DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
Susanti Eka Jati P2003032
Syamsul Bahri P2003032
Ummu Latifah P2003034
Yuliana Tantra W P2003035
Yulisma Yanti P2003036
Anita Sartika P2002029
Abdul Holik S P2003001
Muhammad Rusdi P2003038
Meilinda Cicilia H P2003021
Ridha Amelia N A P2003027
Rima Wulandari P2003028
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
Susanti Eka Jati P2003032
Syamsul Bahri P2003032
Ummu Latifah P2003034
Yuliana Tantra W P2003035
Yulisma Yanti P2003036
Anita Sartika P2002029
Abdul Holik S P2003001
Muhammad Rusdi P2003038
Meilinda Cicilia H P2003021
Ridha Amelia N A P2003027
Rima Wulandari P2003028
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Laporan ini telah disetujui oleh dosen coordinator dan dosen pembimbing Keperawatan
Gawat Darurat & Kritis Institut Teknologi Kesehatan & Sains Wiyata Husada Samarinda
Pada tanggal……………….Juli 2021
COVER ............................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
elektronik, dan dari hasil pemikiran penyusun sendiri. Selama penyusunan laporan
ini penyusun banyak mendapatkan masukan dan bimbingan dari berbagai pihak.
4. Ns. Refliani, S. Kep perceptor klinik Keperawatan Gawat darurat dan Kritis di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang telah mengizinkan dan
Semoga Laporan ini dapat bermanfaat kepada pembacanya dan dapat dijadikan
acuan terhadap penyusunan laporan berikut berikutnya.
Penyusun
ANALISIS JURNAL
A. ABSTRAK
Tahun : 2020
Nama Author : Cris carther, Helent aedy, Joy Notter
Editor :-
Penerbit : Elsheiver
Tempat : London
peningkatan jumlah pasien dengan infeksi COVID-19 yang parah, perawat harus
mampu menilai pasien dengan cepat. Sementara banyak pasien hadir dengan
tanda-tanda pneumonia virus dan dapat berkembang menjadi gagal napas. Tentu
saja, penting bahwa komplikasi sistemik berikutnya juga dapat terjadi. Karena
perawatan kritis, banyak dari mereka pada awalnya harus dikelola secara darurat
departemen emergency dan bangsal darurat sampai tempat tidur perawatan kritis
menjadi tersedia.
Dalam artikel ini, penilaian pasien dengan suspek atau COVID-19 parah yang
Penilaian COVID-19 yang parah harus efektif tetapi cepat. Oleh karena itu,
sistemik yang harus diakui. Karena tingginya jumlah pasien yang membutuhkan
perawatan kritis, banyak yang awalnya harus dikelola secara darurat di departemen
menjadidatang tersedia. Dalam artikel ini, penilaian pasien dengan diduga atau
1 Pembahasan Peneilitian ini menggunakan Scoring NEWS2 Dalam pembahasan tidak Dijelaskan secara rinci terkait
sebagai yang di formalkan melakukan penilaian dijelaskan secara rinci mengenai tindakan yang harus dilakukan
kondisi klinis pasien dengan responsi petugas berdasarkan oleh petugas kesehatan
mempertimbangkan hal-hak sebagai berikut : nilai skor yang didapatkan pada berdasarkan penilaian yang
kondisi kritis
Penilaian pernafasan (airway dan
breathing)
Penilaian kardiovaskuler
Penilaian neurologis
Paparan dan perawatan penting.
LANDASAN TEORI
A. TELAAH PUSTAKA
Early Warning Score (EWS) adalah skor peringatan yang di gunakan pada
saat pasien di rawat ditempat tidur dengan menggunakan sistem “pelacakan dan
pemicu” yang dihitung oleh staf perawat dari tanda-tanda vital yang dicatat, dan
ini adalah alat tambahan yang bermanfaat untuk memfasilitasi deteksi pasien
yang memburuk, terutama di bangsal rumah sakit pada penyakit akut di mana
pasien sering tidak sehat dan memungkin ada banyak staf yang tidak
penyakit pasien dan mendorong staf perawat untuk meminta tinjauan medis
pada titik pemicu tertentu, menggunakan alat komunikasi terstruktur sambil
Early Warning Score atau Skor Peringatan Dini adalah instrumen klinis
penguunaan EWS ini cukup meningkat pesat. Penerapan Sistem Peringatan Dini
sederhana atau skor peringatan dini yang meningkat memicu penilaian formal
oleh perawat, sehingga peringatan bahkan dapat disampaikan secara otomatis
Early Warning Score adalah sistem yang telah dikembangkan untuk memfasilitasi
dalam mendeteksi dini adanya perburukan kondisi pasien dengan
Frekuensi pernafasan harus dihitung selama satu menit agar data akurat.
Peningkatan laju pernafasan menjadi tanda yang berpengaruh kuat terhadap
adanya distres dan kegawatan akut [ CITATION Ali12 \l 1033].
Pada skoring EWS, laju pernafasan kurang dari 8 atau lebih dari 24 kali
2012).
terapi atau medikasi. Peningkatan tekanan darah sistole diatas 200 mmHg
dapat terjadi karena adanya distres, nyeri atau berdasarkan pada kondisi
klinis pasien [CITATION Mut12 \l 1033]. Pada penggunaan skoring EWS
tekanan darah sistol dibawah 100 mmHg menjadi tanda awal perburukan
darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat
dimana ada arteri melintas. Frekuensi nadi dihitung selama satu menit tanpa
melakukan aktivitas. Nadi yang cepat (takikardi) mengindikasikan adanya
e. Suhu (Temperature)
dengan suhu inti, dapat naik dan turun sesuai dengan suhu lingkungan.
terjadi delirium atau bingung (skor < 5 untuk verbal respon) tingkat
karena dalam penilaian NEWS 2 akan berada dalam skor 3 (merah). tubuh.
Oleh karena itu tingkat kebingungan / delirium yang baru muncul dimasukan
sakit terhadap perburukan atau kerusakan klinis pasien. Oleh karena itu
dibentuklah standar nasional yang digunakan untuk menilai pasien yaitu NEWS
(National Early Warning System). NEWS ini mulai dilaksanakan pada tahun 2012
(NEWS2)
Parameter Skor
Fisiologi 3 2 1 0 1 2 3
(mn)
(%)
Oksigen
130
kemudian di masukan dalam tabel sesuai keadaan yang didapat, pada orang
penilaian dokter berdasarkan National Early Warning Score (NEWS2) antara lain:
c. Skor menengah, apabila skor U 5 atau 6. Skor EWS 5 atau lebih adalah
ambang kunci dan merupakan indikasi potensi penurunan klinis akut yang
akurat.
b. Early Warning Score (EWS) digunakan sebagai data observasi yang memiliki
kekuatan hukum. Perawat berkewajiban untuk melakukan dokumentasi
Pengukuran skor EWS tidak hanya dilakukan oleh perawat tetapi juga
dokter.
d. Perawat dapat meninjau dan mengevaluasi sistem skoring EWS yang telah
diterapkan. Selain itu perawat dapat berpikir kritis terhadap pengetahuan
IMPLEMENTASI INSTRUMEN
Saat pasien masuk ke ruang IGD dan saat pasien dalam perawatan.
4. Tujuan
Untuk menilai kondisi pasien secara cepat dan akurat guna mencegah
perburukan pada kondisi pasien.
5. Prosedur
Prosedur 1. Perawat melakukan pengkajian EWS pada semua pasien
IGD dan Rawat inap didokumentasikan pada form EWS.
2. Perawat menulis tanggal dan jam pengkajian EWS.
3. Hasil yang telah didapat di nilai sesuai dengan skor yang
telah ditetapkan.
4. Tuliskan hasil yang didapat untuk parameter frekuensi
nafas, saturasi oksigen, suhu, tekanan darah sistolik dan
denyut jantung.
5. Untuk parameter alat bantu nafas, jika pasien
menggunakan alat bantu nafas ditulis “ya” dan diberi skor
2, jika tidak memiliki alat bantu ditulis “tidak” dan diberi
skor 0.
6. Untuk parameter kesadaran digunakan metode AVPU,
pasien sadar (Awakeness) diberi skor 0. Jika pasien
1. Pengertian
2. Indikasi
Pasien yang masuk ke IGD dan pasien dalam perawatan dengan diagnosis
mengarah ke covid-19.
3. Waktu Yang Tepat Pelaksanaan
Saat pasien masuk ke ruang IGD dan saat pasien dalam perawatan.
4. Tujuan
Untuk menilai kondisi pasien secara cepat dan akurat guna mencegah
perburukan pada kondisi pasien.
telah ditetapkan.
4. Tuliskan hasil yang didapat untuk parameter respiration
perawatan
Tn. B 16/07/2021 7
Tn. A 16/07/2021 10
Ny. S 15/07/2021 9
Tn. A 15/07/2021 6
Ny. I 15/07/2021 9
Tn. Y 15/07/2021 10
Tn. S 16/07/2021 10
Ny.S 16/07/2021 7
Frekuensi Monitoring
Pasien skor 0 dimonitor tiap 12 jam
Kelebihan: NEWS2 ini memiliki indeks yang lebih akurat untuk memprediksi
perburukan kondisi pasien dirumah sakit, karna NPV yang tinggi dapat sangat
berguna untuk mengidentifikasi pasien covid-19 yang berisiko lebih rendah dari
hasil yang buruk dan dapat dirawat. Pada skor NEWS2 dilengkapi dengan
sudah dilengkapi dengan peralatan alkes lengkap seperti Oximeter dan lain-lain,
dan didukung dengan jumlah pasien (covid-19) cukup banyak yang datang di IGD
RSUD AWS.
Perbandingan: Pada EWS penilaiannya dilakukan pada pasien secara umum,
PENUTUP
A. KESIMPULAN
penggunaan EWS pada perubahan klinis penilaian COVID-19 yang parah harus
efektif tetapi cepat. Oleh karena itu, analisa jurnal ini menyarankan strategi
komplikasi sistemik yang harus diakui. Karena tingginya jumlah pasien yang
pasien dengan diduga atau dikonfirmasi COVID-19 parah telah disajikan dari
B. SARAN
penilaian kondisi klinis pada pasien dengan COVID-19. Bagi Intansi Rumah Sakit
agar dapat menerapkan EWS yang terbaru dan dapat memahami dengan
pembaharuan yang ada dalam melakukan penilaian awal terkait kondisi klinis
di Rumah Sakit.
Bare & Smeltzer (2002). “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3”. Jakarta: EGC
Black, J dan Hawks, J. (2014). “Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Emban Patria.
Jiang B, Wang WZ, Chen HL, Hong Z, Yang QD, dkk. (2006) Insiden dan tren stroke
dan subtipenya di Cina: hasil dari tiga kota besar. Stroke. 37: 63–8.33.
Liu M, Wu B, Wang WZ, Lee LM, Zhang SH, dkk. (2007) Stroke di Cina: epidemiologi,
Rachmawati, Dewi. (2019). “Peran Perawat dalam Assessment Pengenalan Dini untuk
dan Kebidanan”.
https://www.ninds.nih.gov/sites/default/files/NIH_Stroke_Scale_Booklet.pdf diakses
22 Juni 2021 pukul 17.00 wita.
NICE (2008) Diagnosis Dan Penatalaksanaan Awal Stroke Akut Dan Serangan
Iskemik Transien. Pedoman Klinis NICE 68: Institut Nasional untuk Kesehatan
dan Keunggulan Klinis, Jenis Referensi: Generik.21. SIGN (2008) Manajemen
Zhang LF, Yang J, Hong Z, Yuan GG, Zhou BF, dkk. (2003) Proporsi berbagai subti e
stroke di Cina. Stroke. 34: 2091–96.34.