Anda di halaman 1dari 17

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

EL DINAR:Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah


Volume 9, No. 2, Tahun 2021
E ISSN: 2622-0083

PENGELOLAAN ZAKAT DI ERA PANDEMI COVID-19

Norvadewi1, Akhmad Nur Zaroni2,Fitri Rahmah3


1,2,3Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda


Jalan HAM Rifaddin, Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur,
75251, Indonesia

Penulis yang sesuai:


Nama Penulis: Fitria Rahmah
E-mail: fitria.rahmah@iain-samarinda.ac.id

Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana pengelolaan zakat di era
pandemi covid-19. Lembaga amil zakat perlu melakukan inovasi dalam hal
pengelolaan zakat, baik penghimpunan maupun pendistribusian zakat itu
sendiri, salah satunya terkait dengan digitalisasi pengelolaan zakat. Penelitian ini
dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DPU LAZ Kalimantan Timur telah melakukan inovasi dalam hal pengelolaan zakat
dengan memanfaatkan teknologi digital baik dalam penghimpunan maupun
penyaluran dana ZIS. Dalam penyaluran dana ZIS diarahkan pada penanganan
dampak covid-19 bagi Mustahik untuk membantu kesulitan ekonomi Mustahik
melalui program reguler di bidang kemanusiaan, dakwah, kesehatan, ekonomi,
dan pendidikan. Selain itu, beberapa program khusus juga ditambahkan, yakni
membantu tenaga medis dengan menyediakan alat pelindung diri, program gizi
garda terdepan terbaik, menyediakan sembako bagi para dhuafa, serta
pemberdayaan santri dan guru di masa pandemi ini. Penelitian ini menunjukkan
bahwa LAZ melakukan tindakan kemanusiaan khususnya di era pandemi.

Kata kunci: Pengelolaan Zakat, Pandemi Covid-19, Teknologi Digital

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana pengelolaan
zakat di era pandemi covid-19. Lembaga amil zakat perlu melakukan
inovasi dalam hal pengelolaan zakat, baik penghimpunan maupun
dana, salah satunya terkait dengan digitalisasi pengelolaan zakat.
Penelitian ini dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa DPU LAZ Kaltim telah melakukan inovasi dalam
hal pengelolaan zakat dengan memanfaatkan teknologi digital baik
dalam penghimpunan maupun penyaluran dana ZIS. Dalam
penyaluran dana ZIS diarahkan pada penanganan jalur covid-19 bagi
Mustahik. Misalnya, untuk membantu kesulitan ekonomi Mustahik
melalui program reguler di bidang kemanusiaan, dakwah, kesehatan,
ekonomi, dan pendidikan. Selain itu, beberapa program khusus juga
ditambahkan,

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|165


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

pandemi ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa LAZ melakukan aksi


kemanusiaan khususnya di era pandemi.

Kata kunci:Manajemen Zakat; Pandemi Covid-19; Teknologi Digital

PERKENALAN
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang muncul pada akhir tahun 2019
di Wuhan dan berkembang menjadi pandemi global telah menjadi masalah
krusial dunia (Chakraborty & Maity, 2020). Berbagai negara berusaha mengatasi
berbagai masalah sebagai dampaknya, tidak hanya berfokus pada penyelesaian
masalah kesehatan (Bambra et al., 2020; Tiirinki et al., 2020; Trougakos et al.,
2020; Wang & Tang, 2020), tetapi juga mengantisipasi dampak sosial ekonomi
dari pandemi ini (Almeida & Santos, 2020; Bernauer & Slowey, 2020; Ibn-
Mohammed et al., 2021).
Salah satu dampak sosial ekonomi dari penyebaran COVID-19 adalah
beberapa sektor industri telah terpengaruh dan gagal bertahan. Hal itu
menyebabkan peningkatan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan
pengangguran (Eichhorst et al., 2020; Karmaker et al., 2021; Mofijur et al., 2020).
Dampak sosial ekonomi dari pandemi COVID-19 juga dirasakan oleh Indonesia.
Kasus positif COVID-19 pertama kali terkonfirmasi pada Maret 2020, hingga saat
ini total kumulatif kasus terkonfirmasi mencapai 2.417.788 (Organisasi
Kesehatan Dunia, 2020).
Tingginya kasus di Indonesia membuat pemerintah turun tangan dengan
mengeluarkan serangkaian program dan kebijakan untuk memitigasi
penyebaran COVID-19, seperti Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) dan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). / Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM). Kondisi demikian berpengaruh terhadap perekonomian
Indonesia, ditandai dengan menurunnya pertumbuhan pertumbuhan PDB pada
triwulan II dan III tahun 2020 (Badan Pusat Statistik, 2020).

Gambar 1. Tingkat Pengangguran di Indonesia


Sumber: BPS, 2021

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|166


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

Dari Gambar 1, Selain peningkatan persentase pengangguran pada


periode Agustus 2020 hingga Februari 2021 dibandingkan periode sebelumnya
sebelum COVID-19 merebak dimana-mana, juga menjadi akselerator
peningkatan kemiskinan di Indonesia, mulai dari September 2020, sebanyak
27,55 juta orang atau meningkat 0,91% dibandingkan September 2019 (Badan
Pusat Statistik, 2021). Implikasinya, Indonesia perlu memperluas program
perlindungan sosialnya yang bertujuan untuk membantu masyarakat miskin
baru maupun masyarakat miskin yang ada.
Sistem keuangan sosial dalam Islam dapat menjadi solusi untuk mengatasi
beberapa permasalahan ekonomi yang ada, yaitu dengan mengoptimalkan
instrumen zakat dan wakaf untuk mengurangi tingkat kemiskinan (Hassan, 2010;
Beik & Arsyianti, 2013; Shaikh, 2016). Dalam hal ini, lembaga pengelola zakat di
Indonesia, baik Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) maupun Lembaga Amil Zakat
memiliki peran penting dalam mengantisipasi dampak penyebaran virus tersebut.
Berbagai upaya dapat dilakukan, antara lain upaya preventif dengan mengedukasi
masyarakat tentang hidup sehat, upaya kuratif dengan menyediakan fasilitas
kesehatan yang mendukung dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat miskin
yang terkena dampak virus corona-19 (Nurhidayat , 2020).
Ada beberapa tantangan yang dihadapi Badan atau Lembaga Amil
Zakat yaitu realisasi penghimpunan dana zakat jauh lebih rendah dari
proyeksi (Asfarina et al., 2019). Hal itu ditunjukkan dengan hasil proyeksi
potensi zakat yang dilakukan oleh Asfarina et al. (2019) dengan
menggunakan pendekatan Fiqh Kontemporer. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dana zakat yang dapat dihimpun di Indonesia sebanyak 216,54
triliun rupiah atau setara dengan 1,75% PDB (Asfarina et al., 2019),
sedangkan realisasi penghimpunan dana zakat pada tahun 2017 hanya
sebesar 4,19 triliun. . Hal ini menunjukkan bahwa proses penghimpunan
dana zakat belum optimal. Masalah lain yang dihadapi BAZ dan LAZ
dalam pandemi COVID-29 ini adalah anjuran untuk melakukan physical
distancing atau pembatasan jarak untuk mengendalikan penyebaran
COVID-19 (Newbold et al., 2020),

Meskipun penelitian terkait pengelolaan dana zakat di masa pandemi ini


telah dilakukan oleh (Amanda et al., 2021) menunjukkan bahwa dana zakat
disalurkan ke tiga sektor darurat kesehatan, sektor darurat sosial ekonomi, dan
berdasarkan program yang ada. Selain itu, BAZNAS juga membantu para da'i
yang terdampak virus Covid-19. Artinya, pelaksanaan zakat dalam penanganan
Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Ansoriyah dkk. (2020) menunjukkan bahwa pengelolaan zakat
dengan sistem lokalisasi memiliki pengaruh yang besar

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|167


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

kesempatan bagi Unit Pengumpul Zakat/Unit Pengumpul Zakat (UPZ) masjid


untuk membantu penanganan masyarakat yang terdampak pandemi secara
optimal. Selain itu, peran UPZ dalam mengatasi dampak pandemi hanya
terjadi pada bulan puasa dan belum memaksimalkan penggunaan zakat mal.
Minimnya pembinaan dari BAZNAS tentang peran UPZ membuat
pelaksanaan fungsi UPZ masjid tidak berjalan dengan baik. Tidak adanya
kegiatan pelaporan dan pemantauan juga menjadi salah satu kelemahan
UPZ masjid.
Baskoro & Karmanto (2020) mengatakan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan, kegunaan yang dirasakan, dan kepercayaan berpengaruh positif
terhadap niat perilaku. Kegunaan yang dirasakan memediasi efek kemudahan
penggunaan yang dirasakan dan kepercayaan pada niat perilaku. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat terkait kebijakan melalui pemanfaatan
platform crowdfunding untuk meningkatkan niat perilaku menyalurkan zakat, infak,
dan shodaqoh. Nurhidayat (2020) menyatakan bahwa lembaga zakat di Indonesia
Badan Amil Zakat Nasional(BAZNAS)dan Lembaga Amil Zakat(LAZ) saat ini masih
mengintegrasikan koleksi manual dan digital. Kedua strategi ini masih menjadi
andalan, disesuaikan dengan pembayar zakat (muzakki) segmentasi. Segmentasi
darimuzakkidi perkotaan dan milenialmuzakkilebih suka penggalangan dana digital.
Mengintegrasikan kebutuhan jawaban manual dan digital sekaligus memudahkan
muzakkidan membayar zakat.
Iskandar dkk. (2020) melakukan penelitian di LAZ Kaltim dan
Ummah Care Fund/Dan Peduli Umat(DPU). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa LAZ DPU Kalimantan Timur memiliki program
penyaluran dana murni tanpa pelunasan dan penyaluran dalam bentuk
pinjaman. Namun analisis SWOT yang dilakukan oleh Iskandar et al.
(2020) menunjukkan bahwa LAZ DPU Kaltim memiliki kelemahan
diantaranya; 1) Lembaga kekurangan sumber daya manusia sehingga
cukup sulit untuk melanjutkan program kegiatan di lembaga; 2) Penerima
Zakat (Mustahik) dari DPU LAZ Kalimantan Timur tidak mendapat
pembinaan secara terus menerus sehingga mengakibatkan kegagalan
usaha. Namun, DPU LAZ Kaltim. Berdasarkan temuan kontradiktif oleh
Amanda et al. (2021), Ansoriyah dkk. (2020), Baskoro & Karmanto (2020),
Nurhidayat (2020). Peneliti merasa perlu mengkaji ulang pengelolaan
zakat di DPU LAZ Kaltim, khususnya di masa pandemi.

TINJAUAN LITERATUR

Peran Ekonomi Islam dan Keuangan Sosial di Masa Pandemi Covid-19


Ini
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia
diharapkan dapat memainkan peran terbaiknya melalui berbagai bentuk atau model

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|168


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

filantropi di bidang Ekonomi dan Keuangan Islam, khususnya di masa pandemi Covid-19
ini. Peran ini diharapkan mampu mengatasi goncangan ekonomi yang terjadi di semua
lapisan masyarakat, khususnya umat Islam dan berkontribusi untuk memulihkannya.

Iskandar, dkk menawarkan solusi berupa kerangka konseptual dan sistem


ekonomi Islam dan sistem keuangan sosial Islam, yaitu: menyalurkan bantuan
tunai langsung dari zakat, infak dan sedekah, sehingga umat Islam terdorong
untuk membayar zakat, infaq dan sedekah (Iskandar dkk ., 2020). Khusus untuk
zakat, difokuskan pada fakir miskin yang terkena dampak langsung COVID-19;
Memperkuat wakaf tunai dengan berbagai skema, seperti wakaf uang, wakaf
produktif, dan sukuk terkait wakaf. Lembaga Wakaf Indonesia perlu bekerja
sama dengan lembaga keuangan syariah untuk mempromosikan skema wakaf
ini, yang nantinya akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur
berbasis wakaf, seperti Rumah Sakit Wakaf khusus korban Covid-19, Alat
Pelindung Diri wakaf, masker wakaf, wakaf poliklinik, Rumah Isolasi Wakaf,
pengadaan ventilator wakaf, universitas wakaf dan sebagainya. Pengelolaan
wakaf harus dilakukan secara profesional agar wakaf dapat dimanfaatkan secara
produktif dan berkelanjutan, Pendampingan modal usaha yang sangat baik di
saat krisis. UKM yang paling terdampak Covid-19 membuat mereka sulit
bertahan dan mengalami kebangkrutan sehingga jatuh miskin dan menambah
jumlahMustahikzakat; Modal usaha melalui pembiayaan qardhul hasan.

Produk ini merupakan salah satu produk yang sangat penting dalam
mendukung pemulihan atau mendukung perekonomian; Selain sektor perbankan
syariah dan qardhul hasan, sebagian dana yang terkumpul oleh unit atau organisasi
penghimpun zakat, khususnya yang ada di daerah, dapat digunakan untuk
memperkuat usaha UKM yang terancam bangkrut akibat dampak Covid-19 sehingga
yang tergolong miskin,fi sabilillahataugharimin; Meningkatkan literasi ekonomi dan
keuangan syariah melalui pemberian bantuan pendidikan ekonomi syariah bagi
mahasiswa terdampak Civod-19, pemberian izin dan kemudahan bagi Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta untuk menyelenggarakan program Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) yang menawarkan program Ekonomi Syariah dengan lebih menekankan
pada akhlak dan pengembangan etika dan perluasan infrastruktur koneksi internet
pendukung PJJ yang merata di seluruh Indonesia secara cuma-cuma; dan
mengembangkan financial technology syariah agar program-program tersebut di
atas, khususnya bantuan langsung tunai, zakat, infaq, wakaf, atau Corporate Social
Responsibility (CSR) benar-benar dapat digalakkan. Diharapkan dapat membantu
pembentukan kembali surplus ekonomi sehingga percepatan pemulihan ekonomi
dapat terwujud (Iskandar et al., 2020).
Menurut Hudaefi et al. (2021) lembaga zakat memiliki peran penting
dan strategis untuk membantu pemerintah dalam pencegahan Covid-19

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|169


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

Mengingat posisinya sebagai organisasi filantropi, maka secara khusus ada


beberapa sektor yang dapat disumbangkan zakatnya dengan beberapa peran.
Pertama, peran di bidang ekonomi, Covid-19 memperlambat pertumbuhan ekonomi
global yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi baruMustahikpotensi. Dalam
konteks global, lembaga zakat dapat bekerja sama dengan World Zakat Forum (WZF)
untuk membahas peluang penyaluran zakat untuk pencegahan, pengobatan, dan
penelitian vaksin Covid-19. Selain itu, bekerjasama dengan WZF, lembaga zakat di
seluruh dunia dapat mengadvokasi peran zakat dalam menghadapi keterpurukan
ekonomi negara anggota WZF akibat Covid-19. Dalam konteks nasional dan lokal,
penyaluran zakat di bidang ekonomi dapat ditingkatkan dengan pemberdayaan baru
Mustahikkarena pertumbuhan ekonomi global yang lemah sebagai efek dari
Covid-19.
Kedua, peran di bidang Pendidikan, Sosial, dan Kemanusiaan, virus
Covid-19 membuka peluang bagi lembaga zakat untuk memperluas
perannya di bidang pendidikan, sosial, dan kemanusiaan. Misalnya, lembaga
zakat dapat menyalurkan dana infak untuk melakukan tindakan preventif
dari level individu. Selain itu, lembaga zakat juga dapat mensosialisasikan
bahaya Covid-19 secara internal di lembaga zakat maupun melalui media
kampanyenya agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Khusus di bidang
kemanusiaan, lembaga zakat dan WZF perlu bersinergi dalam
mengkampanyekan pentingnya konsumsi makanan halal yang didukung
dengan bukti ilmiah.
Ketiga, peran di bidang kesehatan, lembaga zakat bekerja sama dengan
stakeholder kesehatan terkait dalam memperluas perannya untuk melakukan kajian
dan penelitian terkait vaksin Covid-19, dan bagi lembaga zakat yang memiliki unit
kesehatan, lembaga zakat dapat meningkatkan kapasitas atau penyediaan peralatan
laboratorium yang dapat mendeteksi pasien yang telah terinfeksi Covid-19.

Keempat, peran dalam bidang dakwah, lembaga zakat dapat mengkampanyekan


secara besar-besaran urgensi mengkonsumsi makanan halal untuk melindungi diri dari
virus pada hewan non halal. Kampanye ini harus didukung oleh keyakinan agama dan
bukti ilmiah untuk melindungi diri dari virus yang terdapat pada hewan nonhalal dengan
cara mengkonsumsi makanan halal (Ansoriyah et al., 2020).

Digitalisasi Pengelolaan Zakat di Masa Pandemi Covid-19 Ini


Kita saat ini berada di era digital yang menampilkan berbagai keunggulan
teknologi. Pemanfaatan teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi waktu
dan kemudahan serta keuntungan lainnya bagi kehidupan manusia, termasuk
pengelolaan zakat. Menurut Soleh (2019) dalam membesarkanZakat Infaq
Shodaqoh(ZIS), lembaga zakat harus selalu melakukan pendidikan, sosialisasi,
promosi dan transfer informasi dalam rangka berkreasi

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|170


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

pemahaman, kesadaran dan kebutuhan prospektifmuzakki/donor untuk bersedia


memberikan ZIS-nya. Lembaga zakat perlu merencanakan strategi dan pendekatan
yang tepat dalam penghimpunan dana agar dana dapat terhimpun secara maksimal.
Di sisi lain, Beik & Arsyianti (2013) memandang tantangan pengelolaan zakat di
Indonesia ada pada sisi distribusi, sehingga harus diperkuat dengan program-
program yang secara substantif tepat sasaran. Penguatan di sisi distribusi akan
meningkatkan kepercayaan. Lembaga amil zakat resmi dapat menjaga kepercayaan
dengan berbagai program yang dilakukan di lapangan sehingga pertumbuhan zakat
akan meningkat dan membantu meningkatkan dan menjaga stabilitas ekonomi
karenaMustahikkelompok terbantu, daya beli meningkat dan kita semua akan
merasakan manfaatnya.
Strategi penting dan sangat efektif di era digital adalah memanfaatkan
teknologi digital secara maksimal karena peran teknologi digital khususnya
media semakin penting dalam segala aspek kehidupan. Ekspansi di media
sosial harus lebih diperkuat. Melalui media sosial, berbagai hal dapat
dilakukan, seperti sosialisasi, kampanye, dan intervensi program. Oleh
karena itu, lembaga filantropi harus memanfaatkan kanal digital yang ada.
Menurut Rohim (2019), saat ini yang dibutuhkan lembaga zakat adalah
transformasi strategi penghimpunan dana zakat dari konvensional menjadi
penggalangan dana digital. Transformasi ini merupakan suatu keharusan
karena perkembangan teknologi yang menjadi ciri masyarakat modern
adalah pengguna teknologi.
Kemajuan teknologi digital dimanfaatkan oleh Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) dalam mewujudkan Periode Kebangkitan Zakat 2016-2020 dengan
implementasi teknologi digital dalam pengelolaan zakat nasional yang ditandai
dengan pencanangan entry data nasional oleh BAZNAS pada 5 November 2016.
Layanan digital diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan
memberikan kemudahan bagimuzakkimembayar zakat melalui Lembaga Pengelola
Zakat yang diamanatkan negara, yaitu: BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNAS
kabupaten/kota, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Untuk mewujudkan kebangkitan
zakat tersebut, BAZNAS saat ini memanfaatkan momentum era digital untuk
meningkatkan kinerja organisasi dan mencapai tujuan pengelolaan zakat
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat, yaitu: Pertama, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
dalam pengelolaan zakat. Kedua, meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan (Bahri & Kumaini, 2020).

BAZNAS telah menyusun Rencana Strategis Pengelolaan Zakat Nasional


Tahun 2016-2020 dengan fokus pada enam aspek yaitu pertama, aspek hukum
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Pendirian Lembaga dan Surat
Keputusan Unsur Pimpinan BAZNAS Provinsi dan Kabupaten/Kota. BAZNAS kota

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|171


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

yang telah disesuaikan dengan UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan


Zakat, terdapat 33 provinsi dan 397 kabupaten/kota. Kedua, aspek akuntabilitas
dan kepatuhan syariah. Untuk BAZNAS, BAZNAS Provinsi dan BAZNAS
Kabupaten/Kota, aspek ini meliputi laporan berkala dan pertanggungjawaban,
pengesahan RKAT tahunan, audit laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) dan audit syariah. Sedangkan LAZ meliputi laporan berkala dan
pertanggungjawaban, audit laporan keuangan oleh KAP dan audit syariah.
Untuk memberikan jaminan agar pengelolaan zakat nasional dapat berjalan
sesuai dengan syariah Islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diperlukan pembinaan dan pengawasan yang berkesinambungan baik dari segi
keuangan, program, maupun kepatuhan terhadap syariah.
Ketiga, aspek IT dan sistem. BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota
menerapkan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SiMBA) dengan baik dan
LAZ terintegrasi dengan baik dengan SiMBA, sehingga laporan kepada Presiden
dan pemangku kepentingan zakat nasional dapat disampaikan secara teratur
dan tepat waktu. Kehadiran SiMBA dirancang untuk keperluan pembuatan
laporan, penyimpanan data dan informasi yang dimiliki oleh BAZNAS sebagai
lembaga yang diamanatkan menjadi koordinator pengelolaan zakat secara
nasional. Melalui web based, SiMBA merupakan aplikasi terpusat sehingga dapat
digunakan oleh BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota dan LAZ tanpa harus
melalui proses instalasi yang rumit.
Keempat, aspek penyaluran, yang berdasarkan Prinsip Inti Zakat, penilaian
kinerja penyaluran zakat dilihat dari rasio penyaluran terhadap penghimpunan
zakat. Semakin tinggi rasio pendistribusian dan penghimpunan zakat, maka
semakin efektif pengelolaan zakat dengan mengutamakan pengentasan
kemiskinan. Kelima, aspek koleksi. Agar penghimpunan zakat bisa optimal
secara nasional, lembaga zakat perlu melakukan edukasi muzakkiberupa
kampanye zakat nasional yang dilakukan secara terus menerus dan akan
melahirkan kepercayaan terhadap lembaga zakat. Keenam, aspek pembinaan
amil. Untuk meningkatkan dan menstandarkan kapasitas dan kompetensi amil
secara nasional, perlu dilakukan pelatihan dan pembinaan yang tepat dan
mengacu pada standar nasional.
Dari keenam aspek di atas, di era digital saat ini, aspek teknologi informasi
perlu terus mendapatkan perhatian yang besar. Di satu sisi, untuk
mewujudkannya diperlukan investasi besar untuk memenuhi infrastruktur
teknologi. Namun di sisi lain, pemanfaatan teknologi tepat guna akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat nasional. Melalui
peningkatan penghimpunan zakat secara nasional, berbagai program strategis
untuk Mustahikdapat diwujudkan melalui berbagai layanan antara lain program
pendidikan, program kesehatan, program ekonomi, program kemanusiaan, dll.
Diharapkan di era digital ini memberikan kemudahan akses bagimuzakkike

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|172


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

membayar zakat dan memberikan kemudahan bagi amil baik dalam perencanaan,
pendistribusian dan pendayagunaan serta pelaporan pengelolaan zakat nasional
(Bahri & Kumaini, 2020). Hal ini sejalan dengan temuan Muneeza & Nadwi (2019)
mengenai potensi inovasi teknologi berbasis aplikasi dalam pengelolaan zakat di
India bahwa strategi penggalangan dana merupakan kebutuhan untuk
meningkatkan tata kelola organisasi zakat dan memperkuat kelembagaan serta
peluang dan tantangannya. di era digital dengan mendigitalkan pengelolaan zakat
seperti yang telah dilakukan di India.
Meskipun menerapkan teknologi dalam pengelolaannya, Rachman
& Salam (2018) merekomendasikan bahwa pengelolaan zakat harus
sesuai dengan prinsip syariah, lembaga zakat harus memenuhi ketentuan
dan standarisasi dalam dua aspek, yaitu penetapan akad, biaya
administrasi, dan perhitungan zakat dan dalam hal laporan keuangan
juga harus sesuai dengan aturan dan standar pelaporan keuangan
syariah. Selanjutnya untuk penguatan kelembagaan perlu dilakukan
pengawasan syariah secara terus menerus hingga tercapai
pengembangan sistem dan pengelolaan zakat yang mengikuti
perkembangan fintech.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan induktif dan
analitis untuk menjelaskan dan menganalisis pengelolaan zakat yang dilakukan oleh
LAZ Dana Peduli Ummat (LAZ Peduli Dana Umat/LAZ DPU) Kalimantan Timur di era
pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
gambaran yang faktual dan akurat tentang Pengelolaan Zakat Berbasis Teknologi
Digital di LAZ Peduli Dana Umat Kalimantan Timur di masa pandemi covid -19.
Beberapa data primer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara (Manajer,
amil danMustahik) dan observasi serta dokumentasi kemudian dianalisis
menggunakan triangulasi (Sugiyono, 2017).

HASIL DAN DISKUSI


DPU LAZ Kaltim yang berdiri pada tahun 2007 merupakan salah satu
dari tujuh Lembaga Amil Zakat di Indonesia yang mendapatkan legalitas
dari Kementerian Agama dan BAZNAS pusat pada tahun 2016 sebagai
LAZ provinsi. Saat ini DPU LAZ Kaltim pusat berada di kota Samarinda,
dan memiliki enam kantor cabang yang tersebar di seluruh Kaltim, yaitu
di Samarinda, Tenggarong, Bontang, Balikpapan, Berau dan Sangatta.
Pada September 2020, DPU LAZ Kaltim mendapatkan penghargaan
sebagai peserta Implementasi Indeks Zakat Nasional & Kajian Dampak
Zakat 2020 dari BAZNAS pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|173


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

pemberian Zakat Infaq dan Sedekah yang dikelola oleh DPU LAZ Kalimantan
Timur. Di masa covid-19 ini, DPU LAZ Kaltim melakukan berbagai inovasi
terkait pengelolaan zakat, diantaranya pemanfaatan teknologi sebagai
bentuk digitalisasi pengelolaan zakat.

Penggalangan Dana ZIS di DPU LAZ Kaltim di Masa Pandemi


Analisis kebutuhan merupakan hal pertama yang harus diperhatikan untuk
penggalangan dana amil guna meningkatkan kepercayaanmuzakki/donor di DPU LAZ
Kalimantan Timur dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepadamuzakki. Untuk
menghimpun dana ZIS, beberapa langkah yang telah dilakukan DPU LAZ Kaltim dalam
berbagai bentuk, seperti sosialisasi. Dalam menarik kepercayaan darimuzakkiuntuk
membayar zakat, infaq dan sedekah di DPU LAZ Kalimantan Timur sosialisasi dilakukan
baik secara tatap muka maupun non tatap muka, mempublikasikan berbagai program
yang ada atau beberapa program yang akan dilakukan oleh DPU LAZ Kalimantan Timur
melalui media cetak dan media sosial di berupa website: lazdpukaltim.or.id, Facebook,
Linkedin, Instagram dan Youtube serta aplikasi WhatApp.
Kedua, Pelayanan prima. Dalam hal pelayanan prima kepadamuzakkiDPU LAZ
Kalimantan Timur telah menyediakan berbagai layanan pembayaran baik secara
langsung maupun tidak langsungmuzakkilangsung datang ke kantor DPU LAZ
Kaltim di seluruh kantor cabang, serta layanan penjemputan zakat termasuk infak
dan sedekah dengan mendatangi rumahmuzakki, untukmuzakki, setiap bulan pada
tanggal yang disepakati, amil akan datang ke rumah untuk mengambil dana ZIS.
Selain itu, untuk memberikan kemudahan dalam pembayaran ZIS, DPU LAZ Kaltim
memberikan layanan dengan membuka rekening di berbagai bank seperti BNI
Syariah, BSM, sehinggamuzakkidapat dengan mudah membayar dana ZIS yang akan
disalurkan dengan sistem transfer. Selain itu, LAZ DPU Kaltim telah memanfaatkan
teknologi digital dan juga membuka kemudahan pembayaran hanya dengan scan
barcode QRIS untuk beberapa aplikasi yang telah bekerjasama dengan DPU LAZ
Kaltim, seperti aplikasi DANA, OVO, Go Pay, Link Aja, ShopeePay dan Aplikasi lain.

Ketiga, Penggalangan dana. Bentuk penghimpunan dana ZIS tidak hanya berupa
uang, namun dengan berbagai program yang bermanfaat bagi masyarakat dalam
mendapatkan uang, seperti sedekah dengan memberikan minyak goreng (minyak
goreng bekas), LAZ DPU yang akan mengolah sisa tersebut. minyak goreng, hemat
sampah dengan program bank (program ramah lingkungan). Program ini tidak hanya
menghasilkan uang tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan.
Keempat, Literasi. Untuk meningkatkan minat darimuzakki, DPU LAZ Kalimantan
Timur membuka pikirannya dengan melakukan berbagai kajian, baik kajian zakat, kajian
fikih qurban dan sebagainya.
Kelima, Pemeliharaan. Pemeliharaan juga memiliki peran penting dalam kualitas
penghimpunan ZIS di DPU LAZ Kalimantan Timur. Pemeliharaan dilakukan untuk

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|174


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

menjalin hubungan baik denganmuzakkidengan selalu menjaga hubungan baik seperti


mengunjungimuzakkisecara langsung maupun tidak langsung, seperti menanyakan
kabar mereka melalui telepon atau WhatsApp, mendoakannyamuzakkidan mengupdate
setiap program yang akan diluncurkan oleh DPU LAZ Kaltim.
Keenam, Laporan Keuangan. Pelaporan Keuangan sangat penting berupa data
pelaporan keuangan dan penyaluran dana ZIS serta bukti penyetoran zakat baik
secara fisik maupun digital melalui email yang dapat dijadikan lampiran untuk
membuat SPT Tahunan Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak .
Pelaporan keuangan merupakan hal utama yang diberikan oleh DPU LAZ Kalimantan
Timur kepadamuzakkiuntuk menjaga kepercayaan darimuzakkipada LAZ DPU
Kalimantan Timur dengan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dimana semua
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang material dan
laporan keuangan dapat diketahui oleh publik mengenai berapa besar
penghimpunan dan penyaluran dana yang telah digunakan . Hal ini sesuai dengan
Yasni & Erlanda (2020) salah satu pijakan dalam mengintegrasikan zakat yang sangat
cocok dengan situasi pandemi saat ini adalah dengan menerapkan zakat sebagai
pengurang pajak. Program Fundrising DPU LAZ Kalimantan Timur ditunjukkan pada
Gambar 2.

Gambar 2. Program Fundrising DPU LAZ Kalimantan Timur


Sumber: DPU LAZ Kalimantan Timur (2021)

Penyaluran Dana ZIS di LAZ DPU Kaltim Di Masa Pandemi Ini


Kegiatan pendistribusian merupakan salah satu fungsi terpenting
DPU LAZ Kaltim. Berbagai bentuk penyaluran dilakukan dalam suasana
pandemi covid -19 ini, bentuk penyaluran juga diarahkan untuk
penanganan dampak covid-19 bagiMustahikuntuk meringankanMustahik
kesulitan ekonomi.
Program penyaluran dana ZIS di DPU LAZ Kaltim dibagi menjadi 5
bidang, pertama Bidang Kemanusiaan. Penyaluran zakat, infaq dan

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|175


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

sedekah dalam bidang kemanusiaan termasuk non produktifMustahikbantuan dan


bencana alam dan kemanusiaan seperti perang dan pengungsi di dunia Islam.
Penyaluran dalam bidang kemanusiaan adalah penyaluran yang menyangkut
penyaluran amal sepenuhnya untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
Distribusi non-produktifMustahikbantuan sangat memungkinkan untuk disalurkan
secara berkala mengingat kondisi masyarakat yang tidak produktifMustahik, seperti
penerima manfaat yang sangat tua dan membutuhkan. Beberapa program
kemanusiaan yang ditawarkan oleh DPU LAZ Kaltim antara lain:
A. Santunan Peduli Dhuafa yang diprioritaskan bagi fakir miskin yang tidak
produktif dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
B. Disaster Response Action adalah program kemanusiaan yang berfokus
pada penanggulangan bencana alam secara cepat. Program ini diawali
dengan Aksi Relawan Bencana DPU LAZ Kaltim. Kemudian dilanjutkan
dengan pengumpulan donasi dan disalurkan secepatnya berdasarkan
kebutuhan di lapangan dan berkoordinasi dengan satgas yang ditunjuk
oleh pemerintah terkait.
C. Bantuan Kemanusiaan untuk Dunia Islam, berupa penyaluran Infaq khusus
untuk Dunia Islam yang digalang untuk membantu saudara-saudara kita di
belahan negara Islam yang terkena dampak perang, kelaparan, wabah dan
blokade ekonomi dan diharapkan mampu meningkatkan kepedulian kami
terhadap saudara-saudara kami yang berada dalam kondisi terjepit di belahan
negara-negara Islam.

Kedua, penyaluran zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya
melalui bidang dakwah diharapkan mampu memperkuat syiar dakwah Islam yang
digaungkan oleh parada'iDanda'iyahkhususnya untuk menjaga keimanan dan
martabat ummat di Kalimantan Timur. Keseluruhan Program ditunjukkan oleh
Gambar 3. Beberapa program di bidang dakwah antara lain:
A. Bantuan Da'i Peduli Umat berupa bantuan yang diberikan kepada
para da'i Islam yang peduli terhadap kondisi ummat dan
memperkuat kondisi keimanan non-Islam melalui majelis taklim,
silaturahmi kemasyarakatan. Bantuan tersebut berupa dana tunai,
memenuhi kebutuhan hidup mubaligh, memberikan jaminan
kesehatan BPJS bagi mubaligh.
B. Bantuan bagi Komunitas Guru Mengaji di Dhuafa atau Masyarakat Miskin,
berupa dana operasional bagi guru ngaji yang mengajar anak-anak dari
masyarakat kurang mampu untuk membangun kesadaran pada keluarga
miskin untuk menjaga Al-Qur'an.
C. Beasiswa da'i diberikan kepada para mubaligh Islam yang ingin belajar dan
meningkatkan ilmunya untuk memperkuat dakwah di Kalimantan Timur.

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|176


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

D.Bina Muallafprogram dilakukan dalam pembinaan masyarakat untuk


memahami nilai-nilai Islam dan menjadi pribadi yang kuat dalam
beribadah dan berakhlak baik.
Selanjutnya, penyaluran ZIS bidang kesehatan menjadi salah satu perhatian
DPU LAZ Kaltim karena kesehatan merupakan pilar kehidupan yang sangat penting,
terutama bagi masyarakat miskin. Penyaluran ZIS di bidang kesehatan akan
menimbulkan keresahan bagi penerimanya jika sewaktu-waktu kesehatannya
menurun. Sinergi kemitraan ditawarkan kepada beberapa klinik terdekat dengan
Dhuafa atau masyarakat miskin serta tim medis agar dapat memberikan pelayanan
bagi para penerima manfaat. Beberapa program di bidang kesehatan antara lain
Klinik Kesehatan Dhuafa; Khitanan Massal; Program Pemeriksaan Kesehatan
Masyarakat Kesehatan; Klinik Keliling; dan program Peduli Kesehatan Ibu dan Anak.

Sektor penting lainnya adalah ekonomi. Penyaluran Zakat, Infaq dan Sedekah bidang
ekonomi menjadi salah satu fokus DPU LAZ Kalimantan Timur dalam memberdayakan
masyarakat miskin agar mampu meningkatkan kesejahteraan dan mandiri di tingkat
ekonomi. Sasaran utama dalam penyaluran zakat, infak, dan sedekah di bidang ini adalah
agar masyarakat miskin dapat mengembangkan pola pikir berdaya, terbantu dalam
pengembangan usaha, serta dapat melepaskan masyarakat miskin secara bertahap dari
jeratan rentenir yang biasanya memberikan pinjaman modal atau memenuhi kebutuhan
pokok. kebutuhan sehari-hari masyarakat miskin yang akhirnya dapat menjebak keluarga
miskin semakin terpuruk dalam ketidakberdayaan.
Program-program yang diberikan kepada masyarakat miskin dalam bidang ekonomi adalah

1)Bina Mandiriyaitu pendampingan perorangan yang akan dibantu dalam bentuk


pelatihan usaha, permodalan kecil, pembukaan usaha, pendampingan usaha dan
pendampingan dari mitra DPU LAZ Kaltim.Bina Mandiriprogram dinyatakan
produktif dan berhasil, paling tidak menambah wawasan dalam pengelolaan usaha
sehingga dapat berkembang, kemudian dapat difasilitasi bagi mitra DPU LAZ Kaltim
yang dapat mengembangkan usaha yang lebih besar lagi; 2) Pengembangan
Produktif adalah pendampingan yang dikelola oleh masyarakat miskin dalam upaya
bersama untuk menjadi sentra produksi produk yang dapat menjadi pilihan
alternatif bagi masyarakat Kalimantan Timur untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Pembangunan produktif biasanya dimulai dari masyarakat yang mau dibantu
dan terlibat dalam membantu keuangan keluarga serta aktif dalam kegiatan sosial.

Selanjutnya, Pendidikan merupakan salah satu bidang utama yang menjadi fokus LAZ
DPU Kaltim khususnya dalam program penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah karena
pendidikan merupakan salah satu pintu dalam mengeluarkan masyarakat miskin dari jerat
kemiskinan. Pendidikan yang berkualitas, sarana dan prasarana yang baik dapat mendukung
peningkatan daya literasi anak-anak di Kaltim untuk nantinya menjadi anak-anak yang
berprestasi, memiliki daya juang yang tinggi, dan peduli terhadap sesama.

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|177


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

lainnya untuk membawa Kaltim menjadi provinsi yang berkontribusi dalam


melahirkan generasi unggul bagi Indonesia. Beberapa Program
Pemberdayaan Bidang Pendidikan antara lain PENA (Program Pembinaan
Anak Asuh), Paket Pendidikan dan Program Nasional Ceria Untuk Anak.
Terakhir, Peduli Covid 19. Selain program penyaluran rutin, di masa
pandemi covid-19 ini program akan ditingkatkan dengan penanganan
dampak covid-19 berupa 1) bantuan Alat Pelindung Diri bagi Tenaga
Medis; 2) Program Nutrisi Terbaik Garis Depan; 3) menyediakan Sembako
bagi masyarakat miskin; 4) Pemberdayaan siswa dan guru di masa
pandemi.

Gambar 3 Program Penyaluran LAZ DPU Kalimantan Timur


Sumber: DPU LAZ Kalimantan Timur (2021)

Beberapa program penghimpunan dan penyaluran ZIS di DPU LAZ


Kaltim telah dirancang dengan berbagai inovasi program yang menarik
muzakkiuntuk berdonasi di DPU LAZ Kaltim. Program inovasi ini sangat
membantu bagiMustahik, apalagi di masa pandemi. Program inovasi
tersebut adalah:Tabung Yatim; Program Kesehatan bagi masyarakat miskin
yang sakit parah;JariyahSedekah untukTahfidz Qur'anSekolah Berasrama;
Sedekah Jum'at Besar dalam Pemberian Nasi Bungkus; Usaha Patungan dari
TahfidzOrang tua; Program Kemandirian (Pengembangan Usaha Produktif);
Program 100 IqroBuku dan Al-Qur'an; Pembangunan Menara Air dan Sumur
Bor; Beasiswa Hafidz Qur'an; Program renovasi dariMustahikRumah;
Sedekah Minyak Jelantah dan Bank; dan Program Kurban Sapi Pedalaman.

KESIMPULAN

Di masa pandemi Covid 19 ini, penggunaan teknologi digital di segala bidang tidak
bisa dihindari, termasuk pengelolaan zakat. Pemanfaatan teknologi digital dalam
pengelolaan zakat sangat mendesak, untuk meningkatkan efisiensi waktu, beberapa
kemudahan dan keunggulan lainnya serta mengoptimalkan potensi yang ada.

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|178


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

instrumen keuangan sosial Islam. Lembaga Amil Zakat Kaltim melalui Dana
Ummah Peduli melakukan inovasi dalam pengelolaan zakat dengan
memanfaatkan teknologi digital baik dalam penghimpunan maupun penyaluran
dana ZIS, seperti program sosialisasi dan pelaporan di berbagai media sosial,
penggunaan e-banking dan QRIS, zakat layanan penjemputan dan komunikasi
aktif denganmuzakkiserta fasilitas zakat sebagai pengurang pajak. Dalam
penyaluran dana ZIS diarahkan pada penanganan dampak covid-19 bagi
Mustahikuntuk meringankanMustahikkesulitan ekonomi, melalui program
reguler di bidang kemanusiaan, dakwah, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.
Selain itu ditambahkan beberapa program khusus yaitu membantu tenaga
medis dengan memberikan alat pelindung diri, Program Gizi Garda Terbaik,
menyediakan sembako untukdhuafa, memberdayakan siswa dan guru di masa
pandemi ini. Selain itu, untuk mengoptimalkan pengumpulan dan
pendistribusian LAZ DPU Cabang Kaltim telah melakukan inovasi beberapa
produk yang tepat dan tepat sasaran, khususnya di masa pandemi ini.

REFERENSI
Almeida, F., & Santos, JD (2020). Efek COVID-19 pada keamanan kerja dan
pengangguran di Portugal.Jurnal Internasional Sosiologi dan Kebijakan
Sosial,40(9–10), 995–1003. https://doi.org/10.1108/IJSSP-07-2020- 0291

Amanda, GR, Malihah, F., Indriyastuti, S., Khumairah, N., Tulasmi, T., &
Mukti, T. (2021). Pendayagunaan Zakat Pada Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,7(1), 216. https://doi.org/10.29040/
jiei.v7i1.1789
Ansoriyah, F., Warella, Y., Purnaweni, H., & Hastuti, RS (2020). Tanggapan untuk
Pandemi Covid-19 oleh Badan Amil Zakat Berbasis Masjid: Peluang dan
Keterbatasan dalam Pengelolaan Zakat.Dinika Academic Journal Of Islamic
Studies,5(2), iii–189. http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/ dinika/
article/view/2764
Asfarina, M., Ascarya, A., & Beik, IS (2019). Menghitung Kembali Zakat
Potensi di Indonesia Berdasarkan Pendekatan Fiqh Klasik dan
Kontemporer.Jurnal Ekonomi dan Keuangan Moneter Islam,5(2),
387–418. https://doi.org/10.21098/jimf.v5i2.1068
Bahri, ES, & Kumaini, S. (2020). Analisis Efektivitas Penyaluran Zakat pada
Badan Amil Zakat Nasional.Al Maal: Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Islam,1(2), 164. https://doi.org/10.31000/almaal.v1i2.1878 Bambra,
C., Riordan, R., Ford, J., & Matthews, F. (2020). COVID-19
pandemi dan ketidaksetaraan kesehatan.Jurnal Epidemiologi dan
Kesehatan Masyarakat,74(11), 964–968. https://doi.org/10.1136/
jech-2020-214401
Baskoro, BD, & Karmanto, GD (2020). Intensi Masyarakat Dalam
Menyalurkan Zakat, Infaq, Dan Shadaqah (Zis) Melalui Penggunaan
Platform Crowdfunding.Titik,2(2), 95–109. https://doi.org/10.46918/
point.v2i2.748

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|179


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

Beik, IS, & Arsyianti, LD (2013). Optimalisasi Instrumen Zakat di


Program Pengentasan Kemiskinan Indonesia.'Pengentasan Kemiskinan
dan Ekonomi dan Keuangan Islam: Isu Saat Ini dan Prospek Masa Depan,'
Mei 2013, 1–19. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.2491.2720 Bernauer, W., &
Slowey, G. (2020). COVID-19, industri ekstraktif, dan
masyarakat adat di Kanada: Catatan menuju agenda penelitian
ekonomi politik.Industri Ekstraktif dan Masyarakat,7(3), 844–846.
BPS. (2020).Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/11/05/1738/
ekonomiindonesia-triwulan-iii-2020-tumbuh-5-05-persen--q-to-q-.html
Chakraborty, saya ., & Maity, P. (2020). Wabah COVID-19: Migrasi, efek pada
masyarakat, lingkungan global dan pencegahan.Ilmu Lingkungan
Total,728(Januari). https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020. 138882

Eichhorst, W., Marx, P., & Rinne, U. (2020). Manuver Melalui Krisis:
Pasar Tenaga Kerja dan Kebijakan Sosial Selama Pandemi COVID-19.
Interekonomi,55(6), 375–380. https://doi.org/10.1007/
s10272-020-0937-6
Hasan, MK (2010). Penggabungan Model Pengentasan Kemiskinan Terpadu
Zakat, Waqaf dan Keuangan Mikro.Konferensi Internasional Ketujuh-
Epistemologi Tauhid: Ekonomi Zakat dan Awqaf, 262–281. Hudaefi, FA,
Caraka, RE, & Wahid, H. (2021). Administrasi zakat pada waktunya
pandemi COVID-19 di Indonesia: penemuan pengetahuan melalui text
mining.Jurnal Internasional Keuangan dan Manajemen Islam dan Timur
Tengah. https://doi.org/10.1108/IMEFM-05-2020-0250 Ibnu-
Mohammed, T., Mustapha, KB, Godsell, J., Adamu, Z., Babatunde, KA,
Akintade, DD, Acquaye, A., Fujii, H., Ndiaye, MM, Yamoah, FA, & Koh,
SCL (2021). Tinjauan kritis tentang dampak COVID-19 terhadap ekonomi
dan ekosistem global serta peluang untuk strategi ekonomi sirkular.
Sumberdaya, Konservasi dan Daur Ulang,164(Mei 2020), 105169.
https://doi.org/10.1016/j.resconrec.2020.105169
Iskandar, A., Possumah, BT, & Aqbar, K. (2020). Peran Ekonomi dan
Keuangan Sosial Islam Saat Pandemi Covid-19.SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I,7(7). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i7.15544 Karmaker,
CL, Ahmed, T., Ahmed, S., Ali, SM, Moktadir, MA, & Kabir, G.
(2021). Meningkatkan kesinambungan rantai pasokan dalam konteks pandemi
COVID-19 di ekonomi yang sedang berkembang: Menjelajahi penggerak
menggunakan model terintegrasi.Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan,26
(Januari), 411–427. https://doi.org/10.1016/j.spc.2020.09.019
Mofijur, M., Fattah, IMR, Alam, A., & Islam, ABMS (2020). Sejak Januari
2020 Elsevier telah membuat pusat informasi COVID-19 dengan informasi
gratis dalam bahasa Inggris dan Mandarin tentang novel coronavirus
COVID-19 . Pusat informasi COVID-19 dihosting di Elsevier Connect , berita
dan informasi publik perusahaan.Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan,26
(April), 343–359.
Muneeza, A., & Nadwi, S. (2019). Potensi Penerapan Teknologi-
Inovasi Berbasis untuk Administrasi Zakat di India.Internasional

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|180


Norvadewi:Pengelolaan Zakat di Era Pandemi Covid-19

Jurnal Zakat,4(2), 87–100. https://doi.org/10.37706/ijaz.v4i2.191

Newbold, SC, Finnoff, D., Thunström, L., Ashworth, M., & Shogren, JF
(2020). Pengaruh Jarak Fisik untuk Mengendalikan COVID-19 terhadap
Kesehatan Masyarakat, Ekonomi, dan Lingkungan.Ekonomi Lingkungan
dan Sumber Daya,76(4), 705–729. https://doi.org/10.1007/s10640-
020-00440-1
Nurhidayat, N. (2020). Strategi Penggalangan Dana Zakat Pasca Pandemi Covid-19.
SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I,7(8), 737–748. https://
doi.org/10.15408/sjsbs.v7i8.16553
Rachman, MA, & Salam, AN (2018). Penguatan Zakat
Manajemen melalui Sistem Teknologi Keuangan.Jurnal Zakat
Internasional,3(1), 57–69. https://doi.org/10.37706/iconz.2018.122
Rohim, AN (2019). Optimalisasi Penghimpunan Zakat Melalui Digital
Penggalangan dana.Al-Balagh: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi,4(1), 59–90.
https://doi.org/https://doi.org/10.22515/balagh.v4i1.1556
Syaikh, SA (2016). Zakat Tertagih di Negara OKI untuk Kemiskinan
Pengentasan: Dasar Estimasi Empiris.Jurnal Zakat Internasional,1(1),
17–35.
Soleh, M. (2019). Strategi Penggalangan Dana Zakat: Peluang dan Tantangan di
Era Digital.Jurnal Kajian Nahdlatul Ulama,1(1), 1–16. https://doi.org/
10.35672/jnus.v1i1.4
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif dan R and D. InBandung: CV.
Alfabet.
Tiirinki, H., Tynkkynen, LK, Sovala, M., Atkins, S., Koivusalo, M., Rautiainen,
P., Jormanainen, V., & Keskimäki, I. (2020). Pandemi COVID-19 di
Finlandia – Analisis awal tentang respons sistem kesehatan dan
konsekuensi ekonomi.Kebijakan dan Teknologi Kesehatan,9(4), 649–
662. https://doi.org/10.1016/j.hlpt.2020.08.005
Trougakos, JP, Chawla, N., & McCarthy, JM (2020). Bekerja dalam pandemi:
Menjelajahi dampak kecemasan kesehatan COVID-19 pada pekerjaan,
keluarga, dan hasil kesehatan.Jurnal Psikologi Terapan,105(11), 1234–1245.
https://doi.org/10.1037/apl0000739
Wang, Z., & Tang, K. (2020). Memerangi COVID-19: kesetaraan kesehatan penting.
Pengobatan Alam,26(4), 458. https://doi.org/10.1038/s41591-020-
0823-6
Organisasi Kesehatan Dunia. (2020).tes pidato untuk penyakit coronavirus
CI - dalam kasus yang dicurigai pada manusia: panduan sementara, 19 Maret
2020 (No. WHO/COVID-19/laboratorium/2020.5). Organisasi Kesehatan Dunia.
Yasni, R., & Erlanda, ARR (2020). Tantangan Integrasi Zakat sebagai Sumber
dari Penerimaan Negara.Jurnal Internasional Ekonomi dan Keuangan Islam
(IJIEF),3(3), 175–204. https://doi.org/10.18196/ijief.3238

EL DINAR Volume 9, No.2, Tahun 2021|181

Anda mungkin juga menyukai