Anda di halaman 1dari 6

Nama Cindy Puspitasari

NIM 165100501111040
Kelas Q
Kelompok Q8

D. Hasil Percobaan Dan Pengamatan :


1. Uji Ninhidrin
a. Tuliskan data hasil uji Ninhidrin

No. Sampel Sebelum Pemanasan Sesudah Pemanasan Hasil uji


1 Susu Skim Putih pekat dan kental Ungu (endapan) -
2 MSG Ungu Ungu pekat ++
3 Aspartam Bening Ungu ++
4 Gelatin Putih keruh ada endapan Ungu pudar -

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Ninhidrin dari beberapa sampel dalam
percobaan ini
Uji ninhidrin merupakan uji umum yang digunakan untuk mengetahui jumlah
kadar asam amino bebas yang ada pada suatu sampel. Prinsip kerja uji ninhidrin ialah
menguji ada tidaknya protein dalam suatu senyawa dengan penambahan reagen
ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas yang terkandung
didalamnya. Dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan
membentuk senyawa kompleks ungu. Apabila uji positif, ditandai dengan perubahan
warna biru pekat atau ungu. Pada percobaan ini menggunakan 4 buah sampel, yakni
susu skim, MSG, aspartam dan gelatin. Dari data tabel hasil percobaan, didapatkan
hasil yang berbeda-beda.
Pada percobaan pertama yaitu susu skim. Sebelum dilakukan percobaan, amati
warna awal susu skim. Dapat dilihat bahwa warna awal pada susu skim adalah putih
pekat dan kental. Setelah susu skim ditambah dengan reagen ninhidrin sebanyak 2
ml, lalu dipanaskan kedalam air mendidih selama 20 detik, didapatkan hasil
perubahan warna. Dari data hasil uji ninhidrin dengan sampel susu skim didapatkan
hasil sesudah pemanasan adalah berwarna ungu dengan ada endapan.
Pada percobaan kedua yaitu MSG, didapatkan hasil perubahan warna. Sebelum
dilakukan percobaan, tyuiioplkjhgfd

Percobaan pertama diawali dengan sampel MSG. Mula-mula MSG dimasukkan pada
tabung reaksi sebanyak 2 ml menggunakan pipet volume, selanjutnya aspartam dimasukkan pada
tabung reaksi sebanyak 2 ml menggunakan pipet volume. Selanjutnya gelatin dimasukkan pada
tabung reaksi sebanyak 2 ml menggunakan pipet tetes. selanjutnya susu skim dimasukkan pada
tabung reaksi sebanyak 2 ml menggunakan pipet volume, dan yang terakhir putih telur
dimasukkan pada tabung reaksi sebanyak 2 ml menggunakan pipet volume. Kemudian masing-
masing sampel ditambahkan ninhidrin sebanyak 2 ml. Kemudian secara bersamaan ke-lima
sampel tersebut dimasukkan dalam gelas beker yang berisi air mendidih selama 15-20 detik.
Kemudian secara bersamaan pula ke-lima sampel diangkat dari gelas beker. Selanjutnya diamati
perubahan warna yang terjadi pada kelima sampel tersebut.
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat perubahan warna pada beberapa sampel yang
diuji. Pada sampel MSG yang semula berwarna putih bening setelah dipanaskan warnanya
berubah menjadi ungu pekat. Pada sampel aspartam yang semula berwarna putih setelah
dipanaskan warnanya berubah menjadi bening dan terbentuk endapan putih. Pada sampel gelatin
Nama Cindy Puspitasari
NIM 165100501111040
Kelas Q
Kelompok Q8

yang semula berwarna bening dan kental setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi bening.
Pada sampel susu skim yang semula berwarna bening setelah dipanaskan warnanya berubah
menjadi ungu pudar. Pada sampel putih telur tidak ada perubahan warna pada saat sebelum dan
sesudah dipanaskan, yakni tetap berwarna kuning bening.
Pada prinsip kerja uji ninhidrin ini, menguji ada atau tidaknya protein dalam suatu senyawa
dengan penambahan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas yang
terkandung didalamnya, dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Sehingga, karena setelah dipanaskan warnanya
berubah menjadi ungu maka pada sampel MSG dan susu skim positif mengandung asam amino.
Sedangkan pada sampel yang lain yakni aspartam, gelatin dan putih telur hasilnya negatif karena
setelah dipanaskan warnanya tidak berubah menjadi ungu atau pink. Hal ini dikarenakan mereka
tidak memiliki asam amino bebas sehingga hasil uji reagen ninhidrinnya negatif. Pada aspartam
seharusnya berwarna ungu karena terdiri dari ikatan asam aspartat dan fenil alanin, ketika
dipanaskan kedua ikatan tersebut lepas dan menjadi asam amino bebas sehingga bisa
diidentifikasi oleh ninhidrin (Hamid, 2007). Namun pada data hasil percobaan diatas, aspartam
negatif tidak mengandung asam amino. Kesalahan dan ketidak tepatan hasil percobaan dengan
literatur desebabkan antara lain karena terlalu lama didiamkan setelah ditambah ninhidrin dan air
yang digunakan belum mendidih dengan sempurna
Pada MSG dan susu skim, warna ungu yang ditimbulkan MSG lebih pekat daripada susu
skim. Hal ini menandakan bahwa MSG lebih banyak mengandung asam amino daripada susu
skim. Semakin pekat warna ungu yang ditimbulkan maka semakin banyak asam amino yang
terkandung didalamnya (Hamid, 2007).

2. Uji Biuret
a. Tuliskan data hasil uji Biuret

No. Sampel Sebelum ditambah reagen Sesudah ditambah Hasil uji


1 Susu skim Putih pekat dan kental reagen
Hijau -
2 MSG Bening Bening -
3 Gelatin Bening Ungu (sangat sedikit) +
4 Aspartam Putih keruh ada endapan Bening -

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Biuret dari beberapa sampel dalam
percobaan ini!
Uji biuret adalah

Uji biuret merupakan uji umum untuk protein yang spesifik untuk ikatan peptida. Dalam
percobaan kali ini menggunakan sampel MSG, aspartam, gelatin, susu skim dan putih telur. Dari
data hasil praktikum di atas menunjukkan hasil yang berbeda tiap sampel. Dengan percobaan ini
dapat diketahui sampel mana yang positif mengandung protein dilihat dari ada atau tidaknya
ikatan peptida.
Nama Cindy Puspitasari
NIM 165100501111040
Kelas Q
Kelompok Q8

Percobaan pertama diawali dengan sampel MSG. Mula-mula MSG dimasukkan kedalam
tabung reaksi sebanyak 3 ml menggunakan pipet volume, kemudian ditambah reagen NaOH 1 ml
kemudian dikocok, setelah itu ditambahkan 3 tetes reagen CuSO4 menggunakan pipet tetes
kemudian diamati perubahan warnanya. Sampel kedua yaitu aspartam, aspartam dimasukkan
kedalam tabung reaksi sebanyak 3 ml menggunakan pipet volume, kemudian ditambah
reagen NaOH 1 ml kemudian dikocok, setelah itu ditambahkan 3 tetes reagen
CuSO4 menggunakan pipet tetes kemudian diamati perubahan warnanya. Sampel ketiga yaitu
gelatin, gelatin dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 3 ml menggunakan pipet tetes,
kemudian ditambah reagen NaOH 1 ml kemudian dikocok, setelah itu ditambahkan 3 tetes
reagen CuSO4 menggunakan pipet tetes kemudian diamati perubahan warnanya. Sampel keempat
yaitu susu skim, susu skim dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 3 ml menggunakan pipet
volume, kemudian ditambah reagen NaOH 1 ml kemudian dikocok, setelah itu ditambahkan 3
tetes reagen CuSO4menggunakan pipet tetes kemudian diamati perubahan warnanya. Terakhir
sampel kelima yaitu putih telur, putih telur dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 3 ml
menggunakan pipet volume, kemudian ditambah reagen NaOH 1 ml kemudian dikocok,
setelah itu ditambahkan 3 tetes reagen CuSO4 menggunakan pipet tetes kemudian diamati
perubahan warnanya.
Pada data hasil percobaan tersebut, MSG tidak berubah warna dari sebelum dan setelah
direaksikan, yakni putih bening. Aspartam juga demikian, tidak mengalami perubahan warna dari
sebelum dan setelah direaksikan, yakni putih. Namun berbeda dengan gelatin, susu skim dan
putih telur. Gelatin yang semula berwarna bening kental, susu skim yang semula berwarna putih
dan putih telur yang semula berwarna kuning bening, setelah direaksikan dengan reagen
ketiganya berubah menjadi warna ungu pudar.
Pada prinsip kerja biuret, yaitu menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu senyawa
dengan penambahan reagen NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan peptida
(ikatan peptida harus 2 atau lebih). Dimana ion Cu2+(dari pereaksi biuret) dalam suasana basa
akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks
berwarna biru hingga ungu (Azhar, 2010). Pada data percobaan diatas, MSG dan aspartam hasil
ujinya adalah negatif, karena setelah direaksikan warnanya tidak berubah dan tidak membentuk
warna ungu. Hal ini dikarenakan MSG tidak memiliki ikatan peptida, sedangkan aspartam hanya
memiliki satu ikatan peptida (Hamid, 2007). Sedangkan pada gelatin, susu skim dan telur hasil
ujinya adalah positif, karena setelah direaksikan dengan reagen pada permukaannya warnanya
berubah menjadi ungu. Hal ini disebabkan karena ketiganya memiliki ikatan peptida lebih dari
dua sehingga bisa diidentifikasi dalam uji biuret ini, dan hasil ujinya positif. Apabila warnanya
ungu maka ikatan peptidanya panjang, apabila warnanya kemerahmudaan maka ikatan
peptidanya pendek. Pada gelatin, susu skim dan putih telur sama-sama permukaannya berwarna
ungu jadi ketiganya sama-sama memiliki ikatan peptida yang panjang (Hart, 2005). Reaksi yang
terjadi pada uji biuret ini adalah :

E. Analisa Prosedur
a. Uji Ninhidrin
Pada percobaan uji ninhidrin, alat yang digunakan adalah 4 buah tabung reaksi
yang berfungsi sebagai tempat mereaksikan sampel dengan reagen ninhidrin, rak tabung
reaksi digunakan sebagai tempat tabung reaksi, kertas label digunakan untuk menandai
Nama Cindy Puspitasari
NIM 165100501111040
Kelas Q
Kelompok Q8

sampel agar tidak tertukar, bulb digunakan untuk mengambil sampel dan reagen, pipet
ukur 10 ml digunakan untuk mengambil reagen dan sampel, beaker glas 250 ml
digunakan untuk tempat larutan, penjepit tabung reaksi untuk alat bantu menjepit tabung
reaksi dan pipet tetes digunakan untuk mengambil sampel dan reagen. Sedangkan,
bahan yang digunakan ialah reagen ninhidrin dan sampel sebanyak 4 buah, yakno MSG,
susu skim, aspartame dan gelatin, aquades.
Prosedur kerja uji ninhidrin adalah langkah pertama, siapkan empat buah tabung
reaksi dan beri label sesuai dengan sampel yang akan diuji. Selanjutnya, ambil sampel
sebanyak 2 ml kemudian tambahkan 2 ml larutan ninhidrin dengan menggunakan pipet
ukur dan masukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu, masukkan tabung reaksi yang telah
diberi sampel ke dalam air mendidih selama 15-20 detik dengan menggunakan bantuan
penjepit tabung reaksi. Setelah 20 detik, amati perubahan warna larutan yang terjadi.
Catat hasil pengamatan pada tabel. Apabila terjadi perubahan warna ungu, maka
percobaan dikatakan uji positif. Karena warna ungu menunjukkan bahwa sampel
mengandung asam amino. Apabila terbentuk warna lain, maka dikatakan sebagai uji
negative.

b. Uji Biuret
Pada percobaan uji biuret, dibutuhkan alat dan bahan yaitu 4 buah tabung reaksi,
rak tabung reaksi, kertas label, bulb, pipet ukur 10 ml, beaker glass 250 ml, dan pipet
tetes, larutan CuSO4 0,1%, larutan NaOH 10%, aquades dan 4 buah sampel, yakni susu
skim, MSG, gelatin, dan aspartam.
Prosedur kerja uji biuret yakni, siapkan 4 buah tabung reaksi dan beri label pada
setiap tabung sesuai dengan sampel yang akan diujikan. Setelah diberi label, ambil 3 ml
larutan sampel yaitu, susu skim, MSG, gelatin dan aspartame dengan menggunakan
pipet ukur lalu letakkan kedalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml NaOH 10% pada setiap
sampel. Setelah ditambahkan, kocok tabung reaksi agar larutan menyatu. Tambahkan 1-
3 tetes larutan CuSO4 0,1% dan amati perubahan warna yang terjadi.

PERTANYAAN
1. Bagaimana mengidentifikasi adanya gugus amino pada sampel dengan menggunakan uji
Ninhidrin?
Mengidentifikasi adanya gugus amino pada sampel dengan menggunakan uji ninhidrin
adalah dengan menambahkan reagen ninhidrin pada sampel serta memanaskan sampel
selama 15-20 detik. Asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk
senyawa kompleks ungu. Untuk uji positif akan menunjukkan perubahan warna biru pekat
atau ungu ()

2. Bagaimana reaksi yang terjadi antara sampel dengan reagen pada uji Biuret?
Reaksi yang terjadi antara sampel dengan reagen uji biuret adalah ion Cu 2+ (dalam
reaksi biuret) dalam suasana basa, akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan
peptide yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Reaksi
yang terbentuk ialah Cu2+ + C = O N H membentuk senyawa kompleks ungu ()
Nama Cindy Puspitasari
NIM 165100501111040
Kelas Q
Kelompok Q8

KESIMPULAN

Tujuan dari percobaan uji kualitatif protein adalah untuk mengetahui prinsip dasar uji
kualitatif protein dan mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode. Uji kualitatif
menggunakan dua metode yaitu, uji ninhidrin dan uji biuret. Uji ninhidrin digunakan untuk
mengertahui jumlah kadar asam amino bebas yang terdapat pada suatu sampel. Uji biuret
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam senyawa berdasarkan senyawa
peptide. Prinsip kerja uji ninhidrin adalah menguji ada tidaknya protein dalam suatu senyawa
dengan penambahan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas yang
terkandung didalamnya. Dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan
membentuk senyawa kompleks ungu. Prinsip kerja uji biuret adalah menguji ada tidaknya
protein dalam suatu senyawa dengan penambahan NaOH dan CuSO 4 berdasarkan ada atau
tidaknya ikatan peptide. Dimana, ion Cu2+ (dalam reaksi biuret) dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein dan membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu. Pada uji ninhidrin, hasil uji sampel positif ditunjukkan pada
MSG dan Aspartam dengan berubah warna setelah dipanaskan menjadi ungu, sedangkan hasil
uji sampel negatif ditunjukkan pada susu skim dan gelatin. Pada uji biuret, hasil uji positif
ditunjukkan oleh gelatin dengan berubah warna menjadi ungu, sedangkan hasil uji negative
ditunjukkan pada susu skim, MSG, dan aspartam.

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN


Nama Cindy Puspitasari
NIM 165100501111040
Kelas Q
Kelompok Q8

C. Diagram Alir

1. Uji NInhidrin

Tabung Reaksi

2 ml larutan sampel

2 ml reagen
ninhidrin
Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 15-20 detik

Diamati warna larutan

Hasil

2. Uji Biuret

3 ml sampel

1 ml NaOH 10%

Dikocok
1-3 tetes larutan NaOH 0,1%
Diamati perubahan warna

Hasil

Anda mungkin juga menyukai