Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

RHINITIS ALERGI

Disusun oleh:
Elvira Eldysta 1102016060

Pembimbing:
• dr. Taufani Dewi Vitriana Tri Lestari Sp.THT-KL
• Kolonel CKM (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp.THT-KL
• dr. Aulia Hervi Anggraini, Sp.THT-KL

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan


RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa 14 Agustus – 16 September 2023
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Tn. R
Usia : 28 tahun
Alamat : Pondok Gede
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Pemeriksaan : 28 Agustus 2023
Status Pasien
Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis pada pasien pada tanggal 28 Agustus 2023 di


Poli THT-KL RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa

● Keluhan Utama :
Hidung tersumbat sebelah kanan sejak 5 tahun yang lalu

● Keluhan Tambahan :
Susah bernafas seperti terengah-engah apabila sedang kambu
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik THT-KL RS TK II MOH RIDWAN MEURAKSA pada


tanggal 28 Agustus 2023 dengan keluhan hidung tersumbat sebelah kanan sejak 5 tahun
yang lalu. Keluhan ini dirasakan pasien hilang timbul dan akan muncul di setiap pagi hari
dan apabila cuaca dan suhu ruangan di sekitar pasien dingin seperti saat pasien
menyalakan AC. Riwayat Bersin (-), Pusing (-), Hidung Berarir (-) tidak ditemukan pada
pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Pengobatan

• Riwayat Penyakit pada Telinga (-) • Riwayat keluhan serupa (-) Pasien tidak memiliki riwayat
• Riwayat Penyakit pada Hidung (-) • Riwayat penyakit pada Telinga (-) pengobatan sebelum berobat ke
• Riwayat Penyakit Hipertensi (-) • Riwayat penyakit pada Hidung (+) Poli THT-KL namun jika
• Riwayat Penyakit DM (-)
• Riwayat penyakit Hipertensi (-) keluhan tersebut sedang timbul,
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat penyakit DM (-) pasien mengurangi keluhan
• Riwayat alergi (-) dengan minum air hangat.
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada 28 Agustus 2023 di Poli THT RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa

● Keadaan umum : Baik


● Kesadaran : Composmentis

Tanda – Tanda Vital


• Tekanan Darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 82 kali/menit
• Respirasi : 22 kali/menit
• Suhu : 36,5 °C
• SpO2 : 100%
Status
Generalis
Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Kelainan Kongenital Tidak ada Tidak ada
Radang Tumor Tidak ada Tidak ada
Preaurikula
Trauma Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Status Lokalis
Kelainan Kongenital Tidak ada Tidak ada
Radang Tumor Tidak ada Tidak ada
Aurikula
Trauma Tidak ada Tidak ada
Telinga Nyeri Tarik Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada


Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Retroaurikula Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Fistula Tidak ada Tidak ada
Fluktuasi Tidak ada Tidak ada
Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Kelainan Kongenital Tidak ada Tidak ada
Kulit Hiperemis (–) Hiperemis (–)
Sekret Tidak ada Tidak ada
Canalis Acusticus

Status Lokalis
Serumen Tidak ada Tidak ada
Externus
Edema Tidak ada Tidak ada
Jaringan Granulasi Tidak ada Tidak ada
Telinga Kolesteatoma Tidak ada Tidak ada
Bentuk Normal Normal
Warna Putih Putih
Membran
Intak Intak Intak
Timpani
Cahaya Terlihat cone of Terlihat cone of

light di jam 5 light di jam 7


Tes Pendengaran

Auris
Pemeriksaan
Dextra Sinistra
Tes Bisik Normal Normal

Tes Rinne + +

Tes Weber Tidak ada lateralisasi

Tes Swabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa

Kesan : Pendengaran dalam batas normal


Auricula Dextra Sinistra
• CAE : Tenang, Sekret -/-
• MT : Intak +/+, hiperemis -/-, RC +/+
• RA : Tenang
• Nyeri tekan tragus : Negatif

Kavum Nasi
• Mukosa : Hiperemis, sekret -/-
Status Lokalis • Konkha
• Septum nasi
: Hipertropi +/+, livid +/+
: Lurus
• Pasase udara : +/+
Hidung • Massa : -/-

Nasofaring / Orofaring
• Mukosa : Tenang, granul (-), past nasal drip (-)
• Tonsil : T 1 – T 1, kripte lebar -/-, dedritus -/-, perlengketan
-/-
• Gigi : Dalam batas normal

Maksilo Fasial : Simetris, tidak terdapat parese N, kranialis


Mulut dan Orofaring
Bagian Kelainan Keterangan Bagian Kelainan Keterangan
Mulut Mukosa Mulut Tidak hiperemis Laring Epiglotis
Lidah Tidak deviasi, tampak kotor
Kartilago Aritenoid
Palatum Mole Normal
Plica Ariepiglotika
Gigi Geligi
Plica Vestibularis
Tidak Dilakukan
Plica Vocalis
Uvula Tidak deviasi
Rima Glotis
Halitosis Tidak ada
Trakea
Tonsil Mukosa Hiperemis
Besar T3-T3
Kripta Ada
Detritus -/-
Perlengketan -/-

Faring Mukosa Hiperemis


Granulasi Tidak ada granulasi
Post Nasal Drip Tidak ada
Maxillofacial

Bagian Keterangan
Bentuk Tidak ditemukan kelainan
Nyeri Tekan Tidak ada
Parese N. Cranialis Tidak ditemukan parase

Leher

Bagian Keterangan
Bentuk Normal, Trakea berada di tengah
Massa Massa (–), pembesaran KGB (–)
Pemeriksaan Fisik
Rhinoskopi Anterior

- Mukosa hiperemis, sekret (-/-), massa (-/-)


- Septum Nasi Lurus
- Hipertrofi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Foto Waters

- Sinus frontalis bilateral cerah


- Sinus maksilaris bilateral cerah
- Dinding antrum tidak menebal
- Tampak penebalan concha nasalis
kanan
- Tidak tampak septum deviasi

Kesan :
Hipertrofi konka nasalis kanan
Resume
Pasien Tn. R berusia 28 tahun datang keluhan hidung tersumbat sejak 5 tahun
yang lalu. Keluhan muncul pada pagi hari dan apabila pada saat pasien berada
di suhu ruangan yang dingin. Pasien merasa sebelum berobat keluhan semakin
memberat dan menganggu aktivitas karena pasien merasakan sulit bernafas
dan nafas menjadi terengah engah apabila gejala sedang muncul. Pada
pemeriksaan fisik menggunakan rhinoskopi anterior didapatkan pembesaran
pada concha nasalis inferior dan mukosa hiperemis tanpa disertai adanya
sekret
Diagnosis Banding
• Rhinitis Vasomotor
• Rhinitis Medikamentosa

Diagnosis Kerja
Rhinitis Alergi
Tata Laksana
Medikamentosa

Kortikostreoid:
- Avamys Nasal Spray 2x2
- Dexamethason 0.5 mg 2x1

Antihistamin:
- Cetirizin 10 mg tab 2x1
Prognosis

Edukasi ● Quo ad Vitam : ad bonam


● Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
• Cuci barang-barang, seperti tirai, bantal, sprei dan
sarung bantal secara rutin ● Quo ad Functionam : dubia ad bonam

• Bersihkan permukaan barang atau perabot dalam


rumah dengan kain lap basah yang bersih
• Jaga kesehatan diri dengan menerapkan pola
hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang,
olahraga teratur, cukup tidur, dan kelola stres
TINJAUAN PUSTAKA
Top i c

Topik 1: Anatomi

Topik 2: Rhinitis Alergi


ANATOMI
Ana tomi
Fisiologi

1. Jalan Napas 3. Penyaring dan Pelindung

2. Pengatur Kondisi Udara 4. Indra Penghirup


RHINITIS ALERGI
Definisi

WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) ->


kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa
gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
yang diperantarai oleh Ig E.
Epidemiologi

Perkotaan >
Pedesaan
Anak rata usia 8-11
tahun, 80%
Etiologi

Spesifik : Alergen
Kontakan Inhalasi perennial dan musiman

Ingestan Non-spesifik : Iklim, hormonal,


Injeksi
psikis, infeksi, iritasi
Klasifikasi

Berdasarkan sifat berlangsungnya :


Intermiten: Gejala <4 hari/ minggu atau <4 minggu
Persisten: Gejala >4 hari/ minggu dan >4 minggu

Berdasarkan derajatnya
Ringan: Tidak terdapat gangguan tidur, gangguan aktivitas harian,
bersantai, berolah raga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang
menganggu.
Sedang – Berat: Bila terdapat satu atau lebih dari gangguan
tersebut diatas.
Patofisiologi
M a n ifesta si K lin is
Gejala cardinal berupa bersin paroksismal (setiap serangan muncul,
dapat terjadi 10-20 kali bersin), hidung tersumbat, hidung berair dan
gatal-gatal pada hidung.
Gejala mata : Edema kelopak mata, kongesti dan gambaran
cobble-stone pada konjungtiva
Gejala lain : Retraksi mebran tympani, gejala gatal pada kulit,
mendengkur saat tidur dan sesak napas
Diagnosis

Anamnesis :
2 / lebih gejala rhinore berair, bersin terutama paroksismal,
obtruksi hidung, pruritus hidung, dengan atau tanpa konjungtivitis.

Pemeriksaan fisik
Rhinoskopi anterior: mukosa edema, warna pcat disertai secret
encer. Mukosa inferior hipertrofi
Allergic shiner, allergic salute, allergic crase

Pemeriksaan penunjang
Skin test, radioallergeasorbent test (RAST), test provokasi hidung
Tatalaksana

A. Medikamentosa
Antihistamin – generasi 2 (H-2) cetirizine, terfenadine, dan loratadine.
Glukokortikoid intranasal – fluticasone propionate
Dekongestan (agonis alfa adrenergik) – pemakaian secara topikal
hanya boleh beberapa hari untuk menghindari rinitis medikamentosa
(ephedrine)

B. Non medikamentosa
Menghindari kontak dengan allergen penyebab
Imunoterapi
Operatif
Tatalaksana
Tatalaksana
Komplikasi

Rhinosinusitis kronik
Hipertrofi adenoid
Polip Hidung
Otitis media dengan efusi
Prognosis

Prognosis rinitis alergi cenderung baik karena jarang menyebabkan mortalitas tetapi
penyakit ini memiliki risiko komplikasi dan komorbid yang cukup tinggi, serta penurunan
kualitas hidup. Kejadian Rhinitis alergi memuncak pada usia remaja dan menurun secara
bertahap menurun seiring bertambahnya usia. Sebesar 54,9% kasus menunjukkan perbaikan
gejala dan 41,6% kasus bebas dari gejala. Pasien yang memiliki onset gejala pada usia
muda, lebih mungkin untuk mengalami perbaikan. Tingkat keparahan rinitis alergi
bergantung pada berbagai macam faktor seperti lokasi dan musim.
Daftar Pustaka

Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. 6th rev eds. Jakarta: Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia,
2007:128-132.
Jean Bousquet, MD., Holger J. Schunemann, MD., Akdis Togias, MD., et all. 2020. Next-
generation Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma (ARIA) guidelines for allergic rhinitis
based on Grading of Recommendations Assessment, Development and Evaluation
(GRADE) and real-world evidence. J Allergy Clin Immunol Volume 145, Number 1.
J. Bousquet., N. Khaltaev., A. A. Cruz., J. Denburg, et all. 2008. Allergic Rhinitis and its
Impact on Asthma (ARIA) 2008. Journal Compilation Balckwall Munksgaard. Allergy 2008:
63 (Suppl. 86): 8–160.
Small, P., Keith, P.K. & Kim, H. 2018. Allergic rhinitis. Allergy Asthma ClinImmunol 14 (Suppl
2), 51.

Anda mungkin juga menyukai