Anda di halaman 1dari 56

ISSN 2527-3140

TINJAUAN
EKONOMI, KEUANGAN, & FISKAL
Penguatan Kinerja Ekonomi di Tengah Tantangan Pandemi

EDISI II TAHUN 2022

Ulasan Khusus:
• Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity untuk
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi
• Konsolidasi Fiskal Tahun 2023

1 Edisi III | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal


Diterbitkan oleh:
Badan Kebijakan Fiskal
Pengarah:
Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Penanggung Jawab:
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Dewan Redaksi:
Sekretaris Badan, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Kepala Pusat
Kebijakan Pendapatan Negara, Kepala Pusat Kebijakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan,
Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Sektoral
Editor:
Titik Anas, Rahadian Zulfadin, Joko Tri Haryanto
Kontributor
Perkembangan Ekonomi Global: Dwi Anggi Novianti, Andi Nugroho S.K.,
Ika Kartika Sari, Andi Yoga Trihartanto, Rizki Saputri, Wignyo Parasian
Perkembangan Ekonomi Domestik
Sektor Riil dan Pertumbuhan Ekonomi: Johan Zulkarnain Kasim, Yogi
Edisi II 2022 Kristanto
Perkembangan Kesejahteraan: Rina Karlina, Rizki Saputri, Ahmad Fikri
Foto Sampul: Aktivitas pekerja Aulia, Achmad Budi Setyawan, Tri Achya Ngasuko
konstruksi Inflasi: Raditiyo Harya Pamungkas, Nurul Putri Rakhmawati
Perkembangan Pasar Modal: Risyaf Fahreza
Tinjauan Kebijakan Fiskal diterbitkan oleh Badan
Perkembangan Perbankan: Masyitha Mutiara Ramadhan
Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, dengan
Neraca Pembayaran dan Neraca Perdagangan: M. Afdi Nizar, Dedy
periode publikasi triwulanan dan memuat
mengenai perkembangan kebijakan ekonomi, Sunaryo, Dwika Darinda
fiskal, dan keuangan terkini. Moneter dan Nilai Tukar: Thomas N.P.D. Keraf, Afif Hanifah, Restu
Rinayanti, Galuh Chandra Wibowo, Cipto Adhi Setiawan
Ekonomi Makro dan Fiskal: Rahadian Zulfadin, Suhendi Ery Saputro
Pendapatan: Achmad Budi Setyawan, Aep Soleh, Syarif Mulyadi
Belanja: Ahmad Wira Kusuma, Ginanjar Wibowo, Aep Soleh, Desi Dwi
Bastias, Syariful Anam
Pembiayaan dan Risiko: Roni Parasian, Widodo Ramadyanto, Immanuel
Bekti Hartanto
Ulasan Khusus
Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity Untuk
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi: Tim Kajian Badan
Kebijakan Fiskal dan Tim Peneliti P2EB UGM
Konsolidasi Fiskal Tahun 2023: Ahmad Wira Kusuma, Achmad Budi
Setyawan, Roni Parasian
Perkembangan Kebijakan Terkini: Bidang Program Analisis Kebijakan,
PKEM
Desain Grafis: Angga Ekoprasetyo Wirastomo, Abraham Putra Agung, Cessa
Seftari, Fatima Medina Septiyanti, Puguh Fajar Triyanto
Foto Sampul/Foto Ilustrasi:
Bramantiyo
Sekretariat:
Ahmad Marzuki, Ardhian Dharma Yudha Handoyo, Prabu Kusuma Nusa
Putra, Puguh Fajar Triyanto, Suhendi Ery Saputro
Alamat Redaksi:
Gedung R.M. Notohamiprodjo, Jalan Dr. Wahidin Raya Nomor 1 Jakarta
10710
Situs Web: fiskal.kemenkeu.go.id
TINJAUAN
EKONOMI, KEUANGAN, & FISKAL
Edisi II 2022

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 3


KATA PENGANTAR

P
erekonomian dibayangi tekanan dinamika global, namun perkembangan ekonomi domestik masih
menunjukkan tren yang baik. Perlambatan ekonomi global utamanya dipicu oleh tensi geopolitik dan
perang di Ukraina, tren pengetatan kebijakan moneter, serta harga komoditas energi yang masih
tinggi. Di tengah dinamika tersebut, perekonomian domestik masih terjaga yang terlihat dari berbagai
indikator sisi konsumsi seperti mobilitas masyarakat, indeks belanja dan indeks penjualan ritel yang
tumbuh kuat. Sementara itu, impor bahan baku dan barang modal tumbuh tinggi yang memperlihatkan
aktivitas dunia usaha yang menguat.
Perkembangan ekonomi domestik yang masih terjaga diikuti oleh kinerja fiskal yang baik. Pendapatan
tumbuh kuat 47,3 persen. Sementara itu, belanja negara dan pembiayaan investasi terakselerasi yang
ditujukan untuk mendukung pembangunan di sektor prioritas dan upaya pemulihan ekonomi. Peran
kebijakan fiskal menjadi demikian krusial sebagai shock absorber untuk memitigasi dampak yang mungkin
timbul, mendukung pengendalian pandemi, menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi, serta
memfasilitasi akselerasi reformasi struktural.
Untuk selalu memberikan informasi ke masyarakat, Badan Kebijakan Fiskal menerbitkan Tinjauan
Ekonomi, Keuangan dan Kebijakan Fiskal (TEKF), yang terbit secara triwulanan. TEKF edisi II Tahun 2022
ini mengambil tema “Momentum Kebangkitan Perekonomian di Tengah Dinamika Global” dan
menghadirkan dua ulasan khusus yaitu Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity
untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi, dan Konsolidasi Fiskal Tahun 2023.
Harapan kami tinjauan ini dapat memberikan informasi serta menjadi bahan rujukan bagi seluruh pihak
dalam melihat kondisi ekonomi, keuangan dan kebijakan fiskal saat ini. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung terbitnya tinjauan ini. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan.
Selamat membaca.
Juni 2022
Febrio Nathan Kacaribu
Kepala Badan Kebijakan Fiskal

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................................................... 2
ABREVIASI ......................................................................................................................................................................................... 3
PEREKONOMIAN INDONESIA DALAM ANGKA.......................................................................................................... 5
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................................................................ 6
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI ............................................................................................................................... 8
Perkembangan Pandemi Covid-19 dan Perekonomian Global.......................................................................... 10
Situasi pandemi Covid-19 terus membaik, didukung vaksinasi dan kesadaran masyarakat mematuhi
protokol kesehatan ......................................................................................................................................................................... 10
Pemulihan ekonomi global dibayangi eskalasi risiko dan tantangan global .......................................................11
Outlook perekonomian global menghadapi risiko perlambatan.............................................................................. 13
Perkembangan Ekonomi Domestik ...............................................................................................................................14
Perekonomian Indonesia melanjutkan penguatan......................................................................................................... 14
Kinerja fiskal terus membaik seiring menguatnya perekonomian ........................................................................ 29
ULASAN KHUSUS: ........................................................................................................................................................................ 35
Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity Untuk Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi Lebih Tinggi........................................................................................................................................................ 37
Konsolidasi Fiskal Tahun 2023 ...................................................................................................................................... 43
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN TERKINI ....................................................................................................................... 46
Perkembangan Kebijakan Terkini ............................................................................................................................... 48
Kebijakan Fiskal ............................................................................................................................................................................... 48
Kebijakan Moneter dan Sektor Keuangan .......................................................................................................................... 50

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 2


ABREVIASI

7dma : 7 days moving average ICP : Indonesian Crude Price


7DRR : 7-day Reverse Repo Rate ICT : information, communication,
AL/DPK : Alat Likuid terhadap Dana and technology
Pihak Ketiga IHK : Indeks Harga Konsumen
APBN : Anggaran Pendapatan dan IHSG : Indeks Harga Saham
Belanja Negara Gabungan
AS : Amerika Serikat IKK : Indeks Keyakinan Konsumen
ASN : Aparatur Sipil Negara IMF : International Monetary Fund
avgytd : rata-rata tahunan IPR : Indeks Penjualan Riil
bansos : Bantuan Sosial Jabodetabek : Jakarta, Bogor, Depok,
BI : Bank Indonesia Tangerang, Bekasi
BKF : Badan Kebijakan Fiskal K/L : Kementerian dan Lembaga
BLT : Bantuan Langsung Tunai KIP : Kartu Indonesia Pintar
BLU : Badan Layanan Umum KND : Kekayaan Negara Dipisahkan
bps : basis points KPM : keluarga penerima manfaat
BST : Bantuan Sosial Tunai KSSK : Komite Stabilitas Sektor
BUMN/D : Badan Usaha Milik Keuangan
Negara/Daerah KUR : Kredit Usaha Rakyat
CAR : Capital Adequacy Ratio LDR : Loan to Deposit Ratio
CPO : Crude Palm Oil MIT : Middle Income Trap
DAK : Dana Alokasi Khusus MTFPI : Malmquist Total Factor
DAU : Dana Alokasi Umum Productivity Index
DBH : Dana Bagi Hasil nakes : tenaga kesehatan
DEA : Data Envelopment Analysis NIK : Nomor Induk Kependudukan
DID : Dana Insentif Daerah NPI : Neraca Pembayaran Indonesia
DKI : Daerah Khusus Ibukota
NPL : Non-performing loan
DPK : Dana Pihak Ketiga NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
FDI : Foreign Direct Investment OECD : Organisation for Economic Co-
FFR : the Fed Fund Rate operation and Development
FGD : focus group discussion OLS : ordinary least square
FOMC : the Federal Open Market PBI : Penerima Bantuan Iuran
Committee PBI : Peraturan Bank Indonesia
GSO : Green Shoe Option PDB : Produk Domestik Bruto
GWM : Giro Wajib Minimum PEN : Pemulihan Ekonomi Nasional
HBA : harga batu bara acuan perlinsos : perlindungan sosial
HBKN : Hari Besar Keagamaan PHT : Penjualan Hasil Tambang
Nasional PMA : Penanaman Modal Asing
HKPD : Hubungan Keuangan antara PMDN : Penanaman Modal Dalam
Pemerintah Pusat dan Negeri
Pemerintahan Daerah
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 3
PMI : Purchasing Managers' Index SBR : Savings Bond Ritel
Manufaktur Manufaktur SDA : sumber daya alam
PNBP : Pendapatan Negara Bukan TFP : total factor productivity
Pajak
THR : Tunjangan Hari Raya
pp : percentage point
TKD : transfer ke daerah
PPh : Pajak Penghasilan
TKI : tenaga kerja Indonesia
PPKM : Pemberlakukan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan
PPN : Pajak Pertambahan Nilai Kerja
TPT : Tingkat Pengangguran
PPN DTP : Pajak Pertambahan Nilai
Terbuka
Ditanggung Pemerintah
UGM : Universitas Gajah Mada
PPnBM : Pajak Penjualan atas Barang
Mewah UU : Undang-Undang
PUAB : pasar uang antarbank UU HPP : UU Harmonisasi Peraturan
qtq : quarter to quarter Perpajakan
WEO : World Economic Organization
R&D : penelitian dan pengembangan
yoy : year-on-year
sakernas : survei angkatan kerja
nasional ytd : year to date
SBN : Surat Berharga Negara

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 4


PEREKONOMIAN INDONESIA
DALAM ANGKA

5,01% 4,34%
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2022 Pertumbuhan Konsumsi RT
Triwulan I 2022

4,09% -7,74%
Pertumbuhan Investasi (PMTB) Pertumbuhan Konsumsi
Triwulan I 2022 Pemerintah Triwulan I 2022

3,55% Rp14.729 1,27%


Inflasi Mei 2021 (yoy) Nilai Tukar per 15 Juni 2022
(indeks dan mtm)

Rp298,9 triliun 0,74%


Surplus Primary Balance Surplus APBN terhadap PDB
per Mei 2022 per Mei 2022

27,00% 30,74%
Pertumbuhan Ekspor Pertumbuhan Impor
per Mei 2022 (yoy) per Mei 2022 (yoy)

0,07% USD135,6 miliar


Surplus Transaksi Berjalan Cadangan Devisa
terhadap PDB Triwulan I 2022 per Mei 2022

Edisi III | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 5


RINGKASAN EKSEKUTIF

S
ituasi pandemi Covid-19 terus membaik, naiknya permintaan yang signifikan pada masa
diiringi dengan membaiknya Ramadan dan Idulfitri seiring daya beli masyarakat
perekonomian global. Tren penurunan yang pulih. Tekanan harga komoditas global juga
kasus dan kematian harian masih berlanjut. mendorong kenaikan inflasi. Dampak kenaikan
Hal tersebut mendorong peningkatan mobilitas harga komoditas global, terutama pangan telah
serta aktivitas perekonomian di triwulan II 2022. tertransmisi secara gradual pada harga komoditas
domestik. Pemerintah berkomitmen untuk
Kondisi pandemi yang membaik di sebagian besar
menjaga daya beli masyarakat dan menggunakan
negara mendorong pemulihan permintaan,
instrumen APBN sebagai shock absorber untuk
aktivitas produksi domestik, maupun perdagangan
menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
antarnegara/kawasan. Namun demikian,
Selain itu, pengendalian inflasi terus dilakukan
perekonomian global masih dibayangi berbagai baik di tingkat pusat dan daerah melalui strategi
risiko terutama karena peperangan, pemburukan kebijakan menjaga ketersediaan pasokan,
inflasi energi dan pangan, moderasi kebijakan menjamin kelancaran distribusi, dan melakukan
fiskal dan moneter (terutama oleh negara maju), komunikasi yang efektif agar ekspektasi inflasi
serta disrupsi rantai pasok dan investasi. Jika dapat tetap positif dalam rangka pencapaian target
situasi terus memburuk dan dibarengi dengan sasaran inflasi.
restriksi mobilisasi di Tiongkok yang semakin
Perkembangan sektor keuangan dan moneter
mendisrupsi rantai pasok global.
masih terjaga dengan penguatan penyaluran
Pemulihan perekonomian nasional terus kredit perbankan. Perkembangan pasar modal
menunjukkan tren penguatan. Pertumbuhan masih mencatatkan kinerja positif. Indeks Harga
ekonomi tercatat 5,01 persen di triwulan I 2022. Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 5,4
Dari sisi pengeluaran, konsumsi masyarakat dan persen secara ytd per 17 Juni 2022. Dari pasar Surat
investasi tumbuh kuat. Perdagangan internasional Berharga Negara (SBN), tekanan terhadap yield
terus mencatatkan surplus dimana ekspor tumbuh relatif moderat di tengah peningkatan yield US
tinggi, dan ekspansi produksi turut mendorong Treasury. Sementara itu, intermediasi perbankan
pertumbuhan impor. Dari sisi produksi, terus menguat. Penyaluran kredit tumbuh hingga
pertumbuhan positif terjadi pada hampir seluruh mendekati level sebelum pandemi seiring dengan
sektor lapangan usaha. Sektor transportasi dan pemulihan ekonomi dan kecukupan likuiditas. Di
pergudangan menjadi sektor dengan pertumbuhan sisi lain, kebijakan moneter hingga pertengahan
tertinggi. Berbagai indikator perekonomian tahun 2022 masih dipertahankan longgar dalam
domestik baik dari sisi produksi dan konsumsi rangka menjaga keberlanjutan perbaikan ekonomi
memberikan sinyal terus menguatnya pemulihan domestik di tengah meningkatnya ketidakpastian
ekonomi di awal tahun 2022. Sejalan dengan eksternal. Bank Indonesia mempertahankan
penguatan ekonomi nasional, Tingkat tingkat suku bunga 7DRR berada pada level 3,5
Pengangguran Terbuka (TPT) kembali mengalami persen. Dengan kinerja pasar keuangan yang
penurunan menjadi sebesar 5,83 persen. masih terjaga dan besaran cadangan devisa yang
masih memadai, kebijakan moneter domestik yang
Tren peningkatan inflasi masih berlanjut hingga
Mei 2022. Kenaikan inflasi dipengaruhi oleh
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 6
akomodatif masih dapat berlangsung untuk Tren perekonomian domestik masih terjaga
mendukung pemulihan. dengan indikator sisi konsumsi dan produksi yang
menunjukkan tren peningkatan. Perkembangan
Neraca perdagangan melanjutkan tren yang
tersebut diikuti oleh kinerja baik APBN.
positif, namun neraca pembayaran tercatat
Pendapatan Negara tumbuh 47,3 persen.
defisit. Sampai dengan bulan Mei 2022, ekspor
Sementara itu, belanja negara terealisasi sebesar
tumbuh 36,3 persen (ytd, fob, USD), sementara
Rp938,2 triliun, atau 34,6 persen terhadap APBN.
impor tumbuh 28,9 persen (ytd, cif, USD). Neraca
Belanja K/L tercatat Rp319,2 triliun, atau 33,7
perdagangan secara kumulatif tercatat sebesar
persen terhadap APBN, belanja Non-K/L mencapai
USD19,8 miliar, yang terdiri atas surplus nonmigas
Rp334,7 triliun atau 33,5 persen terhadap APBN,
sebesar USD29,4 miliar dan defisit migas sebesar
dan Transfer ke Daerah & Dana Desa sebesar
USD9,6 miliar. Di sisi lain, Neraca Pembayaran
Rp284,3 triliun, atau 36,9 persen terhadap APBN.
Indonesia (NPI) triwulan I 2022 mencatatkan defisit
Sementara itu, sisi pembiayaan Investasi mencapai
namun masih cukup baik untuk menopang
Rp18 triliun (s.d. 20 Juni 2022) yang ditujukan
ketahanan sektor eksternal. Defisit NPI tercatat
untuk mendukung pembangunan di sektor
sebesar USD1,8 miliar, lebih besar dari defisit
prioritas dan upaya pemulihan ekonomi.
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD0,8
miliar. Peningkatan defisit NPI didorong oleh TEKF kali ini mengulas dua topik khusus yaitu
turunnya surplus neraca transaksi berjalan, Produktivitas Modal dan Perbaikan Total Factor
meskipun di sisi lain terjadi penurunan defisit Productivity untuk Mendorong Pertumbuhan
neraca transaksi modal dan finansial. Ekonomi Lebih Tinggi, dan Konsolidasi Fiskal
Tahun 2023. Pada ulasan khusus Produktivitas
Memasuki triwulan II 2022, pergerakan nilai
Modal dan Perbaikan Total Factor Productivity
tukar Rupiah mengalami tekanan sejalan dengan
untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih
eskalasi risiko global. Meski sempat meneruskan
Tinggi dibahas mengenai kondisi perekonomian
tren apresiasi hingga minggu pertama bulan Juni,
Indonesia yang sejak berakhirnya bonanza
nilai tukar Rupiah mulai mengalami tekanan di
komoditas pada tahun 2013 mengalami stagnasi.
pertengahan bulan sejalan dengan risiko global
Pertumbuhan ekonomi harus lebih didorong lagi
yang kembali meningkat. Mayoritas nilai tukar
untuk dapat keluar dari potensi Middle Income
negara emerging market termasuk Indonesia juga
Trap (MIT). Untuk itu, perlu melihat aspek
mengalami tekanan. Hingga tanggal 15 Juni 2022,
produktivitas lebih jauh, khususnya dalam hal
nilai tukar Rupiah kembali melemah dan ditutup
modal, guna mengupayakan pertumbuhan
pada level Rp14.729 per dolar AS, atau terdepresiasi
ekonomi yang lebih tinggi ke depannya. Sementara
1,27 persen dibandingkan dengan akhir bulan Mei
itu, pada ulasan khusus Konsolidasi Fiskal Tahun
dengan rata-rata tahunan (avgytd) sebesar
2023 dibahas mengenai pemulihan ekonomi
Rp14.406 per dolar AS. Kinerja nilai tukar Rupiah
nasional yang terus berlanjut dan mendorong
masih akan diwarnai dengan ketidakpastian
kinerja APBN yang baik menjadi dasar yang kuat
global, namun Pemerintah beserta Bank Indonesia
agar konsolidasi fiskal di tahun 2023 tetap
serta lembaga keuangan lainnya dalam wadah
dilakukan. Kebijakan konsolidasi fiskal diarahkan
KSSK akan berkoordinasi secara intens dalam
untuk memastikan kesehatan dan sustainabilitas
mengantisipasi risiko global tersebut agar dapat
APBN, namun tetap berperan sebagai shock
meminimalisir dampaknya terhadap stabilitas
absorber terhadap ketidakpastian global.
perekonomian domestik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut 2020, defisit APBN diharapkan kembali di bawah
mendorong terus membaiknya kinerja fiskal. 3,0 persen PDB pada tahun 2023.

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 7


BAGIAN I
PERKEMBANGAN EKONOMI
TERKINI

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 8


Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 9
Perkembangan Pandemi Covid-19 dan
Perekonomian Global

Situasi pandemi Covid-19 terus membaik, didukung vaksinasi dan


kesadaran masyarakat mematuhi protokol kesehatan
Situasi pandemi Covid-19 terus membaik di gelombang Omicron dan libur Idulfitri. Meski
sebagian besar negara, kecuali beberapa negara demikian, kewaspadaan harus tetap dijaga seiring
seperti Tiongkok dan Korea Utara. Tren dengan masih munculnya varian baru. Saat ini,
penurunan kasus dan kematian harian global kasus harian juga mulai sedikit meningkat dan
masih berlanjut. Sejalan dengan itu, kasus Covid-19 mencapai 1.000-an kasus per hari, dibandingkan
domestik juga terus menurun dan mendorong 200-an kasus per hari yang tercatat di awal Mei
peningkatan mobilitas serta aktivitas 2022. Secara lebih rinci, tambahan kasus harian
perekonomian di triwulan II 2022. Penanganan (7dma) pada tanggal 16 Juni 2022 tercatat sebesar
dan monitoring yang responsif dan fleksibel 813 kasus dengan kematian harian (7dma)
dengan penerapan PPKM di seluruh daerah sejak sebanyak 5 orang. Hal yang perlu menjadi
gelombang Delta terbukti efektif dalam menekan perhatian ialah deteksi jumlah kasus tidak setinggi
jumlah kasus harian dan mendorong pemulihan biasanya seiring dengan relaksasi syarat tes
aktivitas ekonomi di saat yang sama. Sesudah PCR/Antigen untuk keperluan perjalanan dan
gelombang Omicron, untuk pertama kalinya sejak pertemuan. Oleh karenanya, terutama dalam
pandemi, Pemerintah mulai mengizinkan mudik konteks transisi ke endemi, angka kematian dan
secara normal dengan beberapa penyesuaian rawat inap rumah sakit menjadi indikator yang
seperti dengan memberlakukan syarat vaksinasi lebih relevan untuk menjadi perhatian
booster. Antusiasme mudik juga melonjak, dibandingkan dengan angka kasus harian. Di
dibuktikan dengan lebih tingginya jumlah samping itu, untuk memastikan transisi menuju
kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek endemi berjalan dengan lancar, Pemerintah perlu
dibandingkan pada masa prapandemi di 2019. terus meningkatkan vaksinasi, terutama untuk
dosis kedua dan booster, untuk menurunkan
Didukung vaksinasi dan kesadaran masyarakat
tingkat risiko ke depan.
dalam menerapkan protocol kesehatan, tidak ada
kenaikan kasus signifikan yang tercatat sesudah
GRAFIK 1 GRAFIK 2
Kasus Covid-19 Global Kasus Covid-19 Indonesia
4 30 70,000
Jutaan

Kasus Harian - 7DMA 60,000


25
3 50,000
Kematian Harian - 7DMA (rhs)
20 Kasus Harian 7DMA
40,000
Kematian Harian
2 15 7DMA (rhs)
30,000

0,54
10 20,000
Juta 813
1
5 10,000 5
1,28
Ribu
0
0 0
M-20
M-20

M-21
M-21
S-20

S-21
J-20

N-20
J-21

J-21

N-21
J-22
A-22
J-22
M-20
M-20

S-20

M-21
M-21

S-21

M-22
M-22
J-20

N-20
J-21

J-21

N-21
J-22

Sumber: Worldmeter (data per 15 Juni 2022) Sumber: Kementerian Kesehatan (data per 16 Juni 2022)
(diakses per 25 Maret 2022)
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 10
Pemulihan ekonomi global dibayangi eskalasi risiko dan tantangan
global
Semakin banyak negara yang perekonomiannya kinerja ekonomi paling resilien di masa pandemi
telah melewati level prapandemi, tetapi uneven dan mampu pulih dengan cepat.
recovery masih terjadi. Pada triwulan I 2022,
Memasuki triwulan II 2022, kondisi
beberapa negara seperti Arab Saudi, Thailand,
perekonomian global semakin menantang. Perang
Malaysia, Inggris, Perancis, dan Zona Eropa
di Ukraina mengeskalasi berbagai tantangan yang
menambah daftar negara dengan level PDB riil di
sudah dirasakan sebelumnya. Perang yang diiringi
atas level sebelum pandemi (rata-rata 2019).
pengenaan berbagai sanksi terhadap Rusia
Kondisi pandemi yang membaik di sebagian besar
tersebut mengganggu aktivitas perdagangan dan
negara mendorong pemulihan permintaan,
memperparah supply disruption. Walaupun masih
aktivitas produksi domestik, maupun perdagangan
berada dalam zona ekspansi, aktivitas manufaktur
antarnegara/kawasan. Meskipun demikian,
global relatif stagnan pada bulan Mei, dengan PMI
perekonomian beberapa negara lain di Eropa
Manufaktur 52,4 (dibanding 52,3 di bulan April).
seperti Jerman, Italia, dan Rusia masih berada pada
Transaksi perdagangan internasional juga
level lebih rendah dibandingkan level prapandemi.
mengalami penurunan antara lain akibat
Jika dilihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi,
melemahnya permintaan Tiongkok dan Rusia,
terlihat bahwa pemulihan yang tidak merata
serta berlanjutnya disrupsi supply. Di saat yang
(uneven) masih terjadi. Meski masih positif, laju
sama, indikator OECD menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi terlihat melambat di
tingkat kepercayaan konsumen memburuk, baik
banyak negara, seperti Tiongkok, Perancis, Korea,
secara global maupun di beberapa negara yang
Zona Eropa, dan Rusia. Perang di Ukraina yang
disurvei, antara lain AS, negara-negara di Zona
sudah berlangsung lebih dari 100 hari
Eropa, dan Tiongkok.
menimbulkan konsekuensi negatif terhadap
prospek pemulihan ekonomi di berbagai negara Perekonomian global juga masih dibayangi oleh
yang sebelumnya berjalan kuat, terutama di risiko tekanan inflasi yang semakin tinggi dan
negara-negara Eropa. Pemulihan ekonomi berpotensi menghambat laju pemulihan. Sebagai
Tiongkok juga terus menunjukkan perlambatan wilayah episenter terjadinya tensi geopolitik Rusia
sejak Maret 2022 karena pemberlakuan kembali – Ukraina, negara-negara Eropa telah merasakan
restriksi ketat di tengah local outbreaks. Sementara lonjakan inflasi di sepanjang tahun 2022. Uni Eropa
itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan secara keseluruhan mencatatkan inflasi sebesar 8,1
persen (yoy) pada bulan Mei, naik dari 7,4 persen

GRAFIK 3
Pertumbuhan Ekonomi 2020 s.d. Q1 2022 (% yoy)

Q1-22 2021 2020


8.3 7.6 8.1
5.6 5 5 5.3 5.1 4.8 5.7
3.1 3.7 3.7 3.5
1.6 2.2 1.6 2.2
0.2

-2.1
-4.1 -3.4
-4.5
-5.6 -6.2 -6.4
-9.6

PHL MYS THA IDN SGP JPN EUR CHN USA

Sumber: Bloomberg

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 11


GRAFIK 4 GRAFIK 5
Perbandingan PDB Riil Q1 2022 dengan 2019* PMI Manufaktur Global

65
USA 3.7

CHN 2.1 52.4


52.3
55
EUR 0.5

JPN -3.3

45
SGP 5

IDN 3

35
THA 1.7

MYS 1.2

25
PHL -4.7
M-20 N-20 M-21 N-21 M-22

Sumber: Bloomberg Sumber: IHS Markit


*terhadap pra-pandemi (basis 2019), di atas 0 berarti
pertumbuhan ekonomi sudah di atas pra-pandemi (% perubahan)
(yoy) di bulan sebelumnya. Secara lebih rinci, 2022, harga komoditas batu bara tercatat sudah
inflasi di beberapa negara besar Eropa juga relatif naik 127,8 persen (ytd), gas naik 104,0 persen,
cukup tinggi, seperti Spanyol (8,7 persen), Jerman minyak mentah naik 59,1 persen, gandum naik 38,7
(7,9 persen), Italia (6,9 persen), dan Perancis (5,2 persen, serta jagung naik 32,1 persen. Kebijakan
persen). Kenaikan harga barang yang terjadi di Zero Covid-19 di Tiongkok juga turut memberikan
wilayah Eropa sangat dipengaruhi penerapan tekanan pada peningkatan harga karena
berbagai sanksi yang diterapkan Uni Eropa menyebabkan disrupsi supply yang
terhadap Rusia, terutama pelarangan impor berkepanjangan. Meski demikian, biaya angkutan
minyak dan gas. Di sisi lain, perang yang terjadi di barang (freight cost) maupun biaya pengiriman
Ukraina telah mengakibatkan harga komoditas (shipping cost) tercatat mulai mengalami
energi serta pangan terus mengalami kenaikan penurunan dalam beberapa waktu terakhir yang
seperti yang terlihat pada Grafik 6. Hingga 15 Juni

GRAFIK 6 GRAFIK 7
Indeks Beberapa Harga Komoditas (2020 = 100) Kenaikan Suku Bunga di Berbagai Negara 2022 (bps)

Komoditas Global Pangan Energi ARG 900


196.8 BRA
200 400
MEX 150
163.6
US 150
160
CAN 125
152.6 SAU 125
120
RUS 100
IND 90
80 UK 75
AUS 75
40 ZAF 75
KOR 75
0 MAS 25
Oct-20

Oct-21

Jun-22
Feb-20

Jun-20

Feb-21

Jun-21

Feb-22

INA 0
CHN 0

Sumber: Bloomberg, diolah (Diakses per 16 Juni 2022) Sumber: Bloomberg, diolah (Diakses per 16 Juni 2022)

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 12


mengindikasikan mulai meredanya disrupsi bunga juga kemungkinan akan diikuti dengan
supply. kontraksi balance sheet yang akan mendorong
pengetatan likuiditas. Grafik 7 memberikan
Tingginya lonjakan inflasi pada akhirnya
ilustrasi bahwa langkah menaikkan suku bunga
mendorong pengetatan kebijakan moneter yang
juga telah dilakukan oleh otoritas moneter di
semakin cepat di berbagai negara. Percepatan
banyak negara lain untuk merespons tekanan
pengetatan kebijakan moneter, terutama yang
inflasi, antara lain di Argentina (naik 900 bps
diambil oleh AS, perlu untuk dicermati mengingat
sepanjang 2022), Brazil (400 bps), Meksiko (150 bps),
dampaknya yang signifikan terhadap pasar
Kanada (125 bps), dan Inggris (75 bps). Percepatan
keuangan global, terutama bagi emerging markets.
pengetatan kebijakan moneter dan dampaknya
Dengan tingkat inflasi yang masih tinggi (Mei 2022:
pada likuiditas global berpotensi meningkatkan
8,6 persen, yoy dan merupakan tingkat inflasi
gejolak di pasar keuangan global, dan perlu
tertinggi di AS dalam 41 tahun terakhir), the Fed
diwaspadai terutama bagi emerging markets. Selain
menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan,
itu, tren pengetatan kebijakan moneter yang
yaitu sebesar 75 bps menjadi 1,75 persen di
berlangsung cepat dikhawatirkan akan
pertengahan Juni, atau telah naik 150 basis poin
menghambat momentum pemulihan, sehingga
(bps) di tahun 2022. Langkah pengetatan moneter
perekonomian global dibayangi oleh risiko
ini diperkirakan terus berlanjut dimana pada akhir
terjadinya stagflasi, dimana prospek pertumbuhan
tahun 2022 dapat mencapai 3,5 persen dan 3,75
menghadapi pelemahan signifikan sedangkan
persen di tahun 2023. Selain itu, kenaikan suku
tekanan inflasi sangat tinggi.

Outlook perekonomian global menghadapi risiko perlambatan


Perekonomian dunia di tahun 2022 dan 2023 akan melambat signifikan dari 6,1 persen di tahun
berisiko tinggi dilanda perlambatan ekonomi dan 2021 ke 3,6 persen (yoy) di tahun 2022 dan 2023;
kenaikan inflasi. Pemulihan ekonomi atau menurun 0,8 pp untuk tahun 2022 dan 0,2 pp
pascapandemi diperkirakan melambat tajam untuk tahun 2023 jika dibandingkan proyeksi
akibat risiko global yang semakin tereskalasi. WEO Januari 2022. Inflasi dunia pun demikian,
Pascapecahnya peperangan Rusia-Ukraina pada diproyeksikan memburuk dari awalnya 4,7 persen
Februari 2022, lembaga-lembaga keuangan menjadi 7,4 persen. Tak berselang lama, pada Juni
internasional merevisi proyeksi pertumbuhan 2022, Bank Dunia dan OECD juga memprediksi hal
ekonomi dan inflasi dunia secara tajam. Dana yang senada dengan IMF. Melalui Global Economic
Moneter Internasional (IMF), misalnya, dalam Prospect Juni 2022, Bank Dunia bahkan
World Economic Outlook April 2022 mengindikasikan risiko stagflasi yang mirip
memperkirakan pertumbuhan ekonomi global dengan tahun 1970-an. Proyeksi pertumbuhan

TABEL 1
Perbandingan Proyeksi Pertumbuhan dan Inflasi Global
Pertumbuhan Ekonomi Dunia (% change, Y-o-Y)

2021 2022 2023


Estimasi Bank Dunia Bank Dunia
IMF (April) OECD (Juni) IMF (April) OECD (Juni)
Realisasi (Juni) (Juni)
6,1 3,6 2,9 3,0 3,6 3,0 2,8
Inflasi Global (% change, Y-o-Y)

2021 2022 2023


Estimasi Bank Dunia Bank Dunia
IMF (April) OECD (Juni) IMF (April) OECD (Juni)
Realisasi (Juni) (Juni)
4,7 7,4 n/a 7,6 4,8 n/a 6,3

Sumber: IMF, World Bank, dan OECD


Catatan: Estimasi realisasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi dunia 2021, keduanya berdasarkan IMF WEO April 2022. Bank Dunia tidak
secara eksplisit memproyeksi angka inflasi global dalam GEP Juni 2022, selain hanya survei ekspektasi EMDE 7,4 persen di tahun 2022
dan 4,6 persen di tahun 2023. Proyeksi inflasi 2022 dan 2023 oleh OECD hanya berlaku untuk negara G-20. Sedangkan, proyeksi inflasi
dunia oleh IMF adalah berdasarkan rerata harga konsumen.
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 13
ekonomi global tahun 2022 diturunkan 1,2 pp oleh pudarnya pent-up demand, serta disrupsi rantai
Bank Dunia menjadi 2,9 persen terutama karena pasok dan investasi. Jika situasi terus memburuk
indikasi perlambatan ekonomi pascapandemi dan dibarengi dengan restriksi mobilisasi di
akibat peperangan, pemburukan inflasi energi dan Tiongkok yang semakin mendisrupsi rantai pasok
pangan yang menggerus daya beli rumah tangga global, maka pemulihan ekonomi pascapandemi
dan laba usaha, moderasi kebijakan fiskal dan akan berpotensi semakin terfragmentasi di antara
moneter (terutama oleh negara maju) yang disertai negara maju dan berkembang.

Perkembangan Ekonomi Domestik


Perekonomian Indonesia melanjutkan penguatan
Pemulihan ekonomi domestik terus untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang.
menguat di tengah penyebaran varian
Berbagai indikator perekonomian domestik
Omicron dan gejolak geopolitik global
memberikan sinyal terus menguatnya pemulihan
Pemulihan perekonomian nasional terus ekonomi di awal tahun 2022. Indeks PDB riil
menunjukkan tren penguatan dengan tumbuh Indonesia menunjukkan kapasitas perekonomian
5,01 persen di triwulan I 2022. Perkembangan telah melampaui rata-rata sebelum pandemi.
kasus Covid-19 varian Omicron sempat Dampak penyebaran varian Omicron yang sempat
dikhawatirkan akan menjadi kendala bagi kinerja merebak di permulaan tahun 2022 terhadap
pemulihan ekonomi nasional pada triwulan I 2022. perekonomian relatif terbatas. Indeks Keyakinan
Namun seiring dengan efektivitas kebijakan Konsumen (IKK) bulan Maret 2022 secara
pengendalian pandemi Covid-19 dan perluasan konsisten berada di level confidence (111). Indeks
cakupan program vaksinasi, tingkat aktivitas Penjualan Riil (IPR) tumbuh 8,6 persen (yoy).
perekonomian berhasil kembali pada level Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur
prapandemi. Dari sisi eksternal, ketegangan masih berada dalam level ekspansi dan neraca
geopolitik akibat konflik Rusia – Ukraina perdagangan kembali mencatatkan surplus.
berdampak pada peningkatan harga komoditas Pertumbuhan impor barang modal dan bahan
dunia, namun masih relatif terbatas dan terkendali baku juga masih tumbuh tinggi yang
dampaknya pada perekonomian domestik di menggambarkan aktivitas manufaktur di
triwulan I 2022. Momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih meningkat. Sementara itu
nasional tersebut harus terus dijaga dan diperkuat konsumsi listrik industri dan bisnis masing-masing
GRAFIK 8
Indeks PDB Riil Indonesia
Indeks PDB Riil Indonesia, Indeks PDB Riil triwulanan (rata-rata 2019 = 100), sudah di atas
100 menunjukkan ekonomi sudah di atas pra-pandemi
130.00

120.00

110.00

100.00

90.00
PDB Kons Rumah Tangga PMTB Ekspor
80.00
Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2019 2020 2021 2022
Sumber: Bloomberg

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 14


terus tumbuh positif. Dari sisi neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan dan memberikan
ekspor melanjutkan penguatan pertumbuhan di ketahanan ekonomi terhadap tekanan eksternal.
tengah gejolak geopolitik, menopang surplus

GRAFIK 9 GRAFIK 12
Retail Sales Index terus meningkat, sejalan dengan Optimisme masyarakat meningkat, didorong
optimisme dan mobilitas masyarakat meningkatnya persepsi konsumen terhadap ekonomi
300 20%
140
RSI Growth Bulanan (%mtm)
250 15%
116.8 114.6
120
6.8%10% 104.4
200
2.6% 5% 100 88.0
84.3
150
0% 80
100
-5%
60
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

219.3
50 205.3 -10% Triwulanan
40
0 -15% J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A 2020 2021 2022
2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia


GRAFIK 10 GRAFIK 13
PMI Indonesia terus ekspansi, didukung keberlanjutan Pertumbuhan konsumsi listrik industri dan bisnis
permintaan dalam dan luar negeri tinggi, masih kuatnya aktivitas dunia usaha
70

Bisnis
60 51.9 Industri
20
10.2
50
9.8
0
40

-20
30

20
-40
Apr-20 Oct-20 Apr-21 Oct-21 Apr-22
Jan

Apr

Juni

Agt

Des
Jan

Apr

Juni

Agt

Des
Jan

Apr
Feb

Juli

Nov

Feb

Juli

Nov

Feb
Mar

Mei

Sep
Okt

Mar

Mei

Sep
Okt

Mar

2020 2021 2022

Sumber: IHS Markit Sumber: PLN, diolah


GRAFIK 11 GRAFIK 14
Neraca Perdagangan Indonesia (USD Miliar) Neraca Perdagangan Indonesia (USD Miliar)
25 100%

Ekspor Impor
NP 80%

15
60%

7.6 25.5%
5.7 40%

5
20% 15.2%

0%
-5

-20%

-15 -40%

-60%
N
M
J
J

M
A

D
2021-J
F

M
A

J
J
A

D
2022-J
F

-25
A

N
M
J
J
A

A
D
2021-J
F
M

M
J
J
A

D
2021-J
F
M

Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah


Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 15
Penguatan ekonomi cukup merata di hampir ritel dan rekreasi, mampu mendorong peningkatan
belanja masyarakat. Peningkatan suplai barang
semua sektor produksi dari luar negeri (impor) juga turut mendorong
Pada triwulan I tahun 2022, pertumbuhan positif pertumbuhan sektor perdagangan di triwulan I
terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha. tahun 2022. Pertumbuhan sektor industri
Sektor transportasi dan pergudangan menjadi pengolahan juga terindikasi dari PMI manufaktur
sektor dengan pertumbuhan tertinggi mencapai Indonesia yang terus berada di zona ekspansif
15,79 persen (yoy). Sektor pertambangan sepanjang triwulan I tahun 2022. Berdasarkan
mengalami pertumbuhan sebesar 3,82 persen (yoy), subsektornya, Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
terutama dipengaruhi oleh tingginya harga tumbuh 12,45 persen (yoy) dan Industri Makanan
komoditas global yang menjadi insentif bagi para dan Minuman tumbuh 3,75 persen (yoy) seiring
pelaku industri pertambangan dalam negeri untuk dengan adanya momentum Ramadan dan hari
meningkatkan produksi. Di sisi lain, sektor raya Idulfitri yang mendorong peningkatan
pertanian tumbuh 1,16 persen (yoy) terutama produksi di industri-industri tersebut. Selain itu,
dipengaruhi oleh berlangsungnya masa panen Industri Alat Angkutan tumbuh 14,20 persen (yoy)
beberapa komoditas, seperti padi, di tengah cuaca seiring dengan masih berlangsungnya program
yang relatif lebih kondusif di awal tahun 2022. relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Peningkatan harga komoditas pangan global, (PPnBM) yang turut mendorong peningkatan
terutama CPO, juga turut menopang pertumbuhan penjualan mobil. Di sisi lain, Industri Kimia,
sektor pertanian. Farmasi, dan Obat Tradisional tumbuh 6,47 persen
(yoy) sejalan dengan adanya peningkatan kasus
Sektor manufaktur dan perdagangan juga Omicron pada awal tahun 2022.
menunjukkan ekspansi yang berkelanjutan.
Pemulihan konsumsi domestik maupun Pertumbuhan aktivitas investasi turut
peningkatan permintaan ekspor menopang mendorong pemulihan sektor konstruksi. Sektor
keberlanjutan pemulihan kedua kontributor Konstruksi tumbuh 4,83 persen (yoy), sejalan
utama sektor perekonomian ini. Sektor industri dengan percepatan penyelesaian proyek strategis
pengolahan tumbuh sebesar 5,07 persen dan sektor nasional dan proyek prioritas. Selain itu upaya
perdagangan tumbuh 5,71 persen (yoy) pada Pemerintah melalui kebijakan Pemulihan
triwulan I. Peningkatan mobilitas masyarakat di Ekonomi Nasional (PEN) dalam meningkatkan
tempat belanja kebutuhan sehari-hari, termasuk lapangan kerja melalui program padat karya juga

GRAFIK 15 GRAFIK 16
Kontribusi Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan Kontribusi Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi 10
10 7.1
7.1
5.1 5.1 5.0 5.0 5.0 5.0
5.1 5.1 5.0 5.0 5.0 5.0 5 3.5
3.0
5
3.0 2.3 3.5
1.5 1.3 1.2
1.3
2.8 2.8 2.7 2.7 3.2 0.8 0.7 0.9 0.8 0.4 1.3 0.8 1.0 1.06
1.6 1.9 2.3 0 -0.3
0 -1.3 -0.9 -0.6
-0.7
-3.0 -2.2 -2.0 -0.7 -1.1
-2.0
-2.2
-2.2 -3.5
-5
-5 -3.5
-5.3
-5.3

-10
-10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022

Pertanian Ind. Pengolahan


Kons RT Kons Pemerintah Perdagangan Konstruksi
PMTB Net Ekspor Transport, Hotel, Resto Lainnya
Lainnya PDB PDB
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 16
memperkuat tren pertumbuhan sektor ini di kelompok sandang menunjukkan pertumbuhan
daerah. Sementara itu, aktivitas proyek konstruksi tinggi sebesar 6,46 persen dikarenakan base effect.
swasta juga semakin membaik. Kebijakan Hal ini menunjukkan geliat konsumsi masyarakat,
pemerintah untuk kembali memperpanjang khususnya pada jenis-jenis belanja yang tertahan
insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung di masa awal pandemi, dapat kembali tumbuh dan
Pemerintah (PPN DTP) Sektor Perumahan turut berangsur-angsur pulih. Pulihnya aktivitas
mendorong permintaan sektor perumahan. Selain ekonomi masyarakat sebagai dampak keberhasilan
itu, pengembangan hilirisasi manufaktur juga penanganan pandemi serta peningkatan lapangan
menstimulus pembangunan pabrik-pabrik baru di kerja baru juga berperan vital dalam
kawasan industri. mengakselerasi pemulihan daya beli masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, tingkat pengangguran
Laju pemulihan sektor pariwisata semakin kuat.
nasional turun dari 6,26 persen pada Februari 2021
Kinerja sektor penunjang pariwisata seperti Sektor
menjadi 5,83 pada Februari 2022.
Transportasi serta Sektor Jasa Penyediaan
Akomodasi Dan Makan Minum menunjukkan Meningkatnya kepercayaan pelaku usaha dan
perbaikan. Sektor Penyediaan Akomodasi Makan- perbaikan ekonomi yang berkesinambungan juga
minum tumbuh 6,56 persen, didorong oleh turut mendorong aktivitas investasi, khususnya
relaksasi pembatasan kegiatan masyarakat dan oleh sektor swasta. Pertumbuhan Penanaman
aturan perjalanan, serta pulihnya tingkat Modal Domestik Tetap Bruto (PMDTB) sebesar 4,09
kepercayaan masyarakat yang mendorong persen pada triwulan I didukung oleh sektor
kebangkitan aktivitas pariwisata. Tingkat hunian swasta yang menjadi penopang utama. Faktor
hotel selama triwulan I meningkat dibandingkan fundamental makroekonomi yang solid
rata-rata bulanan pada tahun 2021 yang hanya 40 menciptakan optimisme bagi pelaku usaha untuk
persen. Pada bulan Januari hingga Maret 2022, terus ekspansif dan mulai menjalankan proyek-
rata-rata tingkat hunian hotel mencapai 52,3 proyek investasi yang sempat tertunda. Di sisi lain,
persen, dan tingkat penerbangan domestik telah Pemerintah juga berupaya untuk terus
meningkat sebesar 57 persen pada periode yang memberikan dukungan terhadap sektor investasi,
sama. Sementara itu, seiring dengan antara lain melalui alokasi belanja modal untuk
diberlakukannya pelonggaran aturan masuk bagi keberlanjutan berbagai proyek infrastuktur dan
wisatawan mancanegara, sektor pariwisata prioritas lainnya. Dukungan yang konsisten dari
mampu tumbuh 228,24 persen (yoy) triwulan I, dan Pemerintah, diharapkan mampu mendorong
diperkirakan semakin kuat di masa depan. Hal ini investasi ke depan tumbuh lebih tinggi. Indikator-
menjadi indikasi bahwa Indonesia telah dianggap indikator investasi juga menunjukkan aktivitas
sebagai destinasi yang relatif aman di masa yang meningkat. Konsumsi semen tumbuh sebesar
pandemi, dan menjadi bukti upaya penanganan 4,67 persen (yoy) sedangkan penjualan mobil niaga
pandeminya yang cukup efektif. tumbuh 28,21 persen (yoy). Sedangkan dari
indikator impor untuk keperluan industri, terjadi
Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh peningkatan impor barang modal yang tumbuh
konsumsi, Investasi dan ekspor 30,68 persen (yoy) dan impor bahan baku 33,44
persen (yoy). Dari sisi investor, realisasi
Konsumsi masyarakat yang merupakan penanaman modal asing (PMA) triwulan I tahun
kontributor terbesar PDB nasional terus 2022 mencapai Rp147,2 triliun atau tumbuh 31,76
mencatatkan pertumbuhan positif. Konsumsi persen (yoy). Demikian pula Penanaman Modal
rumah tangga pada triwulan I 2022 tangga tumbuh Dalam Negeri (PMDN) pada periode yang sama
4,34 persen (yoy). Secara qtq pada triwulan I 2022 mencapai Rp135,2 triliun atau tumbuh 25,15 persen
semua subkomponen konsumsi rumah tangga (yoy).
tumbuh positif kecuali konsumsi restoran, dan
hotel. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun Kinerja perdagangan internasional terus
lalu, semua subkomponen konsumsi rumah tangga mencatatkan surplus pada triwulan I tahun 2022.
tumbuh positif, dengan pertumbuhan tertinggi Ekspor kembali mencatatkan pertumbuhan tinggi,
terjadi pada konsumsi transportasi dan sementara ekspansi produksi turut mendorong
komunikasi. Konsumsi makanan dan minuman pertumbuhan impor. Peningkatan permintaan atas
nonrestoran tumbuh 3,58 persen (yoy). Konsumsi komoditas dan produk manufaktur unggulan
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 17
nasional masih terus terjadi, terutama di tengah dan pelonggaran atas kebijakan restriksi mobilitas
disrupsi pasokan global dan konflik Rusia – yang dilakukan oleh Pemerintah turut andil dalam
Ukraina. Pengembangan teknologi hijau yang mendorong perbaikan kondisi ketenagakerjaan.
semakin populer juga turut mendorong Hal ini dapat terlihat antara lain dari hasil survei
permintaan ekspor olahan besi dan baja, termasuk ketenagakerjaan (Sakernas) per Februari 2022 yang
nikel. Sementara itu peningkatan kunjungan turis menunjukkan penurunan jumlah penduduk usia
mancanegara turut menyumbang pertumbuhan kerja terdampak Covid-19.
ekspor jasa pada periode ini. Kondisi ini mendorong
Sejalan dengan penguatan pemulihan nasional,
pertumbuhan ekspor secara riil sebesar 16,22
terdapat 4,55 juta penciptaan lapangan kerja baru
persen (yoy). Kinerja positif tersebut menyebabkan
per Februari 2022. Pemulihan ekonomi, faktor
ekspor dan impor barang jasa tumbuh di atas dua
musiman, dan meredanya kasus Covid-19
digit, yaitu masing-masing sebesar 16,22 persen
mendorong pembukaan lapangan kerja baru yang
(yoy) dan 15,03 persen (yoy). Beberapa komoditas
cukup tinggi, sehingga mampu menyerap
utama ekspor Indonesia yang mengalami kenaikan
penambahan angkatan kerja baru dan pekerja
di triwulan I tahun 2022 antara lain gas alam (182
terdampak pandemi. Angkatan kerja mengalami
persen, yoy), batu bara (120 persen, yoy), minyak
peningkatan sejumlah 4,20 juta orang dari
mentah atau ICP (67 persen, yoy), CPO (53 persen,
Februari 2021 menjadi sebesar 144,01 juta orang.
yoy), serta tembaga (18 persen, yoy). Di sisi lain,
Kondisi ini cukup menggembirakan mengingat per
ekspor jasa juga mengalami peningkatan seiring
Februari 2021 jumlah angkatan kerja masih
dengan pelonggaran aturan mobilitas. Sampai
mengalami penurunan akibat pandemi yang
dengan Maret 2022, jumlah wisatawan
terjadi sejak tahun 2020. Hal tersebut tentu saja
mancanegara yang melakukan kunjungan ke
mendorong perbaikan Tingkat Partisipasi
Indonesia tumbuh hingga 206,25 persen (yoy),
Angkatan Kerja (TPAK) per Februari 2022 menjadi
menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi
sebesar 69,06 persen. Angka tersebut meningkat
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebesar 0,98 persen poin dibandingkan Februari
2021.
2021 dengan TPAK laki-laki mengalami
Peningkatan impor terutama terjadi untuk peningkatan terbesar dibandingkan perempuan.
memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kembali
Impor bahan baku dan penolong serta barang
mengalami penurunan menjadi sebesar 5,83
modal, masing-masing tumbuh sebesar 33,44
persen. Jumlah pengangguran turun sebanyak
persen dan 30,68 persen (yoy) pada triwulan I
0,35 juta orang dan secara persentase menurun
tahun 2022. Impor mesin dan alat berat juga terus
sebesar 0,43 persen poin dibandingkan kondisi per
tumbuh tinggi, sesuai dengan pola investasi pada
Februari 2021. Meskipun TPT perempuan lebih
periode Commodity Boom terdahulu. Di sisi lain,
rendah dibandingkan laki-laki (laki-laki: 6,31
impor barang konsumi juga mengalami
persen; perempuan: 5,09 persen), penurunan TPT
peningkatan meskipun terbatas, yaitu sebesar
perempuan masih lebih rendah dibandingkan
11,78 persen (yoy). Peningkatan harga komoditas
dengan penurunan TPT laki-laki. Kondisi pandemi
dunia tidak hanya berimbas pada harga ekspor
yang sempat menyebabkan adanya penutupan
Indonesia, tetapi juga pada harga impor terutama
sekolah dan pembatasan kontak langsung
energi, antara lain harga minyak mentah yang
menyebabkan perempuan lebih intens dengan
naik 62,49 persen, gas alam naik 182,69 persen,
pekerjaan pengasuhan di rumah, terlebih lagi bagi
serta gasoline naik 43,53 persen. Selain impor
yang memiliki anak balita. Hal ini menyebabkan
barang, peningkatan juga terjadi pada impor jasa
mereka lebih sulit untuk kembali ke pasar tenaga
yang utamanya disebabkan oleh peningkatan
kerja dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki.
jumlah wisatawan nasional.
Dilihat dari sisi umur, pengangguran masih
Pasar tenaga kerja semakin baik, tenaga didominasi oleh tenaga kerja usia 15 – 24 tahun,
yaitu sebanyak 17,08 persen. Sedangkan, secara
kerja informal perlu terus dikurangi spasial pengangguran masih dominan berada di
Pasar tenaga kerja di Indonesia terus perkotaan, yaitu sebanyak 7,61 persen
menunjukkan perbaikan di awal tahun 2022. dibandingkan dengan perdesaan yang sebesar 3,72
Kondisi pandemi Covid-19 yang semakin membaik persen.
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 18
GRAFIK 17 GRAFIK 18
Perkembangan Pasar Tenaga Kerja Jumlah Pengangguran dan TPT

4.5
12 12

dalam persen
4.2
5
dalam juta orang

4.0
3.9

dalam juta orang


4 10 10
8.7
2.5
2.4

2.3
3
2.2 8.4
2 8 6.9 8
1 6.26%
6 6
0
5.83%
-1 4 4

-0.4
4,94%
-2
-3 2 2
-4 -2.2
0 0
2018 2019 2020 2021 2022
2018 2019 2020 2021 2022
Tambahan Angkatan Kerja Penciptaan Lapangan Pekerjaan Jumlah Pengangguran Tingkat Pengangguran (rhs)

Sumber: Badan Pusat Statistik (Data per Februari 2022) Sumber: Badan Pusat Statistik (Data per Februari 2022)

Struktur tenaga kerja masih didominasi oleh disebabkan karena sektor tersebut masih
lapangan kerja pada sektor riil yang terdiri dari didominasi oleh pekerja informal.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
Meski kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan
Perdagangan Besar dan Eceran; dan Industri
semakin membaik setelah krisis akibat pandemi
Pengolahan. Sedangkan peningkatan terbesar
Covid-19, sektor informal masih tetap
tenaga kerja terjadi pada lapangan kerja di sektor
mendominasi dalam pasar tenaga kerja. Per
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,37 persen
Februari 2022, tenaga kerja informal proporsinya
poin), Industri Pengolahan (0,17 persen poin), dan
masih melebihi level prapandemi, yaitu sebesar
Transportasi dan Pergudangan (0,16 persen poin).
59,97 persen. Angka tersebut masih berada dalam
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
tren peningkatan meskipun tidak sebesar
merupakan sektor yang masih konsisten
peningkatan pada periode sebelumnya.
mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja
Berdasarkan data Sakernas Februari 2022, terdapat
dan menjadi bantalan selama masa pandemi. Di sisi
peningkatan jumlah pekerja dengan status
lain, Industri Pengolahan sempat mengalami
berusaha sendiri (0,27 persen poin) dan jumlah
penurunan pada Februari 2021 dan kemudian
pekerja bebas pertanian (0,24 persen poin). Hal
kembali mengalami peningkatan pada Februari
tersebut kemungkinan besar berkontribusi pada
2022 yang didorong oleh konsistensi ekspansi
meningkatnya jumlah tenaga kerja informal
sektor manufaktur nasional.
sementara jumlah pegawai dengan status
Perbaikan dalam kondisi ketenagakerjaan pekerjaan utama lainnya seperti
dibarengi pula dengan kembali meningkatnya buruh/karyawan/pegawai dan pekerja yang
rata-rata upah buruh nasional. Upah buruh per berusaha dibantu buruh tetap masih mengalami
Februari 2022 tercatat sebesar Rp2.892.537,00, penurunan.
meningkat sebesar 1,12 persen dari periode
Tren peningkatan pekerja informal akibat
Februari 2021. Pada periode sebelumnya, upah
pandemi Covid-19 perlu untuk dimitigasi karena
buruh nasional sempat menurun sebesar 0,65
dapat berpengaruh negatif terhadap
persen akibat pandemi. Meski secara nasional rata-
perekonomian. Sektor informal tidak dilindungi
rata upah buruh mengalami peningkatan, secara
oleh ketentuan mengenai ketenagakerjaan dan
sektoral terdapat perbedaan pemulihan atas upah
belum sepenuhnya masuk ke dalam sistem
buruh. Rata-rata upah buruh di sektor pertanian
perpajakan sehingga menjadi salah satu faktor
hingga saat ini belum kembali ke level prapandemi
belum optimalnya penerimaan perpajakan. Di sisi
meskipun telah mengalami perbaikan per Februari
lain, berdasarkan data Sakernas, pekerja informal
2022. Bahkan, rata-rata upah buruh di sektor
masih didominasi oleh kelompok penduduk yang
tersebut merupakan salah satu yang paling rendah
lebih rentan (lansia, perempuan, tinggal di
dibandingkan sektor lainnya yang salah satunya
perdesaan, berpendidikan lebih rendah/tidak

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 19


bersekolah). Pekerja informal juga cenderung Covid-19. Di tengah tren positif permintaan,
memiliki produktivitas dan upah yang lebih tekanan harga komoditas global juga mendorong
rendah dibandingkan pekerja formal serta tidak kenaikan inflasi, tercermin dari tren naiknya
memiliki akses terhadap jaring pengaman sosial inflasi di tingkat produsen dan grosir. Dampak
sehingga dapat berpengaruh terhadap penghasilan kenaikan harga komoditas global, terutama
dan kesejahteraan mereka. Fenomena ini pangan telah tertransmisi secara gradual pada
merupakan salah satu kondisi yang dihadapi oleh harga komoditas domestik. Meskipun demikian,
negara berpenghasilan menengah (middle income laju inflasi masih bergerak pada kisaran sasaran
country) dimana Indonesia merupakan salah satu di yang telah ditetapkan, 3±1 persen.
antaranya. Untuk itu, sinergi dan dukungan
Pergerakan inflasi inti yang terus meningkat
kelembagaan serta upaya struktural diperlukan
mencerminkan pulihnya daya beli masyarakat.
untuk dapat meningkatkan penciptaan lapangan
Pada Mei 2022, inflasi inti mencapai 2,6 persen
kerja formal secara masif sejalan dengan upaya
(yoy), meningkat dari angka Februari yaitu 2,0
perlindungan terhadap tenaga kerja pada lapangan
persen (yoy). Mulai meningkatnya permintaan
kerja informal yang menjadi bantalan saat krisis
menunjukkan pemulihan ekonomi nasional masih
terjadi.
terus berjalan di tengah tekanan akibat kenaikan
Pemerintah telah merancang beberapa opsi harga komoditas global yang mendorong naiknya
kebijakan terkait dengan perlindungan pekerja harga input produksi. Selain itu, implementasi
sektor informal. Salah satunya adalah melalui kenaikan PPN juga turut mendorong kenaikan
penjajakan skema matching contribution untuk harga pada sebagian barang, walaupun dampak
program pensiun bagi pekerja sektor informal dan kenaikan tersebut terbatas. Masih terkendalinya
pekerja mikro yang berupah rendah. Tujuan dari inflasi inti tersebut didukung juga dengan
program ini adalah untuk meningkatkan terjaganya ekspektasi inflasi dan nilai tukar
kepesertaan program pensiun dan memperkuat Rupiah.
perlindungan hari tua bagi pekerja informal untuk
Harga pangan meningkat didorong oleh tekanan
mencegah penambahan kemiskinan di masa yang
harga global dan kondisi cuaca. Pada Mei 2022,
akan datang. Sejalan dengan reformasi perlinsos,
inflasi volatile food mencapai 6,1 persen (yoy),
Pemerintah juga akan memperluas cakupan
meningkat signifikan dibandingkan angka
bansos secara bertahap terutama untuk kelompok
Februari yang mencapai 1,8 persen (yoy). Pada
rentan, termasuk pekerja informal, dengan
bulan Maret, laju inflasi naik secara signifikan
melibatkan peran dari Pemerintah Daerah,
akibat kenaikan harga pangan global dan faktor
BUMN/D, dan pihak swasta. Ke depan, upaya
cuaca yang mendorong kenaikan pangan domestik.
formalisasi pekerja informal perlu menjadi salah
Perkembangan harga pangan global mendorong
satu alternatif strategi dalam penguatan
kenaikan produk-produk sejenis atau turunannya
pemulihan ekonomi. Berkembangnya perusahaan
di pasar domestik, seperti pada CPO, kedelai, dan
e-commerce khususnya selama masa pandemi yang
gandum. Kenaikan harga tersebut telah direspons
menampung banyak pekerja informal menjadi
melalui kebijakan stabilisasi harga untuk menjaga
salah satu contoh lapangan kerja informal yang
akses pangan masyarakat, di antaranya kebijakan
dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian
harga untuk minyak goreng curah, stabilisasi
nasional.
harga dan ketersediaan kedelai domestik, serta
Tekanan inflasi masih berlanjut penguatan produksi dan pengawasan distribusi.
Kewaspadaan terus diperlukan mengingat
Tren peningkatan inflasi masih berlanjut hingga berbagai negara telah melakukan pelarangan dan
Mei 2022. Kenaikan inflasi dipengaruhi oleh pembatasan ekspor bahan pangan serta tekanan
naiknya permintaan yang cukup signifikan pada harga global yang juga berdampak pada harga
masa Ramadan dan Idulfitri seiring daya beli input pertanian, seperti pupuk dan pakan ternak.
masyarakat yang mulai pulih. Naiknya Faktor cuaca juga memengaruhi stok domestik,
permintaan pada masa Idulfitri juga didorong oleh terutama pada komoditas aneka bumbu. Musim
aktivitas mudik setelah dua tahun sebelumnya kemarau basah akan berdampak pada berkurang
terdapat pelarangan secara terbatas oleh produktivitas hortikultura karena memiliki sifat
Pemerintah dalam rangka pengendalian pandemi mudah rusak (perishable).
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 20
Inflasi administered price terus bergerak naik, telah terjadi capital outflow sebesar Rp93,88 triliun
dipengaruhi peningkatan mobilitas masyarakat di pasar SBN per 17 Juni 2022.
di tengah naiknya harga energi global. Inflasi
Di tengah dinamika risiko perekonomian global
administered price mencapai 4,8 persen (yoy),
yang semakin tinggi, prospek pemulihan ekonomi
meningkat dari angka Februari yang mencapai 2,3
Indonesia yang kuat menjadi sentimen positif di
persen (yoy). Pada bulan Maret, peningkatan inflasi
pasar modal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
komponen ini didorong oleh tingginya harga
pada triwulan I 2022 yang tercatat sebesar 5,01
minyak mentah di pasar global sehingga
persen memberikan sinyal ke investor bahwa
mendorong kenaikan harga bahan bakar mesin
pemulihan ekonomi Indonesia terus terjaga
dan rumah tangga nonsubsidi. Penyesuaian harga
dengan baik. Di samping hal tersebut, sejumlah
Pertamax juga berdampak pada kenaikan inflasi
leading indicators di triwulan II 2022 juga
komponen ini. Di masa Ramadan dan Idulfitri,
menunjukkan prospek yang positif. Sebagai
mobilitas mudik mendorong naiknya permintaan
contoh, Manufacturing Puchasing Manager’s Index,
transportasi secara tajam, terutama angkutan
yang menggambarkan kinerja emiten yang
udara. Penyesuaian biaya maskapai juga
bergerak di sektor manufaktur, terus berada pada
mendorong kenaikan tarif angkutan udara di
area positif. Kapasitas produksi di sektor
tengah harga minyak yang masih tinggi sehingga
manufaktur, jumlah pesanan barang baru, dan
mendorong kenaikan harga bahan bakar.
produktivitas tenaga kerja masih berada dalam
Tekanan inflasi akibat komoditas masih terus tren positif.
berlanjut, sehingga berbagai kebijakan stabilisasi
Selain itu, kondisi pandemi yang semakin
harga terus diupayakan. Seiring masih tingginya
terkendali terus mendorong meningkatnya
harga komoditas global secara umum, harga
aktivitas masyarakat. Hal tersebut semakin
komoditas domestik masih berpotensi mengalami
memberikan optimisme pada pelaku pasar bahwa
kenaikan, terutama pangan dan energi.
aktivitas ekonomi ke depan juga akan semakin
Pemerintah telah berkomitmen untuk menjaga
meningkat. Prospek positif tersebut juga didukung
daya beli masyarakat dan menggunakan
fakta bahwa impor bahan baku dan barang modal
instrumen APBN sebagai shock absorber untuk
masih tinggi, yang menunjukkan adanya
menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
peningkatan aktivitas produksi di dalam negeri.
Selain itu, pengendalian inflasi juga terus
Selanjutnya, prospek kinerja dunia usaha juga
dilakukan dengan memperkuat sinergi dengan
tercatat masih kuat, yang tercermin dari tingginya
Bank Indonesia di tingkat pusat dan daerah melalui
konsumsi listrik industri dan bisnis sepanjang
Tim Pengendalian Inflasi Nasional melalui strategi
bulan April, Mei dan Juni 2022.
kebijakan menjaga ketersediaan pasokan,
menjamin kelancaran distribusi, dan tidak kalah Pasar saham Indonesia juga menunjukkan
penting dalam melakukan komunikasi yang efektif perkembangan yang positif. Sepanjang periode
agar ekspektasi inflasi dapat tetap positif dalam triwulan I 2022, IHSG merupakan salah satu indeks
rangka pencapaian target sasaran inflasi. dengan kinerja terbaik di kawasan Asia. Bahkan,
IHSG menjadi satu-satunya indeks saham di antara
Perkembangan pasar modal positif ditengah negara-negara utama di kawasan Asia yang
tekanan dinamika global menguat secara ytd. Sebagai perbandingan, indeks
saham Malaysia melemah sebesar 7,1 persen,
Pada triwulan II 2022, perkembangan pasar indeks saham Kospi Korea melemah sebesar 18,02
modal masih mencatatkan kinerja positif, namun persen, indeks saham Nikkei Jepang melemah
tekanan yang dihadapi mulai meningkat. Indeks sebesar 9,8 persen, dan indeks saham Hang Seng di
Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar Hongkong melemah sebesar 9,9 persen.
5,4 persen secara ytd per 17 Juni 2022. Kinerja
positif ini salah satunya didorong oleh derasnya Dari sisi sektoral, sektor energi memimpin
aliran dana asing masuk, yaitu sebesar Rp69,21 penguatan IHSG. Hingga 17 Juni 2022, sektor
triliun secara ytd. Dari pasar Surat Berharga energi menguat sebesar 46,8 persen ytd. Penguatan
Negara (SBN), tekanan terhadap yield relatif mild di sektor energi sejalan dengan tingginya harga
tengah peningkatan yield US Treasury. Namun komoditas energi, seperti minyak Brent dan batu
demikian, Pemerintah tetap waspada mengingat bara yang masing-masing telah menguat sebesar
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 21
54,07 persen dan 128,39 persen secara ytd per 17 Dengan tenor 2 tahun dan kupon yang ditawarkan
Juni 2022. Di sisi lain, sektor teknologi menjadi sebesar 5,5 persen, SBR menjadi pilihan investasi
sektor dengan pelemahan terbesar hingga 17 Juni paling menarik di tengah masih melimpahnya
2022, yaitu sebesar 14,14 persen ytd. Pelemahan likuiditas di pasar keuangan.
sektor teknologi melanjukan aksi profit taking yang
dilakukan oleh investor setelah sektor tersebut Perkembangan perbankan melanjutkan
menguat sebesar 380,1 persen pada tahun 2021. penguatan
Dari pasar Surat Berharga Negara (SBN), tingkat Intermediasi perbankan terus tumbuh dengan
imbal hasil relatif stabil dengan partisipasi tren menguat. Penyaluran kredit tumbuh hingga
investor domestik yang masih kuat. Sepanjang mendekati level sebelum pandemi seiring dengan
tahun 2022, imbal hasil SBN generik tenor 5 tahun pemulihan ekonomi dan kecukupan likuiditas.
naik sebesar 156 bps ke level 6,48 persen, tenor 10 Perbankan terus melanjutkan dukungan
tahun naik sebesar 110 bps ke level 7,36 persen, pembiayaan ke sektor prioritas dengan pemberian
tenor 15 tahun naik sebesar 118 bps ke level 7,49 suku bunga kredit yang relatif lebih rendah
persen, dan tenor 20 tahun naik sebesar 43 bps ke dibandingkan kredit nonprioritas.
level 7,31 persen. Kenaikan yield tersebut relatif
lebih rendah bila dibandingkan dengan kenaikan Pertumbuhan kredit semakin solid. Sejak awal
yield US Treasury tenor 10 tahun yang telah tahun 2022, penyaluran kredit perbankan semakin
mencapai 196 bps ke level 3,22 persen. meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi.
Pada April 2022, kredit tumbuh 9,10 persen (yoy),
Relatif stabilnya imbal hasil SBN dipengaruhi didukung oleh penyaluran kredit ke sektor
oleh beberapa faktor. Pertama, partisipasi investor pertambangan dan manufaktur. Selain itu, suku
domestik meningkat signifikan. Hingga 15 Juni bunga kredit juga cenderung terus menurun.
2022, lembaga asuransi dan dana pensiun Sampai dengan Maret 2022, suku bunga kredit
mencatatkan net buy terbesar sepanjang tahun modal kerja dan investasi telah turun masing-
2022, yaitu dengan bertambahnya kepemilikan masing sebesar 4 bps dan 7 bps dibandingkan
SBN dari Rp655,36 triliun pada 3 Januari 2022 Januari 2022.
menjadi Rp758,44 triliun. Selanjutnya,
kepemilikan individu juga meningkat pesat dari Peningkatan penyaluran kredit didukung oleh
Rp221,46 triliun menjadi Rp278,42 triliun. kecukupan likuiditas perbankan. Sampai dengan
Perbankan sebagai pemegang SBN terbesar juga April 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak
masih mencatatkan kenaikan kepemilikan Ketiga (AL/DPK) masih berada pada level yang
sepanjang tahun 2022, dari posisi Rp1.589,05 triliun tinggi sebesar 29,38 persen. Sementara itu, dana
pada 3 Januari 2022, menjadi Rp1.614,73 triliun pihak ketiga tumbuh cukup kuat sebesar 10,11
pada 15 Juni 2022. persen. Kecukupan likuiditas ini mendukung
kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit.
Meningkatnya partisipasi investor dalam negeri
mampu menggantikan peran investor nonresiden Penyaluran kredit tetap positif di tengah
yang sedang melakukan aksi jual di pasar SBN. Per penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM)
15 Juni 2022, kepemilikan nonresiden pada SBN Perbankan tahap pertama yang telah
turun ke level Rp797,46 triliun atau 16,56 persen dilaksanakan sejak 1 Maret 2022. Bank Indonesia
dari total SBN yang diperdagangkan. Angka menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan 24/4/PBI/2022 tentang penyesuaian GWM bagi
Januari 2022, dimana kepemilikan asing tercatat bank umum dalam rangka melakukan normalisasi
sebesar Rp893,6 triliun atau 19,1 persen dari total kebijakan likuiditas. Penyesuaian GWM ini juga
SBN yang diperdagangkan. dilakukan untuk menjaga stabilitas dan memitigasi
dampak pengetatan kebijakan moneter di negara
Di bulan Juni 2022, pasar SBN juga terus maju.
mencatatkan capaian positif. Sebagai contoh, pada
penerbitan Savings Bond Ritel seri 011 (SBR011), Risiko kredit relatif terkendali. Non performing
total penjualan SBR telah menyentuh Rp13,1 loan (NPL) kredit terjaga meskipun ada sedikit
triliun. Angka penjualan tersebut merupakan peningkatan dibandingkan akhir tahun 2021. Pada
rekor penjualan SBR tertinggi dalam sejarah. April 2022, NPL kredit perbankan tercatat sebesar

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 22


3,00 persen. Selain itu, loan at risk juga terus JIBOR masih relatif bertahan di level rendah dan
menurun hingga berada di bawah 19 persen pada bergerak stabil sejalan dengan BI 7DRR di pasar
Maret 2022. Namun, risiko ketidakpastian global keuangan. Suku bunga kredit dan deposito tercatat
akibat pengetatan kebijakan moneter, tensi masih mengalami tren menurun. Namun
geopolitik Rusia – Ukraina, dan kenaikan harga demikian, penurunan suku bunga kredit yang jauh
komoditas perlu terus diwaspadai. Permodalan lebih lambat daripada penurunan suku bunga
sektor perbankan juga masih kokoh dan memadai deposito perbankan menyebabkan spread antara
dengan posisi rasio kecukupan modal minimum suku bunga kredit dan deposito meningkat. Di sisi
atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada posisi lain, laju pertumbuhan uang beredar berada dalam
24,32 persen. tren meningkat pada triwulan II 2022
mencerminkan aktivitas perekonomian yang terus
Kebijakan moneter 2022 yang masih membaik. Perkembangan M2 tersebut didorong
akomodatif mendorong berlanjutnya oleh pertumbuhan M1 dan uang kuasi. M1
perbaikan ekonomi domestik meningkat lebih tinggi dipengaruhi kebutuhan
uang yang likuid untuk transaksi di masyarakat
Kebijakan moneter hingga pertengahan tahun yang semakin pulih. Sementara pertumbuhan
2022 masih dipertahankan longgar dalam rangka uang kuasi sejalan dengan tren pertumbuhan
menjaga keberlanjutan perbaikan ekonomi simpanan masyarakat/Dana Pihak Ketiga (DPK)
domestik di tengah meningkatnya ketidakpastian yang masih cukup tinggi, walaupun mulai sedikit
eksternal. Kebijakan suku bunga acuan yang melambat. Kondisi likuiditas yang longgar dan
rendah masih dipertahankan meskipun tingkat melimpah mampu mendorong perbaikan kinerja
inflasi domestik mulai mengalami kenaikan dan intermediasi perbankan, yang tercermin dari
tekanan terjadi pada nilai tukar Rupiah, khususnya akselerasi penyaluran kredit yang terus berlanjut.
dalam dua bulan terakhir. Kebijakan BI untuk Seiring dengan hal tersebut, Loan to Deposit Ratio
mempertahankan tingkat suku bunga 7DRR (LDR) juga kembali melanjutkan tren peningkatan
berada pada level 3,5 persen sudah berjalan sejak pada triwulan kedua 2022 ini walau masih di
bulan Februari 2021 hingga Juni 2022 saat ini. bawah level sebelum pandemi. Hal ini
Level ini merupakan rekor terendah sepanjang mengisyaratkan peningkatan penyaluran dana
sejarah. Di tengah pengetatan kebijakan moneter masyarakat yang cukup baik namun masih
secara global yang berdampak pada meningkatnya diperlukan upaya untuk meningkatkan
volatilitas pasar keuangan global, kondisi pasar intermediasi perbankan untuk mendorong
keuangan domestik relatif masih lebih baik optimalisasi penyaluran dana perbankan ke sektor
dibandingkan negara emerging markets lainnya. riil.
Kebijakan moneter yang longgar berdampak pada Memasuki triwulan II 2022, tekanan eksternal
penurunan tingkat suku bunga perbankan dan yang semakin meningkat, terutama dipengaruhi
peningkatan likuiditas di perekonomian, yang normalisasi kebijakan moneter di negara maju
diikuti perbaikan kinerja intermediasi perbankan serta tensi geopolitik Rusia – Ukraina, menjadi
secara bertahap. Suku bunga seperti PUAB dan tantangan bagi pengelolaan kebijakan moneter

GRAFIK 19 GRAFIK 20
Perkembangan Suku Bunga Perkembangan Likuiditas (yoy)

Sumber: Bank Indonesia, CEIC, diolah Sumber: Bank Indonesia, CEIC, diolah

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 23


domestik. Meskipun demikian, dari sisi domestik, tahun 2022, didorong oleh pertumbuhan ekspor
seiring masih terkendalinya inflasi dalam yang tinggi. Ekspor pada triwulan I 2022 tumbuh
sasarannya, kinerja pasar keuangan yang masih sebesar 35,3 persen (yoy, fob, USD), sementara
terjaga dan relatif lebih baik dibanding negara impor tumbuh 31,0 persen (yoy, fob, USD) sehingga
peers, serta besaran cadangan devisa yang masih mencatatkan surplus sebesar USD9,3 miliar. Tren
memadai, kebijakan moneter domestik yang pertumbuhan ekspor yang tinggi terutama
akomodatif masih dapat berlangsung untuk didorong oleh faktor peningkatan harga komoditas
mendukung pemulihan. Hingga pertengahan Juni, dan juga kenaikan permintaan global. Di sisi lain,
suku bunga BI 7DRR masih dipertahankan pada impor juga menunjukkan kinerja yang cukup baik,
tingkat 3,5 persen. Kondisi likuiditas di pasar didorong oleh aktivitas produksi dan permintaan
keuangan juga terpantau masih longgar dan domestik, seiring dengan pemulihan ekonomi
memadai. Hal ini terlihat dari tren kenaikan nasional.
pertumbuhan uang beredar (M2) di April 2022
Memasuki triwulan II 2022, aktivitas ekspor
yang masih cukup tinggi. Intermediasi perbankan
Indonesia masih terjaga. Pada bulan Mei 2022,
secara bertahap terus melanjutkan perbaikan,
ekspor tercatat sebesar USD21,5 miliar, atau
dengan pertumbuhan kredit perbankan yang
tumbuh 27,0 persen (yoy, fob, USD). Kinerja ekspor
konsisten berada dalam tren meningkat,
didominasi oleh ekspor manufaktur dengan
sementara simpanan masyarakat mulai melambat
kontribusi mencapai 65,7 persen dari total ekspor
meski masih tumbuh double digit. Di sisi lain,
dengan pertumbuhan 7,8 persen (yoy, fob, USD),
kebijakan normalisasi likuiditas yang dilakukan
lebih rendah dibandingkan kontribusi dan
oleh BI dengan menaikkan tingkat Giro Wajib
pertumbuhan bulan sebelumnya. Penurunan ini
Minimum (GWM) secara progresif pada bulan
terjadi akibat kebijakan pelarangan ekspor CPO
Maret 2022 mulai menunjukkan hasil dengan tidak
yang diberlakukan Pemerintah sejak akhir April
mengurangi kemampuan perbankan dalam
2022 hingga 23 Mei 2022, dalam upaya stabilisasi
penyaluran kredit.
harga minyak goreng di dalam negeri. Pelarangan
Neraca Perdagangan Indonesia masih ekspor CPO tersebut menyebabkan melambatnya
pertumbuhan nilai ekspor manufaktur bulan Mei
menunjukkan tren positif 2022, dimana sebesar USD2,03 miliar bersumber
Surplus neraca perdagangan di sepanjang tahun dari penurunan ekspor CPO. Sektor yang juga
2021 masih terus berlanjut hingga memasuki mengalami peningkatan ekspor adalah sektor

GRAFIK 21
Neraca Perdagangan (Miliar USD)
12.0
9.95
10.0

8.0

6.0
4.8
4.0
2.9
2.0

0.0
-1.9
-2.0

-4.0

Migas Non Migas Total


Sumber: Bloomberg

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 24


GRAFIK 22
Ekspor Impor (Nilai dan Pertumbuhan yoy)

80% 30

60% 25
21.51
18.61
40% 20
30.7%
20% 15
27.0%

USD Billn.
0% 10

-20% 5

-40% 0
2021-J

2022-J
J
J
A
S
O
N
D

F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D

F
M
A
M
Total Ekspor Total Impor Total Ekspor (yoy) Total Impor (yoy)

Sumber: Bloomberg

pertambangan yang tumbuh sangat tinggi sebesar Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
114,2 persen (yoy, fob, USD).
membaik
Aktivitas impor mengalami pertumbuhan yang
cukup tinggi. Impor bulan Mei 2022 tercatat Neraca pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I
sebesar USD18,6 miliar, atau tumbuh 30,7 persen 2022 mencatatkan defisit namun masih cukup
(yoy, cif, USD). Jika dilihat berdasarkan baik untuk menopang ketahanan sektor
penggunaannya, impor terbesar bersumber dari eksternal. Defisit NPI tercatat sebesar USD1,8
impor bahan baku/penolong dengan kontribusi miliar, lebih besar dari defisit triwulan sebelumnya
78,8 persen dan tumbuh cukup tinggi pada Mei yang tercatat sebesar USD0,8 miliar. Peningkataan
sebesar 33,9 persen (yoy, cif, USD). Impor barang defisit NPI didorong oleh turunnya surplus neraca
modal dan impor barang konsumsi juga tumbuh transaksi berjalan, meskipun di sisi lain terjadi
cukup tinggi masing-masing sebesar 7,8 persen dan penurunan defisit neraca transaksi modal dan
29,2 persen. Relatif tingginya pertumbuhan impor finansial.
bahan baku/penolong dan impor barang modal Kinerja transaksi berjalan cukup kuat. Pada
menandai terus berlanjutnya aktivitas pemulihan triwulan I 2022 transaksi berjalan mengalami
perekonomian domestik. surplus USD0,2 miliar (0,07 persen dari PDB), lebih
Secara kumulatif, ekspor dan impor mencatatkan rendah dari surplus triwulan sebelumnya yang
kinerja yang sangat baik. Sampai dengan bulan tercatat sebesar USD1,50 miliar (0,47 persen dari
Mei 2022, ekspor mampu tumbuh 36,3 persen (ytd, PDB). Penurunan surplus transaksi berjalan
fob, USD), sementara impor tumbuh 28,9 persen tersebut disebabkan oleh penurunan surplus
(ytd, cif, USD). Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan barang dan neraca
neraca perdagangan kumulatif tercatat sebesar pendapatan sekunder serta peningkatan defisit
USD19,8 miliar, yang terdiri atas surplus nonmigas neraca jasa.
sebesar USD29,4 miliar dan defisit migas sebesar Surplus neraca perdagangan barang turun
USD9,6 miliar. Dalam sisa tahun 2022, baik ekspor dibandingkan periode yang sama tahun
maupun impor diperkirakan masih akan tumbuh sebelumnya. Pada triwulan I 2022, surplus neraca
dan memberikan kontribusi positif terhadap perdagangan barang mencapai USD11,1 miliar,
pertumbuhan ekonomi. lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021
sebesar USD12.43 miliar. Penurunan surplus

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 25


tersebut terutama bersumber dari penurunan Kinerja neraca transaksi modal dan finansial
surplus neraca barang nonmigas dan peningkatan mengalami perbaikan meskipun masih
defisit neraca barang migas. Surplus neraca barang mencatatkan defisit sebagai dampak tingginya
nonmigas mengalami penurunan akibat tekanan global. Defisit transaksi modal dan
pelemahan ekspor nonmigas yang lebih besar finansial mencapai USD 1,7 miliar (0,54 persen dari
dibandingkan penurunan impor nonmigas. PDB), sedikit membaik dibandingkan triwulan IV
Peningkatan defisit neraca barang migas 2021 yang sebesar USD2,2 miliar (0,7 persen dari
disebabkan oleh pertumbuhan impor migas yang PDB). Perbaikan ini ditopang terutama oleh
lebih tinggi dibandingkan ekspor nonmigas karena peningkatan surplus investasi langsung seiring
pengaruh akselerasi harga komoditas global dan dengan terjadinya defisit investasi portfolio dan
pemenuhan kebutuhan energi seiring investasi lainnya.
berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi di
Surplus investasi langsung masih terjaga,
dalam negeri.
didukung oleh prospek positif ekonomi nasional.
Defisit dari sisi neraca jasa meningkat. Neraca jasa Investasi langsung masih mencatatkan surplus
mencatatkan defisit sebesar USD4.4 miliar, sedikit sebesar USD4,5 miliar, meningkat dibandingkan
lebih besar dibandingkan defisit triwulan triwulan IV 2021 yang sebesar USD3,8 miliar
sebelumnya. Defisit neraca jasa disebabkan oleh sebagai dampak dari adanya pelonggaran restriksi
meningkatnya pembayaran jasa transportasi, jasa mobilitas menyusul keberhasilan pemerintah
perjalanan, jasa bisnis lainnya, jasa keuangan, dan dalam pengendalian penyebaran varian Omicron.
jasa konstruksi serta biaya penggunaan kekayaan Selain itu, terjadinya peningkatan harga komoditas
intelektual. Peningkatan defisit jasa transportasi global seperti batu bara serta CPO turut
terutama bersumber dari transportasi penumpang mendorong masuknya aliran modal asing
sejalan dengan dibukanya kembali terutama di sektor industri pengolahan,
penyelenggaraan ibadah umrah sejak awal Januari perdagangan dan sektor lainnya. Hal ini juga
2022. Sementara itu, jasa perjalanan (pariwisata) mengindikasikan bahwa kepercayaan investor
yang selama ini turut berkontribusi terhadap masih cukup besar terhadap momentum
ekspor jasa masih belum pulih yang ditunjukkan pemulihan ekonomi domestik sehingga menjadi
oleh masih rendahnya jumlah wisatawan daya tarik untuk berinvestasi jangka panjang di
mancanegara yang datang ke Indonesia. Pada Indonesia.
triwulan I 2022 neraca jasa perjalanan mencatat
Kinerja investasi portofolio menunjukkan
defisit sebesar USD88,3 juta, jauh lebih rendah
perbaikan di tengah tekanan ketidakpastian
dibanding surplus sebelum pandemi (berkisar
global yang relatif meningkat. Investasi portofolio
USD1 miliar – USD1,6 miliar).
selama triwulan I 2022 mencatatkan defisit sebesar
Defisit dari sisi neraca pendapatan primer USD2,9 miliar, lebih baik dibandingkan defisit
menunjukkan perbaikan. Neraca pendapatan triwulan IV 2022 sebesar USD5,0 miliar. Perbaikan
primer tercatat defisit sebesar USD8,0 miliar, ini ditopang oleh peningkatan aliran modal yang
sedikit lebih baik dibandingkan defisit pada cukup besar pada pasar saham domestik akibat
triwulan sebelumnya (defisit USD8,9 miliar), tingginya minat investor asing pada pasar saham
didorong oleh komponen transfer pendapatan domestik. Minat investor yang tinggi ini ditopang
investasi langsung dan investasi portofolio. oleh kenaikan harga komoditas sebagai dampak
Perbaikan defisit neraca pendapatan primer terjadinya global supply disruption.
dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan
Kinerja investasi lainnya mengalami pelebaran
dengan realisasi pembayaran kupon obligasi
defisit yang cukup signifikan. Defisit investasi
Pemerintah yang lebih rendah. Di sisi lain, neraca
lainnya meningkat menjadi sebesar USD3,4 miliar
pendapatan sekunder tercatat surplus USD1,5
dari USD1,0 miliar pada triwulan IV 2021.
miliar, sedikit menurun dibandingkan triwulan IV
Peningkatan defisit ini terjadi karena adanya
2021 dengan surplus USD1,9 miliar. Surplus ini
defisit pada sisi aset sektor swasta. Pelebaran defisit
terutama bersumber dari transfer personal berupa
terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan
remitansi Pekerja Migran Indonesia (TKI) dan
aset (uang dan simpanan) residen di perbankan luar
hibah yang diterima pemerintah.
negeri, sejalan dengan peningkatan penerimaan

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 26


TABEL 2
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia (dalam USD miliar)

Sumber: BPS

ekspor. Selain itu, peningkatan piutang dagang dan ketahanan sektor eksternal serta mendukung
uang muka sebagai upaya antisipasi residen untuk kebijakan stabilisasi nilai tukar.
pembayaran impor sejalan dengan kenaikan
aktivitas importasi, juga turut menyumbang Tekanan pada nilai tukar Rupiah meningkat
peningkatan defisit investasi lainnya. Di sisi lain, terutama disebabkan sentimen percepatan
terjadinya neto penarikan pinjaman pemerintah pengetatan kebijakan moneter the Fed
mampu menahan defisit investasi lainnya tidak
lebih dalam. Memasuki triwulan II 2022, pergerakan nilai
tukar Rupiah mengalami fluktuasi sejalan dengan
Kinerja neraca pembayaran Indonesia secara
eskalasi risiko di pasar keuangan global. Pada
keseluruhan membawa implikasi pada posisi
bulan April, eskalasi risiko di pasar global mulai
cadangan devisa. Pada akhir triwulan I 2022, posisi
ditandai dengan peningkatan indeks dolar AS
cadangan devisa berada pada level USD139,1 miliar,
hingga menembus level di atas 100. Kenaikan
turun dibandingkan akhir triwulan IV 2021 yang
indeks dolar AS ini memperlihatkan
sebesar USD144,9 miliar. Posisi ini setara dengan 7
kecenderungan investor untuk memilih instrumen
bulan pembayaran impor serta pembayaran utang
yang lebih aman (safe haven) di tengah
luar negeri pemerintah atau masih berada pada
ketidakpastian yang relatif tinggi. Beberapa faktor
standar kecukupan internasional (threshold)
pemicu ketidakpastian di pasar keuangan antara
selama 3 bulan impor. Hingga bulan Mei 2022, tren
lain isu kelanjutan pengetatan kebijakan moneter
penurunan cadangan devisa masih berlanjut ke
the Fed pascakenaikan suku bunga acuan (FFR) di
level USD135,6 miliar atau setara dengan 6,7 bulan
bulan Maret, masih belum adanya titik terang
pembayaran impor serta pembayaran utang luar
penyelesaian perang Rusi – Ukraina, serta dampak
negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa yang
lockdown di China. Meski mulai terjadi
relatif tinggi diharapkan dapat mendukung
peningkatan risiko, kinerja nilai tukar Rupiah di

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 27


sepanjang bulan April masih mampu bergerak sempat melemah hingga Rp14.731 per dolar AS.
stabil pada kisaran rata-rata Rp14.369 per dolar AS. Namun, ketidakpastian di pasar keuangan global
Pergerakan ini relatif sama dengan rata-rata mulai mereda menjelang akhir bulan Mei, setelah
pergerakan nilai tukar di sepanjang triwulan I 2022 adanya penegasan the Fed dalam risalah rapat
yang sebesar Rp14.345 per dolar AS. Masih FOMC bahwa kenaikan FFR di bulan Juni dan Juli
minimnya tekanan terhadap nilai tukar terutama hanya akan sebesar 50 bps. Meredanya
ditopang oleh surplus neraca perdagangan yang ketidakpastian ini juga secara cepat mendorong
masih konsisten hingga bulan April. Selain itu, apresiasi pergerakan nilai tukar Rupiah. Pada akhir
aliran modal di pasar saham yang mencapai bulan Mei nilai tukar Rupiah mampu rebound ke
Rp40,12 triliun atau naik signifikan dibandingkan level Rp14.544 per dolar AS, meski masih
dengan bulan Maret yang hanya sebesar Rp8,45 terdepresiasi 0,87 persen dibandingkan dengan
triliun turut menambah pasokan valuta asing di posisi akhir bulan April yang sebesar Rp14.418 per
dalam negeri sehingga mampu mendukung dolar AS. Depresiasi nilai tukar di sepanjang bulan
stabilitas pergerakan nilai tukar. Mei ini juga dipicu oleh berkurangnya pasokan
valas yang bersumber dari penurunan surplus
Namun demikian, kinerja nilai tukar Rupiah
neraca perdagangan sebagai dampak dari
mulai mengalami tekanan cukup kuat pada bulan
pelarangan ekspor CPO serta terjadinya aliran
Mei. Hal ini utamanya dipicu oleh sentimen
modal keluar investor asing dari pasar saham yang
percepatan pengetatan kebijakan moneter yang
mencapai Rp3,6 triliun.
dilakukan oleh the Fed. Pada rapat FOMC di awal
bulan Mei, the Fed kembali menaikkan suku bunga Tekanan terhadap Rupiah terus berlanjut di
sebesar 50 bps dan mengkonfirmasi akan memulai bulan Juni. Meski sempat meneruskan tren
pengurangan balance sheet di bulan Juni. Pelaku apresiasi hingga minggu pertama bulan Juni, nilai
pasar memprediksi kenaikan FFR akan semakin tukar Rupiah mulai mengalami tekanan di
agresif pada kisaran 75 bps menyusul masih pertengahan bulan sejalan dengan risiko global
tingginya tingkat inflasi AS di bulan April yang yang kembali meningkat. Inflasi AS bulan Mei
sebesar 8,3 persen (yoy). Kuatnya sentimen yang justru kembali naik ke level 8,6 persen (yoy)
agresifitas the Fed ini telah mendorong tingginya telah mendorong menguatnya kembali isu
volatilitas di pasar keuangan global sehingga kenaikan suku bunga FFR yang lebih agresif.
menekan pergerakan nilai tukar di mayoritas Pelaku pasar menilai bahwa langkah yang telah
negara emerging market, termasuk Indonesia. Di diambil the Fed melalui kenaikan suku bunga FFR
awal Mei hingga minggu ketiga, nilai tukar Rupiah masing-masing sebesar 50 bps di bulan Maret dan
dalam tren depresiasi yang cukup tajam dan Mei masih belum efektif dalam meredam kenaikan
GRAFIK 23
Pergerakan Harian Nilai Tukar Rupiah/USD

15 Juni:
14,800 14,729 130.00
20 Mei:
14,700 14,731

14,600 120.00
rata-rata tw-I 2022:
14,500
14,345
14,400 6 Juni: 110.00
14,431
14,300

14,200 100.00
14,100

14,000 90.00
13,900 Nilai Tukar Rupiah Indeks Dollar AS (rhs)
13,800 80.00

Sumber: Bloomberg

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 28


inflasi AS. Situasi ini menyebabkan investor Rupiah masih akan diwarnai dengan
cenderung kembali memilih instrumen safe haven. ketidakpastian global terutama berasal dari
Mayoritas nilai tukar negara emerging market dinamika langkah pengetatan moneter global
termasuk Indonesia juga mengalami tekanan khususnya Amerika Serikat. Meski demikian,
sejalan dengan indeks dolar AS meningkat cukup Pemerintah beserta Bank Indonesia serta lembaga
signifikan. Hingga tanggal 15 Juni 2022, nilai tukar keuangan lainnya dalam wadah KSSK akan
Rupiah kembali melemah dan ditutup pada level berkoordinasi secara intens dalam mengantisipasi
Rp14.729 per dolar AS, atau terdepresiasi 1,27 risiko global tersebut agar dapat meminimalisir
persen dibandingkan dengan akhir bulan Mei dampaknya terhadap stabilitas perekonomian
dengan rata-rata tahunan (avgytd) sebesar domestik.
Rp14.406 per dolar AS. Ke depan, kinerja nilai tukar

Kinerja fiskal terus membaik seiring menguatnya perekonomian


Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut Kinerja Pendapatan Negara melanjutkan
mendorong terus membaiknya kinerja tren positif
APBN Realisasi pendapatan negara memperlihatkan
Sampai dengan Juni 2022 perekonomian kinerja yang sangat positif hingga Mei 2022.
dibayangi tekanan dinamika global, namun tren Pendapatan negara hingga Mei 2022 mencapai
perekonomian domestik masih terjaga. Indikator Rp1.070,4 triliun atau telah mencapai 58,0 persen
sisi konsumsi seperti mobilitas masyarakat, indeks dari APBN 2022. Situasi ini jauh lebih baik
penjualan ritel dan indeks belanja masyarakat dibandingkan kondisi di tahun 2021, meskipun
masih menunjukkan tren yang meningkat. pada saat itu kinerja pendapatan negara
Sementara itu, indikator sisi produksi seperti impor memperlihatkan situasi yang positif. Realisasi
bahan baku dan barang modal tumbuh masing- pendapatan negara di Mei 2021 mencapai 47,3
masing sebesar 33,9 persen dan 29,2 persen. Selain persen dari target. Kinerja pendapatan negara
itu, konsumsi listrik industri dan bisnis hingga Mei 2021 tersebut lebih didorong oleh
memperlihatkan kuatnya aktivitas dunia usaha. adanya pemulihan ekonomi nasional, selain tren
kenaikan harga komoditas global yang juga
Perkembangan ekonomi domestik yang masih memberikan andil yang kuat.
terjaga secara umum diikuti oleh kinerja baik
APBN. Kinerja baik sisi pendapatan berlanjut Tren kenaikan harga komoditas secara langsung
dengan tumbuh 47,3 persen. Dampak harga berpengaruh terhadap kinerja pendapatan negara
komoditas, aktivitas ekspor-impor, ekspansi yang bersumber dari penerimaan migas, baik dari
manufaktur dan pulihnya konsumsi rumah tangga penerimaan perpajakan dan penerimaan PNBP
mendukung kinerja positif pendapatan. Sementara migas. Selain itu, penerimaan negara lainnya
itu, belanja negara terealisasi sebesar Rp938,2 adalah dari penerimaan SDA non migas terutama
triliun, atau 34,6 persen terhadap APBN. Belanja dari penerimaan SDA Minerba yang didorong oleh
K/L tercatat Rp319,2 triliun, atau 33,7 persen melejitnya harga batu bara acuan (HBA) hingga di
terhadap APBN, belanja Non-K/L mencapai atas USD250 per ton. Penerimaan dari pajak
Rp334,7 triliun atau 33,5 persen terhadap APBN, perdagangan internasional juga mengalami
dan Transfer ke Daerah & Dana Desa sebesar peningkatan yang didorong oleh peningkatan bea
Rp284,3 triliun, atau 36,9 persen terhadap APBN. keluar karena adanya kenaikan harga komoditas.
Sementara itu, sisi pembiayaan Investasi mencapai Pendapatan dari bea masuk juga mengalami
Rp18 triliun yang ditujukan untuk mendukung kinerja yang positif karena didorong oleh adanya
pembangunan di sektor prioritas dan upaya peningkatan impor bahan baku dan penolong
pemulihan ekonomi. seiring peningkatan aktivitas manufaktur
nasional.

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 29


Sumber penerimaan perpajakan terbesar adalah harga komoditas khususnya pada komponen PNBP
dari PPh nonmigas. Capaian PPh nonmigas hingga Penjualan Hasil Tambang (PHT).
akhir Mei tercatat sebesar Rp418,7 triliun, atau
Kondisi sebaliknya terjadi pada PNBP pendapatan
66,09 persen dari target APBN 2022. Kinerja
BLU yang mengalami penurunan sebesar 23,0
sumber penerimaan ini terutama dipengaruhi oleh
persen (yoy) atau terealisasi sebesar Rp34,1 triliun.
pemulihan ekonomi yang terus berlanjut yang
Penurunan ini utamanya berasal dari pendapatan
mendorong peningkatan laba usaha dan utilisasi
dana perkebunan kelapa sawit, pendapatan jasa
tenaga kerja di sektor nonmigas.
penyelenggaraan telekomunikasi, jasa layanan
Sumber penerimaan negara yang sangat terkait perbankan dan pendapatan layanan pendidikan.
dengan aktivitas ekonomi, terutama konsumsi, Adanya kebijakan pelarangan ekspor CPO
adalah penerimaan pajak yang bersumber dari memengaruhi capaian pendapatan dana
PPN. Penerimaan dari PPN ini bersumber dari perkebunan kelapa sawit pada periode tersebut.
pengenaan pajak atas konsumsi dalam negeri yang Mengingat tren harga komoditas yang
dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, Badan, diperkirakan masih tinggi, capaian PNBP pada
dan Pemerintah. Sehingga, apabila terdapat periode berikutnya diperkirakan masih akan
peningkatan konsumsi masyarakat, pemerintah, mengalami pertumbuhan positif khususnya PNBP
dan badan usaha tentunya akan meningkatkan yang bersumber dari SDA.
setoran penerimaan dari PPN ini. Kontribusi PPN
terhadap pendapatan negara juga sangat besar Realisasi Belanja Negara terus dioptimalkan
yakni sekitar 30 persen. Hingga Mei 2022, PPN Pengelolaan Belanja Negara dalam APBN 2022
meningkat sebesar 39,7 persen dibandingkan tetap dioptimalkan terutama untuk mendukung
periode yang sama tahun 2021. penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan
Kenaikan harga komoditas juga berdampak ekonomi nasional. Pandemi Covid-19 masih
terhadap kinerja PNBP terutama PNBP yang menjadi salah satu faktor ketidakpastian yang harus
berasal dari SDA. Realisasi PNBP sampai dengan 31 terus diantisipasi oleh Pemerintah. Alokasi Belanja
Mei 2022 tercatat sebesar Rp224,1 triliun atau Negara dalam APBN 2022 sedikit lebih rendah 2,6
tumbuh 33,7 persen dibandingkan periode yang persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
sama tahun sebelumnya dan telah mencapai 66,8 Hal ini sejalan dengan optimisme penanganan
persen dari target APBN. Sumber utama capaian pandemi Covid-19 yang semakin terkendali dan
tersebut berasal dari realisasi PNBP SDA yang pemulihan aktivitas ekonomi yang mulai
mencapai Rp94,6 triliun atau tumbuh 100,5 persen meningkat. Kebijakan tersebut juga sejalan dengan
(yoy). Kenaikan harga minyak dunia dan harga komitmen menuju konsolidasi fiskal agar defisit
komoditas seperti batu bara, nikel dan tembaga anggaran dapat kembali di bawah 3 persen pada
menjadi penopang utama tingginya capaian PNBP tahun 2023. Realisasi Belanja Negara hingga akhir
SDA di periode tersebut. Mei 2022 mencapai Rp938,2 triliun atau sedikit lebih
rendah 0,8 persen dibandingkan realisasi tahun
Seiring dengan terus membaiknya perekonomian
sebelumnya. Realisasi Belanja Negara tersebut
nasional, kinerja PNBP yang berasal dari non-SDA
terdiri atas realisasi Belanja Pemerintah Pusat
juga mencatat kinerja positif sampai dengan Mei
sebesar Rp653,9 triliun (tumbuh 1,0 persen, yoy)
2022. Tren positif kinerja PNBP non-SDA
dan TKD sebesar Rp284,3 triliun (turun 4,6 persen,
ditunjukkan oleh capaian PNBP Kekayaan Negara
yoy). Perlambatan realisasi Belanja Negara tersebut
Dipisahkan (KND) dan PNBP lainnya yang
dipengaruhi penyaluran beberapa komponen pada
terealisasi masing-masing sebesar Rp25,1 triliun
alokasi TKD yang sedikit mengalami perlambatan.
atau tumbuh 64,7 persen dan Rp70,3 triliun atau
tumbuh 15,5 persen dibandingkan periode yang Realisasi Belanja Pemerintah Pusat sampai
sama tahun sebelumnya. Kenaikan setoran dengan akhir Mei tahun 2022 mencapai 33,6
dividen BUMN dari Himbara (BRI, Bank Mandiri, persen dari pagu APBN. Realisasi tersebut meliputi
BNI, dan BTN) menjadi sumber utama tingginya realisasi belanja K/L Rp319,2 triliun (terkontraksi
capaian KND. Sementara kinerja positif PNBP 11,3 persen) dan belanja non-K/L Rp334,7 triliun
lainnya tidak terlepas dari pengaruh kenaikan (tumbuh 16,3 persen). Pertumbuhan realisasi
Belanja Pemerintah Pusat tersebut sejalan

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 30


penanganan pandemi Covid-19 yang semakin prioritas dan mendukung modernisasi peralatan
membaik serta penyebaran kasus yang semakin pertahanan dan keamanan. Realisasi belanja
melandai, sehingga kebutuhan penanganan modal sampai akhir Mei 2022 mencapai Rp41,7
kesehatan juga menurun. Kinerja Belanja triliun atau terkontraksi 29,8 persen (yoy).
Pemerintah Pusat sampai dengan Mei tahun 2022 Terkontraksinya realisasi Belanja Modal dibanding
tersebut utamanya didorong oleh empat tahun sebelumnya terutama dipengaruhi adanya
komponen belanja yaitu Belanja Pegawai (tumbuh pembayaran proyek infrastruktur dasar/
3,3 persen, yoy), Belanja Barang (terkontraksi 17,2 konektivitas lanjutan yang sempat tertunda di
persen, yoy), Belanja Modal (turun 29,8 persen, yoy) tahun 2020 yang telah dibayarkan pada 2021 (carry
dan Belanja Bantuan Sosial (turun 6,54 persen, yoy). over). Meskipun realisasi Belanja Modal sampai
dengan akhir Mei tahun 2022 menurun, capaian
Komponen Belanja Pemerintah Pusat yang
realisasi tersebut masih lebih tinggi dari kinerja
pemanfaatannya terutama untuk mendukung
realisasi pada sebelum masa pandemi Covid-19
peningkatan produktivitas Aparatur Sipil Negara
(tahun 2019). Adapun pemanfaatan realisasi
(ASN) dan melaksanakan tugas fungsi pelayanan
belanja modal antara lain digunakan untuk
publik adalah Belanja Pegawai. Sampai dengan
mendukung pengadaan/modernisasi alutsista dan
akhir Mei 2022 realisasinya mencapai Rp170,3
almatsus pada Kemenhan dan Polri, pembangunan
triliun atau tumbuh 3,3 persen (yoy). Peningkatan
gedung pada beberapa kementerian, serta
realisasi belanja pegawai tersebut terutama
pembangunan jalan, irigasi dan jaringan.
dipengaruhi oleh pembayaran Tunjangan Hari
Raya (THR) bagi ASN dan pensiunan. Adapun Bantuan Sosial (bansos) merupakan instrumen
kebijakan pemberian THR tahun 2022 telah penting yang menjadi bantalan bagi masyarakat
memasukan komponen tunjangan kinerja sebesar miskin dan rentan dalam mempertahankan
50 persen, berbeda dengan alokasi THR pada tahun tingkat konsumsi di masa pandemi Covid-19.
2021 yang tidak memasukkan unsur tunjangan Sampai dengan akhir Mei 2022, realisasi bansos
kinerja. Selain itu, peningkatan realisasi belanja mencapai Rp45,3 triliun atau terkontraksi 6,5
pegawai juga disebabkan oleh kenaikan jumlah persen (yoy) dibanding periode yang sama tahun
penerima manfaat pensiun. Penyaluran THR sebelumnya sejalan dengan mulai membaiknya
diharapkan mendorong daya beli masyarakat, penanganan pandemi Covid-19 dan meningkatnya
khususnya pada masa Hari Besar Keagamaan aktivitas ekonomi. Lebih rendahnya realisasi
Nasional (HBKN), yang selanjutnya dapat bansos dari periode sebelumnya antara lain
mendukung akselerasi pemulihan ekonomi dipengaruhi oleh tidak berlanjutnya program
nasional. bansos tambahan seperti Bantuan Sosial Tunai
(BST). Adapun pemanfaatan realisasi Bansos pada
Belanja Barang sampai dengan akhir Mei 2022
periode sampai dengan akhir Mei 2022 antara lain
masih mengalami kontraksi. Realisasi belanja
digunakan untuk penyaluran bantuan PKH tahap
barang terkontraksi sebesar 17,2 persen (yoy).
II kepada 10 juta keluarga penerima manfaat
Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh
(KPM), penyaluran bantuan Kartu Sembako bulan
tingginya realisasi pada triwulan I 2021 untuk
April dan Mei kepada 18,8 juta KPM, pembayaran
penanganan pandemi Covid-19 seperti pengadaan
bantuan premi iuran JKN bagi peserta segmen
vaksin, pembayaran klaim perawatan pasien
Penerima Bantuan Iuran (PBI) kepada rata-rata
Covid-19, dan pemberian insentif nakes
84,9 juta jiwa.
pemerintah pusat. Berbeda halnya dengan realisasi
tahun 2021, perkembangan situasi penyebaran Pelaksanaan bansos pada tahun 2022 masih
Covid-19 sejak awal tahun 2022 hingga akhir Mei diarahkan untuk mendukung pemulihan
2022 terus terkendali sehingga alokasi untuk ekonomi di tengah ketidakpastian berakhirnya
penanganan kesehatan menjadi lebih rendah. pandemi Covid-19. Pemerintah akan melanjutkan
Penurunan realisasi belanja barang menunjukkan beberapa program bansos reguler seperti PKH,
bahwa kondisi penanganan pandemi Covid-19 Kartu Sembako, KIP Kuliah, dan bantuan premi PBI
telah lebih baik. JKN. Sementara itu, Pemerintah terus melanjutkan
berbagai strategi kebijakan untuk meningkatkan
Belanja Modal tahun 2022 difokuskan untuk
efektivitas dan ketepatan penyaluran program
mendukung penyelesaian proyek infrastruktur
bansos. Kebijakan yang dilakukan antara lain
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 31
adalah dengan mendorong pelaksanaan integrasi untuk dukungan pendanaan untuk belanja
program perlindungan sosial secara bertahap dan kesehatan penanganan pandemi Covid-19 seperti
terukur. Selain itu, untuk meningkatkan akurasi dukungan operasional pelaksanaan vaksinasi dan
basis data yang digunakan dalam penentuan target insentif tenaga kesehatan daerah. Dalam hal
penerima program bansos Pemerintah melakukan Pemda tidak mendapat alokasi DAU, maka
proses verifikasi dan validasi data kemiskinan di dukungan pendanaan dimaksud bersumber dari
daerah. Selain itu, upaya lain yang dilakukan DBH dengan penggunaannya paling sedikit
adalah dengan meningkatkan sinergi sebesar 8 persen dari alokasi DBH. Selain itu,
antarprogram agar dapat memberikan terdapat tambahan BLT Desa sebesar Rp300 ribu
perlindungan yang lebih komprehensif dan efektif per KPM untuk mendukung penanggulangan
bagi masyarakat miskin dan rentan. Bansos juga kemiskinan ekstrem pada Desa di 35 kabupaten
akan diarahkan untuk dapat mendorong prioritas.
produktivitas masyarakat miskin dan rentan yang
Kinerja realisasi TKD sampai dengan akhir bulan
dilakukan melalui program bersifat
Mei 2022 yang sedikit lebih rendah dipengaruhi
pemberdayaan. Strategi kebijakan dalam
kinerja beberapa jenis dana transfer yaitu DAK
meningkatkan efektivitas bansos akan terus
Fisik, DAK Nonfisik, dan DID. Selain itu,
dilakukan sejalan dengan komitmen Pemerintah
kepatuhan daerah dalam menyampaikan syarat
untuk menghapus kemiskinan ekstrem nol persen
salur juga mendukung penurunan realisasi TKDD.
di tahun 2024.
Penyaluran DBH sampai dengan 31 Mei 2022
Realisasi Subsidi menunjukkan peningkatan yang mencapai Rp22,0 triliun atau terkontraksi 40,3
signifikan. Hingga akhir Mei tahun 2022, Realisasi persen (yoy) karena terdapat percepatan
Subsidi tercatat mencapai Rp75,4 triliun, terdiri penyaluran Kurang Bayar DBH sebesar Rp19,5
dari realisasi subsidi energi sebesar Rp60,78 triliun triliun pada tahun 2021. Sementara itu, penyaluran
dan dan subsidi nonenergi sebesar Rp14,63 triliun. DAK Fisik yang lebih rendah (turun 16,4 persen,
Peningkatan tersebut sebesar 36,4 persen (yoy) yoy) terutama disebabkan jumlah daerah dan nilai
terutama karena peningkatan subsidi BBM dan kontrak yang telah diajukan untuk penyaluran
LPG Tabung 3 Kg seiring dengan kenaikan harga tahap I lebih tinggi dari periode sebelumnya,
ICP dan peningkatan volume penyaluran barang namun belum dilengkapi dengan syarat salur
bersubsidi. Adapun realisasi subsidi BBM dan lainnya. Sama halnya dengan realisasi DAK fisik,
subsidi LPG 3 Kg tersebut merupakan pembayaran DAK nonfisik juga mengalami penurunan karena
untuk subsidi pada tahun berjalan sebesar Rp34,95 daerah belum memenuhi syarat salur terutama
triliun atau meningkat 49,74 persen (yoy), dan daerah penerima BOS, BOK, dan TPG yang
pembayaran atas kurang bayar tahun-tahun memiliki pagu alokasi besar. Sementara itu,
sebelumnya sebesar Rp10,17 triliun. penyaluran DID juga mengalami penurunan
dikarenakan hanya 168 daerah yang telah
Subsidi nonenergi tercatat meningkat dari
menyalurkan DID tahap I sebesar 50 persen dari
periode sebelumnya. Realisasi subsidi nonenergi
total 383 daerah penerima.
sampai dengan akhir Mei tahun 2022 mengalami
pertumbuhan 20,1 persen dibanding realisasi Pembiayaan anggaran mengantisipasi
tahun 2021. Realisasi subsidi nonenergi tersebut
antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan dinamika global
realisasi subsidi bunga kredit program yang
Kondisi Surplus/Defisit anggaran dan
mencapai Rp8,47 triliun atau 57,87 persen dari total
pembiayaan tahun 2022 menunjukkan
realisasi subsidi nonenergi. Selain itu, realisasi
perkembangan yang sangat baik. Tercatat sampai
subsidi pupuk tercatat sebesar Rp6,03 triliun dan
dengan bulan Mei 2022 terjadi surplus anggaran
realisasi subsidi bunga KUR sebesar Rp7,73 triliun.
hingga Rp132,2 triliun atau 0,7 persen PDB.
Kebijakan TKD pada tahun 2022 difokuskan pada Sementara itu, realisasi Pembiayaan Anggaran
dukungan percepatan penanganan Covid-19 dan hingga bulan Mei 2022 mencapai Rp83,2 triliun
akselerasi pemulihan ekonomi daerah. Berbagai atau (9,6 persen terhadap pagu APBN 2022), jauh
kebijakan yang dilakukan di antaranya melalui lebih rendah dibandingkan periode yang sama
penggunaan paling sedikit 8 persen dari DAU tahun 2021 yang mencapai Rp310,4 triliun (30,8

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 32


persen dari pagu APBN 2021). Surplus yang terjadi mempertimbangkan eskalasi volatilitas di pasar
tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya keuangan dan kondisi kas yang tersedia,
penerimaan negara. Hal ini mencerminkan penyesuaian strategi lanjutan dapat dilakukan
kembali membaiknya kondisi perekonomian melalui optimalisasi pendanaan dari BI (SKB I dan
setelah terkena dampak pandemi. Kondisi ini SKB III) serta pemanfaatan fleksibilitas pinjaman
sejalan dengan meningkatnya demand negara- program (timing dan size).
negara tujuan ekspor. Peningkatan ekspor ini juga
Sampai dengan bulan Mei 2022, tercatat
terlihat dari meningkatnya penerimaan bea keluar
pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga
terutama dari tembaga, serta CPO dan turunannya.
Negara (SBN) neto mencapai Rp75,3 triliun.
Pembiayaan anggaran tahun 2022 dilakukan Sementara itu, Pemerintah juga telah menarik
secara prudent, terukur, dan sinergis. Realisasi pinjaman sebesar Rp50,4 triliun dan membayar
pembiayaan sampai dengan bulan Mei 2022 cicilan pokok pinjaman sebesar 34,7 triliun, baik
meskipun jauh lebih rendah dibandingkan periode Pinjaman Dalam Negeri maupun Luar Negeri.
yang sama tahun 2021, tetapi masih sesuai yang Pembiayaan utang tahun 2022 terus dilakukan dan
direncanakan. Hal ini karena penurunan dikelola penuh kehati-hatian tetapi tetap fleksibel
pembiayaan tersebut terutama disebabkan oleh dengan memperhatikan perkembangan kondisi
membaiknya penerimaan negara, baik dari APBN, volatilitas pasar keuangan, serta
penerimaan perpajakan maupun PNBP. Selain itu, optimalisasi pengelolaan Kas Negara. Selain itu,
penurunan pembiayaan tersebut juga merupakan rasio utang juga terus dijaga dalam batas aman.
hasil dari penyesuaian strategi pembiayaan yang
Pembiayaan investasi sampai dengan bulan Mei
dilakukan sejak akhir Februari 2022. Adapun
2022 dilakukan dalam upaya turut mendorong
realisasi pembiayaan 2022 tersebut meliputi
pemulihan ekonomi nasional. Pembiayaan
pembiayaan utang sebesar Rp91 triliun,
investasi terutama dimanfaatkan untuk BLU
pembiayaan investasi sebesar negatif Rp9,4 triliun
(LPDP) dan percepatan pembangunan
serta pemberian pinjaman sebesar Rp1,6 triliun.
infrastruktur di antaranya jalan, penyediaan
Pembiayaan ini terutama dimanfaatkan untuk
tanah untuk proyek strategis nasional, serta
investasi pemerintah serta untuk percepatan
peningkatan kualitas SDM. Pembiayaan Investasi
pembangunan infrastruktur dan mendukung
dilakukan berdasarkan analisis kinerja dan urgensi
peningkatan kualitas SDM.
kebutuhan investasi.
Strategi penyesuaian pembiayaan APBN
Kinerja APBN di awal tahun 2022 yang cukup
dilakukan dengan memperhatikan dinamika
positif ini menjadi modal yang kuat untuk
kondisi pasar keuangan dan likuiditas
menghadapi sisa tahun 2022 serta menuju
Pemerintah. Strategi yang telah dilakukan
konsolidasi fiskal tahun 2023. Sejalan dengan
tersebut meliputi penurunan target lelang SBN,
efektivitas pengendalian kasus Covid-19 dan
pergeseran global bonds, private placement (PP),
membaiknya aktivitas perekonomian, realisasi
upsize ORI, pelaksanaan sinergi dengan BI (SKB
APBN Tahun 2022 sampai dengan bulan Mei juga
I/Green Shoe Option (GSO)). Dengan
telah menunjukkan sinyal positif pemulihan

TABEL 3
Realisasi Pembiayaan
2020 2021 2022
APBN % thd % thd % thd
Uraian (dalam triliun rupiah) Realisasi Realisasi Realisasi
Perpres APBN APBN APBN Growth APBN APBN Growth
s.d. Mei s.d. Mei s.d. Mei
72/2020 2020 2021 2022
A. Pembiayaan Utang 1,220.46 362.42 29.7% 1,177.35 330.09 28.0% -8.9% 973.58 90.97 9.3% -72.4%
I. SBN (Neto) 1,173.74 368.97 31.4% 1,207.27 348.01 28.8% -5.7% 991.29 75.26 7.6% -78%
II. Pinjaman (Neto) 46.72 (6.55) -14.0% (29.92) (17.92) 59.9% 173.8% (17.71) 15.71 -88.8% -188%
B. Pembiayaan Investasi (254.10) (6.00) 2.4% (184.46) (22.56) 12.2% 276.0% (182.32) (9.37) 5.1% -58%
C. Pemberian Pinjaman 5.81 1.70 29.3% 0.45 1.70 380.2% 0.2% 0.59 1.58 269.8% -7%
D. Kewajiban Penjaminan (3.59) (0.42) 11.7% (2.72) - 0.0% -100.0% (1.13) - 0.0% 0%
E. Pembiayaan Lainnya 70.64 0.16 0.2% 15.76 0.05 0.3% -67.0% 77.30 0.10 0.1% 87%
TOTAL PEMBIAYAAN 1,039.22 357.86 34.4% 1,006.38 309.29 30.7% -13.6% 868.02 83.28 9.6% -73%
Sumber: Kementerian Keuangan

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 33


ekonomi. Namun demikian di tahun 2022, berbagai tekanan global bisa diminimalisisasi serta berbagai
isu global menyebabkan berbagai risiko bagi paket kebijakan dapat diimplementasikan untuk
perekonomian. mempercepat pemulihan ekonomi secara efektif.
APBN dan kebijakan fiskal terus bekerja keras Pemerintah juga tetap mengupayakan berbagai
untuk menghadapi dampak risiko global selain reformasi struktural dan transformasi ekonomi.
tetap berupaya untuk terus melakukan untuk mendorong potensi pertumbuhan jangka
pemulihan ekonomi nasional. Target Pemerintah panjang serta menarik kepercayaan investor asing
untuk melakukan konsolidasi fiskal tahun 2023 terhadap investasi yang lebih sustain seperti FDI.
akan terus dijaga. Pemerintah sejak tahun 2022 Hal ini diharapkan dapat meningkatkan resiliensi
mengupayakan berbagai reformasi antara lain ekonomi kita di tengah lingkungan global yang
reformasi perpajakan dan reformasi subsidi energi. sangat penuh ketidakpastian. Menyusul
ditetapkannya UU Cipta Kerja dan Harmonisasi
Berbagai risiko global yang datang silih berganti
Peraturan Perpajakan, Pemerintah juga tengah
menunjukkan pentingnya penguatan fondasi
menyusun Reformasi UU Sektor Keuangan yang
ekonomi. Sinergi kebijakan antar otoritas menjadi
diharapkan memberikan dampak positif bagi
keharusan dalam menjaga stabilitas ekonomi
sentimen dan kepercayaan investor untuk tetap
keuangan domestik. Melalui KSSK, monitoring dan
berinvestasi di Indonesia.
koordinasi terus intensif dilakukan agar dampak

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 34


BAGIAN II
ULASAN KHUSUS:
• PRODUKTIVITAS MODAL DAN
PERBAIKAN TOTAL FACTOR
PRODUCTIVITY UNTUK
MENDORONG PERTUMBUHAN
EKONOMI LEBIH TINGGI
• KONSOLIDASI FISKAL TAHUN
2023

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 35


Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 36
Produktivitas Modal dan Perbaikan Total
Factor Productivity Untuk Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi
Pendahuluan
Setelah bangkit dari krisis finansial Asia tahun dilakukannya kajian untuk melihat produktivitas
1998, pendapatan perkapita Indonesia mengalami lebih jauh, khususnya dalam hal modal, guna
tren yang meningkat. Hal tersebut sejalan dengan mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang lebih
membaiknya kondisi perekonomian yang tinggi ke depannya.
tercermin dari tren pertumbuhan ekonomi yang
Pada berbagai literatur ekonomi, dijelaskan
meningkat. Peningkatan tersebut terjadi hingga
bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara
tahun 2013, namun sejak berakhirnya bonanza
dipengaruhi oleh berbagai faktor input seperti
komoditas pada tahun 2013, pertumbuhan
tenaga kerja, modal, dan teknologi. Teori
ekonomi Indonesia mengalami kondisi stagnasi.
pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh
Pada periode 2010 hingga 2019, rata-rata
Solow (1956) dan Swan (1956) menjelaskan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu
kisaran 5 persen per tahun, lebih rendah dari
negara dipengaruhi oleh tingkat kemajuan
pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk
teknologi, akumulasi kapital, dan pertumbuhan
keluar dari kelompok negara dengan kategori
populasi. Selain itu, dijelaskan pula bahwa faktor
pendapatan menengah. Kondisi tersebut
penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu
menyebabkan perekonomian Indonesia berpotensi
negara adalah tingkat produktivitas (Hall & Jones,
terperangkap pada jebakan pendapatan menengah
1999; Easterly & Levine, 2001; Caselli, 2005; Islam,
atau “middle income trap” (MIT). Selain berakhirnya
2008).
bonanza komoditas, ketidakpastian perekonomian
global juga memicu stagnasi pertumbuhan BKF bekerjasama dengan UGM telah melakukan
ekonomi Indonesia. Kondisi ini menjadi dasar kajian penelitian yang bertujuan untuk: (1)
mengidentifikasi (estimasi) dan menganalisis
GRAFIK 24
Pergerakan Historis Pendapatan Per Kapita Indonesia (Metode Atlas) dan Threshold Klasifikasi Pendapatan Bank
Dunia (US Dollar)

Sumber: Bank Dunia

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 37


berbagai faktor yang memengaruhi produktivitas didominasi oleh sektor padat modal (termasuk di
kapital dan total factor productivity (TFP), baik dalamnya sektor sekunder) tidak selalu diimbangi
secara agregat, regional, maupun sektoral; (2) dengan produktivitas kapital yang baik. Sebagai
melihat perbandingan dan benchmarking dengan contoh DKI Jakarta yang struktur ekonominya
kasus negara lain dalam hal peningkatan didominasi oleh sektor padat modal memiliki
produktivitas modal dan TFP; (3) mengidentifikasi tingkat produktivitas kapital terendah kelima
berbagai tantangan dan hambatan yang ada dalam dibandingkan 25 provinsi lainnya, sebaliknya
upaya peningkatan produktivitas kapital dan total Provinsi Bengkulu yang memiliki produktivitas
factor productivity (TFP) di Indonesia; (4) kapital tertinggi di Indonesia justru nyatanya
merumuskan berbagai rekomendasi kebijakan memiliki struktur perekonomian yang didominasi
untuk meningkatkan produktivitas kapital dan sektor tidak padat modal.
total factor productivity (TFP) dalam mendorong
Selanjutnya, jika dikaitkan dengan besarnya
peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
investasi PMDN dan PMA juga tidak ditemukan
Beberapa metode kuantitatif maupun kualitatif hubungan yang konsisten antara tingkat
digunakan dalam kajian ini. Estimasi Total Factor investasi dan produktivitas kapital. Provinsi Jawa
Productivity (TFP) untuk level nasional dan Barat dan DKI Jakarta, misalnya, yang memiliki
provinsi dilakukan dengan metode analisis tingkat investasi PMA dan PMDN tertinggi masih
nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA) memiliki tingkat produktivitas kapital yang relatif
serta proses dekomposisi perubahan produktivitas rendah dibandingkan provinsi-provinsi lainnya.
menggunakan metode Malmquist Total Factor Studi oleh Morkunaite (2019) untuk negara-negara
Productivity Index (MTFPI). Analisis pada tingkat G7 mengutarakan beberapa alasan mengapa
sektoral dilakukan dengan pendekatan ICOR produktivitas kapital menurun ketika terjadi
dikarenakan tidak adanya estimasi data stok kenaikan investasi. Pertama, kenaikan investasi
kapital yang tersedia di Indonesia pada level dapat menyebabkan sebagian kapasitas produksi
sektoral. Untuk melengkapi analisis mengenai tidak terpakai dengan baik (underutilization).
produktivitas kapital dilakukan analisis inferensial Kedua, walaupun penambahan investasi dapat
parametrik menggunakan metode ordinary least dimanfaatkan hingga full capacity, adanya hukum
square (OLS) untuk melihat determinan diminishing marginal returns menjadi alasan kedua
produktivitas kapital. Metode kualitatif juga kenapa pada akhirnya produktivitas kapital tetap
dilakukan untuk mendukung hasil kajian menurun.
kuantitatif melalui kajian literatur dan kegiatan
Terkait TFP, dengan menggunakan metode Data
focus group discussion (FGD) dengan berbagai
Envelopment Analysis (DEA), kajian ini
pakar. Kegiatan FGD ini juga bertujuan untuk
menemukan bahwa sumber pertumbuhan TFP di
memperdalam diskusi dan memperkaya
Indonesia didominasi dari peningkatan efisiensi
rekomendasi kebijakan dari hasil temuan pada
(efficiency change) daripada peningkatan
kajian ini.
teknologi (technical change). Terjadi penurunan

Hasil analisis
produktivitas di sepanjang periode 2010-2019 yang
lebih dikarenakan menurunnya faktor technical
change. Hal ini mengindikasikan bahwa
Secara umum, hasil analisis deskriptif yang
pemanfaatan input produksi di Indonesia sudah
dilakukan menunjukkan bahwa hampir seluruh
optimal, namun peran teknologi masih sangat
jenis lapangan usaha mengalami penurunan
minim untuk dapat mendorong pertumbuhan
produktivitas modal. Dari sisi sektoral, dengan
ekonomi yang sustainable di masa mendatang.
menggunakan pendekatan ICOR yaitu rasio
Menurut studi Surjaningsih dan Permono (2014),
perbandingan antara invesasi sebagai tambahan
peningkatan produktivitas melalui efisiensi proses
kapital terhadap perubahan output terlihat bahwa
produksi di antaranya adalah melalui perbaikan
sektor primer di Indonesia memiliki produktivitas
metode penggunaan bahan baku, perbaikan layout
yang paling rendah dan sektor sekunder memiliki
produksi agar perpindahan antarstasiun kerja
produktivitas yang paling tinggi. Sementara itu,
lebih singkat, penyelarasan alur kerja antartempat
pada analisis level regional ditemukan bahwa
kerja, dan penerapan konsep Lean Manufacturing
provinsi yang struktur perekonomiannya
untuk mengurangi waktu idle produk setengah jadi
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 38
di antara stasiun kerja. Sedangkan Technical change Kuadran II, seperti provinsi di Pulau Jawa,
yang menurun dapat diartikan sebagai penurunan Kalimantan (kecuali Kalimantan Selatan),
production frontier, yaitu menurunnya Sumatera (kecuali Aceh), sebagian Sulawesi (yaitu
kemampuan produksi mesin-mesin dan salah satu Sulawesi Selatan serta Sulawesi Tengah), dan
kemungkinannya adalah akibat terhambatnya Maluku sudah memiliki efisiensi dalam
proses peremajaan dan penggantian mesin. pemanfaatan input produksi, tetapi belum optimal
Terganggunya proses ini diindikasi oleh dalam peningkatan teknologi. Sebaliknya, satu
pertumbuhan investasi (PMTB) dan realisasi PMA provinsi, yaitu Riau, memiliki peningkatan
dan PMDN yang rendah. teknologi yang baik, namun belum efisien
(Kuadran III). Sedangkan sebagian besar provinsi di
Studi lain oleh Morkunite (2019) menyatakan
wilayah Timur Indonesia seperti Bali, Nusa
bahwa investasi yang besar saja tidak cukup
Tenggara, Papua, sebagian Sulawesi (yaitu
untuk mendorong pertumbuhan TFP, namun
Sulawesi Tenggara serta Sulawesi Utara),
bentuk dari investasi itu sendiri menjadi penting.
Kalimantan Selatan, dan Aceh memiliki TFP yang
Dalam hal ini, investasi yang dilakukan untuk
rendah karena efisiensi dan technical change yang
penelitian dan pengembangan (R&D) dan untuk
rendah (Kuadran IV). Hasil yang ditemukan dalam
pengembangan teknologi berbasis kapital
kajian ini konsisten dengan yang ditemukan dalam
(technology-embodying capital) merupakan
studi Purwono dan Yasin (2020), dimana wilayah
penggerak atau katalisator pertumbuhan TFP.
Indonesia timur ditemukan memiliki nilai technical
Adanya R&D menjadi sangat penting untuk
change yang negatif sedangkan DKI Jakarta selalu
menciptakan spill-over yang positif dalam
positif. Purwono dan Yasin (2020) menjelaskan
merangsang proses pembelajaran dan inovasi.
bahwa hasil temuan ini terkait dengan rendahnya
Pada analisis TFP tingkat provinsi, ditemukan PMTB di wilayah timur Indonesia dan tingginya
bahwa hanya terdapat dua provinsi yang PMTB di DKI Jakarta, dimana PMTB dalam studi
memiliki tingkat produktivitas tinggi yang Purwono dan Yasin (2020) merupakan proksi dari
didukung baik melalui peningkatan efisiensi investasi.
(efficiency change) maupun peningkatan
Dilihat dari hasil estimasi determinan
teknologi (technical change). Pemetaan provinsi
produktivitas kapital dengan analisis regresi
berdasarkan empat kuadran yang membagi
inferensial, peningkatan kualitas sumber daya
provinsi ke dalam empat kategori, berdasarkan
manusia memiliki pengaruh yang paling besar
efisiensi tingkat pemanfaatan input produksi serta
dan signifikan terhadap peningkatan
optimalisasi peningkatan teknologi. Pada Kuadran
produktivitas kapital di Indonesia. Kenaikan satu
I, yaitu DKI Jakarta dan Bengkulu yang telah
persen pada HCI akan meningkatkan produktivitas
mencatat tingkat pemanfaatan input yang efisien
kapital sekitar 1,8 persen. Temuan ini senada
dan optimalisasi peningkatan teknologi. Sebagian
dengan literatur-literatur sebelumnya, antara lain
besar provinsi lainnya di Indonesia masuk dalam

GRAFIK 25 GRAFIK 26
Trend TFP Change, Efficiency Change dan Technical Change Kuadran Produktivitas Provinsi Periode 2010-2019
Nasional (2010-2020)

Sumber: Diolah Penulis Sumber: Diolah Penulis

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 39


Agénor & Neanidis (2015), Arazmuradov, Martini, & 0,9 persen. Hubungan positif antara FDI dan
Scotti (2014) serta Filip (2016). Sebagaimana produktivitas kapital yang ditemukan dalam
dikemukakan oleh Filip (2016) dan Arazmuradov et penelitian ini juga sejalan dengan literatur-
al. (2014), tingkat pencapaian serta pendidikan literatur yang telah ada (Adnan, Chowdhury, &
sumber daya manusia yang tinggi akan memiliki Mallik, 2020; Arazmuradov et al., 2014; Ciruelos &
pengetahuan yang lebih luas sehingga dapat Wang, 2005; Hejazi & Safarian, 1999; Woo, 2009),
mengutilisasi teknologi secara optimal dan dimana FDI dapat mengompensasi kekurangan
mengurangi inefisiensi teknis dalam ekonomi. investasi domestik untuk proyek-proyek yang
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.
Faktor Foreign Direct Investment (FDI) juga
Selain itu, FDI membuka peluang bagi perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap
asing untuk menerapkan teknologi, sistem
peningkatan produktivitas kapital. Kenaikan
manajemen, dan konsep ekonomi di negara tujuan
proporsi FDI terhadap PDB sebesar satu persen
akan meningkatkan produktivitas kapital sebesar
TABEL 4
Nilai TFP Change, Efficiency Change dan Technical Change Provinsi
Ranking Provinsi rata-rata 2010-2019 2019-2020
TFP
Change TFP Efficiency Technical TFP Efficiency Technical
2010-2019 Change Change Change Change Change Change

1 Jakarta 1,03727 1 1,03727 1,0314 1 1,0314


2 Maluku 1,03679 1,04197 0,99483 0,946 0,9875 0,958
3 Sulawesi Tengah 1,00957 1,02963 0,98089 0,9743 1,0367 0,9399
4 Bengkulu 1,00036 1 1,00036 0,9514 1 0,9514
5 Jambi 0,99569 1,00737 0,98852 0,9528 1,0052 0,9479
6 Lampung 0,99329 1,00531 0,98808 0,939 0,9908 0,9476
7 Jawa Timur 0,99233 1,01586 0,97705 0,9284 0,989 0,9388
8 Jawa Barat 0,99195 1,01684 0,97574 0,9383 0,9993 0,939
9 Jawa Tengah 0,99039 1,00475 0,98596 0,936 0,9906 0,9449
10 Nusa Tenggara Timur 0,99016 0,99057 0,99964 0,914 0,9571 0,955
11 Jogjakarta 0,98976 1,01028 0,97987 0,9326 0,9909 0,9412
12 Kalimantan Barat 0,98967 1,01522 0,97499 0,9399 1,002 0,938
13 Sumatera Selatan 0,98941 1,01797 0,97214 0,9531 1,0187 0,9356
14 Sumatera Barat 0,98736 1,01022 0,97749 0,935 0,9946 0,9401
15 Riau 0,98143 0,97953 1,00322 0,9855 1,0017 0,9838
16 Kalimantan Timur 0,9809 1 0,9809 0,9566 1 0,9566
17 Kalimantan Tengah 0,98059 1,01219 0,96899 0,9334 1,0006 0,9329
18 Sulawesi Selatan 0,97814 1,00042 0,97786 0,9222 0,9833 0,9379
19 Sumatera Utara 0,97749 1,00072 0,97706 0,9384 0,9997 0,9387
20 Sulawesi Tenggara 0,97497 0,99579 0,97907 0,9244 0,9843 0,9391
21 Sulawesi Utara 0,97386 0,99986 0,97425 0,9326 0,9963 0,9361
22 Aceh 0,97247 0,99089 0,98162 0,9506 1,0067 0,9442
23 Nusa Tenggara Barat 0,96638 0,98564 0,98136 0,9301 0,987 0,9424
24 Kalimantan Selatan 0,96397 0,98184 0,9821 0,9344 0,9927 0,9412
25 Bali 0,96344 0,97849 0,98473 0,8631 0,9174 0,9408
26 Papua 0,93728 0,96811 0,96954 0,9586 1,0285 0,932
Sumber: Diolah Penulis

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 40


yang akan meningkatkan produktivitas pekerja bahwa hubungan keterbukaan perdagangan dan
domestik. TFP sangat bergantung pada jenis komoditas
utama suatu negara dan tingkat spill-over yang
Inflasi memiliki hubungan negatif dengan
dihasilkan dari sektor tersebut.
produktivitas kapital. Kenaikan satu persen pada
IHK akan menurunkan produktivitas kapital Hasil diskusi tersebut dengan para pakar
sebesar 0,3 persen. Menurut Adejumo (2012), diperoleh beberapa rekomendasi kebijakan
hubungan negatif ini disebabkan inflasi akan umum untuk mengatasi permasalahan
mengurangi permintaan riil masyarakat terhadap fundamental dalam meningkatkan produktivitas
uang riil, sehingga jika uang merupakan faktor kapital dan TFP di Indonesia secara menyeluruh,
produksi, hal ini akan mengurangi produktivitas. terlepas dari keberagaman antarwilayah maupun
Selain itu, Olomola & Osinubi (2018) juga stages of development antarsektor. Beberapa
menambahkan bahwa inflasi akan menciptakan rekomendasi kebijakan tersebut adalah: (1)
ketidakpastian dan peningkatan harga bahan baku perbaikan institusi, (2) peningkatan sumberdaya
yang membuat investor enggan untuk melakukan manusia, (3) peningkatan akses finansial, dan (4)
kegiatan investasi untuk peningkatan adopsi teknologi yang dapat meningkatkan
produktivitas. produktivitas. Selain itu, diperlukan upaya untuk
(5) peningkatan konektivitas dan production
Hubungan antara keterbukaan perdagangan dan
frontier melalui: (a) membangun infrastruktur yang
produktivitas kapital justru ditemukan memiliki
terkait (terintegrasi) dengan pembangunan sektor
hubungan negatif. Kenaikan rasio ekspor
di daerah (sektor unggulan) sesuai dengan
ditambah impor terhadap PDB sebesar satu persen
kebutuhan di masing-masing daerah sehingga
menurunkan produktivitas kapital sebesar 0,07
memberikan manfaat sosial ekonomi; (b)
persen. Temuan ini mendukung teori Grossman &
membangun transportasi multimoda yang
Helpman (1991) yang menjelaskan bahwa
terintegrasi; (c) mengembangkan sistem
keterbukaan perdagangan akan membuat negara
information, communication, and technology (ICT)
yang memiliki sumber daya manusia yang tidak
dalam peningkatan efisiensi dan konektivitas; (d)
terlatih akan semakin tidak produktif karena
mengembangkan soft infrastructure, yaitu aturan
memiliki spesialisasi di teknologi tradisional. Selain
perizinan dan governance (koordinasi antarsektor
itu, Akinlo dan Adejumo (2016) juga menekankan
dan instansi).
TABEL 5
Hasil Analisis Determinan Produktivitas Kapital
Variabel Dependen: ln (𝑃𝐾𝑡)
Variabel Independen
ln (𝐻𝐶𝐼𝑡) 1.7858
[2.9273]***
Ln (𝐼𝐻𝐾𝑡) −0.2857 [-7.782]***

𝐹𝐷𝐼𝑡 0.9260**
[2.4019]**
𝑂𝑃𝐸𝑁𝑡 −0.0703* [-1.9182]*

Konstanta −0.7657 [-1.9617]**

R-Squared : 0.9742
Adjusted R-squared: 0.9700
t-statistik dalam kurung;
***/**/* Signifikan pada level 1%, 5%, 10%;
Koefisien FDI dan OPEN sudah dikalikan 100 karena tidak dalam bentuk natural logaritma sehingga
memudahkan interpretasi.
Sumber: Diolah Penulis

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 41


Adapun rekomendasi kebijakan yang lebih terjadi efisiensi yang memadai. Menurut studi
khusus untuk tiap wilayah dan sektoral perlu Surjaningsih dan Permono (2014), peningkatan
memerhatikan perbedaan karakteristik, daya produktivitas melalui efisiensi proses produksi
saing, dan potensi yang ada di masing-masing di antaranya adalah melalui perbaikan metode
daerah dan sektor tersebut. Jika dijabarkan penggunaan bahan baku, perbaikan layout
menurut hasil analisis TFP berdasarkan kuadran, produksi agar perpindahan antarstasiun kerja
maka rekomendasi kebijakan yang diusulkan lebih singkat, penyelarasan alur kerja
adalah sebagai berikut: antartempat kerja, dan penerapan konsep Lean
Manufacturing agar mengurangi waktu idle
• Kuadran I: Provinsi yang termasuk dalam
produk setengah jadi di antara stasiun kerja.
Kuadran I telah memiliki produktivitas yang
• Kuadran IV: Provinsi-provinsi yang berada
tinggi baik secara efisiensi maupun teknologi.
pada Kuadran IV tidak hanya memiliki
Namun demikian, upaya untuk meningkatkan
efisiensi yang rendah namun juga adopsi
dan menjaga tingkat produktivitas yang tinggi
teknologi yang juga rendah. Rendahnya
tetap perlu dilakukan untuk memastikan
tingkat efisiensi (efficiency change) dan
bahwa produktivitas yang tinggi tersebut akan
teknologi (technical change) ini menjadi
sustainable dalam jangka panjang. Dalam hal
pekerjaan rumah penting bagi agenda
ini, faktor reformasi struktural yang
pemerataan pembangunan pemerintah
mencakup reformasi sumber daya manusia,
Indonesia. Dalam kuadran ini, diperlukan
institusi, dan infrastruktur tetap perlu dijaga
kombinasi kebijakan untuk peningkatan
dan ditingkatkan.
adopsi teknologi (lihat narasi rekomendasi
• Kuadran II: Sebagian besar provinsi di
kebijakan untuk Kuadran II) dan efisiensi (lihat
Indonesia berada pada Kuadran II, dimana
narasi rekomendasi kebijakan untuk Kuadran
telah terjadi efisiensi yang mendorong
III). Selain itu, kebijakan terkait harus juga
produktivitas namun pemanfaatan teknologi
memerhatikan faktor perbaikan sumber daya
masih rendah. Dalam kasus ini, kebijakan perlu
manusia, institusi, dan infrastruktur.
lebih memerhatikan aspek adopsi teknologi.
Untuk itu, diperlukan adopsi teknologi yang Namun perlu diakui bahwa penyusunan kajian
benar-benar akan meningkatkan ini masih menghadapi keterbatasan. Keterbatasan
produktivitas. Salah satu upaya yang dapat utama kajian ini dalam mengestimasi
dilakukan terkait adopsi dan peningkatan produktivitas kapital dan pertumbuhan TFP
pemanfaatan teknologi adalah dengan adalah ketersediaan data kapital. Idealnya, data
meningkatkan pengeluaran investasi untuk kapital yang digunakan untuk mengestimasi TFP
kegiatan R&D dan pendidikan. Seperti tidak hanya merupakan data PMTB dari BPS atau
dikemukakan dalam studi Morkunite (2019), data investasi dari BKPM. Dalam perhitungan data
adanya R&D menjadi sangat penting untuk kapital, diperlukan informasi yang lebih rinci
menciptakan spill-over yang positif dalam mengenai usia pakai setiap barang modal (umur
merangsang proses pembelajaran dan aset), dimana untuk menghitung usia pakai suatu
membantu mempromosikan transfer barang modal diperlukan series historis data yang
pengetahuan, difusi teknologi, dan limpahan panjang hingga beberapa dekade ke belakang.
efisiensi. Dengan demikian, analisis pada kajian ini tidak
• Kuadran III: Satu provinsi di Indonesia, yaitu seragam untuk semua level, dimana analisis yang
Riau, berada pada Kuadran III dimana dilakukan dan pendekatan metode yang
produktivitas yang ada telah didukung dengan digunakan menyesuaikan dengan ketersediaan
adanya pemanfaatan teknologi, namun belum data yang ada.

Tim Penyusun
Tim Kajian Badan Kebijakan Fiskal: Cornelius Tjahjaprijadi, Thomas N.P.D. Keraf, Tri Wibowo, Achmad Budi
Setyawan, Lilik Surya N., Yoopi Abimanyu, Rudi Handoko, R. Nurhidayat, M. Afdi Nizar, Immanuel Bekti,
Zainul Abidin, Yusuf Munandar, Nugraheni Kusumaningsih, Riznaldi Akbar, Rangga Satya N., Abdul Aziz, Eta
Nur Khumayda, Putri Fadilah, Zaky Alatas, Galih Riyadi K., Adry Dharmawan T., Nur Fitriani Ulfah,
Purwaningtyas D., Dessy Kusumawardani, Rina Karlina, Rizal Augusta A., Innes Clara Shinta
Tim Peneliti P2EB UGM: Qisha Quarina, Ilwa Nuzul Rahma, Ramadani Partama, Bianca Andrea Alexandra

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 42


Konsolidasi Fiskal Tahun 2023
Pemulihan ekonomi nasional sesudah pandemi keuangan global, percepatan pelaksanaan
yang terus berlanjut dan mendorong kinerja kebijakan pengetatan moneter, khususnya oleh
pendapatan APBN menjadi dasar yang kuat agar the Fed, telah mengakibatkan gejolak di pasar
konsolidasi fiskal sesuai yang diamanatkan keuangan global. Pasar keuangan di beberapa
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 di tahun negara emerging markets mengalami capital outflow
2023 tetap dilakukan. Kebijakan konsolidasi fiskal yang cukup dalam, serta mendorong peningkatan
diarahkan untuk memastikan kesehatan dan cost of fund. Kondisi tersebut mendorong berbagai
sustainabilitas APBN, namun tetap berperan lembaga keuangan internasional melakukan
sebagai shock absorber terhadap ketidapkpastian koreksi ke bawah atas proyeksi pertumbuhan
global. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 ekonomi global tahun 2022 maupun 2023.
Tahun 2020, defisit APBN diharapkan kembali di
Kondisi di atas berpotensi meningkatkan tekanan
bawah 3,0 persen PDB pada tahun 2023.
terhadap kinerja perekonomian nasional, yang
Selama masa pandemi, pemerintah tetap masih dalam kondisi pemulihan ekonomi.
melakukan reformasi struktural melalui Peningkatan mobilitas dan aktivitas ekonomi
pengesahan dua pilar penting reformasi fiskal, seiring semakin terkendalinya penanganan
yakni UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU pandemi Covid-19 diharapkan dapat mendukung
HPP) dan UU Hubungan Keuangan antara akselerasi pemulihan ekonomi. Komitmen
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (UU Pemerintah untuk melanjutkan berbagai program
HKPD). Kedua UU tersebut menjadi fondasi strategis nasional dan proyek infrastruktur
penting dalam rangka transisi menuju konsolidasi konektivitas diharapkan juga menarik minat
fiskal yang aman, tanpa mengganggu investasi. Perkembangan harga beberapa
keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional. komoditas yang menjadi ekspor andalan Indonesia
Pengesahan UU HPP ditujukan untuk mendukung juga diharapkan akan mendukung kinerja
upaya mobilisasi pendapatan nasional secara perekonomian nasional. Di sisi lain, pelaksanaan
optimal dengan tetap menjaga iklim investasi dan program perlindungan sosial masih akan terus
daya saing usaha serta mendukung transformasi dilaksanakan agar daya beli masyarakat dapat
ekonomi nasional. Implementasi reformasi tetap terjaga, sehingga pemulihan ekonomi dapat
perpajakan diarahkan untuk menopang terus dipertahankan. Peningkatan permintaan
optimalisasi pendapatan nasional dengan tetap diharapkan dapat diimbangi oleh peningkatan
memperhatikan nilai tambah yang diciptakan dari kapasitas produksi nasional sehingga aktivitas
aktivitas ekonomi. Reformasi struktural juga ekonomi dapat kembali berjalan aktif.
ditujukan untuk mendukung penguatan spending Keseimbangan permintaan dan pasokan akan
better juga terus dilakukan untuk meningkatkan mampu menjaga perekonomian nasional pada
efisiensi dan efektivitas belanja pemerintah pusat tingkat yang stabil sehingga keberhasilan
dan pemerintahan daerah dalam pelaksanaan pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh
agenda-agenda pembangunan nasional. masyarakat secara merata dan kesejahteraan
masyarakat dapat terus meningkat.
Perkembangan ekonomi nasional ke depan masih
akan diwarnai oleh berbagai tantangan. Krisis Perkembangan harga komoditi energi dan pangan
energi, pangan dan keuangan menjadi ancaman global mendorong peningkatan harga berbagai
seiring merebaknya beberapa varian baru Covid- komoditas sejenis di pasar dalam negeri. Kondisi
19 serta meningkatnya tensi ketegangan tersebut terlihat dari kenaikan harga pada
geopolitik. Eskalasi konflik dan ketegangan kelompok bahan pangan dan sector transportasi,
geopolitik Rusia – Ukraina yang belum ada titik khususnya transportasi udara. Peningkatan harga
temu telah meningkatkan ancaman timbulnya beberapa komoditas bahan pangan dan
krisis energi, pangan dan sektor keuangan. Harga transportasi tersebut sejalan dengan penguatan
komoditas energi, pangan dan mineral bertahan permintaan, yang tercermin dari tren peningkatan
pada level yang tinggi di pasar global. Di sektor komponen inflasi inti. Pemerintah akan terus
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 43
berupaya untuk menjaga agar perkembangan peran sektor swasta dalam pembangunan nasional.
harga komoditas energi dan pangan nasional pada Prospek perkembangan perekonomian global pada
tingkat yang wajar dan tidak menimbulkan gejolak tahun 2023 diharapkan mendorong peningkatan
dan fluktuasi yang tajam. Peran APBN sebagai kinerja sektor eksternal dan meningkatkan
shock absorber akan terus ditingkatkan guna kembali aktivitas perekonomian nasional.
menjaga momentum pemulihan ekonomi serta
Sebagai bangsa yang selalu mengambil hikmah
mempertahankan daya beli masyarakat. Untuk
dibalik setiap musibah yang terjadi, pelaksanaan
mendukung upaya stabilisasi harga dan
berbagai program reformasi struktural menjadi
pengendalian inflasi nasional, Pemerintah akan
agenda yang mendesak untuk dilaksanakan.
terus berupaya menjamin ketersediaan pasokan,
Pandemi menjadi pembelajaran bagi
keterjangkauan harga serta kelancaran arus
perekonomian nasional yang meningkatkan
distribusi, khususnya bahan kebutuhan pokok.
kesadaran terkait pentingnya implementasi
Pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut
agenda reformasi struktural. Hal ini bertujuan
diharapkan akan mendukung peningkatan kinerja
untuk mengakselerasi transformasi ekonomi
perekonomian nasional, sehingga perekonomian
sehingga kinerja pertumbuhan ekonomi nasional
nasional dapat segera kembali pulih.
dapat kembali pulih dan kembali tumbuh
Krisis sektor keuangan global diharapkan tidak signifikan. Peningkatan kualitas sumber daya
meningkatkan tekanan terhadap kinerja sektor manusia (SDM), akselerasi pembangunan
keuangan domestik. Sinergi dan bauran kebijakan infrastruktur serta perbaikan regulasi dan
di antara otoritas fiskal, moneter dan sektor birokrasi menjadi tema utama guna meningkatkan
keuangan telah berhasil memitigasi dampak transformasi ekonomi sesudah pandemi.
pandemi terhadap perekonomian dan
Kebijakan fiskal tahun 2023 diarahkan pada
diperkirakan dapat menjaga stabilitas sistem
peningkatan produktivitas untuk mendukung
keuangan nasional dan didukung dengan
transformasi ekonomi yang inklusif dan
fundamental ekonomi makro yang kuat.
berkelanjutan. Kebijakan fiskal 2023 akan
Pelaksanaan bauran kebijakan yang dinamis dan
mendukung peningkatan peran APBN dalam
sinkron diperkirakan akan mendukung stabilitas
merespon dinamika, menjawab tantangan
sektor keuangan dan meningkatkan kinerja
perekonomian global dan domestik serta
perekonomian nasional. Di tengah kondisi
mendukung akselerasi pencapaian target dan
perekonomian yang penuh tantangan ke depan,
sasaran pembangunan nasional. Peran APBN
peran APBN sebagai shock absorber semakin
untuk memperkuat akselerasi transformasi
diperlukan. Peran APBN sebagai shock absorber
ekonomi akan semakin kuat apabila didukung
pada masa pandemi melalui pelaksanaan kebijakan
pelaksanaan reformasi struktural. Upaya menjaga
perlindungan sosial (perlinsos) mampu
kesehatan APBN dan kesinambungan peran APBN
menurunkan tingkat pengangguran terbuka,
diharapkan semakin kuat seiring disahkannya dua
mendorong penciptaan lapangan kerja baru, serta
pilar reformasi fiskal, yaitu Undang-Undang
menurunkan tingkat kemiskinan kembali ke level
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) dan
single digit.
Undang-Undang Hubungan Keuangan Antara
Pemerintah perlu terus memantau Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (UU
perkembangan ekonomi global guna memitigasi HKPD). Kedua UU tersebut menjadi fondasi
potensi upside dan downside risks yang dapat penting dalam rangka transisi menuju konsolidasi
memengaruhi pemulihan ekonomi nasional. fiskal yang aman dan mampu mendukung
Pelaksanaan bauran kebijakan fiskal, moneter, keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional.
dam keuangan pada masa pandemi mendorong
Upaya transisi konsolidasi fiskal yang aman
terjaganya tingkat konsumsi dan daya beli
menyiratkan peran seluruh pemangku
masyarakat. Kebijakan pemerintah untuk
kepentingan dalam upaya meningkatkan dan
melanjutkan pelaksanaan proyek strategis
mendorong optimalisasi pendapatan negara,
nasional berperan sebagai stimulan peningkatan
meningkatkan kualitas belanja negara serta
aktivitas investasi. Peningkatan investasi juga
mampu menjaga defisit dan pembiayaan
diharapkan menjadi trigger pulihnya aktivitas
anggaran pada level yang sehat dan aman.
intermediasi sektor keuangan serta akselerasi
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 44
Pengesahan UU HPP memberikan jalan dalam kesinambungan peran APBN sebagai instrumen
mengupayakan optimalisasi pendapatan negara, shock absorber dalam menghadapi ketidakpastian
baik melalui penguatan administrasi maupun di masa yang akan datang. Peran APBN sebagai
regulasi, sehingga kebijakan perpajakan lebih adil instrumen automatic stabilizer yang memberikan
dan berpihak kepada masyarakat dan pelaku perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat
usaha. Terobosan kebijakan yang akan dilanjutkan rentan dan miskin di tengah peningkatan
pada tahun 2023 antara lain upaya perluasan basis ketidakpastian. Pengesahan UU HKPD juga
pajak sebagai tindak lanjut Program diharapkan mendukung peningkatan kualitas
Pengungkapan Sukarela (PPS) dan implementasi belanja di tingkat pemerintahan daerah sehingga
penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) desentralisasi fiskal memberikan manfaat yang
sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). optimal bagi pemulihan ekonomi dan percepatan
Pemerintah juga akan melanjutkan pembangunan ekonomi daerah.
penyempurnaan regulasi, perbaikan tata kelola
Kebijakan fiskal tahun 2023 diarahkan untuk
dan manajemen sumber daya alam (SDA) dan aset
menjaga keseimbangan dalam mendukung
negara serta peningkatan inovasi dan kualitas
akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta
layanan publik. Berbagai inovasi dan terobosan
pengendalian risiko fiskal jangka menengah.
kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun
Dengan amanat untuk melakukan konsolidasi
2023 diharapkan mendukung peningkatan
fiskal dan mengembalikan defisit paling tinggi
pendapatan negara serta mendukung peningkatan
sebesar 3 persen PDB pada tahun 2023, pemerintah
tax ratio dan konsolidasi fiskal.
akan tetap berupaya agar pembangunan nasional
Upaya penguatan spending better dilakukan tetap dapat terlaksana dengan optimal.
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas Sehubungan dengan hal tersebut, kebijakan
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah pembiayaan pada tahun 2023 akan terus dikelola
dalam pelaksanaan agenda-agenda pembangunan secara prudent dan sustainable. Mitigasi dan
nasional. Kebijakan belanja pemerintah diarahkan pengelolaan risiko utang diarahkan untuk tetap
untuk meningkatkan produktivitas belanja menjaga rasio utang dalam batas terkendali,
sehingga memberikan multiplier effects yang menerbitkan utang secara hati-hati serta terus
mendukung pencapaian tujuan pembangunan melakukan pendalaman pasar agar cost of fund
nasional. Arah kebijakan belanja negara tahun semakin efisien dan juga mendorong skema
2023 ditujukan untuk mendukung akselerasi pembiayaan yang inovatif.
transformasi ekonomi Indonesia serta menjaga

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 45


BAGIAN III
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN
TERKINI

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 46


Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 47
Perkembangan Kebijakan Terkini

Kebijakan Fiskal
A. Penetapan Barang Ekspor yang Nomor 110/PMK.010/2018 belum dapat
Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea mengakomodir kebutuhan penyesuaian sistem
klasifikasi barang sehingga perlu diubah, perlu
Keluar
menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Peraturan: Permenkeu RI Nomor 1/PMK.010/2021 Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
(Perubahan Ketiga atas Permenkeu Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang
13/PMK.010/2017) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
Tanggal: 5 Januari 2022 (Bn Tahun 2022 No. 3) Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan
Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Kegiatan Usaha di Bidang Lain.
Indonesia ini diatur: Perubahan ketentuan yaitu
mengenai barang ekspor yang dikenakan bea
keluar dan tarif bea keluar berupa kulit dan kayu, C. Penetapan Jenis Kendaraan Bermotor
barang ekspor yang dikenakan bea keluar dan tarif yang Dikenai Pajak Penjualan atas
bea keluar berupa biji kakao, barang ekspor berupa
Barang Mewah dan Tata Cara
kelapa sawit, crude palm oil (cpo), dan produk
Pengenaan, Pemberian dan
turunannya yang dikenakan bea keluar dan tarif
bea keluar, barang ekspor berupa campuran crude Penatausahaan Pembebasan, dan
palm oil (cpo) dan produk turunannya yang Pengembalian Pajak Penjualan atas
dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar, barang Barang Mewah
ekspor yang dikenakan bea keluar berupa produk
Peraturan: Permenkeu RI Nomor
hasil pengolahan mineral logam, besaran tarif bea
42/PMK.010/2022 (Perubahan atas Permenkeu
keluar barang ekspor yang dikenakan bea keluar
141/PMK.010/2021)
berupa produk hasil pengolahan mineral logam,
dan besaran tarif bea keluar barang ekspor yang Tanggal: 30 Maret 2022 (Bn Tahun 2022 No. 342)
dikenakan bea keluar berupa produk mineral Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana dimaksud
logam dengan kriteria tertentu. dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 11, dan Pasal 17
tidak berlaku dalam hal adanya realisasi investasi
paling sedikit Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun
B. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal rupiah) pada industri kendaraan bermotor yang
22 Sehubungan dengan Pembayaran menggunakan teknologi battery electric vehicles.
atas Penyerahan Barang dan Kegiatan Pemberlakuan Dasar Pengenaan Pajak ditetapkan
di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha dengan keputusan Menteri berdasarkan
di Bidang Lain rekomendasi yang disampaikan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Peraturan: Permenkeu RI Nomor bidang perindustrian atas tercapainya besaran
41/PMK.010/2022 (Perubahan Kedua atas realisasi investasi pada mobil listrik. Pemberlakuan
Permenkeu 34/PMK.010/2017) Dasar Pengenaan Pajak dilakukan untuk jangka
Tanggal: 30 Maret 2022 (Bn Tahun 2022 No. 341) waktu 2 (dua) tahun setelah adanya realisasi
investasi. Dalam hal industri melakukan
Bahwa dengan perubahan sistem klasifikasi
percepatan produksi komersial kendaraan battery
barang dan pembebanan tarif bea masuk atas
electric vehicles, Menteri dapat mempercepat
barang impor tahun 2022 dan Peraturan Menteri
pemberlakuan Dasar Pengenaan Pajak
Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 sebagaimana
berdasarkan usulan dari menteri yang
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 48
menyelenggarakan urusan pemerintahan di Peraturan: Permenkeu RI Nomor
bidang perindustrian. 102/PMK.010/2022
Tanggal: 13 Juni 2022 (Bn Tahun 2022 No. 591)

D. Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Program Percepatan Penyaluran Crude Palm Oil
Rangka Persetujuan Perdagangan (CPO), Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil
(RBD Palm Oil), Refined, Bleached and Deodorized
Barang Antar Negara-Negara Anggota
Palm Olein (RBD Palm Olein), dan Used Cooking Oil
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
(UCO) Melalui Ekspor yang selanjutnya disebut
Tenggara (Asean Trade in Goods Program Percepatan Penyaluran Ekspor adalah
Agreement) program yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Peraturan: Permenkeu RI Nomor dalam rangka menjaga stabilisasi produksi dan
43/PMK.010/2022 harga tandan buah segar kelapa sawit tingkat
pekebun dan untuk mendorong pertumbuhan
Tanggal: 30 Maret 2022 (Bn Tahun 2022 No. 343) ekonomi nasional khususnya sektor perkebunan
Menetapkan tarif bea masuk atas barang impor dan industri yang dikoordinasikan oleh
dari negara-negara anggota ASEAN yang meliputi Kementerian yang menyelenggarakan urusan
Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, pemerintahan di bidang perdagangan.
Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan
Vietnam, dalam rangka Persetujuan Perdagangan
Barang Antar Negara-Negara Anggota F. Penetapan Barang Ekspor yang
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea
(ASEAN Trade in Goods Agreement), sebagaimana Keluar
tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Peraturan: Permenkeu RI Nomor
ini. Terhadap barang impor diberitahukan untuk 98/PMK.010/2022 (Perubahan atas Permenkeu
diimpor dengan menggunakan klasifikasi barang 39/PMK.010/2022)
berdasarkan Peraturan Menteri mengenai Tanggal: 09 Juni 2022 (Bn Tahun 2022 No. 573)
penetapan sistem klasifikasi barang dan
Kebijakan ini ditujukan untuk mendukung
pembebanan tarif bea masuk atas barang impor.
stabilitas harga di dalam negeri dan ketersediaan
Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan
produk kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan
tarif bea masuk dilaksanakan sesuai dengan
produk turunannya, serta untuk menguatkan
Peraturan Menteri mengenai tata cara pengenaan
kapasitas fiskal dalam mengantisipasi harga di
tarif bea masuk atas barang impor berdasarkan
pasar intemasional, perlu melakukan penyesuaian
Persetujuan Perdagangan Barang Antar Negara-
terhadap tarif bea keluar produk kelapa sawit,
Negara Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya.
Tenggara (ASEAN Trade in Goods Agreement).

G. Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam


E. Penetapan Barang Ekspor yang
Rangka Persetujuan Kemitraan
Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea
Ekonomi Komprehensif Antara
Keluar Dalam Rangka Program
Republik Indonesia dan Negara-
Percepatan Penyaluran Crude Palm
Negara Efta (Comprehensive
Oil (CPO), Refined, Bleached and
Economic Partnership Agreement
Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil),
Between the Republic of Indonesia
Refined, Bleached and Deodorized
and The EFTA States)
Palm Olein (RBD Palm Olein), dan
Used Cooking Oil (UCO) Melalui Peraturan: Permenkeu RI Nomor
Ekspor 91/PMK.010/2022 (Perubahan atas Permenkeu
56/PMK.010/2022)

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 49


Tanggal: 31 Mei 2022 (Bn Tahun 2022 No. 538) Peraturan: Permenkeu RI Nomor
57/PMK.010/2022
Kebijakan ini ditujukan untuk melaksanakan kerja
sama ekonomi secara komprehensif antara Tanggal: 30 Maret 2022 (Bn Tahun 2022 No. 357)
Republik Indonesia dan negaranegara anggota The
Menetapkan tarif bea masuk atas barang impor
European Free Trade Association (EFTA).
dari Negara-Negara anggota D-8 yang meliputi
Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan
Bangladesh, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria,
tarif bea masuk atas barang impor dalam rangka
Pakistan, dan Turki dalam rangka Persetujuan
Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif
Preferensi Perdagangan antar Negara-Negara
antara Republik Indonesia dan Negara-Negara
anggota D-8 (Preferential Trade Agreement among
EFTA dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
D-8 Member States), sebagaimana tercantum
56/PMK.010/2022 dan berdasarkan hasil evaluasi
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terhadap implementasi Persetujuan Kemitraan
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Terhadap
Ekonomi Komprehensif antara Republik Indonesia
barang impor diberitahukan untuk diimpor
dan Negara-Negara EFTA dalam rangka fasilitasi
dengan menggunakan klasifikasi barang
importasi barang dari Negara-Negara EFTA serta
berdasarkan Peraturan Menteri mengenai
untuk memberikan kepastian hukum bagi
penetapan sistem klasifikasi barang dan
pengguna Jasa.
pembebanan tarif bea masuk atas barang impor.
Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan
tarif bea masuk dilaksanakan sesuai dengan
H. Penetapan Tarif Bea Masuk dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara
rangka Persetujuan Preferensi pengenaan tarif bea masuk atas barang impor
Perdagangan antar Negara-Negara berdasarkan Persetujuan Preferensi Perdagangan
Anggota D8 (Preferential Trade antar Negara-Negara anggota D-8 (Preferential
Agreement Among D-8 Member Trade Agreement among D-8 Member States).
States)

Kebijakan Moneter dan Sektor Keuangan


A. Kebijakan Penggunaan Rupiah pada prinsip kebijakan penggunaan rupiah pada
Kegiatan Internasional kegiatan internasional. Dampak dari kebijakan
pengaturan penggunaan Rupiah tersebut
Peraturan: Peraturan Bank Indonesia Nomor diharapkan mampu mendukung kestabilan nilai
24/6/PBI/2022 tukar Rupiah, mendorong pendalaman pasar
Tanggal: 27 April 2022 keuangan, dan mendorong perbaikan struktur
ekonomi domestik. Kebijakan ini ditujukan guna
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai membentuk pengaturan yang komprehensif yang
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Terkait meliputi seluruh aspek penggunaan Rupiah pada
pencapaian tujuan tersebut, kebijakan penggunaan kegiatan internasional dan mendukung
Rupiah diperlukan guna memastikan Rupiah perkembangan perekonomian.
digunakan untuk mendorong kegiatan
perekonomian di dalam Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengatur penggunaan B. Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
Rupiah pada kegiatan transaksi di luar Wilayah
Syariah dan Unit Usaha Syariah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan
tersebut telah diatur dalam beberapa PBI sejak Peraturan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
tahun 2001 dan berlaku sampai saat ini, namun Republik Indonesia Nomor 2/POJK.03/2022
sejalan dengan berkembangya ketentuan tersebut
Tanggal: 31 Januari 2022
perlu diperkuat dengan pengaturan norma-norma

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 50


Penerbitan POJK Kualitas Aset BUS dan UUS Tanggal: 22 Maret 2022
dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan terhadap
Pandemi akibat penyebaran corona virus disease
harmonisasi pengaturan dengan bank umum
2019 (COVID-19) masih berlanjut dan berdampak
konvensional untuk mengurangi potensi arbitrase
pada perekonomian yang berpotensi memberikan
peraturan; penyesuaian dengan ketentuan terkini,
tekanan terhadap stabilitas pasar modal, termasuk
antara lain POJK mengenai kewajiban penyediaan
di dalamnya kinerja pelaku industri pasar modal.
modal minimum bank dan POJK mengenai
Meskipun indikator menunjukkan kondisi Pasar
pelaporan bank umum melalui sistem pelaporan
Modal cenderung membaik dibandingkan dengan
OJK; pengelolaan risiko kredit BUS dan UUS pada
awal pandemi COVID-19 pada tahun 2020, namun
tingkat yang memadai, antara lain atas Aset
situasi dan kondisi pandemi yang tidak dapat
Produktif yang diberikan oleh beberapa Bank;
diprediksi akibat kemunculan berbagai varian
peningkatan kompetisi pasar BUS dan UUS yang
baru COVID-19 menimbulkan potensi tekanan
terkait dengan perlindungan asuransi terhadap
terhadap stabilitas Pasar Modal serta berdampak
agunan yang dapat diperhitungkan sebagai
pada kinerja pelaku industri. Pelaku industri di
pengurang Penyisihan Penilaian Kualitas Aset
bidang Pasar Modal masih memerlukan waktu
(PPKA).
untuk recovery dan menjalankan bisnisnya secara
normal. Berdasarkan berbagai pertimbangan
tersebut, kebijakan yang ditetapkan OJK dengan
C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank mendasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa
Perkreditan Rakyat dan Bank Keuangan Nomor 7/POJK.04/2021 tentang
Pembiayaan Rakyat Syariah Kebijakan Dalam Menjaga Kinerja dan Stabilitas
Peraturan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasar Modal Akibat Penyebaran Corona Virus
Nomor 3/POJK.03/2022 Disease 2019 perlu dilanjutkan.

Tanggal: 2 Maret 2022


POJK mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank E. Lembaga Pengelola Informasi
Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Perkreditan (LPIP)
Syariah (POJK TKS BPR dan BPRS) merupakan
Peraturan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
penyempurnaan atas SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR
Nomor Nomor 5/POJK.03/2022
tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian
Tingkat Kesehatan BPR dan POJK Tanggal: 25 Maret 2022
No.20/POJK.03/2019 tentang Sistem Penilaian Kebijakan ini ditujukan dalam rangka mendorong
Tingkat Kesehatan BPRS, yang dilatarbelakangi penyaluran kredit dan inklusi keuangan melalui
oleh telah diterbitkannya ketentuan mengenai pengembangan informasi perkreditan.
penerapan manajemen risiko dan tata kelola bagi
BPR dan BPRS serta sejalan dengan perubahan
paradigma pengaturan menjadi principle-based F. Perlindungan Konsumen dan
dan pengawasan BPR dan BPRS yang bersifat risk-
Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan
based, yang dalam penerapannya disesuaikan
dengan skala, karakteristik, dan kompleksitas BPR Peraturan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan BPRS. Nomor 6/POJK.07/2022
Tanggal: 14 April 2022

D. Kebijakan dalam Menjaga Kinerja dan Ketentuan mengenai Perlindungan Konsumen di


Stabilitas Pasar Modal Akibat Sektor Jasa Keuangan sebelumnya telah diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
Penyebaran Corona Virus Disease
1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen
2019
Sektor Jasa Keuangan. Dalam perkembangannya
Peraturan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan peraturan tersebut perlu dilakukan
Nomor 4/POJK.04/2022 (Perubahan atas POJK penyempurnaan untuk memperkuat aspek
7/POJK.04/2021) perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 51


Perkembangan inovasi dan teknologi yang cepat Tanggal: 18 Mei 2022
dan dinamis di sektor jasa keuangan yang ditandai
Kebijakan ini ditujukan mengingat semakin
dengan munculnya pelaku usaha baru, pemasaran
kompleksnya kegiatan perusahaan pembiayaan,
dan pemanfaatan produk dan layanan secara
penanganan berbagai permasalahan di perusahaan
online, perjanjian berbentuk elektronik, serta
pembiayaan memerlukan mitigasi risiko yang
terbitnya peraturan dan kebijakan baru di sektor
efektif dan efisien dalam rangka memastikan
jasa keuangan perlu didukung dengan penguatan
pemenuhan aspek prudensial. Untuk pemenuhan
perlindungan konsumen.
aspek prudensial agar menciptakan ekosistem
industri perusahaan pembiayaan yang sehat, perlu
dilakukan penyesuaian ketentuan mengenai
G. Penyelenggaraan Usaha Perusahaan investasi pembelian saham oleh perusahaan
Pembiayaan pembiayaan.
Peraturan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 7/POJK.05/2022 (Perubahan atas POJK
35/POJK.05/2018)

Edisi II | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 52


Dr. W
10710 +62 21 3441484

fiskal.kemenkeu.go.id

Edisi IV | Tinjauan Ekonomi, Keuangan, dan Fiskal 53

Anda mungkin juga menyukai