SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
NUR HESTIANTO
0906603713
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM TEKNIK INDUSTRI
DEPOK
DESEMBER 2011
Universitas Indonesia
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
ii
Universitas Indonesia
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 27 Desember 2011
iii
Universitas Indonesia
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Departemen Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa , tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada :
(1). Ibu Arian Dhini, ST. MT. dan Bapak Romadhani Ardi, ST. MT. , selaku
dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;
(2). Bapak Prof. Dr. Ir. T. Yuri M. Zagloel, MEng.Sc, dan Bapak Armand Oemar
Moeis ST,M.Sc, atas saran dan masukan yang bermanfaat pada seminar 1
skripsi;
(3). Bapak Ir. Boy Nurtjahyo M., MSIE., Bapak Ir. Yadrifil M.Sc, dan Ibu Maya
Arlini P. ST. MT. MBA. atas saran dan masukan yang bermanfaat pada
seminar 2 skripsi;
(4). Pihak perusahaan yang telah mengijinkan dan membantu saya dalam usaha
memperoleh data yang saya perlukan;
(5). Orang tua dan keluarga saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
(6). Spesial buat Irene Indah Setiawati yang selalu setia menemani dalam suka dan
duka, dalam senang dan sedih , dan selalu memberikan dukungan dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
(7). Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 27 Desember 2011
iv
Universitas Indonesia
Penelitian ini membahas tentang losses material pada proses pembuatan Open
Top Can (OTC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
penyebab dan mengurangi losses material. Objek penelitian ini adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman, sedangkan fokus penelitian
pada proses pembuatan OTC yang akan dipakai dalam proses pengalengan produk
tersebut. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode Six Sigma dengan tahapan
Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). Metode Six Sigma
merupakan tahapan peningkatan kualitas untuk mencapai 3,4 kecacatan per satu
juta kesempatan. Hasil penelitian ini yaitu 4 penyebab terjadinya losses material
yaitu defect OTC, defect lid, defect body can dan juga material sisa. Pengurangan
defect OTC sebesar 25.838,50 Defect Per Million Opprtunities (DPMO) dan
kenaikan level Sigma sebesar 0,35.
Kata kunci :
Six Sigma, DMAIC, losses material, produk cacat
ABSTRACT
The focus of this research is the material loss in the process of making Open Top
Can (OTC). This research aims to identify the cause and to reduce material loss.
The object of this research is a company working in food and beverage field,
while the focus of the research is the making process of Open Top Can (OTC) that
will be used in the canning process of the product. This research is analyzed using
Six Sigma method with Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC)
phase. Six Sigma methods are step to increase quality to reach 3.4 defects per
million opportunities. The research reveals four causes of material loss – defect
OTC, defect lid, defect body can and scraps of material. Reduce the defect OTC
up to 25,838.50 Defect Per Million Opportunities (DPMO) and increase the
Sigma level up to 0.35.
Key words:
Six Sigma, DMAIC, material loss, defect product
vi
Universitas Indonesia
LAMPIRAN………………………………..……………………………………... 82
viii
Universitas Indonesia
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, harga
rendah dan pengiriman tepat waktu.
Proses produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk
yang bebas dari kecacatan (defect). Hal ini dapat menghindarkan adanya
pemborosan dan inefisensi sehingga biaya produksi per unit dapat ditekan dan
harga produk dapat menjadi lebih kompetitif. Pada umumnya sistem pengendalian
kualitas seperti TQM menekankan pada upaya peningkatan terus menerus
berdasarkan kesadaran mandiri dari manajemen. Sistem tersebut tidak
memberikan solusi yang tepat mengenai terobosan-terobosan atau langkah-
langkah yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan peningkatan kualitas
secara dramatik menuju tingkat kegagalan = 0 (zero defect).
. Six Sigma sebagai salah satu metode yang paling popular merupakan salah
satu alternatif dalam prinsip-prinsip pengendalian kualitas yang merupakan
terobosan dalam bidang manajemen kualitas (Gaspersz, 2005, p: 303). Six Sigma
dapat dijadikan ukuran kinerja sistem industri yang memungkinkan perusahaan
melakukan peningkatan yang luar biasa dengan terobosan strategi yang actual.
Metode Six Sigma memiliki lima langkah utama yaitu Define (Tentukan),
Measure (Ukur), Analyze (Analisis), Improve (Tingkatkan) dan Control
(Kendalikan).
Perusahaan yang dijadikan tempat penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang bergerak dalam bidang food and beverage (makanan dan
minuman). Perusahaan ini memiliki beberapa macam produk. Salah satu produk
yang sangat di kenal di pasaran yaitu SKM (Susu Kental Manis). SKM ini di
kemas dengan menggunakan kaleng. Berdasarkan data sekunder yang diambil
selama 2 tahun dari bulan September 2009 – Agustus 2011, besarnya losses
material selama proses pembuatan kaleng rata – rata 0,70%. Angka ini belum
mencapai target dari perusahaan yaitu sebesar 0,6%. Belum optimalnya proses
pembuatan kaleng menyebabkan adanya produk cacat yang mengakibatkan losses
pada material. Dengan adanya losses material pada proses pembuatan kaleng di
perusahaan ini maka biaya produksi yang dikeluarkan akan lebih banyak sehingga
harga pokok produksi akan menjadi lebih tinggi, dan harga produksi yang tinggi
menyebabkan harga jual menjadi tinggi pula. Produk akan kalah bersaing dengan
Universitas Indonesia
perusahaan sejenis yang mempunyai harga jual lebih murah dan kualitas yang
lebih baik untuk jenis produk yang sama.
Dengan diterapkannya metode Six Sigma, diharapkan dapat membawa
perusahaan berada pada tingkat losses material terendah bahkan dapat
memperkecil lagi sampai pada proses produksi berjalan menuju kesempurnaan
(zero defect). Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan keuntungan dan
akan mengakibatkan menurunnya biaya yang dikeluarkan. Selain itu, perusahaan
dapat tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya bahkan dapat meningkatkan
posisi pasarnya dalam menghadapi persaingan yang hiperkompetitif.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Akibat permasalahan
Material Manusia
Universitas Indonesia
1. Material: bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, jasa, biasanya
informasi atau data dari semua jenis yang digunakan.
2. Methods and measures: Prosedur, instruksi kerja, cara manusia untuk
menyelesaiakn pekerjaannya, juga termasuk cara pengukuran terhadap
kualitas dan inspeksi.
3. Machines: Semua jenis perlengkapan dan peralatan yang digunakan.
4. Man / People: semua sumber daya manusia yang ikut dalam proses tersebut,
termasuk juga pelanggan, manajer, pemerintah, karyawan, pemilik
perusahaan.
5. Mother Nature / Environment: Lingkungan fisik dan managemen
lingkungannya.
2.4.3 Histogram
Histogram adalah alat bantu statistik yang memberi gambaran suatu proses
dari sebuah operasi pada satu waktu. Pertama kali digunakan oleh Karl Pearson
pada tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis
batangan menunjukkan proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori.
Histogram berupa sebuah grafik batang yang menunjukan frekuensi data yang
memberikan cara yang paling mudah untuk mengevaluasi distribusi data.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Jumlah cacat
DPO =
Peluang (2.2)
Universitas Indonesia
106 - DPMO
SQL = ф +1,5
106 (2.4)
Universitas Indonesia
Sedangkan nilai 10 berarti tingkat keparahan dari kegagalan proses tersebut sangat
tinggi sehingga berpengaruh pada keselamatan dan melanggar aturan. Pedoman
nilai rating severity dapat dilihat dari Tabel 2.2 di bawah ini.
Sumber: Stamatis, DH. (1947).”Failure Mode and Effect Analysis” 2nd ed.
Sumber: Stamatis, DH. (1947).”Failure Mode and Effect Analysis” 2nd ed.
Universitas Indonesia
Sumber: Stamatis, DH. (1947).”Failure Mode and Effect Analysis” 2nd ed.
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Waktu kerja dalam seminggu adalah 5 hari kerja (40 Jam) yaitu dari hari
Senin sampai dengan hari Jumat. Jam kerja untuk non shift mulai bekerja jam
07.30 – 16.00. Pada hari Sabtu dan Minggu merupakan hari libur tetapi apabila
masuk kerja akan dihitung sebagai jam lembur (over time). Karyawan yang
termasuk dalam jam kerja ini di departemen Can Making adalah Non Shift
Supervisor dan bagian administrator.
b. Kerja 3 Shift 3 Regu
Waktu kerja dalam seminggu adalah 5 hari kerja (40 Jam) yaitu dari hari
Senin sampai dengan hari Jumat. Jam kerja untuk 3 shift 3 regu mulai bekerja jam
07.00 – 07.00 hari berikutnya yang dibagi dalam 3 bagian. Pembagian jam kerja
untuk 3 shift 3 regu adalah sebagai berikut :
• Shift 1 bekerja dari jam 07.00 sampai dengan jam 15.00
• Shift 2 bekerja dari jam 15.00 sampai dengan jam 23.00
• Shift 3 bekerja dari jam 23.00 sampai dengan jam 07.00
Pada hari sabtu dan minggu merupakan hari libur tetapi apabila masuk
kerja akan dihitung sebagai jam lembur (over time). Karyawan yang termasuk
dalam jam kerja ini di departemen Can Making adalah Shift Supervisor, Foreman
dan operator. Catatan untuk supervisor shift, jam kerja dimulai 1 jam sebelumnya
dari jam kerja yang lain dan tetap bekerja 8 jam setiap harinya.
Universitas Indonesia
bagian can making line 1 dan 2 terdiri dari mesin Automatic Body welder,
Parting, Flanger, Seamer dan Leak tester, sedangkan can making line 3 terdiri dari
mesin Automatic Body welder, Can O Mat dan Leak tester. Berikut adalah tabel
rincian kapasitas mesin departemen can making:
Total
Bagian Fungsi Mesin Kapasitas
Kapasitas
Shin-I 68 pcs/min
Scroll Membuat lid blank 153 pcs/min
American 85 pcs/min
Shin-I 1 500 pcs/min
Shin-I 2 500 pcs/min
Lid Press Membuat lid 2100 pcs/min
Bliss 1 550 pcs/min
Bliss 2 550 pcs/min
Slitter Cepak 300 pcs/min
Slitter Membuat body blank 600 pcs/min
Slitter Duplex 300 pcs/min
CM line 1 600 pcs/min
Can Membuat Open Top
CM line 2 600 pcs/min 1675 pcs/min
Making Can (OTC)
CM line 3 475 pcs/min
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
digambarkan dari proses pembuatan lid blank, lid, body blank dan OTC. Diagram
ini dibuat untuk memberikan gambaran secara nyata di lapangan sehingga dapat
dipakai untuk acuan penelitian.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Cokelat, Omela dan Krimer Kental Manis, sedangkan OTC dengan tutup warna
emas untuk produk susu SKM Gold.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
% Losses
Input Output Losses Total
Bulan Tahun Material terhadap
Material Produk (sheet) Losses
output
Tinplate body 715139 709553 5587 0.78%
September 2009 9557
Tinplate lid 529565 525595 3970 0.75%
Tinplate body 829775 823390 6386 0.77%
Oktober 2009 11006
Tinplate lid 614539 609918 4620 0.75%
Tinplate body 758918 753714 5204 0.69%
November 2009 8751
Tinplate lid 561854 558307 3547 0.63%
Tinplate body 710135 704976 5159 0.73%
Desember 2009 8947
Tinplate lid 525992 522204 3788 0.72%
Tinplate body 827862 821794 6068 0.73%
Januari 2010 10396
Tinplate lid 613064 608736 4328 0.71%
Tinplate body 670651 665934 4717 0.70%
Februari 2010 8139
Tinplate lid 496707 493284 3423 0.69%
Tinplate body 845916 840032 5883 0.70%
Maret 2010 9151
Tinplate lid 625514 622246 3268 0.52%
Tinplate body 709179 703837 5342 0.75%
April 2010 8802
Tinplate lid 524821 521361 3460 0.66%
Tinplate body 636458 631514 4944 0.78%
Mei 2010 8551
Tinplate lid 471396 467788 3608 0.77%
Tinplate body 810954 804995 5959 0.73%
Juni 2010 10701
Tinplate lid 601034 596292 4742 0.79%
Tinplate body 1087934 1080077 7857 0.72%
Juli 2010 14150
Tinplate lid 806350 800057 6293 0.78%
Tinplate body 1127657 1119425 8232 0.73%
Agustus 2010 14046
Tinplate lid 835018 829204 5814 0.70%
Tinplate body 703475 698296 5179 0.74%
September 2010 8843
Tinplate lid 520919 517256 3663 0.70%
Tinplate body 882275 876071 6205 0.70%
Oktober 2010 10675
Tinplate lid 653412 648941 4471 0.68%
Tinplate body 611295 606769 4525 0.74%
November 2010 7588
Tinplate lid 452521 449459 3062 0.68%
Tinplate body 769862 764262 5600 0.73%
Desember 2010 9376
Tinplate lid 569896 566120 3776 0.66%
Tinplate body 700433 695622 4811 0.69%
Januari 2011 8434
Tinplate lid 518898 515276 3622 0.70%
Tinplate body 670325 665515 4810 0.72%
Februari 2011 8200
Tinplate lid 496364 492974 3389 0.68%
Tinplate body 622901 618722 4178 0.67%
Maret 2011 7249
Tinplate lid 461384 458313 3071 0.67%
Tinplate body 730481 725435 5046 0.69%
April 2011 8540
Tinplate lid 540853 537359 3494 0.65%
Tinplate body 588748 584765 3983 0.68%
Mei 2011 7115
Tinplate lid 436291 433159 3132 0.72%
Tinplate body 794934 789202 5733 0.72%
Juni 2011 9933
Tinplate lid 588794 584594 4200 0.71%
Tinplate body 1128011 1120440 7571 0.67%
Juli 2011 13213
Tinplate lid 835598 829956 5643 0.68%
Tinplate body 736556 732034 4522 0.61%
Agustus 2011 7969
Tinplate lid 545693 542247 3446 0.63%
Rata - rata Losses 0.70%
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari tabel dan grafik di atas, besarnya rata-rata losses material adalah
0,7%. Losses material ini diperoleh dari rata-rata losses tinplate lid dan tinplate
body. Losses material tertinggi terjadi pada bulan September 2009 dan Mei 2010
yaitu sebesar 0,77%. Sedangkan losses material terendah terjadi pada bulan Maret
2010 yaitu sebesar 0,61%.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pengolahan data dan analisis diolah dengan menggunakan tool yang sesuai
dengan tujuan dari penelitian ini yaitu dapat mengurangi losses material. Setelah
dilakukan analisis, akan dibuat langkah-langkah perbaikan untuk mengurangi
losses material tersebut.
4.1 Define
Pada tahap define ini dilakukan identifkasi masalah yang akan diperbaiki
dan tujuan perbaikan yaitu untuk mengurangi presentase losses material pada
proses pembuatan kaleng. Langkah selanjutnya adalah membuat diagram SIPOC
(Supplier, Input, Process, Output, and Customer) dari proses pembuatan kaleng.
45
Universitas Indonesia
(pemisahan body can atas dan bawah) dan proses flanging (pembuatan
lengkungan sepanjang bibir body can).
d. Scraps (Material Sisa)
Scraps adalah sisa material tinplate yang berasal dari semua proses
pembuatan kaleng yaitu proses pembuatan tutup (lid), proses pembuatan
badan kaleng (body can) dan proses pembuatan OTC
Untuk memilih penyebab mana yang akan diperbaiki maka dilakukan
rekap data pada empat komponen penyebab losses material yang diambil selama
dua tahun terakhir. Berikut adalah rekap data penyebab losses material empat
komponen tersebut:
Universitas Indonesia
Dari diagram SIPOC di atas, yang merupakan pemasok adalah mesin atau
proses sebelumnya yaitu proses pembentukan flange pada mesin Flanger dengan
Universitas Indonesia
output berupa flange body dan proses pembuatan tutup pada mesin lid press
dengan output berupa tutup (lid). Flange body dan lid menjadi input pada proses
pembuatan OTC. Pada proses pembuatan OTC dimulai dari proses seaming
(penyambungan badan kaleng dengan tutup) kemudian proses leak testing
(pengujian kebocoran OTC) dan proses palletizing (penempatan dan pengaturan
OTC dalam palet). OTC yang telah melalui proses palletizing akan dibawa ke area
OTC storage untuk menjadi barang persediaan (stock). OTC yang akan dikirim ke
pelanggan yaitu mesin filler-closer bisa diambil dari barang persedian yang
dikirim melalui mesin palletizing atau dapat langsung dari line can making tanpa
melalui proses palletizing.
4.2 Measure
Pada tahap ini dilakukan pengukuran dan analisis permasalahan dari data
yang ada. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
Menentukan Critical To Quality (CTQ)
Melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk pengukuran kinerja
awal (baseline)
Malakukan pengukuran kinerja awal ke dalam nilai DPMO (Defect Per
Million Opprtunities)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1,456,000
DPMO = x 1,000,000
28,287,960 x 3
DPMO = 17,156.89
Perhitungan SQL dilakukan dengan menggunakan rumus 2.4 dan program
Microsoft. Berikut ini merupakan contoh perhitungan SQL bulan Januari pada
Tabel 4.2 diatas:
106 - DPMO
SQL = ф +1,5
106
106 – 17,156.89
SQL = ф +1,5
106
SQL = 3,62
Dari Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tingkat DPMO dan kapabilitas
sigma pada proses pembuatan OTC sangat berfluktuasi tiap bulannya. Nilai
DPMO terendah terjadi pada bulan Januari dan Juli dengan nilai DPMO
17156.89, sedangkan nilai DPMO tertinggi terjadi pada bulan Maret, Mei dan
September dengan nilai DPMO 31689.19. Dari tabel tersebut didapat rata-rata
kapabilitas sigma dari proses pembuatan OTC adalah 3,45. Kapabilitas sigma
terendah terjadi pada bulan Maret, Mei, dan September dengan nilai sigma 3,36
sedangkan kapabilitas sigma tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Juli dengan
nilai sigma 3,62.
Untuk lebih mengetahui lebih rinci mengenai kinerja baseline, maka untuk
data bulan Oktober diperinci menjadi data harian. Data harian ini akan dijadikan
perbandingan antara kinerja proses sebelum dilakukan implementasi dengan
setelah dilakukannya impelemtasi usulan perbaikan. Berikut adalah tabel
kapabilitas Sigma dan DPMO proses pembuatan OTC pada bulan Oktober:
Universitas Indonesia
Jumlah CTQ
Bulan Tanggal Output DPMO SQL
produk cacat potensial
Universitas Indonesia
65,500 x 1,000,000
DPMO =
578,000 x 3
DPMO = 37,773.93
Perhitungan SQL dilakukan dengan menggunakan rumus 2.4 dan program
Microsoft. Berikut ini merupakan contoh perhitungan SQL tanggal 2 Oktober
pada Tabel 4.3 diatas:
106 - DPMO
SQL = ф +1,5
106
106 – 37,773.93
SQL = ф +1,5
106
SQL = 3,28
Dari tabel di atas, terlihat bahwa pada bulan Oktober tersebut, rata-rata
Sigma Quality Level adalah 3,45 dengan kapabilitas Sigma terendah terdapat pada
minggu pertama dengan SQL 3,37. Sedangkan untuk kapabilitas Sigma tertinggi
terdapat pada minggu keempat dengan SQL 3,45. Nilai DPMO terendah terjadi
pada tanggal 26 Oktober dengan nilai DPMO 11,785.57, sedangkan nilai DPMO
tertinggi terjadi pada 8 Oktober dengan nilai DPMO 123,501.20.
4.3 Analyze
Tahap analyze dilakukan dengan melakukan pencarian penyebab dan akar
masalah terjadinya cacat pada proses pembuatan OTC berdasarkan data-data yang
telah didapatkan pada tahap define dan measure. Ada beberapa langkah yang
dilakukan dalam melakukan pencarian penyebab akar masalah tersebut, yaitu
membuat pareto chart, diagram sebab akibat (cause and effect diagram), diagram
CFME dan FMEA.
Universitas Indonesia
dahulu. Pareto chart tersebut dibuat berdasarkan data kecacatan pada proses
pembuatan OTC. Berikut pareto chart untuk masing-masing defect:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari hasil analisa CFME menurut Gambar 4.8 di atas terdapat beberapa
akar penyebab permasalahan yang menjadi sumber terjadinya kecacatan OTC
penyok yaitu plat konveyor aus, kesalahan mengoperasikan mesin, belum ada
standar inspeksi, kesalahan saat penanganan produk, sensor palet error, dan
kurangnya keterampilan operator.
Universitas Indonesia
operator kurang teliti menginspeksi, body can pecah, lid penyok, dan
frekuensi inspeksi kurang. Dengan perkiraan peluang terjadinya kegagalan
dan tingkat kemungkinan kegagalan untuk lid tidak turun dari lid
magazine adalah besar dengan nilai kejadian yang ditetapkan sebesar 8,
untuk perkiraan peluang terjadinya kegagalan dan tingkat kemungkinan
kegagalan lid meleset adalah kecil dengan nilai kejadian ditetapkan
sebesar 4, untuk perkiraan peluang terjadinya kegagalan dan tingkat
kemungkinan kegagalan seaming roll dan seaming chuck aus adalah kecil
dengan nilai kejadian ditetapkan sebesar 2, untuk perkiraan peluang
terjadinya kegagalan dan tingkat kemungkinan kegagalan operator kurang
teliti menginspeksi adalah kecil dengan nilai kejadian ditetapkan sebesar 1,
untuk perkiraan peluang terjadinya kegagalan dan tingkat kemungkinan
kegagalan body can pecah adalah sedang dengan nilai kejadian ditetapkan
sebesar 6, untuk perkiraan peluang terjadinya kegagalan dan tingkat
kemungkinan kegagalan lid penyok adalah kecil dengan nilai kejadian
ditetapkan sebesar 4 dan untuk perkiraan peluang terjadinya kegagalan dan
tingkat kemungkinan kegagalan frekuensi inspeksi kurang adalah kecil
dengan nilai kejadian ditetapkan sebesar 2.
Nilai deteksi (D) untuk penyebab lid tidak turun dari lid magazine
dan lid meleset untuk kemungkinan kegagalan tutup tidak tersambung baik
adalah sedang dengan nilai deteksi ditetapkan sebesar 7 karena diperlukan
inspeksi dan pembongkaran mesin. Adanya inspeksi sederhana yang
dilakukan untuk penyebab seaming roll dan seaming chuck aus untuk
kemungkinan kegagalan tutup tidak tersambung baik, jadi nilai deteksi
ditetapkan sebesar 3. Nilai deteksi untuk penyebab body can pecah dan lid
penyok untuk kemungkinan kegagalan tutup tidak tersambung baik adalah
sedang dengan nilai deteksi ditetapkan sebesar 6 karena diperlukan
inspeksi yang teliti di proses sebelumnya. Sedangkan nilai deteksi untuk
penyebab frekuensi inspeksi kurang untuk kemungkinan kegagalan tutup
tidak tersambung baik adalah tinggi dengan nilai deteksi ditetapkan
sebesar 2 karena frekuensi inspeksi dilakukan setiap jam oleh operator.
Jenis kegagalan OTC penyok
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.4 Improve
Setelah mengetahui akar penyebab untuk setiap jenis kecacatan, langkah
selanjutnya adalah menentukan suatu usulan perbaikan untuk setiap penyebab
yang ada. Penentuan usulan perbaikan dilakukan dengan melakukan
brainstorming bersama foreman, supervisor dan manager produksi. Brainstorming
tersebut bertujuan untuk mendapatkan usulan perbaikan yang tepat dan dapat
diterapkan oleh perusahaan sehingga dapat mengurangi presentase produk cacat
pada proses pembuatan OTC.
Universitas Indonesia
Dari tabel diatas, penyebab dari kegagalan lid tidak tersambung baik
terdiri dari dua penyebab yaitu lid tidak turun dari lid magazine dengan nilai
tertinggi yaitu 448 dan body can pecah dengan nilai 288. Sedangkan penyebab
dari jenis kegagalan OTC penyok adalah OTC terjepit saat proses penataan ke
dalam palet dengan nilai 392 dan OTC terjepit saat proses pengeluaran dari palet
dengan nilai 336.
Pada penyebab kegagalan lid tidak turun dari lid magazine, maka tindakan
perbaikan akan dilakukan pada unit lid magazine. Tindakan perbaikan ini akan
dilakukan sendiri oleh operator mesin. Tindakan perbaikan yang akan dilakukan
adalah melakukan cleaning dan inspeksi unit lid magazine sebelum proses
produksi dan pengecekan ukuran lid yang akan dilakukan dibagian lid making.
Universitas Indonesia
Tabel 4.6 Penggunaan 5W-1H Untuk Perbaikan Terhadap Kegagalan Lid Tidak
Turun Dari Lid Magazine
Penyebab
5W-1H Deskripsi
Kegagalan
What (apa)? Lid tidak turun dari lid magazine
Agar dapat mengurangi tingkat kegagalan yang
Why (mengapa)?
diakibatkan oleh lid tidak turun dari lid magazine
Where (dimana)? Tindakan perbaikan pada lid magazine
Lid tidak Tindakan perbaikan ini dilakukan sebelum proses dan
When (kapan)?
turun dari lid sewaktu proses berjalan
magazine Who (siapa)? Perbaikan dilakukan oleh operator
Perbaikan dilakukan dengan cara:
- Cleaning dan inspeksi terhadap lid magazine sebelum
How (bagaimana)?
proses berlangsung
- Pengecekan ukuran lid
Tabel 4.7 Penggunaan 5W-1H Untuk Perbaikan Terhadap Kegagalan Body Can
Pecah
Penyebab
5W-1H Deskripsi
Kegagalan
What (apa)? Body can pecah
Agar dapat mengurangi tingkat kegagalan yang
Why (mengapa)?
diakibatkan oleh body can pecah
Where (dimana)? Tindakan perbaikan pada proses pembuatan body can
Body can
Tindakan perbaikan ini dilakukan sebelum proses dan
pecah When (kapan)?
sewaktu proses berjalan
Who (siapa)? Perbaikan dilakukan oleh operator
Perbaikan dilakukan dengan cara:
How (bagaimana)?
Pengecekan hasil pengelasan body can
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Aktivitas cleaning dan inspeksi ini akan dilakukan setiap awal shift
kegiatan produksi. Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas ini kurang lebih 15 menit. Waktu 15 menit ini adalah
termasuk waktu persiapan kerja di awal shift.
b. Pengecekan ukuran lid
Pengecekan ukuran lid akan dilakukan oleh operator sebelum
mesin digunakan. Tujuan pengecekan ini adalah untuk memastikan
ketebalan dan diameter lid hasil dari mesin pembuat lid (Lid Press). Dalam
proses pengecekan ini memerlukan peralatan-peralatan sebagai alat standar
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tes Tekan :
- Tempatkan sample pada tempat pengecekan
- Tekan body can, jika hasil welding tidak pecah
berarti hasil pengelasan body can bagus.
Dokumentasi:
- Catat hasil pengecekan dalam form pencatatan di
Internal Online Report .
- Perhatikan lembar untuk masing-masing line,
pastikan mengisi pada lembar yang benar.
- Untuk hasil pengecekan yang bagus, ketik “ V”
untuk hasil pengecekan yang tidak bagus beri tanda
“X“
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.4.2 Implementasi
Setelah usulan perbaikan disetujui, maka tahap selanjutnya adalah
implementasi. Proses implemenatsi usulan-usulan perbaikan tersebut dilakukan
selama satu minggu mulai tanggal 12 Desember 2011 sampai dengan 28
Desember 2011. Sebelum proses implementasi dimulai, usulan-usulan perbaikan
yang ada telah diberitahukan kepada kepala bagian departemen dan form-form
yang berkaitan dengan usulan perbaikan juga diberikan kepada supervisor
produksi. Proses implementasi selalu diawasi, sehingga dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan dan sesuai dengan usulan-usulan yang telah disetujui.
Pada hari pertama proses implementasi, usulan perbaikan pengecekan hasil
pengelasan body can dan pengecekan ukuran lid langsung bisa diterapkan dengan
baik karena perubahan pengecekannya tidak banyak. Tetapi untuk usulan
perbaikan cleaning dan inspeksi lid magazine merupakan hal baru bagi operator,
sehingga memerlukan pengarahan dan pengawasan yang lebih intensif.
331,118
DPMO = x 1,000,000
10,401,000 x 3
DPMO = 10,611.73
Universitas Indonesia
106 - DPMO
SQL = ф +1,5
106
106 – 10,611.73
SQL = ф +1,5
106
SQL = 3,80
Universitas Indonesia
secara keseluruhan setelah improve memiliki nilai DPMO sebesar 10,611.73 dan
kapabilitas Sigma sebesar 3,80.
4.4.4 Perbandingan DPMO dan SQL antara Sebelum dan Setelah Improve
Perbandingan nilai DPMO dan SQL dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah telah terjadi penurunan jumlah kecacatan per satu juta
kesempatan dan perbaikan kapabilitas Sigma setelah pengimplementasian usulan
perbaikan. Perbandingan nilai DPMO dan SQL Antara sebelum dan setelah
implementasi dapat dilihat pada Tabel 4.14.
DPMO SQL
Produk
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi
4.5 Control
Control merupakan tahap dimana hasil-hasil setelah implementasi yang
menunjukkan penurunan kecacatan pada proses pembuatan OTC dipertahankan
dan dikontrol. Pengontrolan hasil implementasi tersebut dilakukan dengan
mengontrol kinerja proses yang ada, yaitu dengan tetap melaksanakan usulan-
usulan perbaikan yang telah diterapkan pada proses implementasi. Usulan-usulan
perbaikan tersebut harus tetap dilakukan dan diawasi pelaksanaanya sehingga
kinerja proses dapat terkontrol dan hasil setelah implementasi dapat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
peta kendali p, dengan perhitungan proporsi cacat seperti terlihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.16 Perhitungan Proporsi, UCL dan LCL Peta P Hasil Implementasi
Jumlah defect
Tanggal Output Proporsi UCL LCL
(unit)
12-Dec 470,000 15,273 0.0325 0.0361 0.0276
13-Dec 685,000 21,750 0.0318 0.0354 0.0283
14-Dec 791,000 24,857 0.0314 0.0352 0.0285
15-Dec 1,037,000 30,571 0.0295 0.0348 0.0288
16-Dec 659,000 21,500 0.0326 0.0354 0.0282
19-Dec 1,068,000 31,667 0.0297 0.0348 0.0289
20-Dec 998,000 31,143 0.0312 0.0348 0.0289
21-Dec 846,000 26,143 0.0309 0.0351 0.0286
22-Dec 630,000 22,000 0.0349 0.0354 0.0283
23-Dec 675,000 22,500 0.0333 0.0353 0.0283
26-Dec 874,000 29,000 0.0332 0.0349 0.0287
27-Dec 834,000 28,714 0.0344 0.0349 0.0287
28-Dec 834,000 26,000 0.0312 0.0351 0.0286
Total 10,401,000 331,118 - - -
Rata-rata - - 0.0320 - -
∑p
p=
N
331,118
p=
10,401,000
p = 0.0318
Jumlah Defect
Proporsi =
Output
15,273
Proporsi =
470,000
Universitas Indonesia
Proporsi = 0.0325
UCL = p + 3√(p(1-p)/n)
UCL = 0.0318 + 3√(0.0318(1-0.0318)/15,273
UCL = 0.0361
UCL = p - 3√(p(1-p)/n)
UCL = 0.0318 - 3√(0.0318(1-0.0318)/15,273
UCL = 0.0276
Dari hasil perhitungan proporsi, UCL dan LCL pada Tabel 4.16 di atas,
dibuat peta kendali p dengan memplot data tersebut untuk melihat apakah data
tersebut berada diantara UCL dan LCL atau tidak. Peta kendali p dapat terlihat di
bawah ini:
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Dari pengolahan data dan analisis yang sudah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan, bahwa penyebab losses material pada proses pembuatan OTC terdiri
dari defect OTC, defect lid, defect body can, dan scraps. Dari empat penyebab ini,
defect OTC merupakan penyebab losses material yang paling signifikan pada
proses pembuatan OTC yaitu sebesar 32%. Defect OTC disebabkan oleh tiga
faktor yaitu lid yang tidak tersambung baik, OTC penyok dan OTC bocor..
Penyebab dari kecacatan lid tidak tersambung baik dan OTC penyok yang telah
dilakukan tindakan perbaikan adalah lid tidak turun dari lid magazine, body can
pecah, OTC terjepit saat proses penataan ke dalam palet, OTC terjepit saat proses
pengeluaran dari palet.
Penerapan metode Six Sigma dapat menurunkan kecacatan produk.
Penurunan nilai kecacatan poduk pada proses pembuatan OTC terjadi secara
cukup signifikan, yaitu dari 25,838.50 DPMO menjadi 10,611.73 DPMO yang
berarti turun sebesar 15,226.77 DPMO. Jika dilihat dari kapabilitas Sigma, maka
penerapan metode DMAIC dapat meningkatkan level Sigma dari 3.45 menjadi
3.80 yang berarti terjadi peningkatan level Sigma sebesar 0.35.
Jika ditinjau dari tujuan penelitian, maka bagian-bagian proses produksi
yang memberikan sumbangan losses material sudah teridentifikasi. Bagian
produksi pembuatan OTC memberikan sumbangan losses material yang
signifikan dan telah dilakukan analisis dan perbaikan untuk menguranginya. Pada
saat sekarang ini, yang bisa diukur adalah besarnya defect yang terjadi pada proses
pembuatan OTC. Karena keterbatasan waktu, besarnya losses material untuk
keseluruhan proses belum bisa dilakukan pengukuran untuk dibandingkan dengan
rata-rata losses material yang sebelumnya dikarenakan perhitungan losses
material pada proses pembuatan OTC tersebut dilakukan satu bulan sekali.
79
Universitas Indonesia
5.2 Saran
Beberapa saran yang diberikan kepada penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
Usulan-usulan perbaikan sebaiknya dapat diterapkan secara kontinyu dan
terus menerus untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai.
Penerapan metode Six Sigma sebaiknya tidak hanya diterapkan pada
proses pembuatan OTC saja tetapi dapat diterapkan untuk mengurangi
penyebab-penyebab losses material yang lain, yaitu defect lid dan defect
body can.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia