Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fitria ulfah

NIM : 144101484010034
JAWALAH PERTANYAAN DI BAWAH INI
1. TENTUKAN APAKAH 3 EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT TABLET DI BAWAH INI
MEMENUHI PERSYARATAN?

1. MERAH = dibawah rata-rata


Bobot Bobot Bobot 2. ABU-ABU= Diatas rata-rata
Tablet Tablet Tablet Kolom A
(mg) (mg) (mg) RATA-RATA=106,3mg
95 103 301 RANGE= 95,67mg- 116,93mg
98 98 298 Ada 10 kolom yang menyimpang/ tidak memenuhi syarat
85 85 285 3. Kolom A
100 100 300 RATA-RATA= 103,85mg
RANGE= 93,465mg-114,235mg
110 110 310
Ada 8 kolom yang menyimpang/tidak memenuhi syarat
123 123 323
4. Kolom A
109 109 309 RATA-RATA= 304,35mg
100 100 300 RANGE=289,1325mg-319,5675mg
136 116 317 Ada 7 kolom yang menyimpang/tidak memenuhi syarat
100 100 300
147 110 321
108 108 308 2. ISI KOLOM BERIKUT : (Fitriani N.Y, 2015)
89 89 289
NO CARA EVALUASI HASIL / NILAI YANG DIINGINKAN
110 110
SUSPENSI 310
121 1. 121 321
Organoleptis Hasil pengamatan organoleptis meliputi bau, warna, dan
118 118 318 rasa yang diamati setiap 7 hari sekali. Pada masing-masing
78 78 278 formulasi suspensi terjadi perubahan organoleptis pada
88 88 288 suspensi tersebut.
2. Viskositas Diuji dengan shelf-life, pada formulasi suspensi dengan
98 98 298
suspending agent CMC Na stabil, dengan nilai signifikan
113 113 313 p=0,163 (p>0,05) dan formulasi suspensi dengan
suspending agent PGS stabil, dengan nilai signifikan
p=0,729 (p>0,05).
3. PH Diuji dengan shelf-life, pada formulasi suspensi dengan
suspending agent CMC Na stabil, dengan nilai signifikan
p= 0,076 (p>0,05) dan formulasi suspensi dengan
suspending agent PGS stabil, dengan nilai signifikan
p=0,076 (p>0,05).
4. Redispersi Hasil pengujian redispersi menunjukkan bahwa kedua
formulasi suspensi tersebut memiliki kemampuan
terdispersi kembali dengan mudah. Nilai redispersi pada
kedua formulasi adalah 90%. Oleh karena pengocokan
dilakukan sebanyak tiga kali maka setiap pengulangan
pengocokan dikurangi 5%.
5. Volume Sedimentasi Hasil data volume sedimentasi diuji dengan shelf-life, pada
formulasi suspensi dengan suspending agent CMC Na
stabil, dengan nilai signifikan p=0,156 (p>0,05) dan
formulasi suspensi dengan suspending agent PGS stabil,
dengan nilai signifikan p=0,191 (p>0,05). Formulasi
suspensi dengan suspending agent CMC Na menurun dari 1
menjadi 0,57 sedangkan pada formulasi suspensi dengan
suspending agent PGS menurun dari 1 menjadi 0,47.
Volume sedimentasi pada suspensi dengan pelarut air akan
menurun ketika konsentrasi ion meningkat

3. ISI KOLOM BERIKUT : (Pambudi kurniawan 2012)

NO CARA EVALUASI EMULSI HASIL / NILAI YANG DIINGINKAN


Organolepstis Pengamatan organoleptis diamati terjadinya perubahan
bentuk, warna, dan bau. Pemeriksaan dilakukan setiap 2
minggu selama 2 bulan.
Uji PH Mrnggunakan Ph meter pada suhu ruangan . pertama-tama
elektroda dikalibrasi dengan dafar standart pH 4 dan Ph 7.
Elektroda lalu dicelupkan ke dalam sediaan hingga nilai Ph
muncul.
Penentuan Bobot jenis Diukur menggunakan piknometer pada suhu 29°C.
piknometer yang bersih atau kering ditimbang (A g) lalu
diisi dengan air dan ditimbang(A1 g). Air dikeluarkan dari
piknometer dan piknometer dibersihkan.sediaan emulsi lalu
diisikan kedalam piknometer dan ditimbang (A2 g) Bobot
jenis diukur dengan perhitungan :
A 2−A
Bobot jenis= x 1 g/ml
A 2−A
Uji Viskositas Dilakukan dengan menggunakan viscometer Brookfield.
Sediaan disimpan dalam wadah lalu spindle diturunkan
kedalam sediaan hingga batas ditentukan, kecepatan diatur
mulai dari 5, 10, 20, 50 dan 100 rpm dan sebaliknya.( untuk
menghitung tekanan geser (dyne/cm2) dan kecepatan geser
(rpm)
Uji stabilitas fisik Cycling test, uji sentrifugasi, suhu,
Uji kesukaan Untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu produk.

4. ISI KOLOM BERIKUT : (Winda M.R, 2016)

N CARA EVALUASI HASIL / NILAI YANG DIINGINKAN


O TABLET
Keseragaman Bobot Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji
keseragaman bobot yang tercantum pada tabel 5
menunjukkan bahwa sesuai dengan persyaratan untuk
tablet dengan bobot rata-rata 150-300 mg tidak ada
tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 7,5%
dari bobot rata-rata dan tidak satupun tablet yang
bobotnya menyimpang lebih dari 15% dari bobot
rata-rata. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tablet
formula 1dan formula 2 memenuhi persyaratan
keseragaman bobot tablet yang ditetapkan Farmakope
Indonesia III.
Keseragaman ukuran Ketebalan tablet dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
tekanan pada saat mencetak tablet, jumlah massa
yang diisikan pada ruang cetak tablet dan kerapatan
massa tablet yang dicetak sedangkan diameter tablet
dipengaruhi oleh ukuran ruang cetak tablet (Voight,
1994). Hasil yang didapat dari uji keseragaman
ukuran menunjukkan bahwa formula 1 dan formula 2
memiliki diameter tablet 0,8 cm dan tebal tablet 0,4
cm. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua
formula memenuhi syarat keseragaman ukuran tablet
yaitu diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet
dan tidak kurang dari 1⁄kali tebal tablet.

Kekerasan Tablet Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan


bahwa kedua formula tidak ada yang memenuhi
persyaratan untuk kekerasan tablet. Kemungkinan
disebabkan pengikat dan bahan-bahan lain yang tidak
tercampur rata ataupun kurangnya konsentrasi
pengikat dalam formulasi. Meskipun tidak memenuhi
syarat, hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi
bahan pengikat yang digunakan mempengaruhi
kekerasan tablet yang dihasilkan, dimana semakin
besar konsentrasi gelatin sebagai bahan pengikat
maka semakin tinggi kekerasan tablet yang dihasilkan
Kerapuhan Tablet Dari hasil uji kerapuhan kedua formula tablet,
formula 2 memiliki persen kerapuhan yang lebih baik
dari formula 1 meskipun keduanya tidak memenuhi
syarat dimana syarat kerapuhan tablet tidak melebihi
1% Perbedaan persen kerapuhan dipengaruhi oleh
kekerasan tablet. Dari hasil kekerasan tablet didapat
hasil tidak cukup untuk memenuhi persyaratan
kekerasan tablet yang menyebabkan kerapuhan tablet
juga tidak memenuhi syarat. Semakin besar kekerasan
tablet maka semakin kecil persen kerapuhannya.
Waktu hancur tablet hasil yang didapat dari uji waktu hancur tablet,
formula 1 dan formula 2 memenuhi syarat waktu
hancur untuk tablet tidak bersalut menurut FI IV yaitu
tidak lebih dari 15 menit.Hasil uji waktu hancur tablet
bisa dilihat pada tabel 5 bahwa formula 2 yang
memiliki kekerasan lebih besar dibanding formula 1,
menunjukkan waktu hancur yang lebih ama
dibanding formula 1. Waktu hancur juga dipengaruhi
oleh bahan tambahan yaitu bahan penghancur yang
digunakan dalam formulasi. Dalam hal ini digunakan
amilum sebagai bahan penghancur. Amilum dapat
mempercepat penyerapan air sehingga akan
memungkinkan untuk.

5. ISI KOLOM BERIKUT :

NO SEDIAAN ADA BERAPA CARA PEMBUATAN DAN CARA


PEMBUATAN
1 SUSPENSI Dispersi= Pembuatan dengan cara menambahkan serbuk
bahan obat ke dalam muchilago yang telah terbentuk,
kemudian baru diencerkan. Serbuk yang sangat halus
mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah
dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut
kontak antara zat terdispers dengan medium. Bila sudut
kontak ± 90o serbuk akan mengambang di atas cairan.
presipitasi
Prppres presipitasi dengan pelarut organic= Obat – obat yang tidak
larut air dapat diendapkan dengan melarutkannya dalam
pelarut organik yang bercampur dengan air, dan kemudian
menambahkan fase organik ke air murni di bawah kondisi
standar. Contoh pelarut yang digunakan adalah etanol,
metanol, propilen glikol, dan polietilen glikol serta
gliserin. Yang perlu dengan metode ini adalah kontrol
ukuran partikel, yaitu terjadinya bentuk polimorf atau
hidrat dari kristal.
Presipitasi dengan perubahan pH dari media= Metode
pengubahan pH medium bisa jadi lebih membantu dan
tidak menimbulkan kesulitan yang serupa dengan endapan
pelarut organik. Tetapi teknik ini hanya dapat diterapkan
ke obat – obat yang kelarutannya tergantung pada harga
pH. Sebagai contoh, suspensi estradiol dapat dibuat
dengan mengubah pH larutan airnya, estradiol lebih
mudah larut dalam alkaki seperti larutan kalium dan
natrium hidroksida.
Presipitasi dengan dokomposisi (penguraian)
rangkap=Melibatkan proses kimia yang sederhana,
walaupun beberapa faktor fisika yang disebutkan
sebelumnya jga berperan

2 EMULSI kering = pula metode continental dan metode 4;2;1.


Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½
jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga
diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan
1 bagian emulgator.Pertama-tama gom didispersikan
kedalam minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan
diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk
korpus emulsi.
Basah= Disebutt pula sebagai metode Inggris, cocok
untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau
melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan
perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering.
Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air
misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2
bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat

3 TABLET Granulasi basah= Pembuatan tablet dengan metode


Granulasi Basah digunakan untuk membuat tablet dengan zat
aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel,
mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tahan panas, dan
tahan lembab/pembasahan.
Granulasi kering= Pembuatan tablet dengan metode
Granulasi Kering digunakan untuk membuat tablet
dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak
kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang
jelek, tidak tahan panas, dan tidak tahan
lembab/pembasahan.
Kempa Langsung= Pembuatan tablet dengan metode
Kempa Langsung digunakan untuk membuat tablet
dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik
kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang baik
4 KAPSUL 1. Dengan menggunakan tangan manusia tanpa
bantuan alat.
2. Dengan alat bukan mesin missal seperti kertas yg
dilipat dan di ikat ujungnya dengan karet atau
dijepit dengan penjepit kertas.
3. Dengan alat
5 PIL 1. Pembuatan massa pil
2. Pemotongan pil
3. Pembuatan pil
4. Penyalutan pil
6 PASTILES Granulasi basah
Granulasi kering
Kempa langsung
7 LOZENGES Granulasi basah
Granulasi kering
Cetak langsung
6. ISI KOLOM BERIKUT :

N SEDIAAN CONTOH KEGUNAAN NAMA


O FORMULASI MASING-MASING JURNAL
BAHAN ILMIAH
1 SUSPENSI
2 EMULSI
3 TABLET
4 KAPSUL
5 PIL
6 PASTILES
7 LOZENGES

7. ISI KOLOM BERIKUT :

N SEDIAAN JENIS DEFINISI


O
1 SUSPENSI Larutan Campuran fluida yang mengandung
partikel padat atau campuran heterogen
dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan
dalam zat cair.
2 EMULSI Larutan Sediaan cair dalam dua fase yang salah
satu cairnya terdispersi dalam cairan lain.
3 TABLET Padat Sediaan padat yang mengandunng satu
atau lebih bahan obat dengan atau tanpa
bahan tambahan
4 KAPSUL Padat Sedian obat yang terbungkus cangkang
kapsul yang terbuat dari gelatin
5 PIL Padat Sediaan oral padat berbentuk bulat
mengandung bahan obat yang tercampur
dalam pembawa.
6 PASTILES Padat Sediaan padat mengandung obat,
dirancang untuk larut perlahan dimulut
lebih lunak disbanding lozenges.
7 LOZENGES Padat Sediian padat emngandung satu atau lebih
bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroman dan manis.

8. ISI KOLOM BERIKUT :

N SEDIAAN BAHAN SECARA UMUM CONTOH BAHAN


O
1 SUSPENSI Gom PGA
Dari alam bukan gom Bentonit
Pensuspensi sintesis
Derivate selulosa CMC
Organic pollimer Carbhapol 95%
2 EMULSI Emulgator tumbuhan Tragakan
Emulgator hewani Adeps lanae
Emulgator mineral veegum
3 TABLET Pengisi SL
Pengikat Gelatin
Penghancur Amilum
Pelicin Mg.stearat
pewarna carmin
4 KAPSUL Cangkang keras Metal selulosa
Cangkang lunak Sorbitol, gliserin
5 PIL Zat utama Acetosal
Pengisi Amilum
Pengikat Adepslanae
Penabur Talcum
Pembasah Aqua gliserinata
Penyalut Gelatin

6 PASTILES Pengisi SL
Pengikat Gom akasia
pelicin Talk
pewarna Erytrosine
7 LOZENGES Basis PEG
Pelarut Aqdest
Pemanis Syrsimplex
Acidulents As.sitrat
Stabiliting agent Sodium alginate

Anda mungkin juga menyukai