Anda di halaman 1dari 79

SEJARAH

INDONESIA

x
KELAS
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI iii

BAB 1 : MENELUSURI PERADABAN AWAL DI KEPULAUAN INDONESIA 1

SEBELUM MENGENAL TULISAN 1


A. Zaman Praaksara, Kehidupan Manusia di Indonesia 1
B. Ayo Menanya 4
C. Parental Guide 5
D Eksplorasi 5
TERBENTUKNYA KEPULAUAN INDONESIA 6
A. Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia 6
B. Ayo Menanya 8
C. Parental Guide 9
D Eksplorasi 9
MANUSIA PURBA DI INDONESIA 10
A. Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-Cirinya 10
B. Ayo Menanya 13
C. Parental Guide 13
D Eksplorasi 13
ASAL-USUL PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA 16
A. Asal Usul Persebaran Nenek Moyang di Indonesia 16
B. Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia 20
C. Corak Kehidupan Nenek Moyang Bangsa Indonesia 22
D. Ayo Menanya 23
E. Parental Guide 23
F. Eksplorasi 23
AKULTURASI KEBUDAYAAN NUSANTARA DAN HINDU-BUDDHA 24
A. Ayo Menanya 27
B. Parental Guide 27
C. Eksplorasi 27
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 28
A. Perkembangan Teknologi Manusia Purba dan Contoh Peninggalannya 28
B. Ayo Menanya 36
C. Parental Guide 36
D Eksplorasi 36

BAB 2 : PEDAGANG, PENGUASA, DAN PUJANGGA PADA MASA KLASIK (HINDU DAN
BUDDHA) 38

PENGARUH BUDAYA INDIA 38


A. Ayo Menanya 39
B. Parental Guide 39
C Eksplorasi 39

Sejarah Indonesia - Kelas X iii


KERAJAAN-KERAJAAN PADA MASA HINDU-BUDDHA 40
A. Ayo Menanya 43
B. Parental Guide 43
C Eksplorasi 43
TERBENTUKNYA JARINGAN NUSANTARA MELALUI PERDAGANGAN 44
A. Ayo Menanya 46
B. Parental Guide 46
C Eksplorasi 46
AKULTURASI KEBUDAYAAN NUSANTARA DAN HINDU-BUDDHA 47
A. Ayo Menanya 49
B. Parental Guide 49
C Eksplorasi 49

BAB 3 : ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA 51

KEDATANGAN ISLAM KE NUSANTARA 51


A. Ayo Menanya 52
B. Parental Guide 53
C Eksplorasi 53
ISLAM DAN JARINGAN PERDAGANGAN ANTARPULAU 53
A. Ayo Menanya 58
B. Parental Guide 58
C Eksplorasi 58
ISLAM MASUK ISTANA RAJA 59
A. Islam Masuk ke dalam Istana Raja di Indonesia 59
B. Ayo Menanya 62
B. Parental Guide 62
C Eksplorasi 62
JARINGAN KEILMUAN DI NUSANTARA 63
A. Ayo Menanya 64
B. Parental Guide 65
C Eksplorasi 65
AKULTURASI DAN PERKEMBANGAN BUDAYA ISLAM 66
A. Ayo Menanya 71
B. Parental Guide 71
C Eksplorasi 71
PROSES INTEGRASI NUSANTARA 72
A. Faktor Integrasi Nusantara 72
A. Ayo Menanya 73
B. Parental Guide 74
C Eksplorasi 74

iv Sejarah Indonesia - Kelas X


BAB I
MENELUSURI PERADABAN AWAL DI KEPULAUAN INDONESIA

A. Sebelum Mengenal Tulisan

Zaman Praaksara, Kehidupan Manusia di Indonesia

Gambar: https://www.portalkelas.com/2019/01/zaman-batu-dan-zaman-logam.html

Kehidupan manusia di Indonesia telah ada sejak zaman prasejarah yaitu masa
praaksara. Praaksara berasal dari gabungan dua kata, yakni pra dan aksara. Pra
artinya sebelum, sedangkan aksara memiliki arti tulisan. Sehingga zaman praaksara
merupakan zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Zaman praaksara disebut
juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, sedangkan leka artinya tulisan).
Sehingga Nirleka merupakan masa tidak ada tulisan.
Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa praaksara, Masa Hindu-
Buddha, dan Masa Islam (2019) karya Tri Worosetyanigsih, masa praaksara disebut
juga masa prasejarah, yaitu suatu masa manusia belum mengenal tulisan.
Keberadaan kehidupan manusia di Indonesia pada masa prasejarah dapat diketahui
berdasarkan peninggalan yang berupa fosil (sisa makhluk hidup yang telah
membatu) dan artefak (sisa peralatan manusia yang telah membatu). Contoh
beberapa artefak adalah:
● Kjokkemoddinger
Kjokkemoddinger atau sampah dapur merupakan tumpukan kulit
kerang yang menggunung atau membentuk bukit.

● Abris sous roche


Abris sous roche atau tempat perlindungan di bawah karang
merupakan tempat tinggal yang digunakan manusia purba. Pada masa
tersebut untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada yang lain
bisa langsung ketemu, lewat orang lain, atau menggunakan simbol. Bangsa
Indonesia mengakhiri masa praaksara sekitar abad ke-4 masehi. Pembabakan

Sejarah Indonesia - Kelas X 1


zaman prasejarah berdasarkan arkeologi dibedakan menjadi zaman batu dan
zaman logam.

1. Zaman batu
Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang digunakan dan dari cara
pengerjaannya, zaman batu terbagi menjadi empat, yaitu zaman batu tua
Palaeolithikum, zaman batu madya Mesolithikum, zaman batu muda Neolithikum,
dan zaman batu besar Megalithikum.

● Zaman batu tua Palaeolithikum


Zaman batu tua berlangsung sekitar 600.000 tahun SM. Pada zaman
tersebut banyak ditemukan peralatan yang terbuat dari batu untuk menunjang
kehidupan manusia. Zaman tersebut masih berpindah-pindah tergantung
dimana sumber makanan atau buruan berada. Sehingga cara hidup manusia
pada zaman itu hanya berburu dan mengumpulkan makanan. Jadi masih
tergantung pada alam.

● Zaman batu madya Mesolithikum


Zaman batu madya alat–alat penunjang kehidupan manusia masih
bersifat kasar tapi sudah ada upaya untuk memperhalus alat. Kehidupan pada
zaman tersebut mulai berkembang. Manusia sudah mengenal sistem
masyarakat dan tidak lagi berkelompok. Tempat tinggal sudah menetap di
sebuah gua tidak lagi berpindah-pindah. Bahkan sudah mengenal cara
bercocok tanam dan bagaimana pembagian tugas dalam sosial.

● Zaman batu muda Neolithikum


Kehidupan pada zaman tersebut kehidupan manusia sudah
berkembang. Tidak lagi bergantung dari berburu, tapi sudah mengembangkan
cara bercocok tanam, beternak. Peralatan yang digunakan sudah lebih baik
dihaluskan dan diasah, dan dibarengi dengan peralatan lainnya seperti
gerabah atau kain tenun. Untuk tempat tinggal sudah menetap dengan
membuat rumah dari kayu, bambu, atau dedaunan.

● Zaman batu besar Megalithikum


Zaman batu besar kehidupan sudah berkembang dan lebih baik. Pada
zaman tersebut tidak hanya alat yang dihasilkan tapi juga ritual atau upacara.
Bangunan yang dihasilkan pada zaman batu besar seperti: Menhir, tugu batu
besar untuk memuja arwah nenek moyang. Dolmen, meja batu yang memiliki
kaki-kaki batu terbuat dari menhir. Dolmen berfungsi untuk menaruh sesaji
atau digunakan untuk alat kubur atau peti kubur. Peti Kubur Batu, berupa
potongan batu yang disusun seperti peti mayat untuk penguburan.
Sarkofagus, keranda dari batu utuh (monolith) yang dianggap memiliki
kekuatan Waruga, merupakan peti batu yang berbentuk kubus atau bulat.
Dalam berkembangnya tingkat berpikir manusia untuk beraktivitas tidak

2 Sejarah Indonesia - Kelas X


hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk alat-alat kehidupan tapi
juga dari logam, seperti perunggu dan besi.

2. Zaman logam
Pada zaman logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di
samping alat dari batu. Masyarakat pada waktu itu mengenal teknik pengolahan
logam. Kemampuan manusia membuat alat-alat dan benda dari logam menandakan
jika kebudayaan manusia sudah berkembang. Zaman logam juga sering disebut
zaman perundagian. Pada zaman logam dibagi menjadi tiga zaman, yaitu zaman
tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.

Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/24/114500569/zaman-
praaksara-kehidupan-manusia-di-indonesia?page=all

Ayo Menanya!
1. Apakah yang dimaksud dengan masa praaksara?
2. Kapan masa praaksara di Indonesia berakhir?
3. Sebutkan beberapa contoh artefak pada masa praaksara di Indonesia
kemudian jelaskan!
4. Isilah tabel di bawah ini dengan hal-hal yang membedakan antara zaman batu
dan zaman logam?
Zaman Batu Zaman Logam

Sejarah Indonesia - Kelas X 3


Parental Guide
“Sejarah ingin agar kita tidak mengulangi kesalahan pada masa silam dan
mengambil pelajaran guna membangun masa kini. Ia ingin agar kita mengambil
segi-segi positif yang dimiliki masa lalu dan berusaha menghindari segi-segi
negatifnya demi menggapai masa depan yang lebih baik dan cerah.” - Yusri Abdul
Ghani Abdullah

Eksplorasi

Nomaden

Gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Nomaden

Carilah informasi mengenai nomaden di berbagai artikel, buku, atau jurnal.


Kemudian jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini.

1. Apakah yang dimaksud dengan nomaden?


2. Jelaskan mengapa pada masa lampau sekelompok manusia hidup secara
nomaden?
3. Bagaimana manusia bisa bertahan hidup ketika nomaden?

4 Sejarah Indonesia - Kelas X


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Sejarah Indonesia - Kelas X 5


B. Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Gambar: Wikipedia

Sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia adalah proses terbentuknya


daratan yang terjadi di Asia yang adalah akibat proses pergerakan anak benua India
ke utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi. Ini terjadi dengan proses seperti
ini: Indonesia dengan luas wilayah 1.990.250 km persegi yang secara geografis
terletak di antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia) dan dua samudra
(Samudra Hindia dan samudra Pasifik). Indonesia juga merupakan negara kepulauan
yang memiliki 13.478 buah pulau, jumlah tersebut adalah jumlah yang sudah
didaftarkan ke PBB, yang diidentifikasi berdasarkan metode dan definisi konvensi
PBB. Ini bisa kita lihat dari peran Indonesia dalam PBB yang berhubungan langsung
dengan banyaknya pulau yang terbentuk di Indonesia. Secara zoogeografi, Indonesia
dipisahkan oleh garis Wallace, garis inilah yang memisahkan bagian barat (Oriental
region: Indo-malayan subregion) dan bagian timur (Australian region: Austro-
malayan subregion).
Garis ini terletak antara pulau Bali dan pulau Lombok di selatan dan antara
pulau Borneo dan pulau Sulawesi di Utara. Bagian barat termasuk di pulau Sumatra,
pulau Jawa dan pulau Borneo (wilayah Indonesia disebut Kalimantan) serta pulau-
pulau kecil di sekitarnya. Kita bisa lihat juga tempat bersejarah di Jawa Barat yang
bisa juga kita datangi dan untuk bisa datang ke tempat bersejarah itu. Selain terdapat
banyak pulau kecil di daerah Jawa, anda juga bisa temukan banyak tempat bersejarah
yang bisa dikunjungi, dan sering dikunjungi oleh banyak wisatawan asing maupun
lokal.

Sedangkan pada bagian timur terdapat, pulau Sulawesi, Irian Jaya, pulau
Sumbawa, pulau Flores, pulau Sumba dan pulau-pulau kecil yang terdapat di dalam
sekitarnya. Hal ini dikarenakan fauna yang terdapat di Indonesia merupakan fauna
yang sama tipenya dengan fauna yang berasal dari benua Asia dan benua Australia.

6 Sejarah Indonesia - Kelas X


Jika kita ke daerah bagian Australia, anda juga bisa sebelumnya melihat atau
mempelajari sejarah kemerdekaan Australia untuk bisa memperlengkapi anda juga
dalam hal ini, agar bisa lebih memahami banyak hal yang lebih baik, saat datang ke
daerah atau pulau-pulau lainnya.

Indonesia memang terkenal dengan negara kepulauan terbesar di dunia. 2/3


wilayah negara ini adalah lautan, berjajar di atasnya belasan ribu pulau yang
sambung menyambung dari Sabang sampai Merauke. Ada garis pantai yang panjang
juga, juga hutan tropis yang menghijau karena banyak menerima air hujan tahunan.
Inilah pasti suatu pemandangan yang indah yang bisa kita lihat dan perhatikan
dengan baik, dari kejauhan. Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses
terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat proses
pergerakan anak benua India ke utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi bagian
utara.

Anda juga bisa tertarik ketika mempelajari sejarah museum geologi Bandung
secara singkat ketika mempelajarinya, karena anda bisa melihat dengan jelas,
sejarahnya lengkap. Pergerakan lempeng bumi inilah yang kemudian melahirkan
Gunung Himalaya. Banyak yang berpendapat, proses yang terjadi pada 20-36 juta
tahun yang lalu itu, menyebabkan sebagian anak benua di selatan terendam air laut,
sehingga yang muncul di permukaan adalah gugusan-gugusan pulau (Nusantara)
yang merupakan mata rantai gunung berapi. Anda bisa lihat juga sejarah Gunung
Lawu dari segi keunikan nya, sampai pada mitos nya yang banyak pendapat dari
orang-orang yang berbeda.

Menurut ilmu kebumian yang lazim saat ini, sejarah terbentuknya kepulauan
Indonesia terkait dengan teori tektonik lempeng. Teori tektonik lempeng adalah teori
yang menjelaskan pergerakan kulit bumi sehingga memunculkan bentuk permukaan
bumi seperti yang sekarang kita sedang alami. Pergerakan ini diawali dengan
menunjamnya lempeng dasar samudera yang disebabkan oleh desakan lempeng
benua yang lebih tebal dan keras dan di tempat inilah terbentuk palung laut (dasar
laut yang dalam dan memanjang). Dampak dari pergerakan lempeng terhadap
wilayah Indonesia membuat wilayah Indonesia menjadi rawan akan terjadinya
gempa bumi. Padahal Indonesia terletak pada pertemuan 4 lempeng besar dunia. Jika
anda tertarik untuk mempelajari sejarah danau Singkarak ini bisa bantu anda untuk
lebih mengenal banyak hal lagi tentang danau-danau yang ada, dalam pembagiannya.

Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng kemudian menyebabkan


terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi
antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya
deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan
deretan Gunung Berapi di sepanjang pulau Jawa, Bali, dan Lombok, serta parit
samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda). Lempeng tektonik terus bergerak
hingga suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup keras.

Sejarah Indonesia - Kelas X 7


Jika anda ke Jawa, anda akan temukan sejarah candi Kedaton yang tak kalah menarik
untuk dipelajari, dan di kunjungi tempatnya untuk berwisata di sana. Fenomena
seperti inilah yang dapat menimbulkan gempa, tsunami dan meningkatnya kenaikan
magma ke permukaan bumi.

Dari tiga tipe tersebut, terbentuknya kepulauan Indonesia dapat dijelaskan


sebagai batas lempeng Konvergen, dimana terjadi tumbukan antara lempeng Indo-
Australia dari selatan, lempeng Pasifik dari timur dan lempeng Asia dari Utara. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pulau-pulau tersebut terbentuk karena adanya aktivitas
vulkanisme di bawah permukaan bumi, hasil yang dapat dirasakan di permukaan
bumi adalah adanya lava (cairan lautan magma pijar yang mengalir ke luar dari
dalam bumi). Lama kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar membentuk
sebuah busur pulau. Proses seperti ini dikenal sebagai Island Arc. Kalau pulau-pulau
kecil sendiri, terbentuk dengan cara yang lebih sederhana, dibandingkan dengan
pembentukan pulau besar lainnya yang ada di Indonesia. Pulau itu berasal dari
endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya. Semakin lama semakin
besar dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.

Menurut para ahli sendiri, posisi pulau-pulau di kepulauan Indonesia terletak


di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi
tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke alam tekanan dan suhunya
semakin tinggi juga. Pada suhu yang tinggi itu, material-material akan meleleh
sehingga material di bagian dalam bumi selalu terbentuk cairan panas. Pergerakan
inilah yang akhirnya memisahkan kepulauan Indonesia dengan lempeng-lempeng
lainnya. Pembentukan daratan yang semakin luas itu merupakan proses terbentuknya
kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal ini telah
berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun yang lalu).

Sumber: https://sejarahlengkap.com/indonesia/sejarah-terbentuknya-kepulauan-
indonesia

Ayo Menanya!
1. Mengapa Indonesia disebut sebagai negara maritim?
2. Jelaskan mengapa beberapa wilayah di Indonesia merupakan wilayah rawan
gempa bumi?
3. Buatlah urutan mengenai sejarah terbentuknya kepulauan di Indonesia.

8 Sejarah Indonesia - Kelas X


Parental Guide
"Bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-
pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang
luas atau lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan negara Republik
Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan pedalaman atau
perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia." - Deklarasi Djuanda

Eksplorasi
Indonesia adalah negara kepulauan. Jumlah pulau di Indonesia (termasuk
pulau besar dan pulau kecil) yang tertera pada Undang-Undang no 6 Tahun 1996
tentang Perairan Indonesia adalah 17.508 pulau. Diskusikan dengan kelompokmu
beberapa pertanyaan di bawah ini.

1. Menurutmu, apa saja keuntungan bagi bangsa Indonesia dengan memiliki


banyak pulau?
2. Dengan banyaknya pulau yang ada, apa sajakah tantangan bagi bangsa
Indonesia?
3. Apa saja yang dapat kita lakukan sebagai siswa untuk menjaga keutuhan dan
kesatuan NKRI?

Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Sejarah Indonesia - Kelas X 9


C. Manusia Purba di Indonesia

Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-Cirinya

Manusia purba merupakan makhluk hidup yang mendiami bumi ribuan tahun
yang lalu sebelum tulisan ditemukan. Keberadaan manusia purba ini diketahui
melalui peninggalan mereka berupa fosil sisa tulang belulang dan artefak. Secara
umum, terdapat tiga jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, yaitu
Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

1. Meganthropus

Fosil Meganthropus ditemukan oleh von Koeningswald di Sangiran tahun


1936 dan 1941. Ia menemukan fosil rahang manusia berukuran besar. Berdasarkan
hasil rekonstruksi, para peneliti kemudian menamakannya Meganthropus
Paleojavanicus yang berarti manusia raksasa dari Jawa. Sebab, manusia purba jenis
ini memiliki rahang yang besar dan kuat serta badan tegap. Meganthropus
diperkirakan hidup di zaman Pleistosen awal dan hidup dengan cara mengumpulkan
makanan, yakni tumbuh-tumbuhan. Berikut adalah ciri-ciri Meganthropus:

● Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat


● Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala
● Bertulang pipi tebal, dengan tonjolan kening yang mencolok
● Tidak berdagu

2. Pithecanthropus

Pithecanthropus. Foto: Wikipedia

Pithecanthropus berasal dari Bahasa Latin, yaitu “Phithecos” artinya kera,


dan “Anthropus” artinya manusia. Fosil berupa tengkorak anak-anak ditemukan oleh
Andojo yang bekerja di bawah von Koenigswald di Kepuhklagen, sebelah utara
Mojokerto, Jawa Timur. Tengkorak tersebut mirip tengkorak orangutan, sehingga
dinamai Pithecanthropus. Pithecanthropus kemudian dikelompokkan menjadi tiga
jenis, yaitu Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, dan
Pithecanthropus Soloensis.

10 Sejarah Indonesia - Kelas X


❖ Pithecanthropus mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis artinya manusia kera dari Mojokerto. Berikut


adalah ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:

● Berbadan tegap, tinggi badan 165-180 cm


● Alat pengunyah yang kuat
● Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis
● Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala
● Isi tengkorak diperkirakan antara 750-1300 cc
● Belum memiliki tulang dagu

❖ Pithecanthropus Erectus

Jenis manusia ini ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil,
sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan saat itu berupa
bagian atas tengkorak, tulang rahang, dan tulang kaki.

Setelah direkonstruksi, terbentuk kerangka seperti manusia karena berjalan


tegak, tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Berikut adalah ciri-ciri Pithecanthropus
Erectus:

● Mempunyai bentuk tubuh yang tegap


● Tinggi badan sekitar 160-180 cm
● Pada bagian belakang kepala mempunyai bentuk yang lebih menonjol.
● Mempunyai bentuk dagu yang lebih kecil dengan rahang menonjol ke depan
● Mempunyai volume otak sekitar 900 cc
● Mempunyai bentuk wajah yang hampir menyerupai monyet.
● Memakan tumbuh-tumbuhan dan bergantung dengan alam.’

❖ Pithecanthropus Soloensis

Fosil manusia purba ini ditemukan von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter
Haar di Ngandong dan Sangiran, tepi Bengawan Solo antara 1931 sampai 1933. Fosil
yang ditemukan berupa tengkorak dan tulang kering. Ciri-ciri Pithecanthropus
Soloensis antara lain:

● Tinggi sekitar 165 hingga 180 cm


● Tulang keningnya menonjol dan tebal
● Hidung lebar
● Rahang bawah yang kuat
● Tulang pipi yang kuat dan menonjol
● Pemakan tumbuhan dan kerap berburu hewan untuk dijadikan santapan

Sejarah Indonesia - Kelas X 11


3. Homo

Homo merupakan manusia purba yang paling muda dibanding jenis lainnya.
Fosil jenis Homo ini pertama kali diteliti oleh Von Reitschoten di Wajak, kemudian
dilanjutkan oleh Eugene Dubois.

Ciri-ciri jenis manusia Homo adalah memiliki muka lebar, hidung dan
mulutnya menonjol, dahi menonjol (tidak semenonjol jenis Pithecanthropus),
bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang, dan diperkirakan hidup
sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu.

Terdapat tiga golongan manusia Homo, yaitu:

❖ Homo Wajakensis

Manusia Wajak ditemukan oleh B.D. van Rietschoten pada 1889 di dekat
Tulungagung, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak, fragmen rahang
bawah, dan beberapa ruas leher. Berikut adalah ciri-ciri Homo Wajakensis:

● Mukanya datar dan lebar


● Volume otak 1.630 cc
● Memiliki tinggi badan sekitar 130-210 cm
● Berbadan tegap
● Letak hidung dan mulut agak jauh
● Diperkirakan sudah mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang

❖ Homo Soloensis

Homo Soloensis ditemukan oleh Weidenreich dan Koenigswald pada tahun


1931. Temuannya berupa tengkorak dan dari volume otaknya, diperkirakan manusia
jenis ini lebih maju dari Pithecanthropus. Berikut adalah ciri-cirinya:

● Memiliki volume otak 1000 hingga 1300 cc.


● Tinggi badan sekitar 130-210 cm dengan tubuh tegap
● Struktur tulang wajah yang sudah tidak mirip dengan manusia kera.

❖ Homo Floresiensis

Homo Floresiensis ditemukan di Gua Liang Bua, Flores oleh Peter Brown
dan Mike J. Morwood bersama-sama dengan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional pada 2003 lalu. Kala itu, manusia jenis ini kerap disebut sebagai hobbit
atau manusia kerdil karena memiliki tinggi tubuh sekitar 1 meter dengan ukuran
tengkorak seperti anak kecil. Homo Floresiensis diperkirakan hidup sekitar 30.000-
18.000 tahun yang lalu dan telah mampu membuat peralatan dari batu dan memasak
dengan api.

12 Sejarah Indonesia - Kelas X


Sumber: https://kumparan.com/berita-hari-ini/manusia-purba-di-indonesia-jenis-
dan-ciri-cirinya-1udyKmkgInT/full

Ayo Menanya!
1. Bagaimana cara peneliti menemukan jejak manusia purba?
2. Apa sajakah perbedaan ciri Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo?
Tuliskan pada tabel berikut ini.

Meganthropus Pithecanthropus Homo

Parental Guide
“History is not nostalgic art, but history is ibrah, lessons, that we can pull to the
present, to prepare for a better future,” ― Ahmad Fuadi, Negeri 5 Menara

Eksplorasi

Meganthropus Paleojavanicus

Gambar: https://hot.liputan6.com/read/4106098/ciri-ciri-meganthropus-
paleojavanicus-fosil-manusia-bertubuh-besar-tertua-di-jawa

Sejarah Indonesia - Kelas X 13


Dari penelitian atas benda-benda purbakala, manusia pertama yang
mendiami Indonesia diperkirakan sudah ada sejak 1,9 juta tahun lalu. Manusia
primitif tertua di Indonesia adalah Meganthropus Paleojavanicus yang fosilnya
ditemukan oleh G. H. R. von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi Belanda,
pada 1941. Penemuan Von Koenigswald menemukan fosil tersebut di Desa
Sangiran, lembah Bengawan Solo. Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang
bawah sebelah kanan (dengan kedua geraham muka dan geraham bawah), rahang
atas sebelah kiri (dengan geraham kedua dan ketiga), dan gigi lepas. Oleh karena
fosil tersebut berukuran sangat besar dan menyerupai raksasa, maka von
Koenigswald menyebutnya Meganthropus Paleojavanicus. Meganthropus
Paleojavanicus berasal dari kata mega yang berarti besar, anthropus yang bermakna
manusia, paleo berarti tertua, dan javanicus artinya Jawa. Maka, Meganthropus
Paleojavanicus berarti manusia raksasa tertua dari Jawa. Ciri-cirinya:
● Tulang pipi tebal
● Kening menonjol
● Tidak memiliki dagu
● Gerahamnya besar-besar
● Berbadan tegap
● Bentuk muka diduga masif
● Rahang bawah sangat tegap
● Memiliki bentuk gigi homonin
● Memakan tumbuh-tumbuhan
● Otot kunyah sangat kuat
● Kepala bagian belakang sangat menonjol

Kehidupan Meganthropus Paleojavanicus Masa hidup Meganthropus


Paleojavanicus diperkirakan berlangsung pada Zaman Pleistosen awal (lapisan
bawah). Pola hidupnya masih nomaden alias berpindah-pindah tempat serta mencari
makan dengan cara berburu dan meramu. Sayangnya, fragmen fosil yang ditemukan
sangat sedikit dan sampai sekarang belum ditemukan alat-alat yang digunakan oleh
Meganthropus. Para ahli pun menjadi mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
keberadaan dan kebudayaan yang mereka tinggalkan. Hal ini juga yang memicu
perbedaan pendapat di kalangan para ahli tentang Meganthropus. Sebagian ahli
menganggapnya sebagai Pithecanthropus, sementara sebagian lainnya meyakininya
sebagai Australopithecus. Di Afrika, ditemukan fosil yang berasal dari lapisan yang
sama dengan Meganthropus. Di sekitar fosil tersebut, ditemukan peralatan dari batu
yang masih kasar, menunjukkan pola kehidupan sangat sederhana. Peralatan tersebut
berupa kapak penetak dan alat-alat serpih.
Dari temuan tersebut, disimpulkan bahwa kehidupan pada masa itu dilakukan
dalam kelompok kecil. Mereka mencari makan dengan berburu binatang dan
mengambil tanaman umbi untuk dikumpulkan sebagai persediaan. Fosil yang
ditemukan di Afrika ini kemudian digolongkan ke dalam Australopithecus habilis.

14 Sejarah Indonesia - Kelas X


Sumber:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/13/183129379/meganthropus-
paleojavanicus-penemuan-kehidupan-dan-ciri-ciri?page=all.

Ayo Menanya!
1. Jelaskan ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus!
2. Kapan berlangsungnya kehidupan Meganthropus Paleojavanicus?
3. Bagaimana Meganthropus Paleojavanicus bertahan hidup?

Parental Guide

Eksplorasi
Buatlah artikel sebanyak 2-3 halaman mengenai manusia purba di Indonesia!

Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Sejarah Indonesia - Kelas X 15


D. Asal-Usul Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Asal Usul Persebaran Nenek Moyang di Indonesia


Banyaknya suku di Indonesia berdampak pada munculnya keberagaman
bahasa daerah dan kebudayaan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Kekayaan
ini bisa menjadi masalah apabila tidak pandai mengelola keragaman dan perbedaan
yang ada. Tentu ini berkaitan pula dengan asal mula kedatangan suku bangsa dan
kapan kedatangan mereka di Indonesia.
Di Indonesia, banyak ditemukan jenis-jenis manusia purba dengan ciri-ciri
tubuh yang berbeda dengan manusia sekarang. Dalam perkembangannya, jenis-jenis
manusia purba tersebut dimungkinkah sudah punah. Sedangkan yang jenis Homo
Sapiens telah berevolusi atau perubahan secara lambat. Anak-anak pasti akan
bertanya siapa sebenarnya nenek moyangnya.
Menurut pendapat Sarasin bersaudara, penduduk asli asli kepulauan
Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Pada mulanya mereka tinggal
di Asia bagian Tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga berbentuk
laut Cina selatan dan laut Jawa sehingga memisahkan pegunungan vulkanik
kepulauan Indonesia dari daratan utama.
Beberapa penduduk asli kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-
daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang.
Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras yang masuk
dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja, Miaotse, Yao-Jen di
Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya.
Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang mendiami
Sumatra dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di kepulauan Indonesia.
Mereka mempunyai hubungan erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan
orang Vedda yang saat ini masih ada di Afrika, Asia Selatan, dan Oceania. Vedda
itulah manusia pertama yang datang ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni.
Mereka membawa budaya perkakas batu. Ras Melanesia dan Vedda hidup dalam
budaya mesolitik.
Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para
pendatang baru itu jumlahnya lebih banyak dari penduduk asli. Mereka datang dalam
dua tahap. Mereka disebut oleh Sarasin sebagai Proto Melayu dan Deutero Melayu.
Kedatangan Proto Melayu dan Deutero Melayu terpisah diperkirakan lebih dari 2000
tahun yang lalu.

1. Proto Melayu
Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang
tersebar dari Madagaskar sampai pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan
datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini memiliki ciri-ciri: rambut lurus, kulit
kuning kecoklatan dan mata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan) mereka
bermigrasi ke Indocina dan Siam kemudian ke kepulauan Indonesia. Mereka pada

16 Sejarah Indonesia - Kelas X


awalnya menempati pantai-pantai Sumatra Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi
Barat.

Ketika datang para imigran baru (Deutro Melayu atau Ras Melayu Muda),
mereka ras Proto Melayu berpindah masuk ke pedalaman dan mencari tempat baru
ke hutan untuk dijadikan hunian. Kehidupan di dalam hutan menjadikan mereka
terisolasi dari dunia luar sehingga memudarkan peradaban mereka. Penduduk asli
dan ras Proto Melayu pun kemudian melebur dan kemudian menjadi suku Batak,
Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.

Kehidupan ras yang terisolasi tersebut kemudian menyebabkan Proto Melayu


mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun Islam di kemudian hari. Ras
Proto Melayu mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil
yang masuk ke wilayah mereka untuk memperkenalkan agama Kristen dan
peradaban baru dalam kehidupan mereka.

Persebaran suku Dayak hingga ke Filipina selatan, Serawak dan Malaka


menunjukkan rute perpindahan mereka dari kepulauan Indonesia. Sementara suku
Batak yang mengambil rute ke Barat menyusuri pantai Burma dan Malaka Barat.
Beberapa kesamaan bahasa yang digunakan oleh suku Karen di Burma banyak
mengandung kemiripan dengan bahasa Batak.

2. Deutero Melayu
Ras Deutero Melayu adalah ras yang datang dari Indocina bagian utara. Ras
ini membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di kepulauan Indonesia
atau kebudayaan Dongson. Ada yang menyebut mereka dengan sebutan orang
Dongson.

Peradaban mereka lebih tinggi dari ras Proto Melayu. Mereka dapat membuat
perkakas dari perunggu. Peradaban mereka ditandai dengan keahlian mengerjakan
logam. Perpindahan mereka ke kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute
persebaran alat-alat yang mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia
seperti kapak persegi panjang. Peradaban ini dapat dijumpai di Sumatra, Kalimantan,
Malaka, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.

Dalam hal pengolahan tanah, mereka memiliki kemampuan untuk membuat


irigasi pada tanah-tanah pertanian yang telah berhasil diciptakan dengan membabat
hutan terlebih dahulu. Ras Deutero Melayu juga memiliki peradaban pelayaran lebih
maju dari pendahulunya karena petualangan mereka sebagai pelaut dibantu dengan
penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan. Perpindahan ras Deutero Melayu

Sejarah Indonesia - Kelas X 17


juga menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari ras Deutero Melayu ada yang
mencapai kepulauan Jepang bahkan hingga sampai Madagaskar.

Kedatangan ras Deutero Melayu di Indonesia semakin lama semakin


meningkat. Mereka kemudian berpindah mencari tempat baru ke hutan sebagai
tempat hunian mereka. Pada akhirnya Proto dan Deutro Melayu melebur dan menjadi
penduduk di kepulauan Indonesia.

Pada masa berikutnya mereka menjadi sulit dibedakan. Proto Melayu


meliputi penduduk di Gayo dan Alas di Sumatra bagian utara serta Toraja di
Sulawesi. Sementara itu, semua penduduk di kepulauan Indonesia kecuali penduduk
Papua yang tinggal di sekitar pulau-pulau Papua adalah ras Deutero Melayu.

3. Melanesoid
Ras Melanesoid ini tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya
sebelah timur yaitu Irian dan benua Australia. Di kepulauan Indonesia mereka
tinggal di Papua, bersama dengan Papua Nugini, Bismarck, Solomon, New
Caledonia dan Fiji, mereka merupakan rumpun Melanesoid. Seperti dikatakan
Daldjoeni, suku Melanesoid sekitar 70% menetap di Papua sedangkan 30%
mendiami beberapa kepulauan di sekitar Papua dan Papua Nugini.

Awalnya, kedatangan Melanesoid di Papua berawal saat zaman es terakhir


atau pada tahun 70.000 SM. Pada saat itu kepulauan Indonesia belum berpenghuni.
Ketika suhu turun hingga kedinginan maksimal dan air laut menjadi beku.
Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan permukaan saat ini. Pada
saat itulah muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-pulau itu memudahkan makhluk
hidup berpindah dari Asia menuju kawasan Oseania.

Suku Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga ke Papua


kemudian ke Benua Australia yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang
berhubungan dengan Papua. Suku Melanesoid saat itu hingga mencapai 100 ribu
jiwa meliputi wilayah Papua dan Australia. Peradaban bangsa Melanesoid dikenal
dengan paleotikum.

Pada saat masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 SM,
kepulauan Papua dan Benua Australia terpisah seperti yang dapat dilihat saat ini.
Pada saat itu jumlah penduduk mencapai 0,25 juta dan pada tahun 500 SM mencapai
0,5 juta jiwa.

18 Sejarah Indonesia - Kelas X


Asal mula bangsa Melanesia yaitu Proto Melanesia yang merupakan
penduduk pribumi di Jawa. Mereka ialah manusia wajak yang tersebar pada bagian
timur dan menduduki Papua sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan
permukaan laut yang terjadi pada saat itu. Di Papua manusia wajak hidup
berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai.

Mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-


tumbuhan. Tempat tinggal mereka berupa perkampungan yang terbuat dari bahan-
bahan yang ringan. Rumah-rumah itu sebenarnya hanya berupa kemah atau tadah
angin yang sering didirikan menempel pada dinding gua yang besar. Kemah-kemah
dan tadah angin itu hanya digunakan sebagai tempat untuk tidur dan berlindung
sedangkan aktivitas lainnya dilakukan di rumah.

Bangsa Proto Melanesoid terus terdesak oleh bangsa Melayu. Mereka yang
belum sempat mencapai kepulauan Papua akhirnya melakukan pencampuran dengan
ras baru tersebut. Percampuran bangsa Melayu dengan Melanesoid menghasilkan
keturunan Melanesoid Melayu. Saat ini mereka merupakan penduduk Nusa
Tenggara Timur dan Maluku.

4. Negrito dan Weddid


Sebelum kedatangan kelompok Melayu tua dan muda, orang-orang Negrito
dan Weddid sudah masuk terlebih dahulu ke Indonesia. Negrito merupakan sebutan
yang diberikan oleh orang-orang Spanyol karena yang mereka jumpai itu berkulit
hitam mirip dengan jenis-jenis Negro. Sejauh mana kelompok Negrito ini bertalian
darah dengan jenis-jenis Negro yang terdapat di Afrika serta kepulauan Melanesia,
demikian pula bagaimana sejarah perpindahan mereka juga belum banyak diketahui
dengan pasti.

Kelompok Weddid ini terdiri oleh orang-orang dengan kepala mesocephal


dan letak mata yang dalam sehingga nampak seperti berang. Kulit mereka coklat tua
dan tinggi untuk laki-lakinya rata-rata 155 cm. Weddid berarti jenis Wedda (bangsa
yang terdapat di pulau Ceylon- Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di
Indonesia cukup luas misalnya di Palembang dan Jambi (Kubu), Siak, dan Sulawesi
tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna).

Periode imigrasi berlangsung berabad-abad. Terdapat kemungkinan mereka


berasal dalam satu kelompok ras yang sama dan dengan budaya yang sama pula.
Mereka itulah nenek moyang orang Indonesia saat ini.

Sejarah Indonesia - Kelas X 19


Sekitar 170 bahasa yang digunakan di Kepulauan Indonesia adalah bahasa
Austronesia yaitu Melayu-Polinesia. Bahasa tersebut selanjutnya dikelompokkan
menjadi dua oleh Sarasin yaitu bahasa Aceh dan bahasa-bahasa di pedalaman
Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Kelompok kedua adalah bahasa Batak, Melayu
standar, Jawa dan Bali. Kelompok ini memiliki hubungan dengan bahasa Malagi di
Madagaskar dan Tagalog di Luzon. Persebaran geografis kedua bahasa itu
menunjukkan bahwa penggunanya adalah pelaut-pelaut pada masa dahulu yang
sudah mempunyai peradaban lebih maju. Di samping bahasa-bahasa itu, ada juga
bahasa Halmahera Utara dan Papua yang digunakan di pedalaman Papua dan pulau
Halmahera bagian utara.

Teori Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Beberapa teori mengenai nenek moyang bangsa Indonesia menurut pakar.

1. Drs. Moh Ali


Menurut Drs. Moh Ali, bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan-Cina.
Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa
Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat
sehingga mereka pindah ke selatan termasuk Indonesia.

Moh Ali mengatakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu
sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara
bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari 3000 hingga 1500 SM (Proto
Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1500 hingga 500 SM (Deutero Melayu).
Ciri-ciri gelombang pertama adalah kebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu
bercadik satu, sedangkan gelombang kedua menggunakan perahu bercadik dua.

2. Prof. Mohammad Yamin


Prof. Mohammad Yamin mengatakan bahwa orang Indonesia adalah asli
berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Moh Yamin meyakini bahwa ada sebagian
bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Mohammad Yamin
mengatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia
daripada daerah lain di Asia, seperti temuan fosil Homo atau Pithecanthropus
Soloensis dan Wajakensis yang tidak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Asia
Tenggara.

3. Willem Smith
Menurut pandangan Willem Smith, asal-usul bangsa Indonesia melalui
penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia. Willem Smith mengkategorikan

20 Sejarah Indonesia - Kelas X


bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai yakni bangsa yang berbahasa
Togon, bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang berbahasa Austria.
Kemudian bahasa Austria dibagi menjadi dua yaitu bangsa yang menggunakan
bahasa Austro Asia dan bangsa yang menggunakan bahasa Austronesia. Bangsa-
bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia (Melanesia dan
Polinesia).

Dalam teori Out of Afrika dan Out of Taiwan menerangkan tentang asal usul
nenek moyang Indonesia yang terlihat bahwa betapa eratnya keterkaitan dinamika
sejarah Melanesia dengan bumi nusantara. Kata Melanesia diperkenalkan pertama
kali oleh Dumot d’urville seorang penjelajah berkebangsaan Prancis untuk menyebut
wilayah etnik penduduk yang berkulit hitam dan berambut keriting di kawasan
Pasifik.

Menurut Harry Truman pada sekitar 60.000 tahun yang lalu terdapat
sekelompok orang yang dengan semangat keberaniannya melintasi selat-selat dan
laut hingga mencapai kepulauan Indonesia. Mereka adalah Homo Sapiens yang
dalam buku literatur disebut sebagai manusia modern awal. Ketika berangkat dari
tanah asalnya yaitu Afrika, mereka tidak memiliki tujuan. Teori ini menurut para ahli
disebut teori Pout of Africa. Dalam pemikiran mereka yang ada hanyalah bagaimana
mereka dapat menemukan ladang kehidupan baru yang lebih menjanjikan. Mereka
beruntung dalam pengembaraannya dapat mengatasi segala rintangan alam, dari
generasi ke generasi mereka mencapai wilayah-wilayah penghidupan yang baru
dalam asal-usul dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

Di tempat baru, mereka mengeksplorasi sumber daya lingkungan yang


tersedia untuk mempertahankan hidup. Mereka meramu dari berbagai buah-buahan,
umbi-umbian yang ada di wilayah tersebut. Hewan-hewan juga diburu oleh mereka
untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sejarah Indonesia - Kelas X 21


Corak Kehidupan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Untuk keperluan itu maka dibuatlah peralatan dari batu dan bahan organik
seperti dari kayu dan bambu. Corak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia ini
meliputi kehidupan agraris, kehidupan bahari, kehidupan sosial, kehidupan seni
budaya, dan kehidupan religius.

a. Kehidupan agraris

Nenek moyang bangsa Indonesia hidup dengan bertani. Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya alat khusus pertanian yang berupa beliung persegi dan kapak
lonjong.

b. Kehidupan bahari

Nenek moyang bangsa Indonesia telah mampu mengarungi laut. Mereka juga
memiliki pengetahuan tentang laut, angin, musim, dan astronomi. Mereka juga
membuat perahu bercadik.

c. Kehidupan sosial

Nenek moyang bangsa Indonesia telah hidup dalam masyarakat yang teratur
dalam kesehariannya hidup secara gotong royong.

22 Sejarah Indonesia - Kelas X


d. Kehidupan seni budaya

Nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal barang-barang perhiasan


dari batu, perunggu, manik-manik, dan kaca. Mereka juga pandai melukis.

e. Kehidupan religius

Nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal bentuk-bentuk kepercayaan


seperti: pemujaan terhadap roh nenek moyang, animisme (kepercayaan bahwa suatu
benda memiliki roh atau jiwa), dinamisme (kepercayaan bahwa setiap benda
memiliki kekuatan gaib), dan monoteisme (kepercayaan bahwa di luar dirinya ada
satu kekuatan yang melebihi dirinya yaitu kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa).
Pada dasarnya nenek moyang bangsa Indonesia sudah memiliki kepercayaan yakni
mengakui adanya kekuatan luar biasa yang berada di luar diri manusia.

Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/asal-usul-persebaran-nenek-moyang-
di-indonesia/

Ayo Menanya!
1. Jelaskan secara singkat asal-usul persebaran nenek moyang bangsa
Indonesia!
2. Apakah perbedaan antara Proto Melayu dan Deutro Melayu?
3. Jelaskan beberapa teori mengenai nenek moyang bangsa Indonesia menurut
pakar.

Parental Guide
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you
didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the
safe harbour. Catch the trade winds in your sails. Explore! Dream! Discover!” -
Mark Twain

Eksplorasi
Pernahkah kamu mendengar kalimat “Nenek Moyang Bangsa Indonesia Pelaut yang
Tangguh”? Carilah referensi mengenai hal tersebut dan jelaskan bukti mengenai hal
itu!

Sejarah Indonesia - Kelas X 23


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

E. Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha

Akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses percampuran antara unsur-unsur


kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, sehingga membentuk
kebudayaan baru. Kebudayaan baru yang merupakan hasil percampuran itu masing-
masing tidak kehilangan kepribadian/ciri khasnya. Oleh karena itu, untuk dapat
berakulturasi, masing-masing kebudayaan harus seimbang. Begitu juga untuk
kebudayaan Hindu-Buddha dari India dengan kebudayaan Indonesia asli. Contoh
hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia asli
sebagai berikut.

1. Seni Bangunan

Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan


bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya
Indonesia asli. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau
Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk
candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan
unsur Indonesia asli. Candi Borobudur merupakan salah satu contoh dari bentuk
akulturasi tersebut.

24 Sejarah Indonesia - Kelas X


2. Seni Rupa dan Seni Ukir

Masuknya pengaruh India juga membawa perkembangan dalam bidang seni


rupa, seni pahat, dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang
dipahatkan pada bagian dinding-dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan
pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur yang berupa pahatan
riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha terdapat lingkungan alam Indonesia
seperti rumah panggung dan burung merpati. Pada relief kala makara pada candi
dibuat sangat indah. Hiasan relief kala makara, dasarnya adalah motif binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Hal semacam ini sudah dikenal sejak masa sebelum Hindu.
Binatang-binatang itu dipandang suci, maka sering diabadikan dengan cara di lukis.

3. Seni Sastra dan Aksara

Pengaruh India membawa perkembangan seni sastra di Indonesia. Seni sastra


waktu itu ada yang berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi).
Berdasarkan isinya, kesusasteraan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tutur
(pitutur kitab keagamaan), kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan).

Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kitab


Ramayana dan Mahabarata. Kemudian timbul wiracarita hasil gubahan dari para
pujangga Indonesia. Misalnya, Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh. Juga munculnya cerita-cerita Carangan. Berkembangnya karya sastra
terutama yang bersumber dari Mahabarata dan Ramayana, melahirkan seni
pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Pertunjukan wayang kulit di Indonesia,
khususnya di Jawa sudah begitu mendarah daging. Isi dan cerita pertunjukan wayang
banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat edukatif (pendidikan).

Cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari asli dari Indonesia. Seni pahat
dan ragam luas yang ada pada wayang disesuaikan dengan seni di Indonesia. Di
samping bentuk dan ragam hias wayang, muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang
khas Indonesia. Misalnya tokoh-tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, dan
Petruk. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.

Perkembangan seni sastra yang sangat cepat didukung oleh penggunaan


huruf pallawa, misalnya dalam karya-karya sastra Jawa Kuno. Pada prasasti-prasasti
yang ditemukan terdapat unsur India dengan unsur budaya Indonesia. Misalnya, ada
prasasti dengan huruf Nagari (India) dan huruf Bali Kuno (Indonesia).

Sejarah Indonesia - Kelas X 25


4. Sistem Kepercayaan

Sejak masa praaksara, orang-orang di Kepulauan Indonesia sudah mengenal


simbol-simbol yang bermakna filosofis. Sebagai contoh, kalau ada orang meninggal,
di dalam kuburnya disertakan benda-benda. Di antara benda-benda itu ada lukisan
seorang naik perahu, ini memberikan makna bahwa orang yang sudah meninggal
rohnya akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang membahagiakan yaitu
alam baka. Masyarakat waktu itu sudah percaya adanya kehidupan sesudah mati,
yakni sebagai roh halus. Oleh karena itu, roh nenek moyang dipuja oleh orang yang
masih hidup (animisme). Setelah masuknya pengaruh India kepercayaan terhadap
roh halus tidak punah. Misalnya dapat dilihat pada fungsi candi. Fungsi candi atau
kuil di India adalah sebagai tempat pemujaan.

Di Indonesia, di samping sebagai tempat pemujaan, candi juga sebagai


makam raja atau untuk menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Itulah
sebabnya peripih tempat penyimpanan abu jenazah raja didirikan patung raja dalam
bentuk mirip dewa yang dipujanya. Ini jelas merupakan perpaduan antara fungsi
candi di India dengan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di
Indonesia.

Bentuk bangunan lingga dan yoni juga merupakan tempat pemujaan terutama
bagi orang-orang Hindu penganut Syiwaisme. Lingga adalah lambang Dewa Syiwa.
Secara filosofis lingga dan yoni adalah lambang kesuburan dan lambang
kemakmuran. Lingga lambang laki-laki dan yoni lambang perempuan.

5. Sistem Pemerintahan

Setelah datangnya pengaruh India di Kepulauan Indonesia, dikenal adanya


sistem pemerintahan secara sederhana. Pemerintahan yang dimaksud adalah
semacam pemerintah di suatu desa atau daerah tertentu. Rakyat mengangkat seorang
pemimpin atau semacam kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin
biasanya orang yang sudah tua (senior), arif, dapat membimbing, memiliki
kelebihan-kelebihan tertentu termasuk dalam bidang ekonomi, berwibawa, serta
memiliki semacam kekuatan gaib (kesaktian). Setelah pengaruh India masuk, maka
pemimpin tadi diubah menjadi raja dan wilayahnya disebut kerajaan. Hal ini secara
jelas terjadi di Kutai. Salah satu bukti akulturasi dalam bidang pemerintahan,
misalnya seorang raja harus berwibawa dan dipandang memiliki kekuatan gaib
seperti pada pemimpin masa sebelum Hindu-Buddha. Karena raja memiliki kekuatan
gaib, maka oleh rakyat raja dipandang dekat dengan dewa. Raja kemudian disembah,
dan kalau sudah meninggal, rohnya dipuja-puja.

Sumber: https://histori.id/akulturasi-kebudayaan-nusantara-dan-hindu-buddha/

26 Sejarah Indonesia - Kelas X


Ayo Menanya!
1. Apakah yang dimaksud dengan akulturasi kebudayaan?
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa akulturasi kebudayaan Nusantara dan
Hindu-Buddha!
3. Bagaimanakah pendapatmu mengenai akulturasi kebudayaan?
4. Apakah manfaat dari adanya akulturasi kebudayaan?
5. Jelaskan perbedaan antara tutur, kitab hukum, dan wiracarita? Sebutkan
masing-masing contohnya!

Parental Guide

“Akulturasi budaya yang harmonis adalah modal sosial yang harus dijaga dan
dikelola dengan baik.” ― SBYudhoyono

Eksplorasi

1. Jelaskan perbedaan 3 tingkatan yang ada pada Candi Borobudur!


2. Jelaskan bagaimana kebudayaan Buddha mempengaruhi corak bangunan
Candi Borobudur!

Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Sejarah Indonesia - Kelas X 27


F. Perkembangan Teknologi
Perlu kita ketahui bersama, meskipun belum mengenal tulisan, manusia
purba telah mengembangkan teknologi dan kebudayaan. Teknologi pada masa itu
berupa teknologi bebatuan yang digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Dalam praktiknya, teknologi bebatuan tersebut dapat berfungsi serba
guna.
Awal mulanya alat yang paling digunakan masih bersifat kebetulan dan
seadanya serta bersifat trial and error. Pada awalnya manusia purba hanya
menggunakan benda-benda dari alam terutama bebatuan. Teknologi bebatuan
kemudian berkembang dalam kurun waktu yang panjang. Oleh sebab itu, para ahli
kemudian membagi kebudayaan zaman batu di era praaksara ini menjadi beberapa
zaman atau beberapa tahap perkembangan. Pada kebudayaan zaman batu ini
kemudian terbagi menjadi tiga yaitu paleolitikum, mesolitikum, dan neolitikum.

Hasil kebudayaan manusia zaman praaksara yang masih ada sampai saat ini
kebanyakan merupakan hasil budaya masa megalitikum yaitu berupa bangunan batu
besar. Contoh, punden berundak masa megalitikum masih digunakan dalam masa
Hindu Budha meskipun terdapat hasil akulturasi budaya Hindu Budha yakni
bangunan candi seperti Candi Borobudur. Saat ini juga masih bisa ditemui pada
susunan bangunan rumah yang ada di Bali, bangunan lain seperti pada atap menara
masjid Kudus.

Perkembangan Teknologi Manusia Purba dan Contoh Peninggalannya

Di Sumba pembuatan arca menhir sebagai pemujaan nenek moyang tetap


berlangsung hingga saat ini. Arca tersebut dibuat sebagai penghormatan atas
meninggalnya raja atau penguasa. Pembuatan arca tersebut dimaksudkan agar
masyarakat tetap dekat dengan nenek moyang dan hubungan mereka tidak terputus.
Arca-arca pada masa megalitikum berkembang seiring kebutuhan masyarakat yang
berbeda-beda. Penggunaan arca masa sekarang dapat dijumpai pada masyarakat

28 Sejarah Indonesia - Kelas X


hindu di Bali. Berbagai macam arca dengan tingkat kegunaannya masih tetap ada
sampai sekarang.

Selain bangunan-bangunan megalitikum, terdapat hasil budaya masa


praaksara yang masih berkembang sampai sekarang yaitu tembikar. Tembikar pada
masa praaksara dapat dilihat pada masa neolitikum. Pembuatan tembikar masa
neolitikum sudah halus meskipun pembuatannya masih sederhana, tetapi hasil yang
dibuat sudah dihaluskan. Berdasarkan perkembangannya, tembikar masih tetap
digunakan sampai sekarang.

Cobek yang merupakan peralatan dari batu tersebut masih digunakan hingga
sekarang dan bisa kita temui di rumah tangga Indonesia. Alat tersebut bisa digunakan
untuk menghaluskan rempah-rempah, menghaluskan bumbu masak atau juga untuk
tempat membuat sambal. Alat bebatuan tersebut sudah dikenal ribuan tahun yang
lalu.

1. Antara Batu dan Tulang


Peralatan yang pada awalnya digunakan manusia purba adalah alat-alat dari
batu yang seadanya dan juga dari tulang. Peralatan ini berkembang pada zaman
paleolitikum atau zaman batu tua. Zaman batu tua ini bertepatan dengan zaman
Neozoikum terutama pada akhir zaman tersier dan awal zaman quartair.

Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman yang sangat
penting karena terkait dengan munculnya jenis manusia purba. Zaman ini dikatakan
zaman batu tua karena hasil kebudayaan tersebut terbuat dari batu yang relatif masih
sederhana dan kasar. Kebudayaan zaman paleolitikum ini secara umum terbagi
menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

a. Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan ini berkembang di daerah Pacitan-Jawa Timur. Beberapa alat
yang terbuat dari batu ditemukan di daerah ini. Von Koenigswald dalam
penelitiannya tahun 1935 menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan atau alat-
alat dari batu di sungai Baksoka dekat Punung.

Sejarah Indonesia - Kelas X 29


Alat batu itu masih kasar dan bentuk ujungnya masih runcing tergantung
kegunaannya. Alat batu ini sering disebut dengan sebutan kapak genggam atau kapak
perimbas. Kapak ini digunakan untuk menusuk binatang atau menggali tanah saat
mencari jenis umbi-umbian. Di samping kapak perimbas, di Pacitan juga ditemukan
alat yang disebut dengan chopper sebagai alat penetak, dan juga ditemukan alat-alat
serpih.

Kapak genggam merupakan sejenis kapak yang terbuat dari batu namun tidak
bertangkai, digunakan untuk memukul bahan makanan atau melempar hewan
buruan, atau bisa juga untuk mengorek tanah untuk mencari umbi-umbian.

Alat serpih merupakan alat yang terbuat dari batu pipih yang diasah dan
berukuran lebih kecil dari kapak genggam berfungsi sebagai alat untuk penusuk atau
pisau. Alat-alat yang terbuat dari tulang dan kayu digunakan untuk berburu atau bisa
juga untuk menangkap ikan.

Alat-alat tersebut oleh Koeningswald digolongkan sebagai alat “paleolitik”


yang bercorak chellean yaitu suatu tradisi yang berkembang pada tingkat awal
paleolitik di Eropa. Pendapat Koenigswald ini kemudian dianggap kurang tepat
setelah Movius berhasil menyatakan temuan di Punung itu sebagai salah satu corak
perkembangan kapak perimbas di Asia Timur.

30 Sejarah Indonesia - Kelas X


Tradisi Kapak perimbas yang ditemukan di Punung itu kemudian dikenal
dengan sebutan Budaya Pacitan. Budaya ini dikenal sebagai tingkat perkembangan
budaya batu awal di Indonesia. Kapak perimbas itu tersebar di wilayah Sumatera
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Flores dan Timor. Daerah
Punung adalah daerah yang paling banyak ditemukan kapak perimbas dan hingga
saat ini merupakan tempat penemuan terpenting di Indonesia.

Pendapat ahli condong kepada jenis manusia pithecanthropus atau


keturunan-keturunannya sebagai pencipta budaya Pacitan. Pendapat ini sesuai
dengan pendapat tentang umur budaya Pacitan yang diperkirakan dari tingkat akhir
Pleistosen tengah atau awal permulaan Pleistosen akhir.

b. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan Ngandong berkembang di daerah Ngandong. Di daerah ini
banyak ditemukan alat-alat dari batu dan juga alat-alat dari tulang. Alat-alat dari
tulang ini berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang diperkirakan digunakan
sebagai belati. Ditemukan juga alat-alat bergerigi. Di Sangiran ditemukan alat-alat
dari batu yang bentuknya seperti kalsedon.

Sebaran artefak dan peralatan paleolitik cukup luas sejak dari daerah-daerah
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat, dan Halmahera.

2. Antara Pantai dan Gua


Zaman batu terus berkembang memasuki zaman batu tengah atau yang
dikenal dengan sebutan zaman mesolitikum. Hasil kebudayaan batu tengah ini sudah
lebih maju dibandingkan dengan hasil kebudayaan zaman paleolitikum (batu tua).

Sejarah Indonesia - Kelas X 31


Walaupun demikian, bentuk dan hasil kebudayaan paleolitikum tidak serta merta
punah dan tetap mengalami penyempurnaan. Secara garis besar kebudayaan
mesolitikum ini terbagi menjadi dua yang ditandai dengan lingkungan tempat tinggal
yaitu di pantai dan gua.

a. Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger merupakan istilah yang berasal dari bahasa


Denmark. Kjokken berarti dapur dan modding artinya sampah sehingga
kjokkenmoddinger berarti sampah dapur. Dalam hubungannya dengan
budaya manusia, kjokkenmoddinger merupakan tumpukan timbunan kulit
siput dan kerang yang menggunung di sepanjang pantai Sumatra.

Adanya kjokkenmoddinger ini tentu memberi informasi bahwa


manusia purba zaman mesolitikum umumnya bertempat tinggal di tepi
pantai. Von Stein C pada tahun 1925 melakukan penelitian di bukit kerang
dan menemukan jenis kapak genggam. Yang berbeda dengan kapak genggam
zaman paleolitikum. Kapka genggam yang ditemukan di bukit kerang pantai
Sumatra timur ini diberi nama Kapak Sumatra. Kapak Sumatra tersebut
dibuat dari batu kali yang pecah, sisi luarnya dibiarkan begitu saja dan sisi
bagian dalam dikerjakan sesuai dengan keperluannya. Selain kapak Sumatera
juga ditemukan jenis kapak pendek dan jenis batu pipisan. Di daerah Jawa
batu pipisan biasanya digunakan untuk menumbuk atau menghaluskan jamu.

b. Kebudayaan Abris Sous Roche


Kebudayaan Abris Sous Roche adalah hasil kebudayaan yang
ditemukan di gua-gua. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia purba
pendukung kebudayaan ini tinggal di gua-gua. Kebudayaan ini pertama kali
dilakukan penelitian oleh Von Stein C (1928-1931) di Gua Lawa-Ponorogo.

32 Sejarah Indonesia - Kelas X


Beberapa teknologi bebatuan yang ditemukan antara lain, ujung
panah, flake, batu penggilingan, dan juga ditemukan alat-alat dari tulang dan
tanduk rusa. Kebudayaan Abris Sous Roche ini banyak ditemukan di Besuki,
Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan seperti di Lamoncong.

3. Mengenal Api
Bagi kehidupan manusia, api menjadi faktor penting dalam kehidupan.
Sebelum ditemukan teknologi listrik, aktivitas manusia sehari-hari hamper dapat
dipastikan tidak dapat terlepas dari api untuk memasak.

Bagi manusia purba, proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang
penting. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api terjadi pada 400.000 tahun yang
lalu. Penemuan pada periode manusia homo erectus. Api digunakan untuk
menghangatkan badan dari cuaca dingin.

Teknologi api dapat dimanfaatkan manusia untuk berbagai hal. Di samping


itu, penemuan api juga memperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan
yaitu memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu dengan ramuan
tertentu. Manusia juga menggunakan api sebagai senjata. Api digunakan untuk
menghalau binatang buas yang menyerang. Api juga digunakan sebagai sumber
penerangan. Melalui api, manusia juga bisa membuka lahan dengan cara membakar
hutan.

Pada mulanya pembuatan api dilakukan dengan cara membenturkan dan


menggosokkan benda halus yang mudah terbakar dengan benda padat lain. Sebuah
batu yang keras, misalnya batu api jika dibenturkan ke batu yang keras lainnya akan
menghasilkan percikan api. Pembuatan api juga dapat dilakukan dengan menggosok
suatu benda terhadap benda yang lain baik secara berputar, berulang, atau bolak-
balik. Sepotong kayu keras misalnya jika digosokkan pada kayu lainnya akan
menghasilkan panas karena gesekan tersebut kemudian memunculkan api.

Beberapa penelitian arkeologi di Indonesia sampai saat ini belum


menemukan sisa pembakaran dari periode tersebut. Namun bukan berarti manusia
purba belum mengenal api. Sisa api yang tertua ditemukan di Tanzania sekitar 1,4
juta tahun yang lalu yaitu berupa tanah liat kemerahan bersama dengan sisa tulang
binatang.

Akan tetapi belum dapat dipastikan apakah manusia purba membuat api atau
mengambilnya dari sumber api alam. Hal yang sama juga ditemukan di China

Sejarah Indonesia - Kelas X 33


dimana sisa api berusia sekitar 1 juta tahun yang lalu. Tapi juga belum bisa dipastikan
apakah itu api alam atau buatan manusia.

4. Sebuah Revolusi Teknologi Manusia Purba


Perkembangan zaman batu yang bisa disebut penting dalam kehidupan
manusia adalah neolitikum atau zaman batu baru. Pada masa neolitikum juga dapat
dikatakan sebagai zaman batu muda karena pada zaman ini telah terjadi revolusi
kebudayaan di mana terjadi perubahan pola hidup manusia.

Pola hidup food gathering berubah menjadi pola hidup food producing.
Perubahan ini seiring dengan berubahnya jenis pendukung kebudayaannya. Pada
zaman ini telah hidup jenis homo sapiens sebagai pendukung kebudayaan zaman
batu baru. Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak. Sebagai proses
untuk menghasilkan atau memproduksi makanan. Hidup bermasyarakat dengan
bergotong royong mulai dikembangkan. Hasil kebudayaan yang terkenal di zaman
neolitikum ini secara garis besar terbagi menjadi dua tahap perkembangan.

a. Kebudayaan Kapak Persegi

Nama kapak persegi berasal dari penyebutan oleh Von Heine Geldern yang
dikaitkan dengan bentuk alat tersebut. Kapak persegi ini memiliki bentuk persegi
panjang da nada yang berbentuk trapezium. Ukuran alat ini juga bermacam-macam.
Kapak persegi yang besar sering disebut dengan beliung atau pacul, bahkan sudah
ada yang diberi tangkai sehingga persis seperti cangkul zaman sekarang. Sementara
yang berukuran kecil dinamakan tatah. Penyebaran alat-alat ini terutama di
kepulauan Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Jawa dan Bali.

34 Sejarah Indonesia - Kelas X


Diperkirakan sentra-sentra teknologi kapak persegi ini ada di Palembang,
Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Pacitan, Madiun, dan di lereng Gunung Ijen (Jawa
Timur). Di desa Pasir Kuda dekat Bogor juga ditemukan batu asahan, kapak persegi
cocok digunakan sebagai alat pertanian.

b. Kebudayaan Kapak Lonjong


Nama kapak lonjong disesuaikan dengan bentuk penampang alat ini yang
berbentuk lonjong. Bentuk keseluruhan alat ini lonjong seperti bulat telur. Pada
ujung yang runcing ditempatkan tangkai dan pada ujung yang lain diasah sehingga
tajam. Kapak yang memiliki ukuran besar disebut walzenbeil dan yang kecil disebut
kleinbeil. Penyebaran jenis kapak lonjong ini terutama di kepulauan Indonesia
bagian timur seperti di daerah Papua, Minahasa, dan Seram.

Pada masa neolitikum, ditemukan juga barang-barang perhiasan seperti


gelang dari batu, dan alat-alat gerabah atau tembikar. Manusia purba masa ini sudah
memiliki pengetahuan tentang kualitas bebatuan untuk peralatan. Penemuan dari
berbagai situs menunjukkan bahan yang paling sering digunakan adalah jenis batuan
kersikan seperti gamping kersikan, kalsedon, jasper, dan tufa kersikan. Jenis-jenis
batuan tersebut selain keras juga sifatnya yang retas dengan pecahan yang cenderung
tajam dan tipis sehingga memudahkan dalam pengerjaan.

Beberapa situs yang mengandung fosil kayu seperti di Kali Baksoka-Jawa


Timur dan Kali Ogan – Sumatera Selatan. Tampak upaya pemanfaatan fosil untuk
bahan peralatan. Pada saat lingkungan tidak menyediakan bahan yang baik, ada
kecenderungan untuk memanfaatkan batuan yang tersedia di sekitar hunian
walaupun kualitasnya kurang baik. Contoh semacam ini dapat ditemui di situs
Kedung Gamping di sebelah timur Pacitan, Cibaganjing di Cilacap, dan Kali Kering
di Sumba yang pada umumnya menggunakan bahan andesit untuk peralatan.

c. Perkembangan Zaman Logam


Mengakhiri masa neolitikum (zaman batu), maka dimulailah zaman
logam. Sebagai bentuk masa perundagian. Zaman logam di kepulauan
Indonesia ini agak berbeda apabila dibandingkan dengan yang ada di Eropa.
Di Eropa, zaman logam ini mengalami tiga fase yaitu zaman tembaga,
perunggu, dan besi.

Di kepulauan Indonesia hanya mengalami zaman perunggu dan besi.


Zaman perunggu adalah fase yang sangat penting dalam sejarah. Beberapa
contoh benda-benda kebudayaan perunggu antara lain, kapak corong, moko,

Sejarah Indonesia - Kelas X 35


nekara, dan berbagai macam perhiasan. Beberapa benda hasil kebudayaan
zaman logam ini juga terkait dengan praktik keagamaan seperti nekara.

Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/perkembangan-teknologi-manusia-
purba/

Ayo Menanya!
Buatlah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Diskusikan hal-hal berikut ini.
1. Apakah yang dimaksud dengan teknologi?
2. Jelaskan mengapa pola hidup food gathering berubah menjadi pola hidup food
producing? Jelaskan perbedaan dari keduanya.
3. Sebutkan 10 jenis teknologi yang kini kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari.

Parental Guide
Surat Al-Alaq Ayat 1-5
Artinya: ‘’1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan 2. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya’’

Eksplorasi

Gambar: idsejarah.net

Gambar di atas adalah kapak genggam yang digunakan oleh manusia purba.
Fungsi dari kapak ini adalah untuk menguliti dan memotong hewan hasil buruan,
dapat juga digunakan untuk menggali tanah dalam rangka mencari umbi–umbian dan
banyak ditemukan di daerah Pacitan. Benda tersebut termasuk salah satu teknologi
yang digunakan oleh manusia purba.
Coba diskusikan peninggalan arkeologis di daerah tempat kamu tinggal yang
berhubungan atau diduga berkaitan dengan kerajaan Hindu–Buddha. Kamu dapat
membentuk kelompok yang terdiri atas 4 orang, kemudian buatlah tulisan singkat
antara 2-3 halaman. Bila di sekitar tempat tinggalmu tidak ditemukan peninggalan
arkeologis masa Hindu-Budha, kamu dapat mencari di
daerah/provinsi/kabupaten/kota yang dekat dengan tempat tinggalmu.

36 Sejarah Indonesia - Kelas X


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Sejarah Indonesia - Kelas X 37


BAB II
PEDAGANG, PENGUASA, DAN PUJANGGA PADA MASA KLASIK
(HINDU DAN BUDDHA)

A. Pengaruh Budaya India


Penyebaran pengaruh kebudayaan India di Indonesia telah berlangsung sejak
masa prasejarah. Para ahli sejarah Barat biasa memakai istilah Hinduisasi atau Indianisasi
untuk menyebut penyebaran kebudayaan di wilayah India dan Asia Tenggara. Pengaruh
kebudayaan India di Indonesia semakin menguat ketika muncul kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha pada abad ke-4 hingga abad ke-15 Masehi. Dalam buku Sejarah Indonesia masa
Hindu-Buddha (2014) karya Suwardono, pengaruh kebudayaan India telah mengakar di
semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui proses asimilasi dan akulturasi.
Beberapa pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat Indonesia, yaitu: Sistem kepercayaan Bangsa India merupakan penyebar
agama Hindu-Buddha di Indonesia. Pada perkembangannya, agama Hindu-Buddha
berakulturasi dengan sistem kepercayaan animisme dan dinamisme.

Akulturasi dalam bidang sistem kepercayaan dapat kita lihat melalui upacara
keagamaan masyarakat kuno Indonesia. Masyarakat kuno Indonesia tidak hanya
menyembah dewa-dewi Hindu atau Buddha, namun juga melakukan pemujaan terhadap
roh nenek moyang. Bahasa dan aksara Pengaruh budaya India dalam bidang bahasa dan
aksara terlihat dari penggunaan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta oleh kerajaan Hindu-
Buddha Indonesia. Pada pertengahan abad ke-8 Masehi, huruf Pallawa berakulturasi
dengan kebudayaan jawa dan menghasilkan huruf Jawa Kuno atau huruf Kawi.
Kesusastraan Bangsa India memberi pengaruh penting terhadap bidang kesusastraan
Indonesia. Bangsa India mengenalkan epos Mahabharata dan Ramayana kepada
pujangga-pujangga Indonesia.

Pada perkembangannya, pujangga-pujangga Jawa menambahkan nilai-nilai


kebudayaan Jawa terhadap cerita Mahabharata dan Ramayana. Sistem pemerintahan
Dalam sistem pemerintahan, bangsa India memperkenalkan sistem kerajaan feodal
dengan konsep ‘dewa raja’. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005)
karya M.C Ricklefs, sistem feodal kerajaan di Indonesia memposisikan raja sebagai
titisan para dewa, sehingga keberadaannya sangat dihormati oleh masyarakat. Struktur
sosial Bangsa India mengenalkan sistem kasta dalam struktur sosial masyarakat
Indonesia. Dalam sistem kasta, masyarakat Indonesia dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu,
Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Penerapan sistem kasta di Indonesia berlangsung
pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan berakhir pada masa kerajaan Islam.

Kesenian Pengaruh budaya India dalam bidang kesenian di Indonesia dapat kita
lihat pada seni bangunan, seni ukir dan seni patung. Bangsa India mengenalkan konsep
candi, relief dan arca kepada masyarakat Indonesia. Contoh akulturasi kesenian antara
India dan Indonesia terlihat dari candi Indonesia yang berbentuk punden berundak.
Sistem penanggalan Sistem penanggalan atau kalender India disebut dengan kalender

38 Sejarah Indonesia - Kelas X


Saka. Sistem penanggalan Saka telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak masa
kerajaan Hindu-Buddha. Pada masa kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung
mengkombinasikan sistem penanggalan Saka dan Islam menjadi sistem penanggalan
Jawa. Pada masa kini, sistem penanggalan Saka masih digunakan oleh masyarakat Bali
yang beragama Hindu untuk menentukan hari kebesaran dan upacara keagamaan.

Sumber:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/29/152416269/pengaruh-budaya-india-
di-indonesia?page=all

Ayo Menanya!
Deskripsikan pengaruh budaya India di Indonesia dalam berbagai bidang!

Parental Guide

Eksplorasi

Bacalah buku “Pengaruh Kebudayaan India dalam bentuk Arca di Sumatra”


karangan Bambang Budi Utomo. Temukan apa yang menjadi ciri khas dari Arca di
Sumatera. Jelaskan!

Sejarah Indonesia - Kelas X 39


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

B. Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

Perdagangan adalah awal mula berkembangnya corak Kerajaan Hindu Budha di


Indonesia. Pada masa itu, Indonesia merupakan tempat singgah jalur maritim bagi
negara lain. Banyak teori berkembangnya agama Hindu Budha di Indonesia, salah
satunya dikatakan Hindu Budha masuk melalui orang-orang buangan dari India.
Perkembangan agama ini kemudian melahirkan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
dengan peninggalan sejarah seperti candi, bangunan, artefak dari kerajaan besar Hindu
Budha di berbagai wilayah nusantara.
Berikut 7 kerajaan Hindu Budha di Indonesia yang besar dan cukup
berpengaruh.

1. Kerajaan Tarumanegara (358 - 699 Masehi)


Dalam catatan sejarah, Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan
tertua di Indonesia dan terbesar di Nusantara pada masa jayanya. Catatan pada prasasti
sejarah peninggalan Tarumanegara di Kebon Kopi dan Ciaruteun menyebut kerajaan
Tarumanegara berdiri pada abad 4 atau 5 masehi. Kerajaan yang didirikan oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman memiliki daerah kekuasaan mulai dari Banten,
Jakarta, hingga Cirebon. Masa keemasan kerajaan Tarumanegara berada saat
pemerintahan Purnawarman. Prasasti kerajaan Tarumanegara tersebar di Bogor

40 Sejarah Indonesia - Kelas X


(Muara Cianten, Jambu, Kebon Kopi, Ciaruteun, Pasir Awi), Jakarta (Tugu) dan
Banten (Cidanghiang).

2. Kerajaan Sriwijaya (671-1377)


Peninggalan harta karun Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan yang diyakini
merupakan pusat peradaban masa lalu. Kerajaan Sriwijaya termasuk salah satu
kerajaan terbesar di Nusantara kala itu. Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7
Masehi di Pulau Sumatera tepatnya Palembang, Sumatera Selatan. Dalam catatan
sejarah disebutkan pendiri awal kerajaan Sriwijaya adalah Dapuntahyang Sri
Jayanasa. Semasa jaya, wilayah kekuasaan Sriwijaya mencakup Sumatera selatan,
Pulau Bangka, Lampung, dan Jambi. Kejayaan Sriwijaya meredup pada abad 11
Masehi akibat serangan dari Kerajaan Chola di India Selatan yang ingin mengambil
alih kendali perdagangan di Selat Malaka. Faktor lain redupnya Sriwijaya adalah
tumbuhnya kerajaan besar lain di Nusantara dan sekitarnya. Jauh sebelum meredup,
Sriwijaya merupakan pusat pembelajaran agama Budha terbesar di Asean.

3. Kerajaan Bali (914-1430)


Pura Agung Besakih merupakan salah satu peninggalan kerajaan Hindu di Bali.
Kerajaan Bali merupakan istilah untuk serangkaian kerajaan Hindu Budha yang
pernah memerintah di Bali. Kepercayaan Hindu Budha diyakini berkembang di Bali
karena menerima pengaruh dari Jawa Timur. Hal ini diketahui karena Bali pernah di
bawah kekuasaan kerajaan Jawa Timur Singasari dan Majapahit. Usai keruntuhan
Majapahit, penduduk yang menolak memeluk Islam lantas menyeberang ke Bali.
Seiring berjalannya waktu, agama Hindu lebih berkembang di Bali dan tercampur
dengan adat istiadat setempat, sehingga Hindu khas Bali masa kini disebut sebagai
Hindu Dharma. Agama Hindu dan Buddha dapat hidup berdampingan secara damai
dan menunjukkan toleransi yang tinggi dalam masyarakat Bali. Harmonisasi masa
lampau ini dapat dilihat dari peninggalannya, yakni agama Budha pada Candi Padas
di Gunung Kawi sedangkan peninggalan Hindu dapat dilihat pada Pura Agung
Besakih.

4. Kerajaan Singasari (1222-1292)


Kerajaan Singasari salah satu kerajaan dalam peradaban Hindu Budha di
Indonesia. Kerajaan bercorak agama Hindu ini berada di sekitar Kota Malang, Jawa
Timur. Tokoh ternama dari kerajaan ini adalah Ken Arok, Ken Dedes, Kertanegara,
Wisnuwardhana, dan Kertanegara. Masa jaya pemerintahan Singasari berada di bawah
pimpinan Kertanegara dengan operasi militer 'Ekspedisi Pamalayu'. Singasari
mengalami kehancuran akibat dua hal yaitu tekanan luar negeri dan pemberontakan
dalam negeri yang dilakukan Jayakatwang. Kerajaan Singasari mempunyai
peninggalan yang cukup tersohor yaitu Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca.
Selain itu terdapat prasasti Godang di Mojokerto yang ditemukan di sebuah sawah.

Sejarah Indonesia - Kelas X 41


5. Kerajaan Majapahit (1293-1527)
Candi Surowono merupakan candi Hindu dari zaman Kerajaan Majapahit,
diperkirakan dibangun pada 1390 M sebagai tempat pendharmaan. Kerajaan
Majapahit lahir saat hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja pertama. Raden Wijaya
bertakhta pada 1293 hingga 1309 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan
Majapahit merupakan kerajaan Hindu Budha terbesar yang berhasil menyatukan
Nusantara dengan Jawa Timur sebagai pusat pemerintahannya. Puncak kejayaan
Majapahit dalam menyatukan Nusantara terjadi semasa pemerintahan Hayam Wuruk
dengan gelar Sri Rajasanagara yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kepemimpinan Hayam Wuruk begitu kuat karena mendapat dukungan dari Mahapatih
Gajah Mada. Catatan Kitab Negarakertagama kekuasaan Majapahit mencakup Jawa,
Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia Timur.

6. Kerajaan Sunda Pajajaran (1042-1482)


Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan Hindu yang diprediksi beribukota di
Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Sebutan lain untuk kerajaan ini adalah Negeri Sunda,
Pasundan, atau Pakuan Pajajaran. Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari
kerajaan Tarumanegara, Sunda, Galuh, dan Kawali. Wilayah kerajaan Pajajaran
mencakup Banten, Jakarta, Bandung, Sukabumi, dan Bogor. Peninggalan Hindu dari
kerajaan ini adalah prasasti Sanghyang Tapak, Kawali, serta naskah Carita
Parahyangan. Raja Pajajaran kali itu sangat toleransi terhadap agama, sehingga
membiarkan rakyatnya menganut Hindu Waisnawa dan Budha.

7. Kerajaan Mataram Kuno


Salah satu relief di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kerajaan ini
sering disebut juga dengan Kerajaan Mataram Hindu yang berdiri di daerah Medang I
Bhumi Mataram (Prambanan, Klaten, Jawa Tengah saat ini) pada abad ke-8 Masehi.
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno cukup banyak, diantaranya yang paling populer
adalah Candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Plaosan, Gedong Songo, dan
Sambisari. Pendiri kerajaan ini menurut catatan Carita Parahyangan, didirikan oleh
Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram. Kerajaan Mataram Kuno sempat mengalami
pergantian pusat pemerintahan beberapa kali akibat serangan kerajaan lain dan
bencana alam. Toleransi beragama antara Hindu dan Budha pada masa ini juga sangat
kuat dengan terjadinya pernikahan Samaratungga (Budha Mahayana) dengan Wangsa
Sanjaya (Hindu Shiwa).

Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210217122315-31-607312/kerajaan-
hindu-budha-di-indonesia-yang-berpengaruh

42 Sejarah Indonesia - Kelas X


Ayo Menanya!
1. Sebutkan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia pada tabel berikut
ini.
Kerajaan Hindu Kerajaan Buddha

2. Jelaskan bagaimana perdagangan menjadi awal mula berkembangnya kerajaan


Hindu-Buddha di Indonesia?

Parental Guide
“Study the past if you would define the future.” — Confucius

Eksplorasi
Carilah referensi mengenai kerajaan Sriwijaya kemudian jelaskan apakah yang
menjadi penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya?

Sejarah Indonesia - Kelas X 43


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

C. Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan

Gambar:https://islamtoday.id/ulas-nusa/20190316190313-682/selat-malaka-
masa-kini/

Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Sebuah Perdagangan


Pusat-pusat integrasi terbentuknya jaringan Nusantara melalui sebuah
perdagangan berlangsung melalui penguasaan laut. Pusat-pusat integrasi itu

44 Sejarah Indonesia - Kelas X


selanjutnya ditentukan oleh keahlian dan kepedulian terhadap laut, sehingga terjadi
perkembangan baru, setidaknya dalam dua hal, yaitu (i) pertumbuhan jalur
perdagangan yang melewati lokasi-lokasi strategis di pinggir pantai, dan (ii)
kemampuan mengendalikan (kontrol) politik dan militer para penguasa tradisional
(raja-raja) dalam menguasai jalur utama dan pusat-pusat perdagangan di Nusantara.
Jadi, prasyarat untuk dapat menguasai jalur dan pusat perdagangan ditentukan oleh
dua hal penting yaitu perhatian atau cara pandang, dan kemampuan menguasai
lautan.

Jalur-jalur perdagangan yang berkembang dan terbentuknya jaringan


Nusantara melalui sebuah perdagangan sangat ditentukan oleh kepentingan ekonomi
pada saat itu dan perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa yang berbeda-
beda. Jika pada masa praaksara hegemoni budaya dominan datang dari pendukung
budaya Austronesia di Asia Tenggara Daratan, maka pada masa perkembangan
Hindu-Buddha di Nusantara terdapat dua kekuatan peradaban besar, yaitu Cina di
utara dan India di bagian barat daya. Keduanya merupakan dua kekuatan super
power pada masanya dan mempunyai pengaruh amat besar terhadap penduduk di
Kepulauan Indonesia. Bagaimanapun, peralihan rute perdagangan dunia ini telah
membawa berkah tersendiri bagi masyarakat dan suku bangsa di Nusantara. Mereka
secara langsung terintegrasi ke dalam jaringan perdagangan dunia pada masa itu.
Selat Malaka menjadi penting sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara
pedagang-pedagang Cina dan pedagang-pedagang India.

Pada masa itu, Selat Malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan
perdagangan bagi pedagang yang melintasi bandar-bandar penting di sekitar
Samudra Indonesia dan Teluk Persia. Selat itu merupakan jalan laut yang
menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dan dengan Cina di
sebelah timur laut Nusantara. Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang
dikenal dengan nama “jalur sutra”. Penamaan ini digunakan sejak abad ke-1 M
hingga abad ke-16 M, dengan komoditas kain sutera yang dibawa dari Cina untuk
diperdagangkan di wilayah lain. Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya
bandar-bandar penting di sekitar jalur, antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota
Cina (Sumatra Utara sekarang).

Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih sejahtera oleh


proses integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut. Mereka menjadi
lebih terbuka secara sosial ekonomi untuk menjalin hubungan niaga dengan
pedagang-pedagang asing yang melewati jalur itu. Di samping itu, masyarakat
setempat juga semakin terbuka oleh pengaruh-pengaruh budaya luar. Kebudayaan
India dan Cina ketika itu jelas sangat berpengaruh terhadap masyarakat di sekitar
Selat Malaka. Bahkan sampai saat ini pengaruh budaya terutama India masih dapat
kita jumpai pada masyarakat sekitar Selat Malaka.

Selama masa Hindu-Buddha di samping kian terbukanya jalur niaga Selat


Malaka dengan perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan dan budaya

Sejarah Indonesia - Kelas X 45


antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat terutama
karena terhubung oleh jaringan Laut Jawa hingga Kepulauan Maluku. Mereka secara
tidak langsung juga terintegrasikan dengan jaringan ekonomi dunia yang berpusat di
sekitar Selat Malaka, dan sebagian di pantai barat Sumatra seperti Barus. Komoditas
penting yang menjadi barang perdagangan pada saat itu adalah rempah-rempah,
seperti kayu manis, cengkeh, dan pala.

Pertumbuhan terbentuknya jaringan Nusantara melalui sebuah perdagangan


dan antarpulau telah melahirkan kekuatan politik baru di Nusantara. Peta politik di
Jawa dan Sumatra abad ke-7, seperti ditunjukkan oleh D.G.E. Hall, bersumber dari
catatan pengunjung Cina yang datang ke Sumatra. Dua negara di Sumatra
disebutkan, Mo-lo-yeu (Melayu) di pantai timur, tepatnya di Jambi sekarang di
muara Sungai Batanghari. Agak ke selatan dari itu terdapat Che-li-fo-che,
pengucapan cara Cina untuk kata bahasa Sanskerta, Sriwijaya. Di Jawa terdapat tiga
kerajaan utama, yaitu di ujung barat Jawa, terdapat Tarumanegara, dengan rajanya
yang terkemuka Purnawarman, di Jawa bagian tengah ada Ho-ling (Kalingga), dan
di Jawa bagian timur ada Singhasari dan Majapahit.

Sumber: https://ex-school.com/artikel/terbentuknya-jaringan-nusantara-melalui-
sebuah-perdagangan

Ayo Menanya!

1. Sebutkan dampak terbentuknya jaringan Nusantara melalui perdagangan bagi


bangsa Indonesia!
2. Buatlah peta jaringan perdagangan pada masa Sriwijaya dan masa Majapahit!
3. Apakah komoditas utama perdagangan pada masa Sriwijaya?

Parental Guide
QS. Al-Baqarah ayat 275 Allah SWT berfirman

Artinya: “Dan Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.”

Eksplorasi
Selat Malaka memiliki peran sangat penting baik bagi Nusantara atau Indonesia dari
zaman dulu hingga sekarang. Karena menjadi jalur perdagangan internasional pada
masa Kerajaan Sriwijaya. Banyak kapal-kapal dagang dari negara lain yang melintas
dari berbagai negara ke Indonesia.

Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/23/140000169/peranan-
selat-malaka-bagi-jalur-perdagangan

Buatlah artikel 2-3 halaman mengenai peran penting Selat Malaka pada masa
Kerajaan Sriwijaya!

46 Sejarah Indonesia - Kelas X


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

D. Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha

Pengertian Akulturasi Kebudayaan


Akulturasi Kebudayaan merupakan percampuran dari unsur, ciri khas
kebudayaan satu dan juga kebudayaan lain, percampuran inilah kemudian

Sejarah Indonesia - Kelas X 47


membentuk suatu Kebudayaan baru yang ciri khasnya berasal dari dua budaya itu.
Unsur yang khas pada masing-masing kebudayaan itu tak dapat hilang dengan
munculnya kebudayaan baru tersebut. Proses dari Akulturasi kebudayaan yang
bercampur tersebut haruslah mempunyai unsur seimbang. Dan berikut contoh dari
akulturasi kebudayaan Nusantara dengan kebudayaan Hindu Budha:

Contoh Akulturasi Seni Aksara dan Sastra

Akulturasi kebudayaan dari negara India masuk Indonesia kemudian


mempengaruhi perkembangan dari seni sastra di Indonesia. Seni sastra yang
berbentuk seperti tembang ataupun puisi dan bisa juga berbentuk prosa. Kitab
Ramayana dan juga Mahabarata adalah salah satu dari kitab Kepahlawanan dan
lumayan dikenal di Indonesia. Perkembangan seterusnya yakni dari kitab-kitab itu
lalu muncul sebuah seni pertunjukan yang bernama Wayang Kulit. Nah, seni
pertunjukan dari Wayang ini telah terkenal sekali terutama di Pulau Jawa, nilai-nilai
dalam pertunjukan itu bersifat Edukatif. Dan menariknya adalah kalau cerita-cerita
pada pertunjukan wayang itu berasal dari negara India tetapi wayangnya asli dibuat
oleh orang Indonesia. Contoh tersebut adalah bentuk akulturasi kebudayaan dari
nusantara dengan kebudayaan hindu budha.

Contoh Akulturasi Seni Bangunan

Akulturasi kebudayaan dari nusantara dan kebudayaan hindu budha terlihat


dalam seni bangunan, seperti contoh bangunan candi-candi kerajaan Hindu Budha
di Indonesia. Bentuk candi tersebut adalah bentuk akulturasi antara unsur
kebudayaan dari India dengan kebudayaan Nusantara. Unsur asli kebudayaan dalam
seni bangunan adalah bentuknya punden berundak.

Contoh Akulturasi Seni Rupa dan Seni Ukir

Seni rupa dengan seni ukir adalah contoh akulturasi kebudayaan nusantara
dengan kebudayaan hindu budha. Pengaruh akulturasi pada bidang seni Rupa dengan
Seni ukir itu bisa dilihat dari relief-relief candi. Contoh dari relief di dinding Candi
Borobudur yakni adalah pahatan riwayat hidup Sang Buddha, pada sekitar relief itu
terdapat sebuah relief berbentuk burung merpati dan juga rumah panggung dan itu
adalah ciri khas unsur kebudayaan Indonesia. Di samping itu ada juga relief kala
makara dengan memiliki motif binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Contoh Akulturasi Sistem Kepercayaan


Pada awalnya bangsa Indonesia merupakan menyembah roh dari nenek
moyang, namun sesudah masuk pengaruh kebudayaan dari India, kepercayaan yang
memang telah dianut yakni animisme tak hilang jika dilihat dari fungsi candi yang
ada di Indonesia.

48 Sejarah Indonesia - Kelas X


Di India, candi fungsinya adalah untuk tempat pemujaan. Tetapi, di Indonesia
disamping untuk tempat pemujaan, namun, juga dipakai sebagai tempat pemakaman
raja-raja. Dari penjelasan diatas, bahwa memang ada perpaduan kebudayaan yakni
fungsi candi di India dan juga tradisi pemujaan roh dari nenek moyang serta sebagai
pemakaman di Indonesia.

Contoh Akulturasi Sistem Pemerintahan

Pada awalnya sistem pemerintahan di Indonesia bersifat sederhana, dimana


rakyat mengangkat pemimpin menjadi kepala suku. Dengan kriteria: seorang yang
senior, punya kesaktian, dapat membimbing, ekonominya lebih, punya wibawa serta
arif. Tetapi sesudah pengaruh kebudayaan India masuk, sistem kepercayaan lama tak
hilang begitu saja.

Sumber: https://duniapendidikan.co.id/hindu-budha/

Ayo Menanya!
1. Bagaimanakah pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
dari segi arsitektur?
2. Apakah pendapatmu mengenai akulturasi budaya?
3. Bagaimana sistem pemerintahan di Indonesia yang menggambarkan adanya
akulturasi kebudayaan nusantara dan Hindu-Buddha?

Parental Guide
“Akulturasi budaya yang harmonis adalah modal sosial yang harus dijaga dan
dikelola dengan baik.” ― SBYudhoyono

Eksplorasi
Cobalah eksplorasi apakah sisa-sisa kebudayaan material atau kebudayaan
kerohanian masa Hindu-Buddha masih ada di lingkungan tempat tinggal kamu atau
di kampung halaman kamu? Deskripsikan bentuk-bentuk peninggalan itu dan
adakah sesuatu yang berharga jika dikaitkan dengan masa sekarang?

Sejarah Indonesia - Kelas X 49


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

50 Sejarah Indonesia - Kelas X


BAB III
ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA

A. Kedatangan Islam ke Nusantara

Islam menjadi agama terbesar yang dianut oleh bangsa Indonesia. Pertumbuhannya
begitu cepat dan masif. Bahkan, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara Islam
terbesar di dunia. Lalu bagaimana Islam pertama kali masuk ke Indonesia dan menyebar
dengan begitu pesat?
Ada beberapa teori perkembangan Islam di Indonesia yang dikemukakan oleh ahli.
Teori yang paling populer adalah teori Gujarat, Persia, dan Arab.
1. Teori Gujarat
Teori masuknya Islam dari Gujarat India ini dikemukakan oleh peneliti di Belanda,
seperti Pijnappel, Snouck Hurgronje dan Moquette.
Berdasarkan teori ini diceritakan bahwa orang-orang Islam di Arab melakukan
perjalanan ke Gujarat India. Disana, Islam mazhab Syafi'i berkembang diajarkan oleh orang-
orang ini. Lalu, orang-orang dari Gujarat membawanya ke Indonesia.Orang Gujarat
sebelumnya telah memiliki hubungan dagang dengan Nusantara, sehingga Islam pun sedikit
demi sedikit menyebar di antara kaum pedagang. Inilah mengapa mazhab di Indonesia dan
Gujarat memiliki kesamaan yaitu mazhab Syafi'i.
Sementara itu, Moquetta menuliskan bahwa masuknya Islam dari Gujarat ini
diperkuat dengan adanya batu nisan milik Sultan Malik Al-Saleh di Pasai. Batu nisan model
serupa juga ditemukan di Semenanjung Malaya, dan Gresik. Batu nisan ini memiliki
kesamaan dengan batu nisan yang terdapat di Kambay Gujarat.

2. Teori Mekkah
Teori ini menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah
atau abad ke-7 Masehi. Ulama Buya Hamka mengemukakan bahwa Islam berasal dari tanah
Arab atau Mesir yang dibawa para kaum musafir oleh kaum Sufi. Kaum Sufi ini pernah
diungkapkan oleh A. H Johns bahwa mereka sering mengembara ke tempat-tempat di dunia
untuk mendirikan kumpulan atau tarekat.
Buya menuliskan dalam bukunya Membongkar Kejumudan: Menjawab Tuduhan-
Tuduhan Salafi Wahhabi, bahwa Gujarat hanyalah tempat singgah sementaa para pedagang
Arab sebelum masuk ke Indonesia.

3. Teori Persia
P.A. Hosein Djajadiningrat mengemukakan teori datangnya Islam dari Persia ini
karena banyaknya persamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia. Peringatan

Sejarah Indonesia - Kelas X 51


Assyura atau 10 Muharram untuk memperingati syahidnya Huesein ini terdapat di kedua
negara.
Penggunaan ejaan membaca huruf Arab antara orang Persia dan Indonesia pun
memiliki kemiripan. Selain itu, ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran Al-Hallaj
juga memiliki kesamaan yang berkembang dalam bentuk puisi. Teori ini juga menunjukkan
bahwa Islam Persia mempengaruhi perkembangan mazhab Syafi'i yang dianut umat muslim
Nusantara.

4. Teori Muslim China


Selain ketiga teori di atas, ada pula teori sejarah masuknya Islam di Indonesia yang
berasal dari umat muslim China. Menyadur dari NU Online, teori ini dikemukakan oleh
Slamet Mulyana dan Sumanto Al-Qurtuby, "Ini bukan teori saya tapi ditulis oleh salah satu
profesor Indonesia yang sekarang mengajar di Saudi yaitu Profesor Al Qurtuby," kata Budy
Sugandi yang saat itu tengah menjadi kandidat Doktor di Southwest University, China.
Budy menjelaskan, pedagang Muslim China datang dan menetap di Indonesia
melalui Palembang pada abad ke-9. Para pedagang China ini kemudian menjalin perkawinan
dengan warga setempat. Hingga terjadi perkawinan seorang perempuan China dengan Raja
Brawijaya V yang kemudian melahirkan anak bernama Jin Bun atau yang lebih dikenal
sebagai Raden Patah. Raja pertama Kesultanan Demak.
Sumber: https://www.suara.com/news/2020/04/29/165323/sejarah-masuknya-islam-di-
indonesia?page=all

Ayo Menanya!
1. Apakah perbedaan dari teori Gujarat, Persia, dan Arab? Rangkumlah pada kolom
di bawah ini.
Teori Gujarat Teori Persia Teori Arab

2. Mengapa agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia?

52 Sejarah Indonesia - Kelas X


Parental Guide
”Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.” (Qs Al-Naml [27]: 77)

Eksplorasi
Buatlah denah dan peta tentang proses kedatangan Islam di Indonesia!

Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

B. Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau

Kedatangan Islam ke Nusantara mempunyai sejarah yang panjang. Satu di


antaranya adalah tentang interaksi ajaran Islam dengan masyarakat di Nusantara
yang kemudian memeluk Islam. Lewat jaringan perdagangan, Islam dibawa masuk
sampai ke lingkungan istana. Interaksi budaya Islam dengan budaya yang ada
sebelumnya memunculkan sebuah jaringan keilmuan, akulturasi budaya dan
perkembangan kebudayaan Islam.

Ulasan berikut akan mencoba menjabarkan proses Islamisasi di Indonesia


dan mengurai simpul dari silang budaya yang sampai kini masih terus berlanjut.
Masuknya Islam ke Nusantara yang kemudian melahirkan sebuah interaksi antara
ajaran Islam dengan penduduk Nusantara. Wujud dari keberlangsungan interaksi

Sejarah Indonesia - Kelas X 53


yang hingga kini masih terlihat adalah banyaknya umat Muslim Indonesia yang
menjalankan ibadah haji dan umrah. Di samping itu, tidak sedikit para ulama dari
Timur Tengah yang berkunjung ke Indonesia dalam rangka berdakwah. Bagi umat
Islam di Indonesia, berbagai bentuk interaksi tersebut akan semakin memantapkan
keimanan dan ketakwaan terhadap ajaran agamanya.

Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau


Wilayah Nusantara memiliki laut dan daratan yang luas. Para nelayan pergi
melaut dan pulang dengan membawa hasil tangkapannya. Begitu juga di pelabuhan
terlihat lalu lalang kapal yang membongkar dan memuat barang.

Sejak lama laut telah berfungsi sebagai jalur pelayaran dan perdagangan
antarsuku bangsa di Kepulauan Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia. Pelaut
tradisional Indonesia telah memiliki keterampilan berlayar yang dipelajari dari nenek
moyang secara turun-temurun. Sejak dulu mereka sudah mengenal teknologi arah
angin dan musim untuk menentukan perjalanan pelayaran dan perdagangan.

Kapal pedagang yang berlayar ke selatan menggunakan musim utara dalam


Januari atau Februari dan kembali lagi pulang jika angin bertiup dari selatan dalam
Juni, Juli, atau Agustus. Angin musim barat daya di Samudra Hindia adalah antara
April sampai Agustus, cara yang paling diandalkan untuk berlayar ke timur. Mereka
dapat kembali pada musim yang sama setelah tinggal sebentar—tapi kebanyakan
tinggal untuk berdagang—untuk menghindari musim perubahan yang rawan badai
dalam Oktober dan kembali dengan musim timur laut.

Berdasarkan data arkeologis seperti prasasti-prasasti maupun data historis


berupa berita-berita asing, kegiatan perdagangan di Kepulauan Indonesia sudah
dimulai sejak abad pertama Masehi.

Jalur-jalur pelayaran dan jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan


negeri-negeri di Asia Tenggara, India, dan Cina terutama berdasarkan berita-berita
Cina telah dikaji, antara lain oleh W. Wolters (1967).

Demikian pula dari catatan-catatan sejarah Indonesia dan Malaya yang


dihimpun dari sumber-sumber Cina oleh W.P Groeneveldt, telah menunjukkan
adanya jaringan–jaringan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di Kepulauan
Indonesia dengan berbagai negeri terutama dengan Cina.

Kontak dagang ini sudah berlangsung sejak abad-abad pertama Masehi


sampai dengan abad ke-16. Kemudian kapal-kapal dagang Arab juga sudah mulai
berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7.

54 Sejarah Indonesia - Kelas X


Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau
Dari literatur Arab banyak sumber berita tentang perjalanan mereka ke Asia
Tenggara. Adanya jalur pelayaran tersebut menyebabkan munculnya jaringan
perdagangan dan pertumbuhan serta perkembangan kota-kota pusat kesultanan
dengan kota-kota bandarnya pada abad ke-13 sampai abad ke-18 misalnya, Samudra
Pasai, Malaka, Banda Aceh, Jambi, Palembang, Siak Indrapura, Minangkabau,
Demak, Cirebon, Banten, Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, Banjar, dan kota-kota
lainnya.

Dari sumber literatur Cina, Cheng Ho mencatat terdapat kerajaan yang


bercorak Islam atau kesultanan, antara lain, Samudra Pasai dan Malaka yang tumbuh
dan berkembang sejak abad ke-13 sampai abad ke-15, sedangkan Ma Huan juga
memberitakan adanya komunitas-komunitas Muslim di pesisir utara Jawa bagian
timur.

Berita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) memberikan gambaran


mengenai keberadaan jalur pelayaran jaringan perdagangan, baik regional maupun
internasional. Ia menceritakan tentang lalu lintas dan kehadiran para pedagang di
Samudra Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Arab, Persia, Gujarat, Kling,
Melayu, Jawa, dan Siam. Selain itu Tome Pires juga mencatat kehadiran para
pedagang di Malaka dari Kairo, Mekkah, Aden, Abysinia, Kilwa, Malindi, Ormuz,
Persia, Rum, Turki, Kristen Armenia, Gujarat, Chaul, Dabbol, Goa, Keling, Dekkan,
Malabar, Orissa, Ceylon, Bengal, Arakan, Pegu, Siam, Kedah, Malayu, Pahang,
Patani, Kamboja, Campa, Cossin Cina, Cina, Lequeos, Bruei, Lucus, Tanjung Pura,
Lawe, Bangka, Lingga, Maluku, Banda, Bima, Timor, Madura, Jawa, Sunda,
Palembang, Jambi, Tongkal, Indragiri, Kapatra, Minangkabau, Siak, Arqua, Aru,
Tamjano, Pase, Pedir, dan Maladiva.

Berdasarkan kehadiran sejumlah pedagang dari berbagai negeri dan bangsa


di Samudra Pasai, Malaka, dan bandar-bandar di pesisir utara Jawa sebagaimana
diceritakan Tome Pires, kita dapat mengambil kesimpulan Ditaklukkannya Malaka
oleh Portugis pada 1511, dan usaha Portugis selanjutnya untuk menguasai lalu lintas
di selat tersebut, mendorong para pedagang untuk mengambil jalur alternatif, dengan
melintasi Semenanjung atau pantai barat Sumatra ke Selat Sunda.

Perdagangan Antarpulau
Pergeseran ini melahirkan pelabuhan perantara yang baru, seperti Aceh,
Patani, Pahang, Johor, Banten, Makassar dan lain sebagainya. Saat itu, pelayaran di
Selat Malaka sering diganggu oleh bajak laut. Perompakan laut sering terjadi pada
jalur-jalur perdagangan yang ramai, tetapi kurang mendapat pengawasan oleh
penguasa setempat.

Sejarah Indonesia - Kelas X 55


Perompakan itu sesungguhnya merupakan bentuk kuno kegiatan dagang.
Kegiatan tersebut dilakukan karena merosotnya keadaan politik dan mengganggu
kewenangan pemerintahan yang berdaulat penuh atau kedaulatannya di bawah
penguasa kolonial.

Akibat dari aktivitas bajak laut, rute pelayaran perdagangan yang semula
melalui Asia Barat ke Jawa lalu berubah melalui pesisir Sumatra dan Sunda. Dari
pelabuhan ini pula para pedagang singgah di Pelabuhan Barus, Pariaman, dan Tiku.

Perdagangan pada wilayah timur Kepulauan Indonesia lebih terkonsentrasi


pada perdagangan cengkih dan pala. Dari Ternate dan Tidore (Maluku) dibawa
barang komoditas ke Somba Opu, ibukota Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan.
Somba Opu pada abad ke-16 telah menjalin hubungan perdagangan dengan Patani,
Johor, Banjar, Blambangan, dan Maluku. Adapun Hitu (Ambon) menjadi adanya
jalur-jalur pelayaran dan jaringan perdagangan antara beberapa kesultanan di
Kepulauan Indonesia baik yang bersifat regional maupun internasional.

Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Nusantara dengan Arab


meningkat menjadi hubungan langsung dan dalam intensitas tinggi. Dengan
demikian aktivitas perdagangan dan pelayaran di Samudra Hindia semakin ramai.
Peningkatan pelayaran tersebut berkaitan erat dengan makin majunya perdagangan
di masa jaya pemerintahan Dinasti Abbasiyah (750-1258).

Dengan ditetapkannya Baghdad menjadi pusat pemerintahan menggantikan


Damaskus (Syam), aktivitas pelayaran dan perdagangan di Teluk Persia menjadi
lebih ramai. Pedagang Arab yang selama ini hanya berlayar sampai India, sejak abad
ke-8 mulai masuk ke Kepulauan Indonesia dalam rangka perjalanan ke Cina.
Meskipun hanya transit, tetapi hubungan Arab dengan kerajaan-kerajaan di
Kepulauan Indonesia terjalin secara langsung. Hubungan ini menjadi semakin ramai
manakala pedagang Arab dilarang masuk ke Cina dan koloni mereka dihancurkan
oleh Huang Chou, menyusul suatu pemberontakan yang terjadi pada 879 H. Orang–
orang Islam melarikan diri dari Pelabuhan Kanton dan meminta perlindungan Raja
Kedah dan Palembang. Pelabuhan yang menampung komoditas cengkih yang datang
dari Huamual (Seram Barat), sedangkan komoditas pala berpusat di Banda. Semua
pelabuhan tersebut umumnya didatangi oleh para pedagang Jawa, Cina, Arab, dan
Makassar. Kehadiran pedagang itu mempengaruhi corak kehidupan dan budaya
setempat, antara lain ditemui bekas koloninya seperti Maspait (Majapahit), Kota
Jawa (Jawa) dan Kota Mangkasare (Makassar).

Pada abad ke-15, Sulawesi Selatan telah didatangi pedagang Muslim dari
Malaka, Jawa, dan Sumatra. Dalam perjalanan sejarahnya, masyarakat Muslim di
Gowa terutama Raja Gowa Muhammad Said (1639-1653) dan putra penggantinya,
Hasanuddin (1653-1669) telah menjalin hubungan dagang dengan Portugis. Bahkan
Sultan Muhammad Said dan Karaeng Pattingaloang turut memberikan saham dalam

56 Sejarah Indonesia - Kelas X


perdagangan yang dilakukan Fr. Vieira, meskipun mereka beragama Katolik. Kerja
sama ini didorong oleh adanya usaha monopoli perdagangan rempah-rempah yang
dilancarkan oleh kompeni Belanda di Maluku.
Hubungan Ternate, Hitu dengan Jawa sangat erat sekali. Ini ditandai dengan
adanya seorang raja yang dianggap benar-benar telah memeluk Islam ialah Zainal
Abidin (1486-1500) yang pernah belajar di Madrasah Giri. Ia dijuluki sebagai Raja
Bulawa, artinya raja cengkih, karena membawa cengkeh dari Maluku sebagai
persembahan. Cengkeh, pala, dan bunga pala (fuli) hanya terdapat di Kepulauan
Indonesia bagian timur, sehingga banyak barang yang sampai ke Eropa harus
melewati jalur perdagangan yang panjang dari Maluku sampai ke Laut Tengah.
Cengkeh yang diperdagangkan adalah putik bunga tumbuhan hijau (szygium
aromaticum atau caryophullus aromaticus) yang dikeringkan. Satu pohon ini ada
yang menghasilkan cengkeh sampai 34 kg. Hamparan cengkeh ditanam di
perbukitan di pulau-pulau kecil Ternate, Tidore, Makian dan Motir di lepas pantai
barat Halmahera dan baru berhasil ditanam di pulau yang relatif besar, yaitu Bacan,
Ambon dan Seram. Meningkatnya ekspor lada dalam kancah perdagangan
internasional, membuat pedagang Nusantara mengambil alih peranan India sebagai
pemasok utama bagi pasaran Eropa yang berkembang dengan cepat.

Pasokan Hasil Bumi Asia ke Lisabon


Selama periode (1500-1530) banyak terjadi gangguan di laut sehingga
bandar-bandar Laut Tengah harus mencari pasokan hasil bumi Asia ke Lisabon. Oleh
karena itu secara berangsur jalur perdagangan yang ditempuh pedagang muslim
bertambah aktif, ditambah dengan adanya perang di laut Eropa, penaklukan Ottoman
atas Mesir (1517) dan pantai Laut Merah Arabia (1538) memberikan dukungan yang
besar bagi berkembangnya pelayaran Islam di Samudra Hindia. Meskipun banyak
kota bandar, namun yang berfungsi untuk melakukan ekspor dan impor komoditas
pada umumnya adalah kota-kota bandar besar yang beribu kota pemerintahan di
pesisir, seperti Banten, Jayakarta, Cirebon, Jepara – Demak, Ternate, Tidore, Gowa-
Tallo, Banjarmasin, Malaka, Samudra Pasai, Kesultanan Jambi, Palembang dan
Jambi.

Kesultanan Mataram berdiri dari abad ke-16 sampai ke-18. Meskipun


kedudukannya sebagai kerajaan pedalaman, wilayah kekuasaannya meliputi
sebagian besar Pulau Jawa yang merupakan hasil ekspansi Sultan Agung. Kesultanan
Mataram juga memiliki kota-kota bandar, seperti Jepara, Tegal, Kendal, Semarang,
Tuban, Sedayu, Gresik, dan Surabaya. Dalam proses perdagangan telah terjalin
hubungan antaretnis yang sangat erat. Berbagai etnis dari kerajaan-kerajaan tersebut
kemudian berkumpul dan membentuk komunitas. Oleh karena itu, muncul nama-
nama kampung berdasarkan asal daerah. Misalnya, di Jakarta terdapat
perkampungan Keling, Pekojan, dan kampung-kampung lainnya yang berasal dari
daerah-daerah asal yang jauh dari kota-kota yang dikunjungi, seperti Kampung
Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, dan Kampung Bali.

Sejarah Indonesia - Kelas X 57


Pada zaman pertumbuhan dan perkembangan Islam, sistem jual beli barang
masih dilakukan dengan cara barter. Sistem barter dilakukan antara pedagang-
pedagang dari daerah pesisir dengan daerah pedalaman, bahkan kadang-kadang
langsung kepada petani. Transaksi itu dilakukan di pasar, baik di kota maupun desa.

Tradisi jual-beli dengan sistem barter hingga kini masih dilakukan oleh
beberapa masyarakat sederhana yang berada jauh di daerah terpencil. Di beberapa
kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam telah menggunakan mata
uang sebagai nilai tukar barang. Mata uang yang dipergunakan tidak mengikat pada
mata uang tertentu, kecuali ada ketentuan yang diatur pemerintah daerah setempat.
Kemunduran perdagangan dan kerajaan yang berada di daerah tepi pantai disebabkan
karena kemenangan militer dan ekonomi Belanda, dan munculnya kerajaan-kerajaan
agraris di pedalaman yang tidak menaruh perhatian pada perdagangan.

Sumber: https://bertema.com/islam-dan-jaringan-perdagangan-antarpulau

Ayo Menanya!
1. Menurutmu mengapa para pedagang waktu itu memilih jalur perairan atau
laut?
2. Sebutkan macam-macam sumber berita penyebaran Islam di Indonesia!
3. Bagaimana pendapatmu tentang sistem barter?

Parental Guide

Eksplorasi
Carilah informasi mengenai cara bertransaksi jual beli pada masa kedatangan Islam
ke Nusantara dan tuliskan dalam 2-3 halaman.

58 Sejarah Indonesia - Kelas X


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

C. Islam Masuk Istana Raja

Islam Masuk ke dalam Istana Raja di Indonesia


1. Kerajaan Islam di Sumatra

Sejak awal kedatangan Islam masuk ke dalam istana raja di Indonesia, pulau
Sumatra termasuk daerah pertama dan terpenting dalam pengembangan agama Islam
di Indonesia. Dikatakan demikian mengingat letak Sumatra yang strategis dan
berhadapan langsung dengan jalur perdagangan dunia, yakni Selat Malaka.
Berdasarkan catatan Tomé Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) dikatakan bahwa
di Sumatra, terutama di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat Sumatra
terdapat banyak kerajaan Islam, baik yang besar maupun yang kecil. Di antara
kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Aceh, Biar dan Lambri, Pedir, Pirada, Pase,
Aru, Arcat, Rupat, Siak, Kampar, Tongkal, Indragiri, Jambi, Palembang, Andalas,
Pariaman, Minangkabau, Tiku, Panchur, dan Barus. Menurut Tomé Pires, kerajaan-
kerajaan tersebut ada yang sedang mengalami pertumbuhan, ada pula yang sedang
mengalami perkembangan, dan ada pula yang sedang mengalami keruntuhannya.

a. Samudra Pasai

b. Kesultanan Aceh Darussalam

Sejarah Indonesia - Kelas X 59


c. Kerajaan-Kerajaan Islam di Riau

d. Kerajaan Islam di Jambi

e. Kerajaan Islam di Sumatra Selatan

f. Kerajaan Islam di Sumatra Barat

2. Kerajaan Islam di Jawa

Tahukah kamu kapan dan bagaimana proses Islam masuk ke dalam istana
raja di Indonesia? Islam masuk ke Jawa melalui pesisir utara Pulau Jawa. Bukti
sejarah tentang awal mula kedatangan Islam di Jawa antara lain ialah ditemukannya
makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat tahun 475 H atau 1082 M
di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan
Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia.

a. Kerajaan Demak

b. Kerajaan Mataram

c. Kesultanan Banten

d. Kesultanan Cirebon

3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan

Di samping Sumatra dan Jawa, ternyata di Kalimantan juga terdapat beberapa


kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Apakah kamu sudah mengetahui nama
kerajaan-kerajaan Islam yang tumbuh di Kalimantan? Di antara kerajaan Islam itu
adalah Kesultanan Pasir (1516), Kesultanan Banjar (1526-1905), Kesultanan
Kotawaringin, Kerajaan Pagatan (1750), Kesultanan Sambas (1671), Kesultanan
Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau (1400), Kesultanan Sambaliung (1810),
Kesultanan Gunung Tabur (1820), Kesultanan Pontianak (1771), Kesultanan
Tidung, dan Kesultanan Bulungan (1731).

a. Kerajaan Pontianak

b. Kerajaan Banjar (Banjarmasin)

4. Kerajaan-Kerajaan Islam di Sulawesi

Di daerah Sulawesi juga tumbuh kerajaan-kerajaan bercorak Islam.


Munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi tidak terlepas dari perdagangan
yang berlangsung ketika itu. Berikut ini adalah beberapa kerajaan Islam di Sulawesi

60 Sejarah Indonesia - Kelas X


diantaranya Gowa-Tallo, Bone, Wajo dan Soppeng, dan Kesultanan Buton. Dari
sekian banyak kerajaan-kerajaan itu yang terkenal antara lain Kerajaan Gowa-Tallo
dan Islam masuk ke dalam istana raja di Indonesia.

a. Kerajaan Gowa-Tallo

b. Kerajaan Wajo

5. Kerajaan-Kerajaan Islam di Maluku Utara

Kepulauan Maluku menduduki posisi penting dalam perdagangan dunia di


kawasan timur Nusantara. Mengingat keberadaan daerah Maluku ini maka tidak
mengherankan jika sejak abad ke-15 hingga abad ke-19 kawasan ini menjadi wilayah
perebutan antara bangsa Spanyol, Portugis dan Belanda.

6. Kerajaan-Kerajaan Islam di Papua

Sumber-sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua


sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah
kerajaan-kerajaan Islam di Papua, yakni: (1) Kerajaan Waigeo (2) Kerajaan Misool
(3) Kerajaan Salawati (4) Kerajaan Sailolof (5) Kerajaan Fatagar (6) Kerajaan
Rumbati (terdiri dari Kerajaan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni, dan Wertuar) (7)
Kerajaan Kowiai (Namatota) (8). Kerajaan Aiduma (9) Kerajaan Kaimana.

7. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Kehadiran Islam di daerah Nusa Tenggara antara lain ke Lombok


diperkirakan terjadi sejak abad ke-16 yang diperkenalkan Sunan Perapen, putra
Sunan Giri. Islam masuk ke Sumbawa kemungkinan datang lewat Sulawesi, melalui
dakwah para mubalig dari Makassar antara 1540-1550. Kemudian berkembang pula
kerajaan Islam salah satunya adalah Kerajaan Selaparang di Lombok.

a. Kerajaan Lombok dan Sumbawa

b. Kerajaan Bima

Sumber:

https://ex-school.com/artikel/islam-masuk-ke-dalam-istana-raja-di-indonesia

Sejarah Indonesia - Kelas X 61


Ayo Menanya!
1. Pada artikel di atas, secara garis besar, apakah yang menyebabkan masuknya
Islam pada kerajaan-kerajaan di Indonesia?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Wali Songo? Sebutkan tokoh-tokohnya!

Wali Songo adalah

Tokoh-tokoh Wali Songo 1.


yaitu 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Parental Guide
Ahabbul bilaadi ilallaahi masaajiduha (HR Bukhari)
Artinya: ‘’Tempat yang paling dicintai Allah di muka bumi adalah masjid-
masjidnya’’

Eksplorasi
Buatlah kelompok masing-masing beranggotakan 3-4 orang, kemudian
pilih dan diskusikan salah satu kerajaan Islam di Indonesia. Lalu susunlah
presentation slides untuk dipresentasikan di depan kelas!

62 Sejarah Indonesia - Kelas X


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

D. Jaringan Keilmuan di Nusantara

Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, telah berhasil


menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat proses
itu yaitu penggunaan Aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu
(lingua franca). Semua ilmu yang diberikan di lembaga pendidikan Islam di
Nusantara ditulis dalam aksara Arab, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa
Melayu atau Jawa. Aksara Arab itu disebut dengan banyak sebutan, seperti huruf
Jawi (Melayu) dan huruf pegon (di Jawa). Luasnya penguasaan Arab ke Nusantara
telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpukau oleh
tingginya tingkat kemampuan baca tulis yang mereka jumpai.

Pada tahun 1579, orang spanyol merampas sebuah kapal kecil dari Brunei.
Orang Spanyol itu menguji apakah orang-orang Melayu yang menyatakan sebagai
budak-budak sultan itu dapat menulis. Dua dari tujuh orang itu dapat menulis, dan
semuanya mampu membaca surat kabar berbahasa Melayu sendiri-sendiri.

Berkembangnya pendidikan Islam di istana-istana raja seolah menjadi


pendorong munculnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat. Setelah
terbentuknya berbagai ulama hasil didikan dari istana-istana, maka para murid-
muridnya melakukan pendidikan ke tingkat yang lebih luas, dengan

Sejarah Indonesia - Kelas X 63


dilangsungkannya pendidikan di rumah-rumah ulama masyarakat umum, khususnya
sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttab di wilayah Arab. Sebagaimana
kuttab (lembaga pendidikan dasar di Arab sejak masa Rasulullah) yang biasa
mengambil tempat di rumah-rumah ulama, di Nusantara pendidikan dasar
berlangsung di rumah-rumah guru. Pelajaran yang diberikan terutama membaca al-
Quran, menghafal ayat-ayat pendek, dan belajar bacaan salat lima waktu. Dan ini
diperkirakan sama tuanya dengan kehadiran Islam di wilayah Nusantara.

Ketika Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran dalam bidang


politik, tradisi keilmuannya tetap berlanjut. Samudera Pasai terus berfungsi sebagai
pusat studi Islam di Nusantara. Namun, ketika Kerajaan Malaka telah masuk Islam,
pusat studi keislaman tidak lagi hanya dipegang oleh Samudera Pasai. Malaka
kemudian juga berkembang sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara bahkan
Kerajaan Malaka telah mengundang banyak ulama dari mancanegara untuk
berpartisipasi dengan lebih intensif dalam proses pendidikan dan pembelajaran
agama Islam. Sedangkan di Banten, lembaga pendidikan sudah banyak berkembang
dan menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam di Pulau Jawa. Para ulama dari berbagai
negara menjadikan Banten sebagai pusat untuk belajar.

Di Nusantara, masjid-masjid yang berada di pemukiman penduduk yang


dikelola secara swadaya oleh masyarakat menjalankan fungsi pendidikan dan
pengajaran untuk masyarakat umum. Di sinilah terjadi demokratisasi pendidikan
dalam sejarah Islam. Demikianlah yang terjadi di wilayah-wilayah Islam di
Nusantara, seperti Malaka dan kemudian Johor, Aceh Darussalam, Minangkabau,
Palembang, Demak, Cirebon, Banten, Pajang, Mataram, Gowa-Tallom Bone,
Ternate, Tidore, Banjar, Papua, dan sebagainya. Bahkan mungkin karena memiliki
tingkat otonomi dan kebebasan tertentu, di masjid proses pendidikan dan pengajaran
mengalami perkembangan. Tidak jarang di antaranya berkembang menjadi sebuah
lembaga pendidikan yang cukup kompleks, seperti madrasah di Aceh, surau di
Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan pesantren di Jawa.

Sumber: https://www.freedomsiana.id/sejarah-terbentuknya-jaringan-keilmuan-di-
nusantara/

Ayo Menanya!
1. Jelaskan mengapa berkembangnya pendidikan Islam dapat menyatukan
wilayah Nusantara?
2. Apakah peran bahasa Arab, Melayu dan Jawa dalam perkembangan
pendidikan Islam di Nusantara?

64 Sejarah Indonesia - Kelas X


Parental Guide
“Knowledge is power.” – Francis Bacon

Eksplorasi
Carilah referensi mengenai peran kerajaan dalam jaringan keilmuan Nusantara dan
jelaskan pada kolom di bawah ini!

Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Sejarah Indonesia - Kelas X 65


E. Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam

Akulturasi Kebudayaan Islam Adalah sebuah perpaduan budaya yang


kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam
budaya Contohnya sebuah proses percampuran 2 budaya atau lebih yang saling
bertemu dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga dapat saling
mempengaruhi.

1. Faktor Kontak Akulturasi


● Kontak sosial pada semua lapisan masyarakat, sebagian masyarakat,
maupun antar individu dalam dua masyarakat.
● Kontak budaya dalam situasi bersahabat ataupun situasi bermusuhan.
● Kontak budaya antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam semua
unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa. teknologi. kemasyarakatan.
agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
● Kontak budaya antara masyarakat yang jumlah warganya banyak ataupun
sedikit.
● Kontak budaya baik antar sistem budaya, sistem sosial, ataupun unsur
budaya fisik.

2. Macam Jenis dan Contoh Akulturasi Kebudayaan Islam

● Seni Bangunan
Seni dan Arsitektur bangunan Islam di Indonesia sangatlah unik,
menarik dan akulturatif. Seni bangunan yang menonjol di zaman
perkembangan Islam ini adalah masjid, menara dan makam.

● Masjid dan Menara


Dalam seni bangunan di zaman perkembangan Islam, terlihat ada
perpaduan antara unsur Islam dengan kebudayaan pra Islam yang sudah ada
sebelumnya. Ciri-cirinya adalah:

66 Sejarah Indonesia - Kelas X


1. Atapnya berbentuk tumpang yakni atap yang bersusun semakin ke atas
semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya
ganjil 1, 3 atau 5, dan biasanya ditambah dengan kemuncak guna memberi
tekanan akan keruncingannya yang disebut Mustaka.
2. Tak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada
di luar Indonesia atau yang ada sekarang, namun dilengkapi dengan
kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug
dan kentongan adalah budaya asli Indonesia.
3. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yakni sebelah barat alun-alun atau
bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yakni di atas bukit atau dekat
dengan makam.

● Makam
Makam-makam yang lokasinya di dataran dekat masjid agung, bekas
kota pusat kesultanan adalah makam sultan-sultan Demak di samping Masjid
Agung Demak, makam raja-raja Mataram-Islam Kotagede (D.I.
Yogyakarta), makam sultan-sultan Palembang, makam sultan-sultan di
daerah Nanggroe Aceh, yakni kompleks makam di Samudera Pasai, makam
Sultan Ternate di Ternate, makam sultan-sultan Goa di Tamalate, serta
kompleks makam raja-raja di Jeneponto dan kompleks makam di Watan
Lamuru (Sulawesi Selatan), makam-makam di berbagai daerah lainnya di
Sulawesi Selatan, dan kompleks makam Selaparang di Nusa Tenggara serta
masih banyak yang lainnya.

Di beberapa tempat ada makam-makam yang penempatannya ada di


daerah dataran tinggi. Contohnya makam Sunan Bonang di Tuban, makam
Sunan Derajat (Lamongan), makam Sunan Kalijaga di Kadilangu (Demak),
makam Sunan Kudus di Kudus, makam Maulana Malik Ibrahim dan makam
Leran di Gresik (Jawa Timur), makam Datuk Ri Bkalianng di Takalar
(Sulawesi Selatan), makam Syaikh Burhanuddin (Pariaman), makam Syaikh
Kuala atau Nuruddin ar-Raniri (Aceh) serta masih banyak para dai lainnya di
tanah air yang dimakamkan. Ciri-cirinya:

1. Makam-makam kuno dibangun di atas bukit maupun tempat-tempat yang


tinggi.
2. Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing,
nisannya pun terbuat dari batu.
3. Di atas jirat umumnya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan
cungkup atau kubba.
4. Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antar makam
dengan makam ataupun kelompok-kelompok makam.

Sejarah Indonesia - Kelas X 67


5. Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan
biasanya makam itu adalah makam para wali atau raja Contohnya adalah
masjid makam Sendang Duwur di Tuban.

● Seni Ukir

Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran


bahwa seni ukir, patung, dan melukis makhluk hidup, bahkan manusia secara
nyata, tak diperbolehkan. Di Indonesia ajaran itu ditaati. Hal tersebut
menyebabkan seni patung di Indonesia pada zaman madya, kurang
berkembang. Padahal pada masa sebelumnya seni patung sangat
berkembang, baik patung-patung bentuk manusia maupun binatang. Akan
tetapi, setelah zaman madya, seni patung berkembang seperti yang bisa kita
saksikan sekarang ini.

Meskipun seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara


nyata tak diperbolehkan. Namun, seni pahat atau seni ukir terus berkembang.
Para seniman tak ragu-ragu mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan
motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang sudah dikembangkan
sebelumnya. Lalu ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan
muncul kreasi baru, yakni kalau terpaksa mau melukiskan makhluk hidup,
akan disamar dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas
berwujud binatang atau manusia.

Banyak sekali bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan


berbagai macam motif ukir-ukiran. Contohnya, ukir-ukiran pada pintu atau
tiang pada bangunan keraton maupun masjid, pada gapura atau pintu
gerbang. Dikembangkan pun seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan
Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Malah ada seni kaligrafi
yang membentuk orang, binatang, atau wayang.

● Aksara dan Seni Sastra


Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh besar dalam
bidang aksara atau tulisan. Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang
dipakai untuk menulis bahasa Arab mulai dipakai di Indonesia. Bahkan huruf
Arab dipakai di bidang seni ukir. Berhubungan dengan itu berkembang seni
kaligrafi. Di samping pengaruh sastra Islam dan Persia, perkembangan sastra
di zaman madya tak terlepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya.

Dengan begitu terjadilah akulturasi antara sastra Islam dengan sastra


yang berkembang di zaman pra Islam. Seni sastra di zaman Islam tersebut
berkembang di Melayu dan Jawa. Dilihat dan corak dan isinya, ada beberapa
jenis seni sastra adalah sebagai berikut:

68 Sejarah Indonesia - Kelas X


● Hikayat
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah maupun
dongeng. Dalam hikayat banyak ditulis berbagai peristiwa yang menarik,
keajaiban, atau hal-hal yang tak masuk akal. Hikayat ditulis dalam bentuk
gancaran yaitu karangan bebas atau prosa. Hikayat-hikayat yang terkenal,
contohnya Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat
Khaidir, Hikayat si Miskin, Hikayat 1001 Malam, Hikayat Bayan Budiman,
Hikayat Amir Hamzah, dan masih banyak yang lainnya.

● Babad
Babad mirip dengan hikayat penulisan babad murup tulisan sejarah,
namun isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Jadi, isinya campuran fakta
sejarah, mitos, dan kepercayaan. Di tanah Melayu sendiri terkenal dengan
sebutan tambo atau salasilah. Contoh babad ialah Babad Tanah Jawi, Babad
Cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta.

● Syair
Syair berasal dari perkataan Arab untuk menamakan karya sastra
berupa sajak-sajak yang terdiri atas 4 baris setiap baitnya. Contoh syair
sangat tua ialah syair yang tertulis pada batu nisan makam putri Pasai di
Minye Tujoh.

● Suluk
Suluk adalah karya sastra yang berupa kitab-kitab serta isinya
menjelaskan soal-soal tasawufnya. Contoh nya suluk yakni Suluk Sukarsa,
Suluk Wujil, dan Suluk Malang Sumirang.

● Bidang Kesenian
Di Indonesia, Islam menghasilkan kesenian bernafas Islam yang
bertujuan guna menyebarkan ajaran Islam. Kesenian itu, contohnya adalah:

● Debus
Debus adalah tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan
benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini diawali dengan
pembacaan ayat-ayat dalam Al Quran serta shalawat nabi. Tarian ini ada di
Banten dan Minangkabau.

● Seudati
Seudati adalah sebuah bentuk tarian dari Aceh. Seudati berasal dan
kata syaidati yang berarti permainan orang-orang besar. Seudati sering

Sejarah Indonesia - Kelas X 69


disebut saman berarti delapan. Tarian ini aslinya dimainkan oleh 8 orang
penari. Para pemain menyanyikan lagu yang isinya adalah shalawat nabi.

● Wayang
Wayang adalah termasuk wayang kulit, Pertunjukan wayang telah
berkembang sejak zaman Hindu, akan namun, pada zaman Islam terus
dikembangkan lalu berdasarkan cerita Amir Hamzah dikembangkan
pertunjukan wayang golek.

Wujud Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam


Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha seperti yang pernah
Anda pelajari pada modul sebelumnya. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali
mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih) kebudayaan karena
percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan
kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak
berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses
akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut
perilaku masyarakat Indonesia.

Wujud Alkulturasi Seni Bangunan

Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid,
makam, istana. Wujud akulturasi dari masjid kuno memiliki ciri sebagai berikut:

1. Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil
dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan
biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya
yang disebut dengan Mustaka.
2. Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar
Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug
untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan
budaya asli Indonesia.
3. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan
didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.

Mengenai contoh masjid kuno dapat memperhatikan Masjid Agung Demak,


Masjid Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus dan sebagainya. Selain bangunan
masjid sebagai wujud akulturasi kebudayaan Islam, juga terlihat pada bangunan
makam. Ciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan makam terlihat dari:

70 Sejarah Indonesia - Kelas X


1. makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.
2. makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing,
nisannya juga terbuat dari batu.
3. di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau
kubba.
4. dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan
makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada yang
berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar
(tidak beratap dan tidak berpintu).
5. Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan
biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya masjid
makam Sendang Duwur di Tuban.

Sumber: https://duniapendidikan.co.id/kebudayaan-islam/

Ayo Menanya!
1. Sebutkan contoh akulturasi kebudayaan Islam di Indonesia!
2. Sebutkan faktor kontak yang menyebabkan terjadinya akulturasi!
3. Apakah yang dimaksud dengan hikayat? Sebutkan contohnya!
4. Berikan pendapatmu mengenai akulturasi budaya Islam di Indonesia.

Parental Guide

“Culture is the widening of the mind and of the spirit.” — Jawaharlal Nehru

Eksplorasi
Buatlah kelompok beranggota 3-4 orang. Tiap-tiap kelompok mendiskusikan salah
satu bentuk akulturasi kebudayaan Islam di Indonesia yang masih kita jumpai sampai
hari ini.

Sejarah Indonesia - Kelas X 71


Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

F. Proses Integrasi Nusantara

Faktor Integrasi Nusantara

Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Proses integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa
yang ampuh untuk bersama-sama menghadapi segala persoalan yang timbul.
Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) adalah wujud konkret dari proses integrasi bangsa. Proses
integrasi bangsa Indonesia sudah berlangsung lama sejak awal tarikh masehi. Dan
mulai mengalami kemajuan pesat sejak proses Islamisasi.
Faktor integrasi nusantara Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses
integrasi nusantara yaitu: peranan ulama, peran perdagangan antarpulau, dan peran
bahasa. Berikut ini penjelasannya:

Peran para ulama


Kedatangan para pedagang Islam memicu kemunculan tempat perdagangan
berupa pelabuhan dan kota-kota pantai yang berkembang menjadi kerajaan.
Munculnya kerajaan Islam merupakan awal terjadinya proses integrasi. Para ulama
berperan memberikan pengajaran kepada keluarga kerajaan hingga masyarakat

72 Sejarah Indonesia - Kelas X


umum. Faktor pemersatu nusantara terpenting adalah Islam karena mengatasi
perbedaan-perbedaan di antara berbagai suku bangsa. Islam menjadi identitas yang
mengatasi batas-batas geografis, sentimen etnis, identitas kesukuan, adat istiadat dan
tradisi lokal lain. Karena agama Islam yang masuk dan berkembang di nusantara
mengajarkan kebersamaan dan mengembangkan toleransi dalam kehidupan
beragama. Islam mengajarkan persamaan dan tidak mengenal kasta dalam kehidupan
masyarakat. Konsep ajaran Islam memunculkan perilaku ke arah persatuan dan
persamaan derajat.

Peran perdagangan antarpulau


Proses integrasi terlihat dari kegiatan pelayaran dan perdagangan antarpulau
yang berlangsung di nusantara sejak zaman kuno. Umumnya, pelayaran dan
perdagangan berlangsung dalam waktu lama. Perdagangan antarpulau dengan
pelayaran menimbulkan pergaulan dan hubungan kebudayaan antara para pedagang
dengan penduduk setempat. Kegiatan ini mendorong terjadinya proses integrasi.
Awalnya penduduk di suatu pulau cukup memenuhi kebutuhan hidup dengan
komoditas yang ada. Pada perkembangannya, mereka ingin mendapatkan barang-
barang dari pulau lain. Untuk memenuhi kebutuhan, terjadi hubungan perdagangan
antarpulau. Angkutan yang paling murah dan mudah adalah angkutan laut dengan
kapal atau perahu. Maka berkembanglah pelayaran dan perdagangan antarpulau di
nusantara.

Peran bahasa
Faktor pemersatu dari segi bahasa adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu
diadopsi sebagai lingua franca para penyiar Islam, ulama dan pedagang. Kedudukan
bahasa Melayu menjadi semakin kuat ketika bahasa Melayu ditulis dengan aksara
Arab. Serta para ulama menulis banyak karya dengan bahasa Melayu berhuruf Jawi.
Sehingga, tulisan Jawi menjadi alat komunikasi dan dakwah tertulis bagi masyarakat
Melayu-nusantara. Sebelum kedatangan Islam, bahasa Melayu digunakan hanya di
lingkungan etnis terbatas. Yaitu suku bangsa Melayu di Palembang, Riau, Deli
(Sumatera Timur), dan Semenanjung Malaya.

Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/03/163000869/faktor-
integrasi-nusantara?page=all

Ayo Menanya!
1. Apakah yang dimaksud dengan proses integrasi Nusantara?
2. Bagaimanakah peran ulama dalam proses integrasi Nusantara?
3. Bagaimanakah peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi
Nusantara?
4. Bagaimanakah peran bahasa dalam proses integrasi Nusantara?

Sejarah Indonesia - Kelas X 73


Parental Guide
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di
dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”―
Pramoedya Ananta Toer

Eksplorasi
Menurutmu apakah dampaknya jika Indonesia yang terdiri dari belasan ribu
pulau dari Sabang sampai Merauke tidak saling terintegrasi? Jelaskan dan berikan 2
contoh dampaknya!

Menurut Saya
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
Umpan Balik
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

Ringkasan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

74 Sejarah Indonesia - Kelas X


DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Indonesia/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017

Sejarah Indonesia - Kelas X 75

Anda mungkin juga menyukai