Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)


DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (PT. KHL)
SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Oleh:

SYARIFUDDIN
NIM. 100500218

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA


SAMARINDA
2013
LAPORAN PELAKSANAA KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)
DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (PT. KHL)
SEBUKU KABUPATEN NUNUKAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Oleh:

SYARIFUDDIN
NIM. 100500218

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA


SAMARINDA
2013
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang


(PKL) di PT. Karangjuang Hijau Lestari Kecamatan
Sebuku Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara

Nama : Syarifuddin
NIM : 100500218
Program Studi : Geoinformatika
Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing, Penguji I Penguji II


Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Dwinita Aquastini S.Hut, MP Ir. Herijanto Thamrin,


MP Widyasasi S.Hut, MP
Dyah Erna Rositah S.Hut, MP Ir. Iskandar, MP
NIP.197101031997032001 NIP.197311281999032001 NIP.19591119987101001
197101031997032001 NIP. 197002141997032002 NIP.196211071989031015

Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program Studi GeoInformatika
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP


NIP 197101031997032001

Lulus ujian pada tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpah rahmat, dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan PKL ini .

Penulisan laporan PKL ini dapat terselesaikan kerena bantuan dari


berbagai pihak. Pada kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan
terima kasih setulus hati kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi
moril maupun materil kepada penulis.
2. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapang sekaligus sebagai Ketua Program Studi GeoInformatika
3. Ibu Erna Rositah, S. Hut, MP dan Bapak Ir. Iskandar, MP selaku Penguji.
4. Bapak ibu dosen serta seluruh staf dan teknisi Geoinfomatika
5. Bapak Kristian Ginting, selaku Group Menejer PT. Karangjuang hijau lestari.
6. Bapak Afrizal selaku Menejer kebun dan Bapak Abdul Waris selaku Asisten
GIS PT. Karangjuang hijau lestari ( KHL ).
7. Bapak yurdani dan Bapak dedy selaku krani.
8. Bapak Firman, Adi, Jhoni, Nus, dan Alam selaku anggota pengukuran.
9. Kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan
Praktik Kerja Lapang (PKL).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak


kekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi.
namun penulis berharap informasi yang tersaji di dalamnya dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan dan
pengetahuan.

Penulis

Sei keledang,....... Mei 2013


DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii


KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Peraktek Kerja Lapang ........................................................ 2
C. Hasil Yang Diharapkan .................................................................... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ................................................. 4


A. Tinjauan umum perusahaan ............................................................ 4
B. Struktur Organisasi .......................................................................... 5
C. Waktu Dan Tempat PKL .................................................................. 7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 8
A. Pengukuran ...................................................................................... 8
1. Sensus Kelapa Sawit .................................................................. 8
2. Pengukuran Terasan .................................................................. 11
3. Pengukuran Jalan ....................................................................... 15
4. Pengukuran Tapak Rumah ......................................................... 17
5. Waypoint Tandan Kosong ........................................................... 20
B. Bidang SIG ....................................................................................... 23
1. Infut ............................................................................................... 23
2. Analisis ......................................................................................... 24
3. Output ........................................................................................... 26

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 32


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 33
LAMPIRAN ................................................................................................ 34
DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1 Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama


PKL di PT. Karangjuang Hijau Lestari………………………. 7

2 Pelaksanaan kegiatan sensus kelapa sawit ………………. 9

3 Pelaksanaan kegiatan pengukuran terasan ………………. 13

4 Pelaksanaan kegiatan pengukuran jalan ………………….. 16

5 Pelaksanaan kegiatan Pengukuran tapak rumah ………… 18

6 Pelaksanaan kegiatan sensus tandan kosong ( Tankos )… 21

7 Kegiatan Bidang SIG .......................................................... 23

Nomor Lampiran Halaman

8 Data hasil sensus kelapa sawit ………………..................... 34

9 Data hasil Pengukuran terasan ……………………………… 35

10 Data hasil Pengukuran jalan …………………………………. 36

11 Data hasil Pengukuran tapak rumah ………………………... 37

12 Data hasil pengukuran tandan kosong ( Tankos ) ………… 38


DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh utama Halaman

1 Tampilan Jendela Map Source Garmin ………………… 23

2 Tampilan jendela Map Source Garmin …………………. 24

3 Tampilan jendela ArcGis 10 ……………………………… 25

4 Tampilan jendela ArcGis 10 ……………………………… 26

5 Tampilan jendela ArcGis 10 ……………………………… 27

Nomor Lampiran Halaman

6 Peta sensus kelapa sawit .............................................. 39

7 Peta pengukuran terasan .............................................. 40

8 Peta pengukuran jalan .................................................. 41

9 Peta pengukuran tapak rumah ...................................... 42

10 Peta sensus tandan kosong .......................................... 43

11 Sensus pokok ……………………………………………… 44

12 Terasan …………………………………………………….. 44

13 Jalan ………………………………………………………… 45

14 Tapak rumah ………………………………………………. 46

15 Tandan kosong ( Tankos) ……………………………….. 47


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Pahan (2008) negara Indonesia merupakan produsen kelapa

sawit terbesar kedua setelah Malaysia, untuk itu pasar dunia kelapa sawit

dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Dalam perkembangannya, kelapa sawit di

Indonesia dikembangkan dengan orientasi bisnis untuk mencari keuntungan

dengan konsep sistem agribisnia terpadu. Namun tidak menutup kemungkinan

bagi masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam bisnis kelapa sawit ini, dan

sebagai contoh dengan dibukanya perkebunan inti rakyat. Dibandingkan dengan

tanaman lainnya, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang multi guna

karena dapat memberikan manfaat yang cukup besar, antara lain menghasilkan

minyak kelapa sawit (CPO), inti atau kernel dapat juga dijadikan sebagai bahan

biodisel, cangkangnya dapat digunakan untuk bahan bakar boiler atau bahan

bahan bakar batu bata, tandan kosongnya untuk pupuk, abu janjangan kosong

untuk campuran Kalsium, air limbah dapat digunakan sebagai pupuk cair, dan

kayu dari pohonnya dapat dijadikan sebagai dinding rumah, serta pulp kayunya

dapat digunakan sebagai bahan baku kertas.

PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang berlokasi di

Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. PT. Karangjuang

Hijau Lestari (KHL) merupakan salah satu group dari perusahaan Induk FIRST

RESOURCES. PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) memiliki Kantor Kebun di

Sebuku, Kantor Direksi (Kandir) sebagai pusat administrasi dan logistic regional

di Balikpapan, berkantor pusat di Jakarta dan melakukan kegiatan pasar saham


2

di Singapura. Pada struktur organisasi PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL)

terdapat salah satu departemen yang ada , yaitu departemen Perencanaan.

Perencanaan merupakan bagian dari struktur organisasi yang ada di PT.

Karangjuang Hijau Lestari (KHL) yang bertujuan untuk merencanakan

pengolahan wilayah perusahaan. GIS dan pengukuran adalah bagian yang

bertanggung jawab di dalam sistem perencanaan ini. Didalam perkebunan

kelapa sawit GIS dan pengukuran sangat dibutuhkan untuk penentuan wilayah

yang di kelola perusahaan dengan wilayah masyarakat, selain itu bidang GIS

dan pengukuran juga mempunyai tujuan sebagai wadah yang bisa memberikan

informasi kepada perusahaan khususnya PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL)

tentang pembagian areal yang sudah memiliki pokok atau tanaman kelapa sawit

dan yang belum. Alat pengukuran yang digunakan di PT. Karangjuang Hijau

Lestari (KHL) adalah alat survei GPS 76 SCx. Untuk mengolah hasil pengukuran

kedalam bentuk peta digunakan software MapInfo, ArcGis 10 dan MapSource

garmin.

Alasan di atas mendorong untuk melakukan program kegiatan Praktek

Kerja Lapang (PKL) di PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL), dimana perusahaan

tersebut bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit guna mendapatkan ilmu di

dunia kerja nyata khususnya di bidang pengukuran dan pembuatan peta.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapang ( PKL)

Adapun tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) ini adalah :

1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan terjun

langsung ke dunia kerja.


3

2. Membandingkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan Praktek Kerja

Lapang ( PKL ) di PT. Karangjuang Hijau Lestari khususnya di Pabrik Kelapa

Sawit (PKS )

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah:

1. Mahasiswa diharapkan bisa membandingkan secara langsung perbedaan

antara teori di perkuliahan dengan yang ada di lapangan sehingga dapat

mengatasi permasalahan dalam dunia kerja nantinya

2. Diharapkan mahasiswa dapat bersosialisasi dengan dunia kerja yang

sesungguhnya.
4

BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Menurut Pahan (2008) kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) adalah

jenis tanaman palm yang berasal dari Afrika dan masuk ke Indonesia pada tahun

1848 tepatnya dikebun raya Bogor, kemudian pada tahun 1876 oleh Sir Yoseph

Hooker mencoba menanam sebanyak 700 bibit tanaman kelapa sawit di

Labuhan Deli Sumatra Utara. Setelah itu perkebunan kelapa sawit pertama kali

dibuka pada tahun 1911. Perkembangan selanjutnya semakin pesat dengan

diperkenalkannya perkebunan inti rakyat, sehingga tanaman kelapa sawit telah

menyebar ke wilayah Indonesia terutama wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Anonim (1998) menyatakan bahwa PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL)

Kebun Sebuku memiliki area Perkebunan Inti sebanyak 11 Afdeling dan 7

Afdeling Plasma dan 1 Pabrik Kelapa Sawit. Pimpinan Tertinggi kebun adalah

Group Manager dibantu oleh Manager Inti yang membawahi kebun Inti dan

Manager Plasma yang bertanggung jawab untuk operasional kebun Plasma, Mill

Manager yang bertanggung jawab untuk operasional Pabrik Kelapa sawit, dan

Manager Purchasing TBS untuk pembelian TBS dari masyarakat.

Sistem pemasaran hasil produk melalui transportasi laut dengan

memanfaatkan 2 Logpond ( Kalas dan Keminci) sebagai tempat Loading CPO

dan Palm Kernel. Mitra bisnis pemasaran PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL)

adalah PT. Wilmar Nabati Indonesia (Gresik), PT. Agro Makmur Raya (Bitung)

dan untuk pasar ekspor bermitra dengan KLK Lahadatu Malaysia.


5

1. Visi dan misi perusahaan PT. Karangjuang Hijau Lestari

Anonim (1998) menyatakan bahwa visi dan misi perusahaan PT.

Karangjuang Hijau Lestari (KHL) adalah sebagai barikut :

Visi : Menjadikan PT. Karangjuang Hijau Lestari sebagai perusahaan Agribisnis

yang berdaya saing tinggi, berkembang dan tumbuh berkelanjutan.

Misi : Menghasilkan produk dan jasa Agribisnis dalam bidang kelapa sawit yang

mampu bersaing di pasar global yang bermanfaat bagi masyarakat dan

lingkungan sekitar.

2. Letak geografis perusahaan

Anonim (1998) menyatakan bahwa PT. Karangjuang Hijau lestari (KHL)

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pabrik

kelapa sawit yang berlokasi di Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan

Kalimantan Timur. Dimana batas-batas wliyah PT.Karangjuang Hijau Lestari

(KHL) adalah sebagai berikut :

Utara : Desa Samunad

Selatan : Desa Babanas dan Desa Tetaban

Barat : Desa Kunyid dan Desa Kalun Sayan

Timur : Desa Sanur dan Desa makmur

B. Manajemen Perusahaan

Anonim (1998) menyatakan bahwa manajemen perusahaan merupakan

sistem atau cara untuk mengelola suatu perusahaan. Adapun manajemen

perusahaan yang ada di PT. Karangjuang Hijau Lesatri (KHL), separti bagan di

bawah ini :
6

K. Ginting
Group Manager

Afrizal Bunito Kusuma Zuliyar


Manager Kebun Manager Umum Manager Plasma

Abdul Waris
FA SIG dan Pengukuran

Dedi Irwansyah Yurdani


Krani SIG Krani Pengukuran

Asri Malindo
Mandor Pengukuran

Alam Adrianus L. S Adi Irfan


firman
Anggota Anggota Anggota Anggota
Anggota

C. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapang

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dimulai dari tanggal 11 Maret

2013 hingga tanggal 30 April 2013 yang berlokasi di PT. Karangjuang Hijau

Lestari, Sebuku.

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada saat praktek kerja lapang (PKL)

dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini.


7

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan – kegiatan Yang Dilakukan Selama PKL di PT.


Karangjuang Hijau Lestari ( KHL )

No Waktu Jenis Kegiatan Keterangan

1. 11-15 Maret dan 1-5 Sensus pokok kelapa Praktek


April 2013 sawit
2. 16,18-21 Maret dan Praktek
Pengukuran terasan
10-12 April 2013
22,23,,25 Maret dan Praktek
3.
tanggal 6,8,9 April Pengukuran Jalan
2013
4. 26-28 Maret dan Pengukuran Tapak Praktek
13,15 April 2013 rumah
5 30 Maret dan 16-25 Sensus tankos Praktek
April 2013
6. Praktek
26-30 April 2013 Pembuatan peta
8

BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

A. Pengukuran

Hasil pengukuran atau kegiatan yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapang

(PKL) yang berlokasi di PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) adalah sebagai

berikut :

1. Sensus Pokok Kelapa Sawit

a. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan kegiatan sensus pokok kelapa sawit :

1. Untuk mengetahui jumlah pokok dalam satu blok.

2. Untuk mengetahui berapa pokok hidup, mati dan sisipan dalam satu blok.

b. Dasar Teori

Anonim (2012) menyatakan bahwa sensus pokok kelapa sawit adalah

kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit

yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering disebut dengan

istilah blok.

Menurut Joe (2012) GPS (Global Positioning System) adalah suatu

sistem navigasi berbasiskan radio yang memberikan informasi posisi koordinat,

kecepatan, dan waktu kepada pengguna di seluruh dunia. Jasa penggunaan

satelit GPS tidak dikenakan biaya. Pengguna hanya membutuhkan GPS

receiver untuk dapat mengetahui koordinat lokasi. Keakuratan koordinat lokasi

tergantung pada tipe GPS receiver. GPS terdiri dari 3 bagian yaitu satelit yang

mengorbit bumi (Satelit GPS mengelilingi bumi 2x sehari), stasiun pengendali &

pemantau di bumi, dan GPS receiver (alat penerima GPS). Satelit GPS dikelola

oleh Amerika Serikat. Alat penerima GPS inilah yang dipakai oleh pengguna
9

untuk melihat koordinat posisi. Selain itu GPS juga berfungsi sebagai

menentukan waktu.

c. Alat dan Bahan

1. GPS 76CSx

2. Baterai

d. Prosedur Kerja

1. Tahapan persiapan :

a) Penjelasan kegiatan pengukuran

b) Mengaktifkan GPS untuk mentransfer batas blok yang ada di komputer,

berfungsi sebagai petunjuk tempat pengukuran.

c) Setelah data di transfer GPS akan non-aktif secara otomatis.

d) Tim surveyor menuju lokasi yang akan diukur.

2. Tahapan pengukuran :

1) Proses pengukuran dilakukan dengan metode waypoint

2) Kegiatan sensus pohon secara berurutan.

e. Hasil yang dicapai

Hasil kegiatan pengukuran sensus pokok akan ditampilkan dalam bentuk

tabel seperti pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Sensus Pokok Kelapa Sawit pada Lokasi Blok Q43

No Waktu Pokok Pokok Pokok Jumlah Prestasi/jam*)


hidup Mati sisipan pekerja(orang) (pokok)
1. 11 Maret 314 4 2 1 pekerja dan 53
2013 1 mahasiswa
2. 12 Maret 324 0 0 1 pekerja dan 54
2013 1 mahasiswa
3. 13 Maret 326 0 0 1 pekerja dan 55
2013 1 mahasiswa
4. 14 Maret 306 6 2 1 pekerja dan 52
2013 1 mahasiswa
5. 15 Maret 309 10 8 1 pekerja dan 55
2013 1 mahasiswa
10

Tabel 2. Lanjutan

6. 01 April 330 0 0 1 pekerja dan 55


2013 1 mahasiswa
7. 02 April 318 0 0 1 pekerja dan 53
2013 1 mahasiswa
8. 03 April 342 0 0 1 pekerja dan 57
2013 1 mahasiswa
9. 04 April 322 0 0 1 pekerja dan 54
2013 1 mahasiswa
Total 2891 20 12
Keterangan: *) Jumlah jam kerja di lapangan dalam 1 hari = 3 jam

f. Pembahasan

Dalam pengerjaan sensus pokok dibagi menjadi 3 bagian yaitu sensus

pokok hidup, pokok mati dan pokok sisipan. Pokok hidup merupakan pokok

yang saat ini sudah dalam tahap pemanenan. Jumlah sensus pokok hidup pada

blok Q43 adalah 2891 pokok. Data hasil sensus pokok biasanya ditandai

dengan simbol warna hijau. Pokok mati sering juga disebut pokok kosong,

artinya pada lokasi pengukuran sudah tidak ada pokok. Sensus pokok mati pada

blok Q43 dihasilkan 20 pokok. Untuk mengetahui posisi pokok mati dapat dilihat

dari jarak antar pokok tidak sesuai dengan jarak tanam sebenarnya. Sensus

pokok mati sangat dibutuhkan untuk tahapan berikutnya yaitu tahap sisipan atau

penanaman kembali. Data sensus pokok mati biasanya ditandai dengan warna

merah. Sensus pokok sisipan dilakukan untuk mengetahui penyebaran lokasi

yang sudah ditanami kembali, khususnya pada blok Q43. Total sensus pokok

sisipan adalah 12 pokok.

Data hasil sensus pokok kelapa sawit ini nantinya akan dibuat dalam

bentuk peta. Informasi sebuah peta sangat dibutuhkan oleh pihak lain seperti

asisstent kebun untuk dijadikan sebagai Berita Acara (BA).


11

Prestasi kerja yang dicapai selama melakukan kegiatan sensus pokok

kelapa sawit sangat jauh berbeda dengan karyawan, karena karyawan lebih ahli

dan berpengalaman.

Kendala atau masalah yang dialami selama melakukan pengukuran

sensus pokok kelapa sawit ini adalah blok atau lokasi yang disensus semak,

sehingga dalam melakukan kegiatan kurang cepat dan hasil kurang memuaskan.

Selain kendala kondisi lapangan, alat transportasi juga sering menjadi kendala

bagi anggota pengukuran.

2. Pengukuran Terasan

a. Tujuan Kegiatan.

1. Mengetahui total dan panjang terasan.

2. Untuk informasi bagi kontraktor yang akan dijadikan sebagai Berita Acara

(BA).

b. Dasar Teori

Anonim (2013) terasan (terasering) adalah bangunan konservasi tanah

dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan

atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan

tanah melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi

kecepatan aliran permukaan dan memperbesar peresapan air. Terdapat

berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan angin. Cara utama adalah

dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun campuran dedaunan

dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan membentuk penahan

aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering) dan

pertanian berkontur.
12

Terasering dilakukan dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk

mengurangi panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran permukaan

agar air dapat meresap ke dalam tanah. Jenis terasering antara lain teras datar,

teras kredit, teras guludan, dan teras bangku.

Jadi secara garis besar terasering adalah kondisi lereng yang dibuat

bertangga tangga yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi

dan berfungsi untuk:

1) Menambah stabilitas lereng

2) Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng)

3) Memperpanjang daerah resapan air

4) Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng

5) Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off)

6) Dapat digunakan untuk landscaping

Menurut Yuliarta (2002) teras adalah bangunan konservasi tanah dan air

yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan

utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta

dapat pula dilengkapi dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran

pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur.

Metode pengukuran terasan untuk pengambilan data di lapangan

menggunakan metode track. Pengukuran terasan dilakukan setiap bulan yang

bertujuan untuk mengetahui total pembuatan terasan. Hasil pengukuran terasan

akan dibuat dalam bentuk tabel.

c. Alat dan Bahan

1. GPS 76CSx

2. Baterai
13

d. Prosedur Kerja

1. Tahapan persiapan :

1) Penentuan lokasi terasan yang akan diukur

2) Tim pengukur menuju lokasi dengan membawa GPS dan cadangan baterai.

2. Tahapan pengukuran :

1) Menyiapkan alat GPS.

2) Mengaktifkan menu track dengan cara pilih ON

3) Ukur terasan dengan metode track.

e. Hasil yang dicapai

Hasil kegiatan pengukuran terasan berupa tracking yang di buat dalam

bentuk data tabel, sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Terasan Pada Lokasi Q43

Hasil Jumlah Pekerja Prestasi/Jam*)


No Waktu
(m) (orang) (m)
1 pekerja dan 750
1. 16 Maret 2013 4.500
1mahasiswa
1 pekerja dan 869
2. 18 Maret 2013 5.211
1mahasiswa
1 pekerja dan 906
3. 19 Maret 2013 5.436
1mahasiswa
1 pekerja dan 723
4. 20 Maret 2013 4.337
1mahasiswa
1 pekerja dan 722,6
5. 21 Maret 2013 4.336
1mahasiswa
1 pekerja dan 723
6. 10 April 2013 4.338
1mahasiswa
1 pekerja dan 722,5
7. 11 April 2013 4.335
1mahasiswa
1 pekerja dan 723,2
8. 13 April 2013 4.339
1mahasiswa
Total 36.832
Keterangan: *) Jumlah jam kerja di lapangan dalam 1 hari = 3 jam
14

f. Pembahasan

Tujuan pengukuran terasan adalah untuk mengetehui panjang total

terasan dalam satu blok khususnya pada blok Q43. Total panjang terasan pada

blok Q43 adalah 36.832 meter yang dikerjakan oleh 2 orang. Proses pengerjaan

terasan pada blok Q43 memakan waktu 8 hari, dimana setiap harinya pekerja

mendapatkan data tidak sama disebabkan oleh kondisi medan. Kondisi medan

berpengaruh pada kegiatan ini, karena medan yang curam akan menghambat

proses pengambilan data sehingga data yang dihasilkan sangat sedikit

sebaliknya medan yang tidak terlalu curam atau medan landai akan

menghasilkan data yang banyak dan akurat.

Hasil pengukuran terasan diperoleh data-data seperti pada Tabel 3 yang

merupakan hasil pengukuran dengan metode track atau berupa line. Jadi secara

garis besar terasan adalah kondisi lereng atau bukit yang dibuat bertangga

tangga yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan

berfungsi untuk Menambah stabilitas lereng, memudahkan dalam perawatan

(Konservasi Lereng), memperpanjang daerah resapan air, memperpendek

panjang lereng, memperkecil kemiringan lereng dan mengurangi kecepatan

aliran permukaan (run off).

Prestasi kerja yang dicapai tidak jauh berbeda dengan karyawan, karena

tidak ada kendala dalam melakukan kegiata sehingga dalam pengerjaan berjalan

lancar. Data-data hasil dari pengukuran terasan akan diolah dengan

menggunakan aplikasi ArcGis 10 yang akan dibuat dalam bentuk peta.


15

3. Pengukuran Jalan

a. Tujuan Kegiatan

1. Untuk mengetahui panjang jalan sertu

2. Mengetahui total panjang jalan sertu yang diukur

b. Dasar Teori

Menurut Susanto (2011) jalan merupakan urat nadi perkebunan karena

fungsi jalan sangat vital, Yakni: sebagai penghubung dari dan keluar kebun/

pabrik, jalur transaportasi TBS, jalur trasportasi pemupukan, karyawan, material

bangunan serta sebagai pembatas blok. Putusnya jalan akan menghambat

semua aktivitas sehingga dapat mengganggu.

Jenis -jenis Jalan:

1. Main Road (MR) dibangun dari timur kebarat dengan jarak antar jalan utama

1000M dan lebar badan jalan 9 m. Untuk areal gambut atau rawa jalan dibuat

dengan sistem tanggulan dan pembuatan parit pada salah satu sisi badan

jalan. Ukuran parit lebar atas 4 m, bawah 3 m, dalam 4 m.

2. Collection Road (CR) dibangun searah utara selatan, jarak antar koleksi 300

m dan lebar badan jalan 3-4 m.

3. Jalan kontur, jalan yang dibangun pada areal berbukit, dibuat dengan

memotong jalur kontur dengan lebar 5-7 m.

Jalan sertu adalah jalan koleksi yang ada di PT. Karangjuang Hijau

Lestari (KHL). Jalan koleksi ini di namai jalan sertu, karena jalan tersebut sudah

mendapatkan pengerasan. Bahan-bahan pengerasan terdiri dari kerikil-kerikil

kecil yang bertujan agar pada saat musim hujan jalan tidak licin sehingga proses

pengangkutan kelapa sawit dari blok-blok bisa lancar tanpa ada kendala.
16

c. Alat dan Bahan

1 GPS 76CXs

2 Baterai

d. Prosedur Kerja

1. Tahapan persiapan :

1) Penentuan lokasi terasan yang akan diukur.

2) Tim pengukur menuju lokasi dengan membawa GPS dan cadangan baterai.

2. Tahapan pengukuran :

1) Menyiapkan alat GPS.

2) Mengaktifkan menu track dengan cara pilih ON.

3) Ukur jalan dengan metode track.

e. Hasil yang dicapai

Hasil kegiatan pengukuran jalan berupa tracking yang di buat dalam

bentuk data tabel, seperti pada Tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4. Hasil Pengukuran Jalan Pada Lokasi Blok Q43

Jumlah
Hasil Prestasi/jam*)
No Waktu Pekerja
(m) (m)
(orang)
1 pekerja dan
1. 22 maret 2013 2.789 464,8
1mahasiswa
1 pekerja dan
2. 23 maret 2013 2.790 465
1mahasiswa
1 pekerja dan
3. 25 maret 2013 2.789 465
1mahasiswa
1 pekerja dan
4. 6 maret 2013 2.785 464,1
1mahasiswa
1 pekerja dan
5. 8 maret 2013 2.793 465,5
1mahasiswa
1 pekerja dan
6. 9 april 2013 2.790 465
1mahasiswa
Total 16.736
Keterangan: *) Jumlah jam kerja di lapangan dalam 1 hari = 3 jam
17

f. Pembahasan

Pada kegiatan ini dilakukan pengukuran jalan sertu pada lokasi blok Q43.

Jalan sertu adalah jalan koleksi /Collection Road (CR) yang telah sampai pada

proses pengerasan. Jalan koleksi berfungsi sebagai sarana atau jalan untuk

pengangkutan buah dari areal blok. Jalan koleksi memiliki lebar badan jalan 3-4

meter.

Metode pengukuran jalan koleksi tidak jauh berbeda dengan teori dan

praktek yang telah dipelajari selama kuliah sehingga tidak dijumpai kesulitan

dalam mengerjakannya. Pengukuran jalan koleksi dilakukan apabila jalan

tersebut sudah diberi sertu atau dalam proses pengerasan. Data hasil

pengukuran akan digunakan bagi kontraktor nantinya sebagai pembuatan Berita

Acara (BA).

Dalam melakukan pengukuran jalan diharapkan memakai kendaraan

karena dalam pengerjaan lebih cepat. Kendaraan ini berpengaruh besar karena

loksi pengukuran sama kantor sangat jauh. Prestasi kerja yang dicapai tidak

jauh berbeda dengan karyawan, karena tidak ada kendala dalam melakukan

kegiatan sehingga dalam pengerjaan berjalan lancar. Dari hasil pengukuran

jalan tersebut berupa data polyline, yang akan ditransfer dan diolah menjadi peta

proses pembuatan peta diolah di kantor Sistem Informasi Geografis (SIG) dan

pengukuran PT.KHL.

4. Pengukuran Tapak Rumah

a. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pengukuran tapak rumah adalah sebagai berikut :

1. Untuk pembuatan mess.

2. untuk mengetahui luas areal tapak rumah.


18

b. Dasar Teori

Anonim (1998) tapak rumah adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengetahui luas areal tertentu. Pengukuran tapak rumah merupakan kegiatan

untuk memperoleh gambaran suatu lokasi yang sebenarnya. Sehingga dapat

diketahui luas lokasi yang bertujuan untuk pembangunan rumah karyawan atau

mess. Pada kegiatan Pengukuran tapak rumah ini, menggunakan metode track

yaitu pengambilan data dilakukan disetiap lokasi yang akan dilakukan

pembangunan rumah atau mess. Pembuatan mess merupakan tahapan

tersendiri dalam perkebunan yang berguna bagi karyawan perusahaan tersebut.

Pembuatan mess ini berlokasi pada Rayon Bravo. Rayon Bravo adalah

nama lokasi yang ada di PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL), tetapi memiliki

luasan yang terdiri dari beberapa afdeling. Rayon Bravo sering juga disebut

Rayon II.

Line merupakan metode yang ada pada aplikasi GPS yang berbentuk

garis. Metode ini biasa dinamakan metode track. Pengukuran tapak rumah

menghasilkan data berupa poligon tertutup.

c. Alat dan Bahan

Kegiatan Pengukuran tapak rumah, ini menggunakan alat dan bahan

sebagai berikut :

1. GPS 76Csx.

2. Baterai Alkaline

d. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam kegiatan Pengukuran tapak rumah yaitu meliputi :

1. Penentuan lokasi.

2. Persiapan alat dan bahan.


19

3. Melakukan track disetiap lokasi yang telah ditentukan.

e. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan Pengukuran tapak rumah mendapat hasil berupa data track

yang dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Pengukuran Tapak Rumah Pada Lokasi Rayon Bravo

Jumlah pekerja Presatasi/Jam*)


No Waktu Hasil (ha)
(orang) (ha)
1 pekerja dan
1. 26 maret 2013 3,153 0,525
1mahasiswa
27 maret 2013 1 pekerja dan 1
2. 1,218 0,203
mahasiswa
1 pekerja dan 1
3. 28 maret 2013 0,916 0,152
mahasiswa
1 pekerja dan 1
4. 13 maret 2013 1,447 0,241
mahasiswa
1 pekerja dan 1
5. 15 maret 2013 2,315 0,385
mahasiswa
Total 9,049
Keterangan: *) Jumlah jam kerja di lapangan dalam 1 hari = 3 jam

f. Pembahasan

Kegiatan pengukuran tapak rumah dilakukan pada setiap pembangunan

rumah atau mess baru. Sebelum pelaksanaan pembangunan mess, tahap awal

yang dilakukan adalah mengetahui total luasan areal yang akan dibangun.

Pengukuran tapak rumah pada kegiatan ini berlokasi pada Rayon Bravo.

Metode pengerjaan tapak rumah adalah metode polyline.

Metode kerja yang digunakan tidak jauh berbeda dengan metode yang

dipelajari selama kuliah. Dalam melakukan kegiatan pengukuran tapak rumah ini

disarankan menggunakan kendaraan roda dua karena areal yang diukur dapat

dilewati kendaraan dan pengerjaannya lebih cepat.


20

Masalah yang sering dialami dalam melakukan pengukuran tapak rumah

adalah kurangnya transportasi menuju lokasi sehingga dalam hasil dari kegiatan

tidak sesuai target yang diinginkan.

Dari hasil pengukuran tapak rumah diperoleh data-data yang dapat dilihat

pada Tabel 5. Kemudian data tersebut diinput dengan menggunakan software

MapSource Garmin dan diolah dengan menggunakan program aplikasi ArcGis

yang pengerjaanya dilakukan di kantor Sistem Informasi Geografis (SIG) PT.

KHL. Hasil akhir dari proses ini adalah sebuah peta yang berfungsi sebagai

informasi bagi departemen sipil untuk perencanaan pembutan mess.

5. Sensus Tandan Kosong ( Tankos )

a. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan sensus tandan kosong adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jumlah tandan kosong.

2. Untuk memberikan informasi tempat atau posisi blok yang telah ada tandan

kosongnya.

b. Dasar Teori

Anonim (2008) tandan kosong kelapa sawit adalah salah satu produk

sampingan (by-product) berupa padatan dari industri pengolahan kelapa sawit.

Ketersediaan tandan kosong kelapa sawit cukup signifikan bila ditinjau

berdasarkan rerata nisbah produksi tandan kosong kelapa sawit terhadap total

jumlah tandan buah segar TBS yang diproses. Rerata produksi tandan kosong

kelapa sawit adalah berkisar 22% hingga 24% dari total berat tandan buah segar

yang diproses di Pabrik Kelapa Sawit. Aplikasi tandan kosong kelapa sawit

sebagai sumber nutrisi bagi tanaman kelapa sawit yang menggantikan peranan

pupuk anorganik dapat dikategorikan sebagai fungsi secara kimia. Namun


21

aplikasi tandan kosong kelapa sawit juga dapat dikategorikan dari aspek fisik.

Salah satu aspek fisik penting adalah kemampuan tandan kosong kelapa sawit

untuk menyerap dan menahan air, sehingga diharapkan dapat mempertahankan

kelembaban lingkungan mikro di sekitarnya. Terutama dengan memperhatikan

penempatan tandan kosong yang tepat.

Untuk penyusunan tankos tidak sembarang harus berbentuk persegi yaitu

panjang dan lebar sama = 4 m, tinggi = 30 cm. Untuk lebih jelas penyusunan

tangkos dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

4 cm

tankos Pokok sawit


4m

30 cm

c. Alat dan Bahan

Kegiatan sensus tandan kosong ini menggunakan alat dan bahan sebagai

berikut :

1. GPS 76Csx.

2. Baterai Alkaline.

d. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari kegiatan sensus tandan kosong yaitu meliputi :

1. Penentuan tempat yang akan di sensus

2. Persiapan alat dan bahan

3. Pengambilan waypoint disetiap tandan kosong dan langsung di simpan.


22

e. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan sensus tandan kosong mendapat hasil berupa data

waypoint yang dapat dilihat pada tabel.

Tabel 6. Sensus Tandan Kosong Pada Lokasi Afdeling 7

Jumlah
Hasil (petak
No Waktu Pekerja Prestasi/jam*)
tankos)
(orang)
1. 30 Maret 2013 168 1 56

2. 16 April 2013 167 1 55

3. 17 April 2013 165 1 54

4. 18 April 2013 171 1 57

5. 19 April 2013 167 1 55

6. 20 April 2013 167 1 55

7. 21 April 2013 170 1 56

8. 22 April 2013 164 1 54

9. 23 April 2013 168 1 56

24 April 2013 168 1 56


10
11 25 April 2013 167 1 55

Total 1.842
Keterangan: *) Jumlah jam kerja di lapangan dalam 1 hari = 3 jam

f. Pembahasan

Tankos adalah sisa pegolahan kelapa kelapa sawit yang berfungsi

sebagai pupuk kompos. Sensus tankos dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui penyebaran tankos dalam setiap Afdeling. Proses sensus tankos

pada kegitan ini pada lokasi Afdeling 7, dimana hasil sensus dapat dilihat pada

Tabel 6.
23

Secara keseluruhannya metode sensus tandan kosong tidak jauh

berbeda dengan teori dan praktek yang telah dipelajari selama kuliah sehingga

tidak dijumpai kesulitan dalam mengerjakannya. Sensus tandan kosong

dilakukan setiap bulan dengan maksud untuk menggambarkan berapa luas areal

sebaran tandan kosong yang telah ada.

Kendala yang sering terjadi dalam melakukan sensus ini yaitu jika terjadi

hujan lokasi blok becek sehingga kegiatan sensus menjadi lambat. Dalam

kegiatan sensus ini diharapkan penyensus wajib teliti dalam pengambilan titik

petak tandan kosong agar tidak terjadi tumpang tindih dan tidak ada yang

terlewati dengan ini kegiatan sensus akan lebih cepat.

B. Bidang SIG

Bidang SIG merupakan bidang atau bagian suatu perusahaan yang

berfungsi sebagai pengolah data untuk dijadikan suatu informasi. Informasi ini

bisa didapat dari suatu peta tentang kegiatan yang ada di perusahaan tersebut.

Pembuatan peta meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan,

penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input

data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian data,

perbaiakan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada subsistem ini. Hasil

data pengukuran akan dikelola dengan menggukan software MapSource Garmin,

MapInfo dan ArcGis 10.

1. Tujuan

Tujuan bidang SIG adalah sarana atau bagian pengolaan data lapang

untuk dibuat dalam bentuk peta yang berfungsi sebagai informasi bagi pihak-

pihak yang ada di PT. Karangjuang Hijau Lestari.


24

2. Dasar Teori

Anonim (2001) menyatakan bahwa sistem Informasi Geografi (SIG)

adalah suatu system informasi dapat memadukan data grafis dengan data teks

(atribut) dimana objek yang di ikat secara gegrafi di bumi (georefrence).

Menurut Paryono (1994) sistem Informasi geografi adalah sistem

berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan

menganalisis informasi Geografis.

Menurut Prahasta (2001) sistem Informasi geografi (SIG) adalah suatu

teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu yang sangat esensial dalam

menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-

kondisi alam dalam bantuan data atribut dan spasial.

Menurut Prihandito (1988) peta merupakan gambaran permukaan bumi

dengan skala tertentu, digambarkan pada bidang datar melalui sistem proyeksi

tertentu.

Menurut (Menno-jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007) istilah peta

digunakan di dalam bayak bidang pengetahuan sebagai suatu model penyajian,

yang memungkinkan seseorang menangkap kesan struktur fenomena yang

disajikan. Oleh karna itu pemetaan tidaklah sekedar menyajikan: namun juga

mengetahui fenomena yang akan di petakan.

3. Alat dan Bahan

a. Komputer

b. GPS

4. Prosedur Kerja

Adapun prosedur-prosedur yang ada pada bidang SIG adalah sebagai

berikut :
25

1. Input

Tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan

menggunakan mouse, keyboard, dan sebagainya. Data yang diperoleh dari

lapangan akan diinput ke komputer dengan menggunakan software MapSource

garmin.

1. Transfer data GPS ke MapSource garmin

Gambar 1. Tampilan jendela MapSource garmin

Gambar 2. Tampilan jendela MapSource garmin


26

2. Save As dengan format file dxf

Gambar 3. Tampilan jendela MapSource garmin

2. Analisa

Analisa ini meliputi kegiatan seperti pembuatan peta tematik dan

sebagainya. Bagian analisa menggunakan software ArcGis 10

Langkah-langkah dalam pengolahan data menggunakan software ArcGis 10 :

1) Buka software ArcGis 10

Gambar 4. Tampilan jendela ArcGis 10


27

2) Add data yang akan dianalisa

Gambar 5. Tampilan jendela ArcGis 10

3) Klik kanan untuk Export file dxf menjadi file shp.,

Gambar 6. Tampilan jendela ArcGis 10

3. Output

Hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta

tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi

menjadi dua yaitu output grafis dan output non-grafis. Output grafis seperti peta

tematik, grafis dan sebagainya. Non-grafis yaitu data-data hasil analisa yang

berupa data-data teks. Hasil output yang berupa output grafis akan berfungsi
28

sebagai informasi bagi anggota PT. Karangjuang Hijau Lestari khususnya

anggota SIG dan Pengukuran.

Langah-langah dalam pembuatan peta :

1. Klik menu View

Gambar 7. Tampilan jendela ArcGis 10

2. Tampilan layout ArcGis 10

Gambar 8. Tampilan layout View ArcGis 10


29

3. Pilih insert Untuk memunculkan beberapa informasi seperti : legenda, skala

dan informasi lainnya

Gambar 9. Tampilan layout View ArcGis

4. Hasil yang dicapai

Hasil dari kegiatan pembuatan peta seperti yang ditampilkan di bawah ini.

Tabel 7. Hasil Kegiatan Bidang SIG

No Waktu Kegiatan Prestasi Keterangan


1. 11 Maret-25 Input 1. 4.765 waypoint Praktek
April 2013 2. 53.568 (m) track
3. 9,049 (Ha) poligon
2. 26-29 April 2013 Analisa 1. 4.765 point Praktek
2. 53.568 (m) track
3. 9,049 (Ha) poligon
3. 30 April 2013 Output 4 kegiatan yaitu, peta Praktek
sensus pokok kelapa
sawit, peta pengukuran
terasan, peta pengukuran
jalan, peta sensus tankos
30

5. Pembahasan

Pembuatan peta dilakukan pada kantor bidang SIG. Prosedur

pembuatan peta ada 3 tahap yaitu input, analisa, dan output. Tahap input

dilakukan setiap hari sesuai dengan data lapang yang dihasilkan. Proses

penginputan menggunakan komputer dan GPS. Data yang sudah input akan

dianalisa menggunakan aplikasi pemetaan. Tujuan tahap analisa adalah

memeriksa data inputan secara teliti agar data yang ada sesuai dengan data

lapang sebenarnya. Tahap selanjutnya yaitu output, tahapan ini dilakukan setiap

akhir bulan. Proses output menghasilkan data berupa peta. Peta adalah suatu

gambaran permukaan bumi yang bibuat dalam bentuk bidang datar atau bidang

kertas. Peta berfungsi untuk informasi bagi pihak-pihak lain yang

membutuhkannya.

Praktek pembuatan peta pada bidang SIG PT. Karangjuang Hijau Lestari

(KHL), memiliki tujuan menggambarkan suatu areal dan memetakan suatu lokasi

baik itu untuk kegiatan sensus pokok kelapa sawit, kegiatan pengukuran terasan,

pengukuran jalan, mengukuran tapak rumah maupun koordinat (lokasi) tandan

kosong. Peta ini berfungsi sebagai informasi bagi pihak-pihak lain yang ada di

PT. Karangjuang Hijau Lestari.

Pada perkuliahan software pemetaan yang diperkenalkan dan dipelajari

adalah Autocad map 2004, ArcView dan ArcGis, namun software pemetaan yang

dipergunakan pada bidang SIG PT. KHL adalah ArcGis dan Mapinfo. Walaupun

belum pernah mempergunakan software Mapinfo, tetapi selama PKL diperoleh

tambahan ilmu tentang software tersebut. Tidak terdapat kesulitan untuk

menggunakannya karena sebenarnya tidak terlalu banyak perbedaan dengan

software-software pemetaan yang lain.


31

Kendala yang dapat dijumpai adalah ketika dalam pengerjaan pembuatan

peta memakai alat komputer dan pengerjaan belum disimpan tiba-tiba mati

lampu, hal ini dapat mengulang kembali pekerjaan mulai dari tahap awal

sehingga memakan waktu lebih lama lagi. Pengerjaan pembuatan peta

disarankan agar memakai alat laptop karena jika terjadi masalah seperti lampu

mati, tidak akan berpengaruh dalam melakukan pembuatan peta sehingga dalam

pengerjaannya akan lebih cepat.


32

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktek kerja lapang yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan-kegiatan pengukuran yang dilakukan di PT.Karangjuang Hijau

Lestari adalah sensus pokok kelapa sawit, pengukuran jalan, dan

pengukuran terasan, pengukuran tapak rumah dan sensus tandan kosong

(Tangkos).

2. Metode dalam pengukuran adalah metode waypoint dan metode track

menggunakan GPS 76CSx.

3. Data-data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan software Map

source Garmin, Map info dan ArcGis 9.3.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam rangka membangun kinerja

para pekerja adalah mengenai sarana transportasi sering menjadi kendala bagi

bidang pengukuran. Untuk memberikan solusi dalam permasalahan ini PT.

Karangjuang Hijau Lestari harus menyediakan alat transportasi khusus untuk

bidang pegukuran.
33

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1998. Tinjauan Umum Perusahaan PT. Karangjuang Hijau Lestari.


Balikpapan

Anonim. 2008. Definisi tandan kosong (tankos)


http://dedidoank.files.wordpress.com/2008/07/tinjauan-fungsi-fisik-
aplikasi-tandan-kosong-kelapa-sawit.doc. ( diunduh pada tanggal 28 Mei
2013 )

Anonim. 2012. Pengertian sensus kelapa sawit.


http://konsultasisawit.blogspot.com/2012/08/sensus-pokok-kelapa-
sawit.html#ixzz2UHgmBByC. ( diunduh pada tanggal 28 Mei 2013)

Anonim. 2013. Definisi terasan.


http://sahidinpedulingkungan.blogspot.com/2013/01/implementasi-
konservasi-tanah-dan-air.html. ( diunduh pada tanggal 3 Juni 2013 )

Joe, hary. 2012. Penjelasan tentang GPS (Global Positioning System).


( diunduh pada tanggal 3 Juni 2013

Menno-jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007. Kartografi. Gadjah Mada University
Press. Hal-35. Yogyakarta.

Pahan. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta

Paryono. 1994. Sistem Informasi Geografis. Andi, offset Yogyakarta

Prahasta. E. 2001. Konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografi.


Iformatika Bandung.

Priahandito A. 1988. Pengertian Peta.


http://www.google.co.id/search/q=pengertian+peta+menurutbeberapaahl
i (diunduh tanggal 10 Juni 2013).

Susanto, Anto. 2011. Pengertian dan jenis-jenis jalan.


( diunduh pada tanggal 3 Juni 2013 )
34

Lampiran 1. Tabel Hasil Pengukuran Sensus Kelapa Sawit

Tabel 8. Contoh Data Koordinat Sensus Kelapa Sawit Blok Q 43.

No x y Z
1 489282 446514 74
2 489275 446522 77
3 489270 446526 75
4 489262 446531 76
5 489257 446536 79
6 489243 446547 77
7 489242 446555 79
8 489227 446603 88
9 489227 446612 87
10 489224 446619 85
11 489221 446626 85
12 489225 446623 84
13 489229 446618 86
14 489233 446611 86
15 489232 446603 85
16 489230 446589 81
17 489238 446594 81
18 489241 446602 85
19 489242 446609 82
20 489238 446617 85
21 489233 446622 82
22 489211 446635 84
23 489220 446634 82
24 489226 446631 82
25 489233 446628 82
26 489240 446621 82
27 489245 446614 81
28 489248 446607 81
29 489246 446599 82
30 489243 446594 81
35

Lampiran 2. Tabel Hasil Pengukuran Terasan

Tabel 9. Contoh Data Hasil Pengukuran Terasan Blok Q 43.

No Panjang (M)
1 258
2 15
3 25
4 82
5 45
6 75
7 54
8 130
9 94
10 92
11 176
12 147
13 33
14 89
15 12
16 75
17 42
18 40
19 79
20 43
21 25
22 24
23 8
24 67
25 15
26 16
27 22
28 12
29 77
30 63
36

Lampiran 3. Tabel Hasil Pengukuran Jalan Koleksi

Tabel 10. Contoh Data Hasil Pengukuran Jalan Sertu

No Panjang
1 1817
2 389
3 338
4 298
5 1587
6 737
7 376
8 357
9 782
10 189
11 552
12 139
13 914
14 338
15 263
16 871
17 89
18 374
19 1018
20 70
21 232
22 345
37

Lampiran 4. Tabel Hasil Pengukuran Tapak Rumah


Tabel 11. Contoh Data Pengukuran Tapak Rumah Rayon Bravo

No Luas (ha)
1 0,422135
2 0,7205
3 0,147428
4 0,3927
5 0,8911
6 0,579235
7 0,34895
8 0,41225
9 0,158767
10 0,10219
11 0,0573
12 0,139535
13 0,079124
14 0,078434
15 0,071565
16 0,07445
17 0,11684
18 0,496225
19 0,80815
20 0,1502
21 0,0803
22 0,07998
23 0,1632
24 0,0758
25 0,08965
26 0,28896
27 0,137625
28 0,09355
29 0,12545
30 0,802
31 0,617848
32 0,24969
38

Lampiran 5. Tabel Hasil Pengukuran Sensus Tandan Kosong

Tabel 12. Contoh Data Koordinat Sensus Tandan Kosong Afdeling 7.

No x Y z
1 490928 446763 35,934692
2 490922 446760 35,934692
3 490920 446767 28,244263
4 490916 446764 31,128174
5 490917 446773 33,531494
6 490911 446779 34,492798
7 490842 446792 35,934692
8 490837 446792 32,57019
9 490832 446793 31,36853
10 490826 446796 32,810547
11 490820 446799 30,887939
12 490825 446792 27,282837
13 490830 446786 26,081177
14 490835 446784 28,003906
15 490840 446784 30,407227
16 490846 446782 29,926514
17 490829 446791 29,466555
18 490949 446754 28,484619
19 490953 446758 30,16687
20 490956 446754 36,895996
21 490961 446752 35,694336
22 490961 446758 33,291138
23 490965 446761 31,128174
24 490966 446756 33,050781
25 490966 446751 29,686279
26 490971 446765 31,849121
27 490976 446766 26,321533
28 490972 446769 26,081177
29 490975 446773 26,321533
30 490973 446779 29,926514
39

Lampiran 6. Peta Sensus Kelapa Sawit Blok Q 43

Gambar 10. Peta Sensus Kelapa Sawit


40

Lampiran 7. Peta Pengukuran Terasan Blok Q 43

Gambar 11. Peta Terasan


41

Lampiran 8. Peta Pengukuran Jalan Koleksi Afdeling 2

Gambar 12. Peta Jalan Koleksi


42

Lampiran 9. Peta Pengukuran Tapak Rumah Di Rayon Bravo

Gambar 13. Peta Tapak Rumah


43

Lampiran 10. Peta Sensus Tandan Kosong Afdeling 7

Gambar 14. Peta Sensus Tandan Kosong


44

Gambar 15. Kegiatan Sensus Pokok Kelapa Sawit

Gambar 16. Pengukuran Terasan


45

Gambar 17. Pengukuran Jalan Sertu


46

Gambar 18. Pengukuran Tapak Rumah


47

Gambar 19. Sensus Tandan Kosong (Tankos)

Anda mungkin juga menyukai