Anda di halaman 1dari 72

BAKTERI PENYEBAB PIODERMA,

TETANUS, DIFTERI, TIFOID,


LEPRA & TUBERKULOSIS KULIT
Microbiology Department
FACULTY OF MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY
Pioderma Tetanus Difteria

Staphylococcus Clostridium Corynobacterium


aureus tetani diphteriae

Streptococcus
pyogenes

Tuberkulosis
Tifoid Lepra
kulit

Salmonella Mycobacterium Mycobacterium


typhi leprae tuberkulosis
STAPHYLOCOCCUS AUREUS
⦿ Bakteri Gram-positif
⦿ Non-motil dan non-
spora
⦿ Diameter ± 1 µm
⦿ Sel berbentuk sferis,
biasanya berkelompok
seperti anggur
⦿ Merupakan mikrobiota
pada kulit dan
membran mukosa
⦿ Merupakan patogen
mayor pada manusia

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
⦿ Staphylococcus aureus mati dengan
pemanasan pada suhu 60oC selama lebih dari
30 menit
⦿ Mudah mati dengan desinfektan seperti
fenol, klorheksidin, dan heksaklorofen
⦿ Sensitif dengan pewarnaan anilin seperti
kristal violet.

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


KULTUR
⦿ Mudah tumbuh pada
medium bakteriologi dalam
kondisi aerobik atau
mikroaerofilik
⦿ Tumbuh cepat pada suhu
37oC, tapi membentuk
pigmen yang baik pada
suhu 20-25oC
⦿ Koloni pada media solid
berbentuk bundar,
permukaan halus, elevasi
⦿ Staphylococcus
memproduksi katalase
yang membedakannya
dengan streptococcus

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
STRUKTUR ANTIGEN
⦿ Peptidoglikan:polimer polisakarida yang
mempertahankan bentuk dinding sel, mudah
dihancurkan oleh asam kuat dan lisozim,
merangsang pembentukan IL-1, PMN,
antibodi dari monosit, dan komplemen

⦿ Protein
A: protein pada dinding sel bakteri,
memiliki komponen adhesin yang disebut
microbial surface components recognizing
adhesive matrix molecules (MSCRAMMS)
yang membantu perlekatan bakteri ke host

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
ENZIM DAN TOKSIN
⦿ Katalase
Mengubah H2O2 O2 + H2O
Tes katalase berfungsi membedakan staphylococcus (katalase
+) dengan streptococcus (katalase -)
⦿ Koagulase
⦿ Enzim lain: hialurinodase; staphylokinase
⦿ Hemolisin
⦿ Panton valentine leukocidin membunuh leukosit dan
makrofag
⦿ Toksin eksfoliatif
Merusak taut interseluler pada stratum granulosum epidermis
bula dan eksfoliasi
Menyebabkan impetigo bulosa dan staphylococcus scalded skin
syndrom (SSSS) pada anak < 4 tahun.
⦿ Toksin syndrom syok toksik
⦿ Enterotoksin

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
TEMUAN KLINIS
⦿ Infeksi kulit
Impetigo
Folikulitis
Furunkel
Karbunkel
Paronikia
Infeksi luka
operasi
Blefaritis
Infeksi
payudara post
partum

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


UJI LABORATORIUM
⦿ Spesimen
Swab pus, aspirasi abses, darah, aspirasi trakea,
atau cairan spinal untuk kultur
⦿ Apusan
Coccus gram positif
⦿ Kultur
Tumbuh pada blood agar pada suhu 37oC setelah
inkubasi 18 jam
Memfermentasi mannitol

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
REAKSI BIOKIMIA
⦿ Koagulase (+)
⦿ Fosfatase (+)

⦿ Katalase (+)
⦿ Oksidase (-)
⦿ Memfermentasi mannitol, sukrosa, maltosa
dan trehalose pada kondisi aerob, dengan
hasil produksi asam (+), gas (-)
⦿ Voges-Proskauer/VP (+), methyl-red/MR (+),
indol (-)
TES KATALASE
⦿ Untuk mendeteksi
enzim sitokrom
oksidase
⦿ 1 tetes larutan
hidrogen peroksida 3%
diteteskan pada slide
dan sejumlah bakteri
diletakkan dalam
larutan tersebut
⦿ Formasi gelembung
(pelepasan oksigen)
mengindikasikan hasil
positif.

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
TES KOAGULASE
⦿ Plasma diencerkan
1:5 dan dicampur
dengan volume
yang sama dengan
koloni bakteri dan
diinkubasi pada
suhu 37oC
⦿ Jika terbentuk
bekuan dalam 1-4
jam positif

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
TERAPI
⦿ Infeksikulit yang multiple (akne, furunkulosis)
tetrasiklin untuk terapi jangka panjang

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
STREPTOCOCCUS PYOGENES
⦿ Berbentuk sferis/ovoid
tersusun berantai
⦿ Gram-positif
⦿ Diameter uk. ± 0.6-1 µm
⦿ Dinding selnya terdiri dari
protein (antigen M, T, R),
karbohidrat dan
peptidoglikan
⦿ Terdapat proyeksi fili pada
kapsul streptococcus grup
A, yang berperan dalam
proses perlekatan pada sel
epitel.
⦿ Non-motil, non-spora

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
⦿ Streptococcus mati dengan pemanasan pada
suhu 54oC selama 30 menit
⦿ Mati dengan pemberian desinfektan
⦿ Sensitif terhadap bacitracin. Hal ini penting
untuk membedakan S. pyogenes dengan
streptococcus hemolitik lainnya.
⦿ Resisten terhadap kristal violet

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


KULTUR
⦿ Kebanyakan streptococcus
tumbuh di medium solid
sebagai koloni diskoid
(diameter uk. 1-2 mm)
⦿ S. pyogenes merupakan
kelompok β-hemolitik.
⦿ Sumber energi utama dari
penggunaan glukosa dengan
asam laktat sebagai produk
akhir.
⦿ Pertumbuhan pada medium
agar/broth sangat lambat
kecuali diperkaya dengan
darah atau cairan jaringan
⦿ Tumbuh baik pada suhu 370C
⦿ Merupakan bakteri fakultatif
anaerob
⦿ Bacitracin tes (+)

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier
REAKSI BIOKIMIA
⦿ Katalase (-)
⦿ Memfermantasi banyak gula, menghasilkan
asam (+), gas (-)
⦿ Tidak memfermentasi ribosa

⦿ Tidak larut dalam cairan empedu

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


⦿ Antigen ⦿ Toksin & Enzim
Protein M: faktor virulensi mayor, Streptokinase: mengubah
immunitas terhadap S. pyogenes plasminogen menjadi plasmin (enzim
berhubungan dengan antibodi yang proteolitik aktif yang mencerna
terbentuk terhadap protein M. fibrin)

Substansi T: mencegah pencernaan Deoksiribonuklease: A, B, C, dan D


proteolitik yang rentan terjadi pada mampu mendegradasi DNA (DNAse),
protein M. memfasilitasi penyebaran
streptococcus di jaringan melalui
pus.
Substansi P: komponen utama
dinding sel.
Hyalurinodase: menghasilkan asam
hyaluronat yang merupakan
komponen penting jaringan ikat
sehingga membantu proses
penyebaran bakteri

Streptolisin O: menyebabkan beta


hemolisis

Eksotoksin pirogenik: penyebab


sindrom syok toksis streptococcus
dan demam scarlet.

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
STREPTOCOCCAL PYODERMA
⦿ Infeksi lokal pada permukaan
superfisial kulit: erisepelas atau
selulitis, pada anak-anak
impetigo
⦿ Berupa vesikel yang pecah dan
erosi, permukaannya tertutup
pus/krusta
⦿ Infeksi lebih luas mudah terjadi Erisipelas
pada kulit dengan eksem, luka,
atau luka bakar.
⦿ Infeksi kulit biasanya disebabkan
oleh Streptococcus grup A dengan
atribut M tipe 49, 57, dan 59-61
dan dapat menyebabkan
glomerulonefritis.
⦿ Dapat disebebkan oleh
Staphylococcus aureus atau
Streptococcus pyogenes atau
keduanya

Impetigo

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
LABORATORIUM
⦿ Spesimen ⦿ Kultur
Swab tenggorok, pus atau Jika pada apusan
darah kultur menunjukkan streptococcus,
Serum deteksi antibodi namun gagal tumbuh pada
medium kultur
⦿ Apusan pertimbangkan organisme
Apusan pus biasanya anaerob
menunjukkan single coccus ⦿ Tes deteksi antigen
atau berpasangan
Enzyme immunoassay (EIA)/
Biasanya tampak sebagai tes aglutinasi
Gram-negatif karena
kehilangan kemampuan ⦿ Tes serologis
untuk mempertahankan Anti-ASO
kristal violet dalam jangka
waktu yang lama. Anti-DNAse B
Anti-hyalurinodase
Antisterptokinase
Anti-M tipe spesifik

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
TERAPI
⦿ S. pyogenes sensitif terhadap Penisilin
diberikan p.o 250-500 mg 2x1 selama 10 hari
⦿ Pasien alergi penisilin makrolid (eritromisin
dan klindamisin)

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
CLOSTRIDIUM TETANI
⦿ Basil Gram-positif (kultur
muda pada umumnya Gram
positif namun kultur yang
telah lama dapat berubah
menjadi Gram-negatif)
⦿ Ukuran 4-8 µm
⦿ Berkapsul
⦿ Obligat anaerob
⦿ Tampak seperti “drumstick”
⦿ Semua strain motil karena
memiliki flagel, kecuali tipe
IV nonmotil.
⦿ Menghasilkan neurotoksin
toksin tetanospasmin
⦿ Penyebab tetanus

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


⦿ Spora mati dengan perebusan pada suhu
100oC selama 10-15 menit dan di autoklaf
pada suhu 121 oC selama 20 menit
⦿ Spora juga mati dengan pemberian iodine 1%
dan hidrogen peroksida 10%
⦿ Spora resisten terhadap kebanyakan
antiseptik
⦿ Tidak mati dengan pemberian fenol 5% atau
larutan mekuri klorida 0.1%
⦿ Dapat bertahan di tanah selama bertahun-
tahun.
Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier
KULTUR
⦿ Pada blood agar
memproduksi alfa-
hemolisis yang lama
kelamaan berubah
menadai beta-
hemolitik karen
produksi tetanolisin
⦿ Permukaan koloni
merata pada hampir
seluruh permukaan
agar

Maza LM, Pezzlo MT, Baron EJ. 1997. Color Atlas of Diagnostic Microbiology. Missoury: Mosby-Year Book Inc.
REAKSI BIOKIMIA
⦿ Memiliki aktivitas
proteolitik sedang
⦿ Tidak
memfermentasi gula
⦿ Tidak menghasilkan
H2S
⦿ Tidak mereduksi
nitrat
⦿ Indol (+), MR (-), VP
(-)
⦿ Menghasilkan

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


FAKTOR VIRULENSI
⦿ Tetanospasmin
Toksin berikatan dengan ganglion, menekan
pelepasan inhibitor neurotransmitter
spasme otot
⦿ Tetanolysin
Hemolisin yang labil terhadap panas dan
oksigen
⦿ Neurotoksin
Aktif di perifer dan nonspasmogenik
GEJALA KLINIS
⦿ Periode inkubasi bervariasi dari beberapa hari
hingga beberapa minggu, namun umumnya 6-12
hari
⦿ Gejala klinis timbul ketika toksin diproduksi di
tempat luka menyebar melalui darah atau limfe
ke ujung saraf.
⦿ Luka dapat bervariasi dari luka minor hingga
crush injury yang terkontaminasi
⦿ Gejala khas: trismus (lock jaw), sulit menelan,
iritabilitas, opistotonus, risus sardonikus,
⦿ Masa pemulihan biasanya membutuhkan waktu 2-
4 bulan.
Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier
UJI LABORATORIUM
⦿ Spesimen: sebaiknya pengambilan jaringan
nekrotik dari luka yang dalam
⦿ Mikroskopis: pewarnaan Gram, sangat
berguna namun angka kegagalannya tinggi
⦿ Kultur: pada blood agar dan diinkubasi
selama 24-48 dalam kondisi anaerob
⦿ Tes serologis: antibodi dan toksin tetanus
tidak dapat dideteksi pada serum pasien

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


TERAPI
⦿ Prinsip Terapi
Terapi suportif
Debridement dan perawatan luka
Menghentikan produksi toksuin
Menetralisir toksin bebas
Mengendalikan manifestasi penyakit
Menangani komplikas
TERAPI
⦿ Antibiotik
: mencegah multiplikasi C. tetani
menekan produksi toksin
Metronidazaole
Alternatif: penisilin
Alergi metronidazole/penisilin : tetrasiklin
Alternatif lainnya: klindamisin, eritromisin,
vankomisin

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


TERAPI
⦿ Human tetanus immunoglobulin (TIG)
Berperan untuk menetralisir toksin tetanus bebas
Single Dose: 3000-6000 IU/IM
Jika tidak tersedia TIG, equine tetanus antitoksin
(ATS) dapat diberikan single dose 50.000-100.000
IU/IM

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


PENCEGAHAN
⦿ Imunisasi Aktif
Dapat dicegah dengan vaksin : TT (tetanus
toxoid) /DTaP (Difteri Tetanus Pertusis)

⦿ Imuniasi Pasif
Human TIG : 250-500 IU/IM
ATS: 1500 U subkutan atau IM

Imunisasi pasif direkomendasikan untuk:


- Individu yang belum mendapatkan imunisasi
- Untuk pasien dengan luka yang terkontaminasi
dengan status imun belum jelas
CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE
⦿ BasilGram-positif
⦿ Aerob
⦿ Pada salah satu
ujungnya terdapat
“swelling” yang
memberikan kesan
“club-shaped”.

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
⦿ Basildiphteria mati dengan pemanasan pada
suhu 58oC selama 10 menit dan pada suhu
100oC selama 1 menit.
⦿ Mudah mati dengan antiseptik
⦿ Resisten terhadap cahaya dan pembekuan
⦿ Dapat tetap virulen pada debu lantai dan
selimut selama 5 minggu.

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


⦿ Pada blood agar : koloni kecil, granuler, dan
berwarna abu-abu dengan tepi irreguler dan
memiliki zona hemolisis.
⦿ Agar dengan kandungan potassium-tellurite:
koloni berwarna coklat hingga hitam, dengan
halo berwarna hitam kecoklatan.
⦿ Biotype: gravis, mitis, intermedius dan
belfanti

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
Maza LM, Pezzlo MT, Baron EJ. 1997. Color Atlas of Diagnostic Microbiology. Missoury: Mosby-Year Book Inc.
PATOGENESIS
⦿ Nekrosis epitel
C. diphteriae “pseudomembran”
berwarna abu-abu pada
tonsil, faring atau laring,
mudah berdarah
Droplet/kontak ⦿ Pembesaran kelenjar limfe
pada leher “bull neck”
⦿ Toksin juga bisa
Membran mengakibatkan nekrosis
mukosa/abrasi kulit otot jantung (miokarditis),
hati, ginjal dan kelenjar
adrenal dan demielinisasi
Produksi toksin saraf.

Nekrosis epitel

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
GEJALA KLINIS
⦿ Nyeri tenggorokan
⦿ Demam

⦿ Obstruksi saluran nafas oleh membran


dispneu butuh intubasi/trakeostomi
⦿ Denyut jantung irreguler
⦿ Gangguan penglihatan, kesulitan berbicara,
menelan, menggerakkan tangan atau kaki.

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
LABORATORIUM
⦿ Swab Dacron hidung/tenggorokan/ lesi
lainnya sebelum pemberian antibiotik
⦿ Swab disimpan di media transpor semi-solid
(Amies)
⦿ Pewarnaan methylene blue atau Gram:
bakteri berbentuk batang dengan ujung yang
menggembung
⦿ Kultur: blood agar (untuk membedakan
dengan streptococcus hemolitik)dan medium
selektif seperti tellurite (cystine tellurite
blood agar, CTBA atau modified Tinsdale’s
medium)
Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
UJI TOKSIGENISITAS
⦿ Penggunaan paper disk yang mengandung
antitoksin pada lempeng agar
⦿ Polymerase chain reaction (PCR)
⦿ Enzyme –linked immunosorbent assay
⦿ Immunochromographic strip assay

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
TERAPI
⦿ Antimikroba menekan pertumbuhan bakteri
penghasil toksin
Penisilin/eritromisin
⦿ Antitoksin
Diphtheria antitoksin: 20.000-120.000 unit IM/IV
tergantung durasi gejala dan berat penyakit.
Diperlukan skin test untuk mendeteksi
hipersensitivitas.

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
SALMONELLA TYPHI
⦿ Basil Gram-negatif
⦿ Fakultatif anaerob
⦿ Ukuran 1-3 µm
⦿ Memiliki flagel

⦿ Motil
⦿ Tidak berspora

⦿ Tidak berkapsul
⦿ Tidak memiliki
fimbriae

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


⦿ S.thypi mati dengan suhu 55 oC selama 1
jam atau pada suhu 60oC selama 15 menit.
⦿ Dapat dimatikan dengan merkuri klorida 0.2%
atau fenol 5% selama 5 menit
⦿ Perebusan, pemberian klorin pada air, dan
pasteurisasi susu dapat membunuh bakteri S.
thypi.
⦿ Dapat bertahan selama berminggu-minggu
pada air dan tanah dan beberapa bulan
dalam es.

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


KULTUR
⦿ Tumbuh optimal pada suhu 37oC dan pH 6-8
⦿ Media solid nonselektif
Nutrient agar/ blood agar) : tampak koloni putih
keabu-abuan dengan permukaan yang licin dan
cembung setelah 18-24 jam inkubasi.
⦿ Media solid selektif
Wilson and Blair’s bismuth sulfite agar: koloni
berwarna kehitaman (karena produksi H2S)

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


REAKSI BIOKIMIA
⦿ Tidak memfermentasi glukosa, mannitol,
maltosa, laktosa, sukrosa, salicin
⦿ Tidak memproduksi indole
⦿ Memproduksi H2S
⦿ Tidak menghidrolisis urea
⦿ MR positif, VP negatif, citrat positif
⦿ Katalase (+), oksidase (-)

⦿ Tidak teradi dekarboksilase ornithine

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


PATOGENESIS INFEKSI
SALMONELLA

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


MANIFESTASI KLINIS
⦿ Periode inkubasi umumnya 7-14 hari, tapi
dapat bervariasi 3-56 hari
⦿ Manifestasi: nyeri kepala, demam, malasie,
anoreksia, lidah kotor, nyeri perut,
diare/konstipasi
⦿ Komplikasi: perforasi saluran cerna,
perdarahan, ensefalopari, trombosis serebri,
hepatitis, pankreatitis, artritis, miokarditis

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


UJI LABORATORIUM
⦿ Spesimen: darah, bekuan darah, feses,
sumsum tulang, cairan serebrospinal, cairan
peritoneal, urin
⦿ Kultur
⦿ Serodiagnosis:
Widal
ELISA

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


TERAPI
⦿ Kloramfenikol
⦿ Alternatif untuk multidrug resistant S.thypi
Fluoroquinolon (e.g., ciprofloxacin, norfloxacin)
Sefalosporin generasi ke-tiga (e.g., ceftazidime,
ceftriaxone, cefotaxime)

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


MYCOBACTERIUM LEPRAE
⦿ Basil tahan asam, kurang
tahan asam dibandingkan
M. tuberculosis
⦿ Gram-positif
⦿ Berbentuk lurus/agak
bengkok, panjang uk. 1-8
µm dan diameter 0.2-0.5
µm
⦿ Obligat intraseluler,
bermultiplikasi pada suhu
yang dingin
⦿ Non-motil dan non-spora
⦿ Dalam jumlah yang banyak
membentuk globus

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
⦿ M. leprae dapat bertahan di lingkungan yang
hangat dan lembab selama 9-16 hari dan di
tanah selama 46 hari
⦿ Bertahan pada paparan cahaya UV selama 30
menit dan pada paparan cahaya matahari
langsung selama 2 jam
⦿ M. leprae secara primer ditransmisikan
melalui sekresi nasal dari orang yang
terinfeksi.

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


GAMBARAN KLINIS
⦿ Lesi makular
hipogmentasi,
hipostesi-anestesi
⦿ Gangguan
neurologik: infiltrasi
dan penebalan saraf
neuritis, anestesi,
ulkus,resorpsi tulang
dan pemendekan
jari-jari.

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
TIPE KLINIS LEPRA

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


UJI LABORATORIUM
⦿ Spesimen: Kerokan kulit /mukosa hidung
⦿ Biopsi kulit telinga

⦿ Pemeriksaan Ziehl-Neelsen
⦿ Penghitungan bacillary index untuk
menentukan bacterial load dengan
menghitung 6-8 apusan yang sudah diwarnai
dengan pembesaran 100x.
⦿ Tes lepromin
⦿ Serodiagnosis: ELISA

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s


Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier
TERAPI
Multi drug therapy
⦿ Lesi kulit tunggal
Single dose drug (dengan kandungan rifampisin 600
mg, ofloxacin 400 mg, minocycline 100 mg)

⦿ Pausibasiler
Dapsone 100 mg/hari dan rifampisin 600 mg/bulan
selama 6 bulan

⦿ Multibasiler
Rifampin (rifampisin) 600 mg/bulan, dapsone 100
mg/hari, clofazimine 300 mg/bulan dan 50 mg/hari
diberikan selama 1 tahun
Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s
Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Bentuk batang
(basil)
Bakteri tahan asam
Ukuran ± 0.4 x 3 µm
Aerob obligat
Non motil, non
spora
Tidak berkapsul
Gram-positif tapi
sulit terwarnai
dengan pewarnaan
Gram

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
⦿ Mycobacteria mati dengan pemanasan pada
suhu 60oC selama 15-20 menit
⦿ Mycobacteria pada sputum dapat bertahan
selama 20-30 jam, namun pada sputum kering
yang terlindung dari paparan sinar matahari
dapat bertahan hingga 6 bulan.
⦿ Bakteri ini mati jika terpapar matahari langsung
selama 2 jam, namun dapat bertahan dalam
suhu ruangan selama 6-8 bulan
⦿ Sensitif terhadap formaldehid dan glutaraldehid
⦿ Mati dengan pemberian iodine dalam 5 menit
dan etanol 80% dalam 2-10 menit
Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier
PEWARNAAN TAHAN ASAM
⦿ Pewarnaan Ziehl-
Neelsen (ZN)
digunakan untuk uji
tahan asam pada
bakteri
⦿ Pada pewarnaan ini
M. tuberculosis
terwarnai merah
terang, sedangkan
sel dan jaringan
sekitarnya berwarna
biru

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


⦿ M. tuberculosis juga
dapat diwarnai
dengan Auramine O
dan diperiksa dengan
menggunakan
mikroskop flourosens.
⦿ Bakteri ini akan
tampak berbentuk
batang dengan
fluorosens terang dan
latar belakang
berwarna gelap.

Brooks GF et al. 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology 26th Edition. New York: Mc Graw Hill
KULTUR
⦿ Kultur pada medium ⦿ Kultur pada media
padat cair
Egg-containing media Soloac’s solution
(Lowenstein-Jensen Dubos medium
medium, Peragnani Middlebrook’s and
and Dorset egg Beck’s medium
medium)
Blood-containing
medium (Tarshis
medium), serum-
combombining media
(Loeffler’s serum
slope)
Potato based media
(Pawlowsky medium)

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


LOWENSTEIN-JENSEN (LJ) MEDIUM
⦿ LJ medium mengandung
telur, asparagine,
malachite-green, mineral
salt dan gliserol atau
piruvat sodium.
⦿ Malachite-green
menghambat pertumbuhan
bakteri lain selain
mycobacterium
⦿ Gliserol berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan
M.bovis
⦿ M.tuberculosis akan
tumbuh setelah inkubasi
selama 6-8 minggu,
tampak sebagai koloni
berwarna kekuningan

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


REAKSI BIOKIMIA
⦿ Tes niasin (+)
⦿ Katalase (+)
⦿ Amidase (+)
⦿ Tes reduksi nitrat (+), karena
menghasilkan enzim nitrat reduktase
⦿ Neutral red test (+)

⦿ Arysulfate test (-)

Parija. 2012. Textbook of Microbiology and Immunology. Manesar: Elsevier


TUBERKULOSIS KULIT
⦿ WHO memperkirakan 1,5 sampai 2 juta
orang meninggal setiap tahun akibat infeksi
tuberkulosis.
⦿ Infeksi tuberkulosis dominan terjadi di paru-
paru, sisanya 10% kasus di luar paru
(ekstrapulmoner).
⦿ Tuberkulosis kutis memiliki prevalensi 1-2%
dari seluruh kasus infeksi tuberkulosis.

Francisco GB, Eduardo G. Cutaneus Tuberculosis. Clinics in Dermatology.2007;25:173–180.


GAMBARAN KLINIS
⦿ Tuberkulosis inokulasi primer:
nfeksi pada orang yang belum pernah
mengalami infeksi tuberkulosis
sebelumnya. Sering dialami oleh
paramedis dan laboran akibat
kontaminasi langsung mikrobakteria.6

• Skrofuloderma
Penyebaran infeksi pada struktur di
bawah kulit seperti kelenjar limfe,
sendi, tulang, maupun epididimis.

Yasarate B, Madegedara D. Tuberculosis of the skin. J. Ceylon Coll. of Physician.2010;41:83–


⦿ Tuberkulosis orifisialis
Tuberkulosis kutis yang terjadi di sekitar orifi
sium.

⦿ Tuberkulosis Miliaris Akut


Infeksi ini terjadi pada anak-anak dan dewasa
dengan infeksi tuberkulosis paru yang menyebar
di seluruh tubuh sampai meningen. Lokasi paling
sering adalah di badan. Lesi berupa makula
eritema dan papul eritema multipel, ukuran
kecil (tidak melebihi 5mm), kemudian
meninggalkan sikatrik.

Yasarate B, Madegedara D. Tuberculosis of the skin. J. Ceylon Coll. of Physician.2010;41:83–


⦿ Tuberkulosis gumosa
Guma adalah infiltrat subkutan, lunak,
berbatas tegas, kronis, dan bersifat
destruktif.

⦿ Tuberkulosis veruka kutis


Merupakan reinfeksi mikobakteria secara
eksogen pada individu yang sebelumnya
pernah terinfeksi.

⦿ Lupus vulgaris
Lupus vulgaris merupakan tuberkulosis
kutis yang paling sering. Penyebarannya
bisa hematogen maupun limfogen.

Yasarate B, Madegedara D. Tuberculosis of the skin. J. Ceylon Coll. of Physician.2010;41:83–


PEMERIKSAAN PENUNJANG
⦿ Tuberkulin skin test
Protein M.tuberculosis (tuberculin) disuntikkan
intradermal sebanyak 5U (0,1 ml) di bagian anterior
lengan. Reaksi maksimal terjadi 48 jam setelah
disuntikkan. Reaksi positif berupa indurasi eritema
batas tegas ukuran diameter lebih dari 10 mm.

⦿ Pemeriksaan Histopatologi dengan sediaan


pemeriksaan dari biopsi lesi kulit

⦿ Pemeriksaan Basil Tahan Asam


Pemeriksaan miroskopik dengan menggunakan Ziehl
Neelsen.

Almaguer J, Ocampo J, Rendon A. Current Panorama in the Diagnosis of Cutaneus Tuberculosis. Actas Dermosifi liorg.2009;100:562–70.
⦿ Kultur
Media yang digunakan untuk kultur adalah Egg-Based
Media/Lowenstein Jensen dan media agar semisintesis
(Middlebrook 7H10 dan 7H11). Hasil kultur dengan
media solid terlihat pada minggu ke-4 sampai ke-8.

⦿ Polymerase Chain Reaction (PCR)


Mendeteksi fragmen DNA M. tuberculosis.

⦿ Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi antibodi yang
terbentuk akibat infeksi tuberkulosis. Pemeriksaan
QFT-G menggunakan antigen protein M.tuberculosis
yaitu ESAT-6 dan CFP-10. Pada pemeriksaan ini diukur
kadar IFN-γ yang terbentuk setelah 16-24 jam sebagai
respons terhadap antigen tersebut.
Almaguer J, Ocampo J, Rendon A. Current Panorama in the Diagnosis of Cutaneus Tuberculosis. Actas Dermosifi liorg.2009;100:562–70.
TERAPI
⦿ Pasienyang baru pertama kali terinfeksi
mendapat regimen pengobatan obat anti
tuberkulosis (OAT) kategori 1. Regimen ini
diberikan selama enam bulan,
Fase intensif adalah isoniazid (H), ethambutol (E),
rimfapisin (R), dan pirazinamid (Z) 2 bulan
Fase lanjutan diberikan isoniazid (H) dan rifampisin
(R). 4 bulan

⦿ Apabilainfeksi tuberkulosis merupakan kasus


lama, diberikan regimen pengobatan obat anti
tuberkulosis (OAT) kategori 2.
Fase insentif 3 bulan
Injeksi streptomisin 2 bulan pertama
Fase lanjutan 5 bulan
Yasarate B, Madegedara D. Tuberculosis of the skin. J. Ceylon Coll. of Physician.2010;41:83–
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai