Anda di halaman 1dari 6

DASAR PEMBAHASAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

- Infrastruktur Transportasi
1. Kodatie, infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan transportasi pengairan,
drainase, bangunan bangunan gedng dan fasilitas public lainnya yang dibutuhkan
untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam definisi teknik infrastruktur
adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pekayanan
public yang penting.
2. Infrastruktur termasuk barang public. Sifat infrastruktur sebagai barang public
mempunyai karakter eksternalis. Seperti adanya infrastruktur yang disedaiakan
pemerintah dan setiap pengguna infrastruktur tidak memberi bayaran secara langsung.
3. Transportasi adalah usaha dan kegiatan mengangkut barang dan/atau penumpang dari
suatu tempat ke tempat lain. Benson, transportasi merupakan salah satu bagian dari
kegiatan ekonomi mengenai upaya meningkatkan kepuasaan manusia melalu
pergerakan atau perpindahan posisi geografis barang atau orang. Siregar, Transportasi
adalah kegiatan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
4. infrastruktur transportasi adalah fasilitas-fasilitas dasar publik, seperti jalan, rel kereta
api, pelabuhan laut, dan bandar udara yang disediakan oleh pemerintah dan/atau
swasta dengan maksud memperlancar dan meningkatkan pelayanan atau pun
perekonomian suatu wilayah/negara.
5. infrastruktur transportasi, yang meliputi: 1) infrastruktur jalan (ways infrastructure),
2) infrastruktur pelabuhan laut (seaport infrastructure), dan 3) infrastruktur bandar
udara (airtport infrastructure)
6. lingkup dari pada infrastruktur transportasi itu sendiri. Basri & Munandar (2009)
memilah menjadi tiga, yaitu: 1) infrastruktur keras fisik (physical hard infrastructure)
adalah meliputi jalan raya, rel kereta api, bandara, dermaga dan pelabuhan,
bendungan dan saluran irigasi, dan sebagainya; 2) infrastruktur keras nonfisik
(nonphysical hard infrastructure), adalah infrastruktur yang berkaitan dengan fungsi
dan utilitas umum, seperti listrik, jaringan telekomunikasi (telepon, internet),
pengolahan air dan jaringan pipa penyaluran, pasokan energi mulai dari minyak bumi,
biodiesel, dan gas berikut jaringan pipa distribusinya, dan lainnya; dan 3)
infrastruktur lunak (soft infrastructure) atau biasa pula disebut kerangka institusional
(kelembagaan) yang meliputi nilai (ternasuk etos kerja), norma (khususnya yang telah
dikembangkan dan dikodifikasikan menjadi peraturan hukum dan
perundangundangan), serta kualitas pelayanan umum yang disediakan oleh berbagai
pihak terkait, khususnya pemerintah.

- Pembangunan Infrastruktur Transportasi


1. Kendala pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi, sekarang belum
memadai. (1) kapasitas infrastruktur jalan yang terbatas, mengakibatkan seringnya
pengangkutan di jalan terkendala (2) Kapasitas dermaga dan terminalnya relatif
terbatas sehingga kenderaan angkut penumpang dan barang lambat karena area
perputaran kenderaan di dalam sempit. Bongkar muat barang membutuhkan waktu
yang cukup lama. Lapangan penumpukan barang (container) merupakan terminal
pelabuhan untuk kenderaan bongkar muat. Selain itu, fasilitas bongkar muat dan
panjang dermaga yang terbatas sehingga kapal sering menunggu giliran berlabuh
untuk melakukan bongkar muat. (3) infrastruktur bandar udara, hambatannya adalah
kapasitas bandara udaranya terbatas, yaitu panjang landasan pacu kurang dari 3.000
meter sehingga pesawat belum bisa mendarat pada malam hari karena keterbatasan
fasilitas pendukung pada landasan pacu (runway).

- Peningkatan Ekonomi Nasional dari Pembangunan Infrastruktur


1. Peningkatan ekonomi nasional ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi.
Menurut S. Kuznet pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
diperlukannya. Laju pertumbuhan nasional ditunjukan dengan GDP Gross Domestic
Product Produk atau PDB Produk Domestik Bruto. Skala regional menggunakan
Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu.
2. Dalam kegiatan ekonomi terdapat tahapan penyediaan barang-barang kebutuhan yang
membutuhkan transportasi sebagai sarana penghubung atau yang menghubungkan
antara daerah produksi dan pasar, atau dapat dikatakan mendekatkan daerah produksi
dan pasar, atau seringkali dikatakan menjembatani produsen dengan konsumen.
sehingga infrastruktur dibidang transportasi sangat penting keberadaannya untuk
melancarkan arus barang dan manusia baik melalui moda darat, laut, dan udara atau
untuk membantu mobailitas kegiatan ekonomi berjalan dengan baik.
3. Fasilitas dalam infrastruktur transportasi berguna meningkatkan produktivitas semua
input dalam proses produksi. Misalnya dengan pembangunan infrastruktur, tingkat
produktivitas perusahaan dan sektor pertanian akan meningkat. Salah satunya yang
paling terlihat adalah pembangunan jalan.
4. Pertumbuhan dan peningkatan ekonomi di daerah terpencil bergantung pada
keberadaan infrastruktur transportasi yang menghubungkan berbagai pusat kegiatan
ekonomi dengan daerah penyangganya. Misalnya di daerah lereng gunung dan
lembah masyarakat ekonominya bergantung pada hasil pertanian dan perkebunan.
Apabia sulit memasarkan hasil pertaniannya karena terkendala infrastruktur ke kota
maka akan menghalagi peningkatan ekonomi. Sebagai contoh kendalanya jika
infrastruktur transportasi tidak memadahi maka penghasilan petani yang tidak
seberapa itu harus mengeluarkan uang yang cukup mahal untuk pergi ke kota menjual
hasil taninya.
5. Kessedes dan Ingram (1994) yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa manfaat
infrastruktur terhadap perekonomian yaitu: (1) mengurangi biaya produksi, (2)
memperluas kesempatan kerja dan konsumsi karena terbukanya daerah-daerah yang
terisolasi, dan (3) menjaga stabilitas ekonomi makro melalui investasi pada
infrastruktur yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan daya beli
konsumen.

REGULASI TERKAIT INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI


1. Undang-undang No 38 tahun 2004 tentang Jalan
2. Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
3. Undang-undang No 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Ada Perubahan di UU Ciptaker
4. Undang-undang No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
5. Undang-undang No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Ada Perubahan di UU Ciptaker
6. Undang-undang No 7 tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah
terakhir dengan UU 39 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
7. Undang-undang No 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan.
8. Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU Cipta Kerja
9. Undang-undang No 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian
10. Undang-undang No tahun 1960 tentang Agraria
11. Peraturan Pemerintah No 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol.
Perubahan Ke satu : PP No. 44 Tahun 2009
Perubahan Ke dua : PP No. 43 Tahun 2013
Perubahan Ke ketiga : PP No. 30 Tahun 2017
Perubahan Ke empat : PP No. 17 Tahun 2021
12. Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2006 tentang Jalan
13. PP No 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
14. Peraturan Pemerintah No 87 tahun 2003 tentang Tim Nasional
Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi.
15. Peraturan Pemerintah No 62 tahun 2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No 1 tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan untuk Penanaman Modal di bidang usaha-usaha tertentu
dan/atau di daerah tertentu.
16. Peraturan Pemerintah No 65 tahun 2000 tentang Pajak Daerah.
17. Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah otonom.
18. Peraturan Pemerintah No 45 tahun 1996 tentang Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Wajib Pajak Badan untuk Usaha Industri tertentu.
19. Peraturan Pemerintah No 44 tahun 1997 tentang Kemitraan.
20. Peraturan Pemerintah No 15 tahun 1999 tentang Bentuk-bentuk
Tagihan tertentu yang Dapat Dikompensasikan sebagai Setorah Saham;
21. Instruksi Presiden No 3 tahun 2006 tentang Paket Kebijakan
Perbaikan Iklim Investasi
22. Peraturan Presiden No 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
23. Keputusan Presiden No 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah, terakhir
dengan perubahan ke Enam dengan Peraturan Presiden No 85 tahun 2006
24. Peraturan Presiden No 36 tahun 2005 sebagaimana diubah dengan
Peraturan Presiden No 65 tahun 2005 tentang Pengadaan Lahan bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
25. Peraturan Presiden No 42 tahun 2005 tentang Komite Kebijakan
Percepatan Penyediaan Infrastruktur;
26. Instruksi Presiden No 5 tahun 2003 tentang Paket Kebijakan
Ekonomi Menjelang dan sesudah berakhirnya Program Kerjasama
dengan International Monetary Fund;
27. Keputusan Presiden No 97 tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman
Modal sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Keputusan Presiden No 117 tahun 1998;
28. Keputusan Menteri Keuangan No 518/KMK.01/2005 tanggal 31
Oktober 2005 tentang Pembentukan Komite Pengelolaan Resiko atas
Penyediaan Infrastruktur;
29. Peraturan Menteri Keuangan No 38/PMK.01/2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Resiko atas Penyediaan
Infrastruktur
30. Peraturan Menteri Keuangan No 136/PMK.05/2006 tanggal 27
Desember 2006 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan No
119/PMK.05/2006 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencarian dan
Pengelolaan Dana Dukungan Infrastruktur.
31. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No 11/SE/M/2005 tanggal
16 November 2005 tentang Pedoman Penyesuaian Harga Satuan dan
Nilai Kontrak;
32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 295/PRT/M/2005 tentang
Badan Pengatur jalan Tol;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 11/PRT/M/2006 tentang
Wewenang dan Tugas Penyelenggaraan Jalan Tol pada Direktorat
Jendral Bina Marga, Badan Pengatur Jalan Tol dan Badan Usaha
Jalan Tol;
34. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 9 tahun 2006 tentang
Penguasaan Perencanaan/Peruntukan Bidang Tanah untuk
Pelaksanaan Pembangunan Trace Jalan Tanah Tinggi Barat/Timur
Kemayoran Gempol di Kelurahan Harapan Mulya, Kelurahan
Bungur, Kelurahan Utan Panjang, Kelurahan Kebon Kosong,
Kelurahan Serdang, Kecamatan Senen, dan Kecamatan Kemayoran
Kotamadya Jakarta Pusat;

PP No 30 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 58 Tahun 2018
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2008

Anda mungkin juga menyukai