Pembimbing :
Penyusun :
Sardito (2012-061-069)
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mata merupakan organ penglihatan pada manusia yang berbentuk hampir bulat dan
konsistensinya kenyal. Agar dapat mencapai penglihatan yang optimal, terdapat tiga syarat yang
harus dipenuhi. Pertama, masing-masing mata memiliki faal yang baik, yaitu memiliki visus 6/6.
Kedua, pergerakan kedua bola mata baik dan yang terakhir adalah kemampuan untuk fusi masih
baik.
Kedudukan bola mata harus dipertahankan agar sejajar dengan benda yang akan dilihat.
Kedudukan bola mata yang baik bisa terjadi karena keseimbangan kerjasama otot pergerakan
bola mata. Apabila terjadi ketidakseimbangan kerjasama otot pergerakan bola mata, maka akan
ISI
2.1Anatomi Mata
1. Kelopak mata
mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Kelopak
merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi mata terhadap trauma,
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang bagian
belakang ditutupi selaput lender tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Konjungtiva
tarsal hanya dapt dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui
mempunyai sel goblet yang menghasilkan musin. Gangguan penutupan kelopak mata
mata atas dan bawah, terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi
okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.
mata.
palpebral
Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis yang berasal dari rima
Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melkat pada yang melekat
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal saraf
2. Rongga orbita
Rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang membentuk dinding
orbita yaitu : lakrimalis, etmoid, frontal, dan dasar orbita yang terutam terdiri atas tulang
Rongga orbita yang membentuk pyramid ini terletak pada ke dua sisi rongga
hidung, dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding medialnya.
Gambar 1. Ruang Orbita
1. Atap : os frontal
3. Bola mata
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2
1. Konjungtiva
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sclera disebut
kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bila mata.
3. Kornea
adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya dam
merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.15 Kornea ini
disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini
menurut ras); diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm.
1) Epitel
Tebal dari epitel ini adalah 50 µm. Epitel kornea mempunyai lima lapis sel
epitel tak bertanduk yang terdiri dari sel basal, sel poligonal, dan sel gepeng.
2) Membran Bowman
merupakan kolagen yang tersususn tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
3) Stroma
atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya.
Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serta
4) Membran Descemet
5) Endotel
stroma kornea.
4. Uvea
adalah lapisan vaskular di dalam bola mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera
1) Iris
relatif datar dengan celah yang berbentuk bulat di tengahnya, yang disebut pupil. Iris
bola mata secara otomatis dengan mengecilkan (miosis) atau melebarkan (midriasis)
pupil.
2) Badan siliar
tegangan kapsul lensa sehingga lensa dapat fokus untuk objek dekat maupun jauh
dalam lapang pandang.15 Badan siliar terdiri ataszona anterior yang berombak-
ombak, pars plicata (2 mm) yang merupakan pembentuk aqueous humor, dan zona
3) Koroid
Koroid merupakan segmen posterior uvea terletak di antara retina dan sclera yang
5. Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir
Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang akan memperbolehkan air
dan elektrolit masuk. Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus
lensa lebih keras daripada korteksnya. Nukleus dan korteks terbentuk dari lamela
yang dikenal sebagai zonula Zinii, yang tersusun dari banyak fibril yang berasal dari
6. Aqueous Humor
Aqueous humor diproduksi oleh badan siliar. Setelah memasuki bilik mata
belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian ke
7. Vitreous Humor
Vitreous humor adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avascular yang
membentuk dua pertiga volume dan berat mata. Permukaan luar vitreous humor
normalnya berkontak dengan struktur-struktur berikut: kapsul lensa posterior, serat-serat
zonula, pars plana lapisan epitel, retina, dan caput nervi optici. Basis vitreous
mempertahankan penempelan yang kuat seumur hidup ke lapisan epitel pars plana dan
retina tepat di belakang ora serrata.Vitreous humor mengandung air sekitar 99%. Sisa 1%
meliputi dua komponen, kolagen dan asam hialuronat, yang memberi bentuk dan
7. Retina
Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya. Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi luar yang berbatas
2) Fotoreseptor
Lapisan nukleus luar merupakan susunan nukleus sel kerucut dan sel
batang. Keempat lapisan di atas avaskuler dan mendapat nutrisi dari kapiler
koroid.
Lapisan ini merupakan lapisan aselular tempat sinaps sel bipolar dan sel
9) Serabut saraf
Lapisan serabut saraf berupa akson sel ganglion yang menuju ke arah saraf
optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
Membran limitan interna berupa membran hialin antara retina dan vitreous
humor.
Gambar 2. Anatomi Mata
Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung
pada letak san sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak mata terditi atas 6 otot :
Dalam setiap mata didapat 6 otot yang berfungsi menggerakkan bola mata , yang terdiri dari :
- 4 musculi rectus, yang berada mulai dari anulus zinii, di sekeliling n. II yang terletak di
M. Rectus Medialis
Rectus medius mempunyai origo pada annulus zinnii dan pembungkus dura saraf
optik yang sering memberikan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat
M. Rectus Lateralis
Rectus lateralis mempunyai origo pada anulus zinnii di atas dan di bawah foramen
optik .
M. Rectus superior
Rectus superior mempunyai origo pada anulus zinnii dekat fisura orbita superior
beserta lapis dura sarf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakan
bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar . Otot ini berinsersi 7mm di belakang
limbus .
Gambar 3. Otot Bola Mata
. Rectus Inferior
Rectus inferior mempunyai origo pada anulus zinnii , berjalan antara obliqus
inferior dan bola mata atau sclera dan insersi 6mm di belakang limbus yang pada
M. Obliqus Superior
Obliqus superior berorigo pada anulus zinnii dan ala parva tulang sfenodi di atas
foramen optik , berjalan menuju trochlea dan dikatrol balik dan kemudian berjalan
di atas otot rectus superior yang kemudian berinsersi pada sclera di bagian
M. Obliqus Inferior
Obliqus inferior mempunyai origo pada fossa lacrimal tulang lacrimal berinsersi
4. M. Rektus lateral, dipersarafi saraf ke VI, untuk menggerakkan otot ke arah lateral
Asal : mesenfalon
Melewati : fisura orbital superior dari sphenoid
Fungsi : mengangkat kelopak mata keatas (otot rectus superior), kebawah (otot
rectus inferior), ke medial (otot rectus medialis), dan kemedial atas (otot
obliqus inferior)
Mesenfalon berisi inti motoric yang mengendalikan saraf kranial III dan IV . Saraf
okulomotorius (N III) berasal dari permukaan ventral dari mensefalon dan menembus
dinding posterior orbital sampai celah orbital superior. Saraf okulomotorius mengontrol 4
dari 6 otot ekstraokular dan otot levator palpebral superior yang mengangkat kelopak
mata atas. Saraf okulomotorius juga menghantarkan preganglion serabut saraf otonom ke
ciliary ganglion.
Paralisis otot m. rektus superior, m. rektus internus inferior dan m. oblikus inferior
Pada parese N III yang dissebabkan oleh tekanan, misalnya oleh anerisma a.
komunikns posterior atau oleh herniasi, maka yang terutama terkena ialah bagian oinggir
dari N. III yang mengandung serabut parasimpatis maka terjadi gangguan reaksi pupil.
Pada parese N III yang disebabkan oleh gangguan aliran darah, misalnya pada neuropati
diabetic, bagian serabut N III yang terutama terkena ialah yang letaknya di tengah
- Diabetes mellitus
- Infark
- Arteritis
Gambar 4. Persarafan Bola Mata
- Herniasi
- Anerisma
- Tumor
- Trauma
- Defisiensi vit B1
Asal : mensefalon
Saraf toklearis merupakan saraf terkecil dari saraf kranialis, inti motoric terletak di
bawah kolikulus inferior. Satu-satunya saraf yang keluar darri sisi dorsal batang otak dari
sinus kavernosus, N. IV masuk orbita bersama dengan N. III Menginervasi : otot obliqus
superior.
sering ialah trauma dan dapat juga dijumpai pada diabetes mellitus, namun tidak sering
parese N III, N IV dapat mengalami lesidi dalam orbita, dipuncak orbita atau disinus
kembar) bila mata dilirikan ke arah ini. Penderitanya juga mengalami kesukaran bila naik
atau turun tangga dan membaca buku karena harus melirik kea rah bawah.
Asal : pons
Melewati : fisura orbital superior
Nukleus saraf VI pada sisi pons bagian bawah dekat medulla oblongata , saraf VI
berjalan ke atas melalui spasium sub arachnoid pada sisi a. basiliaris ke spasium subdural
di depan klivus, bergabung dengan 2 saraf (N. III dan N. IV) dalam sinus kavernosus.
Saraf ini merupakan saraf kranial terpanjang sehingga tidak punya tanda lokasi yang
khas, bila saraf ini terkena lesi saraf ini menginervasi otot rectus lateralis.
Kelumpuhan N VI, lesi N VI melumpuhkan otot rectus lateralisasi, jadi melirik kea
rah luar (lateral, temporal)terganggu pada mata yang terlibat, yang mengakibatkan
diplopia horizontal. Bila pasien melihat lurus ke depan, posisi mata yang terlibat sedikit
mengalami aduksi, disebabkan oleh aksi yang berlebihan dari otot rektud medialis yang
tidak terganggu.
- Infark
- Arteritis
- Fraktur os petrosum
Mastoiditis
Meningitis
Sarkoidosis
Glioma di pons
Pada parese otot mata yang multiple, perlu dipikirkan kelumpuhan lebih dari satu
saraf, misalnya oleh proses di sinus kavernosus atau fisura orbitalis superior.
Kelumpuhan ini dapat juga disebabkan oleh miasteniagravis. Pada miastenia gravis,
disamping parese otot penggerak bola mata dapat pula dijumpai ptosis. Melihat ganda
Penglihatan dipengaruhi oleh media refraksi, yaitu kornea, pupil, iris, lensa, dan
retina . Selain itu sistem penglihatan juga dipengaruhi oleh gerakan bola mata yang d iatur
Fisiologi dari penglihatan normal adalah apabila ba yangan benda yang dilihat kedua
mata dapat diterima dengan ketajaman yang sama dan kemudian se cara serentak dikirim ke
susunan saraf pusat untuk diolah menjadi sens asi penglihatan tunggal. Ada dua gerakan yang
dapat dilakukan oleh mata yaitu, gerakan konvergensi dan divergensi y ang berfungsi agar
2.3.1 Konvergensi
Suatu keadaan dimana sumbu penglihatan ke dua mata diarahkan pada s atu
titik dekat, yang mengakibatkan kedua pupil mata akan saling mendekat dalam suatu
gerakan yang terkoor dinasi.Untuk dapat mengetahui konvergensi mata m aka pasien
diminta untuk melihat pensil yang diletakkan di bidang medial dari mata yang kemud
ian didekatkan. Normalnya mata akan melihat pensil tunggal pada j arak 5 - 8 cm.
2.3.2 Divergensi
Kedua mata berputar ke luar untuk melihat benda jauh. Mata akan searah bila
dapat mempertahankan fusi kedua mata. Kedudukan mata normal disebut dengan
ortoforia.
2.4 Penglihatan Binokular
2.4.1 Definisi
penglihatan pada suatu objek dengan menggunakan kedua bola mata sehingga dapat
menciptakan penglihatan tunggal. Fungsi dari penglihatan ini adalah untuk menciptakan
persepsi tiga dimensi, yang terdiri dari jarak dan kedalaman suatu benda.
2.4.2 Fisiologi
Bola mata merupakan organ yang menerima rangsang sensoris dimana stimuli
yang diterima dari retina diterjemahkan dalam bentuk gambar oleh otak. Saraf optik dan
Terdapat dua sistem yang mengatur penglihatan binokular, yaitu sistem sensorik
dan motorik. Sistem sensorik retina menerima gambar dan menghantarkannya ke otak.
Sedangkan sistem motorik mengatur pergerakan kedua bola mata dalam melihat suatu
benda sehingga menghasilkan gambar yang sama di retina. Kemudian otak dapat
1. Simultaneous vision
Retina dari kedua mata menerima dua gambar secara bersamaan. Pada penglihatan
binokular yang normal, kedua mata memiliki titik fiksasi yang sama yang jatuh pada
fovea sentralis di setiap mata. Bayangan benda selalu jatuh di tempat yang sama yaitu di
retina.
2. Fusi
Fusi terjadi ketika kedua retina menyampaikan gambaran penglihatan yang sama,
yang kemudian oleh otak akan digabung menjadi persepsi tunggal. Jika ada kerusakan
3. Penglihatan stereopsis
melihat benda secara tiga dimensi.Horopter adalah suatu titik fiksasi yang dilihat oleh
mata yang bayangannya jatuh tepat di fovea. Selain itu daerah di anterior dan posterior
2.5 Supresi
Supresi adalah suatu keadaan dimana otak mengabaikan bayangan benda mata yang
lainnya untuk mencegah terjadinya diplopia. Supresi ini terjadi karena adanya juling kongenital,
satu mata sering berdeviasi, atau mata deviasi berganti dimana tidak akan terjadi diplopia karena
kontraksi otot sinergis berhubungan dengan penurunan inervasi dan relaksasi dari otot
antagonis.
Otot sinergis adalah otot yang bekerja bersamaan untuk menggerakkan bola mata
ke satu arah. Contohnya adalah untuk melihat vertikal, otot rektus superior dan otot
arah yang sama, otot agonis yang berkoresponden harus menerima inervasi yang
sama sehingga tidak terjadi pergerakan satu bola mata saja. Sekelompok pasangan
Mata ke atas kiri Rektus superior kanan dan oblique inferior kiri
Mata ke atas kanan Rektus superior kiri dan oblique inferior kanan
Mata ke bawah kiri Rektus inferior kiri dan oblique superior kanan
2. Waktu istirahat posisi mata ke lateral bawah karena aktivitas otot rektus lateralis dan
2.7.2 Kelumpuhan N. IV
1. terjadi diplipia jika melihat kebawah karena kelumpuhan otot obliges superior
2.7.3 Kelumpuhan N. VI
yang didalam klinik diperiksa secara bersamaan. Pemeriksaan terhadap fungsi nervi okularis
mencakup:
Bentuk fisura palpebra seseorang adalah sama dan sebangun. Penyempitan fisura
palpebra disebabkan oleh menurunnya kelopak mata atas yang dapat timbul akibat tonus
otot levator palpebra menurun atau akibat kelumpuhan otot tersebut. Menurunnya
kelopak mata atas tersebut disebut ptosis. Ptosis tanpa kelemahan atau kelumpuhan otot-
Cara pemeriksaan: pasien diminta untuk mengangkat kelopak mata atasnya secara
sadar. Jika mata tetap tertutup dan dahi menunjukkan lipatan kulit, maka terbuktilah
adanya ptosis tulen. Lipatan-lipatan pada kulit dahi menandakan kontraksi muskulus
ptosis histerik dapat ditetapkan dengan cara pemeriksaan tersebut diatas tapi lipatan
pupil adalah 3,5 mm. Pupil yang sempit disebut miosis dan pupil yang melebar disebut
midriasis.
Pada umumnya pupil adalah bundar dan batasnya rata dan licin. Penyakit di iris selalu
merubah pupil. Perlekatan dengan lensa , koloboma congenital atau bekas operasi iris
selalu menimbulkan perubahan bentuk pupil yang jelas. Secara praktis kedua pupil
adalah sama dan sebangun akan tetatpi selisih kurang 1 mmantara diameter pupil kanan
dan kiri masih dianggap normal. Perbedaan yang lebih dari 1 mm menunjukkan adanya
Cara pemeriksaan reflek cahaya: sebelumnya kamar periksa harus digelapkan dan
pasien memandang jauh kedepan, agar reflek akomodatif tidak mempengaruhi haasil
test reaksi pupil terhadap cahaya, siapkan baterai yang memberikan sinar terang
konvergen. Refleks cahaya langsung: dengan tangan kiri pemeriksa melakukan fiksasi
pada pasien. Tangan kanan pemeriksa menyoroti pupil dari samping agar pupil yang
lain tidak ikut tersoroti. Bila sorotan lampu baterai itu tiba pada retina, imlups visual
yang akan merangsang inti Edinger-Westpal, sehingga konstriksi pupil terjadi. Jika
sorotan lampu meninggalkan pupil, pelebaran pupil akan terjadi. Utuhnya lintasan
eferen dan aferen serta utuhnya efektor menjamin reflek cahaya yang positif. Reflek
cahaya konsensual/ tidak langsung: penyinaran pupil sesisi akan menimbulkan miosis
pada pupil kedua sisi. Miosis pada pupil yang tidak disinari, yang terjadi karena pupil
sisi yang lain disoroti sinar lampu, dikenal sebagai reaksi pupil konsensual atau reaksi
cahaya tidak langsung. Hal ini terjadi karena cahaya akan dikirimkan ke pretectal
Gerakan Konjugat
Gerakan bola mata dilaksanakan oleh saraf okularis yang diurus oleh saraf otak III, IV,
VI. Dalam gerakan tersebut kedua mata bertindak sebagai organ visual yang tunggal,
yang berarti bahwa hasil pencerapan mata kedua sisi adalah suatu penglihatan yang
tunggal. Hasil tersebut hanya dapat diperoleh bilamana gambar objek yang diterima
diretina kedua sisi menempati tempat yang identik. Gerakan istimewa itu dikenal
sebagai gerakan konjugat, bila bola mata melrik kekiri (N. VI kiri berkontraksi) maka
bola mata kanan melirik pula kekiri (N.III kanan berkontraksi) secara sinkron tanpa
selisish dalam arah dan kecepatan baik dalam arti linier, tangensial. Bila terdapat selisih
meskipun sedikitdalam sinkronisasi itu, kedua bola mata tidak lagi bertindak sebagai
organ visual yang tunggal dan hasilnya ialah penglihatan yang kembar atau diplopia.
Gambar 6. Diagram posisi mata pada enam posisi tatapan mata diagnostic, dengan posisi-
posisi ini kelemahan satu atau beberapa otot ekstraokular dapat terdeteksi paling mudah
Gerakan kedua bola mata untuk menatapkan mata pada sesuatu tidak selalu berjalan
searah, melainkan bisa juga berjalan kearah yang berlawanan. Gerakan bola mata yang
sinkron dengan arah yang berlawanan hanyalah gerakan kedua bola mata kearah nasal.
Dalam gerakan itu, bola mata kiri bergerak kekanan dan bola mata kanan bergerak
kekiri. Gerakan kedua bola mata kearah nasal dianamakan gerakan konvergen, yaitu
terjadi karena kedua otot rektus medialis (internus) berkontraksi. Bersamaan dengan
kearah mata pasien dengan cepat dan pasien diminta untuk terus menatapkan matanya
pada pensil itu yang semakinmendekati matanya. Pupil pasien yang semakin menyemoit
pada pendekatan objek yang dilihatnya dan kedua otot rektus medialis berkontraksi dan
mata bergerak konsensual kearah nasal menandakan bahwa test konvergensi dan reaksi
Nistagmus
Gerakan bola mata involuntary yang dinamakan nistagmus ialah osilasi atau getaran
bola mata yang timbul secara spontan. Nistagmus sebagian besar adalah bilateral dan
Nistagmus mempuyai arah dan kecepatan arahnya dapat bersifat horizontal, vertical,
oblik rotatorik, atau campuran antara sifat-sifat tersebut. Kecepatan osilasi bola mata itu
dapat sama bagi mata kedua sisi. Nistagmus semacam ini dikenal dengan nistagmus
pendular jika osilasi mata tidak sama cepatnya, maka terdapatlah komponn yang cepat
dan komponen yang kurang cepat. Nistagmus semacam ini disebut nistagmus ritmik.
Julukan nistagmus ialah menurut komponen gerak cepatnya. Nistagmus riitmik adalah
Gerakan Okologirik
Gerakan bola mata involunter tersebut timbul dalam serangan, dimana kedua bola mata
memutar keatas secara konjugat dengan sedikit menyimpang kekiri atau kekanan. Setiap
Gejala ini merupakan manifestasi iritasi terhadap pusat lirikan atau area delapan dilobus
frontalis.