PENDAHULUAN
dan merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetrik bila
angka kematian ibu masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetrik masih
buruk sehingga memerlukan perbaikan (Depkes RI, 2013). Salah satu faktor
karena Pre Eklampsia berat (PEB). Pre Eklampsia berat merupakan kondisi
atau segera setelah persalinan. Temuan yang paling penting adalah hipertensi
darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg (Nugroho, 2012). Pre
tertinggi karena banyak klin yang tidak melakukan asuhan antenatal dengan
Situmorang 2016)
861 dari 96.494 ibu hamil dan eklampsia sebanyak 862 dari 96.497 ibu hamil.
dari seluruh kasus yang menimpa ibu hamil. Pada tahun 2016, Angka
1
2
Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Timur mencapai 91,00 per 100.000
yang mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Timur, 2016). Penyebab kematian ibu berasal dari beberapa faktor,
wanita pada usia reproduksi sebagian besar berasal dari komplikasi selama
kehamilan, persalinan, dan nifas, seperti Pre Eklamsi yaitu sebesar 30,90%
atau sebanyak 165 orang. Sedangkan penyebab paling kecil adalah infeksi
sebesar 4,87% atau sebanyak 26 orang. Penyebab utama kematian ibu di Jawa
Timur adalah Pre Eklamsi. Hingga tahun 2011 penyebab utama kematian ibu
di Jawa Timur adalah perdarahan. Namun pada tahun 2012 hingga tahun
penyebab utama kematian ibu yaitu Pre Eklamsi sebanyak 165 kasus
Belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya Pre
tersebut meliputi; gravida, usia ibu, riwayat penyakit kronis, dan riwayat Pre
Eklamsi, namun jika tidak dilakukan penanganan yang tepat maka akan
menurunkan pasokan darah sehingga aliran darah ginjal menurun dan filtrasi
dengan ditemukan tanda tanda tekanan darah 160/110 mmHg oliguria jumlah
urine kurang dari 500 ccper 24 jam,adnya edema umum kaki,jari tangan dan
Dampak yang kelebihan volume cairan bila tidak diatasi akan terjadi
pre eklamsi sangat tinggi hal ini diakibatkan banyak pasien yang tidak
letak,social dan ekonomi serta budanya setempat. Pre Eklamsi yang tidak
terjadinya edema paru dan payah jantung.serta peran perawat yaitu dengan
pemulihan keadaan ibu yang mengalami Pre Eklamsia berat di rumah sakit
dilakukan secara aktif apabila didapatkan satu atau lebih keadaan yang terjadi
pada ibu, antra lain kehamilan >37 minggu, adanya tanda-tanda implending
4
dan kegagalan terapi pada perawatan konservatif, sedang pada janin terjadi
tanda-tanda fetal distress dan adanya tanda- tanda IUFD (Marmi dkk,2011)
Bagimana Asuhan Keperawatan Pada Ibu Inpartu Pre Eklamsia Berat dengan
Sepanjang
1.3 Objektif
1. Bagi perawat
Dapat sebagai referensi pada tenanga dan acuan dalam memberi asuhan
optimal serta pengetahuan dan paparan informasi ibu haml tentang cara