konfirmasi, auditor harus mendapatkan bukti
audit lanjutan untuk menghilangkan keraguan itu (Ref:Para.A11-A16)

Dalam kasus tanpa respons, auditor harus melakukan prosedur audit alternatif
untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan andal. (Ref:Para.A18-A19)
Jika auditor telah menentukan bahwa respons terhadap permintaan konfirmasi
positif diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan layak, prosedur
audit alternatif tidak akan menyediakan bukti audit yang diperlukan oleh auditor.

Konfirmasi negatif merupakan bukti audit yang kurang menyakinkan dibandingkan


konfirmasi positif. Oleh karena itu auditor tidak boleh menggunakan permintaan
konfirmasi negatif sebagai prosedur audit subtantif tunggal
97

STANDAR AUDIT (“SA”) 510

PERIKATAN AUDIT TAHUN


PERTAMA—SALDO AWAL
TUJUAN

Dalam melaksanakan suatu perikatan audit tahun pertama,


tujuan auditor yang berkaitan dengan saldo awal adalah untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah:
• Saldo awal mengandung kesalahan penyajian yang berdampak material
terhadap laporan keuangan periode berjalan; dan
• Kebijakan akuntansi yang tepat yang tercermin dalam saldo awal telah
diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan periode berjalan, atau
perubahannya telah dicatat dengan tepat serta disajikan dan diungkapkan
secara memadai berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
98
PROSEDUR AUDIT TAHUN PERTAMA

Memperoleh bukti audit untuk saldo awal dengan cara:

• membaca laporan keuangan terkini dan laporan auditor pendahulu, jika ada.
• Memperoleh bukti audit apakah saldo awal mengandung kesalahan penyajian
material dan berdampak terhadap laporan keuangan periode berjalan

Memperoleh bukti audit mengenai konsistensi kebijakan akuntansi


dengan periode sekarang

Memperoleh informasi yang relevan dalam laporan auditor


pendahulu dalam hal terdapat modifikasi laporan auditor pendahulu
99
Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit berkaitan dengan saldo awal, auditor harus
menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak menyatakan pendapat.

Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo awal mengandung kesalahan penyajian yang material
terhadap laporan keuangan periode berjalan, dan dampak kesalahan penyajian tersebut tidak
dicatat dengan tepat, atau tidak disajikan atau diungkapkan dengan memadai, maka auditor
harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar.
Auditor harus memberikan opini wajar tanpa
pengecualian atau opini tidak wajar jika auditor
menyimpulkan bahwa :
• kebijakan akuntansi periode berjalan tidak diterapkan secara konsisten
dengan saldo awal, atau
• perubahan atas kebijakan akuntansi tidak dicatat dengan tepat, atau
tidak disajikan atau diungkapkan secara memadai.
KESIMPULAN DAN PELAPORAN AUDIT – MODIFIKASI
TERHADAP OPINI DALAM LAPORAN AUDITOR PENDAHULU

Jika opini auditor pendahulu atas


laporan keuangan periode lalu berisi
modifikasi terhadap opini auditor
masih relevan dan material terhadap
laporan keuangan periode berjalan,
auditor harus memodifikasi opini atas
laporan keuangan periode berjalan.

102
STANDAR AUDIT (“SA”) 550

PIHAK BERELASI
Sifat, hubungan dan transaksi pihak berelasi, dalam beberapa
kondisi, menimbulkan risiko salah saji material yang lebih tinggi.
Contoh:
• Pihak berelasi dapat beroperasi melalui suatu hubungan dan struktur yang
kompleks.
• Sistem informasi keumngkinan tidak efektif meringkas transaksi dan saldo yang
belum terselesaikan dengan pihak berelasi.
• Transaksi pihak berelasi kemungkinan tidak dilaksanakan berdasarkan syarat dan
kondisi pasar normal.
Memperoleh pemahaman atas hubungan dan transaksi
pihak berelasi, dengan cara meminta keterangan tentang:
• Identitas pihak berelasi, sifat hubungan dan transaksi yang terjadi; (para 13)
• Pengendalian yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, mencatat hubungan
dan transaksi pihak berelasi; mengotorisasi dan menyetujui transaksi dan
pengaturan signifikan, termasuk yang dilakukan di luar bisnis normal. (para
14)
Menjaga kewaspadaan terhadap informasi pihak berelasi pada
waktu mereviu catatan atau dokumen, untuk mengindentifikasi
• Pengaturan atau informasi lain yang menunjukkan adanya hubungan atau
transaksi pihak berelasi yang belum diidentifikasi dan diungkapkan sebelumnya
oleh manajemen;
• Transaksi signifikan di luar bisnis normal entitas. (para 16)

Berbagi infomasi dengan tim perikatan. (para 17)


Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material, dan
menentukan apakah merupakan risiko signifikan. (para 18)

• Transaksi signifikan pihak berelasi di luar kegiatan normal bisnis entitas menimbulkan risiko
signifikan.

Mempertimbangkan faktor-faktor risiko kecurangan (termasuk keadaan


berkaitan pihak berelasi dengan pengaruh dominan) pada waktu
mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material. (para 19)
Prosedur audit lanjutan harus dirancang dan dilaksanakan sebagai
respons atas risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai.

Prosedur audit lanjutan di atas termasuk yang berkaitan dengan:

• Pengidentifikasian pihak berelasi yang sebelumnya tidak teridentifikasi atau tidak


diungkapkan atau transaksi pihak berelasi yang signifikan (para 21 - 22)
• Transaksi di luar kegiatan normal bisnis. (para 23)
• Asersi bahwa transaksi pihak berelasi dilaksanakan dengan syarat yang sama dengan
transaksi wajar (para 24)
STANDAR AUDIT (“SA”) 560

PERISTIWA KEMUDIAN
Auditor tidak memiliki kewajiban melakukan prosedur audit setelah tanggal laporan
auditor;

Apabila, setelah tanggal laporan auditor tetapi sebelum tanggal laporan keuangan
diterbitkan, ditemukan fakta yang mungkin menyebabkan auditor mengubah laporan
auditnya, dia harus:
• Membahas hal tsb dengan manajemen;
• Menentukan apakah laporan keuangan memerlukan perubahan, dan jika demikian,
• Meminta keterangan bagaimana manajemen akan memperlakukan hal tersebut dalam laporan
keuangan.
Apabila menurut peraturan perundang-undangan atau kerangka
pelaporan keuangan tidak mensyaratkan penerbitan laporan
keuangan yang diubah:
• Auditor tidak perlu menyediakan laporan auditor yang diubah atau yang baru. Namun,
• Apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan perlu diubah:
• Jika laporan auditor belum diserahkan kepada entitas: mengubah opini sesuai SA 705
• Jika laporan auditor telah diserahkan kepada entitas: memberitahu manajemen agar
tidak menerbitkan laporan keuangan kepada pihak ketiga sebelum perubahan yang
diperlukan dibuat.
Auditor tidak memiliki kewajiban melakukan prosedur audit setelah tanggal
laporan keuangan diterbitkan;

Apabila, setelah tanggal laporan keuangan diterbitkan, ditemukan fakta yang


mungkin menyebabkan auditor mengubah laporan auditnya, dia harus:
• Membahas hal tsb dengan manajemen;
• Menentukan apakah laporan keuangan memerlukan perubahan, dan jika demikian,
• Meminta keterangan bagaimana manajemen akan memperlakukan hal tersebut dalam laporan
keuangan.
Jika manajemen mengubah laporan keuangan, auditor harus:
• Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam kondisi atas perubahan
tersebut;
• Menelaah tahap-tahap yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa
setiap pihak yang menerima laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya
bersamaan dengan laporan auditor, diberi informasi tentang situasi tersebut;
• Ambil langkah-langkah sama seperti fakta yang ditemukan setelah tanggal laporan
auditor namun sebelum tanggal laporan keuangan diterbitkan
Manajemen tidak memberitahu pihak yang menerima
laporan dan tidak mengubah laporan keuangan
• Auditor memberitahu manajemen (atau pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola), dan jika mereka tidak mengambil langkah yang
diperlukan, auditor harus mengambil langkah yang tepat utk mencegah
pemakai meletakkan kepercayaan thd laporan auditor.
STANDAR AUDIT (“SA”) 570

KELANGSUNGAN USAHA
TUJUAN AUDITOR

Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh
manajemen dalam penyusunan laporan keuangan;

Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian
material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya; dan

Menentukan dampak terhadap laporan auditor.

123
Mempetimbangkan apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya

Menentukan apakah penilaian awal oleh manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan usahanya telah
dilakukan, dan

Jika telah dilakukan, mendiskusikan dengan manajemne, kelangsungan usaha, dan rencana manajemen untuk
menhadapinya, atau

Jika tidak dilakukan, mendiskusikan dengan manajemen basis penggunaan asumsi kelangsungan usaha dan meminta
keterangan mengenai peristiwa dan kondisi yang dapat menyebabkan keraguan mengenai kelangsungan usaha
Auditor harus mengevaluasi penilaian manajemen atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya; (part 12)

Penilaian harus mencakup periode yang sama dengan yang


digunakan oleh manajemen dan periode sekurang – kurangnya
dua belas bulan dari tanggal laporan keuangan; (part 13)

Penilaian manajemen harus mencakup seluruh informasi relevan


yang diketahui auditor. (part 14)
Prosedur Audit Tambahan ketika Peristiwa atau Kondisi Teridentifikasi

Meminta manajemen melakukan penilaian atas kemampuan mempertahankan kelangsungan usahanya, jika
belum dilakukan; [para 16 (a)]

Mengevaluasi rencana manajemen, apakah memperbaiki usaha entitas dan layak dilaksanakan; [para 16 (b)]

Mengevaluasi prakiraan arus kas, jika dibuat dan merupakan faktor signifikan dalam mempertimbangkan hasil
masa depan; [para 16 (c) ]

Mempertimbangkan apakah setiap fakta atau informasi tambahan tersedia sejak tanggal dilakukan penilaian
oleh manajemen; [para 16(d)]

Meminta representasi tertulis dari manajemen (jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola)
tentang rencana mereka untuk tindakan di masa depan dan kelayakan rencana tersebut. [para 16(e)]

126
Berdasarkan bukti audit, menyimpulkan apakah terdapat ketidakpastian
yang material yang menyebabkan keraguan atas kelangsungan hidup.

Ketidakpastian material terjadi ketika signifikansi dampak potensialnya dan


kemungkinan terjadinya sedemikian rupa, yang pengungkapkan yang tepat
dan implikasi ketidakpastian tersebut diperlukan untuk :
• Penyajian yang wajar atas laporan keuangan (kerangka penyajian laporan keuangan). Atau
• Laporan keuangan tidak menyesatkan (kerangka kepatuhan)
Jika manajemen tidak mau membuat atau memperluas penilaiannya: auditor harus
mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor; (part 22)

Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, auditor harus
mengomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, peristiwa atau kondisi
yang mungkin menimbulkan keraguan signifikan mengenai kelangsungan usaha; (part 23)

Apabila penundaan persetujuan terkait dengan kondisi atau peristiwa terkait dengan penilaian
langsungan usaha, auditor melakukan prosedur audit tambahan (sesua para 16) dan
mempertimbangkan pengaruhnya (sesuai para 17). (para 24)
STANDAR AUDIT (“SA”) 580

REPRESENTASI TERTULIS
Tujuan Auditor
Untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola bahwa mereka telah memenuhi tanggung jawab dalam menyusun
laporan keuangan dan untuk kelengkapan informasi yang disediakan bagi auditor;

Untuk mendukung bukti audit lain yang relevan dengan laporan keuangan atau asersi
spesifik dalam laporan keuangan melalui representasi tertulis; dan

Untuk merespons secara tepat representasi tertulis yang disediakan oleh manajemen dan,
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
OVERVIEW KETENTUAN
Manajemen yang diminta untuk memberikan representasi tertulis.

Representasi tertulis tentang tanggung jawab manajemen

Representasi tertulis lainnya

Tanggal dan periode yang dicakup oleh representasi tertulis

Keraguan atas keandalan representasi tertulis dan representasi tertulis yang diminta tidak diberikan
133

Manajemen yang Diminta untuk Memberikan


Representasi Tertulis

yang memiliki tanggung jawab


semestinya atas laporan keuangan dan

yang memiliki pengetahuan atas hal-


hal yang dipandang penting
134

Representasi Tertulis tentang Tanggung Jawab


Manajemen
Manajemen telah menyusun laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan,
termasuk penyajian yang wajar seperti yang
disyaratkan perikatan audit (para 10)

Manajemen telah menyediakan semua informasi


dan akses; dan semua transaksi telah dicatat
dan dicerminkan dalam laporan keuangan (para
11)
135

REPRESENTASI TERTULIS LAIN; SERTA


TANGGAL DAN PERIODE YANG DICAKUP

Representasi tertulis lainnya harus diminta untuk mendukung satu atau


lebih asersi spesifik dalam laporan keuangan (para 13)

Tanggal dan periode yang dicakup (para 14)

• Tanggal representasi harus sama dengan tanggal laporan auditor atas laporan keuangan.
• Representasi tertulis harus mencakup seluruh laporan keuangan dan periode yang
dirujuk di dalam laporan auditor
Terdapat keraguan atas keandalan representasi tertulis

Keraguan tentang kompetensi, integritas,


nilai-nilai etika atau kesungguhan atau Representasi tertulis tidak konsisten
komitmen manajemen dalam dengan bukti audit (para 17)
menerapkan hal ini (para 16)

Mengambil langkah yang tepat, termasuk dampak


thd opini sesuai SA 705 [para 18 dan 19 (c)]
Representasi tertulis yang diminta tidak disediakan

Auditor harus mendiskusikan dg


manajemen;

Auditor harus mengevaluasi integritas


manajemen dan dampaknya;

Auditor menentukan dampak yang timbul


terhadap opini atas laporan keuangan
137
STANDAR AUDIT (“SA”) 600

PERTIMBANGAN KHUSUS—AUDIT ATAS


LAPORAN KEUANGAN GRUP (TERMASUK
PEKERJAAN AUDITOR KOMPONEN)
Auditor Komponen Tanggung jawab
Seorang auditor berdasarkan Rekan perikatan grup bertanggung
permintaan tim perikan grup, jawab atas pengarahan,
melaksanakan pekerjaan atas penyupervisian, dan pelaksanaan
informasi keuangan yang berkaitan perikan audit grup, dan apakah
dengan sesuatu komponen untuk laporan auditor yang diterbitkan
tujuan audit grup telah sesuai dengan kondisinya.
Penerimaan dan keberlanjutan
Jika auditor komponen akan melaksanakan pekerjaan atas informasi
keuangan komponen, rekan perikatan grup harus mengevaluasi
apakah tim perikatan komponen sepanjang diperlukan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Jika tidak, maka tidak
menerima perikatan tersebut, atau menarik diri dari perikatan jika
dimungkinkan oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Strategi Audit Keseluruhan dan Rencana
Audit

Tim perikatan grup harus menetapkan strategi audit grup keseluruhan dan harus
mengembangkan rencana audit grup berdasarkan SA 300.
Rekan perikatan grup harus menelaah strategi dan rencana audit grup keseluruhan.
Pemahaman atas Grup, Komponen, dan
Lingkungannya

Auditor diharuskan untuk


mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material
melalui pemerolehan pemahaman
tentang entitas dan lingkungannya
berdasarkan SA 315
Pemahaman Auditor Komponen

Tim perikatan grup harus memperoleh pemahaman tentang


apakah auditor komponen:
• memahami dan akan mematuhi ketentuan etika
• independen
• memiliki kompetensi profesional auditor
• dalam pekerjaannya, tim perikatan grup dapat ikut terlibat
• beroperasi dalam suatu lingkungan yang aktif mengawasi auditor.
Materialitas

Tim perikatan grup harus menentukan materialitas untuk laporan keuangan sebagai
keseluruhan dan dalam keadaan spesifik, tingkat materialitas yang diterapkan pada
golongan transaksi tertentu, saldo akun, dan pengungkapan.
Respon terhadap Risiko yang telah Dinilai

Tim perikatan grup harus menentukan tipe pekerjaan


yang dilaksanakan oleh tim perikatan grup, atau auditor
komponen atas nama tim perikatan grup, terhadap
informasi keuangan komponen dan harus juga
menentukan sifat, saat, dan luas keterlibatan mereka
dalam pekerjaan auditor komponen
Proses Konsolidasi

Tim perikatan grup harus merancang dan


melaksanakan prosedur audit lebih lanjut atas proses
konsolidasi untuk merespons risiko yang telah dinilai
tentang kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan grup yang timbul dari proses konsolidasi
STANDAR AUDIT (“SA”) 610

Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal


Tujuan Auditor

Untuk menentukan apakah akan Jika menggunakan pekerjaan


menggunakan pekerjaan tertentu tertentu auditor internal,
auditor internal, dan seberapa menentukan apakah pekerjaan
luas penggunaan pekerjaan tersebut cukup untuk tujuan
auditor internal tersebut; dan audit.
DOKUMENTASI

Kesimpulan yang ditarik atas pengevaluasian kecukupan


pekerjaan auditor internal, dan

Prosedur audit yang dilakukan oleh auditor eksternal atas


pekerjaan tersebut.
STANDAR AUDIT (“SA”) 620

Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor


Auditor bertanggung jawab tunggal terhadap opini audit
yang dinyatakan, dan tanggung jawab tersebut tidak
berkurang dengan penggunaan pekerjaan seorang pakar
auditor
Perikatan • Sifat, ruang lingkup dan objektivitas pekerjaan pakar;
dengan • Peran dan tanggung jawab auditor dan pakar;
• Sifat, saat, dan luas komunikasi anatara auditor dan
Pakar pakar;
• Ketentuan kerahasiaan
Auditor
Pengevaluasian Relevansi dan kelayakan dari temuan atau kesimpulan pakar;
atas Kecukupan
Pekerjaan Pakar
Auditor Jika melibatkan penggunaan asumsi dan metode signifikan, perlu dievaluasi relevansi
dan kelayakan asumsi dan metode tersebut; dan

Jika pekerjaan pakar tersebut melibatkan penggunaan data sumber yang signifikan bagi
pekerjaan pakar tersebut, perlu dievaluasi relevansi, kelengkapan, dan akurasi data
sumber tersebut.
Pengacuan ke • Auditor tidak boleh mengacu
ke pekerjaan seorang pakar
Pakar Auditor auditor dalam laporan auditor
yang berisi suatu opini tanpa
dalam Laporan modifikasian kecuali
diharuskan oleh peratuan
Auditor perundang – undangan.
STANDAR AUDIT (“SA”) 700

Perumusan Opini
dan Pelaporan atas Laporan Keuangan
Bentuk Opini

Opini Tanpa • Laporan keuangan disajikan dalam semua hal yang


material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
Modifikasian yang berlaku.

• Laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari


Opini Modifikasian kesalahan penyajian material, atau
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup
(SA 705) dan tepat
INFORMASI TAMBAHAN YANG DISAJIKAN DENGAN
LAPORAN KEUANGAN
Auditor harus mengevaluasi apakah informasi tambahan tersebut
dibedakan secara jelas dari laporan keuangan auditan.

Jika tidak dibedakan secara jelas:

• Auditor harus meminta menajemen untuk mengubah penyajiannya


• Jika manajemen menolak, auditor harus menjelaskan dalam laporan auditor
bahwa informasi tambahan tersebut tidak diaudit.
INFORMASI TAMBAHAN YANG DISAJIKAN
DENGAN LAPORAN KEUANGAN

Informasi tambahan yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,
tetapi merupakan suatu bagian integral dari laporan keuangan karena informasi tambahan
tersebut tidak dapat dibedakan secara jelas dari laporan keuangan auditan mengingat sifat
dan bagaimana informasi tersebut disajikan, harus dicakup oleh opini auditor.
STANDAR AUDIT (“SA”) 705

Modifikasi terhadap Opini dalam


Laporan Aditor Independen
Opini Modifikasian

Opini Wajar Opini Tidak


Opini Tidak
Dengan Menyatakan
Wajar
Pengecualian Pendapat
Keputusan penentuan jenis opini modifikasian

Sifat hal-hal yang menyebabkan modifikasi


(i) laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material atau,
(ii) terdapat ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat,

Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasifnya dampak atau


kemungkinan dampak hal tersebut terhadap laporan keuangan.
STANDAR AUDIT (“SA”) 706

Paragraf Penekanan suatu Hal dan Paragraf Hal


Lain dalam Laporan Auditor Independen
RUANG LINGKUP
Mengatur komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika
auditor memandang perlu untuk:
• Menarik perhatian pengguna laporan atas hal-hal yang disajikan atau
diungkapkan dalam laporan keuangan yang dianggap penting, yaitu bahwa hal-
hal tersebut dianggap fundamental bagi pemahaman pengguna laporan atas
laporan keuangan (paragraf Penekanan suatu Hal).
• Menarik perhatian pengguna laporan atas hal-hal selain yang disajikan atau
diungkapkan dalam laporan keuangan, yang relevan dengan pemahaman
pengguna laporan atas audit, tanggung jawab auditor, atau laporan auditor
(paragraf Hal Lain).
PARAGRAF PENEKANAN SUATU HAL
DALAM LAPORAN AUDITOR
Dicantumkan ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa tidak
terdapat kesalahan penyajian atas hal tersebut dalam laporan keuangan.

Ketika mencantumkan paragraf Penekanan suatu Hal, auditor harus:

• Mencantumkannya segera setelah paragraf Opini.


• Menggunakan sub judul “Paragraf Penekanan suatu Hal”.
• Mencantumkan acuan yang jelas atas hal yang ditekankan tersebut, lokasi pada laporan
keuangan tempat pengungkapan relevan disajikan, dan penjelasan memadai tentang hal
tersebut.
• Menyatakan bahwa opini auditor tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal yang ditekankan
tersebut
PARAGRAF HAL LAIN DALAM LAPORAN AUDITOR

Dicantumkan ketika terdapat hal terkait yang dijelaskan dalam Ruang Lingkup SA
706 tersebut di atas selama tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

Ketika mencantumkan paragraf Hal Lain, auditor harus:

• Mencantumkannya segera setelah paragraf Opini dan paragraf Penekanan


suatu Hal (jika ada).
• Menggunakan sub judul “Hal Lain”.
KOMUNIKASI DENGAN PIHAK
YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS TATA KELOLA

Ketika auditor merasa bahwa ia akan mencantumkan paragraf Penekanan suatu Hal atau
paragraf Hal Lain dalam laporannya, auditor harus mengomunikasikan hal tersebut
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai hal tersebut dan
susunan kata-kata yang diusulkan dalam laporan auditor yang terkait dengan hal tersebut.
Penyusunan • Auditor harus menyusun dokumentasi audit
dalam sebuah folder audit dan melengkapi
Folder proses administratif yang diperlukan secara tepat
waktu setelah tanggal laporan audit (tidak lebih
Audit Final dari 60 hari setelah tanggal laporan auditor).
• Setelah penyusunan folder audit final selesai dilakukan,
Penyusunan auditor tidak boleh menghapus atau membuang
dokumentasi audit apapun sebelum masa penyimpanan
yang disyaratkan berakhir. (Pada umumnya tidak boleh
Folder Audit kurang dari 5 tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari:
• Laporan auditor atas LK entitas, atau
Final • Laporan auditor atas LK Konsolidasian entitas dan Entitas
Anak)
STANDAR AUDIT (“SA”) 710
Informasi Komparatif – Angka Koresponding dan
Laporan Keuangan Komparatif
Sifat Informasi Komparatif
Pendekatan Angka Pendekatan Laporan Keuangan
Koresponding Komparatif

Opini Auditor mengacu


Opini auditor mengacu pada tiap periode yang
pada periode kini tercantum dalam
laporan keuangan
Prosedur Audit

Informasi telah diklasifikasikan dengan tepat

• Informasi komparatif cocok dengan periode sebelumnya


• Kebijakan akuntansi konsisten dengan periode sebelumnya
Jika ada kemungkinan salah saji material ketika melakukan audit periode kini,
auditor harus melakukan prosedur audit tambahan

Meminta representasi tertulis untuk semua periode yang tercantum dalam laporan
keuangan
Pelaporan Audit

Jika laporan auditor periode lalu berisi opini modifikasian dimana


modifikasiannya belum terselesaikan hingga kini, maka auditor harus
memodifikasi laporan auditor periode kini

Jika auditor menemukan bukti audit bahwa ada salah saji material periode
lalu tetapi telah diterbitkan opini tanpa modifikasian, dan angka
koresponding belum dinyatakan kembali atau pengungkapan belum
memadai, auditor harus memberikan opini wajar dengan pengecualian atau
opini tidak wajar untuk laporan keuangan periode kini
Laporan Periode Lalu Diaudit Auditor Pendahulu

Auditor harus menyatakan dalam suatu Paragraph Hal Lain

• Laporan keuangan periode sebelumnya diaudit auditor


lain
• Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor pendahulu, jika
opini tersebut dimodifikasi, sebutkan alasan modifikasi
tersebut
• Tanggal laporan tersebut
Laporan Keuangan Periode Lalu Tidak Diaudit

Pernyataan tersebut tidak membebaskan


Auditor menyatakan dalam Paragraph Hal Lain
auditor dari ketentuan memperoleh bukti audit
bahwa angka koresponding tidak diaudit
yang cukup dan tepat terkait saldo awal

Anda mungkin juga menyukai