Anda di halaman 1dari 2

Abduttawwab Afif M.

I | 042111333124 | Kelas N

Silahkan dikerjakan individual diskusi terlampir.

1. Bagaimana menghitung/menentukan audit material.


2. Mengapa perlu mempelajari Internal Control perusahaan yang kita periksa.
3. Risiko apa saja yang bisa dihadapi oleh auditor.

Jawaban

1. Penentuan materialitas didasarkan pada :


- Unsur Laporan Keuangan, yang meliputi :
 Earning-Based, yaitu angka materialitas mengacu pada laba, meliputi
a. Pretax-Income -> Angka materialitasnya berkisar 5% - 10%
b. EBIT -> Angka materialitasnya berkisar 5% - 10%
c. EBITDA -> Angka materialitasnya berkisar 2% - 5%
d. Gross Margin -> Angka materialitasnya berkisar 1% - 4%
 Activity-Based, yaitu angka materialitas mengacu pada kinerja entitas, meliputi
a. Pendapatan -> Angka materialitasnya berkisar 0,5% - 2%
b. Biaya -> Angka materialitasnya berkisar 0,5% - 2%
 Capital-Based, yaitu angka materialitas mengacu pada permodalan, meliputi
a. Ekuitas -> Angka materialitasnya berkisar 1% - 5%
b. Aset -> Angka materialitasnya berkisar 0,5% - 2%
- Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pengguna laporan
keuangan suatu entitas tertentu (contoh: untuk tujuan pengevaluasian kinerja
keuangan, pengguna laporan keuangan cenderung akan fokus pada laba, pendapatan
ataupun aset bersih)
- Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industri serta lingkungan
ekonomi yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi
- Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (contoh: jika pendanaan sebuah entitas
hanya dari hutang dan bukan dari ekuitas, maka pengguna laporan keuangan akan lebih
menekankan pada aset dan klaim atas asset tersebut daripada pendapatan entitas)

Keterangan : Entitas Profit Oriented lebih cocok menggunakan earning-based atau activity-
based, sedangkan entitas Non-profit oriented lebih tetapt menggunakan activity-
based atau capital - based
Abduttawwab Afif M.I | 042111333124 | Kelas N

2. Bagi Auditor, mempelajari internal control perusahaan merupakan suatu keharusan karena
auditor bisa mengetahui seberapa besar tingkat pengendalian yang terjadi di perusahaan
yang mereka audit demi mencegah adanya tindak penyalahgunaan (fraud). Dengan kata
lain, Internal Control yang baik telah merepresentasikan kemampuan perusahaan dalam
mencegah tindakan fraud sehingga auditor bisa mengurangi risk material misstatementnya
dan juga mempermudah kerja auditor itu sendiri
3. Audit Risk, yakni Risiko dimana auditor menyatakan opini yang tidak tepat. Risiko ini
terbagi menjadi 3 jenis ;
a. Inherent Risk, yakni risiko yang mungkin timbul akibat karakter bawaan dari suatu
transaksi, entah karena: (1) kompleksitas transaksi dan klas transaksi; atau (2)
kompleksitas perhitungan; atau (3) aset yg mudah tercuri/digelapkan; atau (4)
ketiadaan informasi yang sifatnya obyektif
b. Control Risk, yakni suatu salah saji material yang dapat terjadi apabila dalam suatu
asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian
intern pihak klien.
c. Detection Risk, yakni risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah satu saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas penerapan
auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai