Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRESENTASI JURNAL STASE KEPERAWATAN GADAR

ASESSMENT OF ALL CRITICALLY ILL PATIENT COVID-19 DENGAN


MENGGUNAKAN NEWS SCORING SYSTEM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

ANGGOTA :
Susanti Eka Jati P2003032
Syamsul Bahri P2003032
Ummu Latifah P2003034
Yuliana Tantra W P2003035
Yulisma Yanti P2003036
Anita Sartika P2002029
Abdul Holik S P2003001
Muhammad Rusdi P2003038
Meilinda Cicilia H P2003021
Ridha Amelia N A P2003027
Rima Wulandari P2003028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR
2021
LAPORAN PRESENTASI JURNAL STASE KEPERAWATAN GADAR
ASESSMENT OF ALL CRITICALLY ILL PATIENT COVID-19 DENGAN
MENGGUNAKAN NEWS SCORING SYSTEM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

ANGGOTA :
Susanti Eka Jati P2003032
Syamsul Bahri P2003032
Ummu Latifah P2003034
Yuliana Tantra W P2003035
Yulisma Yanti P2003036
Anita Sartika P2002029
Abdul Holik S P2003001
Muhammad Rusdi P2003038
Meilinda Cicilia H P2003021
Ridha Amelia N A P2003027
Rima Wulandari P2003028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR
2021

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat i


HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRESENTASI JURNAL STASE KEPERAWATAN GADAR


ASESSMENT OF ALL CRITICALLY ILL PATIENT COVID-19 DENGAN
MENGGUNAKAN NEWS SCORING SYSTEM

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Laporan ini telah disetujui oleh dosen coordinator dan dosen pembimbing Keperawatan

Gawat Darurat & Kritis Institut Teknologi Kesehatan & Sains Wiyata Husada Samarinda
Pada tanggal……………….Juli 2021

Dosen pembimbing Dosen pembimbing


Keperawatan Kritis & Gawat Darurat Keperawatan Kritis & Gawat Darurat

Ns. Kiki Hardiansyah Safitri, M.Kep.,


Ns. Marina Kristi Layun, S.Kep, M.Kep
Sp.KepMB

Perceptor Klinik Ruangan IGD

Ns. Refliani, S. Kep

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat ii


DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv

BAB I ANALISIS JURNAL............................................................................................. 1


A. ABSTRAK ............................................................................................................ 1
B. ANALISA JURNAL ........................................................................................... 3
C. PEMBAHASAN ................................................................................................. 5
D. JURNAL TERKAIT ............................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 7


A. TELAAH PUSTAKA ......................................................................................... 7
1. Pengertian Ews ......................................................................................... 7
2. Parameter Ews .......................................................................................... 8
3. Perhitungan Dan Penilaian Skor Ews ............................................... 11
4. Kategori Penilaian Ews ......................................................................... 13
5. Peran Perawat Dalam Penerepan Ews ............................................. 13

BAB III IMPLEMENTASI INSTRUMEN ................................................................... 15


A. STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR ...................................................... 15
1. Pengertian ................................................................................................. 15
2. Indikasi ....................................................................................................... 15
3. Waktu Yang Tepat Pelaksanaan ....................................................... 15
4. Tujuan ......................................................................................................... 15
5. Prosedur ..................................................................................................... 15
B. PELAKSANAAN PENILAIAN NEWS 2 ...................................................... 16
1. Pengertian ................................................................................................. 16
2. Indikasi ....................................................................................................... 16
3. Waktu Yang Tepat Pelaksanaan ....................................................... 16
4. Tujuan ......................................................................................................... 16
5. Prosedur ..................................................................................................... 17
C. HASIL SKORING PADA PASIEN DI RUANG IGD ................................ 18
D. ANALISIS ............................................................................................................ 19

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 20


A. KESIMPULAN ................................................................................................... 20
B. SARAN ............................................................................................................... 20

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat iii


DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 23

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat iv


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga dengan

limpahan rahmad dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan laporan ini


dengan judul “Laporan Presentasi Jurnal Stase Keperawatan Gadar Asessment Of All

Critically Ill Patient Covid-19 Dengan Menggunakan News Scoring System”

Laporan ini dibuat berdasarkan bermacam sumber buku-buku refrensi, media

elektronik, dan dari hasil pemikiran penyusun sendiri. Selama penyusunan laporan
ini penyusun banyak mendapatkan masukan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Untuk itu berbagai penyusunan mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kepada Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie yang sudah memberikan


kesempatan untuk bisa dinas stase Gadar.
2. Ns. Kiki Hardiansyah Safitri, M.Kep., Sp.KepMB selaku dosen koodinator dan

pembimbing akademik Stase Keperawatan Gawat darurat dan Kritis di Institut

Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda.


3. Ns. Marina Kristi Layun, S.Kep, M.Kep selaku dosen koodinator dan

pembimbing akademik Stase Keperawatan Gawat darurat dan Kritis di Institut

Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda.

4. Ns. Refliani, S. Kep perceptor klinik Keperawatan Gawat darurat dan Kritis di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang telah mengizinkan dan

memberi bimbingan selama pelaksanaan praktik stase Gadar di ruangan IGD.

5. Dan semua yang telah membantu penyusunan laporan ini.

Semoga Laporan ini dapat bermanfaat kepada pembacanya dan dapat dijadikan
acuan terhadap penyusunan laporan berikut berikutnya.

Samarinda, Juli 2021

Penyusun

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat v


BAB I

ANALISIS JURNAL
A. ABSTRAK

Judul : Asessment Of All Critically Ill Patient Covid-19

Tahun : 2020
Nama Author : Cris carther, Helent aedy, Joy Notter

Editor :-

Penerbit : Elsheiver
Tempat : London

Dengan skala besar dari layanan perawatan kritis untuk menanggapi

peningkatan jumlah pasien dengan infeksi COVID-19 yang parah, perawat harus
mampu menilai pasien dengan cepat. Sementara banyak pasien hadir dengan
tanda-tanda pneumonia virus dan dapat berkembang menjadi gagal napas. Tentu

saja, penting bahwa komplikasi sistemik berikutnya juga dapat terjadi. Karena

jumlah pasien yang belum pernah terjadi sebelumnya yang membutuhkan

perawatan kritis, banyak dari mereka pada awalnya harus dikelola secara darurat
departemen emergency dan bangsal darurat sampai tempat tidur perawatan kritis

menjadi tersedia.

Dalam artikel ini, penilaian pasien dengan suspek atau COVID-19 parah yang

dikonfirmasi dapat dilakukan sejak awal, diikuti oleh perawatan kritis,


menggunakan pengkajian Airway, Breathing, Circulation, Disability and Exposure

(ABCDE). Artikel telah secara khusus dirancang untuk memungkinkan perawat

untuk sistematis menilai pasien dan memprioritaskan perawatan.

Penilaian COVID-19 yang parah harus efektif tetapi cepat. Oleh karena itu,

artikel ini menyarankan strategi penilaian untuk perawat untuk digunakan

berdasarkan Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Eksposur (ABCDE)

pendekatan Ini sesuai dengan perluasan kompleksitas penyediaan layanan


kesehatan yang dibutuhkan di rumah sakit dan peningkatan ketergantungan

pasien ditambah dengan keterbatasan. Meskipun COVID-19 adalah penyakit

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 1


pernapasan dan pasien sering memerlukan terapi oksigen untuk memperbaiki dan

mencegah hipoksia, pasien selanjutnya dapat mengembangkan komplikasi

sistemik yang harus diakui. Karena tingginya jumlah pasien yang membutuhkan
perawatan kritis, banyak yang awalnya harus dikelola secara darurat di departemen

emergency dan bangsal darurat sampai tempat tidur perawatan kritis

menjadidatang tersedia. Dalam artikel ini, penilaian pasien dengan diduga atau

dikonfirmasi COVID-19 parah telah disajikan dari perspektif lingkungan awalnya,


diikuti oleh perawatan kritis.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 2


B. ANALISA JURNAL
NO. KOMPONEN ISI KRITISI SEBAIKNYA
1 Latar Belakang Latar belakang dari penelitian ini Kami tidak banyak mengkritisi Dalam penulisan sistematika penulisan
yaitu menanggapi peningkatan terkait jurnal ini karna : abstrak latar belakang harus
jumlah pasien dengan infeksi covid  Masalah terkait penelitian mencantumkan komponen, yaitu :
19 yang parah, perawat harus sangat jelas karna masalah introduction, outcome, hasil,
mampu menilai pasien dengan cepat, tersebut menjadi masalah yang metodelogi, rekomendasi, saran
karena jumlah pasien yang semakin dihadapi di rumah sakit saat ini. (Notoadmodjo. S, 2005 )
meningkat dan membutuhkan  Penelitian ini memungkinkan
penangan cepat yang harus dikelola perawat atau dokter untuk
secara darurat. menilai secara cepat dan akurat
kondisi pasien sehingga
penanganan pasien bisa lebih
baik dan bisa mencegah
keperburukan
2 Tujuan Tujuan penelitian ini yaitu news 2 Tujuan dari penelitian ini jelas dan Tujuan penelitian adalah pernyataan
sebagai staregi penilaian yang penilaian menggunakan NEWS 2 mengenai apa yang hendak kita capai.
digunakan berdasarkan airway, ini bisa dilakukan di ruang lingkup Tujuan peneliian dicantumkan dengan
breathing, circultion, disability, dan yang luas. Karna, kondisi saat ini maksud agar kita sebagai penulis
eksposure untuk mempermudah banyak sekali pasien masuk ke pihak lain yang membaca laporan
pelayanan kesehatan yang rumah sakit dengan masalah covid penelitian dapat mengetahui dengan
dibutuhkan di RS 19 pasti apa tujuan penelitian itu
sesungguhnya (Hussaini Usman &
Purnomo, 2008. Metodologi penelitian

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 3


social. penerbit PT.Bumi Aksara :
Jakarta)
3 Manfaat Untuk membantu menilai secara Dalam penelitian ini manfaat NEWSS merupakan sebuah sistem
cepat kondisi klinis pasien dengan penelitian sudah baik skoring fisiologis (tanda-tanda vital)
covid-19 yang umumnya digunakan di unit
medikal bedah sebelum pasien
mengalami kondisi kegawatan.
Skoring NEWSS disertai dengan
algoritme tindakan berdasarkan hasil
skoring dari pengkajian pasien.
Tindakan ini dilakukan pada pasien
dengan kegawatdaruratan misalnya
pada pasien Covid-19 yang perlu
dilakukan dengan monitoring khusus.
4 Metode - - -

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 4


C. PEMBAHASAN
NO. KOMPONEN ISI KRITISI SEBAIKNYA

1 Pembahasan Peneilitian ini menggunakan Scoring NEWS2 Dalam pembahasan tidak Dijelaskan secara rinci terkait

sebagai yang di formalkan melakukan penilaian dijelaskan secara rinci mengenai tindakan yang harus dilakukan

kondisi klinis pasien dengan responsi petugas berdasarkan oleh petugas kesehatan
mempertimbangkan hal-hak sebagai berikut : nilai skor yang didapatkan pada berdasarkan penilaian yang

 Perencanaan penilaian penelitian. didapatkan.

 Penilaian pasien yang akan mengalami

kondisi kritis
 Penilaian pernafasan (airway dan

breathing)

 Penilaian kardiovaskuler

 Penilaian neurologis
 Paparan dan perawatan penting.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 5


D. JURNAL TERKAIT
NO. JUDUL JURNAL TERKAIT PEMBAHASAN HASIL METODE
1 Predicting severe covid 19 in the News2 secara signifikan lebih baik dari pada SIRS, Qsofa Restrospektif observasional
emergency departement dalam memprediksi penyakit parah, dan dengan cut of-of Study
5 point, memiliki sensitifits 82% dan spesifisitas 60%
2 Predicting intensif care unit admision and Dalam kohort pasien covid19 NEWS dan REMS yang Restrospektif observasional
death for covid 19 patient in yhe diukur pada kedatangan ke emergency departement Study
emergency departement using early adalah prediktor paling sensitif dari 7 hari masuk ICU atau
warning scors kematian. NEWS2 dapat berguna untuk mengintifikasi
pasien dengan resiko perburukan klinis yang rendah
3 The Effect of Nursing Early Warning Score Setelah mengkaji efektivitas Nursing Early Warning Score This study used a quasi -
System (Newss) Based Application on System (NEWSS), hasilnya menunjukkan bahwa sistem experimental design
Reducing Frequency of Emergency Cardiac tersebut cukup untuk diterapkan pada pasien rawat inap
Arrest: A Case Study of Pelamonia Hospital, untuk mengurangi kejadian kegawatdaruratan jantung.
Makassar Dengan kata lain, adalah layak untuk menggunakan
sistem ini di setiap rumah sakit.
Hal ini terlihat pada nilai median kelompok eksperimen
dan kontrol, yaitu masing-masing 6,00 dan 3,00. Lebih
lanjut, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
penerapan Vitalpac Early Warning Scoring (ViEWS)
memiliki skor yang sangat tinggi untuk deteksi dini
perburukan pasien di IGD

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 6


BAB II

LANDASAN TEORI

A. TELAAH PUSTAKA

1. Pengertian Early Warning Score (EWS)

Early Warning Score (EWS) adalah skor peringatan yang di gunakan pada

saat pasien di rawat ditempat tidur dengan menggunakan sistem “pelacakan dan
pemicu” yang dihitung oleh staf perawat dari tanda-tanda vital yang dicatat, dan

bertujuan untuk menunjukkan tanda-tanda awal kemunduran pasien. Instrument

ini adalah alat tambahan yang bermanfaat untuk memfasilitasi deteksi pasien

yang memburuk, terutama di bangsal rumah sakit pada penyakit akut di mana
pasien sering tidak sehat dan memungkin ada banyak staf yang tidak

berpengalaman sehingga pencegahan dapat dilakukan dan menggunakan

parameter penilaian klinis yang ditemukan di beberapa sistem sebelumnya


[CITATION Ava11 \l 1033].
Early Warning Scoring System adalah sebuah sistem skoring fisiologis

yang umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami

kondisi kegawatan. Skoring EWSS disertai dengan algoritme tindakan


berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien [CITATION McM12 \l 1033]

Early Warning Score adalah sistem yang telah dikembangkan untuk

memfasilitasi deteksi dini kerusakan dengan mengkategorikan keparahan

penyakit pasien dan mendorong staf perawat untuk meminta tinjauan medis
pada titik pemicu tertentu, menggunakan alat komunikasi terstruktur sambil

mengikuti algoritma atau protokol sesuai rencana. EWS ini menggunakan

pedoman Nationel Early Warning Score (NEWS) bermanfaat untuk

menstandarkan penilaian keparahan penyakit akut, memungkinkan respons


yang lebih tepat waktu menggunakan bahasa umum di rumah sakit akut secara

nasional [CITATION The \l 1033].

Early Warning Score atau Skor Peringatan Dini adalah instrumen klinis

yang dirancang untuk mengingatkan staf medis akan terjadinya kemunduran


klinis. Kerusakan ini sering tetapi tidak eksklusif dalam kaitannya dengan

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 7


timbulnya sepsis. Sistem ini sudah diperkenalan sekitar satu dekade lalu,

penguunaan EWS ini cukup meningkat pesat. Penerapan Sistem Peringatan Dini

sederhana atau skor peringatan dini yang meningkat memicu penilaian formal
oleh perawat, sehingga peringatan bahkan dapat disampaikan secara otomatis

kepada dokter yang bertanggung jawab [ CITATION Doy18 \l 1033]

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa

Early Warning Score adalah sistem yang telah dikembangkan untuk memfasilitasi
dalam mendeteksi dini adanya perburukan kondisi pasien dengan

mengkategorikan tingkat keparahan penyakit dan mendorong perawat untuk

mengevaluasi adanya nilai yang menonjol atau signifikan pada parameter


tersebut. EWS juga digunakan sebagai alat komunikasi yang terstruktur dengan
berpedoman perencanaan dan algoritma yang sudah ada.

2. Parameter Early Warning Score (EWS)


Skoring EWS dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit, selama proses

pengkajian dan selama pasien di ruang perawatan. Parameter National Early

Warning Score (NEWS2), didasarkan pada sistem penilaian klinis sederhana di

mana skor dialokasikan untuk pengukuran fisiologis. Enam parameter fisiologis


tersebut [CITATION The17 \l 1033] antara lain:

a. Laju Pernapasan (Respiratory Rate)

Frekuensi pernafasan harus dihitung selama satu menit agar data akurat.
Peningkatan laju pernafasan menjadi tanda yang berpengaruh kuat terhadap
adanya distres dan kegawatan akut [ CITATION Ali12 \l 1033].

Pada skoring EWS, laju pernafasan kurang dari 8 atau lebih dari 24 kali

permenit menjadi tanda (warning) kegawatan untuk segera ditangani.

Penanganan kegawatan dilakukan untuk mempertahankan kecukupan


oksigen ketika terjadi peningkatan maupun penurunan laju pernafasan

[CITATION Ava11 \l 1033].

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 8


b. Saturasi Oksigen

Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan

oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 97 – 100 %


[CITATION Ali12 \l 1033]. Pada pemeriksaan oksigen tanpa prosedur invasi

sering digunakan di rumah sakit dengan penggunakan oksimetri. Pada

skoring EWS saturasi oksigen menjadi salah satu parameter yang

mengindikasikan adanya distres pernafasan, yamg merupakan tanda awal


dengan berkompensasi terhadap kurangnya oksigen dalam tubuh (hypoxia)

dengan meningkatkan frekuensi pernafasan (Royal College of Physicians,

2012).

c. Tekanan Darah Sistolik (Systolic Blood Pressure)

Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat

mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan


tubuh manusia [CITATION Pot10 \l 1033].

Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah waktu jantung

menguncup atau berkontraksi. Terjadinya hipotensi mengindikasikan adanya

gangguan pada sistem sirkulasi terkait adanya sepsis, penurunan volume


darah, gagal jantung, gangguan irama jantung, depresi neurologis dan efek

terapi atau medikasi. Peningkatan tekanan darah sistole diatas 200 mmHg

dapat terjadi karena adanya distres, nyeri atau berdasarkan pada kondisi
klinis pasien [CITATION Mut12 \l 1033]. Pada penggunaan skoring EWS
tekanan darah sistol dibawah 100 mmHg menjadi tanda awal perburukan

[CITATION The17 \l 1033].

d. Denyut Nadi (Pulse Rate)


Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila

darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat

dimana ada arteri melintas. Frekuensi nadi dihitung selama satu menit tanpa
melakukan aktivitas. Nadi yang cepat (takikardi) mengindikasikan adanya

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 9


sepsis pada sistem sirkulasi dan pembuluh darah, penurunan volume darah,

aritmia, gangguan metabolik seperti hepertiroid, keracunan obat dan dapat

terjadi karena gejala simtomatik yang ditimbulkan dari efek obat


antikolonergik [CITATION San16 \l 1033]. Nadi yang lambat juga menjadi

indikator penting klinis pasien. Seperti, depresi neurologis, dan sumbatan

pembuluh darah jantung [CITATION McM12 \l 1033].

e. Suhu (Temperature)

Suhu adalah keadaan panas dan dingin yang diukur dengan

menggunakan termometer. Di dalam tubuh terdapat 2 macam suhu, yaitu


suhu inti dan suhu kulit. Suhu inti adalah suhu dari tubuh bagian dalam dan
besarnya selalu dipertahankan konstan. Sedangkan suhu kulit berbeda

dengan suhu inti, dapat naik dan turun sesuai dengan suhu lingkungan.

[CITATION Guy12 \l 1033]. Peningkatan suhu (hipertermi) dan penurunan


suhu yang ekstrim (hipotermi) termasuk dalam dasar parameter sistem EWS

yang merefleksikan sensitivitas suhu tubuh dan menjadi penanda adanya

kerusakan pada sistem organ tubuh [CITATION The17 \l 1033].

f. Tingkat Kesadaran (Level Of Consciousness Or New Confusion)

Status neurologis dapat dinilai cepat dengan mengkaji tingkat

kesadaran pasien. Pengkajian tingkat kesadaran menjadi satu kesatuan


bersama pengukuran tanda-tanda vital [ CITATION Rav16 \l 1033]. Pada
penilain menggunakan GCS juga bisa menjadikan indikator orang yang

terjadi delirium atau bingung (skor < 5 untuk verbal respon) tingkat

kesadarannya secara tiba-tiba, kondisi ini memerlukan perhatian yang lebih,

karena dalam penilaian NEWS 2 akan berada dalam skor 3 (merah). tubuh.
Oleh karena itu tingkat kebingungan / delirium yang baru muncul dimasukan

menjadi indikator penilaian, sekarang menjadi ACVPU (new onset Confusion)

1) A = Alert adalah pasien sadar penuh, mampu membuka mata spontan,


berespon terhadap suara dan fungsi motorik baik

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 10


2) C = New Confusion atau Disorientasi / Kebingungan yang baru muncul,

seorang pasien mungkin waspada tetapi bingung atau disorientasi.

Tidak selalu memungkinkan untuk melakukannya tentukan apakah


kebingungan itu 'baru' ketika seorang pasien mengalami sakit akut.

Presentasi seperti itu seharusnya selalu dianggap 'baru' hingga

dikonfirmasi sebagai sebaliknya.

3) V = Voice adalah respons terhadap Suara, Pasien menunjukkan respon


saat diajak bicara, walaupun respon mata, suara dan gerakan tidak

berfungsi penuh. Seperti saat ditanya keluhan, pasien hanya merintih

atau menggerakkan jarinya.


4) P = Pain adalah respons terhadap Nyeri, Pasien berespon terhadap
rangsang nyeri, seperti fleksi atau ekstensi ekstremitas atas.

5) U = Unresponsive adalah Tidak responsive: Pasien tidak berespon

secara verbal, visual maupun motorik, keaadaan ini sering disebut


dengan kondisi tidak sadar (unconscious).

3. Penghitungan Dan Penilaian Skor Early Warning Score (EWS)

Pada perhitungan dan penilaian EWS ini terus berkembang di dunia


terutama di Inggris, parameter yang digunakan bervariasi. Keragaman ini

mengakibatkan kurang konsistensinya dalam penilaian di masing-masing rumah

sakit terhadap perburukan atau kerusakan klinis pasien. Oleh karena itu
dibentuklah standar nasional yang digunakan untuk menilai pasien yaitu NEWS
(National Early Warning System). NEWS ini mulai dilaksanakan pada tahun 2012

di Inggris yang meliputi penilaian parameter laju pernafasan, saturasi oksigen,

suplementasi oksigen, suhu / temperatur, tekanan darah sistolik, denyut jantung

dan tingkat kesadaran. Pada Desember 2017 NEWS mengalami perubahan


pembaharuan menjadi NEWS 2 [ CITATION The17 \l 1033]

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 11


Tabel Skor Parameter Fisiolosi Berdasarkan National Early Warning Score

(NEWS2)

Parameter Skor

Fisiologi 3 2 1 0 1 2 3

Respiration rate ≤8 9-11 12 - 20 21 - 24 ≥ 26

(mn)

Sp02 Scale 1 ≤ 91 92 – 93 94–95 ≥ 96

(%)

Sp02 Scale 2 ≤ 83 84 – 85 86-87 88 – 92 93 – 94 95 – 96 ≥ 97

(%) Udara Oksigen Oksigen Oksigen

Udara atau Oksigen Udara

Oksigen

Tekanan Darah ≤ 90 91 – 100 101- 111 - ≥ 220

(mmHG) 110 219

Nadi (mn) ≤ 40 41-50 51 - 90 91 - 110 111 - ≥ 131

130

Kesadaran Sadar CVPU

Suhu (oC) ≤ 35 35,1- 36,1- 38,1-39, ≥ 39.1


36,0 38,0 0

Perhitungan skor pasien dilakukan pemeriksaan saat pertama kali datang

atau saat monitoring pasien sesuai indikator parameter fisiologis, hasil

kemudian di masukan dalam tabel sesuai keadaan yang didapat, pada orang

yang menggunakan oksigen disesuaikan dengan apakah dia termasuk SpO2


skala 1, apabila dalam kondisi normal dan SpO2 skala 2, apabila pasien

mengalami COPD atau PPOK [ CITATION The17 \l 1033].

Untuk penilaian kesadaran yang sebelumnya normal tiba-tiba terjadi

perubahan dalam menanggapi pertanyaan dengan koheren (nyambung), tidak


bingung atau disorientasi. Kondisi ini akan mendapatkan skor 3 sebanding

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 12


dengan penilaian GCS yang mendapatkan skor 4 bukan 5 dalam respon verbal

(Raviktri 2016). Penilaian dengan skor yang didapatkan dari masing-masing

indikator dikumpulkan menjadi satu kemudian ditotal untuk menuntun ke


respon atau intervensi yang sesuai.

4. Kategori Penilaian Early Warning Score (EWS)

Thd Royal College of Physicians (2017) merekomendasikan ada empat


level atau kategori penilaian klinis untuk peringatan klinis yang membutuhkan

penilaian dokter berdasarkan National Early Warning Score (NEWS2) antara lain:

a. Skor rendah skor, skor parameter penilaian skor EWS 1 – 4


b. Skor merah tunggal, apabila 1 parameter tunggal dalam penilaian
didapatkan skor 3 pada salah satu indikator parameter fisiologis, maka

penderita diperlakukan dalam kategori merah.

c. Skor menengah, apabila skor U 5 atau 6. Skor EWS 5 atau lebih adalah
ambang kunci dan merupakan indikasi potensi penurunan klinis akut yang

serius dan perlunya respons klinis yang mendesak

d. Skor tinggi, apabila skor EWS 7 atau lebih

5. Peran Perawat Dalam Penerapan Early Warning Score (EWS)

National Health Service dalam merekomendasikan Skoring EWS untuk

mendokumentasikan hasil observasi pasien. Perawat berperan penting dalam


pelaksanaan skoring EWS di lingkup pelayanan kesehatan [CITATION Far171 \l
1033, yaitu:

a. Perawat berperan dalam konteks ini perawat harus memiliki kemampuan

untuk mendokumentasikan hasil observasi dalam skoring EWS dan

mengidentifikasi tingkat kegawatan pasien serta memprioritaskan pasien


yang berisiko tinggi untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat dan

akurat.

b. Early Warning Score (EWS) digunakan sebagai data observasi yang memiliki
kekuatan hukum. Perawat berkewajiban untuk melakukan dokumentasi

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 13


dengan benar dalam skoring EWS.

c. Perawat berperan dalam menjaga komunikasi antar perawat tetap berjalan

secara berkesinambungan (continou). Skoring EWS bersifat universal,


sehingga dapat dibaca dan dikomunikasikan pada semua tenaga medis.

Pengukuran skor EWS tidak hanya dilakukan oleh perawat tetapi juga

dokter.

d. Perawat dapat meninjau dan mengevaluasi sistem skoring EWS yang telah
diterapkan. Selain itu perawat dapat berpikir kritis terhadap pengetahuan

baru tersebut dengan mengembangkan dan melakukan penelitian lebih

lanjut terkait dengan skoring EWS.


e. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan. Untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang berkualitas, dibutuhkan kemampuan dalam

melakukan skoring dengan benar.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 14


BAB III

IMPLEMENTASI INSTRUMEN

A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


1. Pengertian

Early Warning Score adalah sistem yang telah dikembangkan untuk

memfasilitasi dalam mendeteksi dini adanya perburukan kondisi pasien

dengan mengkategorikan tingkat keparahan penyakit dan mendorong


perawat untuk mengevaluasi adanya nilai yang menonjol atau signifikan

pada parameter tersebut. EWS juga digunakan sebagai alat komunikasi

yang terstruktur dengan berpedoman perencanaan dan algoritma yang


sudah ada.
2. Indikasi

Pasien yang masuk ke IGD dan pasien dalam perawatan dengan

diagnosis mengarah ke covid-19.


3. Waktu Yang Tepat Pelaksanaan

Saat pasien masuk ke ruang IGD dan saat pasien dalam perawatan.

4. Tujuan

Untuk menilai kondisi pasien secara cepat dan akurat guna mencegah
perburukan pada kondisi pasien.

5. Prosedur
Prosedur 1. Perawat melakukan pengkajian EWS pada semua pasien
IGD dan Rawat inap didokumentasikan pada form EWS.
2. Perawat menulis tanggal dan jam pengkajian EWS.
3. Hasil yang telah didapat di nilai sesuai dengan skor yang
telah ditetapkan.
4. Tuliskan hasil yang didapat untuk parameter frekuensi
nafas, saturasi oksigen, suhu, tekanan darah sistolik dan
denyut jantung.
5. Untuk parameter alat bantu nafas, jika pasien
menggunakan alat bantu nafas ditulis “ya” dan diberi skor
2, jika tidak memiliki alat bantu ditulis “tidak” dan diberi
skor 0.
6. Untuk parameter kesadaran digunakan metode AVPU,
pasien sadar (Awakeness) diberi skor 0. Jika pasien

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 15


mengalami penurunan kesadaran dan harus
menggunakan rangsangan suara (Verbal) atau nyeri (Pain).
Jika pasien sama sekali tidak sadar (Unresponsive) diberi
skor 3.
7. Jika total skor 0-1 artinya kondisi pasien stabil, maka
pengkajian ulang dan pengisian form EWS hanya
dilakukan setiap 8 Jam.
8. Jika kondisi pasien memburuk (total skor 2-3), pengkajian
ulang dilakukan per 4 Jam, Observasi dilakukan oleh
perawat.
9. Jika Kondisi pasien semakin memburuk (total skor 4-6),
pengkajian ulang dilakukan per jam, Observasi dilakukan
oleh perawat dan melapor ke dokter jaga/DPJP. Perawat
mempersiapkan ruangan untuk dipindah ke HCU.
10. Jika total Skor ≥ 7 Observasi dilakukan oleh perawat dan
melapor ke dokter jaga/DPJP/intensivis. Pemantauan
pasien secara terus-menerus dan didokumentasikan per
jam. Aktivasi code blue system bila pasien henti
jantung/henti nafas. Rencanakan transfer pasien ke ruang
ICU/CVCU dengan menggunakan alat bantu nafas.

B. PELAKSANAAN PENILAIAN NEWS 2

1. Pengertian

National Early Warning Score adalah sistem penilaian kumulatif yang


menstandarkan penilaian tingkat keparahan penyakit akut.

2. Indikasi

Pasien yang masuk ke IGD dan pasien dalam perawatan dengan diagnosis

mengarah ke covid-19.
3. Waktu Yang Tepat Pelaksanaan

Saat pasien masuk ke ruang IGD dan saat pasien dalam perawatan.

4. Tujuan

Untuk menilai kondisi pasien secara cepat dan akurat guna mencegah
perburukan pada kondisi pasien.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 16


5. Prosedur
Prosedur 1. Perawat melakukan pengkajian NEWS 2 pada semua pasien
IGD dan Rawat inap didokumentasikan pada form NEWS 2.

2. Perawat menulis tanggal dan jam pengkajian NEWS 2.

3. Hasil yang telah didapat di nilai sesuai dengan skor yang

telah ditetapkan.
4. Tuliskan hasil yang didapat untuk parameter respiration

rate (per minute), SpO2 scale 1 (%),SpO2 scale 2, Air or


oxygen?, Systolic blood pressure (mmHg), Pulse (per
minute), Consciousness, Temperature (oC).
5. Skoring pada NEWS 2:

 Skor rendah (low): skor 0-4

 Skor rendah-medium (low-medium): skor merah/ 3 di

setiap parameter individu.


 Skor medium (medium): skor 5 atau lebih, atau ada

satu skor merah, contoh variasi ekstrim

 Skor tinggi (high): skor 7 atau lebih

6. Skor NEWS 2 rendah:


Dirawat oleh perawat jaga, perawat jaga dapat menentukan

frekuensi pemantauan/atau kebutuhan untuk eskalasi

perawatan

7. Skor NEWS 2 medium:


Harus dihadiri dokter jaga atau perawat citial care

8. Skor NEWS 2 tinggi:

Seharusnya dirawat oleh im perawat kritis-dan biasanya

ditranfer ke area perawat kritis


9. Frekuensi monitoring:

 Pasien skor 0 dimonitor tiap 12 jam

 Skor 1-4 dimonitor tiap 4-6 jam

 Skor medium pasien harus dievaluasi tiap jam


 Skor tinggi pasien harus dimonitoring terus menurus.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 17


C. HASIL SKORING PADA PASIEN DI RUANG IGD

Nama Tgl masuk Skor

Tn. B 16/07/2021 7
Tn. A 16/07/2021 10
Ny. S 15/07/2021 9
Tn. A 15/07/2021 6
Ny. I 15/07/2021 9
Tn. Y 15/07/2021 10
Tn. S 16/07/2021 10
Ny.S 16/07/2021 7

 Skoring Pada News


 Skor rendah (low): skor 0-4
 Skor rendah-medium (low-medium): skor merah/ 3 di setiap parameter individu.
 Skor medium (medium): skor 5 atau lebih, atau ada satu skor merah, contoh variasi
ekstrim

 Skor tinggi (high): skor 7 atau lebih

 Frekuensi Monitoring
 Pasien skor 0 dimonitor tiap 12 jam

 Skor 1-4 dimonitor tiap 4-6 jam

 Skor medium pasien harus dievaluasi tiap jam

 Skor tinggi pasien harus dimonitoring terus menurus.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 18


D. ANALISIS

 Kelebihan: NEWS2 ini memiliki indeks yang lebih akurat untuk memprediksi
perburukan kondisi pasien dirumah sakit, karna NPV yang tinggi dapat sangat

berguna untuk mengidentifikasi pasien covid-19 yang berisiko lebih rendah dari

hasil yang buruk dan dapat dirawat. Pada skor NEWS2 dilengkapi dengan

pengontrolan tingkat SpO2 pada pasien covid-19 yang lebih rinci.


 Kendala: Tidak ada kendala karna semua parameter sudah diukur.

 Dukungannya: Semua alat parameter sudah dilakukan disemua ruangan karna

sudah dilengkapi dengan peralatan alkes lengkap seperti Oximeter dan lain-lain,

dan didukung dengan jumlah pasien (covid-19) cukup banyak yang datang di IGD
RSUD AWS.
 Perbandingan: Pada EWS penilaiannya dilakukan pada pasien secara umum,

sedangkan pada NEWS2 dikhususkan pada pasien-pasien dicurigai covid-19 dan

yang sudah terkonfirmasi.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 19


BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dalam analisa jurnal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat

penggunaan EWS pada perubahan klinis penilaian COVID-19 yang parah harus
efektif tetapi cepat. Oleh karena itu, analisa jurnal ini menyarankan strategi

penilaian menggunakan instrumen EWS bagi perawat untuk digunakan

berdasarkan Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure (ABCDE)


pendekatan. Ini sesuai dengan perluasan kompleksitas penyediaan layanan

kesehatan yang dibutuhkan di rumah sakit dan peningkatan ketergantungan

pasien ditambah dengan keterbatasan. Meskipun COVID-19 adalah penyakit

pernapasan dan pasien sering memerlukan terapi oksigen untuk memperbaiki


dan mencegah hipoksia, pasien selanjutnya dapat mengembangkan

komplikasi sistemik yang harus diakui. Karena tingginya jumlah pasien yang

membutuhkan perawatan kritis, banyak yang awalnya harus dikelola secara

darurat di departemen emergency dan bangsal darurat sampai tempat tidur


perawatan kritis menjadi datang tersedia. Dalam analisa jurnal ini, penilaian

pasien dengan diduga atau dikonfirmasi COVID-19 parah telah disajikan dari

perspektif lingkungan awalnya, diikuti oleh perawatan kritis.

B. SARAN

Bagi pembaca agar dapat memberikan masukkan dan saran dalam

penyusunan analisa jurnal ini tentang penggunaan EWS dalam melakukan

penilaian kondisi klinis pada pasien dengan COVID-19. Bagi Intansi Rumah Sakit
agar dapat menerapkan EWS yang terbaru dan dapat memahami dengan

pembaharuan yang ada dalam melakukan penilaian awal terkait kondisi klinis

di Rumah Sakit.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 20


DAFTAR PUSTAKA

Bare & Smeltzer (2002). “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

& Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3”. Jakarta: EGC

Byrne B, O'Halloran P, Cardwell C. (2011) “Akurasi diagnosis stroke oleh perawat

terdaftar menggunakan alat ROSIER dibandingkan dengan dokter yang

menggunakan penilaian neurologis pada unit stroke: audit prospektif. Int J

Nurs Stud. 48: 979–85

Black, J dan Hawks, J. (2014). “Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk

Hasil yang Diharapkan”. Dialih bahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba

Emban Patria.

Jiang B, Wang WZ, Chen HL, Hong Z, Yang QD, dkk. (2006) Insiden dan tren stroke
dan subtipenya di Cina: hasil dari tiga kota besar. Stroke. 37: 63–8.33.

Liu M, Wu B, Wang WZ, Lee LM, Zhang SH, dkk. (2007) Stroke di Cina: epidemiologi,

pencegahan, dan strategi manajemen, Lancet Neurol. 5: 456–464.35. Jiang B,


Wang WZ, Chen H, Hong Z, Yang QD, dkk. (2006) Insiden d

Rachmawati, Dewi. (2019). “Peran Perawat dalam Assessment Pengenalan Dini untuk

Meningkatkan Outcome Pasien Stroke di Instalasi Gawat Darurat. Jurnal Ners

dan Kebidanan”.

https://www.ninds.nih.gov/sites/default/files/NIH_Stroke_Scale_Booklet.pdf diakses
22 Juni 2021 pukul 17.00 wita.

NICE (2008) Diagnosis Dan Penatalaksanaan Awal Stroke Akut Dan Serangan

Iskemik Transien. Pedoman Klinis NICE 68: Institut Nasional untuk Kesehatan
dan Keunggulan Klinis, Jenis Referensi: Generik.21. SIGN (2008) Manajemen

pasien dengan stroke atau TIA: Penilaian, penyelidikan, manajemen segera

dan pencegahan sekunder: Jaringan Pedoman Antar Perguruan Tinggi

Skotlandia, No Laporan: 108.22.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 21


Tsai CF, Thomas B, Sudlow BLM. (2013) Epidemiologi stroke dan subtipenya pada

populasi Cina vs kulit putih. Neurologi. 81: 264–272.32.

Zhang LF, Yang J, Hong Z, Yuan GG, Zhou BF, dkk. (2003) Proporsi berbagai subti e
stroke di Cina. Stroke. 34: 2091–96.34.

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 22


LAMPIRAN

Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 23


Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 24
Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 25
Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 26
Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 27
Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 28
Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 29
Keperawatan Kritis & Gawat Darurat 30

Anda mungkin juga menyukai