Anda di halaman 1dari 4

Uang Balik Sebenernya

Uang Asmak oleh orang awam sering dianggap sebagai uang balik, yaitu uang yang apabila dibelanjakan lalu
kembali (balik) kepada pemiliknya. Bagaimana yang sebenarnya dengan uang asmak itu? Beberapa guru
memberikan ijazah tentang uang asmak ini, tapi satupun dari para guru itu, tidak ada yang berani menjanjikan
bahwa setelah asmaknya diamalkan, maka menyebabkan uang yang sudah dibayarkan kepada orang lain akan
kembali kepemiliknya.

Namun mereka menjelaskan bahwa yang dimaksud uang balik adalah rejeki yang mengalir terus menerus
sehingga uang yang kita belanjakan seolah-olah kembali lagi dan kita tidak pernah kekurangan uang, bahkan
bila disertai usaha yang sungguh-sungguh InsyaAllah rezeki akan bertambah terus. Tentu bukan seperti
anggapan orang awam bahwa uang balik adalah uang yang ketika dibelanjakan akan kembali kepada
pemiliknya dengan cara gaib. "Uang Balik" hanyalah kesalahan istilah, jadi jelas tidak ada piranti gaib berupa
uang yang bisa kembali secara gaib setelah diberikan kepada orang lain. Jangan sampai Anda tertipu oleh
iklan.

Sekarang ini banyak iklan paranormal yang menawarkan Uang Balik atau Ilmu Gaib yang bisa membuat kaya
dalam waktu sekejap. Semua itu adalah kebohongan belaka. Ilmu Kaya mendadak memang ada, yakni dengan
menyembah jin pesugihan. Namun ilmu ini juga tidak banyak yang tahu dan sudah tentu merupakan syirik
yang besar.

Jika memang ada Paranormal yang bisa memperoleh banyak uang secara gaib atau memiliki uang balik, tentu
mereka sendiri sudah sangat kaya dan tidak akan meminta mahar/bayaran. Namun apa kenyataanya? Semua
paranormal yang mengaku bisa membuat kaya toh masih meminta mahar. Maka bagi Anda yang masih
bermimpi bisa kaya mendadak dengan cara gaib, buanglah impian konyol itu. Berpikirlah logis, belajar,
bekerja dan berdoalah, InsyaAllah kesejahtraan dunia dan akhirat akan Anda peroleh.

Berikut ini adalah Amalan Uang Asmak yang sebetulnya adalah ritual agar kita dimudahkan dalam
memperoleh rejeki. Amalan ini diperoleh dari beberapa guru yang saya percayai kejujuran dan keikhlasannya.
Ingat bahwa uang yang bisa kembali lagi setelah dibelanjakan adalah tidak ada. Amalan berikut merupakan
tradisi mistik yang biasa ditempuh untuk memperbanyak datangnya rizqi. Tentu, sepatutnya orang yang
melakukan amalan ini juga bekerja. Anda boleh memilih cara mana yang paling menurut Anda paling cocok
dengan diri Anda. Jangan mengamalkan semuanya karena akan membuang banyak waktu Anda.

Uang Asmak I

Cara yang pertama, anda harus mengumpulkan sejumlah uang yang berlaku di negeri tempat anda tinggal,
yaitu, dari nilai uang yang paling rendah hingga yang tertinggi. Jika di Indonesia, berarti : Rp. 25,- Rp.50,
Rp.100,- Rp.500,- Rp.1.000,- Rp.5.000,- Rp.10.000,- Rp.20.000,- Rp.50.000,- dan Rp.100.000,-

Seluruh uang itu jika dijumlah mencapai Rp. 186.675 ( Seratus delapan puluh enam ribu enam ratus tujuh
puluh lima). Selanjutnya, sejumlah uang itu ditambah dengan uang logam kuno (godgem/kethip) dan
dimasukkan dalam peti atau kotak terbuat dari kayu atau besi yang sengaja dibuat untuk melakukan ritual itu.

Jika peti dan sejumlah uangnya sudah tersedia, mulailah untuk melakukan amalan batin. Caranya, selama 10
(sepuluh) malam, harus bershalat hajat 2 rekaat pada tengah malam dan setelah shalat hajat membaca Surat
Al-Kahfi (sekali).

Surat Al-Kahfi terdapat dalam Alquran Surat ke 18 Juz 15. Banyak ayatnya 110. Cara membacanya pada
tengah malam itu, setiap sampai pada ayat yang ke 109 berbunyi: Qul lau kaanal bahru midaadal likalimati
rabbii lanafidal bahru qabla an tanfada kalimaatu rabbii wa lau ji naa bimitslihii madada, dibaca tiga kali.
Sedangkan untuk ayat selanjutnya (yang terakhir) dibaca sekali.

Setelah surat Al-Kahfi selesai dibaca, tiup tiga kali pada sejumlah uang yang terdapat dalam peti itu. Dan
amalan ini harus dilakukan pada sepuluh malam berturut-turut tanpa terputus.

Amalan dalam ilmu uang asmak ini tidak hanya bermanfaat pada orang yang membacakan Surat Al-Kahfi-nya
saja. Uang ini pun dapat diwariskan pada anak-cucu, sepanjang mereka masih dapat melanggengkan
kewajiban pokok yang harus dilakukan, sebagai berikut:

1. Menyimpan uang itu dan tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi.


2. Setiap kali ada uang masuk (hasil dari perdagangan, hadiah,dll) maka ambillah uang (dalam peti) yang
sudah diasmak itu sejumlah 2,5% hingga 10%, dan sedekahkan pada fakir miskin, yatim piatu atau kegiatan
sosial keagamaan. Misalnya, anda diberi hadiah uang Rp. 1.000.000,- Maka ambil sesuai prosentasi diatas (2,5
– 10 presen), berarti sekitar Rp.25.000,- hingga Rp.100.000,-. Uang yang diambil untuk disedekahkan itu
adalah uang yang sudah diasmak. Selanjutnya, ganti uang yang dikeluarkan itu dari dalam peti dengan uang
yang baru anda terima.

Insya Allah, jika hal ini dilakukan secara rutin, maka dalam waktu yang tidak lama, akan ada perobahan,
ekonomi lebih maju dan berkah disebabkan oleh laku lahir batin, yaitu, secara batin melakukan shalat hajat
selama 7 malam dan membaca Surat Al-Kahfi, dan amalan lahir berupa sedekah kepada orang yang berhak
menerima.

Amalan yang menyeimbangkan antara ritual dengan sosial, jauh lebih cepat bereaksi dibanding jika hanya
menekankan pada satu sisi saja. Terbukti, banyak orang mengamalkan wirid untuk kemudahan rezeki, namun
karena bersifat bakhil (enggan berderma), amalan wiridnya pun seperti tidak manjur.

Sebaliknya, orang yang (maaf) ibadahnya sedang-sedang saja, namun karena sifatnya dermawan, justru lebih
cepat menerima karunia dari Allah SWT. Dan seorang guru hikmah menjelaskan, amalan yang bersifat batin
(wirid) itu adalah ibarat pohon. Buahnya adalah perwujudan sikap dermawan seseorang terhadap sesamanya.

Dengan memahami hal ini, pemahaman tentang “uang balik” adalah uang yang dibelanjakan dijalan Allah,
kemudian setelah itu Allah SWT akan mengembalikannya yang lebih banyak. Sedangkan jika ada orang
berani menjanjikan adanya uang yang dapat kembali setelah dibelanjakan, patutlah kita curigai. Logika anak
kecil saja mengatakan, “Jika orang dapat mengembalikan uangnya setelah dibelanjakan, buat apa repot-repot
memasang iklan.”

Uang Asmak II

Jika dengan cara pertama anda kesulitan karena terbatasnya dana dan kemampuan membaca Alquran, anda
dapat menggunakan alternatif lain yang lebih mudah dengan cara:

1. Puasa 1 hari pada hari Kamis.


2. Sediakan 7 lembar uang dengan nilai yang sama.
3. Setiap satu lembar uang dibacakan Surat At-Thalaq 2 – 3 sebanyak 7 (tujuh) kali ulangan lalu ditiupkan.
Untuk 7 lembar uang berarti 49 ulangan.

Wirid untuk mengasmak uang ini dilakukan setelah berbuka puasa dan shalat mahrib. Selanjutnya, setiap
lembar uang itu di sedekahkan selama 7 hari berturut-turut, dimulai hari Jum’at hingga Kamis.

Lakukanlah pengasmakan uang ini minimal tiga bulan sekali. Namun ada juga yang melakukannya bukan
pada hari Kamis, melainkan memilih pada hari kelahirannya. Seperti halnya kaidah yang pertama, cara yang
inipun menyeimbangkan antara amalan lisan dengan perbuatan. Karena setelah uang disedekahkan, dalam
keseharian itu anda disarankan untuk membaca wiridnya minimal 7 (tujuh) kali ulangan.
Wirid yang diamalkan adalah Surat At-Thalaq ayat 2 – 3:

Wa may yat-taqil laaha yaj’al lahuu makhrajaa, wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib, wa may yatawak-kal
‘alal laahi fa huwa hasbuh, in-nal laaha baalighul amrih, qad ja’alal laahu likul-li syai-in qadraa.

Bagaima reaksi dari amalan batin tentang uang asmak ini? Berdasarkan pengalaman, jalan rezeki itu jauh lebih
mudah. Dan dalam kondisi yang sangat terdesak, ada saja cara Allah mencukupkan kebutuhan. Dan uniknya,
sebagaimana makna dari ayat yang dijadikan wirid, pertolongan itu datang dari jalan yang tidak diduga-duga.

Terkadang pun sesekali terjadi, ada uang misterius yang masuk kantong, tas atau laci meja yang disebut rezeki
min haitsu laa yahtasib (dari pintu yang tidak diduga-duga). Namun secara logika, uang itu boleh jadi berasal
dari uang kita juga yang semula nyelip. Namun karena itu kita temukan disaat butuh, kesannya menjadi sangat
berharga.

Namun jika datangnya uang misterius itu sangat sering dan tidak masuk akal, jangan sekali-kali punya
keyakinan bahwa uang itu berasal dari khodam yang mencuri. Anda harus yakin bahwa itu berasal dari Allah
SWT. Itu rezeki sebagaimana Allah Yang Maha Pemurah mengirimkan makanan (buah-buahan) pada perawan
Maryam ketika dikurung dalam mihrabnya.

Uniknya, keajaiban dalam ilmu hikmah itu baru terjadi ketika kita sudah tidak terlalu bernafsu (membutuhkan)
dengan keuntungan-keuntungan yang bersifat duniawi. Sebab, orang-orang yang diberi jalan keluar dari segala
persoalan dan rezeki dari pintu yang tidak terduga adalah mereka yang takwa dan tawakal, sebagaimana
tersebut dalam ayat yang menjadi amalan rutin itu, yang artinya:

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, tentu akan diadakan-Nya jalan keluar baginya. Dan memberinya
rezeki dari “pintu” yang tidak diduga-duga olehnya. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Ia akan
mencukupkan kebutuhannya. Bahkan sesungguhnya Allah pelaksana semua peraturan-Nya. Dan Allah juga
telah menjadikan segala-galanya serba berukuran.

Uang Asmak III

Cara lain bagi yang tidak mampu dengan cara tersebut di atas, cukuplah dengan membaca Surat Al-Kahfi :
109 : Qul lau kaanal bahru midaadal likalimaati rab-bi lanafidal bahru qobla antanfada kalimaata rab-bii wa
lau jinaa bimitslihi madadaa.

Cara ini sering disebut dengan asmak “uang bibit”. Orang yang berprofesi sebagai pedagang yang setiap saat
butuh mengeluarkan uang untuk belanja, lebih cocok dengan cara yang ke – 3 ini. Adapun cara riyadhah (laku
batin)-nya adalah, selama 10 malam membaca shalawat nabi sebanyak 1000 (seribu) kali, dilanjutkan dengan
surat Al-Kahfi ayat 109 sebanyak 100 (seratus) kali, lalu ditiupkan pada sejumlah uang yang masih laku
ditambah uang kuno sebagaimana cara uang asmak ke-1.

Cara mengeluarkan uang dari dalam peti pun sama seperti aturan yang berlaku pada cara ke – 1. Yaitu, dengan
prosentase : 2,5 presen – 10 presen. Bedanya cara yang ke- 3 ini, uang dalam peti dapat digunakan untuk
belanja yang tujuannya barang belanjaan itu akan dijual kembali ( Jawa : kulakan )

Uang yang sudah diasmak, jika dikeluarkan dari peti pun tetap harus diganti lagi dengan uang yang baru yang
belum diasmak. Dan yang mengamalkan cara ke – 3 ini masih memiliki tugas lain.

Yaitu, setiap kali hendak berangkat belanja, menghadap kiblat membaca syahadat 3 kali. Menghadap utara
membaca syahadat 3 kali, menghadap timur membaca syahadat 3 kali, menghadap selatan membaca syahadat
3 kali, menghadap kiblat namun menengadah membaca syahadat 3 kali dan terakhir menunduk dan membaca
syahadat 3 kali.

Setelah itu berdoa semoga barang yang akan dibeli nantinya diberi berkah oleh Allah SWT dan orang yang
menerima uang dari anda pun, diberi limpahan berkah.
Jadi, konsep dalam uang asmak, jangan ada niat untuk merugikan pihak lain. Dengan menjalani ijazah uang
asmak, justru kita disarankan banyak bersedekah kepada fakir miskin, dan mendoakan orang lain diberkahi
Allah SWT. Segala prilaku baik membuahkan kebaikan pula. “Barangsiapa mengasihi yang di bumi, yang di
langit pun akan mengasihinya.”

Uang Asmak IV

Cara ini lebih praktis. Anda cukup memilih waktu yang dianggap “hari baik” untuk bersedekah. Namun cara
bersedekah itu agak unik, yaitu, mengikuti jumlah “Sembilan”. Misalnya, Rp. 90,- Rp. 900,- Rp. 9.000,- Rp.
90.000,- dan seterusnya, tergantung kemampuan anda.

Sejumlah uang yang dipilih untuk disedekahkan itu tidak perlu diasmak, melainkan langsung disedekahkan
kepada orang yang patut menerima, secara terang-terangan, atau secara rahasia.

Mengenai hari yang dianggap baik itu tergantung selera. Ada orang yang menganggap bersedekah yang paling
baik pada hari Jum’at, namun ada yang memilih hari kelahirannya berdasarkan kalender Jawa.

Bersedekah, menurut ajaran agama, yang paling baik dilakukan secara rahasia atau sirri. Karena itu, ada yang
memilih sedekah kepada orang buta, atau mengirimkan uang itu (melalui pos) tanpa menyebutkan dari siapa
uang itu dikirim.

Hikmah melakukan sedekah rahasia amatlah besar. Bahkan para ahli hikmah menyarankan, seseorang yang
akan memulai suatu ritual batin, hendaknya memulainya dengan bersedekah terlebih dahulu. Sedekah itu
menjadi pendorong lebih cepatnya sampai apa yang dicita-citakan.

sumber: http://www.SumberDayaLinuwih.webatu.com

Anda mungkin juga menyukai