Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasannya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir matematis siswa

dalam menyelesaikan soal ujian akhir semester (UAS) SMAN 1 Teluk Dalam di kelas

XII dari mulai tanggal 12 oktober – 19 oktober 2020. Sekolah ini mempunyai gedung

yang permanen yang terdiri dari 6 ruang belajar x yaitu 2 ruangan untuk kelas X, 2

ruangan kelas XI dan 2 ruangan XII. SMAN 1 Teluk Dalam ini juga dilengkapi

dengan prasarana lain seperti ruang kepala sekolah, ruang dewan Guru, ruang

pengajaran, ruang tata usaha, ruang perpustakaan dan ruang computer. SMAN 1

Teluk Dalam mempunyai karyawan dan tenaga pengajar yang cukup baik, baik

tenaga pengajar tetap maupun tidak tetap dan SMAN 1 Teluk Dalam ini sekarang

dipimpin oleh Bapak ABD. Said. S,Pd.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30

siswa yaitu kelas XII SMAN 1 Teluk Dalam.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang peneliti

tetapkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir

matematis dalam menyelesaikan soal ujian akhir semester (UAS) SMAN 1 Teluk

Dalam.

47
48

4.2.1 Analisis Soal Tes Ujian Akhir Semester

Analisis hasil tes mengenai kemampuan berpikir matematis ini diambil

dengan nilai ujian akhir semester (UAS) yang didasarkan pada indikator yang telah

peneliti jelaskan pada Bab II dengan jumlah 10 butir soal terdapat pada lampiran.

Analisis data tiap-tiap indikator kemampuan berpikir matematis disajikan pada Tabel

4.1

Tabel 4.1 Rerata Skor Indikator kemampuan berpikir matematis Peserta Didik di 1
Teluk Dalam Kabupaten Simeulue

Indikator Kemampuan Berpikir Matematis


1 Mengkususkan (Speacializing) 62,9
2 Mengeneralisasi (Generalizing) 78,7
3 Menduga (Contjecturing) 36,9
4 Menyakinkan 61,5
Jumlah 2400
Rata-rata 80,0
(Sumber : Data Penelitian, 2020)

Berdasarkan table 4.1 menunjukan bahwa rata-rata prolehan kemampuan

berpikir matematis siswa pada tiap indikator. Pada indikator menduga (Contjecturing),

mengkususkan (Speacializing) dan menyakinkan menunjukan bahwa rerata perolehan nilai

pencapaian kemampuan berpikir matematis tergolong sangat rendah dan sedang dengan nilai

36,9, 62,9 dan 61,5, sedangkan pada indikator mengeneralisasi (Generalizing) tergolong

tinggi dengan nilai 78,7 dan retata keseluruhan menunjukan bahwa kemampuan berpikir

matematis siswa SMAN 1 Teluk Dalam tinggi dengan nilai 80,0. Hal ini menunjukan hasil

kemampuan berpikir matematis peserta didik merupakan hasil pencapaian yang nyata sebagai

pengaruh dari proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru.


49

Maka dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir

matematis dalam menyelesaikan soal matematika di SMA Negeri 1 Teluk dalam

bahwa terdapat 6 responden sangat tinggi, 8 responden tinggi, 3 responden sedang, 5

responden rendah, dan 8 responden sangat rendah, dimana dalam table tersebut dapat

kita ketahui lebih banyak yang kemampuan berpikir matematisnya sangat rendah

dibadingkan dengan yang lainnya, maka dari itu siswa masih sangat lemah dalam

kemampuannya berpikir matematisnya dalam menyelesaikan soal matematika.

Dengan begitu untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana kemampuan

berpikirnya dalam menyelesaikan soal maka peneliti pemberikan tes wawancara,

gunanya untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan berpikir matematis

dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan oleh guru kepada mereka,

sehingga dengan begitu memudahkan peneliti untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan soal matematika.

4.2.2.3 Analisis Hasil WawancaraSoal Ujian Akhir Semester

Untuk mengetahui apakah peserta didik termasuk dalam kualifikasi

kemampuan berpikir matematis maka akan diberikan tes wawancara seperti yang

dijelaskan pada Bab III. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

untuk mengetahui lebih dalam kemampuan berpikir matematisnya dalam

mengerjakan soal matematika. Penelitian ini menggunakan 5 butir pertanyaan pokok

wawancara dan beberapa pertanyaan tambahan seperti yang tertera pada lampiran.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap 3 peserta didik,

dari total 30 peserta didik yang dilihat dari nilai ujian akhir semester.
50

Peserta didik (RDN) dengan kemampuan tinggi, pada masalah 1 secara umum

dengan lembaran jawabannya, RDN tidak mengalami kesalahan dalam menetukan

jawaban soal dari permasalahan yang diberikan. RDN tersebut mengidentifikasi

masalah secara tepat dengan menyebutkan informasi dalam soal serta tujuan yang

akan dicapai. Dari lembaran jawabannya, diketahui pula bahwa strategi yang

digunakan oleh RDN tersebut mengidentifikasi masalah secara tepat dengan

menyebutkan informasi dalam soal serta tujuan yang akan dicapai. Dari lembaran

jawabannya, diketahui pula bahwa strategi yang digunakan oleh RDN adalah

menganalogikan pada kasus yang lebih sederhana, yaitu dengan mimisalkan

keseluruhan soal yang dijawab, serta menggunakan rumus yang tepat dan benar.

Pada saat dilakukan wawancara terhadap RDN, peneliti menanyakan apakah

soal yang diberikan oleh guru sulit atau muda, dan bagian apa saja yang menjadi

pusat perhatian kamu dalam menyelesaikan soal tersebut, RDN mengetakan bahwa

soal yang diberikan guru tidak muda dan tidak susah namun dalam kategori sedang-

sedang saja, lalu ketika peneliti bertanya bagaimana cara kamu dalam menyelesaikan

soal tersebut, apakah langka yang kamu gunakan dalam menyelesaikan soal tersebut,

RDN langsung mengatakan bahwa ia saya mencari yang diketahui terlebih dahulu,

dan menggunakan rumus yang sekiranya dalam soal tersebut membutuhkan rumus.

Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan kepada RDN dimana pertanyaan

tersebut bertujuan untuk membuktikan jawaban yang didapatkan. Hal ini dilakukan

peneliti untuk mengecek indicator ke-5 dan ke-6. Dari jawaban yang diberikan oleh

RDN, diketahui bahwa indicator ke-5 dan ke-6 juga terlihat pada subjek tersebut.
51

Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan indicator yang ke-7,

bagaimana cara kamu dalam menjawab soal, apakah menggunakan contoh soal. RDN

menjawab saya tidak menggunakan dikarenakan tidak akan ada masalah dan hasil

yang diperoleh akan tetap sama jadi saya tidak menggunakan contoh soal. Namun

RDN agak sedikit ragu dengan jawabannya dikarnakan RDN terlihat lema dibagian

manipulasi soal sehingga RDN tidak bisa membedakan soal tersebut. Selanjutnya

peneliti memberikan pertanyaan lagi kepada RDN, dalam menyelesaikan soal yang

diberikan guru kepada kamu apakah kamu mengecek kembali jawaban yang kamu

kerjakan, RDN mengatakan bahwa sebelum saya memberikan soal saya kepada guru

ia terlebih dahulu saya mengeceknya dikarenakan saya takut ada soal yang saya tidak

jawab. Peneliti pun memberikan pertanyaan terakhir untuk RDN, dimana pertanyaan

tersebut adalah apakah kamu yakin dengan jawaban kamu tersebut, lalu RDN

menjawab ia saya sangat yakin dengan jawaban saya. Namun, ketika peneliti

memberikan kebalikan dari kasus yang diberikan, subjek mengalami kebingungan

dalam menyelesaikannya, sehingga untuk indikator ke-8 masih belum terlihat pada

RDN.

Sedangkan pada masalah selanjutnya, RDN dapat mengidentifikasi masalah

dengan benar, namun mengalami sedikit kesalahan pada strategi yang dibuat. Dimana

RDN kurang cermat dalam menyusun strategi yang dirancang. Secara umum strategi

yang digunakan oleh RDN sudah tepat, hanya saja RDN mengalami kendala dalam

melakukan manipulasi. Hal ini tentu berkaitan dengan kemampuan dasar yang

dimiliki RDN terkait dengan manipulasi yang merupakan salah satu konsep yang ada
52

dalam matematika. Sehingga, dalam masalah tersebut RDN hanya mencapai indicator

ke-2 dan itupun masih belum sempurna.

Dari hasil pengerjaan beberapa soal tersebut, RDN mampu mengidentifikasi

masalah secara tepat (indicator 1). RDN juga mampu menyusun strategi penyelesaian

secara tepat (indicator 2) walaupun dalam pelaksanaan strategi terganjal oleh

kemampuan RDN dalam manipulasi masalah soal tersebut. Pada tahap ini, RDN telah

mampu melalui proses specializing dengan baik. Namun untuk tahap generalizing,

conjecturing, dan convincing kemampuan dari RDN masih dalam kategori cukup

baik, sehingga perlu ditingkatkan lagi agar dapat menghasilkan kemampuan

generalizing,conjecturing,convincing.

Subjek UP dengan kemampuan sedang, pada masalah 1, UP telah

mengidentifikasi masalah secara tepat. Namun, strategi yang digunakan kurang tepat

sehingga hasil akhir yang diperoleh juga mengalami kesalahan. Setelah dilakukan

wawancara, UP telah mampu mengidentifikasi masalah secara tepat tampa ada

kendala, tetapi UP tidak memiliki strategi yang tepat untuk digunakan, sehingga

jawaban yang telah dituliskan juga telah diragukan kebenarannya oleh UP.

Sedangkan pada masalah selanjutnya, UP juga telah mampu mengidentifikasi

masalah dengan benar. UP juga mampu mengolah informasi yang ada sehingga

informasi yang didapatkan bisa menjadi informasi baru yang lebih sederhana untuk

digunakan dalam menyelesaikan soal yang diberikan kepada dia. Sedangkan pada

indikator kedua terkait dengan penyusunan strategi, terjadi kesalahan prosedural,

dimana untuk menetukan hasil yang didapatkan masih sedikit salah, sehingga UP
53

hanya menjawab jawaban yang menurut dia bisa dikerjakan namun pada kenyataanya

jawaban yang dia jawab pun masih salah. Sehingga, jawaban yang diperoleh juga

kurang tepat.

Dari hasil masalah tersebut maka dapat disimpulkan dimana UP telah mampu

mengidentifikasi masalah secara tepat (indikator 1). Namun, strategi yang digunakan

dalam menyelesaikan masalah masih kurang tepat dan terjadi beberapa kesalahan

procedural, (indikator 2). Pada tahap ini, UP talah mampu melalui proses

specializingdengan cukup baik. Namun untuk tahap generalizing, dan convincing

kemampuan berpikir matematis UP masih dalam kategori kurang baik.

Subjek RS dengan kemampuan rendah dimana, pada permasalahan pertama

hasil jawaban yang didapatkan terlihat bahwa RS tidak mengalami kendala dalam

mengidentifikasi masalah. Namaun solusinya masih jauh dari yang diharapkan. Saat

dilakukan wawancara RS tidak mengetahui kesalahan yang dilakukan. Saat peneliti

memberikan contoh soal yang lebih sederhana, RS baru menyedari kesalahan yang

dilakukan.

Sedangkan pada masalah selanjutnya RS juga telah mampu mengidentifikasi

masalah yang diberikan. Namun, strategi yang digunakan kurang tepat. Masalah yang

ditemukan peneliti pada RS, dimana RS kurang cermat dalam menyusun strategi yang

digunakan, sehingga mengalami kesalahan dalam menntukan jawaban atau solusi dari

permasalahan yang dihadapi.

Dari hasil yang di dapatkan RS maka dapat disimpulkan bahwa, RS telah

mampu mengidentifikasi masalah secara tepat (indikator 1). Namum RS belum dapat
54

menentukan strategi yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah

(indikator 2). Pada tahapan ini, RS masih memiliki kekurangan dalam proses

specializing. Akibatnya, untuk tahapan generalizing, conjecturing, dan convincing

kemampuan dari RS masih dalam kategori kurang baik atau lemah.

Jadi berdasarkan dari uraian hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bahwa terlihat dari 3 subjek diatas mempunyai kesamaan yaitu kemampuan

mengidentifikasi masalah sehingga pada saat penyelesaian soal 3 subjek tersebut

dapat mengetahui masalah yang dihadapi. Namun pada 3 subjek tersebut memiliki

perbedaan dimana dalam strategi menjawab soal pada subjek pertama mengalami

sedikit kesalahan pada strategi yang dibuat, sedangkan pada subjek kedua dalam

menyelesaikan strategi masalah masih kurang tepat, dan pada subjek ketiga dalam

menyelesaikan strategi masalah masih kurang tepat sehingga pada saat menjawab

soal yang diberikan masih salah.

Hasil wawancara diatas juga dapat disimpulkan dimana pada subjek pertama

tentang indikator kemampuan berpikir matematis masih pada tahapan specializing

dalam kategori baik, namun pada tahapan generalizing, conjecturing dan convincing

dalam kategori cukup, sehingga dengan begitu subjek petama harus ditingkatkan

kembali tentang kemampuan berpikir matematis dalam mejawab soal yang diberikan

oleh guru. Sedangkan pada subjek kedua dalam indikator kemampuan berpikir

matematisnya yaitu specializing dengan kemampuan cukup baik, namun pada

kemampuan berpikir matematis generalizing, conjecturing dan convincing masih

kurang baik, dan subjek ketiga dalam indikator kemampuan berpikir matematisnya
55

yaitu tentang specializing masih memilikih kekurangan sehingga pada indikator

generalizing, conjecturing, dan convincing kemampuannya masih sangat kurang.

Maka dari pada itu kemampuan berpikirnya terkususkan dalam kemampuan berpikir

matematis harus ditingkatkan agar lebih baik dalam menjawab soal yang diberikan

oleh guru.

Sehingga dengan begitu guru memiliki peran yang penting dalam

meningkatkan kemampuan berpikir matematisnya, terutama dalam menyelesaikan

soal matematika, agar peserta didik lebih baik dalam kemampuan berpikir

matematisnya untuk menyelesaikan soal matematika.

4.3 Pembahasan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir

matematis siswa dalam menyelesaikan soal ujian akhir semester di SMA Negeri 1

Teluk Dalam pada kelas XII

Berdasarkan hasil analisis diatas maka kemampuan berpikir matematis siswa

dalam menyelesaikan soal matematis,terlihat siswa kurang paham apa yang menjadi

permasalahan pada soal yang mereka kerjakan dan mereka juga kurang teliti dalam

menyelesaikan soal tersebut, sehingga mereka mendapatkan nilai yang rendah dan

kemampuan berpikir yang kurang.Dengan rendahnya nilai kemampuan berpikirnya

maka rendah pula hasil kemampuan berpikir matematis salam menyelesaikan soal

matematika, kemampuan berpikir matematis pada subjek RDN, UP, RS masih dalam

kategori speacializing,dimana mereka masih dalam tahap mengidentifikasi masalah

serta menyusun dan mencoba berbagai strategi. Dengan begitu meraka masih sangat
56

lemah dalam kemampuan berpikirnya sehingga berdampak juga pada nilai yang

mereka dapatkan. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak terbiasa mengerjakan soal-

soal matematika sehingga mereka merasa kesulita dalam menjawab soal yang

diberikan oleh guru.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Azhari

(2013) menyatakan bahwa kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kemampuan

berpikir matematis siswa belum optimal, rendahnya kemampuan berpikir matematis

siswa diduga karena selama ini guru tidak berusaha menggali pengetahuan dan

pemahaman siswa tentang berpikir matematis. Untuk meningkatkan kemampuan

berpikir siswa dapat dilakukan dengan membiaskan mereka mengerjakan soal-soal

yang memuat indicator berpikir matematis (Putra, et al 2018), oleh karena itu peran

guru sangatlah penting dalam melatih kemampuan berpikir matematis siswa.

Magina (2015) menyatakan bahwa kemampuan berpikir matematisadalah

kemampuan matematika dasar dan tingkat matematis terhadap kemampuan belajar

dan didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Leonard, dkk (2014) yang

menunjukan bahwa kemampuan berpikir matematis masih sangat kurang dalam

pembelajaran matematika khususnya dalam menyelesaikan soal-soal

matematikadimana mereka masih belum paham apa yang menjadi permasalahan di

dalam soal tersebut.


57

Dari hasil penelitian ini telah ditentukan bahwa kemampuan berpikir

matematis masih sangat lemah dalam menyelesaikan soal matematika. Dari data

penelitian ini juga terlihat bahwa beberapa dari responden memiliki kemampuan

berpikir matematis yang belum memenuhi syarat pada indikator sehingga meraka

masih sangat lemah dalam menyelesaikan soal. Sebagaimana menurut Ennis (Hilaria,

2015) orang yang memiliki berpikir matematis idealnya memiliki beberapa kriteria

atau elemen dasar yang dimaksut dengan Specializing, Generalizing, Conjecturing,

ConvincingKemampuan berpikir matematis merupakan bentuk akumulasi dari konsep

berpikir secara matematis yang mengidentifikasikan adanya pengembangan

kemampuan: (1)Mengkususkan; (2) Mengeneralisasi (3) Menduga (4) Menyakinkan.

Pemahaman matematika berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menjawab suatu

pertanyaan matematis yang disertai dengan alasan atau jawaban tersebut. Jadi, siswa

yang matematis cenderung lebih aktif dalam usaha menyelesaikan masalah matematis

yang diantaranya dapat dilihat dari keaktifan untuk bertanyak untuk berguna

memperoleh informasi yang jelas, keseriusan dalam menyelesaikan soal yang ada,

serta mempunyai keberanian untuk menyatakan ide dan pendapatnya yang dimiliki

untuk mengkritis penyelesain yang menurutnya rasioanal, dan mampu menarik

kesimpulan dari penyelesain matematis yang ada.


58

Adapun halnya dalam mempelajari, memahami serta memecahkan masalah

yang berhubungan dengan materi pada mata pelajaran matematika banyak

menggunakan kemampuna berpikir matematis. Sebagaimana matematika merupakan

mata pelajaran yang dirasa sulit bagi sebagian besar siswa, karena dalam materi pada

mata pelajaran matematika itu sendiri selain banyak menggunakan angka-angka,

symbol, dan penjelasannya, juga harus menggunakan kemampuan berpikir matematis

yang baik serta penalaran yang logis. Oleh karena itu, dalam mempelajari memahami

serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran matematika

dibutuhkan yang namanya kemampuan berpikir matematis tidak hanya menekankan

siswa pada kemampuan berpikir menyelesaikan masalah, namun juga kemampuan

siswa pada mengevaluasi penyelesaian masalah serta mengevaluasi kebenaran

penyelesaiannya masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai