Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas

sehari-hari. Energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara

umum, bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein dan lemak.

Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik yang melimpah di bumi.

Karbohidrat sendiri terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen. Pada proses

fotosintesis, tumbuhan hijau dapat mengubah karbon dioksida menjadi

karbohidrat. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil serta banyak juga

mengandung gugus hidroksil. Istilah karbohidrat pada awalnya digunakan pada

senyawa yang memiliki rumus (CH2O)n.

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana yang terdiri dari satu

molekul gula sederhana disebut monosakarida, misalnya glukosa. Banyak

karbohidrat yang merupakan polimer dari berbagai molekul gula yang terangkai

menjadi rantai yang panjang serta dapat bercabang-cabang yang disebut

polisakarida, misalnya pati. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat juga

disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian dari

beberapa monosakarida).

Karbohidrat merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Hal ini dikarenakan, karbohidrat memiliki begitu banyak fungsi. Menjadi sumber

energi untuk tubuh merupakan peran utama dari karbohidrat yang setiap gramnya
mengandung 4 kalori. Pada sistem sirkulasi darah di dalam tubuh manusia,

sumber energi dihasilkan dari keberadaan karbohidrat yang berperan sebagai

glukosa. Selain itu, karbohidrat juga berperan sebagai glikogen yang diperlukan

oleh hati juga jaringan otot. Sisanya, keberadaan karbohidrat berperan sebagai

lemak yang disimpan di dalam jaringan lemak sebagai cadangan energi bagi

tubuh. Karbohidrat juga mampu mengoptimalkan fungsi dari protein sebagai zat

pembangun tubuh, serta mampu melancarkan proses pencernaan.

Karbohidrat tak hanya bisa kita dapatkan dari beras putih atau nasi yang

menjadi makanan pokok yang telah dikenal di Indonesia. Beberapa makanan yang

keberadaannya terlihat sepele, ternyata memiliki kandungan karbohidrat yang

sangat baik. Makanan-makanan tersebut pun sangat mudah untuk kita temukan,

karena keberadaan zat karbohidrat di bumi ini juga begitu melimpah, mengingat

fungsi dari zat ini sendiri yang begitu mutlak bagi keberlangsungan hidup.

Kentang dan sagu adalah dua contoh sumber karbohidrat tersebut.

Kentang merupakan salah satu jenis tumbuhan umi-umbian yang memiliki

kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Kandungan karbohidrat tersebut,

dikandung oleh pati yang ada di dalam umbi gurih ini, sedangkan sagu yaitu

butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu atau rumbia

(metroxylon sago rottb).  Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan

tepung topioka. Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat yang tinggi.

Sedangkan tepung terigu merupakan karbohidrat kompeks begitupun pada

glukosa merupakan jenis makananyang mengandung karbohidrat tinggi.


Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini, dengan judul

“Uji pati/karbohidrat pada kentang(ubi), sagu, terigu dan glukosa”. Berbagai

metode dan beberapa reagen akan digunakan dalam praktikum ini, yaitu untuk

diidentifikasi adanya pati/karbohidrat menggunakan uji warna.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum ini yaitu bagaimana cara

mengidentifikasi adanya kandungan karbohidrat dalam sampel kentang, sagu,

terigu dan glukosa?

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara

mengidentifikasi adanya kandungan karbohidrat dalam sampel kentang,sagu,

terigu dan glukosa.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh setelah dilakukannya praktikum ini yaitu dapat

mengetahui cara mengidentifikasi adanya kandungan karbohidrat dalam sampel

kentang, sagu, terigu dan glukosa.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Karbohidrat

Karbohidrat atau Cn(H2O)n mencakup berbagai komponen seperti

aldehida polihidroksi, keton, alkohol dan asam, serta turunannya dan polimer,

misalnya pati dan polisakarida lainnya. Klasifikasi kimia karbohidrat biasanya

didasarkan pada ukuran molekul dan komposisi monomer, tiga kelompok utama

menjadi gula (1-2 monomer), oligosakarida (3-9 monomer) dan polisakarida (10

atau lebih monomer) (FAO/WHO, 1998). Karena keragaman kimia karbohidrat,

hanya baru-baru bahwa metode khusus untuk analisis berbagai karbohidrat dalam

makanan telah menjadi tersedia secara rutin. (Anonim, 2010).

Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang berguna

bagi pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan

karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain.

Karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein

tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan membantu metabolisme lemak dan

protein, serta dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol

lemak. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan (Burke, dkk., 2004).

Rantai karbohidrat yang terdiri dari lima karbon atau enam mempunyai

suatu kecenderungan untuk membentuk cincin. Semua gula digolongkan ke dalam


tiga golongan berbeda yang didasarkan pada panjang rantainya. Monosakarida

adalah gula rantai tunggal atau gula sederhana. Monosakarida yang paling umum

adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketika dua monosakarida disambung,

maka akan membentuk disakarida. Beberapa disakarida umumnya terbentuk oleh

tiga monosakarida yang meliputi sukrosa, laktosa dan maltosa. Golongan ketiga

adalah ketika beberapa rantai unit dari monosakarida disambung untuk

membentuk polisakarida, biasanya disebut dengan karbohidrat kompleks misalnya

pati dan kanji (Bakhshai, dkk., 2006).

2.2 Polimer karbohidrat

Polimer karbohidrat, seperti semua senyawa besar, tahan dalam potensi

energi struktur mereka yang menjadi tersedia saat istirahat mereka turun sebagai

metabolisme dan energi lainnya untuk oragnism tersebut. banyak karbohidrat

umum adalah polisakarida. polisakarida merupakan polimer dari gula. monomer

paling umum yang terjadi adalah glukosa. karbohidrat juga memiliki fungsi

struktural. glikogen dan pati yang penyimpanan dari glukosa glikogen biasanya

lebih bercabang dari pati, yang memungkinkan untuk glukosa yang akan dibelah

off di poin lebih pada waktu yang sama. Oleh karena itu glikogen, yang

merupakan polimer glukosa utama dalam organisme yang lebih tinggi, dapat

memberikan tingkat yang lebih besar dari pasokan glukosa dalam situasi

permintaan dari pati, yang ada dalam rencana saja, akan mampu.
2.3 Pati

Pati merupakan bahan cadangan karbohidrat dominan tanaman lebih

tinggi, menjadi ditemukan di kloroplas daun dan di amiloplas organ penyimpanan

seperti biji dan umbi-umbian. Ini merupakan sumber yang murah untuk produksi

sirup mengandung glukosa, fruktosa atau maltosa, yang secara luas digunakan

dalam makanan, pemanis dan industri etano. Pati adalah campuran dari dua

polisakarida, amilosa dan amilopektin, dan mengandung sejumlah kecil konstituen

non-karbohidrat, seperti lipid, fosfat dan butiran protein-protein. Pati dari berbagai

sumber botani yang berbeda ukuran, bentuk dan ciri. fisik Pati adalah tidak larut

dalam air dingin dan sering tahan terhadap bahan kimia dan enzimatik

(Gligorijevic, 2014).

2.4 Singkong

Singkong adalah akar tanaman tropis yang merupakan ekonomi tersedia

sumber difermentasi dan diproduksi oleh berbagai negara. Hal ini dimasukkan ke

dalam pakan ternak (20,0%) dan proporsi sekitar setara diubah menjadi tepung

untuk keperluan industri sedangkan; beberapa bagian juga digunakan sebagai

sumber makanan di beberapa negara berkembang. Tentang 50,0-70,0% kadar pati

pulih dari singkong akar dan karena kandungan abu yang rendah dan sifat organik

kaya dapat digunakan sebagai substrat yang ideal untuk bioetanol produksi. Selain

itu, juga dapat dengan mudah dihidrolisis dengan berbagai teknik. Pati

singkongtidak memiliki banyak aplikasi industri di industri makanan

dibandingkan dengan pati jagung, karena itu juga tidak memiliki kompetisi dari
segi harga dan tersedia di seluruh tahun karena fleksibilitas dalam hal penanaman

dan panen (Pervez, 2014).

2.5 Sagu

Umumnya sagu diperoleh dari Metroxylon sago, yaitu suatu tanaman hebat

yang tersembunyi sejak jaman dahulu di Papua Nugini (PNG) dan luasnya

meliputi satu juta hektar. Sebagian besar ditemukan pada dataran rendah berpaya-

paya dan area daratan pantai pada Sepik, Barat dan Teluk Propinsi. Tidak

ditemukan pada area lain di Asia, sehingga pabrik didirikan sebagai pusat dari

keanekaragaman di PNG. Sagu merupakan sumber karbohidrat penting sehingga

dapat dijadikan bahan pembuatan etanol untuk substitusi bahan bakar minyak.

Sebagai negara dengan luas area sagu terbesar di dunia, maka dapat dipastikan

bahwa Indonesia memiliki potensi pati sagu paling tinggi. (Shilpton, dkk., 2013).

2.6 Tepung terigu

Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bulir gandum. Tepung

terigu umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, mie dan roti.

Kadarkarbohidrat pada tepung terigu adalah 77,3 gram dan juga mengandung

energi sebesar 365 kalori.

2.7 Glukosa

Glukosa merupakan karbohidratsederhana dengan rumus (C6H2O6) dan

(C2H2O5). Glukosa disebut juga dekstrosa atau gula anggur terdapat luas dialam

dalam jumlah sedikit yaitu didalam sayur, buah dll. Tingkat kemanisan glukosa
hanya separuh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk tingkat

kemanisan yang sama.

2.8 Analisis kualitatif karbohidrat

Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang

dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan

larutan naftol dalam alkohol, kemudian ditambahakan H2SO4 pekat secara hati-

hati, pada batas cairan akan terbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini

disebut reaksi mollisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat. Beberapa

reaksi yang lebih spesifik dapat membedakan golongan karbohidrat. Misalnya

ketosa, pentosa, dan asam uronat dapat dibedakan dari aldoheksosa karena reaksi

dengan golongan fenol akan mengahasilkan warna yang berbeda. Fenol yang

sering dipakan adalah resorsinol (pereaksi seliwanoff), floroglusinol, dan orsinol

(Winarno, 2004).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan ini telah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 April 2018,

pukul 13.00 WITA-selesai dan bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan

Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari,

Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat da Bahan

3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksipipet

volum, filler, pipet tetes, gelas kimia 250 mL, labu takar 100 mL, batang

pengaduk, spatula, dan botol semprot.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu tepung terigu (pati

1%), ubi jalar (pati 1%), sagu, glukosa, aquades, NaOH 6 N, HCl 6 N, pereaksi

Mollisch, H2SO4 pekat, dan pereaksi Barfoed.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Uji Karbohidrat

3.3.1.1 Uji Karbohidrat Pada Sagu

Dimasukan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 3 mL larutan

tepung sagu. Pada tabung pertama ditambahkan dua tetes air dan tabung

kedua ditambahkan dua HCl. Pada tabung ketiga ditambahkan iodin ke dalam
masing-masing tabung. Diperhatikan warna yang terbentuk. Dipanaskan

ketiga tabung tersebut, kemudian didinginkan dan diamati yang terjadi.

3.3.1.2 Uji Karbohidrat Pada Ubi Jalar

Dimasukan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 3 mL larutan ubi

jalar. Pada tabung pertama ditambahkan dua tetes air dan tabung kedua

ditambahkan dua HCl. Pada tabung ketiga ditambahkan iodin ke dalam

masing-masing tabung. Diperhatikan warna yang terbentuk. Dipanaskan

ketiga tabung tersebut, kemudian didinginkan dan diamati yang terjadi.

3.3.1.3 Uji Karbohidrat Pada Tepung Terigu

Dimasukan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 3 mL larutan

tepung terigu. Pada tabung pertama ditambahkan dua tetes air dan tabung

kedua ditambahkan dua HCl. Pada tabung ketiga ditambahkan iodin ke dalam

masing-masing tabung. Diperhatikan warna yang terbentuk. Dipanaskan

ketiga tabung tersebut, kemudian didinginkan dan diamati yang terjadi.

3.3.1.4 Uji Karbohidrat Pada Glukosa

Dimasukan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 3 mL larutan

glukosa. Pada tabung pertama ditambahkan dua tetes air dan tabung kedua

ditambahkan dua HCl. Pada tabung ketiga ditambahkan iodin ke dalam

masing-masing tabung. Diperhatikan warna yang terbentuk. Dipanaskan

ketiga tabung tersebut, kemudian didinginkan dan diamati yang terjadi.


3.3.2 Uji Warna

3.3.2.1 Uji Mollisch

Dimasukkan 5 mg cuplikan kedalam tabung reaksi yang berisi 0,5 mL air

dan ditambahkan 2 tetes larutan 10% 2-naftol dalam pelarut etanol atau

kloroform. Dimasukkan 1 mL asam sulfat pekat ke dasar tabung reaksi

dengan menggunakan pipet tetes sedemikian rupa (pipet tetes panjang) hingga

asam sulfat membentuk lapisan yang terpisah dari lapisan awal. Jika dalam

cuplikan terdapat karbohidrat, maka akan terbentuk cincin berwarna merah

pada permukaan lapisan bawah. Warna merah kan segera berubah dan larutan

menjadi berwarna ungu tua. Setelah didiamkan selama 2 menit, diencerkan

campuran tersebut dalam 5 mL air. Jika didalam cuplikan terdapat

karbohidrat, maka akan terjadi endapan berwarna ungu.

3.3.2.2 Uji Barfoed

Dimasukan larutan cuplikan sagu sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 1 mL reagen Barfoed. Dipanaskan dan diamati perubahan

warnanya.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua sampel yang mengandung karbohidrat. Sampel

dalam praktikum ini adalah (ubi jalar), tepung terigu, glukosa dan sagu.

Pengambilan sampel ini dilakukan pada tempat penjualan sampel tersebut.


3.5 Desain Praktikum

Desain praktikum yang digunakan yaitu praktikum eksperimen laboratorik

dengan menggunakan ubi jalar, tepung terigu, glukosa dan sagu sebagai objek

praktikum dan menggunakan metode analisis kualitatif.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada percobaan ini yaitu teknik random

sampling atau sampel acak (probability sampling). Pada pengambilan secara

random, setiap unit populasinya mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil

sebagai sampel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.1.1 Uji Karbohidrat

4.1.1.1 Uji Karbohidrat Pada Sagu

Tabel 4.1.1.1. Data Pengamatan Uji Karbohidrat pada Sagu


No. Perlakuan Pengamatan
1. Tabung I dimasukan 3 mL larutan sagu + Larutan berwarna
2 tetes air + larutan iodin 3 tetes, hitam, setelah
campuran larutan kemudian dipanaskan dipanaskan menjadi
bening dan ada
endapan warna biru.
2. Tabung II dimasukan 3 mL larutan sagu + Larutan bening
2 tetes HCl + 3 tetes larutan iodin, setelah dipanaskan
campuran larutan dipanaskan larutan tetap bening
3. Tabung III dimasukan 3 mL larutan sagu + Larutan berwarna
2 tetes NaOH + 3 tetes larutan iodin, bening
campuran larutan dipanaskan

4.1.1.2 Uji Karbohidrat Pada Ubi Jalar

Tabel 4.1.1.2 Data Pengamatan Uji Karbohidrat pada Ubi Jalar


No. Perlakuan Pengamatan
1 Tabung I dimasukan 3 mL larutan ubi jalar Larutan berwarna
+ 2 tetes air + larutan iodin 3 tetes, hitam, setelah
campuran larutan kemudian dipanaskan dipanaskan menjadi
bening dan ada
endapan warna biru.
2 Tabung II dimasukan 3 mL larutan ubi jalar Larutan bening
+ 2 tetes HCl + 3 tetes larutan iodin, setelah dipanaskan
campuran larutan dipanaskan larutan tetap bening
3 Tabung III dimasukan 3 mL larutan ubi Larutan berwarna
jalar + 2 tetes NaOH + 3 tetes larutan iodin, bening
campuran larutan dipanaskan
4.1.1.3 Uji Karbohidrat Pada Tepung Terigu

Tabel 4.1.1.3Data Pengamatan Uji Karbohidrat pada Tepung Terigu


No. Perlakuan Pengamatan
1. Tabung I dimasukan 3 mL larutan terigu Larutan berwarna
+ 2 tetes air + larutan iodin 3 tetes, hitam, setelah
campuran larutan kemudian dipanaskan dipanaskan menjadi
bening dan ada
endapan warna biru.
2. Tabung II dimasukan 3 mL larutan terigu Larutan bening
+ 2 tetes HCl + 3 tetes larutan iodin, setelah dipanaskan
campuran larutan dipanaskan larutan tetap bening
3. Tabung III dimasukan 3 mL larutan terigu Larutan berwarna
+ 2 tetes NaOH + 3 tetes larutan iodin, bening
campuran larutan dipanaskan

4.1.1.4 Uji Kabohidrat Pada Glukosa

Tabel 4.1.1.4Data Pengamatan Uji Karbohidrat pada Glukosa


No. Perlakuan Pengamatan
1. Tabung I dimasukan 3 mL larutan Larutan berwarna
glukosa + 2 tetes air + larutan iodin 3 hitam, setelah
tetes, campuran larutan kemudian dipanaskan menjadi
dipanaskan bening dan ada
endapan warna biru.
2. Tabung II dimasukan 3 mL larutan Larutan bening
glukosa + 2 tetes HCl + 3 tetes larutan setelah dipanaskan
iodin, campuran larutan dipanaskan larutan tetap bening
3. Tabung III dimasukan 3 mL larutan Larutan berwarna
glukosa + 2 tetes NaOH + 3 tetes larutan bening
iodin, campuran larutan dipanaskan
4.1.2 Uji Warna

4.1.2.1 Uji Molisch

Tabel 4.1.1.4Data Pengamatan Uji Karbohidrat pada Glukosa


No. Perlakuan Pengamatan
1. 0,5 ml aquades + sampel sagu + pereaksi Mengalmi reaksi
molisch + H2SO4 positif yang
ditandai dengan
terbentuknya cincin
berwarna ungu.

2. 0,5 ml aquades + sampel ubi jalar + Mengalmi reaksi


pereaksi molisch + H2SO4 positif yang
ditandai dengan
terbentuknya cincin
berwarna ungu.
3. 0,5 ml aquades + sampel tepung terigu + Mengalmi reaksi
pereaksi molisch + H2SO4 positif yang
ditandai dengan
terbentuknya cincin
berwarna ungu.
4. 0,5 ml aquades + sampel lukosa + pereaksi Mengalmi reaksi
molisch + H2SO4 positif yang
ditandai dengan
terbentuknya cincin
berwarna ungu.
4.1.2.2 Uji Barfoed

Tabel 4.1.2.2 Data Pengamatan Uji Barfoed


No. Perlakuan Pengamatan
1. 1 ml larutan sagu + 1ml pereaksi barfoed, Sebelum
dipanaskan dipanaskan
berwarna biru
muda, setelah
dipanaskan
berwarna hijau dan
terdaat endapana
kuning pada 10
menit pemanasan
2. 1 ml larutan ubi jalar + 1ml pereaksi Sebelum
barfoed, dipanaskan dipanaskan
berwarna biru
muda, setelah
dipanaskan
berwarna hijau dan
terdaat endapana
kuning pada 10
menit pemanasan
3. 1 ml larutan terigu + 1ml pereaksi barfoed, Sebelum
dipanaskan dipanaskan
berwarna biru
muda, setelah
dipanaskan
berwarna biru tua
dan terdaat
endapana kuning
pada 10 menit
pemanasan
4. 1 ml larutan glukosa + 1ml pereaksi Sebelum
barfoed, dipanaskan dipanaskan
berwarna biru
muda, setelah
dipanaskan
berwarna biru dan
terdaat endapan
merah pada 2 menit
pemanasan
4.1.3 Reaksi Lengkap

4.1.3.1 Reaksi Uji Karbohidrat

5 NaI + NaIO3 + 6 HCl → 3 I2 + 6 NaCl + 3 H2O

3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O

4.1.3.2 Reaksi Uji Warna Karbohidrat

Gambar 4.3.Reaksi Uji Warna Karbohidrat dengan Menggunakan


Reagen Barfoed (Sumber: http://www.Scribd.com).

4.4 Pembahasan

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,

hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat

adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi

akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi

(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk

menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan

otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau

bekerja. Pentingnya karbohidrat bagi tubuh, menyebabkan banyaknya penelitian

yang dilakukan terhadap berbagai jenis bahan makanan, dimana salah satu
tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa banyak dan jenis karbohidrat apa

yang terkandung dalam suatu bahan makanan tersebut. Hal inilah yang mendasari

dilakukannya praktikum ini, dengan judul “Pati/Karbohidrat”.

Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu uji karbohidrat

pada sampel tertentu. Sampel yang digunakan yaitu ubi jalar, tepung terigu,

glukosa dan sagu. Metode yang digunakan dalam uji karbohidrat ini yaitu metode

iodometri atau uji iodin, dimana dalam metode ini, larutan iodine bertindak

sebagai pereaksi uji. Tujuan utama dilakukan uji ini yaitu untuk mengidentifikasi

adanya amilosa dan amilopektin yang merupakan kandungan pati dalam sampel,

yang ditandai dengan terbentuknya warna biru jika bereaksi dengan senyawa iod.

Sehingga dapat dikatakan, yang positif mengandung pati tersebut adalah sampel

yang menghasilkan warna biru ketika direaksikan dengan senyawa iod. Pada uji

ini sampel yang digunakan yaitu sagu, ubi jalar, tepung terigu dan glukosa.

Masing-masing sampel dimasukan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 3 mL

larutan ubi jalar. Pada tabung pertama ditambahkan dua tetes air dan tabung kedua

ditambahkan dua HCl. Pada tabung ketiga ditambahkan iodin ke dalam masing-

masing tabung. dipanaskan ketiga tabung tersebut. Berdasarkan percobaan yang

dilakukan pada uji ini baik pada sagu, tepung terigu, ubi jalar dan glukosa masing-

masing menunjukn perubahan yang sama yaitu larutan berwarna hitam, setelah

dipanaskan menjadi bening dan ada endapan warna biru, Larutan bening setelah

dipanaskan larutan tetap bening dan Larutan berwarna bening.

Uji Iodin dalam percobaan ini dilakukan dengan 3 kondisi yaitu asam,

netral dan basa. Setelah dilakukan percobaan dengan keadaan yang sama (volume
sama  dan konsentrasi sama) maka diperoleh bahwa larutan sampel dengan basa

(3 tetes NaOH) tidak mengalami perubahan  warna atau dengan kata lain tidak

terbentuk ikatan koordinasi antara ion iodida pada heliks.  Dengan kondisi netral

(3 tetes air) timbul warna biru, sedangkan dengan kondisi asam (3 tetes  HCl) 

tetap menjadi bening. Berdasarkan teori, pada kondisi asam seharusnya

memberikan hasil uji terbaik. Alasanya adalah pada kondisi asam ternyata NaI dan

NaIO3 akan diubah menjadi I2 kembali  oleh asam klorida, sehingga akan

menghasilkan warna biru yang lebih pekat dibandingkan suasana netral. Sehingga

pada larutan tidak terdapat I2 yang menyebabkan tidak terjadinya ikatan

koordinasi sehingga warna biru tidak terjadi. Hal diatas menandakan bahwa

masing-masing sampel mengadungpati/karbohidrat.

Langkah selanjutnya yaitu reaksi warna pada karbohidrat. Tujuan utama

dilakukannya uji warna karbohidrat ini yaitu untuk mengetahui sifat dan jenis

karbohidrat apa yang terkandung dalam suatu sampel. Sifat-sifat kimia

karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat dalam molekul yaitu

gugus hidroksi, gugus aldehid dan gugus keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat

dapat digunakan untuk mengidentifikasi  dan membedakan  senyawa karbohidrat

yang satu dengan yang lainnya. Monosakarida dan beberapa disakarida

mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat reduktor ini

karena adanya gugus aldehid atau keton bebas pada karbohidrat. Pereaksi-pereaksi

karbohidrat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu pereaksi barfoed dan

molisch. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada uji molisch sampel ubi

jalar, sagu, tepung terigu dan glukosa diperoleh masing-masing sampel yaitu
Mengalmi reaksi positif yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu.

Mengalmi reaksi positif yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu.

Hal ini sesuai dengan teori yang ada, sehingga pada sagu, tepung terigu, ubi jalar

dan glukosa masing-masing mengandung pati/karbohidrat. Pada uji Barfoed

sampel Sebelum dipanaskan berwarna biru muda, setelah dipanaskan berwarna

hijau dan terdaat endapana kuning pada 10 menit pemanasan, pada ubi

jalarSebelum dipanaskan berwarna biru muda, setelah dipanaskan berwarna hijau

dan terdaat endapana kuning pada 10 menit pemanasan, pada terigu Sebelum

dipanaskan berwarna biru muda, setelah dipanaskan berwarna biru tua dan terdaat

endapana kuning pada 10 menit pemanasan dan pada glukosa Sebelum

dipanaskan berwarna biru muda, setelah dipanaskan berwarna biru dan terdaat

endapan merah pada 2 menit pemanasan. Hal ini menandakan bahwa samua

sampel mengandung pati/karbohidrat yakni sesuai pada teori yang ada yaitu Jika

terdapat endapan merah dari Cu2O selama 2 menit berarti dalam cuplikan

terdapat monosakarida. Disakarida pada pemaanasan selama 10 menit juga

akan menunjukkan uji positif.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah dilakukan,

maka dapat disimpulkan bahwa Karbohidrat atau pati yang terkandung dalam

sampel sagu dan kentang dapat diidentifikasi dengan menggunakan uji iodin, yang

ditandai positif mengandung pati dengan terbentuknya warna biru, akibat reaksi

senyawa iod dan pati tersebut dan selain itu dapat diidentifikasi juga dengan uji

warna, yaitu pada uji molisch dan uji barfoed.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu agar dalam

praktikum selanjutnya, sampel yang digunakan untuk diuji kandungan

karbohidratnya lebih divariasikan lagi untuk semua kelompok.


DAFTAR PUSTAKA

Anonym. (2010). Scientific Opinion on Dietary Reference Values for


carbohydrates and dietary fibre. EFSA Journal, 8(3),1462.

De souza, Paula Monteiro., Pérola de Oliveira e Magalhaes. (2010). Application


Of Microbial _-Amylase In Industry – A Review. Brazilian Journal of
Microbiology 4(1), 850-861.

Gligorijevic, Nikola., Nikola Stevanovic., Nikola Loncar., Rada Baosic., Zoran


Vujcic and Natasa Bozic. (2014). A Thin Layer Chromatographic
Comparison Of Raw and Soluble Starch Hydrolysis Patterns Of Some α-
Amylases From Bacillus Sp. Isolated In Serbia. J. Serb. Chem. Soc. 79
(4), 411–420.

Pervez, Sidra., Afsheen Aman., Samina Iqbal., Nadir Naveed Siddiqui and Shah
Ali Ul Qader. Saccharification and liquefaction of cassava starch an
alternative source for the production of bioethanol using amylolytic
enzymes by double fermentation process. BMC Biotechnology, 3(4), 1-2.

Tellingen, Christa van. (2001). Biochemistry (from a phenomenological point of


view). Louis Bolk Instituut : Amsterdam

Winarno.,F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Amplop Surat Aqiqah
    Amplop Surat Aqiqah
    Dokumen57 halaman
    Amplop Surat Aqiqah
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Yayasan Pendidikan Luar Biasa Abc Raha SMPS
    Yayasan Pendidikan Luar Biasa Abc Raha SMPS
    Dokumen4 halaman
    Yayasan Pendidikan Luar Biasa Abc Raha SMPS
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Kerja
    Lamaran Kerja
    Dokumen1 halaman
    Lamaran Kerja
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tilik Pemeriksaan Sputum
    Daftar Tilik Pemeriksaan Sputum
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tilik Pemeriksaan Sputum
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Korupsi
    Korupsi
    Dokumen13 halaman
    Korupsi
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Elektrolit
    Elektrolit
    Dokumen6 halaman
    Elektrolit
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • BAB I Promkes
    BAB I Promkes
    Dokumen14 halaman
    BAB I Promkes
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Defi 1
    Defi 1
    Dokumen12 halaman
    Defi 1
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Cover Promkes
    Cover Promkes
    Dokumen2 halaman
    Cover Promkes
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • BAB I Promkes
    BAB I Promkes
    Dokumen14 halaman
    BAB I Promkes
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • 31.karina Amanda P07220118091
    31.karina Amanda P07220118091
    Dokumen173 halaman
    31.karina Amanda P07220118091
    ummikalsumpendidikan kimia
    100% (1)
  • Defi
    Defi
    Dokumen25 halaman
    Defi
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Ulangan Kelas 12
    Ulangan Kelas 12
    Dokumen1 halaman
    Ulangan Kelas 12
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Soal Latihan
    Soal Latihan
    Dokumen6 halaman
    Soal Latihan
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Luring 1:: Al Qur'an Dan Hadis Sebagai Pedoman Hidupku
    Luring 1:: Al Qur'an Dan Hadis Sebagai Pedoman Hidupku
    Dokumen2 halaman
    Luring 1:: Al Qur'an Dan Hadis Sebagai Pedoman Hidupku
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Materi Fisika Kelas 12
    Materi Fisika Kelas 12
    Dokumen14 halaman
    Materi Fisika Kelas 12
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Eeeee
    Eeeee
    Dokumen4 halaman
    Eeeee
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Soal Latihan Persiapan Ulangan Kelas 12
    Soal Latihan Persiapan Ulangan Kelas 12
    Dokumen2 halaman
    Soal Latihan Persiapan Ulangan Kelas 12
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • PAS 2021 FISIKA PRINT OK Rabu
    PAS 2021 FISIKA PRINT OK Rabu
    Dokumen5 halaman
    PAS 2021 FISIKA PRINT OK Rabu
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • PAS 11 2021 Fisika OK PRINT
    PAS 11 2021 Fisika OK PRINT
    Dokumen1 halaman
    PAS 11 2021 Fisika OK PRINT
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Surat Pinjam Pakai Gedung
    Surat Pinjam Pakai Gedung
    Dokumen1 halaman
    Surat Pinjam Pakai Gedung
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Penarikan Tanpa Kartu
    Penarikan Tanpa Kartu
    Dokumen1 halaman
    Penarikan Tanpa Kartu
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Kimia Ok
    Kimia Ok
    Dokumen11 halaman
    Kimia Ok
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Munziroh 21411010
    Munziroh 21411010
    Dokumen121 halaman
    Munziroh 21411010
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Proposal Khalila 21609134
    Proposal Khalila 21609134
    Dokumen40 halaman
    Proposal Khalila 21609134
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Gizi
    Gizi
    Dokumen1 halaman
    Gizi
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • BENAR FIKS S.PD
    BENAR FIKS S.PD
    Dokumen284 halaman
    BENAR FIKS S.PD
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat
  • Halaman Persetujuan-7126 PDF
    Halaman Persetujuan-7126 PDF
    Dokumen1 halaman
    Halaman Persetujuan-7126 PDF
    Edy Purnomo
    Belum ada peringkat
  • Pati Fiks
    Pati Fiks
    Dokumen22 halaman
    Pati Fiks
    ummikalsumpendidikan kimia
    Belum ada peringkat