Al-Quran
Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di
seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di
dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi
memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran
ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya (QS, 17:9).
Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk
memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau,
dengan kata lain, mengenai “memahami Al-Quran dalam Hubungannya dengan Ilmu
Pengetahuan.”( Persoalan ini sangat penting, terutama pada masa-masa sekarang ini,
dimana perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek
kehidupan.
Demikian pula halnya bagi umat Islam, pengertian kita terhadap hubungan antara
Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap
perkembangan agama dan sejarah perkembangan manusia pada generasi-generasi yang
akan datang.
Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan oleh
Allah SWT. dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode
penyusunan buku-buku ilmiah. Buku-buku ilmiah yang membahas satu masalah, selalu
menggunakan satu metode tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal. Metode ini
tidak terdapat di dalam Al-Quran Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan induk
silih-berganti diterangkan.
Yang demikian itu dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-
Quran dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya merupakan satu kesatuan yang harus
ditaati oleh penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa ada pemisahan antara satu
dengan yang lainnya. Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan metafisika, Al-
Quran tidak menggunakan istilah filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, ekonomi,
sosial dan kebudayaan. Yang demikian ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat
dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal manusia.
Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan kitab-kitab ilmiah. Untuk
memahaminya, terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Dengan
mengetahui periode-periode tersebut, tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas.
Para ulama ‘Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua
periode: (1) Periode sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun
pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada
periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah. Tetapi, di sini, akan dibagi sejarah turunnya
Al-Quran dalam tiga periode, meskipun pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam
pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah
ayat-ayat Madaniyyah. Pembagian demikian untuk lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok
Al-Quran.