Anda di halaman 1dari 2

1.

Artikel C

2. Review:

Saya setuju yang dikatakan penulis, bahwa memang sekarang perlu adanya
gerakan dalam mengembangkan UKM, apalagi dengan adanya UKM pengangguran
dapat terkurangi dan juga meningkatkan nilai pada poin PDB. Disini penulis menilai
bahwa UKM sendiri belum siap menghadapi tantangan-tantangan yang akan datang,
Karena Strength-Weakness -Opurtunity-Threats yang belum di identifikasi secara
lanjut oleh pelaksana UKM. Pada jangka pendek mungkin UKM masih dapat hidup,
tapi dalam jangka panjang ke depan belum ada yang tahu pasti bagaimana UKM-
UKM tersebut dapat bertahan, terlebih dalam mendapatkan sumberdaya manusia yang
kompeten dan handal menjadi salah satu poin penting dalam menjalankan UKM.

Adapun strategi-strategi yang dipaparkan oleh penulis yaitu SO (Strength


-Opurtunity) yang menitikberatkan pada keunggulan sebuah produk dimata end
consumer, serta menilai dengan jeli jenis permodalan ataupun perkreditan dengan
suku bunga yang rendah dengan jangka pembayaran yang strategis. Berikutnya ada
strategi ST (Strength-Threats) yang mengacu pada seberapa kuat sebuah bisnis dapat
bertahan didalam situasi pasar yang sangat kompetitif. Pemilik UKM dituntut agar
dapat membuat usaha mereka berkelanjutan dengan tidak mudah tenggelam oleh
UKM - UKM yang bermunculan serta mengkokohkan internal dari UKM itu sendiri.
Selanjutnya ada strategi WO (Weakness-Opurtunity) yang mengacu pada kelemahan
yang ada pada UKM diubah menjadi sebuah peluang dalam menembus ombak pasar
yang kompetitif, dengan cara mensegmen produk mereka ke pasar niche (sempit)
yang lebih terfokus, sehingga kompetitor akan kesusahan dalam bersaing dengan
UKM terkait. Strateginya berikutnya adalah WT (Weakness- Threats) yaitu dengan
menjaga backline UKM dengan merawat hubungan yang baik dengan upward
ataupun downward channels yang UKM terkait miliki dan yang terakhir diikuti
dengan strategi pemasaran yang tepat agar tidak membuang sumberdaya yang
dimiliki.

Dari sini saya bisa menarik kesimpulan bahwa setiap pelaku UKM perlu
mempersiapkan business plan-nya secara matang. Mulai dari hal yang kecil hingga
terbesar, karena kita tak pernah tahu kemana arus perekonomian akan membawa kita
ke tahun-tahun depannya. Apalagi sedang marak-maraknya business model startup
yang akhir-akhir ini mulai ramai diperbincangkan. Hal ini tentu saja akan mendorong
minat, bakat, serta inovasi-inovasi terbaru dari para Miillenials yang terus beradaptasi
terhadap kemudahan yang diberikan oleh teknologi. Segala sesuatu sudah berada
didalam genggaman tangan. Hanya click ataupun ketukan jari sudah dapat merubah
yang tidak terpikirkan menjadi hal yang nyata. Sebagai seorang mahasiswa UBAYA,
saya juga turut memanfaatkan teknologi yang ada dalam menciptakan kemungkinan-
kemungkinan inovasi baru yang dapat muncul, tentu saja dengan memfilter hal-hal
negatif, karena tidak semua perubahan dapat membuat perubahan positif. Adapun
saya rasa, para pemilik UKM dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan SWOT dasar
yang dapat mereka gunakan sebagai acuan dalam menjalankan UKM.

Dari sini kita dapat mengintrospeksi diri dengan memperbaiki hal-hal yang
dirasa perlu perhatian lebih, karena tidak jarang saya rasa banyak pemilik UKM yang
menyerah terlalu dini didalam berproses. Hal ini hanya akan menjadikannya sebuah
loophole mengerikan yang tak berujung, yang tentu saja tidak kita inginkan. Hal ini
masih belum terlambat, selama kita masih ada keinginan untuk terus maju pasti bisa.
Semoga dengan saya mengikuti kelas perkuliahan Perekonomian Indonesia, saya
dapat lebih baik memahami situasi perekonomian yang dihadapi oleh negeri serta
memberikan kontribusi-kotribusi nyata kedepannya yang dapat memperbaiki negeri
ini pada masa esok.

3. Citation :

Hermanto, A., Tayibnapis, A.Z., Setyaningrum, I (2016). Strategi pengembangan


UKM berbasis inovasi di Propinsi Jawa Timur: Periode 2010-2014

Anda mungkin juga menyukai