Anda di halaman 1dari 19

NULAMA

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DENGAN

PT……………………………………..

TENTANG

KERJA SAMA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA


PEMBARUAN INFRASTRUKTUR PELABUHAN NUSANTARA III
Nomor:
Nomor:

Pada hari ini Kamis,tanggal Delapan,bulan November tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (08-12-
2022),yang bertandatangan di bawah ini:

1.Nama :………………..,Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut-dalam hal ini


bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perhubungan berdasarkan
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor SK.1372
Tahun 2021 tanggal 25 Mei 2021 tentang Pemberhentian Dan
Pengangkatan Dari Dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, yang beralamat di
Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA;
2.Nama :……………..,Regional Head 3 PT…………………………………….., dalam hal ini
bertindak dalam jabatannya bertindak untuk dan atas nama PT.
Pelabuhan Indonesia (Persero) berkedudukan di Jalan Perak Timur No
610 Surabaya, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.Pelabuhan
Indonesia (Persero) Nomor KP.10.01/1/10/1/SDMA/UTMA/PLND-21
tanggal 01 Oktober 2021 tentang Pengalihan Status Pekerja/Pegawai
NUSANTARA LAUTAN UTAMA (Persero) menjadi pekerja PT.Pelabuhan
Indonesia(Persero) dan Penugasan Pekerja di lingkungan PT.
……………………..(Persero) untuk selanjutnya disebut sebagai, PIHAK
KEDUA.

M
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PARA
PIHAK dan secara sendiri-sendiri disebut sebagai PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015, kegiatan pengusahaan di Pelabuhan Labuan Bajo berupa penyediaan dan/atau
pelayanan jasa kepelabuhanan yang meliputi penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kapal, penumpang dan barang dilaksanakan oleh PT.Pelabuhan Indonesia (Persero)
melalui Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyediaan
Infrastruktur dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan
Bajo selaku Penyelenggara Pelabuhan;
b. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020, kerja sama pemanfaatan fasilitas
pelabuhan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara oleh pihak lain dalam jangka
waktu tertentu dalam rangka peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak dan
sumber pembiayaan lainnya, berupa Tanah Hasil Reklamasi seluas 30.000 ㎡ dan
Dermaga termasuk Causeway dan Trestle seluas 16.920 ㎡;
C. Bahwa Kerja Sama Pemanfaatan dalam rangka Penyediaan Infrastruktur sebagaimana
dimaksud huruf a dan huruf b tersebut di atas dilaksanakan dengan ketentuan dan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Optimalisasi penyediaan,pengembangan dan Pembaruan infrastruktur Pelabuhan
Labuan Bajo sehingga meningkatkan perannya dalam mendukung kegiatan
perekonomian setempat
2. Optimalisasi kontribusi yang diperoleh dari pengelolaan Pelabuhan Labuan
Bajo,baik bagi Pemerintah melalui PNBP maupun pendapatan jasa kepelabuhanan;
3. Skema Kerja Sama Pemanfaatan dalam rangka Penyediaan Infrastruktur
mengharuskan PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) membayar kontribusi tetap setiap
tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian
keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan dalam rangka Penyediaan Infrastruktur
ke rekening Kas Umum Negara;
4. Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil Kerja Sama
Pemanfaatan dalam rangka Penyediaan Infrastruktur, telah ditetapkan berdasarkan
hasil perhitungan Tim yang dibentuk oleh Kementerian Keuangan selaku Pengelola
Barang;
5. Dalam Kerja Sama Pemanfaatan dalam rangka Penyediaan Infrastruktur fasilitas
Pelabuhan Labuan Bajo,PIHAK PERTAMA menerima kontribusi tetap, pembagian
keuntungan, dan bangunan beserta fasilitas yang dibangun oleh PIHAK KEDUA
dalam satu kesatuan perencanaan investasi awal.
2

Selanjutnya PARA PIHAK sesuai dengan kedudukannya masing-masing sepakat untuk


melaksanakan Perjanjian Kerja Sama tentang Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara
Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur Pada Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan
Kelas III Labuan Bajo (selanjutnya disebut Perjanjian), dengan didasarkan pada ketentuan sebagai
berikut:

PASAL 1
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;


2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan dan
Perubahannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2020;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Pelayaran;
8. 8.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 71 Tahun
2021;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 72 Tahun 2017 tentang Jenis,
Struktur,Golongan dan Mekanisme Penetapan Tarif Jasa Kepelabuhanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 121
Tahun 2018;
10. PeraturanMenteri Keuangan Nomor 115/PMK.06/2020 tentang Pemanfaatan Barang
Milik Negara;
PASAL 2
DEFINISI
Dalam Perjanjian ini pengertian yang digunakan mempunyai arti dan penafsiran yang sama bagi
PARA PIHAK sebagai berikut:
1. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut dengan BMN adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran dan belanja negara
atau perolehan lainnya yang sah.
2. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dan/atau optimalisasi
BMN dengan tidak mengubah status kepemilikan.
3. Kerja Sama Pemanfaatan dalam rangka Penyediaan Infrastruktur adalah
pendayagunaan BMN oleh PIHAK KEDUA dalam rangka menyediakan
infrastruktur dengan jangka waktu tertentu untuk peningkatan Penerimaan
Negara Bukan Pajak dan sumber pembiayaan lainnya.
4. Menteri adalah Menteri Perhubungan.
5. Pengelola Barang adalah Menteri Keuangan.

6. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh
Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.
7. 7.Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal
bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun
penumpang dan/atau tempat bongkar muat barang.
8. Kontribusi tetap adalah penerimaan negara atas pelaksanaan KSP dalam rangka
Penyediaan Infrastruktur yang harus disetorkan oleh PIHAK KEDUA setiap tahun yang
besarannya mendapatkan persetujuan dari Pengelola Barang.
9. 9.Pembagian keuntungan adalah penerimaan negara atas pelaksanaan KSP dalam
rangka Penyediaan Infrastruktur yang dijalankan oleh PIHAK KEDUA yang besarannya
mendapatkan persetujuan dari Pengelola Barang.
10. Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang selanjutnya disebut PNBP adalah Pungutan
yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan memperoleh manfaat langsung
maupun tidak langsung atas layanan atau pemanfaatan sumber daya dan hak yang
diperoleh Negara berdasarkan peraturan perudang-undangan yang menjadi
penerimaan Pemerintah Pusat di luar penerimaan perpajakan dan hibah dan dikelola
dalam mekanisme anggaran pendapatan belanja negara.
11. Hasil KSP dalam rangka Penyediaan Infrastruktur adalah bangunan, sarana, dan
fasilitasnya yang diadakan oleh PIHAK KEDUA diatas objek KSP dalam rangka
Penyediaan Infrastruktur.

PASAL 3
MAKSUD DAN TUJUAN
1) Maksud dibuat Perjanjian ini adalah dalam rangka peningkatan dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat, penyediaan dan pengembangan infrastruktur logistik secara
memadai dan merata di Pelabuhan Labuan Bajo.
2) Tujuan Perjanjian ini adalah:
a. Optimalisasi penyediaan, pengembangan dan pengelolaan infrastrukur
Pelabuhan Labuan Bajo sehingga meningkatkan perannya dalam mendukung
kegiatan perekonomian setempat.
b. Optimalisasi kontribusi yang diperoleh dari pengelolaan Pelabuhan Labuan
Bajo, baik bagi Pemerintah melalui PNBP maupun pendapatan jasa
kepelabuhanan.

PASAL 4

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Perjanjian ini meliputi:

a. Objek KSP dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur, dan Kepemilikan Aset;


b. (2) Skema Bagi Hasil;
c. (3) Hasil Kerja Sama Dalam Penyediaan Infrastruktur;
d. (4) Jangka Waktu;
e. (5) Tarif Jasa Kepelabuhanan;
f. (6) Hak dan Kewajiban;
g. (7) Pajak;
h. (8) Standar Kinerja Operasional Pelabuhan;
i. (9) Pengawasan dan Pengendalian;
j. (10) Pelaporan;
k. (11) Berakhirnya Perjanjian;
l. (12) Mekanisme Penyelesaian Sengketa;
m. (13)Prosedur Penanganan Keluhan Masyarakat;
n. (14) Keadaan Kahar;
o. (15) Informasi dan Kerahasiaan Informasi;
p. (16) Sanksi;
q. (17)Korespondensi;
r. (18) Addendum;
s. (19) Hukum yang Berlaku.

PASAL 5

OBJEK KSP DALAM RANGKA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR,DAN

KEPEMILIKAN ASET

1. Objek KSP dalam rangka Penyediaan Infrastruktur berupa aset Pelabuhan Labuan Bajo
yang dibiayai oleh APBN terdiri dari :
a) Dermaga berukuran (120x20)㎡;
b) b.Trestle berukuran (60x12)㎡;
c) c.Causeway berukuran (690 x 20) ㎡;
d) d.Tanah Hasil Reklamasi atau Tanah Lapangan Penimbunan (Container Yard)
seluas (100 x 300) ㎡.

2. Objek KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dalam kepemilikan PIHAK
PERTAMA,sedangkan pengoperasian dan pengusahaan selama jangka waktu Perjanjian
ini dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA,sebagaimana terdapat dalam lampiran 1 (satu)
Perjanjian ini.
3. Pengoperasian dan pengusahaan Objek KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di
atas, akan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang.
4. Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak ditandatanganinya Perjanjian ini belum
dilakukan pembangunan atau pelaksanaan pembangunan oleh PIHAK KEDUA, maka
Perjanjian ini dinyatakan batal demi hukum.
5. Objek KSP maupun bangunan termasuk sarana dan prasarana hasil pelaksanaan KSP
yang nantinya menjadi Barang Milik Negara pada saat diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA tidak dapat dijaminkan/digadaikan sejak pelaksanaan
Perjanjian ini atau pada saat pelaksanaan perjanjian ini berakhir.
6. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengembalikan aset Pelabuhan Labuan Bajo
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan menyerahkan Hasil KSP dalam rangka penyediaan
Infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada PIHAK PERTAMA, setelah
berakhimya Perjanjian ini yang dituangkan dalam Berita Acara Pengembalian Aset.

PASAL 6
SKEMA BAGI HASIL
Skema bagi hasil Perjanjian ini sebagai berikut :
1. Hasil Perjanjian ini yang diperoleh PIHAK PERTAMA adalah berupa Kontribusi
Tetap setiap tahun dari nilai kewajaran aset Barang Milik Negara(BMN) sejumlah
Rp 171.000.000,00 (seratus tujuh puluh satu juta rupiah) dan setiap tahunnya
mengalami peningkatan sebesar 2,95% (dua koma sembilan puluh lima persen)
sebagaimana terdapat dalam lampiran 2 (dua) Perjanjian ini.
2. Selain memperoleh Kontribusi Tetap sebagaimana dimaksud padaayat (1), PIHAK
PERTAMA juga memperoleh pembagian keuntungan Bagi Hasil Perjanjian ini
sebesar 16,81% (enam belas koma delapan puluh satu persen) dari Arus Kas
Bersih dari Kegiatan Operasi dan Kegiatan Investasi (AKB KOKI) dengan asumsi
nilai investasi PIHAK KEDUA sebesar Rp. 318.640.679.333 (tiga ratus delapan
belas miliar enam ratus empat puluh juta enam ratus tujuh puluh sembilan ribu tiga
ratus tiga puluh tiga rupiah). Arus Kas Bersih dari Kegiatan Operasi dan Kegiatan
Investasi (AKB KOKI) tersebut didasarkan pada Laporan Keuangan yang telah
diaudit oleh auditor independen.

3. Keuntungan Bagi Hasil Perjanjian ini sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diperoleh dari
pendapatan penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan serta jasa terkait dengan
kepelabuhanan.
4. Pembagian Keuntungan dilakukan apabila pemanfaatan BMN menghasilkan keuntungan
berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
5. Khusus untuk Kontribusi Tetap tahun pertama pembayaran dilakukan paling lambat 2
(dua) hari setelah perjanjian ditandatangani oleh PARA PIHAK. Pembayaran Kontribusi
Tetap tahun berikutnya, harus dilakukan paling lambat tanggal 8 November pada tahun
berikutnya sampai dengan berakhirnya Perjanjian ini.
6. Pembayaran Pembagian Keuntungan dilakukan paling lambat tanggal 30 April setiap
tahunnya sampai dengan berakhimya Perjanjian ini.
7. Dalam hal PIHAK KEDUA terlambat melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran
namun tidak sesuai dengan ketentuan atas kontribusi tetap dan/atau pembagian
keuntungan hasil Perjanjian ini pada waktu yang telah di tentukan dalam waktu Perjanjian
PIHAK KEDUA wajib membayar denda paling sedikit 2% (dua persen) per bulan dari
jumlah kewajiban yang masih harus dibayarkan oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 7
HASIL KERJA SAMA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

1. Hasil KSP berupa lahan sisi daratan seluas 3,6 Ha (tiga koma enam hektar)yang
disediakan oleh PIHAK KEDUA wajib diserahkan kepada PIHAK PERTAMA
termasuk legalitas penguasaan lahan dimaksud, paling lambat 60 (enam puluh)
hari, sejak Perjanjian ini ditandatangani, dan selanjutnya menjadi Barang Milik
Negara.
2. Hasil KSP selain pada ayat 1 di atas, wajib diserahkan kepada PIHAK PERTAMA
pada akhir masa perjanjian ini dan selanjutnya menjadi Barang Milik Negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

PASAL 8
JANGKA WAKTU

1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama 50 (lima puluh) tahun terhitung sejak
Perjanjian ini ditandatangani oleh PARA PIHAK dan dapat diperpanjang berdasarkan
permohonan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA paling lambat
2 (dua) tahun sebelum berakhimya jangka waktu Perjanjian ini.

2. Dalam rangka permohonan perpanjangan Perjanjian ini oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu paling lambat 2 (dua)
tahun sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjianini kepada Pengelola Barang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PASAL 9
TARIF JASA KEPELABUHANAN

1) PIHAK PERTAMA memberikan kewenangan kepada PIHAK KEDUA untuk


memungut tarif jasa kepelabuhanan dari para pengguna jasa berdasarkan
mekanisme kesepakatan dan/atau sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) PIHAK KEDUA menetapkan tarif jasa kepelabuhanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan apabila terjadi penyesuaian tarif, terlebih
dahulu harus mendapatkan kesepakatan dan/atau sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN

A. Hak PIHAK PERTAMA:


1) Menerima bukti setor Kontribusi Tetap dari PIHAK KEDUA setiap tahun. Kontribusi
Tetap untuk tahun pertama adalah sebesar Rp 171.000.000,00 (seratus tujuh puluh
satu juta rupiah), dan selanjutnya naik setiap tahun sebesar 2,95% (dua koma sembilan
puluh lima persen) dari tahun sebelumnya sebagaimana tertuang dalam lampiran
rincian besaran Kontribusi Tetap yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
2) Menerima bukti setor pembagian keuntungan Persentase dasar Pembagian
Keuntungan untuk pemerintah berdasarkan persentase keuntungan dari Arus Kas
Bersih dari Kegiatan Operasi dan Kegiatan Investasi (AKB KOKI) sebesar 16,81%
(enam belas koma delapan puluh satu persen) berdasarkan pada laporan keuangan
yang telah diaudit.
3) Menerima objek KSP dalam rangka penyediaan infrastruktur beserta dokumennya, dan
hasil KSP dalam rangka penyediaan infrastruktur setelah berakhirnya Perjanjian ini.
4) Menerima laporan dari PIHAK KEDUA terkait kegiatan operasional secara berkala
setiap 3 (tiga) bulan.

B. Kewajiban PIHAK PERTAMA:


1) Melakukan monitoring, evaluasi, penatausahaan dan melaporkan secara berkala
pelaksanaan Perjanjian ini kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
Kementerian Keuangan.
2) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi fisik objek Perjanjian ini dan
pelaksanaan Perjanjian ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
baik di bidang pelayaran, ataupun ketentuan hukum lainnya yang terkait.
3) Bersama-sama dengan PIHAK KEDUA menyusun Sistem dan Prosedur (Sispro) serta
pola operasi.
4) d.Melakukan pengawasan, dan mengkoordinasikan penanganan dampak lingkungan
yang mungkin timbul dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
C. Hak PIHAK KEDUA:
1) Menerima Objek KSP dalam rangka Penyediaan Infrastruktur.
2) Melaksanakan kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan dan jasa terkait
kepelabuhanan.
3) Bermitra dengan Badan Usaha Lainnya atau menugaskan Badan Usaha atau Grup
Perusahaan yang mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk melaksanakan suatu
bagian atau bagian-bagian kegiatan kepelabuhanan dengan pemberitahuan tertulis
kepada PIHAK PERTAMA,tanpa mengurangi tanggung jawab dan kewajiban PIHAK
KEDUA atas pelaksanaan dari perjanjian ini.
4) Melakukan penyediaan, peningkatan atau penggantian investasi awal sesuai
kebutuhan,dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
5) Memungut tarif atas pelayanan jasa kepelabuhanan dan jasa terkait dengan
kepelabuhanan dari pengguna jasa pada fasilitas dan peralatan yang menjadi Objek
KSP dalam rangka Penyediaan Infrastruktur.
D. Kewajiban PIHAK KEDUA:
1) Membayar Kontribusi Tetap tahun pertama sebesar Rp 171.000.000,00 (seratus tujuh
puluh satu juta rupiah) ke rekening Kas Umum Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah penandatanganan Perjanjian ini.
2) Melakukan pembayaran kontribusi tetap untuk tahun kedua dan seterusnya paling
lambat pada tanggal 8 November setiap tahunnya sampai dengan berakhirnya
perjanjian ini dengan kenaikan sebesar 2,95% (dua koma sembilan puluh lima persen)
per tahun dari kontribusi tetap tahun sebelumnya, sebagaimana tertuang dalam rincian
besaran Kontribusi Tetap dalam lampiran 2 Perjanjian ini
3) Membayar pembagian keuntungan atas Perjanjian ini yang disetorkan ke rekening Kas
Umum Negara paling lambat tanggal 30 April setiap tahun berikutnya sampai dengan
berakhimya Perjanjian ini, berdasarkan persentase keuntungan dari Arus Kas Bersih
dari Kegiatan Operasi dan Kegiatan Investasi (AKB KOKI) sebesar 16,81% (enam
belas koma delapan puluh satu persen) berdasarkan pada laporan keuangan yang
telah diaudit oleh Akuntan Publik. Pembagian keuntungan tersebut dilakukan apabila
pemanfaatan BMN menghasilkan keuntungan.
4) Menyampaikan bukti setor kontribusi tetap dan pembagian keuntungan kepada PIHAK
PERTAMA.
5) Menyediakan investasi awal yang rinciannya sebagaimana tercantum dalam lampiran 3
perjanjian ini.
6) Bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA menyusun Sistem dan Prosedur (Sispro)
serta pola operasi;
7) Melakukan pemeliharaan kelayakan objek KSP dalam rangka penyediaan Infrastruktur;
8) Mengasuransikan objek KSP dalam rangka Penyediaan Infrastruktur dan hasil KSP
dalam rangka Penyediaan Infrastruktur,
9) Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan oleh Pemerintah;
10) Turut serta menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban pada terminal dan fasilitas
pelabuhan yang dioperasikan serta angkutan di perairan dan kelestarian lingkungan;
11) Mematuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik
secara nasional maupun internasional;
12) Tidak melakukan pengalihan dan/atau memindahtangankan objek KSP dalam rangka
Penyediaan Infrastruktur yang dikerjasamakan kepada pihak lain;
13) Menanggung seluruh biaya pemeliharaan yang timbul atas objek KSP dalam rangka
Penyediaan Infrastruktur selama jangka waktu Perjanjian ini;
14) Melakukan penyetoran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil Kerja Sama
Pemanfaatan dalam rangka Penyediaan Infrastruktur ke rekening Kas Umum Negara.

PASAL 11
PAJAK

(1)PARA PIHAK akan menanggung kewajiban pajaknya masing-masing sesuai dengan


peraturan perundang-undangan di Bidang Perpajakan.
(2) PARA PIHAK berkewajiban untuk segera menyerahkan dokumen ataupun salinan
dokumen sehubungan dengan pengenaan pajak tersebut baik kepada kantor pajak yang
bersangkutan maupun pihak lainnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PASAL 12
STANDAR KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN

Standar Kinerja Operasional Pelabuhan Labuan Bajo dilaksanakan sesuai dengan standar kinerja
pelayanan di pelabuhan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan

PASAL 13
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

(1)Pengawasan pelaksanaan Perjanjian ini dilaksanakan secara berjenjang oleh Kuasa


Pengguna Barang kepada Pengguna Barang,dan pelaksanaannya dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengendalian pelaksanaan Perjanjian ini dilaksanakan oleh Pengguna Barang kepada
Pengelola Barang, dan pelaksanaannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PASAL 14
PELAPORAN

Pelaporan pengusahaan fasilitas dan kinerja operasional dilakukan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA,sebagai berikut:
(1)Laporan kinerja pengusahaan pengelolaan Pelabuhan Labuan Bajo secara berkala disampaikan
setiap bulan, yaitu paling lambat tanggal 10 (sepuluh)bulan berjalan;
(2)Laporan Keuangan Tahunan atas pelaksanaan Perjanjian ini harus telah diperiksa oleh Auditor
Independen, selambat-lambatnya tanggal 31 (tiga puluh satu)Maret pada tahun berjalan.

PASAL 15
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

(1) Perjanjian ini berakhir apabila:


a. Berakhirnya jangka waktu KSP sebagaimana tertuang dalam perjanjian ini dan tidak
dilakukan perpanjangan;
b. Pengakhiran perjanjian secara sepihak oleh Pengelola Barangdan/atau PIHAK
PERTAMA;

12
c. Berakhirnya penjanjian;atau
d. Pengakhiran perjanjian secara sepihak oleh PIHAK KEDUA sebelum jangka waktu
berakhirmya perjanjian;
e.Ketentuan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Pengakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat dilakukan dalam hal PIHAK
KEDUA:
a.Tidak membayar Kontribusi Tetap dan/atau Pembagian Keuntungan selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut sesuai perjanjian ini;
b. Tidak melaksanakan pembangunan sebagaimana tertuang dalam perjanjian ini sampai
dengan 2 (dua) tahun terhitung sejak penandatanganan perjanjian;dan/atau
c. Tidak memenuhi kewajiban selain sebagaimana dimaksud pada huruf a sebagaimana
tertuang dalam perjanjian ini.

(3)Pengakhiran Perjanjian ini sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh
Pengelola Barang dan/atau PIHAK PERTAMA secara tertulis dengan mengesampingkan
ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia,
setelah terlebih dahulu diberikan peringatan/pemberitahuan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali
dengan tenggang waktu masing-masing peringatan 1 (satu) bulan kepada PIHAK KEDUA.

(4)Dalam Pengakhiran perjanjian ini oleh Pengelola Barang dan/atau PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, Pengelola Barang dan/atau PIHAK
PERTAMA membentuk tim untuk melakukan evaluasi terhadap investasi dan kewajiban PIHAK
KEDUA.

(5) Evaluasi terhadap investasi dan kewajiban PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dilakukan setelah Pengelola Barang/PIHAK PERTAMA memperoleh hasil reviu aparat
pengawasan intern pemerintah.
(6) Dalam hal terjadi pengakhiran perjanjian ini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan
huruf c:
a. Seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA sampai dengan dilakukannya
pengakhiran perjanjian ini sepenuhnya menjadi beban PIHAK KEDUA;dan/atau
b. Berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), investasi dan kewajiban PIHAK
KEDUA dapat beralih kepada mitra baru.

13
(7)Mitra baru dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dipilih sesuai ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.

(8) Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk mengakhiri Perjanjian ini karena sesuatu hal
sebelum berakhimya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf d,
maka PIHAK yang berkeinginan untuk mengakhiri wajib memberitahukan maksud tersebut secara
tertulis kepada PIHAK lainnya paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pengakhiran yang
diinginkan dan pengakhiran Perjanjian ini tidak mempengaruhi hak dan kewajiban PARA PIHAK
untuk menyelesaikan terlebih dahulu kegiatan yang sedang dilaksanakan.
(9) Apabila PIHAK yang menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tidak
memberikan jawaban dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan, maka PIHAK yang menerima
pemberitahuan dianggap setuju dengan pengakhiran tersebut dan dengan demikian Perjanjian ini
dianggap berakhir pada tanggal yang dikehendaki dalam pemberitahuan tertulis tersebut.

(10) PIHAK KEDUA harus menyerahkan Objek BMN dan Hasil KSP kepada PIHAK PERTAMA
dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah pengakhiran sebagaimana ayat (9).

PASAL 16
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA

(1) Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA,maka
perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui perdamaian atau musyawarah.
(2) Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah tidak dapat
dicapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui
Pengadilan Negeri Labuan Bajo.

PASAL 17
PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN MASYARAKAT

Setiap keluhan masyarakat dalam pelayanan pengelolaan Pelabuhan Labuan Bajo akan ditangani
sesuai dengan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

PASAL 18
KEADAAN KAHAR

(1) Untuk keperluan Perjanjian ini, pengertian Keadaan Kahar meliputi :


a.Peristiwa bencana alam, banjir, gempa, kebakaran, ledakan, tanah longsor, ataupun bentuk
bencana alam lainnya;
b. Peristiwa sosial seperti demonstrasi, pemogokan, huru-hara/kerusuhan, baik yang bersifat
lokal ataupun nasional;
c. Adanya suatu tindakan atau peraturan perundang-undangan atau perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan, baik lokal maupun nasional;
Yang secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan satu PIHAK tidak dapat
melaksanakan atau melanjutkan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.

(2)Dalam hal terjadinya suatu Peristiwa Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
maka PIHAK yang pelaksanaan kewajibannya terhambat atau terpengaruh oleh Keadaan Kahar
tersebut, dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari memberitahukan terjadinya Keadaan
Kahar tersebut kepada PIHAK lain dan PIHAK lainnya yang menerima pemberitahuan dalam waktu
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah menerima pemberitahuan harus menyampaikan
persetujuan atau dianggap menerima pemberitahuan apabila dalam waktu selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari tidak menyampaikan persetujuan.
(3)Dalam hal terjadinya suatu Keadaan Kahar, dalam suatu jangka waktu lebih dari 90 (sembilan
puluh) hari secara terus menerus sehingga PARA PIHAK tidak dapat menyelesaikan kewajibannya
dalam Perjanjian ini, maka:
a. PARA PIHAK dapat menyatakan bahwa Perjanjian ini berakhir; dan
b.PARA PIHAK tidak terikat satu dengan yang lainnya, terkecuali untuk kewajiban-kewajiban
yang telah ada sebelum berakhirnya Perjanjian ini.
(4) Dalam setiap hal sehubungan dengan suatu Keadaan Kahar, PARA PIHAK dengan itikad baik
akan membicarakan dan menyepakati suatu rencana perbaikan (remedial plan) segera mengatasi
akibat yang timbul dari Keadaan Kahar tersebut, dan dalam hal rencana perbaikan demikian telah
disetujui dan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh PARA PIHAK, maka PARA
PIHAK akan berkewajiban melaksanakan rencana perbaikan sesuai dengan Berita Acara tersebut.

PASAL 19
INFORMASI DAN KERAHASIAAN INFORMASI

(1)PARA PIHAK dengan ini menyatakan pengertian dan persetujuan bahwa setiap informasi,
data, ataupun hasil analisa dan pengelolaan informasi dan data, sehubungan dengan
pemberian jasa yang dimaksudkan dalam Perjanjian ini akan tetap menjadi milik PARA PIHAK.
15
(2)PARA PIHAK menyetujui bahwa, tanpa adanya persetujuan dari PIHAK lainnya, satu PIHAK
tidak akan membuka suatu informasi apapun yang diperolehnya mengenai Perjanjian ini dan
informasi atau data PIHAK lainnya sehubungan dengan pemberian jasa berdasarkan Perjanjian ini,
terkecuali diperlukan oleh instansi yang berwenang atau pihak lain sesuai peraturan perundang-
undangan.

PASAL 20
SANKSI

(1)Dalam hal PIHAK KEDUA terlambat melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran
namun tidak sesuai dengan ketentuan atas kontribusi tetap dan/atau pembagian keuntungan hasil
Kerja Sama Pemanfaatan pada waktu yang telah ditentukan dalam waktu perjanjian, PIHAK
KEDUA wajib membayar denda paling sedikit 2% (dua persen) per bulan dari jumlah kewajiban
yang masih harus dibayarkan oleh PIHAK KEDUA.

(2)Dalam hal PIHAK KEDUA gagal untuk mengoperasikan fasilitas Pelabuhan Labuan Bajo
termasuk pemeliharaannya secara berkala dan patut sesuai dengan Perjanjian ini, maka PIHAK
PERTAMA dapat mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak dengan mekanisme pengakhiran
perjanjian sebagaimana Pasal 15.

PASAL 21
KORESPONDENSI

(1)Semua surat menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan yang harus dikirim oleh salah satu
PIHAK kepada PIHAK lainnya dalam Perjanjian ini, dapat dilakukan melalui faksimil, e-mail, pos
tercatat, atau melalui ekspedisi/kurir intenal PARA PIHAK ke alamat sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA:

Nama
:Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Alamat
:Jalan Medan Merdeka Barat No. 8,Jakarta Pusat
Telepon :(021)3842440
Faksimil :(021)3845430
E-mail :sesditjenhubla@gmail.com
U.p. :Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas IlI Labuan Bajo
b. PIHAK KEDUA:
Nama
:PT.Pelabuhan Indonesia (Persero)Regional 3
Alamat
:Jalan Perak Timur 610 Surabaya
Telepon :(031)3298631
U.p. :Regional Head 3 PT. Pelabuhan Indonesia(Persero)

16
(2) Apabila terjadi perubahan alamat korespondensi salah satu PIHAK,maka perubahan tersebut
harus segera disampaikan secara tertulis kepada PIHAK lainnya.
PASAL 22
ADDENDUM

(1) Setiap perubahan dalam Perjanjian ini akan dibuat dalam bentuk Addendum yang dibuat
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, mengikat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.

(2)Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat sebelum berakhirnya Perjanjian ini dan
harus mendapat persetujuan dari Pengelola Barang

PASAL 23
HUKUM YANG BERLAKU
Perjanjian ini tunduk dan harus ditafsirkan menurut hukum Negara Republik Indonesia.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut
pada awal Perjanjian ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, dibubuhi materai Rp. 10.000,-(sepuluh ribu
rupiah) masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

ARDHY WAHYU BASUKI

BARIF TOHA

Lampiran 1 Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan

Nomor

Nomor

Tanggal

FOTO OBJEK KSP DALAM RANGKA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR


PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA

ARDHY WAHYU BASUKI


ARIF TOHA

18

Lampiran 2 Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan

Nomor

Nomor
Tanggal
:

BESARAN KONTRIBUSI TETAP

SELAMA MASA KERJA SAMA PEMANFAATAN


Tahun KSP
Nilai Kontribusi Tetap (KT)

2021 Tahun ke- 1 171.000.000,00


2022
Tahun ke- 2 176.044.500,00
2023
Tahun ke- 3 181.237,813,00
2024
Tahun ke- 4 186.584,328.00
2025
Tahun ke- 5 192.088.566,00
2026
Tahun ke- 6 197.755.179.00
2027

2028
Tahun ke- 7 203.588.956,00

Tahun ke- 8 209.594.831.00


2029

2030 Tahun ke- 9 215.777.878.00


Tahun ke- 10 222.143.325.00
2031
Tahun ke- 11 228.696.554.00
2032
Tahun ke- 12 235.443.102,00
2033
Tahun ke- 13 242.388.673,00
2034
Tahun ke- 14 249.539.139.00
2035
Tahun ke- 15 256.900.544.00

2036
Tahun ke- 16 264.479.110,00

2037 Tahun ke- 17 272.281.244.00

2038 Tahun ke- 18 280.313.540.00

2039 Tahun ke- 19 288.582,790,00

Tahun ke- 20 297.095.982.00


2040
Tahun ke- 21 305.860 314.00
2041
Tahun ke- 22 314,883,193,00
2042
Tahun ke- 23 324.172.247.00
2043
Tahun ke- 24 333.735.328,00

2044 Tahun ke- 25 343.580.521.00

2045 Tahun ke- 26 353.716.146,00

2046 Tahun ke- 27 364.150.772.00

2047 Tahun ke- 28 374,893.220.00

2048 Tahun ke- 29 385.952.570,00

2049 Tahun ke- 30 397.338.171,00

2050 Tahun ke- 31 409.059.647.00

2051 Tahun ke- 32 421.126.906.00

2052 Tahun ke- 33 433.550 150.00

2053

19
2054 Tahun ke- 34 446,339,880,00

2055 Tahun ke- 35 459.506.906,00


2056 Tahun ke- 36 473.062.360,00

2057 Tahun ke- 37 487.017.699.00

2058 Tahun ke- 38 501,384,721,00


2059 Tahun ke- 39 516.175,571,00

2060 Tahun ke- 40 531,402,750,00

2061 Tahun ke- 41 547.079.131,00

2062 Tahun ke- 42 563.217.966,00

2063 Tahun ke- 43 579.832,896,00

2064 Tahun ke- 44 596,937,966,00

2065 Tahun ke- 45 614,547.636,00


2066 Tahun ke- 46 632,676,791,00

2067 Tahun ke- 47 651,340.757,00

2068 Tahun ke- 48 670.555.309,00

2069 Tahun ke- 49 690,336.690,00

2070 Tahun ke- 50 710.701.623,00

JUMLAH 19.005.671.889,00

PIHAK KEDUA RDHY WAHYU


BASUKI
PIHAK
PERTAMA
Lampiran 3 Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan

Nomor
Nomor

Tanggal

INVESTASI PIHAK KEDUA

PADA KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN

KELAS III LABUAN BAJO


Uraian Tahun ke-1 Tahun 2046 Jumlah

Pembebasan Lahan 3,6 HA 97,504,000,000 97,504,000,000

Perkerasan Lahan Container Yard


10,494,765,604 10,494,765,604
Sisi Darat

Perkerasan Lahan Container Yard


23,733,859,677 23,733,859,677
Sisi Laut

Gudang 7,274,365,944 7,274,365,944

Workshop 3,816,831,610 3,816,831,610

Substation 1,352,992,165 1,352,992,165

Kantor Operasional 4,969,384,201 4,969,384,201

Gate 1,861,392,746 1,861,392,746

Pematangan Lahan 5,263,445,528 5,263,445,528

Signage 263,864,891 263,864,891

Ground Water Tank dan Rumah Pompa 1,203,928,153 1,203,928,153

SWRO 5,107,527,588 5,107,527,588

Bangunan Penunjang(Masjid,Project
5,475,430,607 5,475,430,607
Gallery,dll

Pengadaan Forklift 1,650,000,000 1,661,000,000 3,311,000,000

Pengadaan Truck 8,976,000,000 6,883,938,000 15,859,938,000

Pengadaan Reach Stacker 8,800,000,000 7,700,000,000 16,500,000,000

Pengadaan Quay Crane 87,250,350,000 87,250,350,000

Pekerjaan Electrical 8,294,532,085 8,294,532,085

Pekerjaan Mekanikal 1,462,212,572 1,462,212,572

Pekerjaan Instalasi SWRO 17,513,110,283 17,513,110,283


Pekerjaan Meubeleir Project Gallery 127,747,880 127,747,880

103,495,288,00
Total 215,145,391,533 318.640.679.333
0

PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA

1AJX218038168
ARDHY WAHYU BASUKI
BUARIF TOHA

Anda mungkin juga menyukai