ID None
ID None
Tanggal diterima : 17 Januari 2013, direvisi : 29 April 2013, disetujui terbit : 25 Mei 2013
ABSTRAK
Lumpur aktif dari instalasi pengolahan air limbah industri tekstil mengandung berbagai jenis mikroorganisme
antara lain mikroorganisme yang memiliki aktivitas lipase yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan
mengkarakterisasi bakteri penghasil enzim lipase ekstraseluler dari lumpur aktif instalasi pengolahan air limbah
industri tekstil. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi isolasi bakteri penghasil enzim lipase ekstraseluler dari
lumpur aktif melalui skrining dengan media yang mengandung rodamin dan minyak zaitun, penentuan aktivitas
enzim lipase dan karakterisasi lipase yang dihasilkan terhadap variasi temperatur, pH, dan pengaruh ion Ca2+. Hasil
identifikasi secara mikrobiologi menunjukkan bahwa bakteri penghasil enzim lipase ekstraseluler dari lumpur aktif
adalah spesies Erwiniachrysantemi. Enzim lipase ekstraseluler tersebut memiliki aktivitas 4,75 U/mL dengan
temperatur optimum 40oC dan pH optimum 9. Penambahan ion Ca2+ tidak memberikan pengaruh berarti terhadap
aktivitas enzim lipase.
Kata kunci : Enzim lipase, lumpur aktif, aktivitas enzim, bakteri Erwiniachrysantemi
ABSTRACT
Activated sludge of textile industry waste water treatment plant contain various type of microorganisms such
as a high lipase activity microorganism. The purpose of this research is to isolate and characterize bacteria
producer extracellular lipase from activated sludge of textile industry waste water treatment plant. The steps of
research was done included isolation of bacteria that produce extracellular lipase enzyme from activated sludge by
screening with media containing rhodamine and olive oil, determination of lipase activity and characterization of
lipase against variations in temperature, pH, and the effect of Ca2+. The microbiological identification showed that
the bacteria producerextracellular lipase enzyme from activated sludge was species of Erwiniachrysantemi. The
extracellularlipase enzyme has an activity 4,75 U/mL with optimum temperature of 40oC and optimum pH 9. The
addition of Ca2+ ions do not give significant influence to the activity of the lipaseenzyme.
transformasi berbagai jenis energi.Berdasarkan melihat aktivitas enzim lipase dalam hal
tempat bekerjanya, enzim dapat dibedakan dalam 2 degradasinya pada senyawa organik dalam air
golongan, yaitu endoenzim dan eksoenzim. limbah.6,7Berdasarkan penelitian, enzim lipase yang
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, diperoleh dari mikroorganisme selain lebih murah
dihasilkan di dalam sel yaitu pada bagian membran juga lebih stabil terhadap lingkungan. Dengan
sitoplasma dan melakukan metabolisme di dalam sel. demikian mempunyai spektrum yang lebih luas untuk
Eksoenzim (enzim ekstraseluler) merupakan enzim diaplikasikan di industri, diantaranya industri lemak,
yang dihasilkan sel kemudian dikeluarkan melalui minyak, susu, obat-obatan dan tekstil.8Penelitian lain
dinding sel sehingga terdapat bebas dalam media mengungkapkan bahwa enzim lipase ekstraseluler
yang mengelilingi sel dan bereaksi memecah bahan yang diekstraksi dari Bacillus thermoleovorans ID-1
organik tanpa tergantung pada sel yang pada salah satu sumber air panas di Indonesia
melepaskannya.1Enzim merupakan golongan protein, memiliki aktivitas optimum pada temperatur 40oC,
sehingga mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip tetapi pada temperatur 70oC enzim masih aktif 50%,
dengan protein. Dalam melakukan aktivitasnya, dengan pH optimum 7,5.9 Selain itu, enzim lipase
enzim dipengaruhi oleh lingkungan. Pengaruh ekstraseluler yang di ekstraksi dari Yarrowni
tersebut dapat mengganggu stabilitas enzim sehingga lipolitica memiliki aktivitas pada temperatur
menjadi masalah yang sering dihadapi dalam optimum 40oC, tetapi aktivitasnya menurun drastis
industri. Stabilitas enzim dapat didefinisikan sebagai pada temperatur 45oC, dengan pH optimum 8.10
kestabilan aktivitas enzim selama penyimpanan dan Mengingat sistem lumpur aktif untuk
penggunaan enzim tersebut, serta kestabilan terhadap pengolahan air limbah industri tekstil mempunyai
senyawa yang bersifat merusak seperti pelarut kesamaan dengan sistem lumpur aktif untuk
tertentu (asam, basa) dan oleh pengaruh temperatur pengolahan limbah domestik, maka dilakukan upaya
dan pH ekstrim.2 pengambilan dan karakterisasi bakteri penghasil
Lipase merupakan salah satu enzim yang telah enzim lipase ekstraseluler dari lumpur aktif instalasi
diaplikasikan pada proses industri baik industri pengolahan air limbah industri tekstil.
pangan maupun non pangan. Lipase dikenal sebagai
lipolytic enzyme dan didefinisikan sebagai hidrolase METODE
ester asam lemak berantai panjang. Lipase berfungsi
sebagai katalis pada reaksi hidrolisis triasilgliserol Bahan
dan ester selain dari asilgliserol.3Enzim lipase secara Lumpur aktif yang diperoleh dari salah satu
luas dapat ditemukan pada hewan, tanaman dan industri tekstil.
mikroorganisme. Lipase mikroorganisme dapat
diproduksi dari golongan bakteri, khamir dan jamur, Sampling dan karakterisasi lumpur aktif
baik sendiri maupun bersama-sama dengan jenis lain Pengambilan sampel dilakukan di 8 titik pada
dari famili hidrolase, seperti esterase.3Metoda yang 3 bak pengolahan limbah yaitu bak I (3 titik), bak II
umum digunakan untuk memproduksi enzim lipase (3 titik), dan bak III (2 titik) seperti terlihat pada
adalah metode fermentasi semi padat atau fermentasi Gambar 1. Sampel lumpur aktif diambil secara acak
medium cair. Fermentasi medium cair merupakan dan dikarakterisasi nilai MLSS (mix liquor
suatu fermentasi dengan menggunakan media cair suspended solid), pH, TSS (total suspended solid),
yang substratnya terlarut atau terdispersi dalam COD (chemical oxygen demand),
cairan dan mikroorganismenya berada di bawah minyak/lemak,sludge volume 30 menit (SV 30).
permukaan cairan pada kondisi aerob dengan bantuan
aerasi dan agitasi.4
Aktivitas lipase mempunyai satuan unit (U).
Satu Unit aktivitasenzim lipase setara dengan 1 μmol
asam lemak bebas yang dihasilkan dari hidrolisis
substrat yang dikatalisis oleh lipase tiap satuan menit.
Untuk menentukan aktivitas optimum pada kondisi
optimum lipase, maka perlu dilakukan pengukuran
aktivitas enzimatik pada variasi temperatur dan pH,
sehingga akan diketahui aktivitas lipase disetiap
rentang temperatur dan pH yang ditentukan.4Metode
yang digunakan untuk memperkirakan aktivitas
lipase secara kuantitatif adalah metode interfacial,
tensiometri, kromatografi, konduktometri, titrimetri,
spektrofotometri.3,4,5
Beberapa peneliti mempelajari aktivitas enzim
dalam pengolahan limbah domestik dengan sistem
lumpur aktif dan sistem ekstraksi enzim lipase dan Gambar1. Skema sampling lumpur aktif
protease dalam lumpur aktif dengan tujuan untuk Keterangan : 1,2,3,4,5,6,7,8 : titik sampling
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil Enzim Lipase Ekstraselulerdari Lumpur Aktif Instalasi Pengolahan 2
Air Limbah Industri Tekstil (Cica Kasipah, Sinta Rismayani, Ihsanawati, Zeily Nurachman)
Balai Besar Tekstil
No cawan Hasil Pengamatan Jumlah koloni Jumlah kotak yang ditumbuhi koloni
(titik sampling) (merah muda) (berwarna merah muda) (dari 9 buah kotak yang ada)
0 - - -
1 - - -
2 + 1 2
3 + 1 2
4 + 2-3 8
5 + 1 3
6 + 1 5
7 + 1-2 5
8 + 1-2 6
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil Enzim Lipase Ekstraselulerdari Lumpur Aktif Instalasi Pengolahan 4
Air Limbah Industri Tekstil (Cica Kasipah, Sinta Rismayani, Ihsanawati, Zeily Nurachman)
Balai Besar Tekstil
menyebabkan ketidak aktifan enzim karena enzim Menurut Mingrui etal.(2007)dan Dong-Woo
akan mengalami kerusakan struktur protein.1 et al.(1999) kofaktor Ca2+ dan Mg2+ dapat
menstimulasi aktivitas enzim lipase ekstraseluler.
Sedangkan Zn2+, Ni2+, dan Cu2+ dapat menghambat
120.0
aktivitas enzim lipase ekstraseluler. Oleh karena itu
100.0 jika enzim lipase ekstraselulerakan diaplikasikan
80.0 pada proses tekstil, air baku yang digunakan harus
bebas ion Zn2+, Ni2+, dan Cu2+.
persenaktivitas
60.0
40.0 Identifikasi bakteri penghasil enzim lipase
20.0 ekstraseluler
0.0
8 9 10 11 12 Tabel 4 merupakan data hasil identifikasi
bakteri penghasil enzim lipase ekstraselulerdari
pH
lumpur aktif. Dari hasil uji mikrobiologi, hal yang
mendukung bahwa bakteri yang diisolasi adalah
bakteri penghasil lipase terutama pada uji lemak dan
Gambar 6. pH optimum aktivitas enzim lipase gelatin yang menunjukkan hasil tes positif.
Selanjutnya isolat bakteri yang di identifikasi
Pada gambar 6 terlihat bahwa enzim lipase mengarah kepada spesies Erwinia chrysantemi.
ekstraseluler hasil ekstraksi dari limbah lumpur aktif
memiliki pH optimum 9 dengan aktivitas sebesar Tabel4. Hasil Identifikasi bakteri penghasil enzim
4,75 U/mL (100% aktivitas maksimum). Akan tetapi lipase ekstraseluler
peningkatan pH sampai pH 11 masih memberikan
aktivitas yang cukup tinggi (80%), hal ini akan
menguntungkan apabila nantinya enzim akan Karakter Isolat Isolat 1
digunakan pada proses industri tekstil yang Circular, entire, convex, engkilat,
umumnya dilakukan dalam kondisi basa. Dengan Makroskopis koloni
translucent.
demikian, enzim lipase ekstraseluler yang diekstraksi Sel berbentuk batang, Gram negatif,
Mikroskopis sel
dari lumpur aktif industri tekstil lebih bersifat tahan tidak menghasilkan endospora.
basa dibandingkan dengan enzim lipase ekstraseluler Motilitas Motil
yang diekstraksi dari sumber lain yang memiliki Uji biokimia
-Hidrolisis pati Negatif
aktivitas maksimum pada pH 8 dan 7,5.9,10 -Hidrolisis lemak Positif
-Hidrolisis kasein Positif
Uji pengaruh Ca2+ -Hidrolisis gelatin Positif
-Fermentasi glukosa Positif, asam dan gas
-Fermentasi sukrosa Positif, asam dan gas
Uji kofaktor Ca2+ dilakukan mengingat -Fermentasi laktosa Negatif
seringkali reaksi enzim dipengaruhi oleh hadirnya -Produksi H2S Tidak ada blackning, tapi ada gas
logam/non logam tertentu yang dapat mempengaruhi -Produksi indol Negatif
aktivitas enzim. Karena unsur Ca2+ umumnya -Produksi urease Negatif
-Produksi katalase Positif
dijumpai di air baku, maka pada penelitian ini -Uji metil merah Positif
dilakukan uji terhadap kofaktor Ca2+. -Uji Voges-Proskauer Positif
-Uji TSI Positif
Tabel3. Pengaruh Ca2+ terhadap aktivitas enzim -Uji Simmon’s sitrat Positif
-Reduksi nitrat Positif
lipase ekstraseluler
KESIMPULAN
2+ A
Ca (mM) Enzim
410 nm Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
0,02 300 uL 0,5594 bakteri hasil isolasi dari lumpur aktif instalasi
0,06 300 uL 0,6112 pengolahan air limbah industri tekstil tergolong
300 uL 0,5548 bakteri Erwinia chrysantemi dan merupakan bakteri
0,2
penghasil enzim lipase. Enzim lipase
Control 300 uL 0,5659
ekstraseluleryang dihasilkan oleh bakteri tersebut
memilikiaktivitas4,75 U/mL denganpH optimum
Tabel 3 menunjukkan enzim lipase 9,pada pH 11 enzim masih mempunyai aktivitas
ekstraselulertidak dipengaruhi oleh ion Ca2+ secara sebesar 80 %,temperatur optimum 40ºC dan dengan
signifikan, hasil absorbansi terhadap aktivitas enzim peningkatan temperatur hingga 70oC enzimmasih
lipase ekstraseluler hampir sama. Kondisi tersebut mempunyai aktivitas sebesar 55 %. Penambahan ion
menguntungkan jika enzim digunakan di industri Ca2+ tidak memberikan pengaruh berarti terhadap
tekstil. aktivitas enzim lipase ekstraseluler.
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil Enzim Lipase Ekstraselulerdari Lumpur Aktif Instalasi Pengolahan 6
Air Limbah Industri Tekstil (Cica Kasipah, Sinta Rismayani, Ihsanawati, Zeily Nurachman)
Balai Besar Tekstil
7
PUSTAKA Gessesse, A., et al., (2003), Lipaseand Protease
Extraction from Activated Sludge, Water
1
Lehninger, A. L., (1995), Dasar – Dasar Research, 37,3652 – 3657.
8
Biokomia I, Erlangga, Jakarta. Hasan, F., Aamer, A. S., Abdul, H.,
2
Dosanjh, N. S., dan Kaur, J.,(2002), (2007)Industrial Application of Microbial
Immobilization, Stability, and Esterification Lipases, Microbiology Research Laboratory,
Studies of A Lipase from Bacillus sp., Journal Departement of Biological Sciences,Quaid-i-
Biotechnology and Applied Biochemistry, 36, Azam University, Islamad, Pakistan.
9
7 – 12, Punjab University, Chandigarh. Dong-Woo Lee, et al., (1999), Isolation and
3
Saxena, R. K., et al., (2003), Characterization of a ThermofilicLipase from
PurificationStrategies for Microbial Lipases, Bacillus thermoleovoransID-1, Journal of
Journal of Biotechnological Method, 52, 1 – FEMS MicrobiologyLetters, 179, 393-400.
10
18. Mingrui Yu, Shaowei Qin, Tianwei Tan, (2007),
4
Murni, S. W., dkk, (2011), Produksi, Purification and Characterization of
Karakterisasi, dan Isolasi Lipase dari Extracellular Lipase Lip2 from Yarrowia
Aspergillus niger, Prosiding Seminar lipolitica, Journal of Process Biochemistry,
Nasional Teknik Kimia, Pengembangan 42, 384 – 391.
11
Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Cappuccino, J.G. & Sherman, N., (2005),
Daya Alam Indonesia, ISSN 1693-4393. Microbiology: A Laboratory Manual 2nd ed.
5
Dimitrijhvic, A., et al., (2011),Production of The Benyamin Cummings Publishing
Lipase from Pseudozyma aphidis and Company. Inc. USA.
Determination of the Activity and Stability of 12
Akanbi, T. O., et al., 2010, Highly
the Crude Lipase Preparation in Polar Organic ThermostableExtracellular Lipase-
Solvent, Journal of the Serbian Chemical ProducingBacillusStrain Isolated from a
Society, 76 (8), 1081 – 1092. Malaysian Hotspring and Identified Using 16S
6
Yin Li, Chrost R.J., (2006), Microbial Enzymatic rRNA gene Sequencing, InternationalFood
Activities in AerobicActivated Sludge Model Research Journal,17,45 –53
Reactor, Enzyme and Microbial
Technology,39, 68-572.