PIK2 SandyPrasetyo 2DD4-2
PIK2 SandyPrasetyo 2DD4-2
Kelas : 2D-D4
Nim : 1941420069
Judul : Industri PVC
PEMBAHASAN
Polivinil klorida biasa disingkat PVC, adalah polimer termoplastik urutan ketiga dalam
hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari
50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif
murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan
menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan
pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.
PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena
57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi
terendah di antara polimer lainnya. Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah
polimerisasi suspensi. Pada proses ini, monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor
polimerisasi dan inisiator polimerisasi, bersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi.
Kandungan pada wadah reaksi terus-menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan
memastikan keseragaman ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik, dan
membutuhkan mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang
dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama reaksi (PVC lebih padat daripada monomer vinil
klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran untuk mempertahankan suspensi.
Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari kelebihan
monomer vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang
sudah jadi akan disentrifugasi untuk memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan
udara panas dan dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida
pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM.
Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan
PVC dengan butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga
perbedaan aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi
produk akhir, biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV
stabilizer, pelumas, plasticizer, bahan penolong proses, pengatur termal, pengisi, bahan penahan
api, biosida, bahan pengembang, dan pigmen pilihan.
1. APLIKASI
Sifat PVC yang menarik membuatnya cocok untuk berbagai macam penggunaan.
PVC tahan secara biologi dan kimia, membuatnya menjadi plastik yang dipilih sebagai
bahan pembuat pipa pembuangan dalam rumah tangga dan pipa lainnya di mana korosi
menjadi pembatas pipa logam. Dengan tambahan berbagai bahan anti tekanan dan
stabilizer, PVC menjadi bahan yang populer sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan
penambahan plasticizer, PVC menjadi cukup elastis untuk digunakan sebagai insulator
kabel.
PROSES
Mayoritas produksi resin PVC saat ini menggunakan metode polimerisasi suspensi. Dalam
polimerisasi suspensi tipikal, sejumlah air demineralisasi yang diketahui dimasukkan ke dalam
bejana tekan dan bahan polimerisasi lainnya seperti inisiator, penyangga dan koloid pelindung
ditambahkan. Kapal kemudian disegel dan dievakuasi dan vinil klorida (VCM) dimasukkan ke
dalam kapal. Aksi koloid pelindung dan agitasi pada campuran reaksi mendorong pembentukan
tetesan mikro VCM dalam air.
Bejana dipanaskan sampai suhu polimerisasi, mengaktifkan inisiator yang memulai reaksi
polimerisasi. Begitu polimerisasi dimulai secara efektif, panas berkembang. Panas ini dihilangkan
dengan mendinginkan air di jaket kapal. Reaksi polimerisasi biasanya berjalan hingga konversi
VCM ke PVC lebih dari 75%, bila tidak ada lagi fase VCM bebas yang tersisa.
Pada akhir reaksi polimerisasi, bubur PVC (partikel resin PVC dalam air) dibuang keluar
dari bejana reaksi dan sisa VCM yang tidak bereaksi dikeluarkan dari bubur PVC dalam kolom
pengupasan yang sangat efektif. Bubur tersebut kemudian disentrifugasi untuk memisahkan
sebagian besar air, menghasilkan resin PVC yang masih mengandung sedikit air, yang kemudian
dimasukkan ke dalam pengering untuk menghasilkan resin PVC kering yang siap dikirim ke
pelanggan.
Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk proses produksi yang dilakukan oleh PT. ASC
antara lain:
1. Etilen (Ethylene), sebanyak 200.000 ton/tahun yang dipasok dari Timur Tengah dan
domistik (PT. Chandra Asri) melalui pipa.
2. Garam Industri (Industrial Salt), sebanyak 630.000 ton/tahun yang dipasok dari Australia
dan India.
3. Tenaga Listrik, sebesar 152 MVA yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
4. Oksigen (Oxygen), diperoleh dari PT. Air Liquid Indonesia (Alindo) dan sebagian
diproses sendiri.
5. Air Industri, diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri (KTI)
Blok Diagram Proses PT. Asahimas Chemical
Penerimaan bahan baku dan distribusi hasil produksi, dilakukan dengan menggunakan 2
cara, yaitu :
Transportasi laut, yaitu dengan menggunakan fasilitas pelabuhan khusus (Jetty) yang
masing-masing mempunyai kapasitas 50.000 DWT, 30.000 DWT, dan 4.000 DWT.
Transportasi darat, yaitu dengan fasilitas antara lain stasiun-stasiun pemuatan barang
dengan truk tangki serta kontainer-kontainer untuk kepentingan domestik maupun ekspor.
3. PVC Plant
Keseluruhan pabrik PVC yang ada di ASC menggunakan Proses Suspensi yang
paling banyak digunakan oleh pabrik di seluruh dunia. Teknologi ini merupakan teknologi
CHISSO Jepang, yang telah dikembangkan oleh CHISSO sejak 1939.
Pembuatan PVC terdiri dari lima (5) seksi yaitu:
a. Polimerisasi (Polymerization)
VCM yang dihasilkan dari plant VCM dipolimerisasikan di dalam reaktor
sistem Batch (curah). Bahan baku polimerisasi yaitu VCM, air non mineral
(Deminarelized water), Katalis / Inhibitor, Suspending Agent (SA) dan bahan – bahan
additive tertentu dimasukkan ke dalam reaktor bebas udara. Reaksi polimerisasi terjadi
pada temperatur yang konstan, kemudian slurry (bubur PVC) dikeluarkan dari reaktor.
b. VCM Striping (Demonomer)
Demonomer merupakan proses pemisahan VCM yang tidak bereaksi dari
bubur PVC dengan tujuan menghilangkan kandungan VCM dalam resin PVC ke batas
yang dibutuhkan oleh spesifikasi. Gas VCM yang terpisahkan dikirimkan ke gas holder
untuk diproses kembali di unit Recovery VCM.
c. Pengeringan (Drying)
PVC yang bebas VCM kemudian dikeringkan dan diayak. Kemudian
dipindahkan kedalam silo untuk pengepakan dan penyimpanan.
d. Recovery VCM
Pada proses VCM yang tidak bereaksi baik dari seksi polimerisasi maupun
seksi demonomer diproses kembali sehingga membentuk cairan VCM. Cairan VCM
kemudian disimpan dan dapat digunakan kembali sebagai bahan baku.
e. Pengepakan (Bagging)
Pada bagian ini proses pengemasan produk PVC dilakukan kedalam
kantong kemasan (bag) dalam ukuran 25 kg dan 600 kg. ASC juga menyediakan
kemasan curah dalam bentuk peti kemas (container). Produk PVC yang dihasilkan
ASC dikenal dengan nama ASNYL
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Polivinil_klorida
https://www.dekoruma.com/artikel/88424/mengenal-bahan-pvc
http://www.asc.co.id/index.php/en/?idm=2&id=8
https://docplayer.info/61722132-Studi-proses-produksi-polyvinyl-chloride-pvc-pada-pt-asahimas-
chemical-cilegon.html