Laporan Kasus Omsk Kania Tio Tamara
Laporan Kasus Omsk Kania Tio Tamara
Oleh:
Pembimbing:
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 36 tahun
Alamat : Cikarang Barat
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pemeriksaan : 10 Agustus 2021
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada
tanggal 10 Agustus 2021 pukul 10:30 WIB
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh keluar secret warna kekuningan yang memberat
disertai rasa nyeri pada telinga sebelah kanan sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Terdapat penurunan pendengaran di telinga kanan sejak 1 bulan
yang lalu. Disertai benjolan berisi nanah pada bagian belakang telinga
yang disertai dengan rasa nyeri sejak satu bulan yang lalu.
Riwayat Kebiasaan
RCL/RCTL (+/+)
Thorax
Pemeriksaan Auris
Dextra Sinistra
Tes Rinne + -
Tes Weber Lateralisasi ke kanan
Tes Swabach Memanjang Normal
B. Hidung
Nasal
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Keadaan Bentuk
Normal Normal
Luar Ukuran
Rhinoskopi Mukosa Tenang Tenang
Anterior Sekret Ada, bening Ada, bening
Darah Tidak ada Tidak ada
Krusta (-) (-)
Concha Hipertropi (-), Hipertropi (-),
Inferior Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Septum Tidak ada septum Tidak ada septum
deviasi deviasi
Polip/Tum Tidak ditemukan Tidak ditemukan
or massa massa
Pasase
Udara
Rhinoskopi Mukosa
Posterior Koana
Sekret
Torus
tubarius Tidak
Tidak dilakukan
Fossa dilakukan
Rossenmul
ler
Adenoid
Tonsil
Epiglotis
Kartilago
Aritenoid
Plica
Laring Ariepiglotika Tidak dilakukan
Plica
Vestibularis
Plica Vokalis
Rima Glotis
Trakea
D. Maxillofacial
Bagian Keterangan
Maxillofacial
Bentuk Simetris
Parese N. Cranialis Tidak ada Parese N. Cranialis
E. Leher
Bagian Keterangan
Leher Bentuk normal, trakea berada
di tengah
Tidak ada pembesaran KGB
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan :
Auricular Dextra : canalis akustikus externa tidak tampak edema
(-), hiperemis (+), sekret (-), serumen (+), hifa(-), membran timpani
tampak jaringan granulasi, retraksi (-), buldging (-).
V. RESUME
Anamnesis :
Pemeriksaan Auris
Dextra Sinistra
Tes Rinne + -
Tes Weber Lateralisasi ke kanan
Tes Swabach Memanjang Normal
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004, sekitar 65-
330 juta orang di dunia menderita OMSK disertai dengan otorea, 60% diantaranya
(39-200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Menurut survei pada
tahun 1996 ditemukan prevalensi OMSK sebesar 3% (6,6 juta) dari penduduk
Indonesia. Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan
Pendengaran Depkes, tahun 1993-1996 prevalensi OMSK adalah 3,1%-5,2%
populasi. Usia terbanyak penderita infeksi telinga tengah adalah usia 7-18 tahun,
dan penyakit telinga tengah terbanyak adalah OMSK. Prevalensi OMSK di RS Dr
7
Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 1989.
2.3 Klasifikasi
OMSK dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. OMSK tipe aman (tipe mukosa - tipe benign)
2. Kolesteatoma akuisital yang terbentuk setelah anak lahir, jenis ini terbagi
atas 2 :
OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif. 1
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh
perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah
berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari
mukoid sampai mukopurulen. Ukuran perforasi bervariasi dari sebesar jarum
sampai perforasi subtotal pada pars tensa. Jarang ditemukan polip yang besar
pada liang telinga luas.
Perluasan infeksi ke sel-sel mastoid mengakibatkan penyebaran yang
luas dan penyakit mukosa yang menetap harus dicurigai bila tindakan
konservatif gagal untuk mengontrol infeksi, atau jika granulasi pada
mesotimpanum dengan atau tanpa migrasi sekunder dari kulit, dimana kadang-
kadang adanya sekret yang berpulsasi diatas kuadran posterosuperior. 6
2. OMSK tenang
OMSK tenang ialah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau
1
kering. Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan
mukosa telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif
ringan. Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh
dalam telinga. 6
Terjadinya OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada
anak, dan jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah
melalui tuba eustachius. Fungsi tuba eustachius yang abnormal merupakan faktor
predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Down’s syndrom.
Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor
insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Kelainan humoral (seperti
hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti infeksi HIV, sindrom
1,2
kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis.
1,2,5
Penyebab OMSK antara lain:
a. Lingkungan
b. Genetik
d. Infeksi
f. Autoimun
g. Alergi
2.6 Patogenesis
Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini
merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang
sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Otitis media
akut dengan perforasi membrane timpani akan menjadi otitis media supuratif kronis
apabila proses infeksinya kurang dari 2 bulan, disebut otitis media supuratif
subakut. 1
Perforasi sekunder pada OMA dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi
pada telinga tengah misal perforasi kering. Beberapa penulis menyatakan keadaan
ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis. 1
4. Pneumatisasi mastoid
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri
dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan
abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti
1,2
Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo
b. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum
timpani.
2.9 Diagnosis
Pemeriksaan Audiometri
1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20
dB
Pemeriksaan Radiologi
1. Proyeksi Schuller
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran
tulang- tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah
kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur3.
3. Proyeksi Stenver
Bakteriologi
1. Bakteri spesifik
Misalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang (
kurang dari 1% menurut Shambaugh). Pada orang dewasa biasanya
disebabkan oleh infeksi paru yang lanjut. Infeksi ini masuk ke telinga tengah
melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif
sehat sebagai akibat minum susu yang tidak dipateurisasi3.
2.10 tatalaksana
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang
ulang.Secret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini
antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu : 1
1. Adanya perforasi membrane timpani yang permanen, sehingga telinga tengah
berhubungan dengan dunia luar
Gambar 2. timpanoplasti
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu
mastoidektomi.Jadi bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah
dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.Terapi
konservatif dengan medika mentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum
dilakukan pembedahan.Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi
abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi. 1
1. OMSK benign aktif
ii. Neomisin Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya
: Stafilokokus aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan
Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dan telinga.
2.11 KOMPLIKASI
Otitis media kronik mengakibatkan defisit pendengaran konduktif yang
disebabkan oleh gangguan kompleks timpani-okular. OMSK dapat menyebabkan
mastoiditis kronik walaupun jarang. Erosi dinding telinga tengah dan cavitas
mastoid ,yang jarang, dapat menyebabkan terkenanya saraf wajah, bulbi jugular,
sinus lateral, labirin membranosa dan dura lobus temporal. Hal ini dapat
menyebabkan komplikasi seperti paralisis nervus fasial, thrombosis sinus lateral,
labirinits, meningitis dan abses otak. Penyebaran melalui hematogen atau daerah
sekitar infeksi ke otak dapat menyebabkan cacat permanen komplikasi fatal
lainnya.2,7
Selain itu, ada pembagian komplikasi otitis media yang dikemukakan oleh
Souza dkk (1999) yaitu :
Komplikasi Intratemporal
- Komplikasi di telinga tengah : paresis nervus fasialis, kerusakan tulang
pendengaran, perforasi membran timpani
Akibat infeksi telinga tengah hampir selalu berupa tuli konduktif. Pada
membrane timpani yang masih utuh, tetapi rangkaian tulang pendengaran
terputus, akan menyebabkan tuli konduktif yang berat. Biasanya derajat tuli
konduktif tidak selalu berhubungan dengan penyakitnya, sebab jaringan
patologis yang terdapat di kavum timpani pun, misalnya kolesteatoma dapat
menghantarkan suara ke telinga dalam.
Nervus facialis dapat terkena oleh penyebaran infeksi langsung ke kanalis
facialis pada otitis media akut.Pada otitis media kronis kerusakan terjadi oleh
erosi tulang oleh kolesteatom atau oleh jaringan granulasi, disusul oleh infeksi
ke dalam kanalis facialis tersebut.
Pada otitis media akut operasi dekompresi kanalis facialis tidak
diperlukan.Perlu diberikan antibiotika dosis tinggi dan terapi penunjang
lainnya, serta menghilangkan tekanan di dalam kavum timpani dengan
drainase.Bila dalam jangka waktu tertentu ternyata tidak ada perbaikan
setelah diukur dengan elektrodiagnostik (misalnya elektromiografi), barulah
dipikirkan untuk melakukan dekompresi.
Pada otitis media supuratif kronis, tindakan dekompresi harus sefera
dilakukan tanpa harus menunggu pemeriksaan elektrodiagnositik. 1
- Komplikasi ke rongga mastoid : petrositis , mastoiditis koalesen
- Komplikasi ke telinga dalam : labirinitis, tuli saraf/ sensorineural
Komplikasi otitis media ke susunan saraf pusat yang paling sering ialah
meningitis.Keadaan ini dapat terjadi oleh OMA, maupun kronis, serta dapat
terlokalisasi, atau umum (general).Walau secara klinik kedua bentuk ini mirip,
pada pemeriksaan CSS terdapat bakteri pada bentuk yang umum (general),
sedangkan pada bentuk yang terlokalisasi tidak ditemukan bakteri.
Gambaran klinik meningitis biasanya berupa kaku kuduk, kenaikan suhu
tubuh, mual, muntah, yang kadang kadang muntahnya muncrat (proyektif),
serta nyeri kepala hebat.Pada kasus yang berat biasanya kesadaran menurun
(delirium sampai koma).Pada pemeriksaan klinik terdapat kaku kuduk waktu
difleksikan dan terdapat tanda kernig positif. Biasanya kadar gula menurun dan
kadar protein meninggi di CSS.
Pengobatan meningitis otogenik ini ialah dengan mengobati meningitisnya
dulu dengan antibiotic yang sesuai, kemudian infeksi di telinganya
ditanggulangi dengan operasi mastoidektomi.
d. Abses otak
Abses otak sebagai komplikasi otitis media dan mastoiditis dapat ditemukan
di serebelum, fosa kranial posterior atau di lobus temporal, di fosa kranial
media.Keadaan ini sering berhubungan tromboflebitis sinus lateralis, petrositis,
atau meningitis.Abses otak biasanya merupakan perluasan langsung dari infeksi
telinga dan mastoid atau trombofletbitis.Umumnya didahului oleh suatu abses
ekstradural.
Gejala abses serebelum biasanya lebih jelas daripada abses lobus
temporal.Abses serebelum dapat ditandai dengan ataksia, disdiadokokinesis,
tremor intensif dan tidak tepat menunjuk suatu objek.Afasia dapat terjadi pada
abses lobus temporal.Gejala lain yang menunjukkan adanya toksisitas, berupa
nyeri kepala, demam, muntah serta keadaan letargik.Selain itu sebagai tanda
yang nyata suatu abses otak ialah nadi yang lambat serta serangan kejang.
Pemeriksaan CSS memperlihatkan kadar protein yang meninggi serta kenaikan
tekanan liquor. Mungkin juga terdapat edema papil.Lokasi abses dapat
ditentukan dengan pemeriksaan angiografi, ventrikulografi atau dengan
tomografi computer.
Pengobatan abses otak ialah dengan antibiotika parenteral dosis tinggi
(protocol terapi komplikasi intracranial), dengan atau tanpa operasi untuk
melakukan drenasi dari lesi.Selain itu pengobatan dengan antibiotika harus
intensif.Mastoidektomi dilakukan untuk membuang sumber infeksi, pada waktu
keadaan umum lebih baik.
e. Hidrosefalus otitis
33