Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu merupakan masalah kesehatan yang cukup tinggi

dan merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetrik bila

angka kematian ibu masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetrik masih

buruk sehingga memerlukan perbaikan (Depkes RI, 2013). Salah satu faktor

penyebab terjadinya kematian ibu pada saat persalinan adalah disebabkan

karena Pre Eklampsia berat (PEB). Pre Eklampsia berat merupakan kondisi

spesifik dalam kehamilan, ditandai dengan peningkatan tekanan darah (TD),

proteinuria dan adanya sembab (edema) pada kehamilan setelah 20 minggu

atau segera setelah persalinan. Temuan yang paling penting adalah hipertensi

disertai proteinuria,edema. ibu dengan preeklampsia berat memiliki tekanan

darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg (Nugroho, 2012). Pre

Eklamsia di Indonesia merupakan penyebab kematian dengan prevalensi

tertinggi karena banyak klin yang tidak melakukan asuhan antenatal dengan

baik ,sehingga penemuan dini preeklmasi luput dari pengawasan (Toni

Situmorang 2016)

Leni Kurniawati (2010), WHO melaporkan, kejadian Pre Eklampsia

di dunia masi tergolong cukup tinggi. Angka kejadian preeklampsia sebanyak

861 dari 96.494 ibu hamil dan eklampsia sebanyak 862 dari 96.497 ibu hamil.

Indonesia mempunyai angka kejadian preeklampsia sekitar 7-10% dari

seluruh kehamilan. Kejadian Pre Eklampsia menempati peringkat pertama

dari seluruh kasus yang menimpa ibu hamil. Pada tahun 2016, Angka

1
2

Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Timur mencapai 91,00 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015

yang mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi

Jawa Timur, 2016). Penyebab kematian ibu berasal dari beberapa faktor,

berdasarkan profil kesehatan Jawa Timur 2016 diketahui penyebab kematian

wanita pada usia reproduksi sebagian besar berasal dari komplikasi selama

kehamilan, persalinan, dan nifas, seperti Pre Eklamsi yaitu sebesar 30,90%

atau sebanyak 165 orang. Sedangkan penyebab paling kecil adalah infeksi

sebesar 4,87% atau sebanyak 26 orang. Penyebab utama kematian ibu di Jawa

Timur adalah Pre Eklamsi. Hingga tahun 2011 penyebab utama kematian ibu

di Jawa Timur adalah perdarahan. Namun pada tahun 2012 hingga tahun

2016 penyebab utama kematian ibu bergeser ke preeklampsia. Tahun 2016

penyebab utama kematian ibu yaitu Pre Eklamsi sebanyak 165 kasus

,Surabaya sebanyak 28 kasus (Profil kesehatan Jawa Timur 2016)

Belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya Pre

Eklamsi, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor risiko

yang mempengaruhi terjadinya Pre Eklamsi. Faktor risiko Pre Eklamsi

tersebut meliputi; gravida, usia ibu, riwayat penyakit kronis, dan riwayat Pre

Eklamsi (Angsar 2009). Meskipun belum diketahui penyebab utama Pre

Eklamsi, namun jika tidak dilakukan penanganan yang tepat maka akan

berdampak buruk bagi pasien. Pre Eklamsi mengakibatkan vasokontriksi

anteriol. vasokontriksi anteriol menyebabkan kenaikan tekanan darah dan

menurunkan pasokan darah sehingga aliran darah ginjal menurun dan filtrasi

glomelurus berkurang. Hal ini mengakibatakan terjadinya retensi air dan


3

garam sehingga muncul masalah keperawatan kelebihan volume cairan

dengan ditemukan tanda tanda tekanan darah 160/110 mmHg oliguria jumlah

urine kurang dari 500 ccper 24 jam,adnya edema umum kaki,jari tangan dan

wajah atau kenaikan BB 1 Kg (Manuba,2008) .

Dampak yang kelebihan volume cairan bila tidak diatasi akan terjadi

gagal jantung,edema paru,syndrome nefrotik dan gagal ginjal.Angka kejadian

pre eklamsi sangat tinggi hal ini diakibatkan banyak pasien yang tidak

melakukan asuhan antenatal dengan baik sehingga penemuan dini Pre

Eklamsi luput dari pengawasan,faktor rujukan yang terlambat karena masalah

letak,social dan ekonomi serta budanya setempat. Pre Eklamsi yang tidak

terkontrol atau tidak segera ditangani dapat menimbulkan eklamsia,gagal

ginjal dan hipertensi permanen (Manuba 2010)

Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada ibu inpartu

Pre Eklamsia berat dengan memberikan pelayanan keperawatan yang optimal

penyembuhan penyakit pasien,melakukan pemeriksaan rutin dan mencegah

terjadinya edema paru dan payah jantung.serta peran perawat yaitu dengan

pemulihan keadaan ibu yang mengalami Pre Eklamsia berat di rumah sakit

untuk mencegah meningkatnya angka morbiditas preekalmasia berat.

Penatalaksanaan persalinan dengan Pre Eklamsi berat di Rumah Sakit pada

dasarnya dapat dilakukan secara spontan dengan catatan memeprpendek kala

II dengan bantuan bedah obstetric. Persalinan dengan Pre Eklamsi berat

dilakukan secara aktif apabila didapatkan satu atau lebih keadaan yang terjadi

pada ibu, antra lain kehamilan >37 minggu, adanya tanda-tanda implending
4

dan kegagalan terapi pada perawatan konservatif, sedang pada janin terjadi

tanda-tanda fetal distress dan adanya tanda- tanda IUFD (Marmi dkk,2011)

Dengan uraian diatas ,maka perlu dilakukan studi kasus tentang

asuhan keperawatan pada ibu inpartu dengan preeklmasia dengan masalah

keparawatan kelebihan volume cairan

1.2 Pertanyaan Penelitian

Bagimana Asuhan Keperawatan Pada Ibu Inpartu Pre Eklamsia Berat dengan

Kelebihan Volume Cairan diruangan Bersalin Rumah Sakit Siti Khodijah

Sepanjang

1.3 Objektif

1. Melakuan pengkajian keparawatan pada ibu inpartu pre eklmasia berat

dengan masalah keperawatan kelebiha volume cairan di ruangan bersalin

Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang

2. Merumuskan diagnose keperawatan pada ibu inpartu pre eklmasia berat

dengan masalah keperawatan kelebiha volume cairan di ruangan bersalin

Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang

3. Menyususn rencana keperawatan pada ibu inpartu pre eklmasia berat

dengan masalah keperawatan kelebiha volume cairan di ruangan bersalin

Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang

4. Melaksanakan tindakan pada ibu inpartu pre eklmasia berat dengan

masalah keperawatan kelebiha volume cairan di ruangan bersalin Rumah

Sakit Siti Khodijah Sepanjang


5

5. Melaksanakan evausai keperawatanpada ibu inpartu pre eklmasia berat

dengan masalah keperawatan kelebiha volume cairan di ruangan bersalin

Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi perawat

Dapat sebagai referensi pada tenanga dan acuan dalam memberi asuhan

keperawatan pada ibu inpartu pre eklamsia berat dengan masalah

keperawatan kelebihan volume cairan,sehingga dapat mengembangkan

dan meningkatkan mutu pelayanan.

2. Bagi pasien dan Keluarga

Diharapkan Pasien dan keluarga mendapat asuhan keperaatan yang

optimal serta pengetahuan dan paparan informasi ibu haml tentang cara

mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pre eklmasia berat

3. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi di Institusi

pendidikan dan sebagai bahan masukan dalam perkuliahan, khususnya

asuhan keperawatan pada kasus pre eklamsia berat dengan masalah

keperawatan kelebihan volume cairan

Anda mungkin juga menyukai