Anda di halaman 1dari 5

Trauma Listrik dan Petir

 Setiap dokter perlu memahami Ilmu Kedokteran Forensik, agar tidak menemui kesulitan dalam
membantu kepentingan peradilan. Khususnya dalam membantu penegak hukum (penyidik),
guna memecahkan kasus (yang berkaitan dengan trauma listrik dan petir khususnya), agar lebih
terarah dan selektif di dalam melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka atau korban
tindak pidana di dalam proses penyidikan.

Ada 2 jenis tenaga listrik, yaitu:

• Tenaga listrik alam seperti petir dan kilat

• Tenaga listrik buatan meliputi arus searah/ DC (telepon/ alat alat yang benggunakan
batrai atau accumotor)) dan arus bolak-balik/AC (listrik rumah, pabrik atau PLN).

Arus listrik bolak-balik (AC = alternating current) lebih sering sebagai penyebab kecelakaan,sedangkan
arus listrik searah (DC = direct current) lebih jarang.

 Trauma listrik (electrical injuries)


merupakan trauma oleh benda fisik karena, persentuhan dengan benda bermuatan listrik
sehingga menimbulkan efek berupa luka bakar sebagai akibat, berubahnya energi listrik menjadi
panas.
merupakan jenis trauma atau kekerasan yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan
benda yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnya energi listrik menjadi energi panas. Lewatnya arus listrik substansial melalui
jaringan dapat menyebabkan lesi kulit, kerusakan organ dan kematian. Cedera ini disebut
“electrocution”.
 Konduktor dan Isolator

Zat-zat berbeda dalam kebebasan relatif elektron-elektron untuk bergerak, di dalam zat tersebut.

Disebut konduktor jika elektron-elektron dapat bergerak bebas. Sebaliknya dikatakan isolator jika
sedikit elektron yang dapat bergerak bebas di dalam zat tersebut. Semua logam adalah konduktor yang
baik. Kaca, karet, busa adalah isolator. Di dalam isolator, setiap elektron terikat bebas pada satu
atom dan tidak bebas bergerak menjauh. Sedangkan dalam suatu konduktor, paling tidak satu elektron
dipisahkan dari setiap atom dan bebas bergerak kemana saja dalam konduktor tersebut.

 Proses aliran listrik dalam tubuh

Jika seseorang meletakkan jarinya pada arus listrik, ketika berdiri dengan menggunakan sepatu lembab
pada lantai yang basah, kemudian arus listrik yang lewat dari tangan ke kaki, akan menghasilkan akibat
yang fatal. Sebaliknya orang yang berdiri di atas karpet dengan lantai kayu, hanya sedikit arus listrik yang
dapat melewati tubuh dan hanya akan menimbulkan spasme pada otot.

 Faktor Yang Berperan Dalam Trauma Listrik


• Intensitas (I/ kuat arus)
Banyaknya arus listrik yang mengalir melalui kawat atau tubuh manusia, ini
menentukan fitalitas seseorang.

• Voltase/ tegangan (V)


Voltase rendah di bawah 60 V, voltase tinggi di atas 100.000 V, (kematian tergantung
oleh banyak faktor yang mempengaruhi).
• Tahanan (R)
Besarnya tahanan pada manusia tergantung dari banyak sedikitnya air yang terdapat
pada bagian tubuh. Tahanan yang paling besar adalah kulit, kemudian tulang, lemak,
saraf, otot, darah dan yang rendah adalah cairan tubuh.
• Arah aliran
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik bila aliran dari arus listrik tersebut
melintasi otak atau jantung, misalnya arah aliran dari kepala ke kaki atau dari lengan
kiri ke lengan kanan (sebaliknya). Dengan sendirinya lebih lama arus listrik melalui
tubuh, lebih besar akibatnya.
• Waktu
Waktu lamanya seseorang kontak dengan benda yang beraliran listrik menentukan
kecepatan datangnya kematian. Sebagai contoh, bila intentitas sekitar 70-300 mA,
maka kematian akan terjadi dalam 5 detik, sedangkan pada intentitas sekitar 200-700
mA kematian akan terjadi dalam 1 detik. Cepat lambatnya arus listrik masuk ke dalam
tubuh juga menjadi suatu faktor penentu kematian.
 JENIS-JENIS TRAUMA LISTRIK
• Contact burn disebabkan kontak dengan benda hidup (manusia, hewan) dan tingkat
keparahannya bervariasi dari lesi yang kecil dan superficial sampai ke dasar jika
kontaknya berlangsung lama.
• Spark burn disebabkan kontak murni/ langsung dengan arus listrik oleh kulit. Luka yang
timbul berbentuk lingkaran dengan dengan daerah pertengahan yang pucat dikelilingi
daerah yang hiperemis. Luka ini penting untuk membuktikan adanya kontak murni
dengan arus listrik
• Flash burn menunjukkan tampilan yang bervariasi, mulai dari bentuk seperti pohon,
hingga tampilan seperti kulit buaya Crocodile skin effect yang disebabkan kontak
dengan loncatan arus yang sangat tinggi (petir atau radisi arus tegangan tinggi).
 BENTUK-BENTUK JEJAS

• 1.Electric mark.

• Dijumpai pada tempat dimana arus listrik masuk ke dalam tubuh, dengan tegangan rendah
sampai sedang.
• Electric mark berupa kerusakan lapisan tanduk kulit atau berupa luka bakar dengan tepi yang
menonjol, di sekitarnya terdapat daerah yang pucat dikelilingi oleh kulit yang hiperemi.
Bentuknya sering sesuai dengan bentuk benda penyebabnya.

2.Joule burn atau endogenous burn.

• Terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik yang
cukup lama. Gambaran jejas berupa elektric mark dengan bagian tengah yang menjadi hitam
hangus terbakar.

3.Exogenous burn.

• Dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi
dan benda tersebut memang sudah mengandung panas. Tubuh korban akan hangus
terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai dengan patahnya
tulang-tulang.

 Metalisasi

• Dapat juga ditemukan pada jejas listrik. Gambaran jejas ini juga dapat ditemukan akibat
persentuhan kulit dengan benda/ logam panas (membara).

• Jejas listrik bukanlah tanda intravital karena dapat juga ditemukan pada kulit mayat atau pasca
kematian namun tanpa disertai daerah hiperemis disekitar jejas.

 KEMATIAN AKIBAT SENGATAN LISTRIK

Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara :

•Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung.


•Perusakan otot, saraf dan jaringan dan sel oleh arus listrik yang melewati tubuh (gagal
nafas).
• Luka bakar termal/ panas tinggi akibat kontak dengan sumber listrik.
 Beberapa gambaran yang merupakan karakteristik dari penyebab trauma listrik

1. LEPUH (bekas lepuh tampak gambaran cincin kelabu)

2. Lebam mayat berwarna biru kemerahan

3. Spark lesion atau multiple spark lesion (crocodile skin efect)

4. Luka bakar

5. Luka masuk berbentuk halo dengan dikelilingi bagian hiperemis

6. Luka keluar berbentuk celah (split) yang pinggirnya menonjol


 TANDA PADA ORGAN DALAM

1. Tanda-tanda kongesti dan asfiksia umum

2. Pethie epicardial, pethie intra cerebral

3. Udema dan bintik perdarahan

4. Ruptur pembuluh darah

 GAMBARAN HISTOLOGIS

1. Vacuola-vacuola kecil pada stratum corneum Kulit

2. Pelebaran kelenjar keringat “honeycomb atau swiss cheese like apperence”

3. Gambaran epidermis seperti alur melingkar (whorled)

4. Folikel rambut distorsi , seperti kumparan

5. Kontraksi pita pada serat otot : bark-like

6. Trombus intravaskuler (inflamasi pembuluh darah)

 TRAUMA PETIR/ LIGHTING


Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di awan yang tegangannya dapat mencapai 10
mega Volt dengan kuat arus sekitar 100.000 A ke tanah.
• Kerusakan fisik pada kasus yang fatal dapat bervariasi mulai dari nol hingga terbakar
seluruhnya, fraktur dan kerusakan jaringan.
• Tanda pada kulit mungkin ada, yang disebut pola ‘gambaran seperti pakis = fernlike atau
tanaman menjalar = arborescent’ merupakan gambaran dari pelebaran pembuluh
darah yang mengalami proses radang (akibat adanya reaksi arus listrik sangat tinggi/
panas yang melaluinya).
 KESIMPULAN
• Cedera akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh
manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ
dalam.
• Klasifikasi luka listrik secara garis besar dibagi dua yaitu luka listrik akibat kontak dengan alat
listrik dan luka listrik petir.
• Hal-hal yang mempengaruhi trauma listrik, antara lain tipe sirkuit (AC/DC), lama kontak,
resistensi (R), tegangan (V), kuat arus (I) jalannya arus dan luas area kontak.
Penanganan trauma listrik pertama-tama yang harus dilakukan adalah memutuskan aliran listrik
selekas mungkin.
• Kematian akibat listrik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan berdasarkan tinggi-
rendahnya tegangan listrik, yaitu tegangan listrik pada kisaran rumah tangga, industri dan
karena petir.
• Fakta-fakta yang ditemukan pada kematian akibat trauma listrik sangat bervariasi, termasuk
kemungkinan tidak ditemukannya luka luar pada kulit sama sekali.
• Karakteristik mikroskopis trauma listrik antara lain adanya vakuola-vakuola kecil pada
stratum korneum, kebanyakan terjadi pada jari-jari, telapak tangan dan telapak kaki yang
mengandung lapisan keratin yang tebal.

Anda mungkin juga menyukai