Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

KASUS
OMSK
Restu Kania Madani (1102015195)

Suryantio Jiwandono (1102015232)

Tamara Ramadhan (1102015236)

Pembimbing :
dr. Erlina Julianti, Sp.THT-KL, M.Kes
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
Usia : 36 tahun
Alamat : Cikarang Barat
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pemeriksaan : 10 Agustus 2021

ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 10 Agustus 2021 pukul 10:30 WIB

Keluhan Utama :
Pasien mengeluh keluar secret warna kekuningan yang memberat disertai rasa nyeri pada telinga sebelah
kanan sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Terdapat penurunan pendengaran di telinga kanan sejak 1 bulan yang lalu. Disertai benjolan berisi nanah pada
bagian belakang telinga yang disertai dengan rasa nyeri sejak satu bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli THT RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan terdapat rasa nyeri
pada telinga sebelah kanan disertai sekret warna kekuningan yang memberat sejak 1 bulan
yang lalu. Awalnya pasien mengeluh sudah merasakan keluhan hilang timbul sejak 3 bulan
yang lalu dan memberat sejak 1 bulan yang lalu. Terdapat cairan yang keluar dari liang telinga
warna kekuningan, berbau menyengat sejak 1 bulan yang lalu. Menurut anak pasien, pasien
mengalami penurunan pendengaran sejak 3 bulan yang lalu, selain itu muncul benjolan pada
belakang telinga sebelah kanan 1 bulan yang lalu dan sempat pecah, benjolan yang pecah
mengeluarkan sedikit cairan nanah.

Pasien berobat di Poli THT RSUD Kabupaten Bekasi 1 minggu yang lalu, pasien merasa
keluhan sedikit berkurang namun pendengaran tidak kunjung membaik, serta pasien merasakan
nyeri kepala hilang timbul pada kepala bagian sebelah kanan. Tidak terdapat adanya demam,
batuk dan pilek.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki Riwayat keluhan yang Pasien bekerja sebagai ibu rumah
serupa seperti ini sebelumnya 20 tahun tangga, pasien memiliki kebiasaan
yang lalu, dan pasien belum mencoba mengkonsumsi makan cepat saji. Pasien
mengobatinya. tidak memiliki kebiasaan mengorek-
ngorek kupingnya, serta pasien tidak
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit memiliki riwayat minum-minuman yang
diabetes mellitus dan. Hipertensi serta beralkohol.
alergi.

Riwayat Penyakit
Riwayat Pengobatan
Keluarga
Tidak ada anggota keluarga mengalami Pasien mengaku belum pernah
keluhan serupa yang dialami oleh pasien. mendapatkan pengobatan sebelum
Tidak ada riwayat hipertensi pada datang ke poli THT RSUD Kabupaten
keluarga. Riwayat diabetes mellitus tidak Bekasi.
ada dalam keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
· Pulmo : Pergerakan dinding dada simetris kanan kiri,
Kesadaran : Compos Mentis suara nafas vesikuler simetris kanan kiri, rhonki (-/-),wheezing
Tanda Vital (-/-)

· Tekanan darah : Tidak dilakukan


· Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 normal reguler,
· Nadi : 88x / menit murmur (-), gallop (-)

· Respirasi : 22x / menit


· Abdomen : Bising usus(+) normal,tidak terdapat nyeri
· Suhu : 36,20C tekan(-)
Kepala : Normocephal
· Ekstremitas : Akral hangat, tidak terdapat edema (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
· Neurologis : Tidak dilakukan
, pupil bulat, isokor, RCL/RCTL (+/+)

Leher : Trakea ditengah,


Bagian Kelainan
Auris

Dextra Sinistra S Canalis · Kelainan Kongenital · Tidak ada · Tidak ada


Akustikus

Preaurikula · Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada T Eksternus · Kulit · Hiperemis · Tidak Ada

·
Radang tumor

Trauma
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
A L · Sekret · Tidak ada · Tidak Ada

T O
· Serumen · Ada · Tidak Ada
· Nyeri tekan
Tidak ada Tidak ada
· Edema · Tidak ada · Tidak Ada
Aurikula · Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada U K T · Jaringan Granulasi · Ada · Tidak Ada

S A
· Radang tumor

E
Tidak ada Tidak ada

· Trauma · Massa · Tidak ada · Tidak Ada


Tidak ada Tidak ada

· Nyeri Tarik
Tidak ada Tidak ada
L L · Kolestetoma · Sulit Dinilai · Tidak Ada

Retroaurikula ·

·
Edema

Hiperemis
Ada

Ada
Tidak ada

Tidak ada
I I
· Nyeri Tekan Ada Tidak ada S N Membran
Timpani
· Sulit
Dinilai
· Intak

· Sikatrik

G
Tidak ada Tidak ada
· Reflex
· Fluktuasi Cahaya (+)
Ada Tidak ada

A
Tes pendengaran

Pemeriksaan Auris

Dextra Sinistra

Tes Rinne Negatif Positif

Tes Weber Lateralisasi ke kanan

Tes Swabach Memanjang Normal


Status Lokalis (Hidung)
Bagian Kelainan Nasal

Dextra Sinistra

Keadaan Luar Bentuk Normal Normal


Ukuran

Rhinoskopi Mukosa Tidak Hiperemis Tidak Hiperemis


Anterior Sekret Tidak ada Tidak ada
Krusta Tidak ada Tidak ada
Concha Inferior Eutrofi dan tidak hiperemis Eutrofi dan tidak hiperemis
Septum Tidak ada septum deviasi Tidak ada septum deviasi
Polip/Tumor Tidak tampak massa Tidak tampak massa

Pasase Udara
Status Lokalis (Hidung)
Bagian Kelainan Nasal

Dextra Sinistra

Rhinoskopi Posterior Mukosa Tidak hiperemis Tidak Hiperemis

Koana Cukup lapang Cukup lapang

Secret (-) (-)

Torus tubarius Terbuka, udem (-) Terbuka, udem (-)

Fossa rossenmuller Massa (-) Massa (-)

Adenoid (-) (-)


Status Lokalis ( Mulut dan Orofaring)

Bagian Kelainan Keterangan

Mulut Mukosa mulut Tidak hiperemis


Lidah Tidak deviasi
Palatum Mole DBN
Gigi Geligi Berlubang (-), Karies (-)

87654321 12345678

87654321 12345678

Uvula Tidak deviasi


Halitosis (-)
Status Lokalis ( Mulut dan Orofaring)

Bagian Kelainan Keterangan

Tonsil Mukosa Tidak hiperemis


Besar T1-T1 tenang
Kripta Tidak ada
Detritus Tidak ada
Perlengketan Tidak ada

Faring Mukosa Tidak Hiperemis


Granulasi Tidak terdapat granulasi
Post Nasal Drip (-)
Status Lokalis ( Mulut dan Orofaring)

Bagian Kelainan Keterangan

Laring Epiglotis Hiperemis (-) Udem (-)


Kartilago Aritenoid Hiperemis (-) Udem (-)
Plica Ariepiglotika Hiperemis (-), Udem (-)
Plica Vestibularis Hiperemis (-/-)Udem (-/-), Massa (-)
Plica Vokalis Hiperemis (-/-), Udem (-/-), Massa (-)
Rima Glotis Massa (-), benda asing (-)
Trakea Tengah
Status Lokalis (Maxillofacial)

Bagian Keterangan

Maxillofacial Tidak ditemukan kelainan


•Bentuk
•Parese N. Cranialis

Status Lokalis (Leher)


Bagian Keterangan

Leher Bentuk normal, trakea berada di tengah


Massa (-), pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Penunjang

Kesan :

Auricular Dextra : canalis akustikus externa tidak tampak edema (-), hiperemis (+), sekret (-), serumen
(+), hifa(-), membran timpani tampak jaringan granulasi, retraksi (-), buldging (-).
Resume
Pasien datang ke Poli THT RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan terdapat rasa nyeri pada telinga
sebelah kanan disertai sekret warna kekuningan yang memberat sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
dirasakan hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan yang lalu. Terdapat cairan yang
keluar hilang timbul dari liang telinga warna kekuningan, berbau menyengat sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien mengalami penurunan pendengaran sejak 3 bulan yang lalu. Terdapat benjolan pada belakang
telinga sebelah kanan 1 bulan yang lalu dan sempat pecah, benjolan yang pecah mengeluarkan sedikit
cairan nanah. Pada pemeriksaan Canalis Acusticus Externus Auricula Dextra didapatkan hipermis (+),
serumen (+), jaringan granulasi (+) dan membran timpani sulit dinilai.
DIAGNOSIS BANDING

● Otitis Media Supuratif Kroni tipe bahaya Auricula Dextra b. Non-Medikamentosa


● Otitis Media Akut Auricula Dextra
● Otitis Media Efusi Auricula Dextra Konseling dan Edukasi

DIAGNOSIS SEMENTARA ● Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga


dengan benda taja
Otitis Media Supuratif Kronis tipe bahaya Auricula Dextra ● Menjaga agak tidak kemasukan air.
● Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakit infeksi
USULAN PEMERIKSAAN sehingga dengan penanganan yang tepat dapat disembuhkan
tetapi bila dibiarkan dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran
● Audiometri serta komplikasi lainnya.
● Timpanometri
● CT – Scan Mastoid KRITERIA RUJUKAN

PENATALAKSANAAN a. OMSK tipe bahaya

a. Medikamentosa b. Tidak ada perbaikan atas terapi yang dilakukan


● Aural toilet (Cuci Telinga) menggunakan H2O2 3% selama 3-5 Hari
● Levofloxacin 500mg 1 dd Tab I c. Terdapat komplikasi ekstrakranial, maupun intracranial
● Methylprednisolone 8mg 2 dd Tab I
● Ofloxacin 2 x 5 tetes per hari di telinga yang sakit d. Perforasi menetap setelah 2 bulan telinga kering

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : bonam

Quo Ad Functionam : dubia ad malam

Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam


DEFINISI
OMSK
Peradangan mukosa telinga tengah yang
ditandai dengan adanya perforasi pada
membran timpani dan keluarnya sekret
secara terus menerus atau hilang timbul
selama lebih dari 2 bulan
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO sekitar 65 - 330 juta orang di Dunia menderita
OMSK disertai dengan otorea, 60% diantaranya menderita
pendengaran menurun yang signifikan. Di Indonesia didapatkan
prevalensi OMSK 3.1% - 5.2% populasi. Paling banyak infeksi
telinga tengah pada usia 7 - 18 Tahun.
KLASIFIKASI
Aman
Tipe Primer

Bahaya Kolesteatoma
01 OMSK Sekunder

Tenang
Sekret
Aktif
LETAK PERFORASI
SENTRAL

MARGINAL ATIK
ETIOLOGI
1. Lingkungan Faktor Penyebab Perforasi
2. Genetik
A. Gangguan fungsi tuba berulang
3. Otitis media sebelumnya B. Perforasi menetap
4. Infeksi C. Metaplasia skuamosa
5. Infeksi saluran nafas atas D. Obstruksi menetap
6. auto imun E. Osteomielitis
7. Alergi F. Alergi dan autoimun
8. Gangguan fungsi tuba eustachii
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
1. Telinga Berair (Otorrhoe)
•Benigna → sedikit, jernih dan tidak berbau
•Maligna → banyak, berbentuk nanah dan berbau khas

2. Gangguan Pendengaran
•tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran
•OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat

3. Otalgia (Nyeri Telinga)


4. Vertigo
•seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom.
TANDA-TANDA OMSK TIPE MALIGNA :
1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular

2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang


berasal dari kavum timpani.

3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma


kolesteatom)

4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran


kolesteatom.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

- Keluhan keluar cairan dari telinga > 2 bulan terus meerut atau hilang timbul.
- Riwayat otitis media berulang
- Kehilangan fungsi pendengaran

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Otoskop : untuk melihat ada tidaknya perforasi membran timpani dan melihat mukosa
telinga bagian tengah

- Audiologi : Mengevaluasi tingkat penurunan pendengaran

- Radiologi : memperlihatkan mastoid yang tampak sklerotik dibandingkan mastoid yang


satunya atau yang normal. Erosi tulang yang berada di daerah atik memberi kesan adanya
kolesteatom.

Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah proyeksi schuller dimana pada
proyeksi ini akan memperlihatkan luasnya pnematisasi mastoid dari arah lateral dan atas.
TATALAKSANA
Tipe Benigna
- Pencuci telinga, H O 2-3 % selama 3-5 hari
2 2
- Tetes telinga antibiotika + kortikosteroid
- Sekret kering, perforasi masih ada, observasi 2 bulan dilakukan
miringoplasti atau timpanoplasti
Pemberian antibiotik topikal
- Polimiksin B atau Polimiksin E
- Neomisin
- Kloramfenikol
Tipe Maligna :
Operasi
- Menghentikan infeksi permanen
- Memperbaiki MT perforasi
- Mencegah komplikasi
- Memperbaiki pendengaran
Jenis-Jenis Operasi

● Mastoidektomi sederhana
● Mastoidektomi radikal
● Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
● Miringoplasti
● Timpanoplasti
● Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined
Approach Tympanoplasty)
KOMPLIKASI
Komplikasi di telinga tengah :
- Perforasi membran timpani Komplikasi Ekstradural :
- Abses Ekstradural
persisten - Trombosis sinus lateralis
- Erosi tulang pendengaran
- Petrositis
- Paralisis nervus fasialis

Komplikasi di telinga dalam :


- Fistula labirin Komplikasi Susunan Saraf Pusat :
- Meningitis
- Labirintis supuratif
- Abses Otak
- Tuli Saraf ( sensorineural )
- Hidrosefalus Otitis
PROGNOSIS
Pasien OMSK memiliki prognosis yang baik apabila dilakukan kontrol
terhadap infeksinya.

Pemulihan dari fungsi pendengaran bervariasi dan tergantung dari


penyebab. Hilangnya fungsi pendengaran oleh gangguan konduksi
dapat dipulihkan melalui prosedur pembedahan, walaupun hasilnya
tidak sempurna.
Keterlambatan dalam penanganan karena sifat tidak acuh dari
pasien dapat menimbulkan kematian yang merupakan komplikasi lanjut
dari OMSK. Kematian akibat OMSK terjadi pada 18,6% pasien yang telah
mengalami komplikasi meningitis
DAFTAR PUSTAKA

● 1. Djaafar ZA, et all. 2020. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala leher. Edisi 7. Jakarta : FKUI
● 2. Helmi. Otitis media supuratif kronis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2005.
● 3. AdamsGL, Boies LR, Higler PA. 2012. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Boies, Buku Ajar Penyakit THT Ed.
6. Jakarta:EGC
● 4. Berman S. Otitis media in developing countries. Pediatrics. July 2006. Available from URL: http://www.pediatrics.org/
● 5. Thapa N, Shirastav RP. Intrakranial complication of chronic suppuratif otitis media, attico-antral type:
experience at TUTH. J Neuroscience. 2004; 1: 36-39 Available from URL: http://www.jneuro.org/
● 6. Nursiah S. 2003. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK dan Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika di Bagian THT FK
USU/RSUP. H. Adam Malik Medan. Medan : FK USU.
● 7. Ballenger J et all. 2017. Disease of the Ear, Nose and throat, 17th edition. London
‫شكر‬
teşekkürler
ありがとうございました
Terima
고맙습니다 Kasih
Gracias
Thank You

Anda mungkin juga menyukai