Anda di halaman 1dari 8

TUGAS STUDI KASUS

”POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL”

D4-TP4B
KELOMPOK 9

Anggota Kelompok :
1. Theresia Andriani 0819040040
2. Gemah Zentrinda Adam 0819040049
3. Tegar Aryo Wicaksono 0819040059

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2021
INDONESIA TERANCAM NEGARA GAGAL

Indeks Negara Gagal (Failed Stated Index) 2012, di Washington DC,


Amerika Serikat, Senin, menempatkan Indonesia di urutan ke 63 dari 178 negara.
Indonesia masuk dalam kategori negara bahaya (in danger). Semakin tinggi
peringkat sebuah negara, menandakan semakin buruk kondisi sebuah negara, dan
semakin mendekati kategori negara gagal (Failed States). Menurut survei tersebut,
ada tiga hal yang membuat posisi Indonesia memburuk. Pertama, tekanan
demografis. Tekanan demografis ini terjadi karena masalah degradasi lahan serta
tergusurnya warga karena masalah lingkungan. Kedua, ketidakpuasan kelompok
yang terjadi karena di Indonesia bergulir banyak aksi demonstrasi serta kekerasan
terhadap kelompok-kelompok minoritas. Ketiga, masalah tekanan sosial akibat
melebarnya jurang antara yang kaya dan yang miskin.

Laporan Indeks Negara Gagal (Failed Stated Index) 2012, yang terbit di
Washington itu,dan menempatkan Indonesia naik ke peringkat nomor 63, urutan
negara gagal. Ini gambaran yang sangat mengkawatirkan bagi masa depan
Indonesia. Jika Indonesia terjerumus menjadi negara gagal, sangat berdampak
bagi kehidupan rakyatnya.

Menurut Daron Acemoglu, profesor dari MIT (Massachusetts Institute of


Technology) dan James Robinson, profesor ilmu politik dari Harvard, yang
menulis artikel di Majalah Foriegn Policy, mengatakan, bahwa kegagalan sebuah
negara tidak datang tiba-tiba dalam satu malam. Tetapi, bibit-bibit kegagalan itu
sudah jauh tertanam di berbagai institusi politik kenegaraan, terkait bagaimana
sebuah dijalankan.

Indonesia sudah dihancurkan oleh korupsi secara sistemik, semua lapisan,


dan struktural terlibat dalam jaringan korupsi, yang sangat destruktif. Korupsi di
Indonesia merupakan korupsi negara (State corruption).
PEMBAHASAN KASUS

Indonesia berada di peringkat ke-63 dari 178 negara di seluruh dunia.


Dengan peringkat itu Indonesia berada dalam kategori warning, negara-negara
yang perlu ‘awas’ karena sudah berada di tubir negara gagal. Kalangan
nonpemerintah umum nya berpendapat Indonesia memang memperlihatkan
sejumlah indikator untuk menjadi negara gagal. Adapun enam indikator yang
membaik yakni tingkat pengungsian, migrasi, populasi pembangunan,
perekonomian, pelayanan publik, dan intervensi eksternal. Sementara empat
indikator yang tetap ialah legitimasi pemerintahan, hak asasi, tingkat keamanan,
dan kondisi kekuasaan. Dua indikator yang memburuk adalah demographic
pressure atau tekanan demografi dan group grievance atau kekerasan kelompok.
Terkait tekanan demografi, FFP menilai Indonesia masih bermasalah dengan isu
keamanan distribusi air, degradasi lahan, dan tekanan lingkungan

Dua indikator yang memburuk adalah demographic pressure atau tekanan


demografi dan group grievance atau kekerasan kelompok. Terkait tekanan
demografi, FFP menilai Indonesia masih bermasalah dengan isu keamanan
distribusi air, degradasi lahan, dan tekanan lingkungan.

Dalam konteks Indonesia ini, Dari indikator sosial adalah meluasnya


tindakan kekerasan balas dendam antara satu kelompok masyarakat dan kelompok
lain. Indikator ini tampaknya kian meluas di kalangan masyarakat kita. Konflik
dan kekerasan di antara berbagai kelompok masyarakat. Negara tidak atau belum
berhasil menghentikan tindakan kekerasan balas dendam dan melindungi setiap
dan seluruh warga dari aksi main hakim sendiri, meningkatnya lingkungan kumuh
di wilayah-wilayah miskin.

Indikator dalam bidang politik, adalah kriminalisasi dan atau delegitimasi


negara, merosotnya pelayanan publik, penghentian atau penerapan hukum tertentu
secara sewenang-wenang bersamaan dengan peningkatan pelanggaran HAM,
peningkatan operasi aparat keamanan yang bergerak seolah menjadi negara dalam
negara, peningkatan faksi-faksi politik yang terlibat konflik terus-menerus.
Secara keseluruhan berbagai indikator, baik dalam bidang sosial, ekonomi,
maupun politik tersebut belum terlalu mencemaskan. Tetapi jelas, jika indikator-
indikator tidak menggembirakan tersebut tidak diperbaiki secara serius, bukan
tidak mungkin Indonesia betul-betul terjerumus menjadi negara gagal.

Namun, sekalipun Indonesia bukan negara gagal (failed state), masuk ke


dalam urutan ke-63 dari 178 negara yang diteliti, mestinya sebagai peringatan
(warning) bagi pemerintah dan kita semua. Pemerintah tidak boleh bersikap
apriori dengan publikasi ini. Justru karena kualitas hidup bangsa Indonesia yang
meningkat menuntut penghargaan HAM, pelayanan publik dan penegakan hukum
yang lebih baik. Semuanya masih harus ditingkatkan, tetapi jangan pula lantas
pesimis.

12 indikator penilaian sudah menjadi bagian dari prioritas RPJMN 2010-


2014 dan RKP 2013. Untuk indikator yang sudah membaik, program-program
yang sudah berjalan akan dilanjutkan. Sementara indikator yang memburuk dan
stagnan, masing-masing akan dipercepat perbaikannya dan ditingkatkan. untuk
mempercepat perbaikannya, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemeritah saja,
perlunya peran dari semua pihak.

Berdasarkan kasus tersebut dikaitkan dengan materi POLSTRANAS,


maka perlu meningkatkan dalam pengimplementasian Polstranas. Polstranas di
bidang hukum yaitu Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan
masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka
supremasi hukum dan tegaknya Negara hukum, Menegakkan hukum secara
konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran,
supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.

Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah guna mempertahankan


pertumbuhan ekonomi dan perkembangan demokrasi, Indonesia harus mengatasi
berbagai hambatan utama seperti pembangunan infrastruktur, pengangguran,
korupsi, perlindungan terhadap kaum minoritas, serta pendidikan. Saat ini upaya
yang sudah dilakukan pemerintah yaitu dengan membentuk Berbagai lembaga
untuk memastikan pelaksaan hukum lebih baik. Komisi Yudisial dibentuk agar
hakim lebih baik. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didirikan agar korupsi di
berbagai tingkatan diberantas. Cukup banyak jaksa, hakim, polisi, pengacara yang
ditindak. Pembentukan berbagai lembaga tersebut merupakan salah satu strategi
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Dalam kasus kekerasan dan pelanggaran HAM Perlunya meningkatkan


pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan. Penghormatan
dan penegakan hak asasi manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Untuk
kekerasan kelompok sudah adanya prioritas polhukam dalam Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia (RAN HAM) yang akan segera diperkuat melalui
peraturan presiden.

Strategi yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu sumber


daya manusia di Indonesia diantaranya adalah dengan sasaran dan memberikan
beasiswa bagi siswa miskin, membrikan bantuan penyedian peralatan Teknologi
Informasi Komunikasi ke seolah sekolah guna menunjang proses belajar mengajar
dan memperluas pelayanan pendidikan bermutu, program wajib belajar 9 tahun,
pemberantasan buta huruf,dll. Strategi tersebut diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Penerapan tatakelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan


berkelanjutan oleh sebuah negara mempunyai peranan yang sangat penting bagi
tercapainya sasaran pembangunan nasional, dan dapat menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien. Penerapan tata kelola
pemerintah yang baik tersebut harus dilakukan pada seluruh aspek manajemen
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendaliannya.

"Yang terpenting sekarang jika kita ingin keluar dari zona "warning",
untuk menuju zona moderat, tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah, tetapi
harus bahu membahu dari tingkatan terendah,"

 Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan


memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah serta memperhatikan
penataan ruang, baik fisik maupun sosial sehingga terjadi pemerataan
pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan ekonomi daerah. Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

 Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar


bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.

 Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup


dengan melakukan konservasi, rehabilitasi, dan penghematan penggunaan,
dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan.

 Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada


pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara
selektif dan pemeliharaan lingkungan sehingga kualitas ekosistem tetap
terjaga, yang diatur dengan undang–undang. Implementasi di bidang
pertahanan dan keamanan.

 Menata Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru secara konsisten


melalui reposisi, redefinisi, dan reaktualisasi peran Tentara Nasional Indonesia
sebagai alat negara untuk melindungi, memelihara dan mempertahankan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap ancaman dari luar
dan dalam negeri, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
memberikan darma baktinya dalam membantu menyelenggarakan
pembangunan.

 Meningkatkan kualitas keprofesionalan Tentara Nasional Indonesia,


meningkatkan rasio kekuatan komponen utama serta mengembangkan
kekuatan pertahanan keamanan negara ke wilayah yang di dukung dengan
sarana, prasarana, dan anggaran yang memadai.

 Memperluas dan meningkatkan kualitas kerja sama bilateral bidang


pertahanan dan keamanan dalam rangka memelihara stabilitas keamanan
regional dan turut serta berpartisipasi dalam upaya pemeliharaan perdamaian
dunia.
PENANGANAN KONFLIK DAN PASCA KONFLIK

Meskipun stabilitas sosial politik di beberapa daerah pascakonflik dapat


terjaga dalam 5 tahun terakhir, potensi konflik masih tetap ada dan sewaktu-waktu
dapat muncul kembali. Masyarakat Indonesia yang majemuk di satu sisi
merupakan aset nasional, tetapi di sisi lain dapat merupakan salah satu faktor yang
dapat menciptakan suasana tidak harmonis di dalam masyarakat apabila tidak
dikelola dengan baik. Khusus yang terkait dengan wilayah Provinsi Nanggroe
Aceh Darusalam (NAD),tertundanya penyelesaian peraturan pelaksana UU No. 11
tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yaitu penyelesaian 10 PP, 1 Perpres, dan
pembentukan pengadilan.

HAM serta Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, berpotensi mengikis


kepercayaan masyarakat Aceh yang telah dibangun sejak tahun 2005 hingga saat
ini. Begitu pun halnya dengan Papua, tertundanya penyelesaian peraturan
pelaksanaan UU No. 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua
belum dapat dicapai solusinya. Akar persoalan terletak pada perbedaan acuan
hukum yang digunakan oleh Gubernur dan Majelis Rakyat Papua (MRP).
Gubernur menggunakan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sedangkan MRP menggunakan UU Otonomi Khusus. Di samping perbedaan
acuan hukum yang digunakan, kendala koordinasi dan komunikasi juga menjadi
penyebab tidak tercapainya pemecahan hingga saat ini.
Apabila masalah ini tidak segera dipecahkan, kepercayaan di dalam masyarakat
dan antarpemerintahan akan semakin menipis dan berpotensi membuka peluang
adanya konflik baru.

PENCIPTAAN HUBUNGAN YANG HARMONIS DI DALAM


MASYARAKAT

Cara-cara yang tidak demokratis seperti perilaku anarkis dan pembunuhan


lawan politik dengan menggunakan isu SARA dalam menyikapi proses politik,
seperti pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah, serta masih rendahnya
kemampuan menghargai perbedaan di dalam masyarakat karena primordialisme
sempit masih akan memberikan kontribusi terhadap suasana yang tidak harmonis
di dalam masyarakat. Tanpa antisipasi dan penanganan yang tepat, persoalan
tersebut akan membawa dampak terhadap adanya tindakan dan perilaku kekerasan
yang menodai proses demokratisasi yang sedang berjalan. Permasalahan yang saat
ini cukup mencemaskan adalah adanya penurunan rasa.

Anda mungkin juga menyukai