Anda di halaman 1dari 24

Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

DAKWAH PASCA PANDEMI DENGAN KARAKTER


ENTREPRENEURSHIP

Ahmad Hidayat Dedy Pradesa


STID Al-Hadid, Surabaya STID Al-Hadid, Surabaya
ahmadhidayat@stidalhadid.ac.id dedipradesa@stidalhadid.ac.id

Abtrak: Pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor dakwah menuntut subjek
dan lembaga dakwah untuk bisa beradaptasi dan bangkit pasca pandemi, yang
sebelumnya mengalami penurunan bahkan kemandegan. Untuk bisa bangkit dan
memulai lagi usaha dakwah dibutuhkan mentalitas yang kuat yang ada pada nilai-
nilai karakter entrepreneurship. Oleh karenanya studi ini bertujuan untuk
mendeskripsikan peranan karakter entrepreneurship bagi subjek dan lembaga
dakwah dalam menghadapi situasi pandemi dan pascanya, serta bagaimana
menginternalisasikannya pada subjek dakwah. Metodologi studi adalah kualitatif,
data dikumpulkan berdasarkan sumber kepustakaan serta observasi dakwah di
masa pandemi. Hasil studi menjelaskan bahwa karakter entrepreneurship memiliki
peran siginfikan bagi kebangkitan dakwah pasca pandemi. Dengan mindset yang
visioner, berorientasi untuk maju, dan berpikir kreatif dan inovatif menjadi syarat
agar subjek dan lembaga dakwah bisa bertahan dan tumbuh. Mindset tersebut akan
melahirkan sikap kerja keras, kegigihan, pantang menyerah, berani memulai lagi
usaha dari awal sebagai modal kesuksesan dakwah. Internalisasi nilai-nilai karakter
entrepreneurship berpijak dari persoalan yang banyak dihadapi subjek dakwah yaitu
terkait masalah mindset. Melalui tiga tahap internalisasi yaitu transformasi,
transaksi, dan transinternalisasi nilai-nilai entrepreneurship akan bisa merubah
mindset subjek dakwah sehingga menerima dan menyadari pentingnya, yang pada
akhirnya akan mewujud pada sikapnya.
Kata Kunci: dakwah, entrepreneurship¸ pandemi, internalisasi

Abstract: Post-Pandemic Da'wah with Entrepreneurship Character. The Covid-19


pandemic has an impact on da'wah and requires da'wah subjects and institutions to
adapt and rise after the pandemic, which previously experienced a decline and even
stagnation. To rise up and start a da'wah business again, It takes a strong mentality
that is in the values of the character of entrepreneurship.Therefore, the goal of this
study is to describe the role of the character of entrepreneurship for da'wah subjects
and institutions in dealing with the pandemic situation and its aftermath and how
to internalize it by da'wah subjects. The methodology of this study is qualitative.
Data was collected based on literature sources and observations of da'wah activities
during the pandemic. The results of the study explain that the character of
entrepreneurship has a significant role in the revival of da'wah after the pandemic.
With a visionary mindset, oriented to progress, and creative and innovative thinking,
it is a requirement that da'wah subjects and institutions can survive and grow. This
mindset will give birth to an attitude of hard work, persistence, never giving up, and
the courage to start a business again from scratch as the capital for the success of
da'wah. The internalization of entrepreneurship character values is based on the

Volume 04 - No.01 Juni 2022 1


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

problems faced by many da'wah subjects, namely the mindset-related problem.


Through three stages of internalization, namely transformation, transaction, and
trans-internalization of entrepreneurship values, it will be able to change the
mindset of the subject of da'wah so that he accepts and realizes its importance,
which in the end will manifest in his attitude.
Keywords: da’wah, entrepreneurship, pandemic, internalize

Pendahuluan yang sedemikian cepat, bisa berakibat fatal,


Studi ini dilatarbelakangi realitas serta merupakan jenis baru, sehingga
panjangnya pandemi Covid-19 yang berlangsung sangat lama dan berimbas pada
kemudian berdampak pada banyak sektor, sektor-sektor lain, seperti ekonomi,
termasuk kegiatan dakwah di masyarakat. pendidikan, dan kegiatan dakwah serta
Para aktivis dakwah dituntut untuk bisa keagamaan di masyarakat.
beradaptasi dengan situasi pasca pandemi
dan bisa bangkit untuk membangun lagi Pada sektor ekonomi, banyak perusahaan
kegiatan dakwahnya yang sebelumnya yang melakukan pemutusan hubungan kerja
sempat mengalami kemandegan atau (PHK) atau merumahkan karyawannya. Data
penurunan produktivitas. Sebagaimana Kementerian Tenaga Kerja menyebutkan
diketahui bahwa Coronavirus Disease 2019 bahwa per-20 April 2020, jumlah pekerja
atau yang biasa disingkat Covid-19 adalah yang terdampak Covid-19 total sebanyak
penyakit menular yang disebabkan oleh 2.084.593 pekerja dari sektor formal dan
Severe Acute Respiratory Syndrome informal yang berasal dari 116.370
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 perusahaan.2 Perusahaan terpaksa
merupakan coronavirus jenis baru yang melakukan PHK karena tidak banyaknya
belum pernah diidentifikasi sebelumnya permintaan pasar terhadap produknya. Hal
pada manusia. Virus yang pertama kali tersebut karena pasar, terutama kelas
ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, menengah menahan pengeluaran dan
Cina, telah ditetapkan sebagai pandemi memprioritaskan pengeluarannya untuk
pada Maret 2020 oleh Badan Kesehatan pemenuhan kebutuhan dasar dan
Dunia atau WHO,1 yang hingga kini telah kesehatan. Akibatnya kegiatan konsumsi di
menjadi pandemi global, hampir seluruh masyarakat turun drastis, sehingga secara
negara di dunia termasuk Indonesia telah perekonomian nasional mengalami resesi.3
terkena imbasnya. Pandemi Covid-19 Dalam dunia pendidikan, panjangnya
memang awalnya adalah masalah pandemi Covid-19 telah menimbulkan dan
kesehatan, namun karena penularannya berpotensi meningkatkan dampak sosial

1 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman badai-pasti-berlalu-panggil-kembali-pekerja-yang-ter-


Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19) (Jakarta, phk-nanti.
2020), 17. 3 Mutia Fauziah, “Indonesia Resmi Resesi, Ekonomi
2 Biro Humas Kemnaker, “Menaker: Badai Pasti Kuartal III-2020 Minus 3,49 Persen,” Kompas.Com,
Berlalu, Panggil Kembali Pekerja yang ter-PHK Nanti,” 2020,
2020, https://money.kompas.com/read/2020/11/05/11182
https://www.kemnaker.go.id/news/detail/menaker- 8826/indonesia-resmi-resesi-ekonomi-kuartal-iii-
2020-minus-349-persen?page=all.

2 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

negatif yang berkepanjangan, yaitu: (1) dakwahnya. Bahkan ada yang harus
putus sekolah karena anak harus bekerja; (2) mengulang lagi, membangun kembali
penurunan capaian belajar; (3) kekerasan organisasi dakwahnya. Adanya pembatasan
pada anak dan resiko yang tidak terdeteksi.4 kegiatan membuat SDM-SDM organisasi
dakwah harus dikelola sedemikian rupa,
Sementara dalam kegiatan keagamaan, antara bekerja di kantor (work form office)
pandemi Covid-19 telah mengubah banyak dan bekerja di rumah (work from home)¸
tatanan kegiatan dakwah dan ibadah, juga persoalan pengaturan ruangan kantor
seperti salat berjamaah yang harus menjaga atau sekretariat lembaga dakwah yang harus
jarak, mengenakan masker, dan sebagainya. memenuhi syarat protokol kesehatan Covid-
Kegiatan pengajian di masjid dan lembaga 19.
dakwah tidak lagi disajikan dalam bentuk
tatap muka melainkan secara dalam jaringan Sekalipun demikian kegiatan dakwah di
(daring) dengan memanfaatkan berbagai masyarakat harus tetap berjalan. Sebab
perangkat teknologi komunikasi dan dakwah pada hakikatnya mengajak kepada
informasi. Kantor Urusan Agama (KUA) yang kebaikan (al-khoir) dan mencegah dari yang
menyelenggarakan kegiatan pernikahan dan mungkar (nahi mungkar/dholla ‘an sabilihi),
kursus calon pengantin juga harus yang mana perlu dijalankan terus dan tidak
melakukan dengan mengikuti protokol mengenal kata putus sepanjang manusia
kesehatan yang ketat.5 Selain karena adanya masih hidup.6 Malah dalam situasi pandemi
kebijakan pemerintah mulai dari ini, masyarakat membutuhkan bimbingan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan arahan dari para dai, pesan-pesan
hingga Pemberlakukan Pembatasan dakwah yang bisa membantu mengatasi
Kegiatan Masyarakat (PPKM), masyarakat problematika, khusunya terkait ekonomi
sendiri, khususnya yang memiliki kesadaran dan kesehatan sebagai dampak pandemi.
kesehatan juga khawatir untuk mengikuti Hadirnya kegiatan dakwah memiliki peran
kegiatan-kegiatan dakwah secara langsung penting untuk menghimbau masyarakat
yang mengumpulkan banyak orang. Hal supaya mengambil langkah yang bijak dalam
tersebut sudah menjadi fenomena umum di menghadapi dan menghindari penyebaran
berbagai daerah di tengah situasi wabah itu sendiri.7 Oleh karenanya pandemi
panjangnya pandemi Covid-19. Dampak tidak bisa menjadi alasan bagi subjek
lebih lanjut dari situasi tersebut, tidak sedikit dakwah untuk berhenti, agar tetap eksis dan
kegiatan dakwah yang mengalami bertahan maka diperlukan pandangan,
penurunan produktivitas dalam pemasaran strategi, inovasi, kreativitas dan arah baru

4 Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman https://simlitbangdiklat.kemenag.go.id/simlitbang/as


Bencana, “Data Penyelenggaraan Pendidikan di Masa sets_front/pdf/1613365778Dinamika_Aktivitas_Keag
Pandemi Covid-19” (Jakarta: Kementerian Pendidikan, amaan_di_Masa_Pandemi.pdf.
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, 2021), 6 M. Rosyid Ridla, Afif Rifa’i, dan Suisyanto, Pengantar

https://spab.kemdikbud.go.id/wp- Ilmu Dakwah: Sejarah, Perspektif, dan Ruang Lingkup,


content/uploads/2021/08/210804-Data- Metode Dakwah (Yogyakarta: Samudra Biru, 2017),
Pembelajaran-di-Masa-Covid-19_ok.pdf. 14, http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29320.
5 M. Ridwan Lubis et al., Dinamika Aktivitas 7 Ahmad Fauzi dan Eva Maghfiroh, “Problematika

Keagamaan di Masa Pandemi, ed. oleh Lukmanul Dakwah Ditengah Pandemi Covid-19,” Al-Hikmah 18,
Hakim dan Ismail (Jakarta: Litbangdiklat Press no. 1 (2020): 23–33, http://alhikmah.iain-
Kemenag RI, 2020), x-xi., jember.ac.id/.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 3


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

yang sesuai dengan kondisi dan kebijakaan mental, berpikiran ke depan, dan
10
yang ada, sehingga mampu menghadirkan kemandirian. Karakter dan sikap mental
alternatif solusi dalam menghadapi entrepreneurship itulah yang
problematika dakwah dalam situasi memungkinkan seorang wirausahawan
pandemi.8 untuk terus menerus berkembang jangka
panjang.11 Suryana menegaskan bahwa inti
Ketika kegiatan dakwah mengalami dari kewirausahaan adalah kemampuan
penurunan bahkan kemandegan maka untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
dibutuhkan kemampuan untuk bisa bangkit berbeda (create new and different) melalui
kembali pasca pandemi. Bagi dai atau aktivitas berfikir kreatif dan inovatif.12
aktuvus dakwah yang tidak pernah Sehingga karakter entrepreneurship tidak
mengalami masa perintisan dakwah, akan terbatas pada bidang bisnis yang bernilai
bisa mengalami kesulitan dalam situasi yang ekonomis. Karakter-karakter tersebut dapat
semacam itu. Terlebih bagi pimpinan diaplikasikan dalam lapangan dakwah.
lembaga dakwah yang tengah mengalami Terlebih dalam situasi dakwah yang
penurunan dalam pencapaian pasar mengalami penurunan dan tidak menentu
dakwah. Mereka harus berjuang lagi kembali akibat panjangnya pandemi. Dengan
memulai dari nol. Banyak hal yang kemudian menghidupkan karakter entrepreneurship
memaksa pimpinan lembaga dakwah harus diharapkan akan dapat melahirkan sesuatu
turun lapangan seperti terlibat langsung yang baru dan berbeda, sebuah kreasi dan
mengajak kegiatan dakwah, menjadi inovasi dalam dakwah pasca pandemi.
pengajarnya sendiri, mengurusi tempat dan
persiapannya, dan sebagainya. Situasi Entrepreneurship sebagai suatu upaya
tersebut menuntut keberanian untuk membangun kemandirian ekonomi dan
memulai lagi, bangkit dari keterpurukan, pemberdayaan masyarakat sekitar telah
kreatifitas dan inovasi, serta memiliki misi diterapkan dalam beberapa lembaga
sosial yang kuat dalam hidupnya. Hal dakwah dan keagamaan. Studi di Pondok
tersebut dikenal sebagai karakter dan Pesantren Entrepreneur Tegalrejo Magelang
ketrampilan entrepreneurship.9 menjelaskan bahwa dalam setiap kegiatan
wirausaha yang dilakukan oleh santri, yang
Entrepreneurship atau kewirausahaan meliputi akad dan kualitas produk
merupakan keberanian seseorang untuk senantiasa dilandasi etika kejujuran,
melaksanakan usaha secara mandiri, baik
dalam bisnis maupun nonbisnis, terkait sikap

8 Jauhari Hasan, “Tantangan Dan Arah Dakwah Di “Konseptualisasi Karakter Wirausaha : Studi
Tengah Ancaman Pandemi Covid-19,” Jurnal Peurawi: Literatur,” The 7th University Research Colloquium
Media Kajian Komunikasi Islam 3, no. 2 (2020): 46–60, 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, 2018,
https://www.jurnal.ar- 322.
raniry.ac.id/index.php/peurawi/article/view/7919. 10 Sayu Ketut Sutrisna Dewi, Konsep Pengembangan
9 Agus Alimuddin et al., Kewirausahaan Teori dan Kewirausahaan di Indonesia (Yogyakarta: Deepublish,
Praktis (Bandung: Widina Bhakti Persada, 2021), 27; 2017), 3.
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar 11 H.A. Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik

Kewirausahaan Rekayasa Akademik Melahirkan (Bandung: Pustaka Setia, 2018), 27.


Entrepreneurship, ed. oleh Muhammad Rifai (Medan: 12 Ananda dan Rafida, Pengantar Kewirausahaan

Perdana Publishing, 2016), 24–26; Aftina Nurul Husna, Rekayasa Akademik Melahirkan Entrepreneurship, 5.

4 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

kepercayaan/amanah, dan kecerdasan. 13 dakwah untuk menghadapi situasi pasca


Hal tersebut menunjukkan bagaimana pandemi.
konsep entrepreneurship sekaligus menjadi
sarana dakwah bil hal. Demikian pula studi Tujuan dari tulisan ini adalah untuk
yang dilakukan di Pondok Pesantren Sidogiri mendeskripsikan: (1) perlunya
Pasuruan, yang mengelola pembiayaan menghidupkan karakter entrepreneurship
pendidikan santrinya dengan manajemen dalam dakwah untuk bisa bangkit pasca
berbasis entrepreneurship.14 Namun dalam pandemi; (2) tahapan membangun karakter
studi ini, makna entrepreneurship lebih pada entrepreneurship pada subjek dakwah
mentalitas dan karakter yang diperlukan sehingga bisa menginternalisasikan nilai-
untuk melaksanakan dakwah. Jadi yang nilai tersebut guna menghadapi pandemi.
dikaji bukan menjadikan entrepreneurship Hasil dari studi ini diharapkan dapat
sebagai media dakwah tetapi bagaimana memberikan manfaat secara teoritis untuk
semangat atau karakter entrepreneursship sumbangsih pemecahan masalah dakwah
dapat dihidupkan oleh subjek dakwah guna pada masa pasca pandemi, yaitu dengan
menghadapi situasi dan bangkit pasca menghidupkan karakter entrepreneurship.
pandemi. Kajian yang demikian sejauh Secara praktis, hasil studi ini dapat menjadi
penelusuran masih belum ditemukan. masukan bagi subjek dakwah untuk
Sedangkan studi terkait pengaruh karakter membangun karakter entrepreneurship
entrepreneurship terhadap ketahanan dan sehingga memiliki kapabilitas dalam
keberhasilan usaha bisnis seperti UMKM di melaksanakan dakwah pasca pandemi.
masa pandemi telah banyak dilakukan.15
Secara umum hasil studi menyebutkan Metodologi studi ini adalah kualitatif.
bahwa karakteristik entrepreneursip Pengumpulan data dilakukan pendekatan
berpengaruh positif, dan menjadi variabel kepustakaan dan observasi. Sumber
dominan dalam keberlangsungan dan kepustakaan yang digunakan adalah jurnal
ketahanan usaha di masa pandemi. Oleh ilmiah, buku, dan hasil studi terkait karakter
karenanya berbeda dengan studi-studi entrepreneurship dan persoalan-persoalan
sebelumnya, studi ini memfokuskan pada dakwah karena situasi pandemi Covid-19.
bagaimana menghidupkan karakter Melalui data-data tersebut akan dapat
entrepreneurship pada subjek atau aktivis dianalisis persoalan-persoalan yang

13 Mohamad Sarifudin, “Dakwah Berbasis Orientation dan Innovation Product Terhadap Market
Kewirausahaan di Pondok Pesantren Entrepreneur Performance Saat Pandemi Covid-19,” Journal of
Tegalrejo Magelang” (Semarang: Fakultas Dakwah dan Kinerja 18, no. 2 (2021): 239–47; Ahmad Mukoffi dan
Komunikasi UIN Walisongo Semarang, 2018), ix. As’adi, “Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha dan
14 Nurmasyithah, “Manajemen Berbasis Kecanggihan Teknologi terhadap Kinerja UMKM di
Entrepreneurship untuk Mengelola Pembiayaan Masa Pandemi Covid-19,” Paradigma Ekonomika 16,
Pendidikan (Studi Kasus pada Pondok Pesantren no. 2 (2021): 235–46; Akbar RA dan Sihab BA,
Sidogiri Pasuruan Jawa TImur)” (UIN Maulana Malik “Kepemimpinan Kewiraushaan Dalam Menghadapi
Ibrahim Malang, 2017). Tantangan Pandemi Covid-19 Di Indonesia,”
15 Anis Dwiastanti dan Gusnar Mustapa, “Pengaruh Leadership & Organization Development Journal 12,
Karakteristik Wirausaha, Lingkungan Eksternal Dan no. 7 (2020): 28–31; Ati Cahayani dan Aristo Surya
Strategi Bertahan Umkm Dalam Menjaga Gunawan, “Important Entrepreneurial Characteristics
Keberlangsungan Usaha Di Musim Pandemi Covid 19,” to Survive in the Covid-19 Pandemic Era ( Case Study
Business and Accounting Education Journal 1, no. 3 on Alumni Business Administration Program of Atma
(2020): 228–40; Dhoan Kesuma dan Yuni Istanto, Jaya Catholic University of Indonesia ),” 2021, 686–94.
“Pengaruh Entrepreneurial Orientation, Market

Volume 04 - No.01 Juni 2022 5


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

memerlukan pemecahan dengan membedakan seseorang dengan yang lain.18


menghidupkan karakter entrepreneurship Watak, tabiat, atau kepribadian tersebut
pada subjek dakwah. Teknik observasi lahir dari kebiasaan-kebiasaan yang
digunakan guna memahami situasi-situasi merupakan pilihan etik, dan sikap seseorang
yang rumit, memungkinkan pengamat untuk dalam merespon stimulus yang dihadapinya,
memahami fenomena sebagaimana subjek yang sudah terpola sedemikian rupa. Stedje
penelitian memahaminya.16 Masalah- menyebutnya sebagai moral yang prima,
masalah dakwah sebagai dampak dari yang artinya dilaksanakan secara konsisten
adanya pandemi Covid-19 adalah hal baru, walaupun ketika tidak ada seorang pun yang
perlu observasi agar memperoleh melihatnya.19 Sehingga karakter selalu
pengetahuan secara langsung dari lapangan. memiliki ciri dan kekhasan. Karakter
Teknik observasi yang digunakan adalah entrepreneurship berarti kumpulan sikap,
secara partisipan, dilakukan terhadap yang menjadi ciri, watak dan kepribadian
beberapa lembaga dakwah di Surabaya yang seorang entrepreneur atau wirausahawan.
banyak menyasar kalangan remaja. Fokus Dalam hal ini ciri-ciri sikap dan kepribadian
observasi pada masalah-masalah di tersebut ada pada wirausahawan-
lapangan dakwah terkait akibat pandemi wirausahan yang dikenal sukses di
serta keadaan mentalitas subjek-subjek masyarakat. Mereka berani mengambil
dakwah dalam menghadapi situasi sulit resiko, mengenalkan produk-produk baru
tersebut. Analisis data secara kualitatif dan inovatif di masyarakat.
melewati dalam tiga tahap mulai dari
reduksi data, display data, dan penarikan Schumpeter, seorang ekonom, menjelaskan
kesimpulan/verifikasi, yang dilakukan secara bahwa entrepreneur adalah orang unik yang
interaktif dan terus menerus sampai tuntas berpembawaan pengambil risiko dan
atau datanya jenuh, sebagaimana memperkenalkan dan melaksanakan
dikemukakan oleh Miles dan Huberman. 17 kemungkinan-kemungkinan baru berupa
produk inovatif dan teknologi baru ke dalam
perekonomian.20 Sementara Bolton dan
Membangun Karakter Thompson mengungkapkan bahwa
entrepreneur adalah seseorang yang
Entrepreneurship
terbiasa mencipta dan berinovasi untuk
Secara umum karakter dipahami sebagai
membangun sesuatu yang bernilai, tidak
watak, tabiat, atau kepribadian seseorang.
sebatas pada nilai komersil, tetapi juga bisa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bernilai sosial, di antara peluang-peluang
karakter berarti tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
yang ada.21 Sikap mental demikianlah, yang
watak, akhlak atau budi pekerti yang
memungkinkan seorang wirausahawan

16 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif 19 Lauree Beth Stedje, “Nuts and Bolts of Character
Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 174– Education” (Oklahoma: Character First, 2010), 3.
75. 20 Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, 26.
17 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: 21 Jenny Lukito Setiawan, “Pembangunan Bangsa

Alfabetha, 2020), 91–92; Moleong, Metodologi melalui Pembangunan Karakter Entrepreneurship:


Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 307. Peran Psikologi, Pendidikan dan Masyarakat,”
18 Kemdikbud KBBI, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Prosiding Temu Ilmiah Nasional Ikatan Psikologi
Online,” diakses 23 Januari 2021, Perkembangan Indonesia, 2008.
https://kbbi.web.id/demi.html.

6 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

sukses dan berkembang secara terus untuk berprestasi; (2) keinginan untuk
menerus dalam jangka panjang. Oleh bertanggungung jawab; (3) preferensi pada
karenanya tidak salah jika di dalam risiko-risiko menengah; (4) keyakinan pada
Keputusan Menteri Koperasi dan UKM kemampuan untuk mencapai keberhasilan;
Nomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan (5) rangsangan terhadap umpan balik; (6)
bahwa kewirausahaan adalah semangat, aktivitas energik; (7) orientasi ke masa
sikap, perilaku dan kemampuan seseorang depan; (8) keterampilan dalam
dalam menangani usaha atau kegiatan yang pengorganisasian; (9) Sikap terhadap
mengarah pada upaya mencari, keuntungan finansial adalah nomor dua. 24
menciptakan serta menerapkan cara kerja, Sedangkan Meredith menyebut tujuh
teknologi dan produk baru dengan karakteristik entrepreneurship, yaitu: (1)
meningkatkan efisiensi dalam rangka percaya diri, dengan watak keyakinan,
memberikan pelayanan yang lebih baik dan kemandirian, individualitas, dan optimisme;
atau memperoleh keuntungan yang lebih (2) berorientasikan tugas dan hasil, memiliki
besar.22 Dalam pengertian tersebut ketekunan dan ketabahan, tekad yang kuat,
entrepreneurship lebih dimaknai sebagai suka bekerja keras, energik, dan memiliki
seperangkat sikap, perilaku, dan semangat inisiatif; (3) pengambil risiko dan suka pada
yang menjadi ciri atau karakter khususnya tantangan; (4) kepemimpinan dengan watak
mereka yang berhasil dalam bidang bertingkah laku sebagai pemimpin; (5)
ekonomi. keorisinalan dengan watak memiliki inovasi
dan kreativitas tinggi; (6) berorientasi pada
Sekalipun demikian sebagai sebuah karakter masa depan; (7) jujur dan tekun. 25 Setiawan
entrepreneurship tidak terbatas pada bidang menyimpulkan ada enam karakter utama
ekonomi atau bisnis. Ciputra secara garis seorang entrepreneur, yaitu: (1) memiliki
besar mengelompokkan empat jenis motivasi berprestasi yang tinggi; (2) memiliki
entrepreneur, yaitu (1) business kegigihan/ketekunan mencapai tujuan; (3)
entrepreneur; (2) government entrepreneur; memiliki keberanian mengambil resiko; (4)
(3) social entrepreneur; (4) academic bersifat kreatif dan inovatif; (5) memiliki
entrepreneur.23 Pada lapangan dakwah independensi atau otonomi; dan (6) mampu
dapat dikategorikan sebagai social menerima dan mengelola perubahan.26
entrepreneur, sehingga karakter
entrepreneurship dapat diterapkan guna Jika ditelisik lebih dalam pendapat para ahli
menghadapi kesulitan-kesulitan dan dalam di atas dapat diklasifikasi dalam tiga dimensi
rangka pencapaian tujuan dakwah. Para ahli entrepreneurship¸ yaitu: (1) dimensi cara
agaknya ada sedikit perbedaan dalam pandang atau mindset; (2) dimensi sikap;
menjelaskan karakteristik entrepreneurship. dan (3) dimensi kemampuan. Mindset
Mc Clelland menjelaskan bahwa ada berhubungan dengan pola pikir, yang
sembilan karakteristik, yaitu: (1) keinginan menjadi kepercayaan dan mempengaruhi

22 Ananda dan Rafida, Pengantar Kewirausahaan 25Ibid., 120–21.


Rekayasa Akademik Melahirkan Entrepreneurship, 6. 26 Setiawan, “Pembangunan Bangsa melalui
23 Dewi, Konsep Pengembangan Kewirausahaan di Pembangunan Karakter Entrepreneurship: Peran
Indonesia, 11–12. Psikologi, Pendidikan dan Masyarakat,” 118.
24 Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, 118–19.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 7


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

sikap serta perilaku.27 Dimensi mindset nilai tersebut ke dalam diri seseorang.
entrepreneurship diantaranya adalah: (a) Sosialisasi berarti upaya memasyarakatkan
visioner, berorientasi masa depan, memiliki atau menyampaikan sesuatu hal sehingga
mimpi dan keinginan kuat untuk menjadi diketahui, dikenal, dipahami, dan
merealisasikannya; (b) memiliki usaha dihayati oleh masyarakat atau objek yang
sendiri yang baru, keinginan kuat untuk dikenai sosialisasi.29 Dalam hal ini sesuatu
berprestasi, dan percaya terhadap diri yang dimaksud adalah nilai-nilai
sendiri; (c) kreatif dan inovatif, serta adaptif. entrepreneurship. Sosialisasi dapat
Dengan rasionalitasnya, seorang dilakukan lewat kegiatan penerangan,
wirausahawan mampu melakukan pendidikan, komunikasi publik, personal,
pengamatan secara jeli terkait kebutuhan media, dan sebagainya. Pada prinsipnya
masyarakat dan membuat solusi baru yang kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
ditawarkan untuk masyarakat. Dimensi sikap terjadinya transfer informasi dan
dan perilaku entrepreneurship adalah: (a) pengetahuan, sehingga dari yang
kegigihan, ketekunan, dan kerja keras; (b) sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, atau
kemandirian dan keberanian memulai, dari yang sebelumnya ada pengetahuan
berjiwa perintis; (c) berani mengambil risiko yang kurang menjadi lebih lengkap.
secara rasional; (d) berjiwa petarung, dan Sedangkan internalisasi berarti upaya
berani bangkit kembali saat jatuh. Dimensi seseorang untuk menghayati dan
kemampuan pada karakter mendalami nilai tertentu, agar nilai tersebut
entrepreneurship adalah: (a) kemampuan tertanam dalam dirinya.30 Bagaimana
manajemen, dan; (b) kemampuan kemudian nilai-nilai entrepreneurship
kepemimpinan. Dalam studi ini yang dihayati dan didalami sehingga bisa
berorientasi untuk menghidupkan karakter tertanam dalam diri. Ketika nilai-nilai itu
entrepreneurship pada subjek dakwah akan sudah terinternalisasi maka menjadi pijakan
lebih memfokuskan pada aspek mindset dan seseorang dalam merespon keadaan yang
sikap entrepreneurship. dihadapinya.

Membangun berarti mendirikan (untuk Proses dalam diri subjek agar suatu nilai
bangunan, dan sebagainya), membina, atau dapat terinternalisasi dimulai dari
memperbaiki.28 Membangun karakter menerima, menanggapi, memberi nilai atau
entrepreneurship berarti bagaimana status, mengorganisasikan nilai dalam diri,
membina atau menjadikan baik dalam hal dan mengkarakterisasikan nilai.31
karakternya sesuai dengan nilai-nilai Berdasarkan hal tersebut dapat
entrepreneurship. Sebagai sebuah nilai-nilai diketahui bahwa dalam proses
maka untuk membentuk seseorang memiliki internalisasi mensyaratkan adanya
mindset dan sikap entrepreneurship
sosialisasi nilai. Proses internalisasi nilai
diperlukan sosialisasi dan internalisasi nilai-
benar-benar mencapai tujuannya apabila

27 Adi W. Gunawan, The Secret Of Mindset (Jakarta: 30 H.E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter
Gramedia Pustaka Utama, 2007). (Bandung: Rosda Karya, 2011), 167.
28 Kemdikbud KBBI, “Kamus Besar Bahasa Indonesia 31 Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan

Online.” Sosial: Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif


29 Ibid. (Yogyakarta: Rake Sarasih, 2000), 133.

8 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

seseorang telah mengorganisasikan dan hidup, serta dampak-dampak apabila tidak


mengkarakterisasikan nilai dalam dirinya.32 memiliki karakter entrepreneurship
Artinya nilai-nilai telah tertanam dan dimiliki khusunya bagi seorang usahawan, baik
subjek, sehingga dapat menatanya dalam bisnis maupun non bisnis. Untuk itu
sedemikian rupa agar saling pada dan diperlukan sajian sosialisasi dan informasi
mendukung dalam pencapaian cita-cita yang menarik dan efektif agar subjek mau
hidupnya. Sehingga proses internalisasi memberikan perhatiannya. Konten yang
nilai-nilai entrepreneurship akan berhasil disajikan tidak hanya bersifat normatif
manakala nilai-nilai tersebut telah tetapi juga berbasis permasalahan riel yang
diorganisir dan mengkarakter pada diri dihadapi subjek, sehingga akan bisa
subjek. Dia tidak hanya memahami nilai- melahirkan kesadaran dan kebutuhan akan
nilainya tetapi juga menjadi mindset dan nilai tersebut.
cara pandang dalam melihat masalah, serta
mewujud dalam sikap dan tindakan Kedua, tahap transaksi nilai
hidupnya. Subjek menyadari betul nilai entrepreneurship. Jika tahap transformasi
penting dari entrepreneurship dan posisi nilai lebih banyak bersifat satu arah, maka
nilai tersebut dalam kesuksesan hidup tahap transaksi nilai dilakukan dengan jalan
maupun pekerjaannya. Subjek komunikasi dua arah atau melewati interaksi
mengidentifikasi dirinya sebagai seorang sosial, sehingga subjek dapat melihat dan
yang memiliki mental, semangat, dan sikap merasakan langsung nilai-nilai yang
entrepreneur sekalipun tidak selalu bekerja ditawarkan. Jadi dalam tahap ini tidak
dalam lapangan bisnis. sekedar membuka ruang dialog terkait nilai
entrepreneurship dan bagaimana
Langkah internalisasi nilai-nilai mewujudkannya dalam kehidupan, tetapi
entrepreneurship dapat dilakukan melalui juga membuka ruang interaksi melalui
tiga tahap, yaitu, (1) transformasi nilai; (2) keteladanan atau permodelan nilai-nilai
transaksi nilai; (3) transinternalisasi nillai.33 entrepreneurship. DItampilkan figur-figur
Pertama, tahap transformasi nilai yang berhasil dalam hidupnya karena
entrepreneurship. Tahap ini adalah memiliki karakter entrepreneurship, baik
sosialisasi dan menginformasikan nilai-nilai mereka yang bergerak di bidang bisnis
entrepreneurship kepada subjek yang maupun sosial. Ketika nilai entrepreneurship
dikehendaki. Sosialisasi tersebut dapat hendak dilaksanakan, biasanya subjek akan
dilakukan lewat komunikasi lisan maupun mengalami hambatan dan berbagai soal
tulisan, secara personal, kelompok, maupun yang membuat sulit memiliki mindset dan
menggunakan media. Nilai-nilai sikap seorang entrepreneur. Kesulitan dan
entrepreneurship yang perlu disosialisasikan soal itulah yang bisa diselesaikan dalam
terkait dengan pentingnya karakter tahap ini melalui dialog, pembimbingan,
tersebut, pengaruhnya terhadap kesuksesan nasehat, pemberian contoh, pemberian

32Titik Sunarti Widyaningsih, Zamroni, dan Darmiyati Fondasi dan Aplikasi 2, no. 2 (2014): 181–95,
Zuchdi, “Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai doi:10.21831/jppfa.v2i2.2658.
Karakter pada Siswa SMP dalam Perspektif 33 Muhaimin dan Abdul Mudjib, Pemikiran Pendidikan

Fenomenologis,” Jurnal Pembangunan Pendidikan Islam Kajian Filosofis Dan Kerangka Dasar
Operasionalnya (Bandung: Trigenda Karya, 1997).

Volume 04 - No.01 Juni 2022 9


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

motivasi dan penghargaan, dan lain-lain. Berdasarkan keadaan tersebut dapat


Melalui langkah-langkah tersebut subjek dianalisis pentingnya menghidupkan
akan mulai belajar bagaimana lebih karakter entrepreneurship dalam dakwah,
mendalami mindset dan sikap serta langkah-langkah untuk membangun
entrepreneurship. karakter entrepreneurship pada subjek
dakwah. Untuk mengkonkritkan bagaimana
Ketiga, tahap transinternalisasi problematika dakwah pada masa pandemi,
entrepreneurship, tahap ini lebih dari berikut disajikan data-data kegiatan dan
sekedar transaksi nilai entrepreneurship. lembaga dakwah pada masa pandemi yang
Dalam tahap ini, nilai entrepreneurship bersumber dari beberapa artikel jurnal.
sudah tertanam dan dilaksanakan, sehingga
subjek memiliki mindset dan sikap Pertama, Lembaga Dakwah Nahdhotul
sebagaimana yang ada dalam karakter Ulama (LDNU) Yogyakarta. Dalam studi yang
entrepreneurship namun perlu untuk terus berjudul “Eksistensi LDNU Yogyakarta Di
dibiasakan. Langkah-langkah pembiasaan Masa Pandemi: Studi Pola Pergeseran
dapat dilakukan dengan terus meningkatkan Dakwah,” disimpulkan bahwa selama masa
kualitas pemahaman dan pendalaman serta pandemi LDNU Yogyakarta tetap eksis dalam
pelaksanaan terus menerus di lapangan. Hal kegiatan dakwahnya yang dilaksanakan
tersebut memang perlu ditunjang suatu dengan mengubah pola dakwah dari luring
lingkungan yang mendukung hidupnya nilai- menjadi daring. Beberapa program
nilai entrepreneurship. Artinya ada orang- mengalami penyesuaian selama masa
orang di sekitar yang juga memiliki pandemi, seperti dakwah melalui radio,
kesadaran yang sama, sehingga yang terjadi kajian rutin melalui akun resmi media sosial
kemudian adalah komunikasi kepribadian LDNU Yogyakarta di instagram, facebook,
yang secara aktif. Ketika subjek mengalami dan youtube, secara langsung (live) maupun
kesulitan, kondisi jatuh, banyak masalah, tentatif.34
maka orang-orang disekitarnya yang
memiliki karakter entrepreneurship akan Kedua, organisasi Muhammadiyah Jawa
bisa menjadi pengingat baik secara langsung Barat. Dalam studi yang berjudul, “Strategi
maupun tidak langsung. Dakwah Muhammadiyah Jawa Barat Era
Pandemi Covid-19,” dijelaskan bahwa
Muhammadiyah menggerakkan berbagai
lini organisasinya untuk kepentingan
Dakwah Pasca Pandemi di
dakwah di masa Covid-19. Kegiatan dakwah
Indonesia dilakukan secara intensif oleh organisasi
Memahami dakwah pasca pandemi tidak Muhammadiyah untuk mendorong
terlepas dari situasi dakwah saat pandemi. masyarakat beribadah kepada Allah,
Dakwah masa pandemi di Indonesia beramal shaleh, danberkhidmat, sehingga
memiliki problematika tersendiri yang khas, jemaahnya dapat berdaya dan mandiri
yang perlu dipahami sebagai gambaran dalam kehidupan. Adapun strategi dakwah
dinamika dan keadaan subjek dakwah. yang dilakukan bertitik tolak dari pandangan

34 Zahrotus Sa’idah dan Achmad Khusnul Khitam, Pola Pergeseran Dakwah,” Orasi Jurnal Dakwah dan
“Eksistensi LDNU Yogyakarta di Masa Pandemi: Studi Komunikasi 12, no. 2 (2021): 275–84.

10 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

bahwa pandemi covid-19 merupakan mendatangkan banyak orang. Pengurus dan


realitas empirik, sehingga harus diterima jemaah masjid harus mendukung dan
dan dicari solusinya agar tetap bisa bersinergi dengan pemerintah dalam
melaksanakan dakwah, sekaligus tetap mencegah dan memutus mata rantai
sehat. Media dakwah digital dipergunakan penyebaran virus Corona yang akan
sesuai dengan sasaran komunikasinya; menularkan kepada jamaah masjid.36
pesan dirancang sesuai dengan targetnya
tanpa terpancing dengan berbagai hoax Dari hasil studi di atas dapat diketahui
maupun ujaran kebenciannya. Meski bahwa kegiatan dakwah di masa pandemi
Muhammadiyah menggunakan media mendapatkan kesulitan-kesulitan dengan
digital tetapi ia tidak menjadi digital religion tidak diperkenankannya untuk tatap muka
yang hanya berhenti pada pengetahuan secara langsung sebagaimana sebelum
kognitif.35 pandemi. Berbagai pembatasan juga
membuat beberapa lembaga dakwah dan
Ketiga, Dewan Kemakmuran Masjid. Dalam masjid harus menutup sementara
studi yang berjudul “Strategi Dakwah Dewan kegiatannya. Sehingga kegiatan dakwah
Kemakmuran Masjid (DKM) dalam yang semula dihadiri banyak jemaah
Menyikapi Covid-19,” dijelaskan bahwa menjadi harus dibatasi, bahkan ditutup
strategi yang digunakan adalah dengan sementara waktu. Tidak menentunya situasi
mengajak masyarakat muslim agar menjadi pandemi membuat tidak ada jaminan bahwa
lebih baik dalam beribadah yang akan jemaahnya akan kembali mengikuti kegiatan
mendatangkan kedamaian dan dakwah ketika situasi pasca pandemi.
menghindarkan dari bencana yang Apalagi ketika subjek dakwah tidak bisa
berkepanjangan. DKM juga menekankan beradaptasi dengan memberikan pelayanan
untuk mendukung dan mematuhi Fatwa dakwah pada masa pandemi.
MUI nomor 14 tahun 2020 terkait
penyelenggaraan ibadah dalam situasi Dari data di atas juga diketahui bahwa para
terjadi wabah Covid-19, yang berarti adalah subjek dakwah tetap berupaya untuk
perlu adanya pembatasan dalam menjaga eksistensi kegiatan dakwah di
pelaksanaan kegiatan ibadah di masjid. masyarakat. Sehingga meski pandemi dan
Bahkan dalam kondisi ketika wabah tidak banyak pembatasan dakwah harus tetap
terkendali maka tidak boleh dilaksanakan. Strategi yang ditempuh
menyelenggarakan shalat jumat di kawasan kemudian adalah memanfaatkan teknologi
tersebut, sampai keadaan menjadi normal internet sebagai sarana menyampaikan
kembali dan wajib menggantikannya dengan nilai-nilai dakwah di masyarakat. Digitalisasi
shalat zuhur di rumah masing-masing. dakwah menjadi pilihan terbaik dalam
Demikian pula dengan kegiatan pengajian situasi pandemi, yang diantaranya dilakukan
umum dan majelis taklim, atau yang melalui media sosial. Melalui media sosial,

35 Bambang Saiful Ma’arif dan Asep Ahmad Siddiq, ew/13735%0Ahttp://journal.uinsgd.ac.id/index.php/


“Strategi Dakwah Muhammadiyah Jawa Barat dalam anida/article/download/13735/6706.
Menangani Covid-19,” Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu 36 Farhat Abdullah, “Strategi Dakwah Dewan
Dakwah) 21 (2021): 113–30, Kemakmuran Masjid (DKM) dalam Menyikapi Covid-
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/anida/article/vi 19,” Al-Risalah 11, no. 2 (2020): 71–91,
doi:10.34005/alrisalah.v11i2.823.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 11


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

memudahkan para dai untuk melakukan inovasi untuk bisa sukses dakwah di media
dakwah dengan membuat tulisan, kuliah- sosial.
kuliah, pamflet, foto-foto yang mengetuk
kalbu, komik-komik berisi dakwah, video Menghadapi situasi pandemi dan pascanya
ceramah dan lain sebagainya yang kemduain tidak semua subjek dakwah siap, karena hal
disebarkan menggunakan media sosial tersebut terkait dengan karakter dan
facebook, twitter, instagram, youtube dan mentalitas. Berdasarkan hasil observasi di
whatsapp.37 Tentu tidak mudah lapangan terhadap beberapa subjek
menyampaikan nilai-nilai Islam secara dakwah, diindikasi karakter yang
daring, sebab interaksi dengan mitra mendominasi adalah karakter dan
dakwah menjadi terbata, lebih banyak mentalitas pegawai. Hal tersebut diindikasi
bersifat satu arah. dari pertanyaan terkait bagaimanakah
idealnya seseorang bekerja? Mayoritas
Keadaan-keadaan tersebut menuntut narasumber yang diobservasi menjawab
adaptasi dari lembaga dan subjek dakwah. bahwa bekerja yang terbaik bagi mereka
Beradaptasi dengan berbagai pembatasan, adalah menjadi pegawai dalam perusahaan
keharusan penerapan protokol kesehatan, yang sudah mapan, dengan gaji dan fasilitas
adanya penurunan jemaah dakwah, serta yang memadai. Sebagian bahkan memiliki
perlunya kemampuan pemanfaatan media pandangan bahwa pegawai negeri sebagai
online dalam berbagai platform sesuai suatu jabatan yang tinggi dan menjadi
kebutuhan dakwah. Hal tersebut menuntut impian. Di sisi lain hanya sedikit narasumber
kesediaan dan kesiapan subjek dakwah yang menjawab bahwa bekerja yang ideal
untuk mau belajar hal baru, memulai lagi adalah dengan membuka dan
dari awal, berpikir kreatif dan inovatif mengembangkan usaha sendiri
mencari celah di tengah keterbatasan. (wiraswasta). Sejalan dengan hasil observasi
Subjek dakwah perlu belajar bagaimana tersebut, sikap mental kewirausahaan juga
membuat konten-konten dakwah yang sedikit dimiliki oleh mahasiswa. Sebagian
menarik di media sosial. Sebab di media dari mereka menilai bahwa berwirausaha itu
sosial persaingannya bukan hanya nilai-nilai masa depannya tidak pasti, berbeda dengan
agama lain tetapi lebih banyak nilai yang bekerja di perusahaan yang lebih
secara kecenderungan mengarah pada mendapatkan kepastian.38 Berdasarkan
kebebasan dan hiburan semata. Maka gambaran kegiatan dan subjek dakwah pada
dakwah di media sosial jika tidak bisa masa pandemi dan pasca pandemi akan
menghadirkan daya tarik tentu akan dianalisis perlunya menghidupkan karakter
ditinggalkan oleh mitra dakwahnya. Subjek entrepreneurship dan cara
dakwah yang sebelumnya tidak pernah menghidupkannya pada subjek dakwah
dakwah dengan media online harus berani untuk menghadapi situasi pasca pandemi.
untuk memulai lagi dari awal. Dibutuhkan
ketahanan dan kesabaran, serta kreasi dan

37Asriyanti Rosmalina dan Tia Khaerunnisa, “Media 38


Nursanti, “Peranan UIN Alauddin Makassar dalam
Sosial Sebagai Alat Komunikasi Dakwah Pada Masa Mengembangkan Sikap Mental Kewirausahaan
Pandemi,” ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 12, Mahasiswa” (UIN Alauddin Makassar, 2014).
no. 1 (2021): 147, doi:10.24235/orasi.v12i1.8205.

12 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

Peran Karakter Entrepreneurship masa perintisan. Dakwah pada situasi


pandemi mengharuskan subjek-subjek
dalam Dakwah Pasca Pandemi
dakwah untuk mau belajar kembali, bahkan
Dakwah bisa berarti tablig, penyiaran dan
ada yang harus mulai membuka kegiatan
penerangan agama, bisa juga diartikan
dan pasar dakwah dari awal. Kondisi usaha
semua usaha untuk merealisir ajaran Islam
tahap awal biasanya modal masih kecil,
dalam kehidupan.39 Dakwah juga
karyawan terbatas, belum memiliki sistem
merupakan konsep pemecahan atas
dan program yang mapan. Pemilik usaha
masalah atau penyakit sosial yang terjadi
masih harus banyak terlibat turun lapangan
pada suatu masyarakat, sehingga dakwah
dalam pembuatan produk, penjualan,
berfungsi sebagai penyembuh sekaligus
melayani konsumen, sampai menyiapkan
pencegah kerusakan masyarakat. 40 Dari data
dan membersihkan tempat usaha secara
di atas dikatahui bahwa dakwah pada masa
mandiri. Hal tersebut dapat dimaklumi
pandemi menghadapi berbagai tantangan
mengingat memang masih tahap awal.
dan kesulitan. Subjek dakwah perlu
Demikian pula dengan keadaan dakwah
melakukan berbagai langkah adaptasi, perlu
yang masih merintis, jumlah subjek dakwah
untuk bisa bertahan dan bangkit lagi dari
yang terlibat sangat sedikit, lebih banyak
awal. Namun jika ditelaah, dibalik kesulitan
yang bersifat pengabdian dari pada mereka
dan tantangan karena pandemi sebenarnya
yang secara profesional terjun di bidang
juga menghadirkan peluang-peluang
dakwah. Pimpinan lembaga atau kegiatan
pengembangan dakwah. Karena pandemi
dakwah harus mau turun ke lapangan,
digitalisasi dakwah mendapatkan
memasarkan kegiatan dakwahnya,
momentum akselerasinya. Para dai dan
mempelajari media dan teknologi baru,
aktivis dakwah yang sebelumnya tidak
menyiapkan peralatan dan tempat secara
pernah berdakwah dengan media online,
mandiri, dan sebagainya. Perlu usaha yang
atau hanya ala kadarnya dalam dakwah
banyak untuk mengkreasi program yang
online, akhirnya harus mau belajar, mulai
dibutuhkan pasar dakwah, mengenalkan
dari awal untuk dakwah di media sosial.
produk dakwahnya secara baik, bila perlu
Menghadirkan konten-konten dakwah yang
juga memberikan edukasi ke pasar secara
menarik. Kreatifitas dan inovasi para dai diuji
intens dengan segenap keterbatasan dana
agar bagaimana dakwahnya tetap bisa eksis
dan SDM yang ada, sehingga subjek dakwah
di tengah pandemi dan bisa bangkit menjaid
dalam keadaan tersebut harus berani
lebih besar lagi pada pasca pandemi.
merangkap banyak pekerjaan.
Disinilah nantinya karakter entrepreneurship
berperan dalam kemampuan subjek dakwah
Dalam dunia usaha telah dipahami bahwa
bertahan dan tumbuh pada masa pandemi.
karakter entrepreneurship menjadi salah
satu kunci sukses dalam mengembangkan
Keadaan dakwah pada masa pandemi dapat
usaha. Terlebih pada situasi awal ataupun
dianalogikan seperti kondisi usaha pada
situasi sulit karena pandemi. Mereka yang
tahap awal karena kondisi tahap awal adalah
bisa bertahan dan sukses dalam usahanya

39Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah (Jakarta: 40 Iskandar Al-Warisyi, Dakwah Illahiah - Jalan Dakwah
Pustaka Pelajar, 2003), 9. Tujuh Rasul Allah dalam Memperbaiki Masyarakat
Jahiliyah (Surabaya: Yayasan Al-Kahfi, 2002), 1.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 13


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

bukan berarti tidak pernah jatuh ataupun dan tumbuh pada masa pandemi. Mindset
gagal, tetapi mereka bisa memaknai visioner menjadikan seorang subjek dakwah
kejatuhan dan kegagalannya sebagai sebuah memiliki tujuan yang besar yang
proses dan kesempatan untuk belajar dan berhubungan dengan nilai-nilai ketuhanan,
memperbaiki diri. Mindset untuk terus maju sebab dakwah tidak lain adalah
dengan sikap pantang menyerah dan kerja perintahNya, yang juga dilakukan oleh para
keras menggapai kesuksesan usahanya nabi dan rasul. Sehingga mereka yang
itulah yang ada pada usahwan dengan terlibat dalam aktivitas dakwah memiliki
karakter entrepreneurship. Mereka tidak nilai dan kontribusi yang tinggi bagi
hanya belajar ilmu sukses dari orang lain, pembangunan masyarakat. Oleh karenanya
tetapi juga belajar dari episode bagaimana bagaimanapun keadaannya, dakwah harus
orang sukses mengalami kegagalan dan terus dijalankan. Sebagaimana lembaga
bangkit dari kegagalannya. Mereka dakwah yang disebutkan sebelumnya,
menyadari bahwa tidak ada jaminan bahwa mereka tetap berupaya agar dakwah bisa
usaha mereka akan lancar dan terhindar dari eksis di masyarakatnya. Hal tersebut karena
kesulitan dan kegagalan, karena disadari mereka memahami visi dakwah yang
banyak faktor eksternal yang merupakan visi jangka panjang tidak hanya
mempengaruhi, oleh karenanya dengan dunia tapi juga akhirat. Dengan mindset
menghidupkan karakter entrepreneurship visioner memungkinkan subjek dakwah
mereka bisa bangkir dari keruntuhan. untuk terus menghidupkan dakwah dalam
Dengan karakter entrepreneurship akan situasi sulit karena pandemi.
menjadikan seorang usahawan tidak terlalu
cemas berlebihan terhadap resiko dari Adanya keinginan kuat untuk maju dan
kegagalan usaha yang dilakukan. Kecemasan berprestasi mendorong subjek dakwah
dan ketakutan berlebihan membuat untuk bertahan dalam situasi sulit. Sekalipun
seseorang tidak berani mngambil resiko, harus mulai merintis lagi, belajar untuk
akibatnya peluang pengembangan usahanya menyesuaikan, dan memulai kegiatan
cenderung stagnan. Dengan memiliki mental dakwah dari awal, tidak membuat subjek
dan ilmu bangkit kembali maka seorang dakwah menyerah dan putus asa. Kreatifitas
usahawan akan tahu dari mana dan dan inovasi memungkinkan subjek dakwah
bagaimana usahanya dilakukan untuk untuk memikirkan cara-cara dakwah baru
merintis lagi. yang sejalan dengan protokol kesehatan di
masa pandemi, namun juga mampu
Dengan analogi tersebut maka karakter mencapai tujuan dakwah secara efektif dan
entrepreneurship yang dihidupkan dalam efisien. Secara keseluruhan mindset
organisasi dakwah memiliki perananyang entrepreneurship menjadikan subjek
signifikan. Sebagaimana dalam dunia usaha dakwah tidak hanya melihat pandemi
pada umumnya, dengan menghidupkan sebagai satu masalah besar yang
mindset entrepreneurship pada subjek menghambat tetapi juga menjadikannya
dakwah yaitu visioner, memiliki keinginan mampu melihat peluang-peluang kemajuan
kuat untuk maju dan berprestasi, kreatif dan dan pengembangan di balik situasi pandemi.
inovatif dalam menjalankan usahanya, Dari mindset tersebut melahirkan sikap dan
memungkinkan kegiatan dakwah bertahan perilaku subjek dakwah yang sejalan dengan

14 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

karakter entrepreneurship, yaitu kerja keras, karakter kewirausahaan seperti


mandiri, berani mengambil resiko secara kemandirian, kegigihan dan ketekunan,
rasional, dan bangkit kembali saat jatuh. Hal visioner, inovatif dan kreatif, dan sebagainya
tersebut membuat dakwah tidak hanya bisa yang terbukti membawa pada keberhasilan
bertahan dalam masa pandemi tetapi juga usaha, termasuk dalam usaha dakwah di
bisa tumbuh dan terus berkembang. masyarakat.

Dilihat dari lapangan kerjanya, subjek dan Peran karakter entrepreneurship tidak hanya
lembaga dakwah berhadapan dengan dibutuhkan pada saat kegiatan dakwah
masyarakat dan pasar dakwahnya yang masih merintis atau dalam situasi sulit,
memiliki beragam karakter, norma, nantinya pasca pandemi ketika kegiatan
pemahaman keagamaan, penerimaan dakwah sudah tumbuh pesat juga tetap
terhadap gagasan baru, problematika sosial, dibutuhkan karakter entrepreneurship. Pada
termasuk dampak pandemi di masyarakat. tahap lembaga dakwah sudah besar, harus
Selain itu subjek dakwah juga harus memiliki disadari bahwa dakwah memiliki lanskap
penguasaan materi dakwah sebagai produk lingkungan yang besar pula. Masyarakat
yang ditawarkan, yang dalam situasi yang menjadi mitra dakwah semakin banyak
pandemi perlu disajikan melalui media dan bervariasi, karakter dan kebutuhannya
digital ke dalam konten-konten dakwah. juga bermacam-macam. SDM yang terlibat
Konten tersebut bisa berupa gambar, foto, dalam lembaga dakwah juga semakin
video, infografis, narasi, dan lain-lain. Pada banyak. Belum lagi adanya pesaing dari
prinsipnya konten tersebut haruslah beragam nilai lainnya. Perkembangan
menarik agar mampu menggapai pasar teknologi komunikasi dan informasi juga
sasaran. Penyajian materi dakwah dalam akan mempengaruhi situasi persaingan yang
bentuk konten media sosial ataupun ada. Karena pesaing sekalipun dalam
disampaikan secara langsung perlu dikemas dakwah akan demikian bersemangat untuk
sesuai dengan keadaan pasar. Metode dan bisa mengalahkan lembaga yang menjadi
pendekatan juga penting untuk bisa pemimpin pasar. Pada keadaan tersebut
disesuaikan dengan situasi keadaan lembaga dakwah perlu memiliki subjek-
masyarakat serta kapasitas subjek dakwah. subjek yang fokus melakukan riset dan
Subjek dan lembaga dakwah juga pengembangan, yang ditunjang dengan
berhadapan dengan situasi lingkungan fasilitas yang memadai. Keberadaan tim
makro, seperti politik, ekonomi, hukum, riset tersebut tidak lain adalah untuk
sosial budaya, pendidikan, kesehatan, dan meriset dan mengembangkan berbagai
lain-lain. Mereka harus bisa beradaptasi produk dakwah yang kompetitif, menjawab
menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pasar, sekaligus mencapai visi
lingkungan makro, maka menjadi keharusan dakwah. Juga riset metode dan komunikasi
bagi subjek dakwah untuk bisa bertahan dakwah, sajian konten dalam media online,
dan berkembang.41 Karakter pengembangan budaya dalam lingkup
entrepreneurship menjadi modal penting lembaga dakwah, maupun sistem
untuk dimiliki oleh subjek dakwah. Karakter- pengamanan dalam dakwah. Dengan

41Shofyan Affandy, “Paradigma Etis dan Metodologis Pengembangan Manajemen Dakwah 08, no. 01
bagi Dakwah Strategis,” Jurnal Kajian dan (2018): 1–26.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 15


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

karakter entrepreneurship, mindset untuk entrepreneurship, yang diharapkan akan


terus maju dan berkembang, sikap kerja melahirkan sikap dan perilaku sebagaimana
keras pantang menyerah mewujudkan dalam karakter entrepreneurship.
mimpi memungkinkan lembaga dakwah
untuk terus menjadi pemimpin pasar, Secara teoritis subjek dakwah adalah setiap
lembaga dakwah besar yang dipercaya muslim yang sudah baligh dan berakal
publik dan memiliki jemaah yang loyal. sehat, baik laki-laki maupun perempuan,
Dengan karakter entrepreneur dakwah memahami ajaran Islam dan menyampaikan
pasca pandemi memiliki prospek yang cerah. sesuai dengan keahlian serta
mengamalkannya dalam kehidupan,
termasuk diantaranya adalah dai yang
Internalisasi Nilai-Nilai merupakan pewaris para nabi dan memiliki
misi hidup untuk menyiarkan ajaran Islam.42
Karakter Entrepreneurship
Secara sosiologis individu muslim yang
pada Subjek Dakwah terlibat dalam kegiatan dakwah secara
Mengingat demikian signifikannya karakter profesional maupun pengabdian adalah
entrepreneurship dalam dakwah pasca subjek dakwah. Mereka memiliki tugas
pandemi maka nilai-nilai karakter tertentu untuk mensukseskan kesgiatan
entrepreneurship perlu dihidupkan pada dakwah. Mereka ikut mendakwahkan nilai-
subjek dakwah. Menghidupkan atau nilai secara langsung sebagai penceramah
membangun karakter entrepreneursip tidak atau pembicara, dan secara tidak langsung
lain adalah menginternalisasikan nilai-nilai melalui perilaku, tulisan, dan sebagainya.
karakter entrepreneurship. Sebagaimana Termasuk subjek dakwah pula, pimpinan
ditemukan dari data hasil observasi terkait lembaga atau organisasi dakwah yang
mental dan karakter subjek dakwah yang bertugas mengatur dan mengelola jalannya
menjadi narasumber, bahwa kebanyakan organisasi yang dipimpinnya. Subjek-subjek
belum memiliki jiwa-jiwa entrepreneur. dakwah yang demikianlah yang perlu
Sehingga nilai-nilai entrepreneurship tidak memiliki mindset dan sikap karakter
hidap dalam diri mereka. Ketika memulai entrepreneurship guna menghadapi situasi
usaha dakwahnya banyak yang berbekal pasca pandemi. Dalam satu komunitas atau
mental dam karakter alamiah yang ada atau lembaga dakwah akan mampu bertahan dan
seperti karakter pegawai yang umumnya tumbuh dalam situasi pandemi manakala
mencari aman dan tidak percaya diri kalau subjek-subjek di dalamnya telah
harus mulai sesuatu dari nol. Situasi terinternalisasi nilai-nilai karakter
pandemi yang penuh keterbatasn dan harus entrepreneurship.
banyak memulai hal baru, jika dilihat dari
perspektif mental dan karakter aman adalah Nilai-nilai karakter entrepreneurship
situasi yang sangat sulit, sengsara, dihidupkan pada subjek dakwah sesuai
menyedihkan, serta mengecam masa dengan tahapan internalisasi nilai-nilai
depannya. Oleh karenanya diperlukan berbasis pada persoalan mental dan
perubahan menjadi mindset karakter yang secara umum menghambat

42 A. Fikri Amiruddin Ihsani, “Subjek Dakwah Islam Penelitian Komunikasi Penyiaran Islam 2, no. 1 (2019):
dalam Perspektif Al-Qur’an,” Jurnal Kopis: Kajian 44–58.

16 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

pembentukan karakter entrepreneurship. yang memahami mindset entrepreneurship


Berdasarkan data di atas diketahui bahwa kepada SDM-SDMnya juga dapat dilakukan
sebagian subjek dakwah ketika menghadapi untuk memperkuat sosialisasi dan transfer
situasi pandemi, yang mengharuskan pengetahuan karakter entrepreneurship.
memulai dari awal, dan banyak belajar hal Sosialisasi untuk mengangkay nilai karakter
baru membuat mereka kesulitan, entrepreneurship kepada subjek-subjek
memandangnya sebagai keadaan yang dakwah dapat dilakukan dengan
menyedihkan, bahkan nelangsa. Hal pendekatan filosofis, normatif, dan tokoh-
tersebut karena selama ini mentalitas yang tokoh sukses. Pendekatan filosofis berarti
terbentuk adalah mental yang mencari menjelaskan kepada subjek dakwah
aman. Pekerjaan yang ideal adalah menjadi bagaimana filosofi kesuksesan dakwah
pegawai dengan sistem yang sudah mapan dalam menghadapi situasi pasca pandemi
dan gaji pasti. Sehingga sikap yang muncul yang dihubungkan dengan perlunya
ketika menghadapi pandemi adalah tidak perubahan mindset memandang bahwa
ada kegigihan dan keberanian, tidak ada ide- pandemi bukan hanya sebagai tantangan
ide baru sebagai terobosan untuk mengatasi dan masalah tetapi juga peluang, dan
pandemi, akhirnya kegiatan dakwahnya dakwah dalam situasi apapun harus tetap
hanya stagnan bahkan cenderung mundur eksis guna membantu masyarakat Islam
karena pandemi. Sumber dari persoalan melewati situasi sulit karena pandemi.
tersebut adalah persoalan mindset atau cara Justru pada situasi pandemi inilah, umat
pandang dalam memahami kesulitan hidup membutuhkan wawasan dan bimbingan
dan pekerjaan. Sebab mindset secara umum keagamaan agar dapat menyikapi pandemi
mempengaruhi sikap dan perilaku secara rasional.
seseorang. Mindset inilah yang perlu
dirubah agar memiliki sejalan dengan nilai Pendekatan normatif mengacu pada dalil
entrepreneurship, yang di antaranya yang ada di Al-Quran maupun teladan dari
memandang bahwa masalah dan kesulitan Nabi Muhammad yang merupakan sosok
itu menjadi bagian dari pencapaian visi pejuang dakwah yang memiliki jiwa seperti
hidupnya. seorang entrepreneur. Di antaranya seperti
dalam Quran Surah Al-Insyirah disebutkan,
Perubahan mindset dapat dimulai pada “Bukankah Kami telah melapangkan
tahap transformasi nilai-nilai karakter dadamu (muhammad)? Dan Kami telah
entrepreneurship pada subjek dakwah. turunkan bebanmu, yang memberatkan
Tahap ini dilakukan dengan sosialisasi dan punggungmu, dan kami tinggikan sebutan
transfer pengetahuan terkait pentingnya (namamu) bagimu. Maka sesungguhnya
karakter entrepreneurship bagi kesuksesan bersama kesulitan ada kemudahan,
dakwah, terlebih untuk menghadapi situasi sesungguhnya bersama kesulitan ada
pandemi. Sosialisasi dapat dilakukan melalui kemudahan. Maka apabila engkau telah
forum koordinasi maupun forum khusus selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja
yang diselenggarakan untuk sosialisasi. keras (untuk urusan yang lain). Hanya
Dialog-dialog secara personal dari pimpinan kepada Tuhanmulah engkau berharap.”43

43Kementrian Agama RI, Bukhara Al-Qur’an Tajwid


dan Terjemah (Jakarta: Syaamil Quran, 2007).

Volume 04 - No.01 Juni 2022 17


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

terkandung sikap entrepreneur untuk terus


Quraish Shihab menjelaskan bahwa surah di berusaha, kerja kera, dan tidak putus asa
atas berkenaan dengan keadaan Nabi menghadapi segala kesulitan. Apalagi
Muhammad yang dalam ketenangan jiwa kesulitan dalam dakwah yang memang
karena telah dilapangkan dan diringankan sudah menjadi sunatullahNya. Sehingga
bebannya. Beban yang dimaksud adalah dengan memahami ayat-ayat ini dapat
beban psikologis sebagai akibat dari menjadi motivasi dan kesadaran bagi subjek
keadaan umatnya yang diyakini beliau dakwah, bahwa Allah mengharapkan
berada dalam jurang kebinasaan, tapi beliau umatnya untuk menjadi umat yang tangguh,
tidak mengetahui apa jalan keluar yang yang memiliki keyakinan besar untuk
tepat. Allah kemudian memberikan mencapai visi hidupnya, sehingga setiap
pemecahan sekaligus juga meninggikan kesulitan akan diterjang dengan semangat
nama atau sebutan untuk Nabi Muhammad. pantang menyerah, karena meyakini bahwa
Atas dasar itulah Allah menjelaskan salah bersama kesulitan itu ada kemudahan.
satu sunnahNya yang bersifat umum dan
konsisten, yaitu “Setiap kesulitan pasti Pendekatan tokoh-tokoh entrepreneur
disertai atau disusul oleh kemudahan maksudnya adalah sebagai pendekatan
selama yang bersangkutan bertekad untuk empiris, bukti akan pengaruh mindset dan
menanggulanginya.” Selanjutnya Allah sikap entrepreneursip bagi keberhasilan
memberikan petunjuk untuk senantiasa usaha seseorang. Di lapangan dakwah bisa
berusaha dan bekerja keras, serta berdoa mengangkat keberhasilan dakwah Nabi
kepadaNya.44 Sehingga dalam surah Muhammad, yang mulai membangun
tersebut terdapat beberapa kandungan, dakwah dari nol, menghadapi berbagai lika-
yaitu: (1) adanya kepastian atau sunatullah liku kesulitan dan tantangan, mulai dari
bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan, ditekan, dihina, diboikot, sampai penyiksaan
Allah yang menjamin hal ini; (2) kemudahan secara fisik yang mengharuskan Nabi dan
itu hanya akan didapatkan apabila umat Islam hijrah sampai akhirnya berhasil
seseorang itu berusaha dan bekerja keras, merubah pemikiran dan moralitas
artinya dia tidak putus asa dan mempelajari masyarakatnya. Di lapangan sosial dpaat
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya; (3) mengangkat tokoh Muhammad Yunus yang
keharusan untuk mengambil langkah- mengelola Grameen Bank di Bangladesh
langkah yang tepat yang sejalan dengan yang menjadi simbol keberhasilan dalam
hukum-hukum perbaikan, melalui usaha dan pemberdayaan masyarakat sehingga bisa
doa. mengentaskan kemiskinan di
masyarakatnya. Muhamad Yunus sejatinya
Kandungan surah tersebut sejalan dengan adalah dekan Fakultas Ekonomi Chittagong
mindset entrepreneurship, yang memiliki University di Bangladesh. Prihatin dengan
pandangan bahwa pasti ada jalan dan keadaan masyarakat di sekitarnya, dia lantas
pemecahan untuk setiap kesulitan, sehingga bergaul dengan realitas orang miskin dan
akan terus berpikir maju, dengan kemiskinan di Desa Jobra. Dari
rasionalitasnya mencari solusi. Juga pergulatannya itulah melahirkan gagasan

44 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 15


(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 408–23.

18 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

konsep pengentasan kemiskinan yang gila/nyeleneh, tidak jelas. Tetapi cukup


disebutnya kewirausahaan sosial (social terencana untuk merealisasikan memiliki
entrepreneurship), yang terbukti nyata usaha dakwahnya dan mengembangkannya
berhasil meningkatkan kualitas hidup pada level yang lebih tinggi. Ketika hal
masyarakat miskin khususnya kaum tersebut dapat dilakukan oleh pimpinan
perempuan.45 Dalam lapangan bisnis lebih lembaga dakwah, maka subjek-subjek di
banyak lagi contoh perusahaan-perusahaan dalamnya akan melihat secara langsung
besar yang memiliki pemimpin berjiwa bagaimana mindset dan sikap pemimpinnya
entrepreneur seperti Sony, Microsoft, Apple, yang mencerminkan karakter
dan sebagainya. Dari contoh-contoh entrepreneurship¸ sehingga dapat menjadi
tersebut diharapkan bisa menambah contoh dan inspirasi bagi subjek-subjek
wawasan bagi subjek dakwah terkait dakwah lainnya.
pengaruh nilai-nilai karakter
entrepreneurship bagi kesuksesan usaha Setelah transformasi dan transaksi nilai-nilai
dakwah. karakter entrepreneurship, langkah
selanjutnya adalah transinternalisasi nilai-
Tahapan transaksi nilai-nilai nilai melalui pengondisian dan pembiasaan
entrepreneurship kepada subjek-subjek agar mindset dan sikap entrepreneurship
dakwah dapat dilakukan dengan membuka senantiasa terjaga. Pengondisian subjek
ruang dialog dan interaksi melalui dakwah dapat dilaksanakan dalam
keteladanan pimpinan dalam menegakkan komunitas dan sekretariat dakwah, melalui
nilai-nilai karakter entrepreneurship. slogan-slogan pengingat nilai
Pimpinan dakwah memainkan peran besar entrepreneurship bagi dakwah. Lembaga
agar proses transaksi nilai-nilai subjek dakwah juga bisa menjadikan nilai-nilai
dakwah, yang sebelumnya tidak memahami dalam karakter entrepreneurship menjadi
dan menyadari, menjadi mulai menyadari bagian dari kultur yang perlu untuk
dan menerima nilai-nilai entrepreneurship. dihidupkan. Karakter kreatif dan rasional,
Melalui pembimbingan, diskusi pemecahan kemandirian, petaurng dan pekerja keras,
masalah, dan lewat wujud konkrit perilaku serta berjiwa perintis di antara nilai-nilai
kepemimpinan yang mencerminkan mindset yang apabila menjadi bagian dari kultur atau
dan sikap entrepreneurship. Ketika lembaga kebiasaan anggota lembaga dakwah akan
dakwahnya dihadapkan pada situasi sulit dapat mengantarkan dakwah pada
seperti pandemi, pimpinan lembaga dakwah kemajuan dan melewati masa-masa sulit
dengan sabar memulai usaha setahap demi saat pandemi dan pasca pandemi. Dengan
setahap, merencakannya dengan baik, mau karakter kreatif dan rasional, subjek-subjek
bekerja keras, bahkan bersedia turun dakwah akan bisa melakukan pengamatan
langsung ke lapangan. Semua itu dilakukan secara jeli adanya persoalan dan kebutuhan
dapat merealisasikan visinya dalam dakwah. masyarakat serta membuat solusi yang
Semua pekerjaan yang dilakukannya tidak original yang bersumber dari dakwah Islam.
dimaknai suatu yang menghinakan, Karakter kemandirian membuat subjek

45 Aam Slamet Rusydiana, “Pemberdayaan Masyarakat https://melakukan.com/wp-


Miskin ala Grameen: Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal content/uploads/2018/04/Pemberdayaan-
Akuntansi 6, no. 1 (2018): 1–16, Masyarakat-Miskin.pdf.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 19


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

dakwah banyak mengandalkan dirinya Peranan karakter entrepreneurship dalam


dalam menentukan nasibnya. Dengan dakwah terlihat nyata manakala usaha
karakter petarung dan pekerja keras, akan dakwah harus memulai lagi dari awal
melahirkan sikap tidak mengenal lelah sebagaimana merintis usaha. Hanya dengan
mengejar impiannya merealisasikan mental dan karakter entrepreneurship usaha
kreativitasnya. Karakter perintis dan dakwah akan bisa tumbuh. Secara filosofis
mampu bangkit kembali, bahkan memulai lapangan dakwah yang dinamis dengan
usaha yang baru lagi, membuat subjek banyak variabel pengaruh lingkungan makro
dakwah mudah melakukannya. Melalui tiga dan mikro memerlukan watak dan
tahap internalisasi nilai-nilai karakter mentalitas entrepreneurship untuk
entrepreneurship akan terbangun mindset menghadapinya. Sebab pasti akan selalu ada
dan sikap entrepreneurship pada subjek- kesulitan, tidak ada jaminan keberhasilan
subjek dakwah sebagai bekal untuk bangkit dalam setiap usaha. Secara normatif, Al-
dan tumbuh pasca pandemi. Quran dan Nabi telah memberikan petunjuk
untuk gigih, pantang menyerah, percaya
pada sunatullahNya bahwa sesudah
Kesimpulan kesulitan akan ada kemudahan, yang
Dakwah pasca pandemi bukanlah hal yang menjadi karakter penting bagi kesuksesan
mudah. Terdapat banyak persoalan dan dakwah. Pembangunan karakter
tantangan yang harus dihadapi oleh subjek entrepereneurship yang dilakukan melalui
dan lembaga dakwah. Mereka dituntut internalisasi nilai-nilai dapat dilakukan
untuk bisa beradaptasi dengan situasi baru, dalam tiga tahap internalisasi, yaitu
berbagai pembatasan selama pandemi, transformasi nilai, transaksi nilai, dan
belajar hal baru seperti dakwah dengan transinternalisasi nilai entrepreneurship
media teknologi media online, serta tidak pada subjek dakwah. Mengingat persoalan
menutup kemungkinan untuk memulai lagi utamanya bersumber dari mindset maka
dari awal. Sementara keadaan subjek dalam transformasi dan transaksi nilai
dakwah tidak semuanya siap dan bisa entrepreneurship harus bisa menyajikan
beradaptasi dengan situasi baru. Disinilah informasi dan membuka ruang diskusi dan
peran karakter entrepreneurship untuk interaksi guna memantapkan mindset
membangun mindset dan sikap subjek entrepreneurship. Dengan memperbaiki
dakwah agar tidak hanya sekedar bertahan mindset, alamiahnya akan diiringi lahirnya
pada situasi sulit karena pandemi, namun sikap yang sejalan dengan nilai
juga bangkit dan membawa berbagai entrepreneurship pada subjek dakwah.
kemajuan untuk dakwah. Sebab
bagaimanapun juga dakwah dibutuhkan di Oleh karenanya studi ini merekomendasikan
masyarakat, situasi pandemi dan pasca bagi para aktivis dakwah di masyarakat yang
pandemi harus dibaca bukan hanya dari saat ini tengah menghadapi situasi pasca
aspek masalah dan kesulitannya tetapi juga pandemi perlu mempertimbangkan untuk
peluang ke depannya untuk memajukan menghidupkan nilai-nilai karakter
sektor dakwah di masyarakat. entrepreneurship dalam kegiatan
dakwahnya. Tentu nantinya dalam
pelaksanaannya perlu analisis lebih lanjut

20 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

terkait persoalan dan strategi kultur organisasi dakwah, karena di


pembangunannya yang disesuaikan dalamnya terdapat nilai-nilai universal yang
keadaan lembaga masing-masing. Studi dibutuhkan seorang usahawan dakwah
lanjutan yang dapat dilakukan adalah untuk maju dan berkembang, siap
dengan mendalami bagaiman nilai-nilai menghadapi tantangan zaman pasca
entrepreneurship bisa menjadi bagian dari pandemi.

Bibliografi
Abdullah, Farhat. “Strategi Dakwah Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dalam Menyikapi
Covid-19.” Al-Risalah 11, no. 2 (2020): 71–91. doi:10.34005/alrisalah.v11i2.823.
Affandy, Shofyan. “Paradigma Etis dan Metodologis bagi Dakwah Strategis.” Jurnal Kajian dan
Pengembangan Manajemen Dakwah 08, no. 01 (2018): 1–26.
Akbar RA dan Sihab BA. “Kepemimpinan Kewiraushaan Dalam Menghadapi Tantangan
Pandemi Covid-19 Di Indonesia.” Leadership & Organization Development Journal 12, no.
7 (2020): 28–31.
Al-Warisyi, Iskandar. Dakwah Illahiah - Jalan Dakwah Tujuh Rasul Allah dalam Memperbaiki
Masyarakat Jahiliyah. Surabaya: Yayasan Al-Kahfi, 2002.
Alimuddin, Agus, Adih SUpriadi, Ujang Enas, Fauzan Aziz, dan Komang Trisna sari Dewi.
Kewirausahaan Teori dan Praktis. Bandung: Widina Bhakti Persada, 2021.
Ananda, Rusydi, dan Tien Rafida. Pengantar Kewirausahaan Rekayasa Akademik Melahirkan
Entrepreneurship. Diedit oleh Muhammad Rifai. Medan: Perdana Publishing, 2016.
Biro Humas Kemnaker. “Menaker: Badai Pasti Berlalu, Panggil Kembali Pekerja yang ter-PHK
Nanti,” 2020. https://www.kemnaker.go.id/news/detail/menaker-badai-pasti-berlalu-
panggil-kembali-pekerja-yang-ter-phk-nanti.
Cahayani, Ati, dan Aristo Surya Gunawan. “Important Entrepreneurial Characteristics to
Survive in the Covid-19 Pandemic Era ( Case Study on Alumni Business Administration
Program of Atma Jaya Catholic University of Indonesia ),” 2021, 686–94.
Dewi, Sayu Ketut Sutrisna. Konsep Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia. Yogyakarta:
Deepublish, 2017.
Dwiastanti, Anis, dan Gusnar Mustapa. “Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Lingkungan
Eksternal Dan Strategi Bertahan Umkm Dalam Menjaga Keberlangsungan Usaha Di
Musim Pandemi Covid 19.” Business and Accounting Education Journal 1, no. 3 (2020):
228–40.
Fauzi, Ahmad, dan Eva Maghfiroh. “Problematika Dakwah Ditengah Pandemi Covid-19.” Al-
Hikmah 18, no. 1 (2020): 23–32. http://alhikmah.iain-jember.ac.id/.
Fauziah, Mutia. “Indonesia Resmi Resesi, Ekonomi Kuartal III-2020 Minus 3,49 Persen.”
Kompas.Com, 2020.
https://money.kompas.com/read/2020/11/05/111828826/indonesia-resmi-resesi-
ekonomi-kuartal-iii-2020-minus-349-persen?page=all.
Gunawan, Adi W. The Secret Of Mindset. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 21


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

Hasan, Jauhari. “Tantangan Dan Arah Dakwah Di Tengah Ancaman Pandemi Covid-19.” Jurnal
Peurawi: Media Kajian Komunikasi Islam 3, no. 2 (2020): 46–60. https://www.jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/peurawi/article/view/7919.
Husna, Aftina Nurul. “Konseptualisasi Karakter Wirausaha : Studi Literatur.” The 7th University
Research Colloquium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, 2018, 315–24.
Ihsani, A. Fikri Amiruddin. “Subjek Dakwah Islam dalam Perspektif Al-Qur’an.” Jurnal Kopis:
Kajian Penelitian Komunikasi Penyiaran Islam 2, no. 1 (2019): 44–58.
Kemdikbud KBBI. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.” Diakses 23 Januari 2021.
https://kbbi.web.id/demi.html.
Kementrian Agama RI. Bukhara Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. Jakarta: Syaamil Quran, 2007.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-
19). Jakarta, 2020.
Kesuma, Dhoan, dan Yuni Istanto. “Pengaruh Entrepreneurial Orientation, Market Orientation
dan Innovation Product Terhadap Market Performance Saat Pandemi Covid-19.” Journal
of Kinerja 18, no. 2 (2021): 239–47.
Lubis, M. Ridwan, Ismail, Marpuah, Daniel Rabitha, Fikriya Malihah, Naif Adnan, dan Daloh
Abdaloh. Dinamika Aktivitas Keagamaan di Masa Pandemi. Diedit oleh Lukmanul Hakim
dan Ismail. Jakarta: Litbangdiklat Press Kemenag RI, 2020.
https://simlitbangdiklat.kemenag.go.id/simlitbang/assets_front/pdf/1613365778Dinami
ka_Aktivitas_Keagamaan_di_Masa_Pandemi.pdf.
Ma’arif, Bambang Saiful, dan Asep Ahmad Siddiq. “Strategi Dakwah Muhammadiyah Jawa
Barat dalam Menangani Covid-19.” Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah) 21 (2021):
113–30.
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/anida/article/view/13735%0Ahttp://journal.uinsgd
.ac.id/index.php/anida/article/download/13735/6706.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2015.
Muhadjir, Noeng. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan Pelaku Sosial
Kreatif. Yogyakarta: Rake Sarasih, 2000.
Muhaimin, dan Abdul Mudjib. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis Dan Kerangka Dasar
Operasionalnya. Bandung: Trigenda Karya, 1997.
Mukoffi, Ahmad, dan As’adi. “Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha dan Kecanggihan
Teknologi terhadap Kinerja UMKM di Masa Pandemi Covid-19.” Paradigma Ekonomika
16, no. 2 (2021): 235–46.
Mulyasa, H.E. Manajemen Pendidikan Karakter. Bandung: Rosda Karya, 2011.
Nurmasyithah. “Manajemen Berbasis Entrepreneurship untuk Mengelola Pembiayaan
Pendidikan (Studi Kasus pada Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa TImur).” UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017.
Nursanti. “Peranan UIN Alauddin Makassar dalam Mengembangkan Sikap Mental
Kewirausahaan Mahasiswa.” UIN Alauddin Makassar, 2014.
Ridla, M. Rosyid, Afif Rifa’i, dan Suisyanto. Pengantar Ilmu Dakwah: Sejarah, Perspektif, dan
Ruang Lingkup. Metode Dakwah. Yogyakarta: Samudra Biru, 2017. http://digilib.uin-
suka.ac.id/id/eprint/29320.

22 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Dakwah Pasca Pandemi dengan Karakter Entrepreneurship

Rosmalina, Asriyanti, dan Tia Khaerunnisa. “Media Sosial Sebagai Alat Komunikasi Dakwah
Pada Masa Pandemi.” ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 12, no. 1 (2021): 147.
doi:10.24235/orasi.v12i1.8205.
Rusdiana, H.A. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka Setia, 2018.
Sa’idah, Zahrotus, dan Achmad Khusnul Khitam. “Eksistensi LDNU Yogyakarta di Masa
Pandemi: Studi Pola Pergeseran Dakwah.” Orasi Jurnal Dakwah dan Komunikasi 12, no. 2
(2021): 275–84.
Sarifudin, Mohamad. “Dakwah Berbasis Kewirausahaan di Pondok Pesantren Entrepreneur
Tegalrejo Magelang.” Semarang: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Semarang, 2018.
Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana. “Data Penyelenggaraan Pendidikan di
Masa Pandemi Covid-19.” Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi RI, 2021. https://spab.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2021/08/210804-Data-Pembelajaran-di-Masa-Covid-19_ok.pdf.
Setiawan, Jenny Lukito. “Pembangunan Bangsa melalui Pembangunan Karakter
Entrepreneurship: Peran Psikologi, Pendidikan dan Masyarakat.” Prosiding Temu Ilmiah
Nasional Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, 2008.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Volume 15. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Slamet Rusydiana, Aam. “Pemberdayaan Masyarakat Miskin ala Grameen: Perspektif Ekonomi
Islam.” Jurnal Akuntansi 6, no. 1 (2018): 1–16. https://melakukan.com/wp-
content/uploads/2018/04/Pemberdayaan-Masyarakat-Miskin.pdf.
Stedje, Lauree Beth. “Nuts and Bolts of Character Education.” Oklahoma: Character First,
2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabetha, 2020.
Sulthon, Muhammad. Desain Ilmu Dakwah. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Titik Sunarti Widyaningsih, Zamroni, dan Darmiyati Zuchdi. “Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-
Nilai Karakter pada Siswa SMP dalam Perspektif Fenomenologis.” Jurnal Pembangunan
Pendidikan Fondasi dan Aplikasi 2, no. 2 (2014): 181–95. doi:10.21831/jppfa.v2i2.2658.

Volume 04 - No.01 Juni 2022 23


Ahmad Hidayat
Dedy Pradesa

24 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah

Anda mungkin juga menyukai