PUSKESMAS TARUS
PROPOSAL
OLEH
PROPOSAL
OLEH
BERNADETA APRILIANI ANCIS
NIM : 1377 027218
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 1377027218
Tanda Tangan :
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
iv
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Mengetahui
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat-Nya, maka saya dapat menyelesaikan Proposal dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarus”
dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
limpah terima kasih kepada:
1. Ketua Yayasan Maranatha Kupang, Alfriets Selan, atas dukungannya
2. Ns.Stefanus Mendes Kiik, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku Ketua STIKes
Maranatha Kupang beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
STIKes Maranatha Kupang.
3. Ns. A. A. Istri Fenny Lastari, S.Kep.,M.Kes selaku dosen pembimbing utama
yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan motivasi kepada penulis.
4. Ns. Priska Ketriani Lette, S.Kep selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah banyak memberikan masukan, saran, dan motivasi kepada penulis.
5. Fransita M. A. Fiah, S.Kep.,M.H selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan, saran untuk perbaikan penulisan skripsi ini
6. Ns. Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep.,M.Kes selaku Wakil Ketua I, Rudolf
Nino Selan, S.Kep.,M.Kep selaku Wakil Ketua II, dan Pdt. Guten A. K. Selan,
S.Th selaku Wakil Ketua III STIKes Maranatha Kupang yang telah
memfasilitasi kelancaran perkuliahan pada program studi S1 Keperawatan.
7. Ns. Juandri Seprianto Tusi, S.Kep,.M.T selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKes Maranatha Kupang yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi S1
Keperawatan.
8. Pembimbing Akademik saya Antonius R.Vanchapo, S.Kep.M.M.Kes, yang
selalu memotivasi.
9. Tenaga Kependidikan Khususnya Bapak dan Ibu dosen yang mengabdi di
STIKes Maranatha Kupang, yang telah dengan susah payah mengajar,
membimbing, serta memotivasi selama menjalani pendidikan di STIKes
Maranatha Kupang.
vi
10. Kepala Puskesmas Tarus Kupang yang telah memberikan ijin pengambilan
data awal penelitian dan ijin melakukan penelitian.
11. Kedua orang tua yang saya cintai, Bapak Dominikus Ancis dan Ibu Petronela
Seniman yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan moril, doa dan
material dalam setiap perjuangan dan perjalanan hidup penulis.
12. Teman-teman seangkatan tahun 2017 yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis.
13. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Proposal ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan penyusunan Proposal ini. Penulis
menyadari bahwa Proposalini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala
masukan, saran demi perbaikan penulisan Proposal ini penulis terima dengan
senang hati.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
viii
3.5............................................................................................................
Populasi dan Sampel ........................................................................ 30
3.6............................................................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 31
3.7............................................................................................................
Instrumen Penelitian ......................................................................... 31
3.8............................................................................................................
Etika Penelitian ................................................................................ 32
3.9............................................................................................................
Prosedur Penelitian............................................................................ 33
3.10 Analisis Data................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 37
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR SINGKATAN
RI : Republik Indonesia
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
prevalensi stunting di dunia pada tahun 2010 adalah 40%). Daerah pedesaan
memiliki proporsi yang lebih besar untuk kejadian stunting pada balita (40%)
dibandingkan dengan daerah perkotaan (33 %), Prevalensi anak stunting yang
berpendidikan adalah 17 kali lebih tinggi dari pada prevalensi di antara anak-
anak yang tinggal di rumah tangga dengan kepala rumah tangga yang
stunting masih tinggi yaitu 30,8% (Kemenkes RI, 2018). Jumlah tersebut
masih di atas angka batas stunting World Health Organization (WHO) yaitu
<20%. Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar
8,9 juta anak Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting.
Nusa Tenggara Timur (42,7%), diikuti Sulawesi Barat (41,6%) dan Aceh
(37,1%). Provinsi dengan prevalensi dengan stunting paling kecil adalah DKI
Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang dapat
dibawah garis normal yaitu kurang dari -2SD dikatakan pendek dan kurang
kesehatan, sanitasi dan lingkungan. Ada lima faktor utama penyebab stunting
kesehatan. Faktor yang berhubungan dengan status gizi kronis pada anak
balita tidak sama antara wilayah perkotaan dan pedesaan, sehingga upaya
dari tiga hal, yaitu secara fisik, kognitif, dan psikososial. Aryastami (2017)
khususnya ibu perilhal wawasan seputar stunting bisa menjadi penentu sikap
ibu dalam menjaga kesehatan agar stunting dicegah. Penelitian ini dilakukan
3
Kupang, jumlah balita yang mengalami stunting pada tahun 2017 sebanyak
120 orang, pada tahun 2018 sebanyak 115 orang, pada tahun 2019 sebanyak
130 orang dan jumlah kunjungan balita stunting enam bulan terakhir yaitu
Tarus, 2020).
1.3. Tujuan
Tarus.
1.4. Manfaat
1.4.1. Teoritis
1. Institusi Pendidikan
2. Mahasiswa
berbeda.
1.4.2. Praktis
1. Tempat Penelitian
2. Orang Tua
Perbedaan Penelitian :
kejadian stunting (p= 0,000) dan tingkat sosial penghasilan keluarga (p=
Tentang Gizi, Tinggi Badan Orangtua, Dan Tingkat Pendidikan Ayah Dengan
Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan dapat dsimpulkan sebagai
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi
stunting baru nampak setelah usia 2 tahun (Kiik & Nuwa, 2020).
balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut
score kurang dari -2SD (standar deviasi) dan severely stunted apabila
dengan standar tinggi anak pada populasi yang normal sesuai dengan
usia dan jenis kelamin yang sama (Kiik & Nuwa, 2020).
kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita)
periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga
a. Faktor Langsung
1) Jenis Kelamin
pertumbuhan.
Indonesia.
4) Penyakit Infeksi
sebagainya.
1) Pendidikan Ayah
2) Pendidikan Ibu
3) Pekerjaan Ayah
4) Pekerjaan Ibu
5) Pemberian ASI
7) Status Ekonomi
kurus.
kerdil.
bagi penentuan status gizi. Anak dengan orang tua yang pendek,
2. Pertumbuhan melambat
7. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar (Kiik &
Nuwa, 2020).
17
Michaelesen & Onyango, (2013); Beal, el al., (2018) dalam (Kiik &
Nuwa, 2020).
18
Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang cukup lama dan
2018).
2. Perkembangan Penurunan Perkembangan Kognitif, Motorik
, Dan Bahasa
3. Ekonomi Peningkatkan Pengeluaran Akibat Masalah
Anak Sakit.
anak yang sakit. Meskipun data ini jarang, satu studi dari
20
sakit.
hari.
buruk lainnya.
Dampak kesehatan jangka panjang yang akan terjadi pada
Balita dibagi dua kelompok yaitu anak dengan usia satu sampai tiga
tahun disebut toddler dan anak dengan usia diatas tiga tahun sampai
lima tahun disebut pra sekolah. Pada usia balita dikatakan sebagai masa
21
golden age atau masa keemasan. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
tersebut.
dipengaruhi oleh asupan zat gizi melalui makanan dan minuman sesuai
makan oleh tubuh. Status gizi optimal adalah asupan dan kebutuhan zat
gizi yang seimbang, maka asupan zat gizi mempengaruhi status gizi
kecukupan zat gizi per hari berdasarkan golongan (umur, jenis kelamin,
permasalahan status gizi yang ditinjau dari tinggi badan yang lebih
Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas
sumber daya manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status
gizi dan kesehatan ibu pada masa pra hamil, saat kehamilan dan saat
yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada hari pertama
dan kecerdasannya, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik
yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif, yang
(overtbehaviour).
baru.
stimulus.
1. Tahu (Know)
Kata kerja yang mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
2. Memahami (Comprehention)
dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
atau suatu objek ke dalam satu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
a) Pengertian
a) Pengertian stunting
pengetahuan
b) Penyebab stunting
b) Tingkatan
c) Ciri-ciri anak
pengetahuan
stunting
1. Tahu
d) Dampak stunting
2. Memahami
e) Status gizi pada
3. Aplikasi
Balita
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Sumber : (Fitri, N. Aini, 2020); (Kiik & Nuwa, 2020); (Notoatmodjo, 2012)
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan
: Diteliti
: Hubungan
3.2. Hipotesis
atau penelahan hubungan antara dua variabel pada situasi atau sekelompok
subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan
gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain.
objek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang
2012).
29
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, atau tentang apa yang diukur
NKES/SK
/XII/2010
3.5.1 Populasi
3.5.2 Sampel
1. Besar Sampel
N
n=
1+ N ¿ ¿
80
n=
1+80 ¿ ¿
80
n=
1+80 (0,0025)
80
n=
1+0,2
80
n=
1,2
31
n=66
Jadi Jumlah Sampel dalam penelitian adalah 66 orang.
Dengan Kriteria Inklusi
2. Teknik Sampling
tentang cara pengisian dan jika ada responden yang mengalami kesulitan
bagian yaitu :
jika subyek menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
1. Surat ijin pengambilan data awal dan surat penelitian dari ketua
(DPMPTSP)
Kupang.
1. Data primer
2. Data sekunder
dengan penelitian.
3. Pengolahan Data
sebagai berikut:
a) Editing
sesuai dengan isi yang telah di sadap melalui alat ukur kuesioner
(Notoatmodjo, 2012).
b) Coding
(Notoatmodjo, 2012).
c) Prossecing
(Notoatmodjo, 2012).
d) Cleaning
digunakan adalah :
6∑2
d
r s=1− 2
n(n −1)
Keterangan :
apabila nilai ρ< 0,05 maka secara statistik kedua variabel tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Januari 2021.
Tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua, Dan Tingkat Pendidikan Ayah
Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan. Diakses dari
Marbun, Meyana, dkk. (2019). “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dan Tingkat
Nusnatara.
Cipta.
November 2020.
Sinatrya & Muniroh. (2019). Hubungan Faktor Water, Sanitation, and Hygiene
Alamat : Liliba
Telepon : 082147955014
Email : bernadethaber@gmail.com
Tentang kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarus.” Bersama ini saya
akan menjelaskan hal terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan antara
lain:
stunting
psikis, dana fisik karena tidak ada perlakuan terhadap partisipan kecuali
menyebabkan anda tidak nyaman, tetapi anda tidak perlu khawatir karena
nama sebenarnya.
6) Keikutsertaan ibu bersifat sukarela dan tidak ada paksaan sama sekali. Jika
ada yang belum jelas maka dapat mengajukan pertanyaan pada peneliti.
7) Jika ibu memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini,
Peneliti
1) Saya telah mengerti tentang apa yang tercantum dalam lembar persetujuan
Dengan ini saya menyatakan bahwa secara sukarela bersedia untuk ikut
Tarus”.
pertanyaan yang ada pada lembar jawaban yang sudah disediakan dengan
Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang telah tersedia, sesuai dengan pilihan
anda
B. Identitas Responden
1) No. Responden :
2) Inisial Responden :
5) Pendidikan terakhir : SD D3
SMP SARJANA
SMA
Kuisioner Pengetahuan Ibu Tentang Stunting
No Pernyataan Benar Salah
1. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
(bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya
2. Cara memperbaiki gizi anak adalah dengan mengganti-
ganti makanan pada anak
3. Jika Berat Badan anak Balita Bulan ini naik dibandingkan
bulan lalu berat pertumbuhan anak balita Baik
4. Tujuan pemberian makanan pada anak Stunting agar
kenyang dan dapat tidur nyenyak.
5. Manfaat Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah untuk
mengetahui pertumbuhan anak balita
6. Porsi makan dalam rumah tangga yang tidak sesuai dapat
menyebabkan stunting
7. Pendidikan pengasuh yang rendah khususnya pendidikan
ibu, sangat berhubungan dengan stunting
8. Anak balita perlu diberikan makanan yang beragam sesuai
pedoman agar tercukupi kebutuhan gizinya
9. Ciri-ciri anak Stunting Pertumbuhan melambat, Usia 8-10
tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak
melakukan kontak mata (eye contact), Pertumbuhan gigi
terlambat
10. Anak balita ditimbang sebulan sekali diposyandu untuk
mengetahui pertumbuhan perkembangannya
11. Penyebab anak balita mengalami Stunting adalah karena
kurang minum susu formula atau ASI eksklusif
12. Gizi balita akan diperhatikan jika tidak akan menggangu
proses pertumbuhan secara maksimal.
13. Balita merupakan anak yang memiliki usia mulai dari 1-5
tahun.
14. Status gizi suatu keadaan kesehatan tubuh yang
dipengaruhi oleh asupan zat gizi melalui makanan dan
minuman sesuai dengan kebutuhan tubuh
15. Normal status gizi -2 SD s/d +2 SD
16. Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu
kualitas sumber daya manusia.
17. Status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra hamil, saat
kehamilan dan saat menyusui merupakan periode yang
sangat kritis.
18. Status gizi optimal merupakan asupan dan kebutuhan zat
gizi yang seimbang, maka asupan zat gizi mempengaruhi
status gizi seseorang
19. Stunting dikaitkan dengan penyakit menular yang
meningkatkan pengeluaran rumah tangga untuk perawatan
anak yang sakit.
20. Anak dengan Stunting akan mengalami gangguan pada
pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan
kecerdasannya.
Lembar Observasi Pengukuran Antroprometri
No Nama Anak Nama Ibu Umur Jenis Tinggi badan Berat badan Score
kelamin (cm) (Kg)