Anda di halaman 1dari 2

BEROBAT DALAM ISLAM

Kalangan ahli medis;


pengobatan terdiri atas dua bentuk, pencegahan dan penyembuhan.
Fungsi obat
untuk mengurangai, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit. Sekolah
kedokteran dan yang terkait adalah dalam rangka menolong menyembuhkan orang sakit
atau agar orang tetap sehat.Diantara teknik pengobatan yang dilakukan Nabi adalah menggunakan
cara cara tertentu sesuai dengan perkembangan zaman saat itu.

Secara umum
teknik pengobatan di zaman Nabi ada 3, meminum madu,
berbekam,
dan mencas dengan api
(HR. al-Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)
Maksud hadits,
pengobatan dengan 3 hal tersebut
hanya merupakan deskripsi dari tindakan pengobatan yang dilakukan di masa Nabi.
Hadits yang secara khusus
menyuruh berobat,
Ya Rasulullah apakah kami mesti berobat ?
Nabi menjawab:
Berobatlah,
sebab, Allah tidak menurunkan penyakit
kecuali juga menurunkan obatnya,
diketahui oleh orang yang mengetahuinya
dan tidak diketahui
oleh orang yang tidak mengetahuinya.
(HR. Ahmad).
Bahwa Allah-lah yang menurunkan penyakit
dan obatnya,
dan Dia yang menjadikan setiap penyakit ada obatnya,
berobatlah, dan jangan berobat dengan yang haram.
(HR. Abu Dawud)

4. Pengobatan oleh Lawan Jenis


dan Batasan Aurat
Syari’at Islam
mewajibkan setiap orang untuk menutup auratnya kecuali batas-batas yang diperbolehkan,
dalam kondisi khusus berlaku pengecualian.
Dalam menentukan hukum pengobatan
oleh lawan jenis,
ada 4 hal yang menjadi pertimbangan;
Pertama, yang berhubungan dengan khalwat.
Kedua, berpandangan dengan lain jenis.
Ketiga, melihat aurat pasien.
Keempat, terbukanya aib pasien.

Pada umumnya pasien dalam memilih dan menentukan kepada siapa mencari kesembuhan,
akan mencari orang yang telah teruji kemampuannya dan diyakini akan dapat menyembuhkannya
tanpa memandang jenisnya, bahkan agamanya.
Dari sisi yang mengobati, dalam praktiknya bersifat netral, tidak melihat jenisnya laki-laki
atau perempuan.
Dalam praktik pengobatan dokter dituntut melakukan inspeksi (periksa pandang) palpasi (perabaan)
perkusi ( memukulkan jari ke bagian tubuh) kadang-kadang juga dituntut melihat aurat bahkan sampai ke
bagian alat vital.Disinilah masalah yang muncul dari perspektif hukum Islam.
Q.S. Al-Nur,30;
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya,
yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka…
Q.S. al-Nur,31;
Katakanlah kepada wanita yang beriman:
hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan memelihara kemaluannya,
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak darinya….

HR. Muslim, al-Turmudzi, dan Ahmad, seorang laki-laki


tidak boleh
melihat aurat laki-laki yang lain,
seorang wanita
tidak boleh
melihat aurat wanita yang lain,
dan seorang laki-laki
tidak boleh dalam satu selimut
dengan laki-laki yang lain,
dan seorang wanita…

• Ulama fikih sepakat, hukum menutup aurat adalah wajib, baik dalam shalat maupun di luar shalat.
• Q.S al-An’am,31; Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid…
• Q.S. al-Ahzab,59; Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin; Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu ….
Tentang batasan aurat yang wajib ditutupi;
Madzhab Hanafi,
aurat laki-laki adalah bagian tubuh yang terdapat di bawah pusar sampai lutut, pusarnya sendiri tidak
termasuk aurat tetapi lutut termasuk aurat.Madzhab Syafi’ i, Hambali, juga berpendapat demikian,
hanya saja lutut dan pusar tidak termasuk aurat.

Namun tetap wajib ditutupi karena terkait dengan menutup bagian tubuh yang terdapat antara
keduanya.Kaidah hukum Islam,sesuatu yang menyempurnakan suatu kewajiban maka wajib pula
hukumnya

(ma la yatimmu al-wajibu illa bihi fahua wajibun).

Madzhab Maliki,

Anda mungkin juga menyukai