0
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rencana Aksi Kota Hijau
2
agar Kota tetap sustain (berkelanjutan). Untuk mewujudkan kondisi
tersebut, disusunlah Visi Kota Blitar yang tertuang dalam Visi Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Blitar Tahun 2011-2030 yaitu
“Mewujudkan Kota Blitar sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung
oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan”.
Visi tersebut dijabarkan dalam 4 kunci utama yang dijabarkan
dengan 2 hal yang berkaitan dengan Kota Blitar yang berkelanjutan.
Pertama, Pengembangan sektor pertanian yang mendukung keberlanjutan
ketahanan pangan utamanya bagi Kota Blitar. Kedua, Menciptakan Kota
Blitar yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dalam Hal ini
Pemerintah Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang
aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu
memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas
pertanian perkotaan maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai
tambah bagi Kota Blitar. Berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar
tidak hanya memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun
juga bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang
akan datang dengan memperhatikan lingkungan.
3
Rencana Aksi Kota Hijau
lainnya agar tujuan Kota Blitar sebagai Kota Hijau dapat tercapai
dan dipertahankan.
3. Melanjutkan Program Pembangunan di Bidang Penataan Ruang
dan Pengelolaan Lingkuingan Hidup yang sudah lama
dilaksanakan untuk mewujudkan tata ruang kota dan lingkungan
hidup yang aman, nyaman dan sehat.
1.4. Manfaat Keikutsertaan Bagi Kota
Manfaat keikutsertaan Pemerintah Kota Blitar mengikuti P2KH
adalah mewujudkan Kota Blitar sebagai salah satu Kota Hijau di
Indonesia. Pemerintah Kota Blitar berharap keikutsertaannya dalam P2KH
mampu memberi manfaat bagi perbaikan lingkungan di Kota Blita dan
sebagai adapatasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim yang
sudah mulai terasa di Kota Blitar. Indikasi perubahan iklim di Kota Blitar
ditandai dengan musim kemarau dan penghujan yang sudah tidak
terprediksi.
4
1 BAB II
PROFIL KOTA BLITAR
5
Rencana Aksi Kota Hijau
1 Rembang 84,42
2 Klampok 153,07
3 Plosokerep 124,81
4 Karangtengah 179,54
5 Sananwetan 212,79
6 Bendogerit 195,52
7 Gedog 265,00
Kecamatan Sukorejo 992,46
1 Tumpu 101,53
2 Karangsari 88,24
3 Turi 50,86
4 Blitar 133,20
5 Sukorejo 146,62
6 Pakunden 226,20
7 Tanjungsari 245,80
Jumlah Penduduk Kota Blitar 3257,85
Sumber : Blitar Dalam Angka Kota Blitar 2010
1.1.2 Topografi
Kota Blitar mempunyai ketinggian yang bervariasi. Kondisi
topografi di Kota Blitar rata-rata adalah 156 meter, dengan rincian untuk
wilayah Kota Blitar bagian utara ketinggiannya adalah 245 meter dengan
tingkat kemiringan 2-15˚, bagian tengah memiliki ketinggian rata-rata
sebesar 185 meter dengan kemiringan 0-2˚, sedangkan untuk wilayah
bagian selatan memiliki ketinggian rata-rata sebesar 140 meter dengan
6
tingkat kemiringan berkisar dari 0-2˚. Rata-rata ketinggian Kota Blitar
dari permukaan air laut sekitar 156 m.
Dengan melihat kondisi ketinggian dari tiap wilayah, baik bagian
utara, tengah maupun selatan memiliki perbedaan ketinggian antara 25
meter sampai 50 meter, maka secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
kondisi topografi wilayah Kota Blitar merupakan daerah dengan dataran
rendah atau datar.
Kedalaman tanah di Kota Blitar bervariasi mulai dari 30 - 90 cm
yang meliputi 71,5% dari luas wilayah. Urutan selanjutnya dengan
kedalaman 60 - 90 cm meliputi 15,5% dan terkecil dengan kedalaman 30
- 60 cm meliputi 13% dari luas Kota Blitar.
7
Rencana Aksi Kota Hijau
8
Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030
Gambar 2. 1 Peta Administratif Kota Blitar
9
Rencana Aksi Kota Hijau
10
1.1.6 Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber utama air bersih di Kota Blitar adalah berasal dari air
permukaan yang kondisinya relatif tetap, karena mengikuti daur hidrologi.
Saat ini cadangan sumberdaya air di Kota Blitar dapat dikatakan masih
surplus, baik dari air permukaan, air tanah maupun air hujan. Cadangan
sumberdaya air yang cukup banyak berasal dari air permukaan, paling
banyak di Kelurahan Pakunden sebesar 325,796 juta/m3,
KelurahanTanggung sebesar 205,829 juta/m3, Kelurahan Ngadirejo
sebesar 89,783 juta/m3, Kelurahan Sentul sebesar 163,974 juta/m3 dan
yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Turi sebesar 1.89 juta/m3.
Selain itu juga terdapat sumber mata air yang jumlahnya 25 sumber air,
dengan sumber terbesar Kali Wayuh yang mempunyai luas 400 m2 dan
sumber Pakunden yang mempunyai luas 300 m2 yang kesemuannya
terletak di Kelurahan Pakunden.
Dalam pelayanan kebutuhan air bersih untuk pelanggan, PDAM
Kota Blitar mengambil air baku yang berasal dari dua sumber yaitu sumur
bor dan mata air. Sumber air baku sumur bor berjumlah 18 unit dan satu
mata air dengan total kapasitas terpasang sebesar 497 l/detik dengan
rincian tujuh sumur yang berfungsi, sembulan sumur rusak, satu sumur
belum berfungsi karena tidak ada pompa, dua buah sumur belum
berfungsi karena masih dalam tahap pelaksanaan dan satu buah mata air
yang belum berfungsi karena masih menunggu pembangunan menara air.
Tabel 2. 3 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum
Tahun 2009
Sungai/
No. Kecamatan Ledeng Sumur Kemasan Lainnya
Hujan
1. Sukorejo 3.769 9353 506 825 94
2. Kepanjen Kidul 3.059 6542 354 577 65
3. Sananwetan 3.331 12472 674 1101 125
Total 10 159 28367 1534 2503 284
Sumber : PDAM Daerah Kota Blitar dan BPS Kota Blitar (Indikator Makro Ekonomi Kota Blitar
11
Rencana Aksi Kota Hijau
12
1.1.8 Sistem Jaringan Drainase
Kondisi drainase Kota Blitar masih merupakan drainase gabungan
dimana pembuangan air limbah dan air hujan serta air kotor disalurkan
dalam satu saluran. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan
lahan untuk drainase disamping keterbatasan dana untuk pengadaannya.
Secara umum sistem drainase yang ada di Kota Blitar adalah sistem
drainase tertutup, sedangkan di pinggiran kota saluran airnya adalah
drainase terbuka.
Kondisi jaringan drainase kota secara umum relatif teratur dengan
baik dan memadai, sehingga tidak pernah terjadi banjir. Pada kondisi
terburukpun genangan air terjadi tidak lebih dari 1 jam surut kembali.
a. Kondisi fisik saluran drainase Kota Blitar secara umum baik
yaitu 865 (94,84%) saluran dari total 912 saluran drainase.
b. Kondisi aliran, 399 saluran dapat mengalirkan dengan lancar,
484 saluran kurang lancar dan sisanya 29(3.18%) saluran
dalam kondisi tidak lancar.
(sumber : Laporan Akhir Penyusunan Sistem Informasi Jalan,
2009)
13
Rencana Aksi Kota Hijau
14
Berdasarkan kepemilikannya, RTH perkotaan dibedakan dalam
kategori RTH privat dan RTH publik. RTH privat di Kota Blitar berupa RTH
pekarangan rumah pribadi dan pekarangan/ halaman perkantoran.
Sedangkan untuk kondisi luasan masing-masing RTH di Kota Blitar dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
15
Rencana Aksi Kota Hijau
16
1.2 Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah yang akan dibahas pada sub bab ini berkaitan
dengan penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Blitar.
1.2.1 Potensi
Pemanfaatan lahan untuk kawasan tidak terbangun baik berupa
sawah dan tegalan masih mendominasi penggunaan lahan di Kota Blitar
yaitu sekitar 1.666 Ha atau 48%. Dengan ketersediaan lahan tersebut
maka masih dimungkikan adanya pengembangan ruang terbuka hijau.
17
Rencana Aksi Kota Hijau
1.2.2 Masalah
Isu lingkungan hidup di Kota Blitar sebagaiamana tercantum dalam
SLHD Kota Blitar Tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1. Alih Fungsi
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, di
Kota Blitar, maka kebutuhan akan perumahan akan semakin
meningkat pula sehingga berdampak padalahan pertanian yang
semakin berkurang sebagai akibat dari alih fungsi lahan pertanian
menjadi kawasan permukiman. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar telah terjadi alih fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan terbangun sebanyak 51 ha selama periode
2004 sampai 2010 atau terjadi alih fungsi lahan pertanian sebanyak
4,28 % dibandingkan dengan tahun 2004. Jumlah mutasi lahan
pertanian menjadi kawasan terbangun terbanyak terjadi pada tahun
2006 sejumlah 26 ha dan yang terkecil terjadi pada tahun 2009 tidak
ada mutasi lahan.
Penurunan produksi sawah di kota Blitar, salah satu
penyebabnya adalah luas lahan sawah pertanian di kota Blitar
mengalami penyusutan yang sangat drastis selama lima tahun mulai
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, hal ini dapat diketahui dari
Tabel SE-9. Perubahan lahan ini sebagai akibat pengalihfungsian lahan
pertanian menjadi lahan non pertanian atau lahan terbangun. Dari
18
grafik 3.20 dapat diketahui perubahan lahan pertanian pada tahun
2008 sampai dengan tahun 2011.
Grafik 3.20
Perubahan Lahan Pertanian ( Ha )
1144
1141 1141
1134
1130
19
Rencana Aksi Kota Hijau
20
1.3 Program Unggulan
Program Unggulan yang dilaksanakan Kota Blitar dalam bidang
Lingkungan Hidup adalah program Kampung Iklim (Climate Village),
Mitigasi Kota Blitar dengan menurunkan 26% Emisi Tahun 2020
21
Rencana Aksi Kota Hijau
22
5. Pemberian bantuan mesin pencacah sampah sebagai salah satu
upaya pengurangan timbulan dan pemanfaatan sampah kepada
sekolah adiwiyata.
6. Pemberian bantuan gerobak sampah secara simbolis kepada
Kelurahan Pakunden. Gerobak sampah nantinya berjumlah 15
yang akan dibagi kepada RW se Kelurahan Pakunden serta
Kelurahan yang mempunyai industri rokok sejumlah 6 kelurahan
7. Penyerahan secara simbolis tempat sampah basah dan kering
serta bunga sanseiviera sebagai tanaman penyerap polusi kepada
tim penggerak PKK Kelurahan Pakunden . Tempah sampah basah
kering sejumlah 15 set rencananya akan diserahkan kepada 3
Puskesmas induk Kecamatan se Kota Blitar, Terminal Patria, PKK
serta kelurahan yang mempunyai industri rokok. 2.3.1 Mitigasi
Kota Blitar menuju penurunan Emisi 26% Tahun 2020.
8. Pengadaan papan nama mata air.
9. Pembangunan SR dengan IPAL.
23
Rencana Aksi Kota Hijau
24
1.4 Pencapaian
Kota Blitar telah melaksanakan program/kegiatan dalam rangka
Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang saat ini sedang
ditingkatkan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian
Pekerjaan Umum melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH).
Pemerintah Kota Blitar melalui beberapa Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD), seperti Bappeda, Dinas PU, Kantor Lingkungan Hidup,
Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, Badan
Pemberdayaan Masyarakat maupun Kecamatan dan Kelurahan secara
terpadu dan bersinergi dengan masyarakat telah dan terus
melaksanakan kegiatan penataan ruang dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan prestasi sebagai berikut :
25
Rencana Aksi Kota Hijau
26
BAB III
STRATEGI, KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN
27
Rencana Aksi Kota Hijau
28
5. Green Energy
Kebijakan : peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
sarana dan prasarana lingkungan permukiman
Strategi : mengembangkan prasarana jaringan listrik dan
sumber energi listrik alternatif
6. Green Transportation
Kebijakan : peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar
pusat kegiatan.
Strategi : mengembangkan sistem transportasi massal dan
ramah lingkungan.
29
Rencana Aksi Kota Hijau
30
Tahun 2011 – 2030 adalah dengan penyediaan ruang terbuka hijau privat
dan publik.
Ruang terbuka hijau privat seluas kurang lebih 10,8 % dari luas
Kota meliputi :
a. pekarangan rumah;
b. halaman perkantoran, fasilitas umum, pertokoan, dan tempat usaha;
c. sawah dengan luas kurang lebih 366 Ha.
Ruang terbuka hijau publik seluas kurang lebih 20% dari luas Kota
Blitar meliputi :
a. ruang terbuka hijau taman dan hutan kota
ruang terbuka hijau taman lingkungan dan taman kota dengan
luas kurang lebih 35 Ha;
ruang terbuka hijau hutan kota antara lain Kebon Rojo dan Hutan
Kota Tanjungsari dengan luas kurang lebih 11 Ha; dan
ruang terbuka hijau sabuk hijau dengan luas kurang lebih 350 Ha.
b. ruang terbuka hijau jalur hijau jalan
ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan dengan luas kurang
lebih 61 Ha;
ruang terbuka hijau pulau jalan dan median, dengan luas kurang
lebih 0,19 Ha; dan
ruang terbuka hijau pedestrian dengan luas kurang lebih 0,02 Ha.
c. ruang terbuka hijau fungsi tertentu.
ruang terbuka hijau sempadan sungai dengan luas kurang lebih
156 Ha;
ruang terbuka hijau sempadan mata air dengan luas kurang lebih
129 Ha;
ruang terbuka hijau sempadan jalur KA dengan luas kurang lebih
24 Ha;
31
Rencana Aksi Kota Hijau
32
Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030
33
Rencana Aksi Kota Hijau
34
sehat. Bentuk peran masyarakat dilakukan dalam penataan ruang
maupun dalam kebijakan pembangunan lainnya baik dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian.
Dalam tahap perencanaan, masyarakat dapat memberikan
masukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah. Bentuk
peran masyarakat dalam tahap pemanfaatan, maasyarakat dapat
bekerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang serta memanfaatkan ruang
yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana pembangunan yang telah
ditetapkan. Sedangkan dalam pengendalian, masyarakat dapat ikutserta
dalam memantau, mengawasi, melaporkan dan mengajukan keberatan
pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.
35
Rencana Aksi Kota Hijau
36
Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030
37
Rencana Aksi Kota Hijau
38
Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030
39
Rencana Aksi Kota Hijau
BAB IV
RENCANA AKSI KOTA HIJAU
40
8. Green Building, yaitu penerapan bangunan hijau yang hemat
energi.
Dalam pelaksanaannya Kota Blitar sendiri belum mampu
menerapkan kedelapan atribut Kota Hijau secara keseluruhan. Program
dan kegiatan yang mendukung Kota Hijau di Kota Blitar pada tahun 2014
diarahkan pada pelaksanaan green water, green waste, green community,
green open space, green planning and design. Program dan kegiatan itu
tertuang jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Blitar
Tahun 2011 – 2015 sebagai berikut :
1. Rencana Aksi Green Planning and Design
Program/kegiatan pada atribut green planning and design meliputi
a. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan
b. Penyusunan Kebijakan Investasi bagi Pembangunan Fasilitas
Infrastruktur
c. Fasilitasi Perencanaan Pengembangan Kawasan Agrowisata
Blimbing dan Urban sanitation Project to Support PNPM Mandiri
d. Pengembangan Blitar Kota Sehat
e. Sinkronisasi Program Pembangunan Sanitasi Kota
f. Kajian Sanitasi berbasis masyarakat
g. Pengarustamaan gender dalam pembangunan sanitasi kota
h. Rencana Induk Drainase Kota
i. Penyusunan EHRA
j. Rencana Induk Ruang Terbuka Hijau Kota Blitar
k. Penyusunan Green Map
l. Penyusunann DED Taman Kota
m. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Pemanfaatan Ruang Lintas
Kabupaten/Kota (Fasilitasi P2KH)
n. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
41
Rencana Aksi Kota Hijau
42
e. Pengendalian dampak perubahan iklim
f. Pembangunan Sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
(DAK Sanitasi)
g. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
h. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan
i. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan
j. Pembangunan TPA sanitary landfill
Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3
(tiga) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, dan lingkungan
hidup yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan
Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.
4. Rencana Aksi Green Community
Program/kegiatan pada atribut green community meliputi :
a. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan sanitasi
b. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang
lingkungan
c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata
ruang
d. Sosialisasi kebijakan, norma, standart, prosedur dan manual
pengelolaan RTH
e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
f. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan
g. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
h. Sosialisasi P2KH
Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 5
(lima) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, lingkungan hidup
43
Rencana Aksi Kota Hijau
44
45
Rencana Aksi Kota Hijau
46
Tahun (dalam ribu rp.)
Program dan
No. Ket.
Kegiatan
2012 2013 2014
10 Rencana Induk 300.000 0 0 APBN
Ruang Terbuka
Hijau Kota Blitar
11 Penyusunan Green 100.000 0 0 APBN
Map
12 Penyusunann DED 90.000 0 0 APBN
Taman Kota
13 Koordinasi dan 75.000 0 0 APBD
Fasilitasi
Penyusunan
Pemanfaatan
Ruang Lintas
Kabupaten/Kota
(Fasilitasi P2KH)
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
12 Penyusunan 200.000 200.000 200.000 APBD
rencana tata
bangunan dan
lingkungan
13 Revisi rencana 0 0 350.000 APBD
tata ruang
14 Penyusunan 50.000 0 0 APBD
prosedur dan
manual
pengendalian
pemanfaatan
ruang
15 Penyusunan 150.000 0 0
kebijakan
manajemen APBD
pengelolaan
sampah
16 Rencana Induk 0 246.000 0 APBD
Drainase Kota
Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar
47
Rencana Aksi Kota Hijau
48
Tabel 4. 3 Rencana Aksi Green Community
49
Rencana Aksi Kota Hijau
50
Program dan Tahun (dalam ribu rp.)
No. Ket.
Kegiatan 2012 2013 2014
sarana
persampahan
Pengembangan 11.620.00 3.000.000 1.500.000 APBD
teknologi 0
9
pengolahan
persampahan
Pembangunan 6.000.000 8.000.000 0 APBN
10 TPA sanitary
landfill
Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar
51
Rencana Aksi Kota Hijau
52
4.2. Komitmen Daerah Terhadap RAKH
Rencana Aksi Kota Hijau Tahun 2012-2014 Kota Blitar ini disusun
berdasarkan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-
2015. Dokumen tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-2015.
Sumber pembiayan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari APBD
Kota Blitar dan dana-dana hibah seperti WASAP-D untuk kegiatan
sanitasi, Aus-Aid untuk sanitasi dan persampahan serta dana-dana DAK,
Bantuan Propinsi atau mungkin dana lainnya.
Komitmen Pemerintah Kota Blitar terhadap pelaksanaan Kota Hijau
dapat ditinjau dari penyelenggaraan program/kegiatan yang telah
dilaksanakan pada masing-masing SKPD terkait. Program/kegiatan
tersebut dijabarkan dalam project digest.
53
Rencana Aksi Kota Hijau
57
Rencana Aksi Kota Hijau
58
No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD
Persampahan
Penyediaan 94.750.000 2010 Dana DKP
prasarana dan Perimbangan
sarana
pengelolaan
persampahan
Peningkatan 405.940.000 2010 Dana DKP
operasi dan Perimbangan
pemeliharaan
prasarana dan
sarana
persampahan
Kerjasama 1.597.078.000 2010 Dana DKP
Pengelolaan Perimbangan
persampahan
Sosialisasi 50.000.000 2010 Dana DKP
Kebijakan Perimbangan
Pengelolaan
Persampahan
Peningkatan 680.000.000 2010 Dana DKP
Peran Serta Perimbangan
Masyarakat
dalam
pengelolaan
persampahan
Penyediaan 255.500.000 2011 Dana DKP
prasarana dan perimbangan
sarana
pengelolaan
persampahan
Peningkatan 285.000.000 2011 Dana DKP
operasi dan perimbangan
59
Rencana Aksi Kota Hijau
60
Partisipasi Masyarakat
Green and Clean Kelurahan Karangsari
Tabel 4. 8 Project Digest Green Water
Keteranga
No Kegiatan Anggaran Tahun SKPD
n
1 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
Rehabilitasi/pem 150.000.000 2008 DPU
eliharaan
jaringan irigasi
Pembangunan 5.000.000.000 2009 Bantuan DPU
jaringan irigasi Propinsi
Penyusunan 106.980.000 2010 Dana DPU
sistem informasi Perimbanga
database n
drainase
Pembangunan 37.500.000 2010 Dana DPKD
drainase Perimbanga
(Implementasi n
Renstra Sanitasi)
Pembangunan 4.975.000.000 2010 Banprop DPU
saluran air untuk
pengembangan
ekonomi
produktif
2 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan
Hidup
Peningkatan 597.500.000 2010 Banprop DPU
sarana dan
Prasarana
Pengendalian
lingkungan
Hidup
Koordinasi 70.000.000 2011 Dana DKP
Pengelolaan Perimbanga
Prokasih/Superk n
asih
Sumber : Bappeda Kota Blitar
61
Rencana Aksi Kota Hijau
62