Anda di halaman 1dari 4

BAB V

SEJARAH GEOLOGI

Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada kondisi lingkungan

pengendapan laut dangkal berupa Outer Neritic dimana terjadi sedimentasi klastik

ditandai dengan terendapkannya material-material yang berukuran lempung

sehingga terendapkan satuan batulempung (Tml),

Proses transgresi terjadi pada Kala Miosen Tengah, sehingga pengendapan

material penyusun batulempung terhenti akan tetapi proses sedimentasi ini masih

terus berlagsung dan terendapkan material-material berukuran brangkal hingga

lempung dan didominasi oleh ukuran brangkal dan kerakal sehingga terendapkan

satuan konglomerat (Tmk) pada kala yang sama dengan lingkungan pengendapan

(Middle Neritic). Proses transgresi terjadi lagi sehingga pengendapan material

penyusun konglomerat terhenti. Akan tetapi proses sedimentasi masih terus

berlangsung dan terendapkan material-material berukuran kerakal hingga lempung

yang didominasi oleh ukuran pasir sehingga terendapkan satuan batupasir (Tmp)

pada kala yang sama dengan lingkungan pengendapan (Inner Neritic).

Selanjutnya pada Post Miosen Tengah di daerah penelitian terjadi aktifitas

tektonik yang terbentuk dalam dua periode pembentukan struktur geologi.

Struktur tersebut diakibatkan oleh adanya gaya yang bekerja pada pembentukan

struktur secara regional dan mengakibatkan gaya imbas sehingga menghasilkan

arah gaya secara lokal sehingga terbentuknya struktur geologi pada daerah

penelitian.

134
Mekanisme pembentukan struktur geologi pada daerah penelitian ini dimulai

pada kala Post Miosen Tengah setelah terbentuknya satuan batulempung, satuan

konglomerat dan satuan batupasir dimana aktivitas tektonik yang berlangsung

pada kala ini mengakibatkan adanya suatu hasil regime strike-slip. regime strike-

slip tersebut terus bekerja hingga melampaui batas elastisitas batuan, sehingga

mengakibatkan batuan mengalami fase deformasi plastis membentuk struktur

lipatan. Gaya tekan makin meningkat mengakibatkan batuan tersebut mengalami

fase deformasi plastis sehingga batuan akan mengalami fase rekahan yang

kemudian menjadi patahan membentuk Sesar Geser Mosologi dan Sesar Geser

Tojo yang bersifat mengiri (sinistral) yang berarah timur menenggara – barat

baratlaut.

Periode kedua dimulai pada kala Post Miosen Tengah setelah terbentuknya

batulempung dan konglomerat dimana aktivitas tektonik yang berlangsung pada

kala ini mengakibatkan adanya suatu hasil gaya kompresi dengan relatif berarah

utara – selatan yang menyebabkan batuan pada daerah penelitian mengalami

deformasi membentuk lipatan sinklin.

Gaya tersebut terus bekerja sehingga menyebabkan batas elastisitas batuan

yang berada pada daerah penelitian terlampaui dan mengakibatkan batuan tersebut

mengalami fase deformasi plastis sehingga batuan akan mengalami rekahan dan

patahan membentuk sesar geser Pancuma yang bersifat menganan (dextral) relatif

berarah utara timurlaut – selatan baratdaya yaitu

Seiring dengan waktu geologi yang berjalan daerah penelitian berubah

menjadi lingkungan darat dimana terjadi proses destruksional berupa pelapukan,

135
erosi, dan sedimentasi yang masih berlanjut hingga sekarang dan mengakumulasi

endapan permukaan (aluvial) berukuran bongkah hingga lanau yang merupakan

hasil rombakan dari batuan yang telah ada sebelumnya serta

mengontrol pembentukan morfologi daerah penelitian.

136
137

Anda mungkin juga menyukai