Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 100K/05/MENHUB/2020

TENTANG

PENDELEGASIAN KEWENANGAN MENTERI PERHUBUNGAN SELAKU PENANGGUNG JAWAB PROYEK


KERJASAMA (PJPK) DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN PELABUHAN
TERMINAL PETI KEMAS BATU MELAWAI KEPADA BADAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUHAN BEBAS BATAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur Transportasi di Lingkungan Kementrian Perhubungan,
Menteri Perhubungan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
dapat mendelegasikan kewenangan kepada pejabat eselon 1 ang ruang
lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi sektor infrastruktur
yang akan dilaksanakan melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan
Usaha;

b. bahwa untuk pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan Terminal Peti


Kemas Batu Melawai, Menteri Perhubungan mendelegasikan
kewenangan Menteri Perhubungan selaku Penanggung Jawab Proyek
Kerjasama;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Perhubungan tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri
Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)
Dalam Pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan Terminal Peti Kemas Batu
Melawai kepada Badan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

2. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama


Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 62);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang


Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 151), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5731);

4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian


Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
75);

5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 203);

6. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 2
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
144);

7. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastuktur (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1281);
Menetapkan : 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.08/2016 tentang
Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan Pada Proyek Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Rangka Penyediaan
Infrastruktur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
11);

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2018 tentang


Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi di Lingkungan
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 885);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1619 Tahun 2018


tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dalam Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa
Barat kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

M E M U T U S K A N:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN MENTERI
PERHUBUNGAN SELAKU PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA (PJPK) DALAM PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN PELABUHAN TERMINAL PETI KEMAS BATU MELAWAI KEPADA BADAN KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

PERTAMA : Mendelegasikan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab Menteri


Pcrhubungan selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)
dalam pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan Terminal Peti Kemas
Batu Melawai kepada Badan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam kepada:

Nama : Muhammad Rudi


Jabatan : Kepala Badan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam

KEDUA : Kepala Badan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas


Batam selaku penerima pendelegasian kewenangan, tugas, dan
tanggung jawab PJPK sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA, mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi:
a. menganggarkan biaya pelaksanaan pengadaan dan pelaksanaan
perjanjian KPBU;
b. menetapkan tim KPBU dan panitia pengadaan;
c. menyediakan ruangan data dan informasi (data room);
d. memberikan persetujuan pada perubahan dokumen pengadaan
yang diajukan oleh panitia pengadaan;
e. melaksanakan penjajakan minat pasar dalam melaksanakan
transaksi;
f. menetapkan harga perkiraan sendiri (HPS) pada pemilihan badan
penyiapan;
g. menetapkan pcmenang pclclangan atau seleksi;
h. menerbitkan surat pcmenang pelelangan atau seleksi;
i. menerbitkan surat penunjukan badan usaha pelaksana penyiapan;
j. menetapkan hasil penunjukan langsung;
k. menjawab sanggahan;
l. menyatakan proses prakualifikasi atau pemilihan gagal;
m. menandatangani perjanjian penyiapan;
n. menandatangani perjanjian KPBU, perjanjian regres, dan
perjanjian lain yang diperlukan; dan
o. kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KETIGA : Kepala Badan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas


Batam selaku penerima pendelegasian kewenangan PJPK
sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA, dalam
pelaksanaannya harus berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai kerjasama Pemerintah dengan
badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.

KEEMPAT : Kepala Badan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas


Batam selaku penerima pendelegasian kewenangan PJPK
sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA, harus melaporkan
pelaksanaannya kepada Menteri Perhubungan secara berkala setiap
3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

KELIMA : Segala pembiayaan yang timbul akibat pelaksanaan tugas dan


tanggung jawab dalam pendelegasian kewenangan PJPK
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dibebankan kepada
anggaran Kepala Badan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam.

KEENAM : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 01
November 2020

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI


Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada :
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Menteri Keuangan;
4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas;
5. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;
6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
7. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
8. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
9. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
10. Gubernur Kepulauan Riau;
11. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
12. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Anda mungkin juga menyukai