D A F TA R I S I
DIRJEN TALK’S
44 Kerangka Pelaporan Keberlanjutan Pemerintah
03
Indonesia
Oleh : Kresia Ramadanty
49
Perkembangan Indikator Sektor Perdagangan dan
Sektor Transportasi sebagai Dampak Pelonggaran
PSBB
Oleh : Wiranda Baihaqi
UTAMA
OPINI
05
Melihat Sisi Lain dari Pandemi Covid-19
54
Oleh : Dedy Sunaryo Penjaminan Infrastruktur Dalam Rangka Mendukung
Program Pemulihan Ekonomi Nasional
70
Indonesia Membandingkan Program Pemulihan Ekonomi Di
Oleh : Hadi Setiawan dan Singgih Riphat Masa Pandemi Di Beberapa Negara
Oleh : Diah Chandra Kirana
TIM REDAKSI
Penanggung Jawab : Heri Setiawan, Brahmantio Isdijoso, Riko Amir | Redaktur : Syahrir Ika, Albertus Kurniadi Hendartono, Tony
Prianto, Fajar Hasri Ramadhana, Herry Indratno, Farid Arif Wibowo | Penyunting : Novijan Janis, Riza Azmi, Hani Widyastuti, Hadi
Setiawan, Mohamad Nasir, Eko Nur Surachman | Sekretariat : Indria Wardhani, Andi Abdurrochim, Annisa Fitriyanti, Okta Martua
Sitanggang, Muhammad Sharaqi Zaman.
PENERBIT
Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan Negara – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Gedung Frans Seda lantai 1, Jl. Dr. Wahidin No. 1, Jakarta Pusat 10710,
Telp. 021-3505052 ext. 2112, Fax. 021-3846786, Email: buletin.irf@kemenkeu.go.id
Percetakan : PT Dasa Prima cabang CANO | Layout dan Desain Grafis : karyanirwasita.com
Redaksi menerima kontribusi tulisan dan artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Tulisan dan artikel ditulis dalam huruf
arial 11, spasi 1,5, maksimal 10 halaman A4. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi.
Pandangan, gagasan, atau ide yang termuat dalam buku ini bukanlah representasi dari pikiran atau kebijakan yang keluar dari Dit.
PRKN, DJPPR, Kementerian Keuangan, melainkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
P
andemi Covid-19 datang bahkan di saat dunia sedang
menghadapi berbagai tantangan lain yang belum terselesaikan
Saat ini seperti krisis utang di Eropa, pertumbuhan ekonomi yang rendah
perekonomian di beberapa negara maju seperti di Eropa dan Jepang, dan juga perang
dagang antara Amerika dan Tiongkok. Datangnya pandemi ini tentunya
dunia sedang menambah ketidakpastian arah perekonomian ke depannya. Terlebih
lagi, pandemi ini juga mempengaruhi tidak hanya ekonomi, namun
menghadapi mencakup sektor yang lebih luas yaitu sosial dan kesehatan. Sementara
tantangan yang itu, perkembangan Covid-19 sendiri masih terus menunjukkan tren
yang meningkat secara kumulatif. Kasus Covid-19 di dunia semakin
bisa dibilang bertambah dan mencapai total kasus lebih dari 30 juta di lebih dari
200 negara di dunia1. Di Indonesia sendiri, total kasus mencapai lebih
luar biasa. dari 250 ribu dengan penyebaran paling luas di pulau Jawa. Sementara
itu, pengembangan vaksin masih terus dilakukan dan diperkirakan
baru tahun depan selesai dan diproduksi secara masal.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan Indonesia masih tumbuh relatif stabil di tahun
sisi lain dari pandemi Covid-19 khususnya dari sisi 2019 sebesar 5% sebagaimana terlihat di Tabel
positif atas keberadaan pandemi ini. 1. Perlambatan pertumbuhan ekonomi mulai
dirasakan pada triwulan pertama tahun 2020 di
Dampak dari Pandemi Covid-19 mana ekonomi hanya tumbuh sebesar 3%. Pada
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi waktu ini, Indonesia mulai menerapkan pembatasan
perekonomian global secara masal. Lembaga sosial berskala besar (PSBB) di pertengahan bulan
internasional seperti IMF dan World Bank Maret 2020 di mana hal tersebut ternyata cukup
sebelumnya memprediksikan perekonomian dunia mempengaruhi aktivitas ekonomi. Di triwulan kedua,
tumbuh positif di tahun 2020 sebesar 3,3% (IMF) pertumbuhan ekonomi tumbuh negatif sebesar
atau sebesar 2,5% (World Bank). Namun dengan -5,3%. Terjadi penurunan yang sangat signifikan di
adanya pandemi ini, lembaga tersebut melakukan semua item pengeluaran. Konsumsi rumah tangga
revisi outlook pertumbuhan ekonomi di tahun sebagai penopang pertumbuhan ekonomi terbesar
2020 yang sebelumnya positif berubah menjadi mengalami kontraksi sebesar -5,6%. Investasi
negatif yang cukup dalam. Berdasarkan rilis yang (Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)) sebagai
dikeluarkan bulan Juni 2020 pertumbuhan ekonomi penopang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua
dunia diproyeksikan akan tumbuh negatif sebesar juga terkontraksi sebesar -8,6%. Ekspor dan impor
-4,9% (IMF)2 atau -5,2% (World Bank)3. Realisasi terkontraksi paling dalam (di atas dua digit) masing-
pertumbuhan ekonomi di banyak negara telah masing sebesar -11,7% dan -17% akibat aktivitas
mengkonfirmasi proyeksi negatif ini. Banyak negara perdagangan internasional yang terbatas yang
di Eropa seperti Spanyol, Inggris, Perancis, Italia, disebabkan banyak negara melakukan lockdown.
Di triwulan ketiga 2020, ekonomi Indonesia
Jerman telah mengalami pertumbuhan ekonomi
diproyeksikan tumbuh negatif dalam range -2,9%
negatif baik di triwulan pertama dan triwulan kedua
sampai dengan -1%. Berdasarkan proyeksi ini, maka
secara berturut-turut atau lebih dikenal dengan
Indonesia diproyeksikan akan mengalami resesi
istilah resesi. Beberapa negara di kawasan Asia
karena mengalami pertumbuhan ekonomi negatif
juga bernasib sama, diantaranya adalah Filipina,
selama dua triwulan berturut-turut. Di triwulan ketiga,
Singapura, Thailand, Jepang yang juga sudah berada
semua item pengeluaran mencatatkan negatif
di zona resesi. Di triwulan ketiga, banyak negara
kecuali pengeluaran pemerintah yang masih tumbuh
diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan negatif
positif. Terlihat bahwa pengeluaran pemerintah
sehingga banyak negara lainnya juga akan menyusul
menjadi penopang pertumbuhan di triwulan ketiga.
masuk di dalam zona resesi.
Untuk tahun 2020 secara keseluruhan, pertumbuhan
Bagaimana dengan perekonomian Indonesia? ekonomi diperkirakan masih akan bertumbuh negatif
Dilihat dari sisi pengeluaran, perekonomian dalam range -1,7% sampai dengan -0,6%.
terus mengalami peningkatan di bulan Januari dan SBN oleh asing naik hanya 1% (sekitar Rp125 triliun).
menjadi 28,4% (sekitar Rp804,4 triliun) di Februari, Di sisi lain, kepemilikan oleh bank naik sebesar 3,6%
meningkat lebih dari 7% (sekitar Rp223 triliun) (sekitar Rp155 triliun) dan yield turun sebesar yaitu
sebelum akhirnya menurun di bulan Maret 2020. 120bps. Fenomena meningkatnya peran investor
Ketika bulan Maret tersebut, yield naik cukup tinggi domestik ini juga terjadi di pasar saham7. Investor
mencapai 7,31%. asing cenderung melakukan net sell, namun indeks
Setelah bulan Maret 2020, terjadi fenomena yang harga saham gabungan masih dalam tren meningkat
cukup menarik di pasar SBN. Porsi kepemilikan asing karena di-support oleh investor domestik. Tentunya
terus menurun hingga mencapai 28,14% di bulan hal ini merupakan hal yang dicita-citakan dan
September 2020 (per tanggal 22). Sementara itu, menjawab permasalahan yang ada selama ini di
posisi yield juga menurun mencapai 5,67%. Bahkan, mana diharapkan partisipasi investor domestik yang
posisi ini lebih rendah dari posisi di akhir tahun meningkat.
2019. Menurunnya yield ini disebabkan antara lain Namun terdapat pertanyaan apakah hal ini akan
oleh keluarnya investor asing dari pasar SBN. Namun menjadi sustainable? Apabila kita lihat kondisi
di sisi lain, terlihat juga bahwa porsi kepemilikan likuiditas perbankan saat ini memang cukup
bank di pasar SBN terus menunjukkan peningkatan. melimpah. Likuiditas yang melimpah tersebut
Porsi kepemilikan bank di pasar SBN mencapai diantaranya disebabkan kebijakan Bank Indonesia
36,12% di bulan September, meningkat 150% yang menurunkan ketentuan giro wajib minimum
dibandingkan dengan akhir tahun 2019. Jadi dapat sehingga menambah likuiditas yang harus di-
dikatakan bahwa keluarnya investor asing dapat di- spend oleh perbankan. Di saat yang bersamaan,
back up oleh investor dalam negeri, dalam hal ini kredit perbankan ke sektor riil justru mengalami
oleh perbankan. Secara kumulatif (akhir Desember penurunan yang cukup signifikan dan hanya tumbuh
2019 s.d. September 2020), kepemilikan SBN oleh sebesar 1% di bulan Juli (yoy)8. Penurunan tersebut
asing turun lebih dari 10% (sekitar Rp125 triliun). Di disebabkan oleh masih rendahnya permintaan
sisi lain, kepemilikan oleh bank naik lebih dari 15% dikarenakan perlambatan ekonomi yang disebabkan
(sekitar Rp626 triliun) dan yield turun 76bps. Apabila oleh pandemi Covid-19. Hal ini tentunya mendorong
dibandingkan dengan periode yang sama tahun perbankan untuk mencari investasi lain yaitu ke
sebelumnya (akhir Desember 2018 s.d. September pasar SBN sehingga mendorong kepemilikan bank
2019), dapat dikatakan bahwa sebenarnya kinerja atas SBN menjadi naik.
tahun ini lebih baik yang terlihat dari peningkatan Yang menjadi perhatian selanjutnya adalah
kepemilikan domestik yang signifikan dan turunnya bahwa bisnis utama perbankan sebenarnya
yield. Di periode yang sama tahun lalu, kepemilikan adalah penyaluran kredit, bukan investasi di sektor
Sumber: Kemenkes
bantuan pangan, insentif bagi dunia usaha dan Untuk bantuan sektoral Kementerian/Lembaga
program lainnya. Sedangkan di India misalnya dan Pemerintah Daerah, telah dianggarkan total
stimulus fiskal dilakukan untuk peningkatan belanja Rp106,11 triliun yang digunakan untuk Program
alat kesehatan, bantuan tunai dan pangan bagi Padat Karya K/L; Insentif Perumahan; Pariwisata;
masyarakat berpenghasilan rendah, dukungan bagi Dana Insentif Daerah (DID) Pemulihan Ekonomi yang
dunia usaha dan lainnya. diprioritaskan untuk mendorong pemulihan ekonomi
Adapun untuk Indonesia, total biaya penanganan di daerah serta penanganan Covid-19 bidang
Covid-19 sekitar Rp695,2 triliun yang difokuskan kesehatan dan bantuan sosial; Cadangan DAK
untuk 6 sektor yaitu perlindungan sosial, insentif Fisik; Fasilitas Pinjaman Daerah yang dapat menjadi
dunia usaha, pembiayaan korporasi, dukungan bagi sumber alternatif dukungan pendanaan bagi daerah;
sektor kementerian/lembaga dan Pemda, sektor dan Cadangan Perluasan.
UMKM dan sektor kesehatan. Dari keenam sektor Selanjutnya, dalam rangka menjaga agar pelaku
tersebut, biaya penanganan terbesar digunakan usaha tetap bergerak dan ekonomi Indonesia
untuk perlindungan sosial sebesar Rp203,90 triliun, tumbuh, Pemerintah juga mengalokasikan dana
biaya terbesar kedua adalah untuk sektor UMKM sebesar Rp120,61 triliun untuk insentif usaha
sebesar Rp123,46 triliun dan seterusnya. Rincian dengan rincian: PPh 21 Ditanggung Pemerintah;
kegiatan dan biaya yang dibutuhkan tertera dalam Pembebasan PPh 22 Impor; Pengurangan Angsuran
Gambar 2. PPh 25; Pengembalian Pendahuluan PPN; Penurunan
Pemerintah mengalokasikan dana dengan total Tarif PPh Badan; serta stimulus lainnya. Dengan
sebesar Rp203,9 triliun pada sektor perlindungan demikian, wajib pajak yang memenuhi ketentuan
sosial. Adapun rincian alokasi dana tersebut yaitu: akan memperoleh penghasilan tambahan berupa
Program Keluarga Harapan; Kartu Sembako; pengurangan pajak, maupun pembebasan pajak.
Bansos Sembako Jabodetabek; Bansos Tunai Non- Selain itu, Pemerintah mengalokasikan total sebesar
Jabodetabek; Kartu Prakerja; Diskon Listrik; Logistik/ Rp53,57 triliun pada sektor pembiayaan korporasi.
Pangan/Sembako; BLT Dana Desa. Dengan adanya Dana tersebut dianggarkan untuk: Penempatan dana
bantuan pada sektor perlindungan sosial tersebut, untuk Restrukturisasi Padat Karya; PMN kepada
diharapkan sisi konsumsi (demand side) bisa BUMN; dan Pinjaman. Dalam rangka melindungi
ditingkatkan kembali karena, kebijakan mendorong sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Pemerintah
sisi produksi (supply side) tidak akan efektif jika mengalokasikan dana sebesar Rp123,46 triliun
permintaan (konsumsi) masih melemah. Pertimbangan dengan rincian kegiatan yaitu Subsidi bunga;
tersebut yang melandasi program perlindungan Penempatan Dana untuk Restrukturisasi; Belanja
sosial dalam rangka memulihkan ekonomi nasional. IJP; Penjaminan untuk Modal Kerja (Stop Loss); PPh
Penjaminan Pemerintah
Sebagai Salah Satu Mitigasi
Pandemi Covid-19 untuk
Mendukung Pelaku Usaha
Berbagai negara memberikan
dukungan dalam rangka menjaga agar
Sumber: Kemenkeu
pelaku usaha tetap bergerak. Seperti
negara Inggris melalui program “Corona Virus Large kepada debitur dalam rangka mendukung dan
Business Interruption Loan Scheme”, yaitu skema mengembangkan ekosistem UMKM, dan koperasi,
penjaminan Kredit dari Pemerintah kepada Lembaga dan debitur lainnya serta mendukung percepatan
Pemberi Pinjaman (maksimal Penjaminan £200 juta) pemulihan ekonomi nasional. Selain kedua modalitas
dengan risiko gagal bayar yang ditanggung Pemerintah tersebut, pemerintah juga dapat melakukan investasi
sebesar 80%. Di sisi lain, di negara Singapura juga pemerintah. Dan yang terakhir, pemerintah dapat
memberikan dukungan bagi perusahaan untuk memberikan jaminan baik langsung oleh pemerintah
memperoleh pinjaman pembiayaan perdagangan maupun melalui badan usaha penjaminan yang
jangka pendek melalui skema “Loan Insurance ditunjuk. Skema kebijakan Penjaminan Pemerintah
Scheme (LIS)” dari Participating Financial Institutions diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit
(PFI). Pada skema tersebut, terdapat risk sharing dari sektor perbankan kepada pelaku usaha,
kepada pemerintah sebesar 90% dari risiko PFI. sehingga akan berdampak secara positif terhadap
Sedangkan negara Malaysia memberikan dukungan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional.
kepada perusahaan melalui program “Guarantee Program penjaminan kredit modal kerja
Facility Scheme for Corporate (PRIHATIN)” yang dikeluarkan pemerintah dengan pertimbangan
dikelola oleh Dana Jamin Nasional Berhad. bahwa perbankan cenderung untuk menahan dalam
Di Indonesia, Pemerintah memberikan dukungan pemberian kredit yang dikarenakan peningkatan
kepada pelaku usaha baik pada sektor riil maupun risiko kredit macet/non-performing loan (NPL)
sektor keuangan, melalui empat modalitas di pelaku usaha/debitur. Penahanan laju kredit
yaitu penyertaan modal negara, penempatan perbankan terlihat dari beberapa rasio likuiditas
dana, investasi pemerintah, dan penjaminan. perbankan yang meningkat pada Maret 2020.
Penyertaan modal negara dilakukan dalam rangka Beberapa rasio likuiditas yang meningkat antara lain
memperbaiki struktur permodalan BUMN dan/ rasio alat likuid dengan dana pihak ketiga (AL/DPK)
atau anak perusahaan BUMN yang terdampak yang mencapai angka 24,16% lebih tinggi dari batas
pandemi Covid-19 dan/atau untuk meningkatkan minimal sebesar 10%, selanjutnya rasio alat likuid
kapasitas usaha BUMN dan/atau anak perusahaan dengan non-core deposit (AL/NCD) yang mencapai
BUMN termasuk untuk melaksanakan penugasan 112,9% jauh di atas batas minimal sebesar 50%
khusus oleh pemerintah dalam pelaksanaan dan liquidity coverage ratio (LCR) yang mencapai
program pemulihan ekonomi nasional. Program 212,05% yang juga di atas ambang batas sebesar
penempatan dana dilakukan oleh Pemerintah 100%. Hampir seluruh rasio likuiditas perbankan
dengan menempatkan sejumlah dana pada bank mengalami peningkatan dibanding periode
umum tertentu dengan bunga tertentu dengan sebelumnya yaitu Desember 2019.
tujuan memberikan dukungan likuiditas kepada Di sisi lain, terjadi peningkatan rasio loan at risk
perbankan untuk menyalurkan kredit/pembiayaan secara signifikan mulai kuartal I 2020 dibandingkan
Sumber: Kemenkeu
7. batas akhir penerbitan penjaminan paling lambat Kondisi pandemi yang tidak memiliki preseden
tanggal 30 November 2021. sebelumnya menimbulkan banyak ketidakpastian
terutama dalam menentukan indikator-indikator
UMKM yang memenuhi kriteria tersebut, dapat
mengajukan kredit modal kerja baru atau tambahan keuangan salah satunya penentuan proyeksi NPL,
kredit modal kerja dalam rangka restrukturisasi sebagai refleksi risiko dimasa depan, yang menjadi
kepada perbankan yang telah bekerja sama dengan sangat sulit untuk dilakukan. Namun demikian,
Jamkrindo ataupun Askrindo dengan kriteria berupa Pemerintah bersama IndonesiaRe yang ditugaskan
bank umum yang memiliki reputasi baik serta untuk melakukan analisis aktuaria, melakukan
tergolong bank dengan kategori sehat dengan perhitungan dengan memperhatikan data-data
peringkat komposit satu atau dua sesuai data yang tersedia. Adapun proyeksi NPL sebagai proksi
OJK. Atas perjanjian kredit antara UMKM dan bank risiko, didasarkan pada hubungan regresi polynomial
penerima jaminan yang telah memenuhi kriteria, dengan GDP sebagai variabel bebasnya. Dengan
Jamkrindo atau Askrindo melakukan penjaminan simulasi Montecarlo maka diperoleh proyeksi NPL
dengan metode otomatis bersyarat/Conditional untuk pertama kali ditetapkan sebesar 20%. Adapun
Automatic Cover (CAC) untuk pinjaman sampai untuk periode atau tahun berikutnya potensi NPL
dengan Rp1 miliar dan penjaminan secara case tersebut akan menurun sejalan dengan perbaikan
by case (CBC) untuk pinjaman di atas Rp1 miliar. GDP. Sedangkan penetapan IJP loss limit dilakukan
Coverage penjaminan yang diberikan Jamkrindo melalui simulasi klaim penjaminan selama program
maupun Askrindo ditetapkan sebesar 80% dari penjaminan. Dengan proyeksi NPL tersebut,
risiko kredit dan sisanya ditanggung oleh perbankan Pemerintah melalui Menteri Keuangan menetapkan
agar memitigasi risiko terjadinya moral hazard besaran IJP sebesar 7.65% per tahun serta premi IJP
dalam penyaluran kredit kepada calon debitur. Loss limit yang diterima Pemerintah sebesar 1% per
Atas penjaminan tersebut, Jamkrindo dan Askrindo tahun.
mengajukan pembayaran IJP kepada Pemerintah Melalui program penjaminan kredit modal
setiap bulannya. kerja bagi UMKM, Pemerintah menargetkan dapat
Penentuan besaran tarif IJP dan IJP Loss limit menyalurkan tambahan kredit modal kerja baru
menjadi satu hal yang cukup krusial dalam skema bagi UMKM sebesar Rp80 triliun sampai Rp100
penjaminan modal kerja yang harus merefleksikan triliun yang akan disalurkan secara bertahap hingga
potensi risiko yang akan ditanggung dimasa depan. bulan November 2021. Dengan tenor pinjaman yang
Sumber: Kemenkeu
U TA M A
P
erpres 54/2020 yang diubah dengan Perpres 72/2020
yang telah ditetapkan juga telah menetapkan bahwa postur APBN tahun
menjadi UU Nomor 2020 berubah dari sebelumnya nilai pembiayaan hanya
sebesar Rp307 triliun berubah menjadi Rp1.039 triliun atau
2 Tahun 2020 yang defisit sebesar 6,34%. Nilai defisit ini apabila dilihat lebih
berisi kebijakan untuk rinci lagi berisi pembiayaan utang yang naik dari sebelum nya
penanganan pandemi sebesar Rp352 triliun menjadi Rp1.220 triliun.
Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi
Covid-19 antara lain
Indonesia untuk memitigasi penyelesaian defisit tersebut.
berisi pemberian Apalagi UU Nomor 2 Tahun 2020 juga berisi perubahan tarif
kewenangan kepada PPh Badan pada tahun 2020 dan 2021 menjadi sebesar 22%,
kemudian pada tahun 2022 menjadi 20%. Hal tersebut tentu
Pemerintah untuk nya mengurangi basis pemajakan di Indonesia. Salah satu jalan
melampaui defisit untuk memitigasi bagaimana menyelesaikan utang dimasa
anggaran sebesar 3% depan adalah dengan cara menambah basis pemajakan baru
yang belum ada selama ini. Pengenaan Pajak untuk transaksi
selama 3 tahun sampai Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) merupakan
dengan tahun 2022. salah satunya.
#IniUntukKita
anak cucu, dan hal-hal Apa daya, dapatnya hanya A minus. Sedih~
Persoalan utang negara itu banyak anggapan bahwa
ngeri lainnya. negara berhutang layaknya perorangan ngutang ke bank
itu sekarang justru di penjualan Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara 8.348.270.101.000
Surat Berharga Negara, bukan utang Penerbitan/Penjualan SBSN – Jangka Panjang 163.086.014.982.928
Imbalan Dibayar di Muka SBSN – Jangka Panjang 2.899.618.230.714
model IGGI atau CGI lagi. Besarnya
Penjualan Surat Perbendaharaan Negara Syariah 37.360.000.000.000
nggak tanggung-tanggung, menurut
Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara – Valas 119.059.172.200.200
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Penerimaan Penerbitan SBSN - Valas 29.517.600.000
Tahun Anggaran 2019, proporsinya
Penerimaan Penerbitan/Penjualan SBSN dlm Rangka 28.311.79.017.072
dapat dilihat pada Tabel 2.
Pembiayaan Proyek melalui SBSN PBS
Pada titik ini ada pola pikir yang Total Penerimaan 921.482.794.531.714
perlu disesuaikan. Kini negara Pengeluaran
itu lebih banyak berhutang pada Pelunasan SPN (109.440.000.000.000)
pembeli SBN, yang bisa saja institusi Pengeluaran untuk Pelunasan Obligasi Negara (152.631.506.730.386)
tapi—nah ini yang menarik—bisa juga Pembelian Kembali Obligasi (6.870.000.000.000)
perorangan. Pembayaran Utang Bunga Obligasi Negara (8.033.396.484.000)
Iya. Perorangan. Kamu-kamu- Pelunasan SBSN – Jangka Panjang (92.013.671.000.000)
kamu itu bisa lho ngutangin Pembayaran Imbalan Dibayar di Muka SBSN – Jangka (2.691.011.895.714)
atau tetangga yang potensi uang Pelunasan Obligasi Negara Valas (40.999.607.300.000)
kembalinya 50:50 dan mengandung Pelunasan SBSN Valas Jangka Panjang (21.465.000.000.000)
Total Pengeluaran (475.194.193.410.100)
konsekuensi bakal galakan yang
Jumlah SBN (Netto) 446.288.601.121.614
ngutang daripada yang ngutangin.
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Pusat TA 2019 (Audited)
Memberi hutang pada negara ini
dijamin kembali plus dapat untung
juga.
Jadi kalau tadi di awal narasi
ketakutan bahwa ketika negara
berhutang ke negara lain maka
negara ini dijual sebenarnya bisa
diubah ketika negara justru berutang
kepada rakyatnya sendiri. Model ini
sudah mulai jamak beberapa tahun
terakhir dan dikenal sebagai SBN
Ritel.
Gambaran umumnya, negara
akan membuka periode waktu
penjualan dan menetapkan bunga
Konsep Stimulus
Stimulus merupakan instrumen
yang dapat digunakan pemerintah
untuk mengurangi dampak
perlambatan ekonomi (resesi). Sumber: IMF, 2020
EDUKASI FISKAL
Kerangka Pelaporan
Keberlanjutan
Pemerintah Indonesia
Oleh: Kresia Ramadanty
Kepala Seksi Akuntansi Pinjaman, Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen, DJPPR; email: kresia@kemenkeu.go.id
Laporan Keberlanjutan Sektor Publik di Peta jalan tersebut menjelaskan bahwa terdapat
Indonesia 3 sumber pembiayaan SDG, di mana salah satunya
adalah Pemerintah. Pemerintah memiliki peran
Kementerian Perencanaan Pembangunan
penting dalam mewujudkan tujuan SDG, di mana
Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan
Aaronson (2002) menyatakan bahwa Pemerintah
Pembangunan Nasional telah menerbitkan Roadmap
of SDGS Indonesia, Towards 2030 pada tahun 2019. merupakan pendorong inisiatif keberlanjutan
Dokumen tersebut mendefinisikan masalah dan yang membuat kebijakan dan peraturan untuk
proyeksi indikator SDGs utama di setiap tujuan, mewujudkan perilaku yang bertanggung jawab, baik
termasuk tujuan dan kebijakan yang sifatnya untuk pemerintah, sektor komersial, organisasi non-
forward-looking untuk mencapai target tersebut. profit dan masyarakat secara keseluruhan.
Roadmap of SDGS Indonesia (Peta jalan menuju Laporan keberlanjutan sektor publik di Indonesia
SDG) menyediakan 60 indikator SDG dari 17 tujuan dapat dimulai dengan pembuatan kerangka
EDUKASI FISKAL
Perkembangan Indikator
Sektor Perdagangan dan Sektor
Transportasi sebagai Dampak
Pelonggaran PSBB
Oleh: Wiranda Baihaqi
Pelaksana pada Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, BKF; email: wiranda.baihaqi@kemenkeu.go.id
D
Aturan pembatasan sosial iantara sektor ekonomi yang sensitif terhadap
mobilitas adalah sektor perdagangan besar
berskala besar (PSBB) karena dan eceran; dan sektor transportasi dan
pandemi Covid-19 mengurangi pergudangan. Dalam masa PSBB, masyarakat akan
laju mobilitas masyarakat dan selektif dalam melakukan pembelian barang serta
mengurangi kegiatan transportasinya dari kota ke
pada akhirnya menjadi pemicu kota dan antar provinsi. Namun, pemerintah sudah
utama kontraksi pertumbuhan semakin melonggarkan kebijakan PSBB mulai bulan
Juni 2020 ini. Pelonggaran PSBB membuat mobilitas
ekonomi Indonesia pada
masyarakat menjadi lebih tinggi. Mobilitas masyarakat
triwulan II dan III 2020. yang semakin meningkat adalah salah satu faktor
Pengangkutan Barang
Ternyata, kontraksi yang terjadi
pada angkutan barang tidak
sedalam yang terjadi pada angkutan
penumpang. Seperti terlihat pada
puncak kontraksi yang terjadi pada
bulan Mei. Pada bulan itu angkutan
penumpang, seperti pada moda
transportasi kereta api terjadi Grafik 6. Penambahan Kasus Positif Covid-19
kontraksi sebesar minus 84,4%, bulanan (ribu orang)
sedangkan angkutan barangnya
hanya minus 28,9%. Lalu angkutan
penumpang pada moda transportasi
penerbangan terkontraksi sebesar
minus 98,5%, sedangkan angkutan
barangnya minus 56,7%. Yang
terakhir pada moda transportasi
pelayaran di pelabuhan, angkutan
penumpangnya mengalami
kontraksi sebesar minus 86,8%,
sedangkan angkutan barangnya
hanya minus 28,9%. Dalam
perkembangannya, dari Mei menuju
bulan-bulan berikutnya, angkutan Sumber: Kementerian Kesehatan (Data diolah)
Kesimpulan
Dari 4 indikator yang dipantau, yang meliputi
penjualan kendaraan, penjualan eceran,
pengangkutan penumpang, serta pengangkutan
barang, pergerakannya mengikuti kebijakan PSBB
yang diberlakukan. Saat PSBB ketat di bulan Mei,
keempat indikator mengalami kinerja yang paling
buruk yaitu puncak dari kontraksi. Bulan-bulan
setelahnya seiring dengan dilonggarkannya PSBB,
terjadi turning point atau titik balik pemulihan yang
ditunjukkan dengan pertumbuhan di keempat
indikator dengan kontraksi semakin mengecil. Ini Referensi :
berarti menunjukkan adanya suatu perbaikan.
Sehingga memberikan harapan besar untuk
• Google mobility report (https://www.google.com/
memulihnya pertumbuhan ekonomi, khususnya covid19/mobility/)
dari sektor perdagangan besar dan eceran dan • BPS, (https://www.bps.go.id/subject/17/transportasi.
sektor transportasi dan pergudangan. Tapi, pada html#subjekViewTab3)
• Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
bulan Oktober pergerakannya melambat karena /GAIKINDO, (https://www.gaikindo.or.id/
terganjal oleh kembali diberlakukannya PSBB ketat indonesian-automobile-industry-data/)
pada pertengangan september sampai pertengahan • Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia /AISI (https://
www.aisi.or.id/statistic/)
Oktober. Pengetatan PSBB dilakukan seiring dengan • Bank Indonesia, (https://www.bi.go.id/id/publikasi/
jumlah kasus positif yang tidak kunjung turun. Hal survei/penjualan-eceran/Default.aspx)
ini disebabkan masyarakat tidak berperilaku disiplin • Kementerian Kesehatan, (https://www.kemkes.go.id/
article/view/20031900002/Dashboard-Data-Kasus-
untuk menerapkan protokol kesehatan seperti 3M Covid-19-di-Indonesia.html)
(mencuci tangan dengan sabun, memakai masker,
dan menjaga jarak) yang merupakan langkah
pencegahan penularan virus. Pada hasil survei
perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19
oleh BPS, yang dilakukan pada tanggal 7 sampai
dengan 14 September menunjukkan sekitar
73%-92% masyarakat yang baru menerapkan
protokol kesehatan 3M. Padahal, semakin kita bisa
mengendalikan dengan disiplin protokol kesehatan,
akan sangat membantu untuk menangani covid
dan kemudian untuk memulai pemulihan ekonomi
dan kegiatan sosial. Pandemi Covid-19 sangat
mempengaruhi keseluruhan elemen kehidupan
masyarakat dan perekonomian. Oleh karena itu
upaya pemerintah untuk tetap terus mengendalikan
OPINI
J
Sejak 2018 beberapa ika siklus krisis sepuluh tahunan itu benar adanya, maka
kita dapat memprediksi apa yang terjadi setelah krisis
analis terkemuka Asia 1998 dan krisis Global 2008. Berbagai penyebab
krisis menjadi topik diskusi yang hangat, diantaranya
internasional telah termasuk bergesernya active trading menjadi passive trading
mengingatkan dan semakin meningkatnya mekanisme perdagangan secara
otomatis, fiscal space yang semakin ketat, government
bahaya akumulasi spending yang terus meningkat, penerapan kebijakan defisit
yang terus menerus diberlakukan, serta terus meningkatnya
utang pemerintah di akumulasi utang, baik utang individu seperti credit card dan
berbagai negara. student loan, hingga utang korporasi dan utang pemerintah
(Focus Economics, 2018).
Kontribusi Program
Jaminan Sosial Nasional
dalam Masa Pandemi
Oleh: Eko Joko Susanto 1 dan Roki Gangsar Winoto2
1. Pelaksana pada Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan Negara, DJPPR; email: eko.joko@kemenkeu.go.id
2. Kepala Seksi Risiko Jaminan Sosial, Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan Negara, DJPPR; email: roki.winoto@kemenkeu.go.id
D
Sejak pandemi Corona ampak Covid-19 tidak hanya menyebabkan kenaikan
Virus Disease 2019 jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda, meluasnya
cakupan wilayah yang terkena bencana menimbulkan
(Covid-19) ditetapkan implikasi pada aspek ekonomi dan sosial yang berdampak luas
sebagai bencana nasional di Indonesia. Implikasi pada aspek ekonomi dan sosial telah
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan berpotensi
nonalam, Pemerintah terhadap ketidakmampuan perusahaan memenuhi hak
telah menerbitkan pegawainya termasuk membayar iuran jaminan sosialnya.
sejumlah kebijakan untuk Selanjutnya, ketidakmampuan perusahaan membayar
iuran jaminan sosial secara masif dapat berdampak pada
memitigasi dampaknya kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
terhadap masyarakat. Kesehatan dan Program Jaminan Ketenagakerjaan. Oleh
Membandingkan Program
Pemulihan Ekonomi di Masa
Pandemi di Beberapa Negara
Oleh: Diah Chandra Kirana
Kepala Seksi pada Direktorat Strategi dan Portofolio Pembiayaan, DJPPR; dchkirana@kemenkeu.go.id
Pandemi Covid-19
P
ertumbuhan negatif tersebut disebabkan oleh adanya
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberbagai
memberi dampak negara tidak terkecuali Indonesia yang menghambat
yang luar biasa bagi berbagai kegiatan ekonomi dan mempengaruhi kehidupan
perekonomian dunia. sosial masyarakat.
Berdasarkan hasil proyeksi dari International Monetary
Laju pertumbuhan Fund (IMF) dan World Bank pada bulan Juni 2020, IMF
ekonomi global memperkirakan pertumbuhan global diproyeksikan pada
diprediksi turun hingga –4,9 persen pada tahun 2020 dan tahun 2021 sebesar 5,4
persen. Sementara itu, (World Bank, 2020) memperkirakan
ke level negatif di tahun pertumbuhan global pada tahun 2020 terkontraksi sekitar
2020. -5,2% dan tahun 2021 sekitar 4,2%.
Filipina
Filipina adalah republik konstitusional
presidensial kesatuan, dengan Presiden
Filipina bertindak sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Posisi Filipina
sebagai negara kepulauan di Cincin Api
Pasifik dan dekat dengan ekuator membuat
negara tersebut rawan gempa dan topan.
Sumber Gambar : thejakartapost.com
Negara ini memiliki beragam sumber daya
alam dan tingkat keanekaragaman hayati
yang signifikan secara global. Filipina
memiliki luas wilayah sekitar 300.000 km2
dengan populasi sekitar 109 juta orang (en.
wikipedia.org, 2020).
Kasus Covid-19 di Filipina saat ini
telah mencapai sekitar 269 ribu kasus dengan total 1. Menyediakan emergency assistance pada semua
kasus sembuh sekitar 207 ribu jiwa dan total kasus sektor yang terpengaruh.
meninggal sekitar 4.663 jiwa (worldometers.info, 2. Menyediakan fasilitas dan sumber daya bagi
2020). Jumlah total kasus telah melampaui Indonesia sektor kesehatan dan frontliners.
sebagai negara terbesar terdampak pandemi virus 3. Membangun fiscal and monetary actions yang
corona di kawasan Asia Tenggara. Padahal, menurut responsif pada stakeholders.
(Bloomberg, 2020), Filipina merupakan negara di
4. Memformulasikan rencana pemulihan yang
Asia Tenggara yang melakukan lockdown terlama
responsif dan sustainable.
dan terketat (pertengahan Maret sampai akhir Mei).
Pada 26 Mei 2020, House of Representatives
Namun, belum ada tanda-tanda kurva kasus Covid-19
Commitee menyetujui PHP1,3 trilliun (sekitar
akan melandai di Filipina. Lonjakan kasus virus
$25,7 miliar) paket stimulus untuk membantu
corona di Filipina dikarenakan kebijakan pelonggaran
respon pemerintah terhadap krisis Covid-19. Pada
lockdown terlalu dini dan kesalahan pengetesan serta
10 Agustus 2020 Pemerintah Filipina kembali
kegagalan protokol karantina terhadap pekerja yang
menyepakati stimulus sebesar PHP162 miliar, atau
pulang dari negara lain.
setara US$3,3 miliar (sgv.ph, 2020).
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina PDB yoy
Pemerintah mengeluarkan paket fiskal senilai
tahun 2020 mengalami kontraksi sekitar -16,5%
PHP 595,6 miliar (3,1 persen PDB) untuk masyarakat
dengan nilai utang Pemerintah dibandingkan dengan
rentan untuk program-program berikut: (i) PHP205
PDB sekitar 41,5%, anggaran pendapatan dan
miliar program bantuan tunai (1,1 persen PDB)
belanja negara defisit sekitar -3,5%. Sebelumnya
bagi 18 juta keluarga miskin. Keluarga yang berhak
level utang terhadap PDB Filipina adalah sekitar
menerima akan ditransfer antara PHP5.000 dan
34,1% ketika memasuki krisis tetapi fiskal buffers
PHP8.000 per bulan selama dua bulan; (ii) lebih
ini terkikis dengan adanya guncangan pandemi dari PHP56 miliar dana (0,3 persen PDB) disiapkan
(tradingeconomics.com, 2020). untuk perlindungan sosial tenaga kerja yang rentan,
Filipina meluncurkan empat pilar atau tujuan termasuk pekerja migran; (iii) lebih dari PHP54
utama strategi ekonomi-sosial untuk menghadapi miliar dana untuk tanggap darurat medis terkait
Covid-19 yaitu: Covid-19 (0,3 persen PDB 2019); dan (iv) PHP120
Perjanjian Jaminan,
Perjanjian Pinjaman, dan
Perjanjian Pelaksanaan
Penjaminan atas
proyek Pengembangan
Jaringan Distribusi
PT PLN (Persero) di
wilayah Sulawesi
dan Nusa Tenggara
serta Kalimantan dan
Maluku-Papua
16 Desember 2020
Pemberian Persetujuan
Prinsip Viability Gap Fund
Proyek KPBU TPPAS
Legok Nangka
27 Juli 2020
2 November 2020