Seorang wanita berumur 23 tahun dating ke IGD dengan keluhan dada terasa berat,
susah bernapas. Hasil pemeriksaan didapatkan mata terasa gatal seperti terasa semut
berjalan, gatal dan timbul bercak merah berukuran besar diseluruh tubuh, Ia sudah
menggunakan minyak anti gatal tapi tidak menolong. Sebelumnya klien makan udang
dengan jumlah yang banyak.
PENYAKIT
DBD Hipersensitivitas SLE
Tanda dan Gejala
Dada terasa berat dan
susah bernafas
Gatal
Bercak merah
4. Pertanyaan-pertanyaan penting
7. Informasi Tambahan
1. Dalam jurnal Reaksi Hipersensivitas pada Kulit Akibat Obat Anti Inflamasi
Non Steroid
Dalam jurnal Reaksi Hipersensivitas pada Kulit Akibat Obat Anti Inflamasi Non
Steroid.
Dari semua organ yang terkena obat, kulit paling sering terlibat dalam reaksi
hipersensitivitas terhadap obat. Reaksi hipersensitivitas obat pada kulit diamati pada
0,1–1% pasien selama uji klinis pra-pemasaran, dan analisis pasca pemasaran
menunjukkan bahwa kejadiannya mencapai 1–8% untuk jenis obat tertentu seperti
obat anti inflamasi non steroid (OAINS), antibiotik dan antiepilepsi. Kejadian reaksi-
reaksi ini di antara pasien yang dirawat di rumah sakit berkisar antara 1 hingga 3%.
Sebagian besar reaksi hipersensitivitas obat pada kulit bersifat ringan, berupa erupsi
makulopapular atau urtikaria. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa
sekitar sepertiga dari erupsi obat memerlukan perawatan di rumah sakit dan bersifat
berat, meskipun hanya 2% dari erupsi kulit yang benar-benar mengancam jiwa. Erupsi
obat yang termasuk berat antara lain pustulosis eksantematosa generalisata akut
(PEGA), drug reaction with eosinophilia and systemic symptomps (DRESS), sindrom
Stevens Johnson (SSJ), dan nekrolisis epidermal toksik (NET) 1 .
Konsep Medis
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinik
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri d
ari mata berair,mata terasa gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang esktrim bi
sa terjadi gangguan pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang
sangat rendah, yang menyebabkan syok. Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yan
g bisa terjadi pada orang-orang yang sangat sensitif, misalnya segera setelah ma
kan makanan atau obat- obatan tertentu atau setelah disengat lebah, dengan sege
ra menimbulkan gejala (Hikmah & Dewanti, 2010)
D. Patofisiologi
E. Klasifikasi
F. Prognosis
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Penatalaksanaan
I. Komplikasi
J. Pencegahan
Atmaja, G. M. P., Suryawati, N., & Rusyati, L. M. M. (2019). Karakteristik profil pasien
urtikaria akut di poliklinik kulit dan kelamin Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah
periode Oktober 2017- 2018. Intisari Sains Medis, 10(3), 584–587.
https://doi.org/10.15562/ism.v10i3.469
Dwicahyo, H. B. (2017). Analisis kadar NH3, karakteristik individu dan keluhan pernapasan
pemulung di TPA sampah Benowo dan bukan pemulung di sekitar TPA sampah Benowo
Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9(2), 135–144.
Nuzulul, H. & I Dewa A. 2010. Seputar reaksi hipersensitivitas (alergi). (J.K.J Uneg) Vol. 7 no.
2 2010; 108-12
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawtaan,
Edisi 1, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI