DISUSUN OLEH:
TISYA DARMAWANTI
NIM:214210425
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan
bagian alat kelamin lainnya Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai
menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung
setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga
merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi
makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak)
yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yakni :
PEMBAHASAN
Organ reproduksi pria terbagi dua yakni struktur luar (eksterna) dan struktur dalam (interna). Struktur
luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Berikut yang
termasuk struktur luar dari sistem reproduksi pria :
a. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian yaitu batang penis (bagian terbesar dari penis) dan kepala penis.
Pada bagian kepala penis terdapat kulit yang menutupinya yang disebut preputium . Kulit ini yang
diambil secara operatif saat seseorang melakukan sunat (sirkumsisi). Pada bagian dalam dari penis
terdapat jaringan seperti spons yang bisa membesar dan menegang. Bila hasrat seksual seorang pria
meningkat, atau kadangkala tanpa alasan yag jelas, jaringan ini akan terisi pembuluh darah dan
syaraf sehingga akibatnya penis membesar dan mengeras. Hal ini terjadi karena penis terisi darah
saat terangsang. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk
penis bervariasi, namun umumnya bila penis ereksi ukurannya hampir sama.Keadaan ini disebut
ereksi. Kemampuan untuk ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam
penis juga terdapat sebuah saluran yang berfungsi untuk mengeluarkan urin. Saluran ini juga
berperan untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi fungsi penis secara keseluruhan adalah sebagai
alat sanggama dan sebagai saluran untuk pengeluaran sperma dan urin.
b. Skrotum (kantung zakar)
Skrotum merupakan sebuah kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat
lipat. Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Scrotum mengandung otot polos yang
mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap.
Kondisi ini menguntungkan karena testis dapat membuat sperma pada kondisi terbaik. Dalam
menjalankan fungsinya, skrotum bahkan dapat merubah ukurannya. Bila suhu udara dingin,
skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian
lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
c. Testis (buah pelir / zakar)
Testis merupakan organ kecil yang memiliki diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis
membutuhkan suhu sedikit lebih rendah dari suhu badan (36,7 oC) agar dapat berfungsi secara
optimal, Hal inilah yang menyebabkan mengapa testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong
yang disebut skrotum. Pada laki-laki, ukuran dan posisi testis yang agak sedikit berbeda antara
kanan dan kiri. Hal ini masih normal.
Saat melewati masa pubertas, saluran khusus berbentuk koil di dalam testis mulai membuat sel-sel
sperma. Sejak saat inilah, testis akan memulai tugasnya dalam membuat sperma. Tugas khusus akan
terus diembannya sampai sang pemilik meninggal. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Berbentuk seperti berudu (kecebong), dapat bergerak sendiri dengan
ekornya. Cairan putih dan kental yang diproduksi oleh vesikula seminalis dan kelenjar prostat bercampur
dengan spermatozoa membentuk campuran yang disebut semen. Epididimis, vas deferens, dan urethra
merupakan saluran untuk jalannya semen. Pada saat puncak rangsang seksual terjadi orgasme atau
ejakulasi, yaitu semen dipancarkan keluar dari ujung penis yang ereksi. Testis juga memiliki tanggung
jawab lain. Ia harus membuat hormon testosteron. Hormon ini merupakan hormon yang sangat
bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi
besar dan berat, dan berbagai perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak
dewasa.
Berikut yang termasuk struktur dalam (interna) dari sistem reproduksi pria adalah sebagai berikut :
c. Testosteron Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
2. Spermatogenesis
Wanita Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai organ reproduksi yang lengkap tetapi
belum berfungsi sepenuhnya. Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah
memasuki masa pubertas. Anatomi organ reproduksi wanita terdiri atas alat / organ eksternal dan
internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi.
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus hipofisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen.
a. Vulva Vulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis,
labia (labia mayora dan labia minora), klitoris, hymen (selaput dara), vestibulum, orificium
urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris : gundukan jaringan lemak yang terdapat dibagian bawah perut,
Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan
tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa.
Labia: Lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis.Terdiri dari dua bibir,
yaitu labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar dan labium minora (bibir
dalam), merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina.
Klitoris : merupakan organ kecil yang terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan
dasar mons pubis. Ukurannya sebesar kacang polong, penuh dengan sel syaraf sensorik dan
pembuluh darah. Organ mungil ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.
Vestibulum : Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/ orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Introitus / orificium vagina : Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup
lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal
terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan
bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk
himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang
robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya
primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan
darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna
b. Vagina
Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim.
Vagina dilalui oleh darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari
otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat
melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang
terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara.
Bentuknya bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat
bersanggama, kecelakaan, masturbasi/ onani yang terlalu dalam, olah raga dsb.
c. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otototot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan
vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
a. Serviks
Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim. Disebut demikian karena serviks memang
merupakan bagian terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Sehingga berhubungan
dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada sekitar waktu ovulasi,
mukus ini menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus.
Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
b. Rahim (Uterus)
Uterus (rahim) merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam reproduksi wanita, yakni dari
saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum
hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur
ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Uterus
terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan
rongga perut.
sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
hormon estrogen. Kemudian terjadi ovulasi diikuti dengan keluarnya cairan karena
pengaruh hormon progresteron. Bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan tadi bersama
sel telur akan terlepas (meluruh) dan keluar melalui vagina yang disebut sebagai
rata-rata periodenya datang setiap 28 hari, hal ini dapat bervariasi pada setiap
perempuan. Periode ini juga sangat tidak teratur pada 2-3 tahun pertama mulai menstruasi.
a. Payudara Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari
massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap
lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari
lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama
payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah
payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.
b. Kulit Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara
seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung pheromone
(sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik
seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur).
Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
1. Fungsi seksual Alat yang berperan adalah vulva clan vagina. Ketenjar pada vulva yang dapat
mengeluarkan cairan, berguna sebagai pefumas pada saat sanggama. Selain itu vulva dan vagina juga
berfungsi sebagai jalan lahir.
2. Fungsi hormonal Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim didalam
memperlahankan ciri kewanitaan dan pengaturan haid. Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang
terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat hubungannya dengan fungsi indung telur yang
menghasilkan hormon-harmon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Dalam masa kanak-kanak indung
telur belum menunaikan fungsinya dengan baik. Indung teiur mulai berfungsi, yaitu kurang lebih pada
usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif menghasilkan hormon – hormon wanita. Hormon-hormon ini
mengadakan interaksi dengan hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya
terjadilah perubahan-perubahan fisik pada wanita. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara,
kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan disusul rambut-rambut di ketiak. Selanjutnya
terjadilah haid yang pertama kali, disebut menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun. Mula-mula haid
datang tidak teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang wanita masuk kedalam
masa reproduksinya yang berlangsung kurang iebih 30 tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche
dan 1 sampai 3 tahun setelah menarche berlangsung dengan cepat, saat ini disebut masa pubertas.
Setelah masa reproduksi wanita masuk kedalam masa klimakterium yaitu masa yang menunjukan fungsi
indung telur yang mulai berkurang. Mula-mula haid menjadi sedikit, kemudian datang 1- 2 bulan sekali
atau tidak teratur dan akhirnya berhenti sama sekali. Bila keadaan ini berlangsung 1 tahun, maka
dikatakan wanita mengalami menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini sering disertai gejala-
gejala panas, berkeringat, jantung berdebar, gangguan psikis yaitu emosi yang labil. Pada saat ini terjadi
pengecilan alat-alat reproduksi dan kerapuhan tulang.
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons
terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya
dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel kromofob
hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel
granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal
siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu
sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
4. Estrogen Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon
androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh
plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks
dan pengentalan lendir serviks.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi
tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan
terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh
jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian
naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-
masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine
dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu
/meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.Pada kehamilan,
prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik /
laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek
inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat
terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.