Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

Otitis Media Supuratif Kronik


Disusun oleh :
Anis Muslikha (1102015026)
Rizki Maulana (1102015202)

Pembimbing :
dr. Jon Prijadi, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK TELINGA HIDUNG TENGGOROK


RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
26 APRIL – 15 MEI 2021
01
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Usia : 45 tahun
Alamat : Jl. Swadaya 3 No. 27 Pondok Gede,
Bekasi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Marital : Sudah menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Pemeriksaan : 29 April 2021
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal
29 April 2021 pukul 11.00 WIB di Poli THT RSUD Kabupaten Bekasi.

Keluhan Utama

Keluar cairan dari telinga kanan sejak 5 bulan SMRS

Keluhan Tambahan

Pendengaran berkurang, telinga kanan kadang berdenging,


nyeri dan terasa penuh.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluar Cairan Telinga Kanan
Kulit sekitar wajah sebelah
• Hilang timbul,Cairan yang kanan terasa kebas
keluar berwarna bening dan Penurunan pendengaran
encer serta berbau. Terkadang telinga berdenging Keluhan disertai tidak bisa
• Cairan keluar bila pasien dan nyeri, telinga kanan terasa menutup kelopak mata
sedang tidur. penuh. kanan dan mengkerutkan
• Kadang-kadang keluar darah
dahi

5 4 2
bulan bulan bulan
SMRS SMRS SMRS
• Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumya.
• Riwayat hipertensi (-),
Riwayat Penyakit • Riwayat TB (+) masih dalam pengobatan,
Dahulu • Riwayat asma (-), rhinitis alergi (-) Riwayat DM (-), penyakit paru (-) dan
penyakit jantung (-). Riwayat trauma (-)Riwayat pembedahan (-)

Riwayat Penyakit Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa dengan pasien
Keluarga

Riwayat Sedang menjalankan pengobatan TB sudah 4 minggu


Pengobatan

Riwayat Alergi Tidak ada.


Pemeriksaan Fisik Kepala : Normocephal, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


pupil bulat, isokor, RCL/RCTL (+/+)
Keadaan Umum : TSR
Kesadaran : Composmentis Leher :Trakea ditengah, tidak teraba massa, tidak teraba
Tekanan Darah : 100/70 mmHg pembesaran KGB
Nadi : 80 kali/menit Thorax
Respirasi : 20 kali/menit Pulmo : Pergerakan dinding dada simetris kanan
Suhu : 36,5 °C kiri, suara nafas vesikuler simetris kanan kiri,
rhonki (-/-) maupun wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 normal reguler,
murmur (-) maupun gallop (-)

Abdomen : Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)


Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Neurologis : Terdapat Parese N. VII dextra
Status Lokalis : Telinga
Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
  o Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
 
o Radang tumor Tidak ada Tidak ada
Preaurikula
o Trauma
Tidak ada Tidak ada
o Nyeri tekan
Tidak ada Tidak ada
  o Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
 
o Radang tumor Tidak ada Tidak ada
Aurikula
o Trauma
Tidak ada Tidak ada
o Nyeri Tarik
Tidak ada Tidak ada

o Edema Tidak ada Tidak ada


o Hiperemis Tidak ada Tidak ada
o Nyeri Tekan
  Tidak ada Tidak ada
  o Sikatrik
Retroaurikula o Fistula Tidak ada Tidak ada

o Fluktuasi Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada


Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
o Kelainan Kongenital Tidak ada Tidak ada
o Kulit Hiperemis (+) Hiperemis (-)
o Sekret
Ada Tidak ada
o Serumen
Canalis Acusticus Ada Minimal
Externus o Edema
o Jaringan Granulasi Ada Tidak ada
o Massa Tidak ada Tidak ada
o Kolestatoma
Ada Tidak ada

Sudah perforasi Normal


o Bentuk
- Putih
o Warna
Membran Timpani -
o Intak Intak
o Cahaya -
Terlihat cone of light di jam 7
Auris
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Tes Bisik Normal Normal
Tes Rinne Positif Positif

Tes Weber Lateralisasi ke kiri

Sama
Tes Swabach Memendek dengan
Pemeriksa

Kesan : Tuli sensorineural AD


Status Lokalis : Hidung
Nasal
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
o Bentuk
Keadaan Luar Normal Normal
o Ukuran
Merah muda
o Mukosa Merah muda

o Sekret Tidak ada


Tidak ada
o Krusta Tidak ada
Tidak ada
o Concha Inferior Tidak hipertrofi Tidak hipertrofiI
o Septum Tidak ada septum deviasi Tidak ada septum deviasi
Rhinoskop i Anterior o Polip/Tumor
Tidak ada Tidak ada

   

o Pasase Udara

Baik Baik
Nasal
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
o Mukosa
Tidak Hiperemis Tidak Hiperemis
o Koana Lapang Lapang
o Sekret Sekret (-) Sekret (-)
Rhinoskopi
o Torus Tubarius Udem (-) terbuka Udem (-) terbuka
Posterior
o Fossa Rossenmuller Massa (-) Massa (-)
o Adenoid Dalam batas normal Dalam batas normal
Status Lokalis : Mulut dan Orofaring
Bagian Kelainan Keterangan
Hiperemis (-)
o Mukosa mulut
Tidak deviasi
o Lidah
Dalam batas normal
o Palatum Mole
Berlubang (-), karies (-)
 Mulut
o Gigi Geligi
 
o Uvula
  
o Halitosis Tidak deviasi
Tidak ada

o Mukosa Tidak hiperemis

o Besar T1-T1 tenang

Tonsil o Kripta Tidak ada

o Detritus Tidak ada

o Perlengketan Tidak ada 


Bagian Kelainan Keterangan
o Mukosa Hiperemis (-)
Faring o Granulasi Tidak ada
o Post Nasal Drip Tidak ada
o Epiglotis
o Kartilago Aritenoid
o Plica Ariepiglotika
Laring o Plika Vestibularis Tidak dilakukan
o Plica Vocalis
o Rima Glotis
o Trakea
Status Lokalis : Maxillofacial dan Leher
     
Bagian Kelainan Keterangan
     
  o Bentuk Tidak ditemukan kelainan
Maxillofacial
o Parese N.Cranialis Parese N. VII dextra
 
 

     
Bagian Kelainan Keterangan
     
  o Bentuk normal, trakea berada
o Bentuk
Leher di tengah
o Massa
o Tidak terdapat massa
 
 
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan endoscopy :

Auricular Dextra

- Hifa (-)
- Sekret (+)
- Edema (+)
- Hiperemis (+)
- Membran Timfani Tampak
Perforasi total
- Terdapat jaringan granulasi dan
kolesteatoma
Dilakukan pemeriksaan CT Scan :

Kesan
- Mastoiditis dextra
Resume
Pasien datang ke poli THT RSUD Kab Bekasi dengan keluhan keluar cairan di telinga kanan,
keluhan hilang timbul sejak dari 5 bulan yang lalu. Cairan yang keluar berwarna bening dan
encer serta berbau, dan kadang-kadang keluar darah.. Keluhan disertai penurunan
pendengaran , terasa berdenging, rasa penuh dan nyeri, Pasien juga mengeluhkan kulit sekitar
wajah sebelah kanan terasa kebas di bandingkan pada sisi wajah kirinya sejak 2 bulan yang
lalu, keluhan disertai tidak bisa menutup kelopak mata kanan dan mengkerutkan dahi,
Pada pemeriksaan fisik didapatkan canalis acusticus externus auricula Dextra liang telinga
sempit, mukosa hiperemis, serumen (+) secret (+) membran Timpani perforasi total (+),
hiperemis (+) dan Kolesteatom (+). Pada tes garpu kesan didaptkan kesan Tuli sensorineural.
DIAGNOSIS KERJA

Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Bahaya Auricula Dextra dengan


Kolesteatoma, Pareses N.VII dextra dan Tuli Sensorineural
Auricula Dextra
Tatalaksana
Non medikamentosa Konseling dan Edukasi
 Rujuk ke Dokter Spesialis THT-  Menjelaskan kepada pasien mengenai, penyakit,
KL untuk rencana pembedahan tatalaksana, komplikasi dan prognosis penyakit.

Medikamentosa  Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-

 Gtt. H2O2 3% 3x5 tetes selama ngorek telinga

3-5 hari  Menghindari masuknya air ke telinga

 Gtt. Tarivid Otic 2x5 tetes    Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan
penyakit infeksi sehingga dengan penanganan
yang tepat dapat disembuhkan tetapi bila dibiarkan
dapat mengakibatkan komplikasi lainnya.
 Pasien dianjurkan untuk istirahat yang cukup agar
kondisi tubuh dapat prima sehingga proses
perbaikan penyakit dapat cepat berjalan
Prognosis
Quo Ad Vitam Quo Ad Functionam Quo Ad Sanationam

Dubia Dubia Dubia


02
Tinjauan Pustaka
Table of contents
2.1 2.2
ANATOMI DAN OTITIS MEDIA
FISIOLOGI SUPURATIF
TELINGA KRONIS (OMSK)
Anatomi dan Fisiologi Telinga
Definisi OMSK
Otitis media supuratif kronis adalah radang kronis telinga
tengah dengan perforasi membrane timfani dan riwayat
keluarnya sekret dari telinga (otorea) tersebut lebih dari 2
bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin
encer atau kental, bening atau berupa nanah
Epidemiologi
OMSK sebagai penyebab pada 28.000 kematian. Pasien OMSK merupakan 25% dari
pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Prevalensi OMSK di Indonesia secara umum adalah 3,9%. Indonesia masuk dalam negara
dengan OMSK prevalensi tinggi

OMSK paling banyak ditemukan pada kelompok usia 31-40 tahun (28,9%) dan pada jenis
kelamin laki-laki (51,1%). Paling banyak mengeluh keluar cairan dari dalam telinga (ottorhea)
dengan presentase 60%, yang mengalami infeksi paling sering adalah telinga kanan (46,7%)
dan tipe benigna merupakan tipe terbanyak dengan presentase 82,2%.
Etiologi OMSK
Lingkungan Infeksi saluran napas atas

Genetik Autoimun

Otitis media sebelumnya Alergi

Gangguan fungsi tuba


Infeksi
eustachius
Klasifikasi OMSK
OMSK Tipe Aman / Benigna OMSK Tipe Bahaya

Pada OMSK tipe aman proses peradangan OMSK tipe bahaya adalah OMSK yang
hanya terbatas pada mukosa (tidak mengandung kolesteatoma. Disebut juga tipe
mendestruksi tulang secara langsung). Nama tulang karena cenderung menimbulkan
lain dari tipe jinak (benigna) adalah tipe komplikasi berbahaya karena progresivitasnya
tubotimpanik karena biasanya didahului dengan bersifat destuktif. Nama lain dari tipe bahaya
gangguan fungsi tuba yang menyebabkan adalah tipe atiko-antral karena proses biasanya
kelainan di cavum timfani. Perforasinya terletak dimulai di daerah tersebut.
di sentral.
OMSK Tipe Bahaya
OMSK Tipe Aman
Patofisiologi OMSK
Manifestasi Klinis OMSK

Telinga berair (otorea)

Gangguan pendengaran

Otalgia (Nyeri telinga)

Vertigo
Diagnosis OMSK
ANAMNESIS

Gejala yang paling sering dijumpai adalah: • Ada kalanya penderita datang dengan keluhan kurang
• Telinga berair, adanya sekret di liang telinga pendengaran atau telinga keluar darah. Pasien dengan
• pada tipe tubotimpanal sekretnya lebih banyak kolesteatoma didapat biasanya datang dengan otorrhea
dan seperti berbenang (mukous), tidak berbau purulen berulang atau persisten dan gangguan
busuk dan intermiten, pendengaran.
• sedangkan pada tipe atikoantral, sekretnya lebih • Tinnitus juga sering terjadi.
sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai • Kedutan saraf wajah, atau kelumpuhan juga bisa terjadi
pembentukan jaringan granulasi atau polip, maka akibat proses inflamasi atau kompresi mekanis saraf.
sekret yang keluar dapat bercampur darah.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan


adanya sekret, perforasi membrane
timpani, edema dan inflamasi pada
mukosa tengah. Dapat terlihat polip dan
jaringan granulasi. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan audiometri

Pemeriksaan imaging

Pemeriksaan kultur dan resistensi kuman


Diagnosis Banding
Pertimbangan diagnostik pada pasien dengan otorrhea
berulang atau persisten termasuk:

1. otitis media kronis tanpa kolesteatoma;


2. otitis eksterna;
3. otitis eksternal ganas;
4. neoplasma seperti karsinoma sel skuamosa telinga
atau
5. tumor langka lainnya, seperti adenoma;
adenokarsinoma; karsinoma kistik adenoid; dan
otorrhea cairan serebrospinal, seperti dari ensefalokel.
Tatalaksana OMSK
Tipe Benigna

Berupa Pengobatan Konservatif/Medikamnetosa


Menghilangkan infeksi & Mencegah
Rekurensi
1.Irigasi Telinga (Pembersihan Telinga)
-Menggunakan Kapas lidi yang di basahi cairan Revanol/Betadine
-Bisa juga diisap dengan Suction
-Obat pencuci telinga H202 3% 3-5 Hari
2.Antibiotik & Kartikosteroid Tetes Telinga, yg Mengandung Neomycin, Polymixin, atau

gentamicin Tuli Sensorineural Permanen


Bersifat Ototoksik
Obat tetes telinga pilihan Ofloxacin 3-5 Tetes, 2 kali Sehari

3.Antibiotik Sistemik
-Penisilin
-Ampisilin
-Eritromisin
4.Pengobatan Faktor Penyebab (Tonsilitis, hipertofi tonsil, rhinosinusitis, rhinitis alergi)
Tatalaksana OMSK
Tipe Maligna

1.Terapi Konservatif

-pembersihan lokal melalui liang telinga pada kolesteatoma yang masih terbatas atau pasien yang
karena kondisinya tidak mungkin menjalani operasi baik dalam anestesi lokal ataupun anestesi
umum
-meruupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan
2.Pembedahan

-Bila terdapat abses sub periosteal retroaurikuler, maka insisi abses


sebaiknya dilakukan sendiri sebelum mastoidektomi
-Jenis Pembedahanya :
a. Mastoidektomi radikal

b. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)


c. Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (combined approach
tympanoplasty)
Mastoidektomi Radikal
-Operasi ini dilakukan pada OMSK bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma yang sudah meluas.
-pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani di bersihkan dari semua jaringan patologik.
-Dinding batas antara liang telinga luar dan tengah dengan rongga mastoid di runtuhkan, sehingga ketiga daerah
anatomi tersebut menjadi satu ruangan.
-Tujuan operasi ini ialah untuk jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intra cranial.
Kerugian operasi :
-pasien tidak di perbolehkan berenang seumur hidupnya.
-Pasien harus datang dengan teratur untuk control, supaya tidak terjadi infeksi kembali.
-Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi serta membuat meatoplasti
yang lebar, sehingga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat anatomi yaitu meatus liang telinga luar
menjadi lebar
Mastoidektomi Radikal
dengan Modifikasi
-Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatoma didaerah atik,
tetapi belum merusak kavum timpani.
-Seluruh rongga mastoid di bersih kan dan dinding posterior liang telinga di
rendahkan.
-Tujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan patologik dari
rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (combined
approach tympanoplasty)
• Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang di kerjakan pada kasus OMSK tipe
bahaya atau OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.
• Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan
teknik mastoidektomi radikal(tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga). Membersihkan
kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani
• di kerjakan melalui dua jalan(combined approach) yaitu :
melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior.
• Teknik operasi ini pada OMSk tipe bahaya belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering terjadi
kambuhnya kolesteatoma kembali.
Komplikasi OMSK

Intratemporal Ekstratemporal Intrakranial

• Perforasi membran • Abses subperiosteal • Abses otak


timpani • Tromboflebitis
• Mastoiditis • Hidrosefalus otikus
• Paresis N. Fasialis • Empiema subdural
• Labirinitis • Abses subdural
• Petrositis • Abeses ekstradural
Prognosis OMSK
Dubey mendapatkan angka mortalitas OMSK dengan
komplikasi intrakranial sebanyak 31,2%. Hal ini
disebabkan oleh infeksi yang memberat atau septikemia dan
peningkatan tekanan intrakranial
DAFTAR PUSTAKA
1. Andi AU, Muhammad FN, Andi W. 2014. Hubungan kebisingan dengan gangguan pendengaran pekerja laundry
rumah sakit kota Makassar. Makasar: Universitas Hassanuddin.
2. Helmi. Otitis Media Supuratif Kronik. Jakarta : FKUI, 2005.
3. Khrisna, E A dan Sudipta I M. 2019. Karakteristik Pasien Otitis Media Supuratif Kronis di RSUP Sanglah Denpasar
Tahun 2015. Bali: Jurnal Medika Udayana.
4. Nursiah, S. 2003. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK dan Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika di Bagian
THT FK USU / RSUP. H. Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Ballenger, J.J. 2010. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Jilid I. Dialihbahasakan oleh Staf ahli
Bagian THT RSCM-FKUI. Binarupa Aksara. Tangerang.
6. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi, E, et al, Ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan. Edisi VI. Balai Penerbitan FKUI, Jakarta. 2006: p. 64-77.
7. Endang, M., Nusjirwan, R., 2012, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi
Ketujuh. Jakarta : FK UI.
8. Mansour S, Magnan J, Nicolas K, Haidar H. 2018. Middle ear disease: advances in diagnosis and management. First
edition. Cham: Springer.
9. Holmes, E. 2021. Cholesteatoma Pathogenesis. https://calgaryguide.ucalgary.ca/cholesteatoma-of-
middle-ear-pathogenesis-and-clinical-findings/. Dikutip tanggal 1 Mei 2021.
10. Anil, K. 2007. Current Diagnosis and Treatment in Otolaryngology: Head and Neck surgery. McGraw-
Hill Medical.
11. Denny Varughese, M, Yu-lan Mary Ying, MD, et all. 2021.
https://emedicine.medscape.com/article/859501-overview. Dikutip tanggal 1 Mei 2021.
12. Dubey SP, Larawin V, Molumi CP. Intracranial spread of chronic middle ear suppuration. Am J
Otolaryngol Neck Med Surg. 2010;31(2):73-7. DOI: 10.1016/j.amjoto.2008.10.001.
13. Dunbar M, Shah H, Shinde S, Vayalumkal J, Vanderkooi OG, Wei XC, et al. Stroke in pediatric
bacterial meningitis: Population-based epidemiology. Pediatr Neurol. 2018;89:11-8. DOI:
10.1016/j.pediatrneurol.2018.09.005.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai