Anda di halaman 1dari 10

Case study

1. Prematuritas

Seorang bayi laki-laki lahir spontan dengan usia kehamilan ibu 34 minggu 2 hari dengan berat badan
2200 gram dan panjang badan 45 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 29 cm, lingkar perut 29 cm, dan
lila 8 cm, Pada pengkajian bayi segara menangis dengan apgar score 7/9, skor ballard: 25, skor downe: 0
Keadaan umum bayi lemah, berat badan 2200 gram, refleks mengisap dan menelan masih lemah, dan
bayi masih belum bisa menghisap puting susu, tanda-tanda vital bayi : suhu 35°C, denyut jantung
140x/menit, pernapasan 44x/menit, tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat, gerakan kaki dan tangan
masih lemah, integritas kulit tipis, lemak kulit kurang, tampak kemerahan, dan tidak ada lanugo. Testis
belum turun ke skrotum dan pigmentasi dan rugae pada scrotum kurang. Riwayat kehamilan ibu pre
eklampsia. Bayi ini adalah anak pertama dan orang tua sangat senang, tetapi orang tua merasa cemas
dengan kondisi bayinya sekarang dan orang tua juga tidak tahu cara merawat anaknya nanti.

2. RDS

Seorang bayi laki-laki baru lahir dengan usia gestasi cukup bulan. Saat lahir bayi menangis lemah, Apgar
skor 5/6, skor downe: 6, denyut jantung: 170x/menit, pernapasan: 75x/menit suhu: 37°, kulit tampak
sianosis. Berat badan lahir adalah 2720 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada
30 cm, dan lila 10 cm. Saat bersalin ibu mengalami ketuban pecah dini dan ketuban berbau busuk. Dari
pemeriksaan fisik bayi itu hipoaktif dan takipnea, tidak ada refleks mengisap, dan ada retraksi dinding
dada.

3. HIPERBILIRUBINEMIA

Seorang ibu membawa bayi laki-laki yang berumur 5 hari ke RS dengan keluhan bayi tampak kuning.
Sudah 2 hari bayi tampak kuning dan tidak menghilang dengan dijemur dipanas matahari. Bayi
merupakan anak pertama, hamil premature 34 minggu, lahir secara spontan ditolong oleh bidan dan lahir
langsung menangis, BBL 2.200 gr, PBL 47 cm. Saat hamil ibu tidak ada keluhan sama sekali. Selama 1
hari terakhir bayi tampak sulit menetek, lebih sering tidur. Bayi demam dan tali pusat kemerahan dan
berbau.

4. ISPA

Seorang anak perempuan berusia 2 tahun 8 bulan dirawat di RS dengan keluhan utama
panas dan batuk pilek. Ibunya mengatakan kurang lebih 5 hari sebelum masuk rumah
sakit anaknya mengalami panas naik turun, rewel, batuk pilek dan ketika batuk badan
langsung menjadi panas, makan dan minum sedikit, apabila minum banyak muntah, Ibu
mengatakan sakit ini belum pernah dialami anaknya.
Pemeriksaan fisik
klien batuk-batuk, respirasi 36x/menit, auskultasi dada terdengar bunyi ronchi pada
intercosta pertama anterior kanan, . Suhu = 38,80C, N = 100 x/menit,Lingkar lengan atas
15 cm, Tinggi badan 61 cm, Berat badan 9,6 kg. Mukosa mulut kering, konjungtiva
anemis, makan hanya 1-3 sendok saja. Anak menangis bila didekati perawat atau orang
yang tidak dikenalnya. g/dL,
5. Pneumonia

Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas yang tidak
disertai suara mengi. Sesak didahului oleh batuk, pilek, serta demam, sesak tidak
dipengaruhi cuaca atau udara dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
letargis, nadi 130 x/menit, pernapasan 60x/menit, suhu 38,3˚C, status gizi pasien terkesan
baik, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, terdapat tarikan dinding dada ke dalam,
bibir tidak sianosis, suara napas ronkhi halus. Pada ekstremitas superior dan inferior
teraba akral hangat
6. Asma

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dirawat dengan keluhan utama sesak napas sejak 1
hari yang lalu. Sebelumnya pasien batuk tanpa dahak dan muntah. Sesak napas disertai
bunyi mengi yang timbul terutama jika udara dingin atau terlalu banyak aktivitas. Ibu
pasien mengatakan anaknya memiliki alergi dingin dan di keluarganya ada yang mnderita
asma juga yaitu neneknya.
Pemeriksaan fisik: Anak tampak sesak dengan napas cuping hidung, retraksi intercostal
dan terdengar bunyi Wheezing meningkat di akhir ekspirasi pada kedua lapang paru,
frekuensi pernapasan 42x/menit. Bibir pasien sianois, Nadi 120 kali per menit, suhu
36,5oC.

7. TBC

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dirawat dengan keluhan batuk, nafsu makan
menurun, berat badan tidak naik sejak tiga bulan terakhir. Anak sering demam. Orang tua
mengatakan di keluarganya tidak ada riwayat TB tapi anaknya sering kontak dengan
tetangganya yang sdh dewasa dan menderita TBC.
Pemeriksaan fisik: Keadaan umum lemah, kesadaran Compos Mentis, Suhu : 37C,
Nadi : 85 kali / menit, Respirasi : 30 X/ menit, Tekanan Darah: 100/ 60 mmHg. Pasien
tampak sesak, pernapasan cuping hidung, terdapat retraksi intercostal, dan suara napas
ronchi basah. BB: 18,2 kg;TB: 120 cm
Pemeriksaan lab: tes Mantoux: positif, BTA positif
8. Diare

Seorang anak perempuan berusia 3 tahun ke IGD dirawat karena diare sejak 10 hari yang
lalu disertai demam. Ibu telah membawa anaknya ke Puskesmas2 kali, diberikan obat
yang katanya membunuh kuman penyebab diare tersebut selama 3 hari,namun tidak
membaik. Frekwensi BAB 5-6 kali, warna kuning, terdapat busa, awalnya ada ampas,
namun sejak tadi malam tidak berampas . Sejak tadi malam, anaknya juga muntah, dan
tidak mau makan dan makin malas minum, perut kembung dan mules. Hasil pemeriksaan
fisik; KUtampak rewel, BB 12 kg, tinggi badan 85 cm, Nadi 110 x/menit, lemah, reguler,
RR 38kali/menit, peristatik meningkat, suhu 38 C, mata tampak cekung, mukosa bibir
kering, konjungtiva anemis, turgor kulit buruk, tidak BAK sejak tadi malam, tidak mau
makan dan minum

9. Thypoid

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan demam.
Demam terjadi sejak 9 hari yang lalu. Ibu mengatakan sudah pernah minum obat penurun
panas yang dibeli di warung, tetapi demam hanya turun beberapa jam kemudian naik lagi.
Demam meningkat terutama saat malam hari dan turun di siang hari tetapi tidak sampai
suhu normal. Anak mengeluh mual, tidak muntah, nafsu makan menurun, nyeri perut,
konstipasi, BAK biasa, dan nafas bau. Satu hari yang lalu pasien mengeluh demamnya
semakin tinggi, tidak menggigil, serta mengeluh mual dan muntah. Ibu mengatakan tidak
berpergian keluar kota dalam beberapa bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran CM, TD : 110/80 mmHg, RR:
24x/menit, Nadi : 92x/menit, Suhu: 38.5C. Tampak rhagaden, coated tongue, Abdomen
datar, lemas, nyeri tekan epigastrium, bising usus menurun, hepar lien tidak teraba,.
Pemeriksaan laboratorium : Hb: 12.5 gr%, leukosit: 4.800/mm3, Ht:37%, LED:
8mm/jam. Tes widal titer O dan H tinggi (>160) dan uji Tubex F terdapat IgM
10. Obesitas

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
yang lalu. Sesak napas tidak dipicu oleh alergi. Ibu pasien mengatakan anaknya mudah
mengantuk terutama saat di sekolah 1 bulan yang lalu. Pada malam hari, pasien sering
terbangun tiba-tiba dari tidur karena kesulitan bernapas. Pasien suka mengkonsumsi mie
instan (dua porsi sehari)disamping makan nasi. Pasien juga senang ngemil makanan dan
minuman manis. Sehari-hari pasien diantar ke sekolah menggunakan sepeda motor
walaupun jarak dari rumah ke sekolah hanya 500 meter.Di rumah sering menonton tv dan
main game. Pasien tidak suka berolahraga. Perawakan kedua orang tua dan adik pasien
juga sama seperti pasien. Tidak ada riwayat sesak napas dalam keluarga.
Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum : lemah, kesadaran kompos mentis. Tampak sesak,
tidak ada sumbatan jalan napas, tidak ada napas cuping hidung, terdapat retraksi
intercostal. Tanda Vital :TD 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit,
temperatur 37,0 oC.Status Nutrisi : BB 60kg (> P 97 kurva NCHS-CDC tahun 2000), TB
130 cm (P 5 kurva NCHS-CDCtahun 2000), BMI-TS 35,5 kg/m2(> P 95 kurva BMI
NCHS-CDC). wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, Leher relatif pendek, ada
garis-garis putih di belakang leher, bentuk mammae membesar, Abdomen membuncit
serta dinding perut yang berlipat-lipat, penis tampak kecil
Pemeriksaan Laboratorium: Darah rutin : Hb 14 gr/dl, leukosit 6.000/mm3, gula darah
sewaktu 110 mg/dL, kolesterol 274 mg/dL, trigliserida 400 mg/dL

11. KKP

Seorang anak laki-laki usia 11 bulan dirawat karena BAB cair selama 3 hari, 4-5x
perhari, BAB berwarna kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah.
Sebelumnya ia juga pernah mengalami diare pada usia 3 bulan, 8 bulan dan 10 bulan.
pasien lahir normal, spontan, cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2800
gr, panjang badan lahir 47 cm, lingkar kepala lahir tidak di ukur. Pasien saat ini
mengalami keterlambatan perkembangan, baru bisa merangkak dan duduk pada umur 9
bulan, tapi sejak sakit duduk harus di bantu.
Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai umur 3 bulan, lalu usia
setelah 3 bulan sampai dengan sekarang: susu formula standar. Menurut ibunya, cara
membuat campuran susu formula sudah bener. Ibu tidak pernah membuat bubur bayi
rumahan dan lebih suka memakai bubur bayi pabrikan. Anak sudah pernah mendapat
imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.
Pemeriksaan fisik: Pasien tampak sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi
124xmenit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30xmenit, suhu 36,8 derajat celcius,
setelah dilakukan pengukuran antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gr,
panjang 70 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah seperti orang tua, tidak ada dismorfik, mata
tidak ada tanda-tanda defisiensi vitamin A, tidak ada edema, iga gambang, perut cekung,
lengan dan tungkai kurus, dan terdapat baggy pants.
12. ISPA

Seorang anak perempuan berusia 2 tahun 8 bulan dirawat di RS dengan keluhan utama
panas dan batuk pilek. Ibunya mengatakan kurang lebih 5 hari sebelum masuk rumah
sakit anaknya mengalami panas naik turun, rewel, batuk pilek dan ketika batuk badan
langsung menjadi panas, makan dan minum sedikit, apabila minum banyak muntah, Ibu
mengatakan sakit ini belum pernah dialami anaknya.
Pemeriksaan fisik
klien batuk-batuk, respirasi 36x/menit, auskultasi dada terdengar bunyi ronchi pada
intercosta pertama anterior kanan, . Suhu = 38,80C, N = 100 x/menit,Lingkar lengan atas
15 cm, Tinggi badan 61 cm, Berat badan 9,6 kg. Mukosa mulut kering, konjungtiva
anemis, makan hanya 1-3 sendok saja. Anak menangis bila didekati perawat atau orang
yang tidak dikenalnya. g/dL,
13. Pneumonia

Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas yang tidak
disertai suara mengi. Sesak didahului oleh batuk, pilek, serta demam, sesak tidak
dipengaruhi cuaca atau udara dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
letargis, nadi 130 x/menit, pernapasan 60x/menit, suhu 38,3˚C, status gizi pasien terkesan
baik, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, terdapat tarikan dinding dada ke dalam,
bibir tidak sianosis, suara napas ronkhi halus. Pada ekstremitas superior dan inferior
teraba akral hangat
14. Asma

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dirawat dengan keluhan utama sesak napas sejak 1
hari yang lalu. Sebelumnya pasien batuk tanpa dahak dan muntah. Sesak napas disertai
bunyi mengi yang timbul terutama jika udara dingin atau terlalu banyak aktivitas. Ibu
pasien mengatakan anaknya memiliki alergi dingin dan di keluarganya ada yang mnderita
asma juga yaitu neneknya.
Pemeriksaan fisik: Anak tampak sesak dengan napas cuping hidung, retraksi intercostal
dan terdengar bunyi Wheezing meningkat di akhir ekspirasi pada kedua lapang paru,
frekuensi pernapasan 42x/menit. Bibir pasien sianois, Nadi 120 kali per menit, suhu
36,5oC.

15. TBC

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dirawat dengan keluhan batuk, nafsu makan
menurun, berat badan tidak naik sejak tiga bulan terakhir. Anak sering demam. Orang tua
mengatakan di keluarganya tidak ada riwayat TB tapi anaknya sering kontak dengan
tetangganya yang sdh dewasa dan menderita TBC.
Pemeriksaan fisik: Keadaan umum lemah, kesadaran Compos Mentis, Suhu : 37C,
Nadi : 85 kali / menit, Respirasi : 30 X/ menit, Tekanan Darah: 100/ 60 mmHg. Pasien
tampak sesak, pernapasan cuping hidung, terdapat retraksi intercostal, dan suara napas
ronchi basah. BB: 18,2 kg;TB: 120 cm
Pemeriksaan lab: tes Mantoux: positif, BTA positif
16. Diare

Seorang anak perempuan berusia 3 tahun ke IGD dirawat karena diare sejak 10 hari yang
lalu disertai demam. Ibu telah membawa anaknya ke Puskesmas2 kali, diberikan obat
yang katanya membunuh kuman penyebab diare tersebut selama 3 hari,namun tidak
membaik. Frekwensi BAB 5-6 kali, warna kuning, terdapat busa, awalnya ada ampas,
namun sejak tadi malam tidak berampas . Sejak tadi malam, anaknya juga muntah, dan
tidak mau makan dan makin malas minum, perut kembung dan mules. Hasil pemeriksaan
fisik; KUtampak rewel, BB 12 kg, tinggi badan 85 cm, Nadi 110 x/menit, lemah, reguler,
RR 38kali/menit, peristatik meningkat, suhu 38 C, mata tampak cekung, mukosa bibir
kering, konjungtiva anemis, turgor kulit buruk, tidak BAK sejak tadi malam, tidak mau
makan dan minum

17. Thypoid

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan demam.
Demam terjadi sejak 9 hari yang lalu. Ibu mengatakan sudah pernah minum obat penurun
panas yang dibeli di warung, tetapi demam hanya turun beberapa jam kemudian naik lagi.
Demam meningkat terutama saat malam hari dan turun di siang hari tetapi tidak sampai
suhu normal. Anak mengeluh mual, tidak muntah, nafsu makan menurun, nyeri perut,
konstipasi, BAK biasa, dan nafas bau. Satu hari yang lalu pasien mengeluh demamnya
semakin tinggi, tidak menggigil, serta mengeluh mual dan muntah. Ibu mengatakan tidak
berpergian keluar kota dalam beberapa bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran CM, TD : 110/80 mmHg, RR:
24x/menit, Nadi : 92x/menit, Suhu: 38.5C. Tampak rhagaden, coated tongue, Abdomen
datar, lemas, nyeri tekan epigastrium, bising usus menurun, hepar lien tidak teraba,.
Pemeriksaan laboratorium : Hb: 12.5 gr%, leukosit: 4.800/mm3, Ht:37%, LED:
8mm/jam. Tes widal titer O dan H tinggi (>160) dan uji Tubex F terdapat IgM
18. Obesitas

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari
yang lalu. Sesak napas tidak dipicu oleh alergi. Ibu pasien mengatakan anaknya mudah
mengantuk terutama saat di sekolah 1 bulan yang lalu. Pada malam hari, pasien sering
terbangun tiba-tiba dari tidur karena kesulitan bernapas. Pasien suka mengkonsumsi mie
instan (dua porsi sehari)disamping makan nasi. Pasien juga senang ngemil makanan dan
minuman manis. Sehari-hari pasien diantar ke sekolah menggunakan sepeda motor
walaupun jarak dari rumah ke sekolah hanya 500 meter.Di rumah sering menonton tv dan
main game. Pasien tidak suka berolahraga. Perawakan kedua orang tua dan adik pasien
juga sama seperti pasien. Tidak ada riwayat sesak napas dalam keluarga.
Pemeriksaan Fisik :Keadaan Umum : lemah, kesadaran kompos mentis. Tampak sesak,
tidak ada sumbatan jalan napas, tidak ada napas cuping hidung, terdapat retraksi
intercostal. Tanda Vital :TD 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit,
temperatur 37,0 oC.Status Nutrisi : BB 60kg (> P 97 kurva NCHS-CDC tahun 2000), TB
130 cm (P 5 kurva NCHS-CDCtahun 2000), BMI-TS 35,5 kg/m2(> P 95 kurva BMI
NCHS-CDC). wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, Leher relatif pendek, ada
garis-garis putih di belakang leher, bentuk mammae membesar, Abdomen membuncit
serta dinding perut yang berlipat-lipat, penis tampak kecil
Pemeriksaan Laboratorium: Darah rutin : Hb 14 gr/dl, leukosit 6.000/mm3, gula darah
sewaktu 110 mg/dL, kolesterol 274 mg/dL, trigliserida 400 mg/dL

19. KKP

Seorang anak laki-laki usia 11 bulan dirawat karena BAB cair selama 3 hari, 4-5x
perhari, BAB berwarna kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah.
Sebelumnya ia juga pernah mengalami diare pada usia 3 bulan, 8 bulan dan 10 bulan.
pasien lahir normal, spontan, cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2800
gr, panjang badan lahir 47 cm, lingkar kepala lahir tidak di ukur. Pasien saat ini
mengalami keterlambatan perkembangan, baru bisa merangkak dan duduk pada umur 9
bulan, tapi sejak sakit duduk harus di bantu.
Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI eksklusif dari lahir sampai umur 3 bulan, lalu usia
setelah 3 bulan sampai dengan sekarang: susu formula standar. Menurut ibunya, cara
membuat campuran susu formula sudah bener. Ibu tidak pernah membuat bubur bayi
rumahan dan lebih suka memakai bubur bayi pabrikan. Anak sudah pernah mendapat
imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.
Pemeriksaan fisik: Pasien tampak sangat kurus, kesadaran kompos mentis, denyut nadi
124xmenit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30xmenit, suhu 36,8 derajat celcius,
setelah dilakukan pengukuran antropometri, hasil pengukuran: berat badan 5150 gr,
panjang 70 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah seperti orang tua, tidak ada dismorfik, mata
tidak ada tanda-tanda defisiensi vitamin A, tidak ada edema, iga gambang, perut cekung,
lengan dan tungkai kurus, dan terdapat baggy pants.

20. Hidrosephalus

Seorang anak laki-laki usia 3 hari, dibawa oleh ibunya ke RS anak dengan keluhan rewel,
enggan menyusui, panas tinggi selama 3 hari (sejak lahir), lahir di rumah di tolong bidan
desa. Dari hasil pemeriksaan fisik di dapat kepala lebih besar ( ukuran tidak proporsional
dengan badan) / makrosefal, N ; 128 x/menit, T : 39 0C, RR : 24 x/menit, kulit terlihat
berwarna kuning, mata terdapat banyak secret, di curigai hidrosefalus. Menurut keterangan
Ibunya, di rumah memelihara kucing 4 ekor, tinggal bersama di dalam rumah.

21. Meningitis

Seorang Anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke rumah sakit ditemani ibunya karena mengeluh
sejak beberapa hari lalu sering merasa mengantuk dan tidur lebih lama dari biasanya, saat
ditanya mengeluh sering merasa pusing, terkadang mual dan muntah, iritabilitas juga dialami
dalam 2 hari ini. Orang tuanya mengira anaknya kelelahan karena hobby main bola sampai tidak
kenal waktu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan meningeal sign . Ibunya mengatakan anaknya
mengalami hiperpireksia 1 hari dan kejang tonik-klonik selama hampir 15 menit. Setelah kejang
tetap tidak sadar. Tiga hari sebelum hiperpireksia, mengalami anoreksia karena pharyngitis yang
dideritanya.

22. Kejang Demam

Seorang anak perempuan berusia 2 tahun. mengalami demam tinggi sejak 1 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapat vital sign dengan hasil temperatur 380c, RR 26x/menit. Ibunya
mengaku sudah berusaha menurunkan demam anaknya dengan memberikan paracetamol sirup.
Tapi panas badan anaknya tidak kunjung turun bahkan sempat kejang. Kejang yang dialami
anaknya sekitar 3 menit, dan hanya ssatu kali dalam sehari. Ibunya khawatir tentang keadaan
anaknya, sebab beberapa hari yang lalu, dibawanya berkunjung kerumah tetangganya yang
menderita ayan dan ia takut anaknya tertular penyakit yang sama. Selain itu saudara laki-lakinya
yang berusia 7 tahun dulu yang pernah kejang karena tertusuk paku di kakinya. Tetapi waktu itu
dokter mendiagnosa penyakit saudaranya tetanus. Ibunya juga mengatakan tidak tahu apa yang
harus dilakukannya bila anaknya mengalami kejang kembali.

Anda mungkin juga menyukai