TINJAUAN
EKONOMI, KEUANGAN, & FISKAL
Penguatan Kinerja Ekonomi di Tengah Tantangan Pandemi
Ulasan Khusus:
• Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity untuk
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi
• Konsolidasi Fiskal Tahun 2023
P
erekonomian dibayangi tekanan dinamika global, namun perkembangan ekonomi domestik masih
menunjukkan tren yang baik. Perlambatan ekonomi global utamanya dipicu oleh tensi geopolitik dan
perang di Ukraina, tren pengetatan kebijakan moneter, serta harga komoditas energi yang masih
tinggi. Di tengah dinamika tersebut, perekonomian domestik masih terjaga yang terlihat dari berbagai
indikator sisi konsumsi seperti mobilitas masyarakat, indeks belanja dan indeks penjualan ritel yang
tumbuh kuat. Sementara itu, impor bahan baku dan barang modal tumbuh tinggi yang memperlihatkan
aktivitas dunia usaha yang menguat.
Perkembangan ekonomi domestik yang masih terjaga diikuti oleh kinerja fiskal yang baik. Pendapatan
tumbuh kuat 47,3 persen. Sementara itu, belanja negara dan pembiayaan investasi terakselerasi yang
ditujukan untuk mendukung pembangunan di sektor prioritas dan upaya pemulihan ekonomi. Peran
kebijakan fiskal menjadi demikian krusial sebagai shock absorber untuk memitigasi dampak yang mungkin
timbul, mendukung pengendalian pandemi, menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi, serta
memfasilitasi akselerasi reformasi struktural.
Untuk selalu memberikan informasi ke masyarakat, Badan Kebijakan Fiskal menerbitkan Tinjauan
Ekonomi, Keuangan dan Kebijakan Fiskal (TEKF), yang terbit secara triwulanan. TEKF edisi II Tahun 2022
ini mengambil tema “Momentum Kebangkitan Perekonomian di Tengah Dinamika Global” dan
menghadirkan dua ulasan khusus yaitu Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity
untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi, dan Konsolidasi Fiskal Tahun 2023.
Harapan kami tinjauan ini dapat memberikan informasi serta menjadi bahan rujukan bagi seluruh pihak
dalam melihat kondisi ekonomi, keuangan dan kebijakan fiskal saat ini. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung terbitnya tinjauan ini. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan.
Selamat membaca.
Juni 2022
Febrio Nathan Kacaribu
Kepala Badan Kebijakan Fiskal
5,01% 4,34%
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2022 Pertumbuhan Konsumsi RT
Triwulan I 2022
4,09% -7,74%
Pertumbuhan Investasi (PMTB) Pertumbuhan Konsumsi
Triwulan I 2022 Pemerintah Triwulan I 2022
27,00% 30,74%
Pertumbuhan Ekspor Pertumbuhan Impor
per Mei 2022 (yoy) per Mei 2022 (yoy)
S
ituasi pandemi Covid-19 terus membaik, naiknya permintaan yang signifikan pada masa
diiringi dengan membaiknya Ramadan dan Idulfitri seiring daya beli masyarakat
perekonomian global. Tren penurunan yang pulih. Tekanan harga komoditas global juga
kasus dan kematian harian masih berlanjut. mendorong kenaikan inflasi. Dampak kenaikan
Hal tersebut mendorong peningkatan mobilitas harga komoditas global, terutama pangan telah
serta aktivitas perekonomian di triwulan II 2022. tertransmisi secara gradual pada harga komoditas
domestik. Pemerintah berkomitmen untuk
Kondisi pandemi yang membaik di sebagian besar
menjaga daya beli masyarakat dan menggunakan
negara mendorong pemulihan permintaan,
instrumen APBN sebagai shock absorber untuk
aktivitas produksi domestik, maupun perdagangan
menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
antarnegara/kawasan. Namun demikian,
Selain itu, pengendalian inflasi terus dilakukan
perekonomian global masih dibayangi berbagai baik di tingkat pusat dan daerah melalui strategi
risiko terutama karena peperangan, pemburukan kebijakan menjaga ketersediaan pasokan,
inflasi energi dan pangan, moderasi kebijakan menjamin kelancaran distribusi, dan melakukan
fiskal dan moneter (terutama oleh negara maju), komunikasi yang efektif agar ekspektasi inflasi
serta disrupsi rantai pasok dan investasi. Jika dapat tetap positif dalam rangka pencapaian target
situasi terus memburuk dan dibarengi dengan sasaran inflasi.
restriksi mobilisasi di Tiongkok yang semakin
Perkembangan sektor keuangan dan moneter
mendisrupsi rantai pasok global.
masih terjaga dengan penguatan penyaluran
Pemulihan perekonomian nasional terus kredit perbankan. Perkembangan pasar modal
menunjukkan tren penguatan. Pertumbuhan masih mencatatkan kinerja positif. Indeks Harga
ekonomi tercatat 5,01 persen di triwulan I 2022. Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 5,4
Dari sisi pengeluaran, konsumsi masyarakat dan persen secara ytd per 17 Juni 2022. Dari pasar Surat
investasi tumbuh kuat. Perdagangan internasional Berharga Negara (SBN), tekanan terhadap yield
terus mencatatkan surplus dimana ekspor tumbuh relatif moderat di tengah peningkatan yield US
tinggi, dan ekspansi produksi turut mendorong Treasury. Sementara itu, intermediasi perbankan
pertumbuhan impor. Dari sisi produksi, terus menguat. Penyaluran kredit tumbuh hingga
pertumbuhan positif terjadi pada hampir seluruh mendekati level sebelum pandemi seiring dengan
sektor lapangan usaha. Sektor transportasi dan pemulihan ekonomi dan kecukupan likuiditas. Di
pergudangan menjadi sektor dengan pertumbuhan sisi lain, kebijakan moneter hingga pertengahan
tertinggi. Berbagai indikator perekonomian tahun 2022 masih dipertahankan longgar dalam
domestik baik dari sisi produksi dan konsumsi rangka menjaga keberlanjutan perbaikan ekonomi
memberikan sinyal terus menguatnya pemulihan domestik di tengah meningkatnya ketidakpastian
ekonomi di awal tahun 2022. Sejalan dengan eksternal. Bank Indonesia mempertahankan
penguatan ekonomi nasional, Tingkat tingkat suku bunga 7DRR berada pada level 3,5
Pengangguran Terbuka (TPT) kembali mengalami persen. Dengan kinerja pasar keuangan yang
penurunan menjadi sebesar 5,83 persen. masih terjaga dan besaran cadangan devisa yang
masih memadai, kebijakan moneter domestik yang
Tren peningkatan inflasi masih berlanjut hingga
Mei 2022. Kenaikan inflasi dipengaruhi oleh
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 6
akomodatif masih dapat berlangsung untuk Tren perekonomian domestik masih terjaga
mendukung pemulihan. dengan indikator sisi konsumsi dan produksi yang
menunjukkan tren peningkatan. Perkembangan
Neraca perdagangan melanjutkan tren yang
tersebut diikuti oleh kinerja baik APBN.
positif, namun neraca pembayaran tercatat
Pendapatan Negara tumbuh 47,3 persen.
defisit. Sampai dengan bulan Mei 2022, ekspor
Sementara itu, belanja negara terealisasi sebesar
tumbuh 36,3 persen (ytd, fob, USD), sementara
Rp938,2 triliun, atau 34,6 persen terhadap APBN.
impor tumbuh 28,9 persen (ytd, cif, USD). Neraca
Belanja K/L tercatat Rp319,2 triliun, atau 33,7
perdagangan secara kumulatif tercatat sebesar
persen terhadap APBN, belanja Non-K/L mencapai
USD19,8 miliar, yang terdiri atas surplus nonmigas
Rp334,7 triliun atau 33,5 persen terhadap APBN,
sebesar USD29,4 miliar dan defisit migas sebesar
dan Transfer ke Daerah & Dana Desa sebesar
USD9,6 miliar. Di sisi lain, Neraca Pembayaran
Rp284,3 triliun, atau 36,9 persen terhadap APBN.
Indonesia (NPI) triwulan I 2022 mencatatkan defisit
Sementara itu, sisi pembiayaan Investasi mencapai
namun masih cukup baik untuk menopang
Rp18 triliun (s.d. 20 Juni 2022) yang ditujukan
ketahanan sektor eksternal. Defisit NPI tercatat
untuk mendukung pembangunan di sektor
sebesar USD1,8 miliar, lebih besar dari defisit
prioritas dan upaya pemulihan ekonomi.
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD0,8
miliar. Peningkatan defisit NPI didorong oleh TEKF kali ini mengulas dua topik khusus yaitu
turunnya surplus neraca transaksi berjalan, Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor
meskipun di sisi lain terjadi penurunan defisit Productivity untuk Mendorong Pertumbuhan
neraca transaksi modal dan finansial. Ekonomi Lebih Tinggi, dan Konsolidasi Fiskal
Tahun 2023. Pada ulasan khusus Produktivitas
Memasuki triwulan II 2022, pergerakan nilai
Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity
tukar Rupiah mengalami tekanan sejalan dengan
untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih
eskalasi risiko global. Meski sempat meneruskan
Tinggi dibahas mengenai kondisi perekonomian
tren apresiasi hingga minggu pertama bulan Juni,
Indonesia yang sejak berakhirnya bonanza
nilai tukar Rupiah mulai mengalami tekanan di
komoditas pada tahun 2013 mengalami stagnasi.
pertengahan bulan sejalan dengan risiko global
Pertumbuhan ekonomi harus lebih didorong lagi
yang kembali meningkat. Mayoritas nilai tukar
untuk dapat keluar dari potensi Middle Income
negara emerging market termasuk Indonesia juga
Trap (MIT). Untuk itu, perlu melihat aspek
mengalami tekanan. Hingga tanggal 15 Juni 2022,
produktivitas lebih jauh, khususnya dalam hal
nilai tukar Rupiah kembali melemah dan ditutup
modal, guna mengupayakan pertumbuhan
pada level Rp14.729 per dolar AS, atau terdepresiasi
ekonomi yang lebih tinggi ke depannya. Sementara
1,27 persen dibandingkan dengan akhir bulan Mei
itu, pada ulasan khusus Konsolidasi Fiskal Tahun
dengan rata-rata tahunan (avgytd) sebesar
2023 dibahas mengenai pemulihan ekonomi
Rp14.406 per dolar AS. Kinerja nilai tukar Rupiah
nasional yang terus berlanjut dan mendorong
masih akan diwarnai dengan ketidakpastian
kinerja APBN yang baik menjadi dasar yang kuat
global, namun Pemerintah beserta Bank Indonesia
agar konsolidasi fiskal di tahun 2023 tetap
serta lembaga keuangan lainnya dalam wadah
dilakukan. Kebijakan konsolidasi fiskal diarahkan
KSSK akan berkoordinasi secara intens dalam
untuk memastikan kesehatan dan sustainabilitas
mengantisipasi risiko global tersebut agar dapat
APBN, namun tetap berperan sebagai shock
meminimalisir dampaknya terhadap stabilitas
absorber terhadap ketidakpastian global.
perekonomian domestik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut 2020, defisit APBN diharapkan kembali di bawah
mendorong terus membaiknya kinerja fiskal. 3,0 persen PDB pada tahun 2023.
0,54
10 20,000
Juta 813
1
5 10,000 5
1,28
Ribu
0
0 0
M-20
M-20
M-21
M-21
S-20
S-21
J-20
N-20
J-21
J-21
N-21
J-22
A-22
J-22
M-20
M-20
S-20
M-21
M-21
S-21
M-22
M-22
J-20
N-20
J-21
J-21
N-21
J-22
Sumber: Worldmeter (data per 15 Juni 2022) Sumber: Kementerian Kesehatan (data per 16 Juni 2022)
(diakses per 25 Maret 2022)
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 10
Pemulihan ekonomi global dibayangi eskalasi risiko dan tantangan
global
Semakin banyak negara yang perekonomiannya kinerja ekonomi paling resilien di masa pandemi
telah melewati level prapandemi, tetapi uneven dan mampu pulih dengan cepat.
recovery masih terjadi. Pada triwulan I 2022,
Memasuki triwulan II 2022, kondisi
beberapa negara seperti Arab Saudi, Thailand,
perekonomian global semakin menantang. Perang
Malaysia, Inggris, Perancis, dan Zona Eropa
di Ukraina mengeskalasi berbagai tantangan yang
menambah daftar negara dengan level PDB riil di
sudah dirasakan sebelumnya. Perang yang diiringi
atas level sebelum pandemi (rata-rata 2019).
pengenaan berbagai sanksi terhadap Rusia
Kondisi pandemi yang membaik di sebagian besar
tersebut mengganggu aktivitas perdagangan dan
negara mendorong pemulihan permintaan,
memperparah supply disruption. Walaupun masih
aktivitas produksi domestik, maupun perdagangan
berada dalam zona ekspansi, aktivitas manufaktur
antarnegara/kawasan. Meskipun demikian,
global relatif stagnan pada bulan Mei, dengan PMI
perekonomian beberapa negara lain di Eropa
Manufaktur 52,4 (dibanding 52,3 di bulan April).
seperti Jerman, Italia, dan Rusia masih berada pada
Transaksi perdagangan internasional juga
level lebih rendah dibandingkan level prapandemi.
mengalami penurunan antara lain akibat
Jika dilihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi,
melemahnya permintaan Tiongkok dan Rusia,
terlihat bahwa pemulihan yang tidak merata
serta berlanjutnya disrupsi supply. Di saat yang
(uneven) masih terjadi. Meski masih positif, laju
sama, indikator OECD menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi terlihat melambat di
tingkat kepercayaan konsumen memburuk, baik
banyak negara, seperti Tiongkok, Perancis, Korea,
secara global maupun di beberapa negara yang
Zona Eropa, dan Rusia. Perang di Ukraina yang
disurvei, antara lain AS, negara-negara di Zona
sudah berlangsung lebih dari 100 hari
Eropa, dan Tiongkok.
menimbulkan konsekuensi negatif terhadap
prospek pemulihan ekonomi di berbagai negara Perekonomian global juga masih dibayangi oleh
yang sebelumnya berjalan kuat, terutama di risiko tekanan inflasi yang semakin tinggi dan
negara-negara Eropa. Pemulihan ekonomi berpotensi menghambat laju pemulihan. Sebagai
Tiongkok juga terus menunjukkan perlambatan wilayah episenter terjadinya tensi geopolitik Rusia
sejak Maret 2022 karena pemberlakuan kembali – Ukraina, negara-negara Eropa telah merasakan
restriksi ketat di tengah local outbreaks. Sementara lonjakan inflasi di sepanjang tahun 2022. Uni Eropa
itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan secara keseluruhan mencatatkan inflasi sebesar 8,1
persen (yoy) pada bulan Mei, naik dari 7,4 persen
GRAFIK 3
Pertumbuhan Ekonomi 2020 s.d. Q1 2022 (% yoy)
-2.1
-4.1 -3.4
-4.5
-5.6 -6.2 -6.4
-9.6
Sumber: Bloomberg
65
USA 3.7
JPN -3.3
45
SGP 5
IDN 3
35
THA 1.7
MYS 1.2
25
PHL -4.7
M-20 N-20 M-21 N-21 M-22
GRAFIK 6 GRAFIK 7
Indeks Beberapa Harga Komoditas (2020 = 100) Kenaikan Suku Bunga di Berbagai Negara 2022 (bps)
Oct-21
Jun-22
Feb-20
Jun-20
Feb-21
Jun-21
Feb-22
INA 0
CHN 0
Sumber: Bloomberg, diolah (Diakses per 16 Juni 2022) Sumber: Bloomberg, diolah (Diakses per 16 Juni 2022)
TABEL 1
Perbandingan Proyeksi Pertumbuhan dan Inflasi Global
Pertumbuhan Ekonomi Dunia (% change, Y-o-Y)
120.00
110.00
100.00
90.00
PDB Kons Rumah Tangga PMTB Ekspor
80.00
Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2019 2020 2021 2022
Sumber: Bloomberg
GRAFIK 9 GRAFIK 12
Retail Sales Index terus meningkat, sejalan dengan Optimisme masyarakat meningkat, didorong
optimisme dan mobilitas masyarakat meningkatnya persepsi konsumen terhadap ekonomi
300 20%
140
RSI Growth Bulanan (%mtm)
250 15%
116.8 114.6
120
6.8%10% 104.4
200
2.6% 5% 100 88.0
84.3
150
0% 80
100
-5%
60
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
219.3
50 205.3 -10% Triwulanan
40
0 -15% J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A 2020 2021 2022
2020 2021 2022
Bisnis
60 51.9 Industri
20
10.2
50
9.8
0
40
-20
30
20
-40
Apr-20 Oct-20 Apr-21 Oct-21 Apr-22
Jan
Apr
Juni
Agt
Des
Jan
Apr
Juni
Agt
Des
Jan
Apr
Feb
Juli
Nov
Feb
Juli
Nov
Feb
Mar
Mei
Sep
Okt
Mar
Mei
Sep
Okt
Mar
Ekspor Impor
NP 80%
15
60%
7.6 25.5%
5.7 40%
5
20% 15.2%
0%
-5
-20%
-15 -40%
-60%
N
M
J
J
M
A
D
2021-J
F
M
A
J
J
A
D
2022-J
F
-25
A
N
M
J
J
A
A
D
2021-J
F
M
M
J
J
A
D
2021-J
F
M
GRAFIK 15 GRAFIK 16
Kontribusi Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan Kontribusi Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi 10
10 7.1
7.1
5.1 5.1 5.0 5.0 5.0 5.0
5.1 5.1 5.0 5.0 5.0 5.0 5 3.5
3.0
5
3.0 2.3 3.5
1.5 1.3 1.2
1.3
2.8 2.8 2.7 2.7 3.2 0.8 0.7 0.9 0.8 0.4 1.3 0.8 1.0 1.06
1.6 1.9 2.3 0 -0.3
0 -1.3 -0.9 -0.6
-0.7
-3.0 -2.2 -2.0 -0.7 -1.1
-2.0
-2.2
-2.2 -3.5
-5
-5 -3.5
-5.3
-5.3
-10
-10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022
4.5
12 12
dalam persen
4.2
5
dalam juta orang
4.0
3.9
2.3
3
2.2 8.4
2 8 6.9 8
1 6.26%
6 6
0
5.83%
-1 4 4
-0.4
4,94%
-2
-3 2 2
-4 -2.2
0 0
2018 2019 2020 2021 2022
2018 2019 2020 2021 2022
Tambahan Angkatan Kerja Penciptaan Lapangan Pekerjaan Jumlah Pengangguran Tingkat Pengangguran (rhs)
Sumber: Badan Pusat Statistik (Data per Februari 2022) Sumber: Badan Pusat Statistik (Data per Februari 2022)
Struktur tenaga kerja masih didominasi oleh disebabkan karena sektor tersebut masih
lapangan kerja pada sektor riil yang terdiri dari didominasi oleh pekerja informal.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
Meski kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan
Perdagangan Besar dan Eceran; dan Industri
semakin membaik setelah krisis akibat pandemi
Pengolahan. Sedangkan peningkatan terbesar
Covid-19, sektor informal masih tetap
tenaga kerja terjadi pada lapangan kerja di sektor
mendominasi dalam pasar tenaga kerja. Per
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,37 persen
Februari 2022, tenaga kerja informal proporsinya
poin), Industri Pengolahan (0,17 persen poin), dan
masih melebihi level prapandemi, yaitu sebesar
Transportasi dan Pergudangan (0,16 persen poin).
59,97 persen. Angka tersebut masih berada dalam
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
tren peningkatan meskipun tidak sebesar
merupakan sektor yang masih konsisten
peningkatan pada periode sebelumnya.
mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja
Berdasarkan data Sakernas Februari 2022, terdapat
dan menjadi bantalan selama masa pandemi. Di sisi
peningkatan jumlah pekerja dengan status
lain, Industri Pengolahan sempat mengalami
berusaha sendiri (0,27 persen poin) dan jumlah
penurunan pada Februari 2021 dan kemudian
pekerja bebas pertanian (0,24 persen poin). Hal
kembali mengalami peningkatan pada Februari
tersebut kemungkinan besar berkontribusi pada
2022 yang didorong oleh konsistensi ekspansi
meningkatnya jumlah tenaga kerja informal
sektor manufaktur nasional.
sementara jumlah pegawai dengan status
Perbaikan dalam kondisi ketenagakerjaan pekerjaan utama lainnya seperti
dibarengi pula dengan kembali meningkatnya buruh/karyawan/pegawai dan pekerja yang
rata-rata upah buruh nasional. Upah buruh per berusaha dibantu buruh tetap masih mengalami
Februari 2022 tercatat sebesar Rp2.892.537,00, penurunan.
meningkat sebesar 1,12 persen dari periode
Tren peningkatan pekerja informal akibat
Februari 2021. Pada periode sebelumnya, upah
pandemi Covid-19 perlu untuk dimitigasi karena
buruh nasional sempat menurun sebesar 0,65
dapat berpengaruh negatif terhadap
persen akibat pandemi. Meski secara nasional rata-
perekonomian. Sektor informal tidak dilindungi
rata upah buruh mengalami peningkatan, secara
oleh ketentuan mengenai ketenagakerjaan dan
sektoral terdapat perbedaan pemulihan atas upah
belum sepenuhnya masuk ke dalam sistem
buruh. Rata-rata upah buruh di sektor pertanian
perpajakan sehingga menjadi salah satu faktor
hingga saat ini belum kembali ke level prapandemi
belum optimalnya penerimaan perpajakan. Di sisi
meskipun telah mengalami perbaikan per Februari
lain, berdasarkan data Sakernas, pekerja informal
2022. Bahkan, rata-rata upah buruh di sektor
masih didominasi oleh kelompok penduduk yang
tersebut merupakan salah satu yang paling rendah
lebih rentan (lansia, perempuan, tinggal di
dibandingkan sektor lainnya yang salah satunya
perdesaan, berpendidikan lebih rendah/tidak
GRAFIK 19 GRAFIK 20
Perkembangan Suku Bunga Perkembangan Likuiditas (yoy)
Sumber: Bank Indonesia, CEIC, diolah Sumber: Bank Indonesia, CEIC, diolah
GRAFIK 21
Neraca Perdagangan (Miliar USD)
12.0
9.95
10.0
8.0
6.0
4.8
4.0
2.9
2.0
0.0
-1.9
-2.0
-4.0
80% 30
60% 25
21.51
18.61
40% 20
30.7%
20% 15
27.0%
USD Billn.
0% 10
-20% 5
-40% 0
2021-J
2022-J
J
J
A
S
O
N
D
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
F
M
A
M
Total Ekspor Total Impor Total Ekspor (yoy) Total Impor (yoy)
Sumber: Bloomberg
pertambangan yang tumbuh sangat tinggi sebesar Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
114,2 persen (yoy, fob, USD).
membaik
Aktivitas impor mengalami pertumbuhan yang
cukup tinggi. Impor bulan Mei 2022 tercatat Neraca pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I
sebesar USD18,6 miliar, atau tumbuh 30,7 persen 2022 mencatatkan defisit namun masih cukup
(yoy, cif, USD). Jika dilihat berdasarkan baik untuk menopang ketahanan sektor
penggunaannya, impor terbesar bersumber dari eksternal. Defisit NPI tercatat sebesar USD1,8
impor bahan baku/penolong dengan kontribusi miliar, lebih besar dari defisit triwulan sebelumnya
78,8 persen dan tumbuh cukup tinggi pada Mei yang tercatat sebesar USD0,8 miliar. Peningkataan
sebesar 33,9 persen (yoy, cif, USD). Impor barang defisit NPI didorong oleh turunnya surplus neraca
modal dan impor barang konsumsi juga tumbuh transaksi berjalan, meskipun di sisi lain terjadi
cukup tinggi masing-masing sebesar 7,8 persen dan penurunan defisit neraca transaksi modal dan
29,2 persen. Relatif tingginya pertumbuhan impor finansial.
bahan baku/penolong dan impor barang modal Kinerja transaksi berjalan cukup kuat. Pada
menandai terus berlanjutnya aktivitas pemulihan triwulan I 2022 transaksi berjalan mengalami
perekonomian domestik. surplus USD0,2 miliar (0,07 persen dari PDB), lebih
Secara kumulatif, ekspor dan impor mencatatkan rendah dari surplus triwulan sebelumnya yang
kinerja yang sangat baik. Sampai dengan bulan tercatat sebesar USD1,50 miliar (0,47 persen dari
Mei 2022, ekspor mampu tumbuh 36,3 persen (ytd, PDB). Penurunan surplus transaksi berjalan
fob, USD), sementara impor tumbuh 28,9 persen tersebut disebabkan oleh penurunan surplus
(ytd, cif, USD). Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan barang dan neraca
neraca perdagangan kumulatif tercatat sebesar pendapatan sekunder serta peningkatan defisit
USD19,8 miliar, yang terdiri atas surplus nonmigas neraca jasa.
sebesar USD29,4 miliar dan defisit migas sebesar Surplus neraca perdagangan barang turun
USD9,6 miliar. Dalam sisa tahun 2022, baik ekspor dibandingkan periode yang sama tahun
maupun impor diperkirakan masih akan tumbuh sebelumnya. Pada triwulan I 2022, surplus neraca
dan memberikan kontribusi positif terhadap perdagangan barang mencapai USD11,1 miliar,
pertumbuhan ekonomi. lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021
sebesar USD12.43 miliar. Penurunan surplus
Sumber: BPS
ekspor. Selain itu, peningkatan piutang dagang dan ketahanan sektor eksternal serta mendukung
uang muka sebagai upaya antisipasi residen untuk kebijakan stabilisasi nilai tukar.
pembayaran impor sejalan dengan kenaikan
aktivitas importasi, juga turut menyumbang Tekanan pada nilai tukar Rupiah meningkat
peningkatan defisit investasi lainnya. Di sisi lain, terutama disebabkan sentimen percepatan
terjadinya neto penarikan pinjaman pemerintah pengetatan kebijakan moneter the Fed
mampu menahan defisit investasi lainnya tidak
lebih dalam. Memasuki triwulan II 2022, pergerakan nilai
tukar Rupiah mengalami fluktuasi sejalan dengan
Kinerja neraca pembayaran Indonesia secara
eskalasi risiko di pasar keuangan global. Pada
keseluruhan membawa implikasi pada posisi
bulan April, eskalasi risiko di pasar global mulai
cadangan devisa. Pada akhir triwulan I 2022, posisi
ditandai dengan peningkatan indeks dolar AS
cadangan devisa berada pada level USD139,1 miliar,
hingga menembus level di atas 100. Kenaikan
turun dibandingkan akhir triwulan IV 2021 yang
indeks dolar AS ini memperlihatkan
sebesar USD144,9 miliar. Posisi ini setara dengan 7
kecenderungan investor untuk memilih instrumen
bulan pembayaran impor serta pembayaran utang
yang lebih aman (safe haven) di tengah
luar negeri pemerintah atau masih berada pada
ketidakpastian yang relatif tinggi. Beberapa faktor
standar kecukupan internasional (threshold)
pemicu ketidakpastian di pasar keuangan antara
selama 3 bulan impor. Hingga bulan Mei 2022, tren
lain isu kelanjutan pengetatan kebijakan moneter
penurunan cadangan devisa masih berlanjut ke
the Fed pascakenaikan suku bunga acuan (FFR) di
level USD135,6 miliar atau setara dengan 6,7 bulan
bulan Maret, masih belum adanya titik terang
pembayaran impor serta pembayaran utang luar
penyelesaian perang Rusi – Ukraina, serta dampak
negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa yang
lockdown di China. Meski mulai terjadi
relatif tinggi diharapkan dapat mendukung
peningkatan risiko, kinerja nilai tukar Rupiah di
15 Juni:
14,800 14,729 130.00
20 Mei:
14,700 14,731
14,600 120.00
rata-rata tw-I 2022:
14,500
14,345
14,400 6 Juni: 110.00
14,431
14,300
14,200 100.00
14,100
14,000 90.00
13,900 Nilai Tukar Rupiah Indeks Dollar AS (rhs)
13,800 80.00
Sumber: Bloomberg
TABEL 3
Realisasi Pembiayaan
2020 2021 2022
APBN % thd % thd % thd
Uraian (dalam triliun rupiah) Realisasi Realisasi Realisasi
Perpres APBN APBN APBN Growth APBN APBN Growth
s.d. Mei s.d. Mei s.d. Mei
72/2020 2020 2021 2022
A. Pembiayaan Utang 1,220.46 362.42 29.7% 1,177.35 330.09 28.0% -8.9% 973.58 90.97 9.3% -72.4%
I. SBN (Neto) 1,173.74 368.97 31.4% 1,207.27 348.01 28.8% -5.7% 991.29 75.26 7.6% -78%
II. Pinjaman (Neto) 46.72 (6.55) -14.0% (29.92) (17.92) 59.9% 173.8% (17.71) 15.71 -88.8% -188%
B. Pembiayaan Investasi (254.10) (6.00) 2.4% (184.46) (22.56) 12.2% 276.0% (182.32) (9.37) 5.1% -58%
C. Pemberian Pinjaman 5.81 1.70 29.3% 0.45 1.70 380.2% 0.2% 0.59 1.58 269.8% -7%
D. Kewajiban Penjaminan (3.59) (0.42) 11.7% (2.72) - 0.0% -100.0% (1.13) - 0.0% 0%
E. Pembiayaan Lainnya 70.64 0.16 0.2% 15.76 0.05 0.3% -67.0% 77.30 0.10 0.1% 87%
TOTAL PEMBIAYAAN 1,039.22 357.86 34.4% 1,006.38 309.29 30.7% -13.6% 868.02 83.28 9.6% -73%
Sumber: Kementerian Keuangan
Hasil analisis
produktivitas di sepanjang periode 2010-2019 yang
lebih dikarenakan menurunnya faktor technical
change. Hal ini mengindikasikan bahwa
Secara umum, hasil analisis deskriptif yang
pemanfaatan input produksi di Indonesia sudah
dilakukan menunjukkan bahwa hampir seluruh
optimal, namun peran teknologi masih sangat
jenis lapangan usaha mengalami penurunan
minim untuk dapat mendorong pertumbuhan
produktivitas modal. Dari sisi sektoral, dengan
ekonomi yang sustainable di masa mendatang.
menggunakan pendekatan ICOR yaitu rasio
Menurut studi Surjaningsih dan Permono (2014),
perbandingan antara invesasi sebagai tambahan
peningkatan produktivitas melalui efisiensi proses
kapital terhadap perubahan output terlihat bahwa
produksi di antaranya adalah melalui perbaikan
sektor primer di Indonesia memiliki produktivitas
metode penggunaan bahan baku, perbaikan layout
yang paling rendah dan sektor sekunder memiliki
produksi agar perpindahan antarstasiun kerja
produktivitas yang paling tinggi. Sementara itu,
lebih singkat, penyelarasan alur kerja antartempat
pada analisis level regional ditemukan bahwa
kerja, dan penerapan konsep Lean Manufacturing
provinsi yang struktur perekonomiannya
untuk mengurangi waktu idle produk setengah jadi
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 38
di antara stasiun kerja. Sedangkan Technical change Kuadran II, seperti provinsi di Pulau Jawa,
yang menurun dapat diartikan sebagai penurunan Kalimantan (kecuali Kalimantan Selatan),
production frontier, yaitu menurunnya Sumatera (kecuali Aceh), sebagian Sulawesi (yaitu
kemampuan produksi mesin-mesin dan salah satu Sulawesi Selatan serta Sulawesi Tengah), dan
kemungkinannya adalah akibat terhambatnya Maluku sudah memiliki efisiensi dalam
proses peremajaan dan penggantian mesin. pemanfaatan input produksi, tetapi belum optimal
Terganggunya proses ini diindikasi oleh dalam peningkatan teknologi. Sebaliknya, satu
pertumbuhan investasi (PMTB) dan realisasi PMA provinsi, yaitu Riau, memiliki peningkatan
dan PMDN yang rendah. teknologi yang baik, namun belum efisien
(Kuadran III). Sedangkan sebagian besar provinsi di
Studi lain oleh Morkunite (2019) menyatakan
wilayah Timur Indonesia seperti Bali, Nusa
bahwa investasi yang besar saja tidak cukup
Tenggara, Papua, sebagian Sulawesi (yaitu
untuk mendorong pertumbuhan TFP, namun
Sulawesi Tenggara serta Sulawesi Utara),
bentuk dari investasi itu sendiri menjadi penting.
Kalimantan Selatan, dan Aceh memiliki TFP yang
Dalam hal ini, investasi yang dilakukan untuk
rendah karena efisiensi dan technical change yang
penelitian dan pengembangan (R&D) dan untuk
rendah (Kuadran IV). Hasil yang ditemukan dalam
pengembangan teknologi berbasis kapital
kajian ini konsisten dengan yang ditemukan dalam
(technology-embodying capital) merupakan
studi Purwono dan Yasin (2020), dimana wilayah
penggerak atau katalisator pertumbuhan TFP.
Indonesia timur ditemukan memiliki nilai technical
Adanya R&D menjadi sangat penting untuk
change yang negatif sedangkan DKI Jakarta selalu
menciptakan spill-over yang positif dalam
positif. Purwono dan Yasin (2020) menjelaskan
merangsang proses pembelajaran dan inovasi.
bahwa hasil temuan ini terkait dengan rendahnya
Pada analisis TFP tingkat provinsi, ditemukan PMTB di wilayah timur Indonesia dan tingginya
bahwa hanya terdapat dua provinsi yang PMTB di DKI Jakarta, dimana PMTB dalam studi
memiliki tingkat produktivitas tinggi yang Purwono dan Yasin (2020) merupakan proksi dari
didukung baik melalui peningkatan efisiensi investasi.
(efficiency change) maupun peningkatan
Dilihat dari hasil estimasi determinan
teknologi (technical change). Pemetaan provinsi
produktivitas kapital dengan analisis regresi
berdasarkan empat kuadran yang membagi
inferensial, peningkatan kualitas sumber daya
provinsi ke dalam empat kategori, berdasarkan
manusia memiliki pengaruh yang paling besar
efisiensi tingkat pemanfaatan input produksi serta
dan signifikan terhadap peningkatan
optimalisasi peningkatan teknologi. Pada Kuadran
produktivitas kapital di Indonesia. Kenaikan satu
I, yaitu DKI Jakarta dan Bengkulu yang telah
persen pada HCI akan meningkatkan produktivitas
mencatat tingkat pemanfaatan input yang efisien
kapital sekitar 1,8 persen. Temuan ini senada
dan optimalisasi peningkatan teknologi. Sebagian
dengan literatur-literatur sebelumnya, antara lain
besar provinsi lainnya di Indonesia masuk dalam
GRAFIK 25 GRAFIK 26
Trend TFP Change, Efficiency Change dan Technical Change Kuadran Produktivitas Provinsi Periode 2010-2019
Nasional (2010-2020)
𝐹𝐷𝐼𝑡 0.9260**
[2.4019]**
𝑂𝑃𝐸𝑁𝑡 −0.0703* [-1.9182]*
R-Squared : 0.9742
Adjusted R-squared: 0.9700
t-statistik dalam kurung;
***/**/* Signifikan pada level 1%, 5%, 10%;
Koefisien FDI dan OPEN sudah dikalikan 100 karena tidak dalam bentuk natural logaritma sehingga
memudahkan interpretasi.
Sumber: Diolah Penulis
Tim Penyusun
Tim Kajian Badan Kebijakan Fiskal: Cornelius Tjahjaprijadi, Thomas N.P.D. Keraf, Tri Wibowo, Achmad Budi
Setyawan, Lilik Surya N., Yoopi Abimanyu, Rudi Handoko, R. Nurhidayat, M. Afdi Nizar, Immanuel Bekti,
Zainul Abidin, Yusuf Munandar, Nugraheni Kusumaningsih, Riznaldi Akbar, Rangga Satya N., Abdul Aziz, Eta
Nur Khumayda, Putri Fadilah, Zaky Alatas, Galih Riyadi K., Adry Dharmawan T., Nur Fitriani Ulfah,
Purwaningtyas D., Dessy Kusumawardani, Rina Karlina, Rizal Augusta A., Innes Clara Shinta
Tim Peneliti P2EB UGM: Qisha Quarina, Ilwa Nuzul Rahma, Ramadani Partama, Bianca Andrea Alexandra
Kebijakan Fiskal
A. Penetapan Barang Ekspor yang Nomor 110/PMK.010/2018 belum dapat
Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea mengakomodir kebutuhan penyesuaian sistem
klasifikasi barang sehingga perlu diubah, perlu
Keluar
menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Peraturan: Permenkeu RI Nomor 1/PMK.010/2021 Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
(Perubahan Ketiga atas Permenkeu Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang
13/PMK.010/2017) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
Tanggal: 5 Januari 2022 (Bn Tahun 2022 No. 3) Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan
Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Kegiatan Usaha di Bidang Lain.
Indonesia ini diatur: Perubahan ketentuan yaitu
mengenai barang ekspor yang dikenakan bea
keluar dan tarif bea keluar berupa kulit dan kayu, C. Penetapan Jenis Kendaraan Bermotor
barang ekspor yang dikenakan bea keluar dan tarif yang Dikenai Pajak Penjualan atas
bea keluar berupa biji kakao, barang ekspor berupa
Barang Mewah dan Tata Cara
kelapa sawit, crude palm oil (cpo), dan produk
Pengenaan, Pemberian dan
turunannya yang dikenakan bea keluar dan tarif
bea keluar, barang ekspor berupa campuran crude Penatausahaan Pembebasan, dan
palm oil (cpo) dan produk turunannya yang Pengembalian Pajak Penjualan atas
dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar, barang Barang Mewah
ekspor yang dikenakan bea keluar berupa produk
Peraturan: Permenkeu RI Nomor
hasil pengolahan mineral logam, besaran tarif bea
42/PMK.010/2022 (Perubahan atas Permenkeu
keluar barang ekspor yang dikenakan bea keluar
141/PMK.010/2021)
berupa produk hasil pengolahan mineral logam,
dan besaran tarif bea keluar barang ekspor yang Tanggal: 30 Maret 2022 (Bn Tahun 2022 No. 342)
dikenakan bea keluar berupa produk mineral Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana dimaksud
logam dengan kriteria tertentu. dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 11, dan Pasal 17
tidak berlaku dalam hal adanya realisasi investasi
paling sedikit Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun
B. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal rupiah) pada industri kendaraan bermotor yang
22 Sehubungan dengan Pembayaran menggunakan teknologi battery electric vehicles.
atas Penyerahan Barang dan Kegiatan Pemberlakuan Dasar Pengenaan Pajak ditetapkan
di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha dengan keputusan Menteri berdasarkan
di Bidang Lain rekomendasi yang disampaikan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Peraturan: Permenkeu RI Nomor bidang perindustrian atas tercapainya besaran
41/PMK.010/2022 (Perubahan Kedua atas realisasi investasi pada mobil listrik. Pemberlakuan
Permenkeu 34/PMK.010/2017) Dasar Pengenaan Pajak dilakukan untuk jangka
Tanggal: 30 Maret 2022 (Bn Tahun 2022 No. 341) waktu 2 (dua) tahun setelah adanya realisasi
investasi. Dalam hal industri melakukan
Bahwa dengan perubahan sistem klasifikasi
percepatan produksi komersial kendaraan battery
barang dan pembebanan tarif bea masuk atas
electric vehicles, Menteri dapat mempercepat
barang impor tahun 2022 dan Peraturan Menteri
pemberlakuan Dasar Pengenaan Pajak
Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 sebagaimana
berdasarkan usulan dari menteri yang
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 48
menyelenggarakan urusan pemerintahan di Peraturan: Permenkeu RI Nomor
bidang perindustrian. 102/PMK.010/2022
Tanggal: 13 Juni 2022 (Bn Tahun 2022 No. 591)
D. Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Program Percepatan Penyaluran Crude Palm Oil
Rangka Persetujuan Perdagangan (CPO), Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil
(RBD Palm Oil), Refined, Bleached and Deodorized
Barang Antar Negara-Negara Anggota
Palm Olein (RBD Palm Olein), dan Used Cooking Oil
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
(UCO) Melalui Ekspor yang selanjutnya disebut
Tenggara (Asean Trade in Goods Program Percepatan Penyaluran Ekspor adalah
Agreement) program yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Peraturan: Permenkeu RI Nomor dalam rangka menjaga stabilisasi produksi dan
43/PMK.010/2022 harga tandan buah segar kelapa sawit tingkat
pekebun dan untuk mendorong pertumbuhan
Tanggal: 30 Maret 2022 (Bn Tahun 2022 No. 343) ekonomi nasional khususnya sektor perkebunan
Menetapkan tarif bea masuk atas barang impor dan industri yang dikoordinasikan oleh
dari negara-negara anggota ASEAN yang meliputi Kementerian yang menyelenggarakan urusan
Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, pemerintahan di bidang perdagangan.
Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan
Vietnam, dalam rangka Persetujuan Perdagangan
Barang Antar Negara-Negara Anggota F. Penetapan Barang Ekspor yang
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea
(ASEAN Trade in Goods Agreement), sebagaimana Keluar
tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Peraturan: Permenkeu RI Nomor
ini. Terhadap barang impor diberitahukan untuk 98/PMK.010/2022 (Perubahan atas Permenkeu
diimpor dengan menggunakan klasifikasi barang 39/PMK.010/2022)
berdasarkan Peraturan Menteri mengenai Tanggal: 09 Juni 2022 (Bn Tahun 2022 No. 573)
penetapan sistem klasifikasi barang dan
Kebijakan ini ditujukan untuk mendukung
pembebanan tarif bea masuk atas barang impor.
stabilitas harga di dalam negeri dan ketersediaan
Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan
produk kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan
tarif bea masuk dilaksanakan sesuai dengan
produk turunannya, serta untuk menguatkan
Peraturan Menteri mengenai tata cara pengenaan
kapasitas fiskal dalam mengantisipasi harga di
tarif bea masuk atas barang impor berdasarkan
pasar intemasional, perlu melakukan penyesuaian
Persetujuan Perdagangan Barang Antar Negara-
terhadap tarif bea keluar produk kelapa sawit,
Negara Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya.
Tenggara (ASEAN Trade in Goods Agreement).
fiskal.kemenkeu.go.id