Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

“Obstruksi”

OLEH:

Arini Dwi Putri

203110163

2B

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Yosi Suryarinilsih, M. Kep., Sp. Kep. MB

DIII KEPERAWATAN PADANG POLTEKKES


KEMENKES RI PADANG
TA 2021/2022
OBSTRUKSI

A. Penyebab obstruksi
Penyebab obstruksi usus paling umum yang dialami orang dewasa adalah
kanker usus besar dan adhesi usus, yaitu saat pita jaringan fibrosa di rongga
perut terbentuk setelah operasi perut atau panggul. Sedangkan pada anak-anak,
obstruksi usus sering kali disebabkan oleh telescoping usus (intususepsi).
Kemungkinan penyebab lain obstruksi usus, meliputi:
a. Hernia, yaitu menonjolnya organ dalam tubuh keluar.
b. Penyakit usus inflamasi, seperti penyakit Crohn.
c. Divertikulitis, yaitu suatu kondisi kantung menonjol (diverticula) di
saluran pencernaan menjadi meradang atau terinfeksi.
d. Memutarnya usus besar (volvulus).

B. Jenis obstruksi
a. Obstruksi Usus Mekanik
Jenis obstruksi usus yang satu ini terjadi saat sumbatan muncul pada
usus kecil. Kondisi ini bisa dipicu oleh adhesi atau perlengketan usus
yang umumnya terjadi setelah operasi perut atau panggul. Selain itu,
ada beberapa kondisi lain yang juga bisa memicu penyakit obstruksi
usus mekanik, di antaranya penyakit hernia, radang usus, benda asing
tertelan, batu empedu, divertikulitis, hingga kanker usus besar atau
ovarium.
Penyakit ini juga bisa terjadi karena intususepsi alias usus yang melipat
ke dalam, penyempitan kolon akibat peradangan, penumpukan tinja,
hingga volvulus atau usus terpelintir.
b. Obstruksi Usus Nonmekanik
Berbeda dengan obstruksi usus mekanik, pada obstruksi usus
nonmekanik gangguan terjadi pada usus besar dan usus kecil. Pada
kondisi ini, terjadi gangguan pada kontraksi usus besar dan usus kecil.
Gangguan yang muncul bisa terjadi sementara yang disebut ileus, atau
dalam jangka panjang disebut pseudo-obstruction.
Ada beberapa hal yang bisa memicu kondisi ini, seperti pernah
menjalani operasi pada perut atau panggul, gastroenteritis, radang usus
buntu, gangguan elektrolit, gangguan saraf, hipotiroidisme, hingga
efek samping dari obat tertentu.
Karena bersifat fatal dan bisa memicu komplikasi, jangan sepelekan
penyakit obstruksi usus. Segera lakukan pemeriksaan jika merasa
mengalami gejala yang menyerupai penyakit ini.

C. Manifestasi klinis 
a. Manifestasi klinis Obstruksi usus halus
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam
lumen usus bagian oral dari obstruksi,maupun oleh muntah. Gejala
penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada
obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak,
syang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama.
Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai
perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka
muntah yang dihasilkan semakin fekulen.
keluhan yang timbul pada penderita dengan obstruksi intestinal yang khas
adalah :
1) Nyeri perut, muntah-muntah, obstipasi, abdominal distensi, tidak flatus
dan tidak buang air besar.
2) Nyeri kram ini dapat berulang dengan interval 4-5 menit pada
obstruksi intestinal bagian proximal. Pada obstruksi intestinal bagian
distal frekwensinya bertambah jarang.
3) Setelah beberapa lama mengalami obstruksi rasa nyeri kram ini akan
berkurang atau menghilang sebab usus yang distensi gerakannya akan
berkurang atau setelah terjadi strangulasi dengan peritonitis, nyeri
perut menjadi hebat dan terus menerus.
4) Pada obstruksi intestinal proximal terjadi muntah-muntah yang profuse
dengan distensi yang ringan.
5) Pada obstruksi intestinal distal, muntah jarang dengan isi muntahan
feses, tetapi distensinya lebih hebat.
b. Manifestasi klinis Obstruksi Usus besar
1) Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan
obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih mudah.
2) Muntah muncul terakhir terutama katup ileusekal kompeten pada klien
dengan obstruksi sigmoid dan rektum, konstipasi dapat terjadi gejala
satu- satunya selama beberapa hari.
3) Akhimya abdomen sangat distensi loop dari usus besar menjadi dapat
dilihat dari luar melalui dinding abdomen
4) Klien mengalami kram akibat nyeri abdomen bawah
5) Penyebab Obstruksi usus

D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dari obstruksi usus atau illeus yaitu : Pemeriksaan
rontgen dengan enteroklisis. Menggunakan cairan kontras encer berguna untuk
menentukan diagnosis sebab memberikan gambaran ke sepanjang usus halus.
Enteroskopi. Yaitu meneropong usus dapat dilakukan sebagai refleksi bagian
ligament treiz, sampai permulaan yeyenum. sonogram Berguna untuk
menentukan adanya ruang yang mengandung cairan seperti kista, abses atau
cairan bebas didalam rongga perut atau ruang yang berisi jaringan padat.

E. Patofisiologi
1) Patofisiologi pada pasien obstruksi usus halus
Akumulasi isi usus, cairan, dan gas terjadi di daerah atas usus yang
mengalami obstruksi. Distensi dan retensi cairan mengurangi absorpsi
cairan dan merangsang lebih banyak sekresi lambung. Dengan
peningkatan distensi, tekanan dalam lumen usus meningkat, menyebabkan
penurunan tekanan kapiler vena dan arteriola. pada gilirannya, hal ini akan
menyebablan edema, kongesti, nekrosis, dan akhirnya ruptur atau perforasi
dari dinding usus dengan akibat peritonitis. Muntah refluks dapat terjadi
akibat distensi abdomen muntah mengakibatkan ion hydrogen dan kalium
dari lambung serta menimbulkan penurunan klorida dan kalium dalam
darah, yang akhirnya mencetuskan alkalosis metabolic. dehidsrasi dan
asidosis yang terjadi kemudian, disebabkan cairan dan natrium. Dengan
kehilangan cairan akut syok hipovolemik dapat terjadi.
2) Patofisiologi pada pasien obstruksi usus besar
seperti pada obstruksi usus halus, obstruksi usus besar mengakibatkan isi
usus, cairan dan gas berada pada proximal disebelah obstruksi. Obstruksi
dalam kolon dapat menimbulkan distensi hebat dan perforasi kecuali gas
dan cairan dapat mengalir kembali melalui katup ileal. Obstruksi usus
besar meskipun lengkap, biasanya tidak dramatis bila suplai darah ke
kolon tidak terganggu. apabila suplai darah terhenti, terjadi strangulasi
usus dan nekrosis: kondisi ini mengancam hidup. Pada usus besar,
dehidrasi terjhadi lebih lambat dibandingkan pada usus haklus karena
kolon mampu mengabsorbsi isi cairannya dan dapat melebar sampai
ukuran yang dipertimbangkan diatas kapasitas normalnya.

F. Kemungkinan Dx Kep (Masalah keperawatan)


1) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dan distensi
abdome
2) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif
3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorpsi
4) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intralumen usus
5) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan

G. Intervensi masing2 masalah keperawatan


1) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dan distensi
abdomen ditandai dengan: nafas pendek dan dangkal
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Ix24 jam
diharapkan pola napas klien kembali efektif
Kriteria hasil:
a. RR dalam batas normal (16-20x/menit)
Intervensi:
- Pantau frekuensi dan kedalaman pernapasan klien
- Kaji tanda-tanda vital
- Berikan posisi semi fowler
- Ajarkan klien teknik relaksasi napas dalam untuk memperbaiki
pola pernapasan
- Berikan oksigen sesuai indikasi
2) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktiv
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam
diharapkan kekurangan volume cairan dapat dicegah
kriteria Hasil:
- Tidak mengalami haus yang tidak normal
- memmbran mukosa lembab
- Konsentrasi urin normal (1.015-1.03 g/ml)
- Hematokrit dalam batas normal (40-48 % pria ; 37-43 %
wanita)
Intervensi:
- Pantau frekuensi kehilangann cairan pasien.
- Kaji pasien adanya rasa haus, kelelahan, nadi cepat, turgor kulit
jelek, membrane mukosa kering.
- Berikan perawatan mulut secara teratur.
- Tingkatkan asupan oral, misalnya sediakan jus/es kesukaan pasien.
- Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai pentingnya intake
cairan dalam kondisi seperti ini.

3) ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


Dengan gangguan absorpsi ditandai dengan: nyeri abdomen, cepat sekali
kenyang setelah makan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam
diharapkan nutrisi klien seimbang.
Kriteria hasil:
o Berat badan stabil
o Bising usus kembali normal 6-12x/menit
o Kembung dan distesi abdomen menurun
Intervensi:
- Kaji kebutuhan nutrisi klien
- Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Anjurkan pembatasan aktivitas selama fase akut
- Evaluasi secara berkala kondisi motilitas usus
- Jika obstruksi sangat parah, hindari intake secara oral
- Berikan nutrisi parenteral
- Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Berikan perawatan oral
- Berikan stimulant permen karet
- Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai jenis nitrisi yang akan
digunakan pasien.
4) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intralumen usus
ditandai dengan:ekspresi meringis, klien mmengeluh merasa nyeri pada
daerah abdomen.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nyeri teratasi atau terkontrol
Kriteria hasil:
o Pasien mengungkapkan penurunan ketidaknyamanan
o menyatakan nyeri pada tingkat dapat ditoleransi, menunjukkan
relaks
o Menunjukanan tindakan pengendalian nyeri
Intervensi:
o Kaji nyeri dengan teknik PQRST
o Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman
o Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi seperti mendengarkan
music atau menonton tv.
5) Kolaborasi pemberian analgetik Ansietas berhubungan dengan perubahan
dalam status kesehatan ditandai dengan rasa nyeri yang meningkatkan
ketidakberdayaan, mengungkapkan kekhawatiran.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan ansietas berkurang
Criteria hasil:
Klien akan menggunakan teknik relaksasi untuk meredahkan
ansietas
Intervensi:
- Kaji tingkat kecemasan klien
- Sediakan waktu untuk mendengarkan ungkapkan ansietas dan
rasa takut; berikan
- penenangan.
- Pertahankan lingkungan yang tenang
- Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan untuk
menurunkan ansietas
- Jelaskan prosedur dan tindakan dan beri penguatan penjelasan
mengenai penyakit,
- tindakan dan prognosis.
Sumber:

Diyono Dan Sri Mulyanti. 2013. Buku Ajar Keperawatan Bedah : Sistem
Pencernaan Edisi Pertama. Jakarta : Kencana
Halodoc.2019.Ketahui Perbedaan Obstruksi Usus Mekanik dan Obstruksi Usus
Non Mekanik.https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-perbedaan-obstruksi-
usus-mekanik-dan-non-mekanik
Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi III,
Penerbit
Erlangga: Jakarta
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan:DPP PPNI, 2017
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan:DPP PPNI, 2018

Anda mungkin juga menyukai