Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

“PENCEGAHAN INFEKSI”

NAMA : Laras Chinta

NPM : F0G019027

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Linda yusanti, S.ST, M.keb Lindayusanti,S.ST, M.keb

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020


A. Mencuci tangan sesuai prosedur
a. Pengertian
Mencuci tangan adalah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengantujuan untuk menjadi
bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan ataupuntujuan lainnya.
a. Tujuan
1. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan.
2. Mencegah infeksi silang (cross infection).
3. Menjaga kondidi steril.
4. Melindungi diri dan pasien dari infeksi.
5. Memberikan perasaan segar dan bersih
b. Indikasi
1. Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik, pemasangankateter dan
pemasangan alat bantu pernapasan
2. Sebelum melakukan asuhan kebidanan langsung.
3. Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.
4. Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganismekhususnya
pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaputlendir, cairan tubuh,
sekresi atau ekresi.
5. Setiap kontak dengan pasien di unit resiko tinggi.
c. Kontra Indikasi
Agar terhindar dari infeksi dan Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
d. Efek Samping
Apabila kita tidak mencuci tangan maka akan mudah penyakit terinfeksi kepada orang
lain,karena tangan merupakan media pengantar utama penularan penyakit.
e. Prosedur Tindakan
Persiapan Alat
a. Sabun Antiseptik
b. Bak cuci dan Air Mengalir
c. Handuk atau pengering
Prosedur Kerja
1. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian.
2. Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih rendah dari siku.
3. Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun batang, pegang dan gosok
sampai berbusa.
4. Menggosok kedua tangan telapak tangan dengan cepat, selama 10 – 15 detik.
5. Menggosok punggung tangan secara bergantian.
6. Menggosok sela-sela jari secara melingkar bergantian.
7. Menggosok buku-buku jari secara bergantian.
8. Menggosok  ibu jari secara bergantian.
9. Menggosok ujung-ujung jari secara bergantian.
10. Membilas lengan dan tangan dengan air bersih yang mengalir.
11. Menutup kran dengan siku.
12. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering.
A. Menggunakan Alat Perlindungan Diri
a. Pengertian
Alat pelindung diri (APD) adalah alat pelindung diri yang digunakan ketika
melaksanakan kegiatan dalam laboratorium pada saat melakukan tindakan yang terpapar atau
diperkirakan akan terjadi kontak dengan specimen, bahan kimia dan atau benda yang
terkontaminasi.
b. Tujuan
Melindungi kulit, selaput lender dan bagian tubuh lain petugas laboratorium dari resiko
paparan atau diperkirakan akan terjadi kontak dengan specimen, bahan kimia dan atau
benda yang terkontaminasi
c. Indikasi
Jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
d. Kontra Indikasi
Agar terhindar dari percikan darah atau cairan lainnya.
e. Efek Samping
1. Kaki yang tidak menggunakan sepatu safety sebagai alat pelindung diri akan lebih
beresiko menimbulkan cedera.
2. Saluran pernafasan terkontaminasi zat-zat berbahaya di udara apabila tidak memakai
masker.
f. Prosedur Tindakan
Peralatan
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Pelindung mata
4. Pelindung wajah
5. Penutup kepala
6. Baju pelindung
7. Sepatu boot
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan sebelum memakai APD.
2. Memakai jas Lab lengan panjang, diganti setiap hari dan tidak digunakandiruangan lain
3. Memakai masker untuk melindungi hidung dan mulut. Masker sekali pakai,diganti setiap
4 – 6 jam, jangan disimpan dalam kantong jas lab, jangan digantung dileher dan jangan
dipakai bergantian.
4. Memakai sarung tangan. Gunakan sarung tangan berbeda setiap pasien / specimen. Harus
memahami teknik memakai dan melepaskan sarung tanga
5. Memakai alas kaki tertutu
6. Jika diperlukan, gunakan pelindung wajah/google, apron dan penutup kepal
7. Cuci tangan setelah memakai APD
8. APD yang kotor dan terkontaminasi harus disingkirkan dan segera
diganti,didekontaminasi untuk kemudian dicuci, disterilisasi atau dibuang
B. Melakukan Dekontaminasi Alat
a. Pengertian
Adalah suatu proses untuk menghilangkan atau memusnahkan mikroorganisme dan
kotoran yang melekat pada peralatan medis untuk memutus mata rantai penularan infeksi
dari peralatan medis kepada pasien dan petugas kesehatan sehingga aman untuk
penanganan selanjutnya.
b. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melakukan dekontaminasi alat
kesehatan bekas pak
c. Indikasi
Peralatan medis yang terpapar darah, urine ,feses, dan semua cairan.
d. Kontra Indikasi
Agar alat lebih steril
e. Efek Samping
Menghidari pasien dari infeksi, yaitu dengan cara mensterilkan alat-alat tersebut.
f. Prosedur Tindakan
Peralatan
1. Larutan klorin 5%
2. Air mengalir
3. Baskom steril 3 buah
4. Gelas ukur
5. Sarung tangan rumah tangga
6. Celemek
7. Sikat
8. Spons
9. Sabun cair
10. Lab bersih dan kering
11. Kain pembungkus yang bersih
12. Plaster untuk label
13. Korentang dan tempatnya
14. Gunting verban
Prosedur Kerja
Pengenceran 0,5% untuk merendam alat-alat yang terkontaminasi
1. Pakai sarung tangan dan celemek plastic
2. Siapkan gelas ukur,siapkan air 1 literdalam Waskom
3. Siapkan gelas ukur untuk tuang (klorin 0,5%,100 ml dalam 1 liter air tersebut
dengan perbandingan 9:1 (air:klorin) aduk sampai rata
4. Rendam alat kesehatan segera setelah dipakai dalam larutan tersebut selama 10
menit
5. Segera bilas dengan air mengalir hingga bersih dan lanjutkan dengan pembersih
(cuci dan bilas) dengan langkah sbb
a. Sikat dengan menggunakan sabun alat kesehatan yang sudah direndam tadi,
kemudian digosok dengan menggunakan spons + sabu sampai bersih
b. Bila alat-alat tersebut dibawah air mengalir hingga bersih
6. Mensterilkan dengan otoklaf dengan suhu 121oC (30 menit dibungkus, 20 menit
tidak dibungkus)
7. Menuliskan nama alat tanggal dan jamnb bb nj
Pengenceran 0,05%-0,1% untuk merendam alat-alat yang telah dicuci dan dibilas
dibawah air mengalir
1. Pakai sarung tangan rumah tangga dan celemek plastic.
2. Siapkan gelas ukur, tuangkan 1 liter/bagian bayklin dan tambahkan 9 liter/bagian
3. Rendam alat kesehatan yang sudah dicuci air mengalir pada Waskom berisi klorin
0,05%-0,1% tadi selama 10 menit.
4. Segera bilas dengan air mengalir dan lanjutkan dengan pembersih.
5. Alat-alat yang sudah dibersih kemudian dilap sampai kering.
6. Alat-alat kesehatan yang sudah dikeringkan tadi dibungkus dengan kain bersih
dan kering.
7. Kemudian dituliskan nama alat,tanghal dan jam
8. Selanjurnya alat siap untuk disterilkan.
C. Melakukan pengelolaan benda tajam
a. Definisi
Benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki tusuk tajam atau runcing, yang dpat
memotong atau menusuk kulit, seperti jarum suntik, bisturi, blood lancet,  pecahan kaca
dan ampul obat.
b. Tujuan
Sebagai acuan penetapan langkah-langkah pembuangan benda tajam dan jarum
c. Indikasi
1. Sesudah melakukan pengobatan pada pasien
2. Sesudah melakukan tindakan yang menggunakan benda tajam
d. Kontra indikasi
1. Menghindari agar benda tajam tidak tertusuk kepada pasien atau orang lain.
e. Efek samping
Jika benda tajam tersebut bisa tertusuk kepada orang lain nanti akan berakibat vatal
f. Prosedur tindakan
 Pengelolaan jarum/benda tajam setelah pakai:
a. Jangan menekuk/mematahkan jarum suntik/benda tajam yang telah dipakai
b. Jangan meletakkan jarum suntik/benda tajam bekas pakai di sembarang tempat
c. Segera buang jarum/benda tajam ke dalam wadah yang telah ditentukan dan
dibuang sendiri oleh si pemakai.
d. Kontainer benda tajam diletakkan dekat dengan lokasi tindakan.
e. Wadah yang digunakan harus tahan tusukan, tahan air dan tidak bisa dibuka lagi
berlabel biohazard atau berwarna kuning.
f. Setelah berisi 3/4 bagian, dibawa ke tempat penyimpanan sementara untuk
selanjutnya dibawa oleh oihak ketiga untuk diinsinerasi.
 Pengelolaan pecahan kaca
a. Gunakan sarung tangan rumah tangga.
b. Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam tersebut,
kemudian bungkus dengan kertas.
c. Masukkan ke dalam kontainer tahan tusukan.
d. Setelah berisi 3/4 bagian, dibawa ke tempat penyimpanan sementara untuk
selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga untuk diinsinerasi
 Pembuangan benda tajam:
a. Benda tajam dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan dan anti bocor/safety  box.
b. Sesudah 3/4 bagian penuh, disimpan di tempat penyimpanan sementara untuk
selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga untuk diinsinerasi.
c. Cara lain adalah enkapsulasi, yaitu sesudah 3/4 bagian penuh, bahan semen atau
pasir dimasukkan dalam wadah sampai penuh. Sesudah bahan menjadi  padat dan
kering, wadah ditutup, disebarkan pada tanah rendah, ditimbun dan dikuburkan.
D. Melakukan pengelolaan limbah infeksius dan non infeksius
a. Definisi
1. Limbah infeksius adalah limbah padat yang terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada orang lain.
2. Pengelolaan sampah non infeksius adalah suatu kegiatan yang dilakukan didalam
mengelola sampah yang tidak tercemar darah atau cairan tubuh pasien berupa
kertas, plastic, alat tulis kantor, sisa makanan dan minuman, daun yang dibawah
oleh pasien, pengunjung maupun petugas rumah sakit.
b. Tujuan
1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah limbah padat infeksius
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelola sampah non infeksius
yang dihasilkan dari instalasi rawat inap dan rawat jalan serta penunjang lainnya.
c. Indikasi
1. Limbah Infeksius: Sesudah melakukan tindakan pada pasien
2. Limbah Non Infeksius :
d. Kontra Indikasi
1. Agar limbah infeksius tidak menular ke pasien atau orang lain
e. Efek smaping
f. Prosedur Tindakan
Limbah infeksius
1. Menampung limbah padat infeksius kedalam tempat sampah medis yang dilapisi
kantong plastic kuning.
2. Petugas cleaning servise menggunakan APD lengkap: mengumpulkan dan
mengangkut limbah padat infeksius kedalam kereta sampah medis beserta
kantong plastic medis yang diikat erat.
3. Mengganti/melepasi tempat sampah dengan kantong plastic yang baru.
4. Mengangkut limbah padat infeksius ke tempat penampungan sementara yaitu
container medis menggunakan kereta sampah medis.
5. Petugas pihak ketiga mengambil container setiap 2 hari sekali untuk dikelola.
Limbah Non Infeksius
1. Cuci tangan dengan air mengalir sebelum melakukan kegiatan
2. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
3. Gunakan alat pelindung diri (APD) topi,masker, sarung ,dan sepatu tertutup
4. Gunakan tempat sampah tertutup dengan system buka tutup menggunakan pijakan
kaki
5. Masukkan semua sampah non infeksius pada tempat sampah tertutup yang
dilapisi kantong plastic bewarna hitam
6. Ikat kantong plastic pelapis tempat sampah jika volume sampah sudah memenuhi
¾ tempat sampah.
E. Melakukan pengelolaan alat pasca dekontaminasi
a. Definisi
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas


Permenkes RI No 43 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan laboratorium yang baik
Permenkes RI No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, tempat
praktek mandiri dokter dan tempat praktek mandiri dokter
Ns.Abdul Ghofar, S.Kep.,M.Pd, Daru Wijayanti, 2012 Keterampilan Perawatan Klinik.
A.Poter, Patricia, Pery, 2002, Keterampilan dan Prosedur Dasar, Mosby: Elsevier Science
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya, Departemen Kesehalan RI tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai