Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Remaja merupakan bagian dari masyarakat yang tidak bisa dikesampingkan
keberadaanya. Sebagai calon penerus bangsa, remaja sangat dibutuhkan perannya
dalam pembangunan berwawasan kesehatan dengan mengikuti dan melaksanakan
sebagian usaha pemberdayaan kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, maupun
teman sebayanya.
Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap
orang. Pemerintah sedang mengampanyekan gerakan masyarakt hidup sehat dan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Di dalam
program ini, remaja sebagai bagian dari masyarakat diharapkan turut serta terlibat
secara aktif dalam pengkampanyean Germas dan program PIS-PK.
Prioritas program keluarga sehat yaitu menurunkan angka kematian ibu
(AKI), menurunkan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prevalensi balita
pendek (stunting), mempertahankan prevalensi HIV-AIDS < 0,5, menurunkan
prevalensi tuberkulosis, menurunkan prevalensi malari, menurunkan prevalensi
hipertensi, mempertahankan prevalensi obesitas pada 15,4, menurunkan
prevalensi diabetes, serta menurunkan prevalensi kanker.  Program prioritas itu
diperkuat dengan penyehatan lingkungan (sanitasi dan air minum).
Keluarga (rumah tangga) merupakan sasaran primer (utama) dalam upaya
preventif promotif kesehatan sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini
diharapkan mengubah perilakunya menjadi perilaku yang sehat. Puskesmas
sebagai unit terkecil pelayanan kesehatan dapat melakukan intervensi dengan
tepat sasaran melalui pendekatan keluarga. Tujuan dari pendekatan keluarga sehat
ini adalah untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang
komprehensif, mendukung pencapaian SPM (Standar Pelayanan
Minimal) kabupaten / kota dan SPM provinsi, mendukung pelaksanaan
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dimana fasilitas pelayanan kesehatan harus
meningkatkan jumlah kunjungan sehat, dan mendukung tercapainya program
Indonesia sehat.

1
Remaja sebagai bagian dari keluarga diharapkan terlibat aktif dalam
program PIS-PK tersebut. Pembangunan remaja yang sadar dengan kesehatan
keluarganya akan menumbuhkan orangtua yang peduli dengan kesehatan di masa
yang akan datang. Pengertian remaja menurut para ahli berasal dari bahasa latin
yaitu adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja
adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja
berlangsung antara umur 12 tahun - 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun - 22 tahun
bagi pria. Remaja rentan terkena berbagai masalah karena secara psikologi mereka
masih labil dan sedang mencari jati diri.
Hasil riskesdas (riset kesehatan dasar) yang dilakukan oleh Badan Litbang
Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013 untuk tingkat nasional terdapat 1,4
persen perokok umur 10-14 tahun, angka kehamilan penduduk perempuan 10-54
tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun,
meskipun sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun)
sebesar 1,97 persen. Di antara perempuan 10-54 tahun, 2,6 persen menikah
pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9 persen menikah pada umur
15-19 tahun.
Pada dasarnya berbagai permasalahan di usia remaja antara lain terkait
dengan kenakalan remaja, perilaku merokok di usia remaja, seks sebelum
menikah (seks pranikah), pernikahan dini, terlibat geng motor, pelecehan seksual,
dan minum alkohol. Di wilayah Puskesmas Tajurhalang setidaknya terdapat
sekitar 40 persalinan anak remaja sepanjang tahun 2017. Kehamilan di usia
remaja merupakan masalah kesehatan reproduksi dan mempunyai risiko yang
sangat besar.
Selain banyaknya kasus persalinan anak usia remaja terdapat juga adanya
remaja putri yang dicecoki minuman keras kemudian mengalami pelecehan
seksual yang dilakukan oleh 4 remaja putra di wilayah binaan Puskesmas
Tajurhalang. Faktor-faktor inilah yang mendasari petugas Promkes Puskesmas
Tajurhalang untuk membentuk Paguyuban Remaja Sebaya Sadar Sehat (PRS3).

2
B.  Tujuan.
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah agar setiap remaja dapat
memahami kesehatan dan keselamatan dirinya
2.    Tujuan Khusus
a. agar setiap remaja dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk
hidup sehat.
b. agar setiap remaja dapat membina teman-temannya dan berperan
sebagai promotor dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan
terhadap diri masing-masing.
c. agar setiap remaja dapat membantu guru, keluarga, dan masyarakat di
sekolah dan di luar sekolah dalam menjalankan usaha kesehatan
sekolah.

3
BAB II
KERANGKA PIKIR

1. Definisi Paguyuban Remaja Sebaya Sadar Sehat


Remaja menurut para ahli berasal dari bahasa latin yaitu adolensence yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja adalah peralihan dari
masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/
fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun - 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun - 22 tahun bagi pria. Remaja rentan
terkena berbagai masalah karena psikologi mereka masih labil dan sedang
mencari jati diri.
Paguyuban remaja sebaya sadar sehat merupakan suatu wadah pertemuan
para remaja di wilayah puskesmas Tajurhalang untuk melaksanakan/membahas
berbagai isu-isu terkini seputar kesehatan. Remaja sebaya sadar sehat ini
merupakan Kader Kesehatan Remaja. Kader kesehatan remaja adalah peserta
didik yang dipilih guru guna ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan
kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, teman peserta didik pada khususnya dan
sekolah pada umumnya.
Kader kesehatan Remaja adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya
berasal dari murid kelas 1 dan 2 SLTP dan sederajat, murid kelas 1 dan 2
SMU/SMK atau sederajat yang telah mendaptkan pelatihan Kader Kesehatan
Remaja. Kader Kesehatan Remaja juga diartikan kader yang memiliki
pengetahuan tentang kesehatan remaja yang mau membantu bersama-sama
memecahkan permasalah kesehatan khususnya pada remaja.

2. Dasar Pembentukan Remaja Sebaya Sadar Sehat


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan pasal 17, dinyatakan bahwa kesehatan anak diselenggarakan untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesehatan anak dilakukan
melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita,
usia pra sekolah dan usia sekolah. Selanjutnya dalam pasal 45 dinyatakan bahwa
kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat

4
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas. Di samping itu kesehatan sekolah juga diarahkan untuk
memupuk kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat aktif berpartisipasi dalam
usaha peningkatan kesehatan, baik di sekolah, rumah tangga maupun dalam
lingkungan masyarakat.
Konsep hidup sehat yang tercermin pada perilaku sehat dalam lingkungan
sehat perlu diperkenalkan seawal mungkin kepada generasi penerus dan
selanjutnya dihayati dan diamalkan. Peserta didik bukanlah lagi semata-mata
sebagai obyek pembangunan kesehatan melainkan sebagai subyek dan dengan
demikian diharapkan mereka dapat berperan secara sadar dan bertanggung jawab
dalam pembangunan kesehatan.
Anak sekolah tingkat SMP dan SMA atau sederajat memasuki usia remaja
di mana periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik,
psikologis maupun intelektual. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari
kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d
24 th. Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong
dalam kelompok dewasa. Sebaliknya jika usia remaja sudah dilewati tapi masih
tergantung pada orang tua maka ia masih digolongkan dalam kelompok remaja.
3. Pertimbangan Pembentukan Remaja Sebaya Sadar Sehat
Mengingat permasalahan yang ada pada remaja khususnya anak sekolah
usia SMP dan SMA ataupun sederajat sangatlah komplek maka sangat perlu
adanya program untuk melakukan pencegahan maupun penanggulangan secara
dini yang melibatkan keaktifan remaja. Oleh sebab itu masa remaja merupakan
tahap penting dalam siklus kehidupan manusia. Dikatakan penting karena
merupakan peralihan dari masa anak yang sangat tergantung kepada orang lain ke
masa dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.
Di samping itu, masa ini juga mengandung resiko akibat suatu masa
transisi yang selalu membawa cirri-ciri tertentu, yaitu kebimbangan, kebingu dan
gejolak remaja seperti masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental
( selalu ingin mencoba).

5
Peran remaja dalam memelihara, membina, meningkatkan dan
melestarikan kesehatan lingkungan sekolah sangat menentukan. Untuk itu pihak
sekolah dalam menunjuk dan menetapkan siswa yang akan jadi remaja sebaya
sadar sehat tersebut haruslah siswa yang berprestasi disekolah, memiliki watak
pemimpin, berperilaku sehat (PHBS), bertanggung jawab dan telah mendapat
pelatihan dari petugas kesehatan(puskesmas). Karena nantinya remaja sebaya
sadar sehat tersebut tersebut akan bertindak, berbuat dan berperilaku sehat tanpa
menunggu perintah dari guru atau pihak sekolah dan juga akan menjadi contoh
bagi peserta didik lainnya.
Dalam rangka menunjang peran kader kesehatan remaja tersebut perlu
adanya pembinaan. Pembinaan kader kesehatan remaja dilakukan bersama lintas
sektor tekait yaitu pihak kecamatan, pendidikan, puskesmas dan depag.
Pembinaan remaja sebaya sadar sehat tersebut meliputi kegiatan penemuan dini,
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, dan pelatihan kader kesehatan remaja.
Dalam pelatihan kesehatan remaja siswa diberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi sehat, berbagai penyakit menular, konsultasi bimbingan psikologis,
P3K dan Napza
Hasil yang ingin dicapai setelah terbentuknya kader kesehatan remaja yaitu para
kader kesehatan remaja menjadi rujukan teman-temannya yang kebetulan ada
masalah kesehatan, permasalahan yang sering timbul diantara remaja, maupun
remaja dengan orang tuanya akan lebih banyak dicurahkan pada teman sebayanya.
Dengan adanya kader kesehatan remaja yang merupakan temannya sendiri maka
diharapkan permasalahan yang ada dapat dipecahkan dikalangan mereka sendiri.
Peran orang tua remaja sebaya sadar sehat tersebut yang merupakan
bagian dari masyarakat di luar lingkungan sekolah terhadap kemajuan sekolah
merupakan hal yang sangat penting. Partisipasi (masyarakat) merupakan
kesediaan untuk membantu keberhasilan program sesuai dengan kemampuan
setiap orang tampa berarti mengorbankan dirinya ( Mubyarto, 1984). Sekolah
sebagai tempat pendidikan (proses belajar mengajar) tidak akan dapat berjalan
secara optimal kalau tidak didukung oleh orang tua siswa/ remaja sebaya sadar
sehat.

6
Keterlibatan orang tua siswa/Remaja sebaya sadar sehat tersebut merupakan
bagian yang tak dapat dipisahkan dalam mewujudkan kesehatan lingkungan
sekolah yang sehat. (Moeloek, 2001) bahwa masyarakat dan multisektor harus
mampu memahami pembangunan berwawasan kesehatan. Peran orang tua sangat
penting dalam mendidik dan menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) kepada anaknya, sehingga anaknya akan dapat menerapkan kebiasaan
tersebut di lingkungan sekolahnya.

7
BAB III
INOVASI YANG DILAKUKAN

Dalam mendukung Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


(PIS-PK) dibentuklah Paguyuban Remaja Sebaya Sadar Sehat (PRS3). Remaja
Sebaya Sadar Sehat. Dimana dalam pelaksanaannya remaja dibekali berbagai ilmu
kesehatan meliputi Germas, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), kesehatan
reproduksi (kespro) remaja, Anti NAPZA (Narkotika Alkohol Psikotropika dan
Zat Adiktif Lainnya), HIV/AIDS, deteksi penyakit Tidak Menular, dll. Remaja
yang sudah dilatih dan dibina kemudian menularkan ilmunya kepada teman
sebayanya dan keluarganya. Diharapkan dengan cara seperti ini penyebarluasan
informasi dan pemberdayaan masyarakat dapat mencapai semua kalangan.
Konsep hidup sehat yang tercermin pada perilaku sehat dalam lingkungan
sehat perlu diperkenalkan seawal mungkin kepada generasi penerus dan
selanjutnya dihayati dan diamalkan. Remaja bukanlah lagi semata-mata sebagai
obyek pembangunan kesehatan melainkan sebagai subyek dan dengan demikian
diharapkan mereka dapat berperan secara sadar dan bertanggung jawab dalam
pembangunan kesehatan. Remaja-remaja yang menjadi konselor sebaya maupun
duta di keluarganya diharapkan dapat memberikan ilmu yang sudah dimiliki
kepada keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan yaitu :
1. Pembinaan PHBS tatanan Sekolah
2. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja
3. Pembinaan Anti Napza pada Remaja
4. Penyuluhan Penyakit-penyakit Menular
5. Pembentukan Paguyuban Remaja Sebaya Sadar Sehat
6. Pembentukan Kader Kesehatan Remaja

8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan.
Konsep hidup sehat yang tercermin pada perilaku sehat dalam lingkungan
sehat perlu diperkenalkan seawal mungkin kepada generasi penerus dan
selanjutnya dihayati dan diamalkan. Peserta didik bukanlah lagi semata-mata
sebagai obyek pembangunan kesehatan melainkan sebagai subyek dan dengan
demikian diharapkan mereka dapat berperan secara sadar dan bertanggung jawab
dalam pembangunan kesehatan.

B.  Saran.
Dari kesimpulan tersebut saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Aktif membina remaja calon generasi penerus / calon orang tua di masa
yang akan datang,
2. Remaja yang dibina menjadi agen/duta untuk perubahan perilaku hidup
sehat keluarganya dan masyarakat,
3. Remaja merupakan aset yang berharga, menyiapkan kesehatan remaja
sama dengan menyiapkan calon orangtua di masa yang akan datang.

9
LAMPIRAN-LAMPIRAN

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai