Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGKURAN HASIL BELAJAR DAN EVALUASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PEMBELAJARAN ANAK SD

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Ririanti Rachmayanie, S.Psi, M.Pd

KELAS : 1A PGSD

OLEH : KELOMPOK 12

1. Rabyuniah 1810125120010
2. Muhammad najhan 1810125210031
3. Rosiana 1810125320043
4. Khairullah 1810125310046

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat


limpahan Rahmat, Nikmat dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan
jasmani dan rohani. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul pengkuran hasil belajra dan evaluasi

Makalah ini kami susun berdasarkan tugas kelompok dengan


mata kuliah Psikologi pembelajaran anak sd.Besar harapan kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan memberi pengetahuan
dan pemahaman tentang pengkuran hasil belajar dan evaluasi Terlepas
dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada terdapat kekurangan
di sana sini baiksegi bahasa maupun pembahasan materi. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian sangat
kami harapkan untuk kebaikan pembuatan makalah-makalah
selanjutnya.

Banjarmasin, 12 November 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui
hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hal ini hanya dapat
diketahui jika guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses
maupun produk pembelajaran. Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada
penilaian. Dengan kata lain di dalam evaluasi tercakup di dalamnya
penilaian. Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui
akibat dari pekerjaan-nya. Pendidik harus mengetahui sejauh mana
peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan.
Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil
pekerjaannya. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus melakukan
penilaian yang didahului dengan pengukuran.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pengukuran hasil belajar dan evaluasi.
2. Tujuan dan fungsi pengukuran hasil belajar dan evaluasi.
3. Jenis-jenis pengukuran hasil belajar dan evaluasi.
4. Prinsip-prinsip pengukuran hasil belajar dan evaluasi.

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa pengertian pengukuran dan evaluasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pengukuran dan evaluasi.
3. Menjelaskan apa saja jenis-jenis pengukuran dan evaluasi
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip hasil pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pengukuran hasil belajar dan evaluasi


Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu. Kata “Sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung
sekolah dan sebagainya. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus
menggunakan alat ukur (tes atau non-tes). Dalam bidang pendidikan, psikologi,
maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya
menggunakan tes. Sedangkan evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif (1989)
dalam Syah (2017: 139) berarti proses penilaian untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai oleh seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Pengukuran dan evaluasi mempunyai hubungan yang erat. Evaluasi
memberikan petunjuk pada bidang-bidang mana diperlukan measurement
(pengukuran), sebaliknya evaluasi tidak mungkin dilakukan tanpa pengukuran.
Pengukuran dilakukan atas keterampilan, kesanggupan dan achievement tiap
individu atau kelompok.

B. Tujuan serta fungsi pengukuran dan evaluasi


1. Tujuan dan Fungsi Pengukuran
a. Tujuan Pengukuran Hasil Belajar
Menurut Syah (2005:142) pengukuran hasil belajar memiliki
tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa
dalam suatu kurun waktu dan proses tertentu.
2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seseorang dalam kelompok
kelasnya.
3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
Hasil yang baik pada umumnya menunjukkan tingkat usaha yang
efisien.
4) Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan
kapasitas kognitif (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk
keperluan belajar.
5) Untuk mengetahui tingkat dan hasil metode mengajar yang digunakan
dalam proses belajar mengajar.
b. Fungsi Pengukuran Hasil Belajar
Pengukuran berfungsi untuk mendapatkan hasil perbandingan atau
nilai yang diperoleh ketika pengukuran tersebut selesai dilakukan.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi


a. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi yaitu, tujuan umum dan
tujuan khusus. L.Pasaribu dan Simanjuntak, menegaskan bahwa :
1) Tujuan umum dari evaluasi adalah:
- Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid
dalam mencapai tujuan yang diharapkan,
- Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang
didapat,
- Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
2) Tujuan khusus dari evaluasi adalah:
- Dapat merangsang kegiatan siswa,
- Dapat menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
seseorang siswa,
- Dapat memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan,
- Dapat memperbaiki mutu pelajaran.

b. Fungsi Evaluasi
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, evaluasi
mempunyai fungsi yang amat penting yaitu:
1) Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar
untuk memperbaiki proses belajar-mengajar, serta mengadakan
perbaikan program bagi murid,
2) Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil
belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka
pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua,
penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang
murid,
3) Untuk menentukan menentukan murid di dalam situasi belajar
mengajar yang tepat, sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
lainnya yang dimiliki oleh murid,
4) Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan)
murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.

C. Jenis-jenis pengukuran hasil belajar dan evaluasi


1. Jenis-jenis Pengukuran Hasil Belajar
a) Pengukuran Ranah Kognitif
Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif
memegang peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajran di SD,
SMTP, dan di SMU pada umum nya adalah peningkatan kemampuan
siswa dalam aspek kognitif.
b) Pengkuran Ranah Afektif
Ranah Afektif meliputi lima jenjang kemampuan.
 Menerima (receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa
untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam
kelas,musik,baca buku,dan sebagainya.) Di pandang dari segi
pengajaran, jenjang ini berhubungan dengan perhatian siswa. Hasil
belajar dalam jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa
sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak siswa.
 Menjawab (responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partsipasi siswa. Pada tingkat
ini , siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga
mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam
jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya
secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepiasan dalam
menjawab (misalnua membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan).
 Menilai (valuing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa
terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini
dimulai dari hanya sekedar penerimaan nilai (ingin memperbaiki
keterampilan kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih
tinggi (menerima tanggung jawab untuk fungsi kelompok yang lebih
efektif).
 Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang
berbeda, menyelesaikan/memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu,
dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara
internal. Jadi, memberikan penekanan pada membandingkan,
menghubungkan dan mensistesiskan nilai-nilai. Hasil belajar bertalian
dengan konseptualitas suatu nilai (mengakui tanggung jawab tiap
individu untuk memperbaiki hubungan-hubungan manusia) atau
dengan organisasi suatu sistem nilai (merencanakan suatu pekerjaan
yang memenuhi kebutuhannya baik dalam hal keamanan ekonomis
maupun pelayanan sosial).
 Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization
by a value or value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang
mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama
sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”. Jadi tingkah lakunya
menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi
sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada
kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik
siswa itu.
c) Pengukuran Ranah Psikomotor
Meskipun peranan ranah psikomotor semakin dirasakan
pentingnya, namun tidak dibicarakan meluas dalam lingkup tulisan ini.
Walaupun ranah psikomotor meliputi enam jenjang kemampuan, namun
masih dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok utama, yakni
keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, dan koordinasi
neuromuscular. Maka, kata-kata operasional yang dapat dipakai adalah:
 Keterampilan motorik (muscular or motor skills): memperlihatkan
gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan), menggerakkan,
menampilan, melompat, dan sebagainya.
 Manipulasi benda-benda (manipulation of materials or object):
menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi, dan
sebagainya.
 Koordinasi neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong,
dan sebagainya.

2. Jenis-jenis Evaluasi
a. Evaluasi Formatif
- Fungsi: Untuk memperbaiki proses belajar mengajar kearah yang
lebih baik,
- Tujuan: Untuk mengetahui sampai dimana penguasaan murid tentang
bahan yang telah diajarkan,
- Aspek-aspek yang dinilai: Yang berkenaan dengan hasil kemajuan
belajar murid, meliputi: pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan,
- Waktu pelaksanaan: setiap akhir pelaksaan satuan program belajar-
mengajar.
b. Evaluasi Sumatif
- Fungsi: Untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti
program pengajaran dalam satu catur wula, semester, akhir tahun atau
akhir dari program pengajaran dari suatu uuntit pendidikan,
- Tujuan: Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid,
- Aspek-aspek yang dinilai: kemajuann belajar, meliputi: pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pelajaran
yang sudah diberikan,
- Waktu pelaksanaan: akhir catur wulan, semester atau akhir tahun.
c. Evaluasi Placement (penempatan)
- Fungsi: Untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh
pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinya yang
tepat,
- Tujuan: Untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang
sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta
keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan
dalam mengikuti setiap pelajaran,
- Aspek-aspek yang dinilai: Meliputi: keadaan fisik, psikis, bakat,
kemampuan/pengetahuan, ketrampilan, sikap dan aspek-aspek lain
yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan anak selanjutnya,
- Waktu pelaksanaan: dilakukan sebelum anak mengikuti proses
belajar-mengajar yang pertama (baru masuk).
d. Evaluasi Diagnostik
- Fungsi: Untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau
yang mengganggu anak didik dalam proses pembelajara,
- Tujuan: Untuk mengatasi/membantu memecahkan masalah-masalah,
seperti: kesulitan atau hambatan anak didik waktu mengikuti belajar
mengajar,
- Aspek-aspek yang dinilai: Hasil belajar, latar belakang kehidupan
anak, keadaan lingkungan keluarga dan lain-lain,
- Waktu pelaksanaan: dapat dilaksanakansetiap saat sesuai dengan
kebutuhan.

A. PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN HASIL BELAJAR DAN EVALUASI

1) Prinsip-prinsip Pengukuran Hasil Belajar


a. Menyeluruh
Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik. Berprinsip keseluruhan yaitu dilaksanakan secara keseluruhan yang
berarti menyeluruh kesemua bagian. Contoh: Dalam penilaian hasil akhir
belajar, guru seni budaya mengumpulakn berbagai bukti aktivitas siswa
dalam catatan sebelumnya, penilaian yang dikumpulkan mulai dari
pengetahuan tentang seni budaya, keterampilan menari, menggambar,
bermusik, kehadiran, dan penilaian sikap peserta didik, semua hal tersebut
digabungkan menjadi satu dan menghasilkan nilai.
b. Obyektif
Penilaian yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-bedakan
latar belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang dihasilkan
oleh peserta didik tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya. Penilaian harus
dilaksanakan secara objektif dan tidak dipengaruhi oleh subyektivitas
penilai. Prinsip Obyektivitas yaitu terlepas dari faktor-faktor yang bersifat
subyektif sehingga evaluasi dapat menghasilkan evaluasi yang murni.
Contoh: Guru member nilai 85 untuk materi volley pada si A yang
merupakan tetangga dari guru tersebut, namun si B yang kemampuannya
lebih baik A, mendapatkan nilai hanya 80. Ini adalah penilaian yang bersifat
subyektif dan tidak disarankan. Pemberian nilai haruslah berdasarkan
kemampuan siswa tersebut.
c. Keterbukaan
Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pegambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
Prinsip ini menyatakan bahwa bahwa dalam mengadakan evaluasi harus
dilaksanakan secara bekerjasama dengan semua orang. Sebagai contoh
dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar, harus bekerjasama
antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan dengan pihak
murid. Contoh: Pada tahun ajaran baru, guru Kimia menerangkan tentang
kesepakatan pemberian nilai dengan bobot masing-masing aspek, misal
partisipasi kehadiran diberi bobot 20%, tugas individu dan kelompok 20%,
ujian tengah semester 25%, ujian akhir semester 35%. Sehingga disini
terjadi keterbukaan penilaian antara murid dan guru.

2) Prinsip-prinsip Evaluasi
a. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran di
samping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran. Tujuan
instruksional, materi dan metode pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga
kesatuan terpadu yan tidak boleh dipisahkan.
b. Keterlibatan siswa
Prinsip ini di berkaitan erat dengan metode balajar CBSA (cara belajar
siswa aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak.
Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar-
mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
c. Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan
materi pengajarann yang sudah disajikan dan sesuaii dengan ranah
kemampuan yang hendak diukur. Tidak dapat dibenarkan menyusun alat
evaluasi hasil belajar atau evaluasi pencapaian belajar yang meguukur bahan
yang belum disajikan dalam kegiatan belajar-mengajar.
d. Pendagogis
Di samping sebagai alat penilai hasi/pencapaian belaja, evaluasi juga perlu
diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi
pendagogis. Evaluasi hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk
siswa dalam kegiatan belajarnya.
e. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai lapporan
pertanggungjawaban (accountability).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.Pengkuran
bersifat kuantitatif.evaluasi adalah mengmbil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik dan buruk nya.Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk
mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai rencana
pembelajran yang disusun oleh guru mata pelajaran.

B. Saran
dengan mengetahui kegiatan evaluasi diharapkan bisa membantu memberikan
pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami cara mendiaknosa kelebihan
daln kelemahan siswa termasuk metode yang di gunakan apakah sudah tepat atau
belum.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka

Citra.

Daryanto, H. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai