SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD IBNU SINA
NIM : 123511058
Semarang, ........................
Pembuat pernyataan,
ii
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Tahap Awal nilai observasi 88
keaktifan belajar
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Tahap Awal nilai pre-test 89
berpikir kreatif
Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal nilai observasi 90
keaktifan belajar
Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal nilai pre-test 91
berpikir kreatif
Tabel 4.20 Tabel Perhitungan Kesamaan Rata-rata nilai 92
observasi keaktifan belajar
Tabel 4.21 Tabel Perhitungan Kesamaan Rata-rata nilai pre- 93
test
Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Tahap Akhir Keaktifan Belajar 94
xviii iii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 3.1 Klasifikasi tingkat kesukaran 63
Tabel 4.1 Data Nilai pre-test Kelas VIII A Dan Kelas VIII B 76
Tabel 4.2 Data Nilai post-test Kelas VIIIB Sebagai Kelas 77
Eksperimen Dan Kelas VIIIA Sebagai Kelas Kontro
Tabel 4.3 Data nilai rata-rata keaktifan sebelum dan sesudah 77
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Instrumen soal pre-test 79
Tabel 4.5 Analisis Validitas Butir Soal Tahap Pertama pre- 80
test
Tabel 4.6 Analisis Validitas Butir Soal Tahap Kedua pre-test 80
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Instrumen soal post-test 81
Tabel 4.8 Analisis Validitas Butir Soal Tahap Pertama post- 82
test
Tabel 4.9 Analisis Validitas Butir Soal Tahap Kedua post-test 82
Tabel 4.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Soal 84
pre-test
Tabel 4.11 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Soal 85
post-test
Tabel 4.12 Hasil Analisis Daya Pembeda Instrumen Soal pre- 86
test
Tabel 4.13 Hasil Analisis Daya Pembeda Instrumen Soal post- 86
test
Tabel 4.14 Nomor soal pre-test 87
Tabel 4.15 Nomor soal post-test 87
iv xvii
Eksperimen ABSTRAK
Lampiran 49 Daftar nilai post-test kelas VIII Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Problem
Based Learning Terhadap Keaktifan Belajar
Lampiran 50 Uji normalitas tahap akhir kelas eksperimen
dan Kemampuan Berpikir Kreatif pada
Lampiran 51 Uji normalitas tahap akhir kelas kontrol Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel Peserta Didik Kelas VIII MTs Al-
Lampiran 52 Uji homogenitas tahap akhir
Ittihad Semowo Kabupaten Semarang
Lampiran 53 Uji perbedaan rata-rata Tahun Ajaran 2017/2018
Penulis : Muhammad Ibnu Sina
Lampiran 54 R tabel Product Moment
NIM : 123511058
Lampiran 55 L tabel
Lampiran 56 F tabel Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang
dihadapi siswa di MTs Al-Ittihad Semowo Kabupaten Semarang yakni
Lampiran 57 T tabel masalah keaktifan belajar dan kemampuan berpikir kreatif. Studi ini
Lampiran 58 Dokumentasi penelitian dimaksudkan untuk menjawab permasalahan tersebut, dengan tujuan
untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran Problem Based
Lampiran 59 Surat keterangan penunjukan dosen pembimbing Learning (PBL) pada materi sistem persamaan linier dua variabel kelas
Lampiran 60 Surat ijin riset VIII MTs Al-Ittihad Semowo Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2017/2018. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
Lampiran 61 Surat bukti riset dengan metode penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang
Lampiran 62 Surat keterangan uji lab digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu
(Sugiyono, 2014 : 107). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Lampiran 63 Contoh lembar jawab pre-test kelas VIII A model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sedangkan variabel
Lampiran 64 Contoh lembar jawab pre-test kelas VIII B terikat penelitian adalah keaktifan belajar dan kemampuan berpikir
kreatif. Data penelitian yang terkumpul, dianalisis menggunakan teknik
Lampiran 65 Contoh lembar jawab post-test kelas eksperimen analisis parametrik. Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar
Lampiran 66 Contoh lembar jawab post-test kelas kontrol penelitian diperoleh rata-rata keaktifan belajar peserta didik kelas
eksperimen setelah mendapatkan model pembelajaran PBL sebesar
71,21, sedangkan rata-rata sebelum mendapatkan model pembelajaran
PBL sebesar 61,36. Dengan demikian keaktifan belajar peserta didik
kelas eksperimen setelah mendapatkan model pembelajaran PBL
meningkat dibandingkan sebelum mendapatkan model pembelajaran
PBL. Berdasarkan data hasil penelitian yang berupa post-test kelas
Eksperimaen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Uji
hipotesis menggunakan analisis statistik uji perbedaan rata-rata yaitu
analasis uji t-test. Berdasarkan penghitungan uji t-test dengan taraf
signifikansi 5% diperoleh = 3,719 dan ∝ = 2,010, karena
xvi v
= 3,719 > ∝ = 2,010 berarti Kemampuan Berpikirir kreatif Kemampuan berpikir kreatif nomor 5
peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Lampiran 33 Rekap hasil analisis instrumen soal uji coba Post-test uji
Learning (PBL) lebih tinggi dibanding peserta didik yang diajar
menggunakan metode konvensional, hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif
kemampuan perpikir kreatif menunjukkan bahwa kelas eksperimen Lampiran 34 Soal Post-test
mendapatkan rata-rata 75,05 sedangkan kelas kontrol mendapatkan
rata-rata 64,83. Lampiran 35 Daftar nilai Pre-test kelas VIII
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Lampiran 36 Uji normalitas tahap awal kelas VIII A
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif terhadap
keaktifan belajar dan kemampuan berpikir kreatif pada materi Sistem Lampiran 37 Uji normalitas tahap awal kelas VIII B
Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) peserta didik kelas VIII MTs Al- Lampiran 38 Uji homogenitas tahap awal berpikir kreatif kelas VIII
Ittihad Semowo Kabupaten Semarang
Lampiran 39 Uji kesamaan rata-rata tahap awal berpikir kreatif kelas
VIII
Kata Kunci : PBL, Kemampuan berpikir Kreatif, dan Keaktifan Belajar
Lampiran 40 Daftar nama peserta didik kelas eksperimen (VIIIB)
Lampiran 41 Daftar nama peserta didik kelas kontrol (VIIIA)
Lampiran 42 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan kesatu
kelas eksperimen
Lampiran 43 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan kedua
kelas eksperimen
Lampiran 44 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan
kesatu kelas kontrol
Lampiran 45 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan
kedua kelas kontrol
Lampiran 46 Nilai Observasi Akhir Keaktifan Belajar Kelas
Eksperimen
Lampiran 47 Uji Normalitas Tahap Akhir Keaktifan Belajar Kelas
Eksperimen
Lampiran 48 Uji Perbedaan Rata-Rata Keaktifan Belajar Kelas
vi xv
Kemampuan berpikir kreatif nomor 3 KATA PENGANTAR
Lampiran 19 Perhitungan reliabilitas pre-test Kemampuan berpikir
kreatif Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji syukur kehadirat ALLAH
Lampiran 20 Contoh perhitungan tingkat kesukaran butir soal Pre- SWT yang telah melimpahkan kepada kita rahmat, taufiq, serta
test Kemampuan berpikir kreatif nomor 2 hidayahnya, khususnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
Lampiran 21 Contoh perhitungan daya beda butir soal Pre-test penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran
Kemampuan berpikir kreatif nomor 4 Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Lampiran 22 Rekap hasil analisis instrumen soal uji coba Pre-test uji Keaktifan Belajar pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
kemampuan berpikir kreatif Peserta Didik Kelas VIII MTs Al-Ittihad Semowo Kabupaten Semarang
Lampiran 23 Soal pre-test Tahun Ajaran 2017/2018” dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam
Lampiran 24 Butir soal Post-test uji coba semoga tetap tercurahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW
Lampiran 25 Kisi-kisi soal uji coba Post-test kemampuan berpikir yang telah membawa risalah untuk membimbing umatnya dari zaman
kreatif jahiliyah menuju zaman yang terang benderang. Semoga kita senantiasa
Lampiran 26 Nilai uji coba instrumen post-test mendapatkan syafa’at di dunia dan di akhirat nanti, Amin.
Lampiran 27 Analisis intrumen soal uji coba Post-test Berpikir kreatif Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan
tahap pertama terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam
Lampiran 28 Analisis intrumen soal uji coba Post-test Berpikir kreatif penelitian maupun dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih
tahap kedua ini penulis sampaikan kepada;
Lampiran 29 Contoh perhitungan validitas butir soal Post-test
1. Bapak Drs. H. Ruswan, M.A. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Kemampuan berpikir kreatif nomor 1
Teknologi.
Lampiran 30 Perhitungan reliabilitas Post-test Kemampuan berpikir
2. Ibu Siti Maslihah. M.Si. selaku Dosen pembimbing, yang telah
kreatif
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirian untuk
Lampiran 31 Contoh perhitungan tingkat kesukaran butir soal Post-
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi
test Kemampuan berpikir kreatif nomor 4
ini.
Lampiran 32 Contoh perhitungan daya beda butir soal Post-test
xiv vii
3. Segenap dosen jurusan Pendidikan Matematika dan Fakultas Sains DAFTAR LAMPIRAN
dan Teknologi (FST) yang telah mengajarkan banyak hal selama Lampiran 1 Validitas instrumen observasi keaktifan belajar
peneliti menempuh studi di FST. Lampiran 2 Lembar observasi keaktifan belajar
4. Kepala sekolah, guru, karyawan, dan peserta didik MTs Al-Ittihad Lampiran 3 Nilai observasi awal keaktifan belajar kelas VIII A
Semowo Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin melakukan Lampiran 4 Nilai observasi awal keaktifan belajar kelas VIII B
penelitian sehingga memberi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi Lampiran 5 Uji Normalitas tahap awal observasi keaktifan belajar
ini. kelas VIII A
5. Ibu Luzzarit Firdaus, S.Pd, Guru matematika MTs Al-Ittihad yang begitu Lampiran 6 Uji Normalitas tahap awal observasi keaktifan belajar
banyak pengorbanan, dukungan dan doa sehingga peneliti dapat kelas VIII B
menyelesaikan skripsi ini. Lampiran 7 Uji Homogenitas observasi keaktifan belajar
6. Ayahanda Ahmad Jauhari (ALM), Ayahanda Markapi Muslih dan Lampiran 8 Uji kesamaan rata-rata keaktifan belajar
Ibunda Siti Markamah, dan adik Yusuf Ibrahim R, Fyna Nur Dihyaa, Lampiran 9 Daftar nama peserta didik kelas uji coba (IIXA)
Ummi Nofisa Bilbirr keluarga tercinta yang senantiasa memberikan Lampiran 10 Daftar nama peserta didik kelas VIIIA
dorongan baik moril maupun materil dengan ketulusan dan keikhlasan Lampiran 11 Daftar nama peserta didik kelas VIIIB
doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Lampiran 12 Pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif
7. Sahabat-sahabat penulis kelas Pendidikan Matematika angkatan 2012 B, matematis
Riki Ariyanto, Muhammad Taufiq, Raechan Iqbal A , Mohammad Lampiran 13 Butir soal Pre-test uji coba
Alaika, Ahmad Thoifur, Sigit Nugroho, Khoiril Zulkham, Qomaruddin Lampiran 14 Kisi-kisi soal uji coba Pre-test kemampuan berpikir
dan Muhammad Furqon terimakasih banyak telah menjadi inspirasi dan kreatif
penyemangat dalam penyelesaian skripsi ini. Lampiran 15 Nilai uji coba Pre-test kemampuan berpikir kreatif
8. Teman-teman jurusan Pendidikan Matematika 2012 B yang telah Lampiran 16 Analisis intrumen soal uji coba Pre-test Kemampuan
menemani peneliti selama belajar di UIN Walisongo Semarang. Berpikir kreatif tahap pertama
9. Kawan-kawan kontrakan/kos Khaerul Umam, Akmalia Safitri, Eka Lampiran 17 Analisis intrumen soal uji coba Pre-test Berpikir kreatif
Satria Fajar, Taqqi fannani, Pradita Ali Hanafi dan teman-teman lain tahap kedua
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuan, Lampiran 18 Contoh perhitungan validitas butir soal Pre-test
pengertian, dan banyak pengorbanan.
viii xiii
F. Teknik Analisis Data.................................................. 55 10. Teman-teman PPL SMA N 6 Semarang da teman-teman KKN dan
warga sekitar posko 67 Desa Jembulwunut Kecamatan Gunungwungkal
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
Kabupaten Pati.
A. Deskripsi Data.............................................................. 72
11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang
B. Analisis Data ................................................................. 77 tidak dapat disebutkan satu persatu.
1. Analisis Uji Coba Instrumen Tes................... 78 Kepada mereka semua, peneliti ucapkan “jazakumullah khairan
2. Analisis Data Tahap Awal................................ 87
katsiran“. Semoga amal baik dan jasa-jasanya diberikan oleh Allah SWT
3. Analisis Data Tahap Akhir............................... 93 balasan yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu saran dan kritik yang
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................ 101 konstruktif sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat
D. Keterbatasan Penelitian .......................................... 105 bermanfaat bagi semuanya. Amin.
xii ix
DAFTAR ISI b. Model Pembelajaran PBL......................... 18
c. Langkah Model Pembelajaran PBL ...... 21
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i d. Penerapan Model Pembelajaran PBL . 23
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. ii 3. Keaktifan Belajar................................................. 25
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii 4. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik . 29
NOTA DINAS ...................................................................................... iv a. Pengertian Berpikir Kreatif .................... 29
ABSTRAK .......................................................................................... v b. Kemampuan Berpikir Kreatif
KATA PENGANTAR.......................................................................... vii Matematis 32
DAFTAR ISI ........................................................................................ x c. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xiii Matematis...................................................... 34
DAFTAR TABEL .............................................................................. xvii 5. Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel (SPLDV) ................................................ 35
BAB I : PENDAHULUAN a. Pengertian Persamaan Linier Dua
A. Latar Belakang Masalah........................................... 1 Variabel ..............................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................... 9 35
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................ 9 b. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 38
c. Penyelesaian SPLDV.................................... 41
BAB II : LANDASAN TEORI
B. Kajian Pustaka.............................................................. 46
A. kajian Teori ................................................................... 12
C. Rumusan Hipotesis .................................................... 47
1. Belajar dan Pembelajaran Matematika...... 12
a. Pengertian Belajar dan pembelajaran BAB III : METODE PENELITIAN
Matematika ................................................. 12 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................... 49
b. Teori Belajar............................................... 14 B. Tempat dan Waktu Penelitian............................... 50
2. Model Pembelajaran Problem Based C. Populasi dan Sampel Penelitian............................ 50
Learning (PBL)..................................................... 17 D. Variabel Penelitian..................................................... 52
a. Model Pembelajaran.................................. 17 E. Teknik Pengumpulan Data...................................... 53
x xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah wadah untuk membangun masa depan yang
cerah dengan pondasi yang kuat. Kehidupan bangsa yang cerdas
dapat diwujudkan apabila setiap orang memiliki bekal pendidikan
yang baik, seseorang akan lebih paham akan kebaikan untuk dirinya
dan orang lain. Seseorang tidak akan mudah terpengaruh oleh
tindakan-tindakan yang tidak baik karena seseorang yang
berpendidikan, cara berpikirnya akan terbentuk secara ilmiah.
Pendidikan juga merupakan salah satu upaya yang begitu penting
untuk menanggulangi kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di
Negara Indonesia ini.
Pendidikan dapat membuka wawasan lebih luas. Berbekal
pendidikan dan wawasan yang cukup, seseorang akan lebih pintar
menata masa depan, memiliki rencana-rencana yang baik untuk
menjadi seseorang yang sukses dengan integrasi yang tinggi. Tidak
hanya dengan pendidikan formal saja seseorang bisa mendapat
wawasan, namun dengan pendidikan yang sudah disediakan, sudah
dapat dipastikan wawasan yang didapat akan lebih tertata
sebagaimana mestinya. Pendidikan menjadi hal yang wajib dilalui,
karena memiliki manfaat yang penting bagi keberlangsungan hidup.
Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari pendidikan, terutama
bagi kalangan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki potensi
1
2 11
yang berbeda-beda. Melalui pendidikan mereka bisa menggali semua 2) Mendapat pengalaman dan pengetahuan baru sebagai
potensi mereka, sehingga bakat yang dimiliki juga semakin terasah. bekal untuk menjadi pendidik dalam menggunakan
Sangat disayangkan apabila anak memiliki bakat namun tidak diasah, berbagai model pembelajaran yang tepat untuk
karena tidak semua orang memiliki bakat yang sama antara orang mengajarkan matematika agar peserta didik memahami
yang satu dengan yang lain. materi matematika, memiliki kemampuan berpikir
Pada intinya pendidikan adalah hal mendasar, sesuai apa yang kreatif dan keaktif belajat dalam belajar matematika.
diajarkan sejak hari pertama Agama Islam datang, Islam telah
mendorong literasi dan pendidikan, Dalam Al Quran, Allah SWT
berulang kali menekankan pentingnya pendidikan, salah satunya
pada surat Al Mujadilah(58) : 11
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mujadilah:11)
a. Manfaat bagi peserta didik hadapan Allah SWT, dikatakan penting karena pendidikan berkaitan
1) Menarik minat belajar, terutama belajar matematika dengan nilai diri, ketrampilan dan kepribadian manusia.
karena pembelajaran yang tidak monoton. Matematika adalah kunci menuju peluang-peluang, seperti yang
2) Dapat membantu peserta didik dalam memahami disampaikan NRC (National Research Council, 1989 : 1) dari Amerika
materi matematika. serikat dengan pernyataan berikut : “Mathematics is The key to
3) Dapat melatih meningkatkan kemampuan berpikir opportunity.” Keberhasilan mempelajari matematika akan
kreatif dan keaktifan belajar peserta didik. menunjang cara berpikir mereka menjadi logis, analitis, sisitematis,
b. Manfaat Bagi Guru : kritis dan kreatif. Matematika juga mengajarkan bagaimana cara
1) Sebagai referensi untuk meningkatkan kemampuan mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan setiap
berpikir kreatif peserta didik dan memilih model permasalahan. Bagi seorang siswa, keberhasilan mempelajari
pembelajaran yang dibutuhkan. matematika akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi yang
2) Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi guru sudah tidak berada dibangku sekolah, matematika akan menunjang
untuk dapat menerapkan model Problem Based pengambilan keputusan yang tepat. Bagi suatu Negara, matematika
Learning atau metode dan strategi yang lain untuk akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di
dapat melatih dan mengembangkan kemampuan bidang ekonomi dan terkonoli di era globalisasi ini. Mata pelajaran
berfikir kreatif matematik, keaktifan peserta didik dan Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
kemampuan lainnya. sekolah dasar dengan tujuan membekali mereka kemampuan
c. Manfaat Bagi Sekolah : berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bekerja sama, karena dengan belajar matematika, seseorang akan
tentang alternatif model-model pembelajaran yang dapat belajar bernalar secara kritits, kreatif dan aktif. Sekaligus pada pada
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan saat yang sama, kita mengamati keberdayaan matematika (power of
kualitas pembelajaran matematika di sekolah. mathematics).
d. Manfaat bagi peneliti :
Keaktifan siswa dalam mengikuti KBM adalah salah satu faktor
1) Penelitian memperoleh jawaban atas penelitian yang
kunci suksesnya proses pembelajaran. Keaktifan siswa merupakan
dilakukan
salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran. Belajar adalah
4 9
berbuat, oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktivitas. mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan
Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif sebuah masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan untuk
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Seorang guru dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran, tapi peserta didik
B. Rumusan Masalah
sendiri yang mengolah dan mencerna sendiri sesuai kemauan,
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan
kemampuan, bakat, dan latar belakangnya. Peran guru dalam proses
maka rumusan nasakah peneliti ajukan adalah :
pembelajaran, bukanlah mendominasi, tetapi membimbing dan
1. Apakah model pembelajaan Problem Based Learning efektif
mengarahkan siswa untuk aktif memperoleh pemahamannya
terhadap keaktifan belajar pada materi Sistem Persamaan linear
berdasarkan segala informasi yang siswa temukan dari
dua variable peserta didik kelas VIII MTs Al-Ittihad Semowo
lingkungannya. Siswa harus mengkonstruksikan sendiri pengetahuan
Kabupaten Semarang?
yang diperoleh, sebab ilmu pengetahuan merupakan hasil konstruksi
2. Apakah model pembelajaan Problem Based Learning efektif
dari informasi yang seseorang tangkap dari panca indranya,
terhadap kemampuan berpikir kreatif pada materi Sistem
akibatnya pengetahuan tidak dapat ditransfer kepada penerima yang
Persamaan linear dua variable peserta didik kelas VIII MTs Al-
pasif. Namun disisi lain, guru merupakan penanggung jawab kegiatan
Ittihad Semowo Kabupaten Semarang?
proses pembelajaran di kelas, sebab gurulah yang langsung
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
memberikan kemungkinan bagi para siswa belajar dengan efektif
1. Tujuan Penelitian
melalui pembelajaran yang dikelolanya.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sesuai rumusan
Berpikir kreatif merupakan salah satu perwujudan dari berpikir
masalah yang telah disampaikan bahwa untuk mengetahui
tingkat tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh jhonson (2007) yang
metode pembelajaran Problem Based Learning efektif untuk
dikutip oleh Luthfiyah Nurlaela dan Euis Ismayati (2015:10), secara
meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan berpikir kreatif
umum terdapat beberapa aspek yang menunjukkan kemampuan
pada materi Sistem Persamaan linear dua variable peserta didik
berpikir tingkat tinggi yang dimiliki seseorang yaitu kemampuan
kelas VIII MTs Al Ittihad.
berpikir kritis, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah.
2. Manfaat Penelitian
Kemampuan berpikir kreatif sangat penting bagi siswa, karena
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia
memungkinkan siswa mempelajari masalah secara sistematis,
pendidikan dan kepada banyak pihak antara lain :
8 5
Informasi yang didapat oleh peneliti tentang materi pelajaran menghadapi tantangan dengan cara yang terorganisir, merancang
matematika yang dirasa masih kurang maksimal ketika diajarkan, solusi orisinil (Jhonson,2007). Zaleha I. Hassoubah (2008:13)
menjadikan peneliti memilih materi sistem persamaan linier dua menambahkan, berpikir kreatif siswa dapat mengembangkan diri
variabel (SPLDV) sebagai materi pelajaran yang akan diteliti. dalam pembuatan keputusan, penilaian, serta menyelesaikan
Informasi tambahan tentang aspek berpikir kreatif dan keaktifan masalah. Kemampuan membuat keputusan dan menyelesaikan
siswa, akan memberikan gambaran pada peneliti untuk merancang masalah ini akan sering dihadapi ketika siswa menginjak dewasa.
langkah-langkah pembelajaran yang sesuai untuk mendorong dan Mengingat pentingnya kemampuan berpikir kreatif, perlu
meningkatkan berpikir kreatif siswa dan keaktifan siswa dalam adanya pengembangan proses pembelajaran yang mengakomodasi
proses pembelajaran. Model Problem Based Learning (PBL) atau kemampuan tersebut. Seperti apa yang disampaikan Ketut Suastika
pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran (2017:570), Forrester (2008) says that all levels in education units
yang dirasa penulis tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir should encourage the development of creative thinking abilities, yakni
kreatif dan keaktifan siswa dalam mata pelajaran sistem persamaan Forrester (2008) menyampaikan bahwa, semua tingkatan dalam
linier dua variabel. Secara umum pembelajaran PBL bertujuan satuan pendidikan harus mendorong pengembangan kemampuan
mengenalkan siswa terhadap masalah atau kasus yang relevan berpikir kreatif. Namun pada kenyataannya, kreativitas masih
dengan materi ajar yang akan dibahas, dan didalamnya siswa menjadi hal yang kurang diperhatikan dalam pembelajaran
dituntut melakukan segala bentuk aktivitas yang mengarah pada Matematika. Guru biasanya masih menempatkan logika sebagai titik
pemecahan masalah, antara lain, mendapat pengetahuan yang incar pembicaraan, dan menganggap kreativitas merupakan hal yang
penting, mahir dan kreatif dalam memecahkan masalah, memiliki tidak penting dalam pembelajaran matematika. Jika diperhatikan
strategi belajar sendiri, serta memiliki kecakapan berpartisipasi pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (2002) menyebutkan bahwa
dalam kelompok dan aktif dalam diskusi. Melibatkan siswa dalam untuk menghadapi tantangan perkembangan IPTEK dan informasi
pembelajaran akan menjadikan suatu kebermaknaan, siswa dapat diperlukan sumber daya yang memiliki ketrampilan tinggi yang
lebih memahami alur pembelajaran bukan hanya mengetahuinya melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan
saja. Penerapan model pembelajaran PBL dapat membantu guru kemampuan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir tersebut harus
untuk melibatkan peserta didiknya dalam proses belajar mengajar. dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Selain itu
Pembelajaran PBL juga merupakan strategi pembelajaran yang dalam aspek pemecahan masalah matematika diperlukan pemikiran-
6 7
pemikiran kreatif dalam membuat (merumuskan), menafsirkan dan menggunakan metode pembelajaran teacher centered yakni metode
menyelesaikan model atau perencanaan pemecahan masalah. pembelajaran yang lebih dominan diisi oleh Guru sehingga siswa
Sehingga diperlukan suatu cara atau metode yang mendorong kurang berperan dalam proses pembelajaran. Guru juga
ketrampilan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. menambahkan informasi tentang materi pelajaran yang kurang
Awal peneliti melakukan penelitian terkait masalah kemampuan maksimal ketikan diajarkan, itu dibuktikan dengan nilai siswa. Siswa
belajar siswa, adalah ketika peneliti mendapat keluhan dari seorang yang mendapat nilai diatas standar masih sedikit. Materi yang
siswa MTs yang berasal dari tempat tinggal asal peneliti. Keluhannya dimaksud yaitu materi sistem persamaan linier dua variabel.
adalah siswa tersebut dan sebagian temen-teman di kelasnya kurang Peneliti juga melakukan observasi langsung Proses
paham materi yang diajarkan disekolah, akibatnya rata-rata nilai Pembelajaran siswa kelas VIII di MTs Al-Ittihad (21 November 2016),
matematika yang didapatkan siswa tersebut dan siswa lain masih penulis mengamati kegiatan penyelesaian tugas yg diberikan guru,
banyak yang belum memenuhi standar pencapaian minimum. dan melihat hasil tugas tersebut. Dari hasil tugas tersebut
Berdasarkan informasi tersebut, peneliti melakukan wawancara menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memahami dan
langsung kepada Guru mata Pelajaran matematika di Sekolah yang menyelesaikan sistem persamaan linier satu variabel, namun
dimaksud. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kemampuan untuk membuat bentuk matematika dan menyelesaikan
matematika kelas VIII di MTs Al-Ittihad yang bersangkutan yaitu Ibu soal dalam bentuk soal cerita masih kurang. Informasi ini cukup
Luzarrit Rirdaus, S. Pd , beliau menjelaskan bahwa dengan tugas yang memberikan gambaran bagaimana kemampuan perpikir kreatif
diberikan, motivasi siswa dalam mengerjakan sudah nampak namun siswa (dalam aspek kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan) ketika
beberapa siswa masih kurang memperhatikan penjelasan guru dalam diberi tugas masih tergolong rendah. Peneliti juga mengamati
proses pembelajaran. Siswa juga cenderung masih kurang aktif dan keaktifan selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa
kurang berinteraksi dengan siswa lain selama proses pembelajaran dirasa masih rendah, ditunjukkan dengan kurangnya fokus siswa
berlangsung, misalnya tidak ada diskusi antar siswa tentang materi dalam mendengar penjelasan materi yang disampaikan guru, catatan
yang di ajarkan. Siswa kurang antusias ketika mengikuti proses mereka tentang materi yang diajarkan juga masih belum sesuai
pembelajaran, dibuktikan dengan banyaknya siswa yang melakukan dengan isi materi. Keaktifan proses tanya-jawab dalam berdiskusi
obrolan diluar materi ketika guru menjelaskan materi Matematika. dan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan permasalahan juga
Dapat ditarik kesimpulan, penyebabnya dikarenakan Guru masih dirasa belum maksimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
a. Pengertian belajar dan Pembelajaran Matematika
1) Belajar
Menurut kamus besar bahasa indonesia, arti
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu. Sedangkan menurut W.H. Burton (1984) dalam
bukunya yang berjudul The Guidance of Learning
Activities yang dikutip Eveline Siregar dan Hartini Nara
(2015:4) mengemukan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya
interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara Hamalik
(2003) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi
atau memperteguh perilaku melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau
tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar
mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu
merupakan mengalami (Ahmas Susanto,2016:4).
12
13
variable yang diukur yaitu minat dan pemahaman. Serta obyek Problem Based Learning sejalan dengan pandangan teori
penelitiannya juga berbeda mahasiswa, sedangkan obyek belajar tersebut, siswa secara aktif mengkontruksi
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah siswa (membangun) sendiri pemahaman tentang materi yang
tingkat Madrasah Tsanawiyah setara Sekolah Menengah diajarkan melalui proses asimilasi (penyesuaian) dengan
Pertama. langkah-lamgkah proses pembelajaran
2. Jurnal Matematika oleh Tatag Yuli Eko Siswono dari Universitas 2) Teori Bruner
Negri Surabaya dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menurut Bruner, pada dasarnya belajar merupakan
Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah”. proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan (Rusmono,2012:14). Bruner menjelaskan, agar proses
memecahkan masalah mengalami kemajuan/peningkatan belajar berjalan dengan lancar, ada tiga faktor yang harus
dengan ditunjukkan semakin banyaknya siswa yang mencapai menjadi perhatian para guru di dalam
skor lebih dari 65% dari skor maksimum pada tiap siklus dan menyelenggarakan pembelajaran, yaitu :
kemampuan pengajuan masalah siswa juga meningkat dengan - Pentingnya memahami struktur mata pelajaran
ditunjukkan semakinbanyaknya siswa yang dapat membuat soal - Pentingnya belajar aktif supaya seseorang dapat
sekaligus penyelesaiannya dengan benar. menemukan sendiri konsep-konsep sebagai dasar
Persamaan dengan penelitian tersebut pada kemampuan untuk memahami dengan benar
yang diukur atau variable terikatnya yaitu kemampuan berpikir - Pentingnya nilai dari berpikir induktif
kreatif siswa
Bruner merupakan pendudung teori pembelajaran
C. Rumusan Hipotesis
penemuan (discovery learning), sebuah model
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
siswa memahami struktur atau ide-ide pokok disiplin
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara
ilmu, pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses
karena hipotesis hanya didasarkan pasa teori yang relevan, belum
pembelajaran, dan keyakinan bahwa pembelajaran
berdasarkan fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui
sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi.
pengumpulan data dan penelitian (Sugiyono,2010:96)
Penemuan yang dimaksud adalah siswa menemukan
17 46
Dengan demikian bila kita nyatakan masing-masing mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
persamaan tersebut dalam koordinat Cartesius, apa yang tujuan belajar (Heri Rahyubi, 2016:251). Selain
kamu peroleh? memperhatikan hal-hal yang rasional dan teoritis, tujuan
dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran
seharusnya memiliki lima unsur dasar, yaitu :
1) Syntax, adalah langkah-langkah operasional
pembelajaran
2) Social system, adalah suasana dan norma yang berlaku
dalam pembelajaran
3) Principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan
merespons siswa,
4) Support system, yakni segala sarana, bahan, alat, atau
lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran,
Kedua garis saling berpotongan (kenapa?) pada satu titik 5) Instructional dan nurturant effect, adalah hasil belajar
(30000,10000) yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang
Dengan demikian harga disasar (instructional effects) dan hasil belajar diluar
harga 1 kg cat kayu = ……………….. rupiah yang disasar (nurturant effects).
harga 1 kg cat tembok = …………….. rupiah. b. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Dengan demikian Pak Budi harus membayar 2 kg cat Model Problem Based Learning (PBL) atau yang bisa
tembok dan 1 kg cat kayu sebesar : disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
{ 3(……………..) + 5(……………..) } rupiah = …………….. pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik)
rupiah. yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka sebagai konteks
bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
19 44
Jadi penyelesaiannya adalah x = 2 dan y = 1 dan serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
himpunan pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik
penyelesaiannya adalah {(2 , 1)}. Ujilah jawaban ini. untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan
yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-
2) Metode substitusi hari.
Cara lain penyelesaian sistem persamaan linear adalah Rumusan dari Dutch (1994), Problem Based Learning
dengan metode substitusi. Substitusi artinya mengganti, (PBL) merupakan metode instruksional yang menantang
yaitu menggantikan variabel yang kita pilih pada siswa agar “belajar dan belajar”, bekerja sama dengan
persamaan pertama dan digunakan untuk mengganti kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata.
variabel sejenis pada persamaan kedua. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan
serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi
Selesaikan sistem persamaan linear pelajaran. Problem Based Learning (PBL) mempersiapkan
siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari
serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. PBL
mempunyai perbedaan penting dengan pembelajaran
penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu dan
dengan metode substitusi.
penyelidikan siswa berlangsung di bawah bimbingan guru
Jawab:
terbatas dalam ruang lingkup kelas, sedangkan Problem
Persamaan pertama x + y = 12 dapat diubah menjadi x =
Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah kehidupan
12 - y. Selanjutnya pada persamaan kedua 2 x + 3 y = 31,
nyata yang bermakna dimana siswa mempunyai kesempatan
variabel x diganti dengan 12 - y, sehingga persamaan
dalam memlilih dan melakukan penyelidikan apapun baik di
kedua menjadi:
dalam maupun di luar sekolah sejauh itu diperlukan untuk
2(12 - y) + 3y = 31
memecahkan masalah. PBL merupakan pendekatan yang
⇔ 24 - 2 y + 3y = 31
efektif untuk pengajaran proses berpikir tingka tinggi,
⇔ 24 + y = 31
21 42
pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses Apa artinya? Artinya, kita dapat menggunakan salah satu
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun 4x = 12 - 4y atau 4x = 5 + 3 y Oleh
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan karena itu
sekitarnya. Dengan Problem Based Learning (PBL) siswa 5 + 3 y = 12 - 4y , (kenapa?)
dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan atau
keterampilan memecahkan masalah. Selain itu, dengan 4y + 3 y = 12 – 5 → 7y=7 → y = 1.
pemberian masalah autentik, siswa dapat membentuk Selanjutnya karena y = 1, maka 4x = 12 – 4(1) = 8
makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan atau x = 2.
menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu
dapat digunakan lagi. Sekarang mari kita sederhanakan langkah-langkah di
Jadi Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis atas.
masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang Kita mulai dari penyamaan koefisien
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran
c. Langkah – langkah Model Pembelajaran Prolem Based Apabila kita lakukan penyamaan koefisien variabel y,
Learning kita Peroleh
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila
pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan.
Pemelajar pun harus harus sudah memahami prosesnya, dan
telah membentuk kelompok-kelompok kecil. Umumnya,
setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan
proses tujuh langkah (M. Taufiq Amir, 2013:24):
41 22
Jawab: 1) Mengklarifikasi
Substitusikan pasangan berurutan (2,5) pada masing-masing Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah
persamaan. dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama
2x + y =9 4x – y =3 ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
2(2) + 5 =9 4(2) - 5 =3 berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-
4+5 =9 8-5 =3 istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
9 = 9 (benar) 3 = 3(benar) 2) Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan
Apakah kesimpulanmu? hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara
c. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel fenomena itu
1) Metode eliminasi 3) Menganalisis
Perhatikan koefisien-koefisien variabel x dan y dari Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang
sistem persamaan linear berikut sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi
yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada
masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran
anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan
dalam tahap ini.
Koefisien variabel x adalah 1 untuk persamaan pertama
4) Menata gagasan secara sistematis
dan 4 untuk persamaan kedua. Sekarang, marilah kita
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu
samakan koefisien x dari kedua persamaan
sama lain kemudian dikelompokkan; mana yang paling
x+y=3 x4 → 4x + 4y = 12
menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.
4x - 3 y = 5 x1 → 4x - 3 y = 5.
Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi
Sekarang kedua koefisien x sudah sama, atau persamaan
bagian-bagian yang membentuknya
tersebut dapat dituliskan
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran
4x = 12 - 4y
4x = 5 + 3 y.
23 40
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran Jadi harga cat tembok perkilogram adalah Rp. 30.000.
karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang Sekarang berapa K?
masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan K adalah
pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah K = 70.000 - 2 T
yang dibuat = 70.000 – 2x 30.000
6) Mencari informasi tambahan dari sumber lain = 70.000 – 60.000
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak = 10.000.
dimiliki, dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini Jadi harga cat kayu perkilogram adalah Rp. 10.000,00
saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu,
dan menemukan kemana hendak dicarinya. Coba kamu periksa apakah harga-harga cat ini sesuai dengan
7) Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi data pembelanjaan Pak Budi dan Pak Ahmad?
baru dan membuat laporan. Bentuk aljabar yang memenuhi pembelanjaan Pak Budi
Dari laporan-laporan individu/subkelompok, yang adalah persamaan linear 2 variabel. Demikian juga untuk
dipresentasikan di hadapan anggota kelompok lain, Pak Ahmad. Harga masing-masing jenis cat yang dibeli Pak
kelompok akan mendapatkan informasi-informasi baru. Budi dan Pak Ahmad bernilai sama. Jadi dua Persamaan
d. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Linear Dua Variabel yang dihasilkan saling terkait (istilahnya
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning simultan). Dua buah Persamaan Linear Dua Variabel yang
pada materi SPLDV adalah sebagai berikut : saling terkait dinamakan Sistem Persamaan Linear Dua
1) Mengklarifikasi Istilah dan konsep Variabel atau secara SPLDV.
a) Guru memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi
tentang materi SPLDV. Misalkan diberikan sistem persamaan linear berikut
b) Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan tentang bentuk umum, contoh lain dan
istilah-istilah dasar yang belum jelas yang berkaitan Nyatakan apakah pasangan berurutan (2, 5) merupakan
dengan materi, penyelesaian sistem?
39 24
a) Guru meminta perwakilan salah satu kelompok untuk b. Sistem Persaman Linier Dua Variabel
menuliskan penyelesaian dari permasalahan Pergi Ke Toko Cat
tersebut. Pak Budi dan Pak Ahmad pergi ke toko bangunan bersama-
sama. Pak Budi membeli 1 kg cat kayu dan 2 kg cat tembok
b) Guru memberi waktu dan kesempatan kepada
dengan harga seluruhnya Rp 70.000,00. Sedangkan Pak
kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan
Ahmad membeli 2 kg cat kayu dan 2 kg cat tembok dengan
mengungkapkan gagasannya.
harga seluruhnya Rp 80.000,00. Sementara itu Pak Ali
c) Guru memeriksa hasil yang telah diperoleh peserta menginginkan membeli 3 kg cat kayu dan 5 kg cat tembok.
didik untuk meluruskan konsep materi yang sedang Berapa rupiah Pak Ali harus membayar?
diajarkan. Berapa orang yang membeli cat?
d) Guru meminta setiap kelompok untuk melengkapi Berapa jenis cat yang dibeli mereka?
kekurangan dan melengkapi setiap hasil penyelesaian Sekarang mari kita tabelkan persoalan
yang belum benar. Tersebut
6) Mencari informasi dari sumber lain Nama Jenis Cat Uang
a) Guru mengarahkan setiap kelompok untuk mencari Pembeli Tembok Kayu Pembayaran
informasi dari sumber lain dan mengembangkan P Budi 2 Kg 1 Kg Rp. 70.000
pemahaman yang relevan terhadap permasalahan P 2 Kg 2 Kg RP. 80.000
yang telah didiskusikan kelompok. Ahmad
7) Mensintesis dan menguji informasi baru dan membuat
Apabila harga cat tembok perkilo adalah T rupiah dan cat
laporan
kayu adalah K rupiah, maka data-data tabel tersebut dapat
a) Guru membimbing peserta didik untuk menyepakati
kita tuliskan kembali menjadi bentuk aljabar sebagai
alternatif pemecahan masalah yang akan diuji
berikut.
3. Keaktifan Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Aktif berarti giat,
sedangkan keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Hasan
37 26
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan Fia bermaksud membeli buah jeruk dan buah apel. Dia
interupsi. merencanakan membeli sebanyak 10 biji buah. Berapa
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listen acticities), yaitu banyaknya masing-masing buah apel dan buah jeruk yang
mendengarkan penyaian bahan, mendengarkan percakapan mungkin dibeli oleh Fia? Lengkapilah tabel berikut yang
atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, menunjukkan kemungkinan jawabannya.
mendengarkan radio.
Jeruk 0 1 2 3 4 . . . . . .
d. Kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita,
menulis laporan, memeriksa karangan, membuat Apel 10 9 8 7 . 5 4 . . . .
g. Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu banyaknya buah jeruk banyaknya apel yang dibeli
mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor- Tabel di atas menunjukkan banyak buah yang mungkin
faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat di beli oleh Fia. Dia bisa membeli 10 apel semua, atau 8 apel
keputusan. dan 2 jeruk, atau yang lainnya. Banyak apel dan jeruk dapat
h. Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), yaitu bervariasi. Bila x mewakili jeruk dan y mewakilik apel. Maka
minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. berapa banyak masing-masing Fia yang dibeli Fia dapat
dituliskan sebagai persamaan linier dua variabel x dan y.
Penilaian keaktifan proses belajar mengajar dalam penelitian ini
adalah melihat sejauh mana keaktifan peserta didik mengikuti
Dari persamaan linier dua variabel
35 28
dengan cepat. Mampu menghasilkan banyak proses belajar mengajar. Indikator keaktifan peserta didik dapat
gagasan/jawaban yang relevan dan memiliki arus dilihat sebagai berikut (Nana Sudjana,2009:61) :
pemikiran yang lancar.
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2) Berpikir luwes
Maksudnya adalah ikut aktif dalam menyelesaikan masalah
Berpikir luwes adalah ketika seseorang mampu
yang sedang dinahas dalam kelas, misalnya peserta didik
memikirkan lebih dari satu ide dalam menyelesaikan
mendengarkan, mencatat dan mengerjakan soal dan
sebuah permasalahan. mampu menghasilkan gagasan-
sebagainya.
gagasan yang bervariasi, mampu mengubah cara atau
b. Terlibat dalam pemecahan masalah
pendekatan dan memiliki arah pemikiran yang berbeda-
Maksudnya adalah ikut aktif dalam menyelesaikan masalah
beda. Dapat melihat masalah dari banyak sudut
yang sedang dibahas dalam keas, misalnya ketika guru
pandang.
memberi masalah atau soal peserta didik ikut berkontribusi
3) Berpikir orisinil
dalam penyelesaian masalah tersebut.
Berpikir orisinil adalah kemampuan untuk memikirkan
c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru
gagasan atau ide baru dalam sebuah permasalahan.
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
Mampu melahirkan ungkapan-ungkapan yang baru dan
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan
unik atau mampu menemukan kombinsai-kombinasi
untuk pemecahan masalah. Maksud indikator tersebut
yang tidak biasa.
adalah berusaha mencari informasi atau cara yang bisa
5. Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah atau soal,
a. Pengertian Persamaan Linier Dua Variabel
misalnya mencari informasi dari buku atau sumber lain.
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk
guru. Ikut bekerja sama dengan teman diskusi untuk
menyelesaikan masalah atau soal.
f. Melatih diri dalam memecahkan soal. Siswa dapat
menyelesaikan soal atau masalah yang solusi
Perhatikan permasalahan berikut.
29 34
penyelesaiannya sudah diajarkan atau dibahas. Misalnya bidang - bidang dari aplikasi dan untuk membuat asosiasi -
menyelesaikan soal secara individu asosiasi antara yang tidak berkaitan dengan ide”.
4. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Tall (1991) mengatakan bahwa berpikir kreatif matematis
a. Pengertian Berpikir Kreatif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan/atau
Beberapa ahli mendefinisikan berpikir kreatif dengan perkembangan berpikir pada struktur – struktur dengan
cara pandang yang berbeda. Munandar (1999) kreativitas memperhatikan aturan penalaran deduktuf, dan hubungan
(berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan dari konsep-konsep dihasilkan untuk mengintregasikan
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu pokok penting dalam matematika.
masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di
ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban (Lutfiyah atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif matematis
Nurlaela dan euis Ismiyati,2015:48). Kreativitas adalah sebagai kemampuan menemukan dan menyelesaikan
kemampuan seseorang untuk membuat sesuatu dalam masalah matematis yang meliputi komponen-komponen :
bentuk ide, langkah, atau produk (Sudarma, 2013 : 9). kelancaran, fleksibilitas/kefasihan, dan keaslian/kebaruan.
Menurut Downing kreativitas dapat didefinisikan sebagai Kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada
proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Oleh karena itu
yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut (Sani, kreativitas dalam matematika lebih tepat diistilahkan
2013 : 13). Terdapat tiga komponen utama yang terkait sebagai berpikir kreatif matematis (Novi, 2015 : 20).
dengan kreativitas, diantaranya: keterampilan berpikir c. Indikator kemampuan berpikir kreatif matematis
kreatif, keahlian (pengetahuan teknis, prosedural, dan Dalam penelitian ini indikator berpikir kreatif yang
intelektual), serta motivasi. Keterampilan berpikir kreatif digunakan merupakan kombinasi atau kesimpulan garis
dalam memecahkan suatu permasalahan ditunjukkan besar dari indikator-indikator yang disampaikan Torrance,
dengan pengajuan ide yang berbeda dengan solusi pada Munandar dan Prasetyo dan Mubarokah (2014:13), yaitu:
umumnya. Pemikiran kreatif masing-masing orang akan 1) Berpikir lancar
berbeda dan terkait dengan cara mereka berpikir dalam Berpikir lancar adalah ketika seseorang mampu
melakukan pendekatan terhadap permasalahan. Pemikiran memikirkan cara menyelesaikan sebuah permasalahan
33 30
dengan dimensi kreativitas. Krutetskii (Hartono, 2009), kreatif terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh
mengatakan bahwa kreativitas identik dengan seseorang dan relevan dengan ide atau upaya kreatif yang
keberbakatan matematika. Lebih lanjut, Krutetskii diajukan (Sani, 2013 :13-14). Menurut Zimmer dkk. (2009),
(Hartono, 2009), kreativitas dalam pemecahan masalah bahwa kreativitas adalah kemampuan (sebagai produk
matematis merupakan kemampuan dalam merumuskan berpikir kreatif) adalah kemampuan untuk mengembangkan
masalah matematika secara bebas, bersifat penemuan, dan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
baru. Ide - ide ini sejalan dengan ide - ide seperti melihat masalah dan peluang. Jhonso (2002) dan Williams
fleksibilitas dan kelancaran dalam membuat asosiasi baru mengemukakan berpikir kreatif diartikan sebagai suatu
dan menghasilkan jawaban divergen yang berkaitan dengan kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun
kreativitas secara umum. Silver (1997), menambahkan ide atau gagasan yang baru secara fasih (fluency) dan
aktivitas matematis seperti pemecahan masalah dan fleksibel (Lutfiyah Nurlaela dan euis Ismiyati,2015:4).
penghadapan masalah berhubungan erat dengan Adapun definisi menurut Torrance, “kreativitas adalah
kreativitas, yang meliputi: kefasihan, keluwesan, dan proses merasakan dan mengamati adanya masalah,
keaslian. Heylock (1997) mengatakan bahwa kemampuan membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai
berpikir kreatif matematis dapat menggunakan dua dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah
pendekatan. Pendekatan pertama adalah dengan dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-
memperhatikan jawaban siswa dalam menyelesaikan hasilnya” (Munandar, 1999 : 27). Tes Torrance mengukur
masalah yang proses kognitifnya dianggap sebagai proses aspek berpikir kreatif seperti fluency (kelancaran), flexibility
berpikir kreatif. Pendekatan kedua adalah menentukan (keluwesan), dan originality (kebaruan). Aspek fluency
kriteria bagi sebuah produk yang diindikasikan sebag ai (kelancaran/kefasihan) menuntut banyaknya jawaban yang
hasil dari berpikir kreatif atau produk - produk divergen, dihasilkan. Aspek flexibility (keluwesan) menuntut
selanjutnya Haylock (1997) juga mencatat bahwa banyak seseorang untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi
usaha untuk menggambarkan kreatif matematis. Pertama sehingga tidak ada kekakuan dalam berpikir. Sementara
memandang “termasuk kemampuan untuk melihat pada aspek originality (keaslian), seseorang dituntut untuk
hubungan - hubungan baru antara teknik - teknik dan memberikan jawaban yang berbeda dari yang lain.
31 32
Munandar (1999 : 168) menambahkan kreativitas b) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
adalah: Kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang berbeda-beda
yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi c) Menyajikan suatu konsep dengan cara yang
yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi berbeda-beda
atau gagasan baru yang dicerminkan dari kelancaran, 3) Ciri-ciri ketrampilan orisinil (keaslian):
keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir. a) Memberi gagasan yang relatif baru dalam
Selanjutnya, Munandar (1999) juga menambahkan menyelesaikan masalah atau jawaban yang lain dari
bahwa kemampuan berpikir kreatif yang berhubungan yang sudah biasa menjawab suatu pertanyaan.
dengan pengetahuan kognitif dapat dilihat dari keterampilan b) Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim
berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
berpikir orisinil. Penjelasan ciri-ciri yang berkaitan dengan Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan para
keterampilan-keterampilan tersebut diurakan sebagai ahli, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah
berikut La Moma (2015): aktivitas mental yang terkait dengann kepekaan terhadap
1) Ciri-ciri keterampilan kelancaran : suatu masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-
a) Mencetuskan banyak gagasan dalam memecahkan ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, derta
masalah dapat membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan
b) Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu masalah.
suatu pertanyaan b. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
c) Memberikan banyak cara atau saran untuk Berpikir kreatif dalam matematika dapat dipandang
melakukan berbagai hal sebagai orientasi atau disposisi tentang instruksi matematis,
d) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak termasuk tugas penemuan dan pemecahan masalah.
daripada anak-anak lain. Aktivitas tersebut dapat membawa siswa mengembangkan
2) Ciri-ciri keterampilan berpikir luwes (fleksibel) pendekatan yang lebih kreatif dalam matematika. Tugas
a) Menghasilkan variasi-variasi gagasan penyelesaian aktivitas tersebut dapat digunakan oleh guru untuk
masalah atau jawaban suatu pertanyaan. meningkatkan kemampuan siswa dalam hal yang berkaitan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono(2014:107), penelitian eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Oleh karena itu, dalam penelitian eksperimen ada
perlakuan (treatment), dan adanya kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan desain kelompok control yaitu
Pretest-Posttest Control Design. Di mana terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara random, kelompok pertama
diberi perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok yang lain tidak
(kelas kontrol) (Wina Sanjaya,2013:105).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
dengan desain Pretest-Posttest Control Design yaitu:
1. Menentukan subjek untuk dijadikan sampel penelitian dan
mengelompokkannya pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
2. Memberikan pretest baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol
3. Mencari rata-rata kedua kelompok tadi.
4. Memberikan treatment (perlakuan) pada kelompok eksperimen
dan menjaga agar kelompok kontrol tidak terpengaruh dengan
perlakuan.
49
50 71
5. Memberikan posttest baik kelompok eksperimen maupun n1 = jumlah peserta didik kelas eksperimen
kelompok kontrol. n2 = jumlah peserta didik kelas kontrol
s1
2
= variansi kelas eksperimen
6. Mencari rata-rata hitung dan hasil posttest untuk masing-masing
s 2 = variansi kelas kontrol
2
kelompok kemudian mencari selisih atau perbedaan dari dua
Dalam hal ini, kriteria pengujinya adalah H0 ditolak
rata-rata tersebut.
jika (Sudjana, 1996 : 243):
7. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk
menentukan apakah penerapan treatment (perlakuan) itu t ≥
berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok Dengan:
eksperimen. = dan =
Menggunakan uji statistik untuk menentukan apakah
perbedaan hasil itu signifikan atau tidak pada taraf signifikasi t1 = t(1 - α)(n1 - 1) dan t2 = t(1 - α)(n2 - 1)
tertentu.
Dimana: terdiri dari dua kelas dan terdiri dari 51 peserta didik
̅ = rata-rata data kelas eksperimen peserta didik, VIII B terdiri dari 22 peserta didik.
̅ = rata-rata data kelas kontrol 2. Sampel
n1 = jumlah peserta didik kelas eksperimen Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
n2 = jumlah peserta didik kelas kontrol
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016 : 91). Dalam
= simpangan baku kelas eksperimen
penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas
= simpangan baku kelas kontrol
VIII di MTs Al-Ittihad Semowo.
s2 = simpangan baku gabungan
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
d) Kesimpulan H0 diterima jika t < ttabel dimana ttabel=
Sampel (Sugiyono, 2016 : 91). Pada penelitian ini teknik yang
t1-α dan diperoleh dari tabel nilai t dengan taraf
digunakan adalah teknik sampling jenuh, yaitu teknik
signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = +
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
– 2.
sebagai sampel (Sugiyono, 2016 : 96) . Cara demikian dilakukan
e) Apabila variansi kedua kelompok tidak sama (σ12 ≠
karena hanya terdapat 2 kelas pada kelas VIII di MTs Al-Ittihad.
σ22) maka pengujian hipotesis menggunakan
Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih
rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996 : 243):
dahulu dilakukan uji tahap awal yang meliputi uji normalitas, uji
x1 x 2
t
2 2
homogenitas dan uji kesamaan rata-rata. Setelah data normal,
s1 s
2
n1 n2 homogen, dan memiliki rata-rata yang identik, kemudian dipilih
kelas eksperimen dan kontrol secara acak dengan cara undian,
Keterangan:
dari teknik inilah didapat kelas VIII A sebagai kelas kontrol yang
̅ = rata-rata data kelas eksperimen
̅ = rata-rata data kelas kontrol tetap mendapat pembelajaran dengan metode konvensional dan
52 69
kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang mendapat Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). apakah kedua populasi mempunyai varians yang sama
D. Variabel dan Indikator Penelitian atau tidak dengan uji homogenitas variansi dengan uji-
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari F. Dalam uji homogenitas ini sama dengan uji
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang homogenitas tahap awal (Sudjana,1996:250).
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 3) Uji Perbedaan Rata-Rata
kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan Uji perbedaan rata-rata digunakan untuk menguji
variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian apakah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan PBL
dapat dibedakan menjadi (Sugiyono,2013:61): lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif siswa
1. Variabel Independen (variabel bebas) merupakan variabel dengan model konvensional. Uji perbedaan rata-rata
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya yang digunakan adalah uji t satu pihak yaitu pihak
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian kanan, langkah-langkah nya sebagai berikut (Sudjana,
ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran 1996 : 243).
Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan pada kelas a) Menentukan hipotesis:
eksperimen. H0 : µ1 ≤ µ2
2. Variabel Dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang H1: µ1 > µ2
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel Dengan:
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah: µ1 : rata-rata kelompok eksperimen
a. Keaktifan belajar peserta didik. Adapun Indikator µ2 : rata-rata kelompok kontrol
keberhasilan dalam penelitian ini efektif jika rata-rata nilai b) Menentukan taraf signifikan yaitu α = 5%.
observasi keaktifan belajar peserta didik kelas eksperimen c) Dengan statistika uji:
setelah mendapatkan model pembelajaran PBL meningkat Apabila varian kedua kelompok sama (σ ) = σ )
dibandingkan sebelum mendapatkan model pembelajaran maka rumus yang digunakan adalah :
PBL. x1 x 2
t hitung
1 1
s
n1 n2
68 53
Apabila data tidak berdistribusi normal, maka b. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Adapun indikator
rumus yang digunakan (sundayana, 2014) adalah keberhasilan dalam penelitian ini dikatakan efektif jika rata-
sebagai berikut: rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelas
eksperimen lebih baik dari rata-rata kemampuan berpikir
kreatif matematis kelas kontrol.
Apabila Zhitung<Ztabel dan signifikansi lebih kecil dari E. Teknik Pengumpulan Data
0,05 maka H0 diterima, dan apabila kriteria tersebut 1. Metode Tes
tidak terpenuhi maka H1 diterima. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
b. Analisis Tahap Akhir kemampuan berpikir kreatif yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
Analisis Tahap akhir ini dilakukan dengan tujuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh
kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas gambaran mengenai nilai pembelajaran matematika materi
eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan sistem persamaan linier dua variabel . Teknik tes dalam
perlakuan yang berbeda. Data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan setelah diberikan perlakuan (treatment)
analisis ini adalah data tes post-test. Adapun langkah kepada kelas eksperimen dan kelas control yang tanpa diberikan
pengujian yang dilakukan antara lain sebagai berikut : perlakuan dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir,
1) Uji Normalitas apakah ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan
Uji normalitas pada tahap akhir ini digunakan kelas kontrol. Tes diberikan kepada kedua kelas dengan alat tes
untuk mengetahui apakah data nilai tes kemampuan yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji
berpikir kreatif peserta didik berdistribusi normal atau kebenaran hipotesis penelitian yaitu, untuk mengukur tingkat
tidak. Langkah-langkah uji normalitas pada analisis berpikir kreatif peserta didik.
data tahap akhir sama dengan langkah-langkah uji 2. Metode Dokumentasi
normalitas pada analisis tahap awal Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai
2) Uji Homogenitas hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda,
54 67
dan sebagainya (Arikunto, 2006:274). Metode Dokumentasi menggunakan uji paired sample t-test (uji perbedaan
juga bertujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat dua rata-rata populasi sehubungan):
penelitian, seperti : laporan kegiatan, foto-foto, buku yang
relevan, peraturan-peraturan, film dokumenter (Ridwan,
2009 : 31). Dalam penelitian ini metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data tentang nama siswa
dan nilai ulangan tengah semester mata pelajaran
matematika kelas VIII Semester Ganjil 2017/2018 MTs Al-
Ittihad Semowo. Hal tersebut bertujuan untuk untuk Keterangan :
menguji normalitas dan homogenitas sampel. D : Rata-rata selisih sesusah dan sebelum
3. Metode Observasi Sd : Standar Deviasi
Metode observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) n : Jumlah sample
merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari
proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013 : 203). Kriteria H0 diterima apabila nilai thitung kurang dari
Pada penelitian ini metode observasi digunakan untuk nilai ttabel (thitung<ttabel) dan signifikansi lebih kecil dari
mengamati langsung dan memperoleh data keaktifan siswa 0,05(α = 5%), dengan demikian apabila tidak terpenuhi
kelas VIII Mts Al-Itihad yang memperoleh pembelajaran syarat tersebut maka H1 diterima dan terdapat
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan peningkatan keaktifan belajar antara sebelum dan
pembelajaran konvensonal. Peneliti meminta bantuan Guru sesudah. Apabila rata-rata nilai observasi sesudah lebih
mapel sebagai observer untuk menilai tingkat keaktifan baik sebelum maka dapat disimpulkan bahwa model
peserta didik karena Guru mapel tahu perkembangan pembelajaran Problem Based Learning efektif untuk
kondisi siswa yang sedang diteliti, baik itu kelas kontrol dan meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII pada
kelas eksperimen. materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, sehingga
model pembelajaran yang diterapkan efektif untuk
digunakan.
66 55
5) Hitunglah selisih F (zi) = P (z < zi) kemudian tentukan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan
harga mutlaknya. keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen. Data yang
6) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga digunakan adalah nilai lembar observasi keaktifan belajar
mutlak selisih tersebut. Sebutkan harga terbesar ini siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah dilakukan
Lo. treatment. Adapun langkah pengujian yang dilakukan
7) Kesimpulan, jika ≤ , H0 diterima maka data antara lain sebagai berikut :
berdistribusi normal. Dimana Ltabel dengan jumlah
1) Uji Normalitas
sampel ndan α = 5%
Uji normalitas pada tahap akhir ini digunakan
b. Uji Homogenitas
untuk mengetahui apakah data nilai lembar observasi
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
keaktifan belajar kelas eksperimen sesudah dilakukan
kedua kelas mempunyai varian yang sama atau tidak.
treatment berdistribusi normal atau tidak. Langkah-
Populasi-populasi dengan varians yang sama besar
langkah uji normalitas pada analisis data tahap akhir
dinamakan populasi dengan varians yang homogen
sama dengan langkah-langkah uji normalitas pada
(Sudjana,1996:249). Kelas-kelas yang mempunyai varians
analisis tahap awal
yang sama maka kelas-kelas tersebut dikatakan homogen.
Data yang digunakan adalah lembar jawab siswa ulangan
64 57
skewed, sedangkan tes yang mudah (TK ˃ 0,70) materi Persamaan garis lurus. Uji homogenitas dalam
distribusinya berbentuk negatif skewed. Adapun penelitian ini menggunakan uji variansi dengan uji-F
kriteria yang peneliti gunakan adalah butir soal yang (Sudjana,1996:250).
memiliki tingkat kesukaran sedang. 1) Menentukan hipotesis:
4) Analisis Daya Beda butir soal H0 : σ12 = σ22 (kedua kelas berasal dari populasi
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu dengan varian homogen)
soal untuk membedakan antara peserta didik yang H1 : σ12 ≠ σ22 (kedua kelas berasal dari populasi
berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang dengan varian tidak homogen)
berkemampuan rendah. Rumus untuk mengetahui 2) Dengan statistika uji:
daya pembeda soal bentuk contucted response (soal
=
uraian) dapat menggunakan rumus sebagai berikut
3) Kesimpulan, H0 ditolak hanya jika F ≥ F½α(v1,v2), dengan
(Wahyudin zarkasyi, 2015 : 217 ) :
F½α(v1,v2) didapat daftar distribusi F dengan peluang ½α,
DP = sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-
masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut
dimana dk = n -1, α = taraf nyata .
Keterangan:
c. Uji Kesamaan Rata-Rata Dua Sisi
DP = daya pembeda
Uji kesamaan rata-rata dua sisi digunakan untuk
̅ = Rata-rata kelas atas
menguji apakah ada kesamaan rata-rata antara kedua
= Rata-rata kelas bawah
kelompok (Sudjana, 1996 : 239), Langkah-langkah yang
= Skor maksimal
digunakan sebagai berikut :
Untuk menentukan kriteria pada daya pembeda,
1) Menentukan hipotesis:
digunakan klasifikasi sebagai berikut (Wahyudin
H0 : µ1 = µ2 (kedua sample mempunyai rata-rata yang
Zarkasyi, 2015 : 217 ) :
identik)
0,70 < DP ≤ 1,00 = Sangat Baik
0,40 < DP ≤ 0,70 = Baik
58 63
H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua sample mempunyai rata-rata yang Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah
tidak identik) satu indikator yang dapat menunjukkan kualitas butir
2) Menentukan statistik yang digunakan adalah uji t dua soal tersebut apakah termasuk sukar, sedang atau
pihak. mudah. Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah
3) Menentukan taraf signifikasi yaitu α = 5% atau terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk
4) Dengan statistika uji: mengetahui indeks kesukaran butir soal uraian adalah
Apabila varian kedua kelompok sama (σ12 = σ ) maka sebagai berikut (Kusaeri & Suprananto, 2012: 174-
rumus yang digunakan adalah : 175)
x1 x 2 =
t hitung
1 1 Dengan,
s
n1 n 2 =
̅ = skor rata-rata dari kelompok eksperimen 2 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang Diterima
Untuk mengetahui reliabelitas instrument soal 5) Kesimpulan H0 diterima jika –t1-1/2α < t < t1-1/2α dimana
digunakan rumus Alpha sebagai berikut (Anas ttabel diperoleh dari tabel nilai t dan derajat kebebasan
Sudijono, 2008 : 208): dk = + – 2 (Sudjana, 1996 : 239). 001.422
∑
= 1− Nana sudjana 370.11, 371.27
Dengan: 6) Apabila variansi kedua kelompok tidak sama (σ12 ≠
(∑ )
∑ − σ22) maka pengujian hipotesis menggunakan rumus
=
sebagai berikut:
Dimana:
r11 = reliabilitas yang dicari/koefisien reliabilitas tes x1 x 2
t hitung
n = banyaknya butir soal atau pertanyaan
2 2
s1 s
2
1 = bilangan konstan n1 n2
ΣSi2 = jumlah varians skor tiap-tiap butir item
St2 = varians total
Keterangan:
Patokan pemberian interpretasi terhadap
̅ = rata-rata data kelas eksperimen
koefisien reliabilitas tes r11 adalah (Anas Sudijono, ̅ = rata-rata data kelas kontrol
2008 : 208-209) n1 = jumlah peserta didik kelas eksperimen
(a) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar n2 = jumlah peserta didik kelas control
s1
2
= variansi kelas eksperimen
daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang
s2
2
= variansi kelas control
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah
Dalam hal ini, kriteria pengujinya adalah H0 diterima
memiliki reliabilitas tinggi (=reliable)
jika:
(b) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes
hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya − <t <
dinyatakan belu, memiliki reliabilitas tinggi (= Dengan:
un-reliable) s1
2
s2
2
W1 = dan W2 =
3) Tingkat Kesukaran Soal
60 61
t1 = t(1 -1/2α)(n1 - 1) dan t2 = t(1 – 1/2α)(n2 - 1) (Sudjana, 1996 : moment yang dikemukaan oleh Pearson dengan angka
241) kasar sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2012 : 87)
2. Tahap Analisis Instrumen ∑ − (∑ )(∑ )
=
Analisis ini dilakukan guna mengetahui kualitas butir soal { ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }
tes kemampuan berpikir kreatif dan kualitas pernyataan Keterangan:
lembar observasi keaktifan belajar siswa rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan
a. Analisis instrumen untuk mengetahui kualitas pernyataan variabel Y, dua variabel yang
lembar observasi dikorelasikan
Guna mengetahui kelayakan lembar observasi tentang N = banyaknya peserta didik yang
keaktifan belajar siswa, lembar pernyataan tersebut mengikuti tes
diberikan langsung kepada ahli, dalam hal ini adalah Guru ΣX = jumlah skor item
mapel matematika di MTs Al Ittihad. Hal tersebut ΣY = jumlah skor total
dilakukan untuk mendapatkan kritik, masukan dan Σ X2 = jumlah kuadrat skor item
persetujuan tentang poin-poin yang digunakan untuk Σ Y2 = jumlah kuadrat skor total
menilai keaktifan siswa dikelas eksperimen maupun kelas Σ XY = jumlah perkalian skor item dan skor
kontrol. total
b. Analisis instrumen mengetahui kualitas soal tes Setelah rxy diperoleh, kemudian dibandingkan dengan
kemampuan berpikir kreatif yang diujikan. rtabel product moment dengan taraf signifikansi 5%,
1) Validitas jika rhitung > rtabel , maka butir soal yang diajukan valid.
Validitas atau kesahihan, sebuah tes dikatakan 2) Reliabilitas
valid apabila sesuai dengan keadaan nyata dan dapat Reliabilitas adalah tingkat atau derajat
memberikan gambaran tentang data secara benar konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dapat
sesuai keadaan sesungguhnya (Suharsimi Arikunto, dikatakan reliabel jika tes tersebut selalu memberikan
2012 : 79). Teknik yang digunakan untuk mengukur hasil yang sama dalam waktu yang berbeda (Zaenal
validitas butir soal digunakan korelasi product Arifin, 2009:259).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Kegiatan pengambilan data dilaksanakan di MTs Al-Ittihad
Semowo Kab. Semarang mulai tanggal 29 November 2017 sampai
tanggal 14 Desember 2017. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen,
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatment (perlakuan) tertentu (Sugiyono, 2014 : 107).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
Mts Al-Ittihad Semowo Kabupaten Semarang yang terdiri dari dua
kelas yaitu VIII A berjumlah 29 siswa dan VIII B berjumlah 22.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
diambil melalui teknik sampling jenuh, yaitu semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Kelas eksperimen dan kelas
kontrol ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan uji tahap
awal, yakni meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
kesamaan rata-rata dengan menggunakan data nilai pre-test materi
persamaan garis lurus. Setelah data normal, homogen, dan memiliki
rata-rata yang identik, kedua kelas dinyatakan berangkat dari
kemampuan awal yang sama, kemudian kelas eksperimen dan kelas
kontrol dipilih menggunakan cara acak atau undian. berdasarkan
undian yang dilakukan diperoleh kelas VIIIB sebagai kelas
eksperimen yang akan diberikan treatment berupa model
pembelajaran problem Based Learning (PBL) dan kelas VIIIA
72
73 106
sebagai kelas kontrol sebagai kelas yang tidak diberikan treatment Penelitian ini dibatasi hanya pada satu sekolah. Oleh
atau masih tetap menggunakan pembelajaran konvensional. Materi karena itu, terdapat kemungkinan hasil yang berbeda apabila
yang digunakan untuk mendapatkan data pada penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan pada tempat yang berbeda.
materi sistem persamaan linier dua variabel. Materi ini merupakan 2. Keterbatasan waktu penelitian
materi pada semester gasal dalam Kurikulum Tingkat Satuan Waktu yang digunakan penelitian sangat terbatas karena
Pendidikan (KTSP), sesuai dengan kurikulum yang sedang peneliti hanya memiliki waktu sesuai keperluan (materi) yang
dilaksanakan di MTs Al-Ittihad Semowo Kabupaten Semarang pada berhubungan dengan penelitian. Akan tetapi dengan waktu
tahun ajaran 2016/2017. yang singkat, penelitian ini telah memenuhi syarat-syarat
Data yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir penelitian ilmiah.
kreatif siswa kelas VIII didapatkan melalui pemberian post-test baik 3. Keterbatasan kemampuan
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil dari post-test Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan
kemudian dilakukan penilaian sesuai dengan pedoman penskoran kemampuan yang dimiliki peneliti. Peneliti menyadari bahwa
kemampuan berpikir kreatif. kemampuan yang dimiliki peneliti sangat terbatas. Oleh karena
Penelitian ini juga mengukur tingkat keaktifan siswa sebelum itu, bimbingan dari dosen pembimbing yang dilakukan sangat
dan ketika dilakukan treatment, guna mengetahui peningkatan nilai membantu mengoptimalkan hasil penelitian ini.
rata-rata keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimen. Data yang
digunakan berasal dari lembar observasi keaktifan belajar ketika
pembelajaran materi persamaan garis lurus (sebelum dilakukan
treatment) dan lembar observasi ketika dilakukan pembelajaran
PBL(treatment). Pengisian lembar observasi dilakukan oleh
observer, dalam hal ini adalah guru Mata Pelajaran Matematika
kelas VIII. Lembar observasi kemudian dihitung nilai rata-rata dan
kemudian diandingkan antara sebelum penelitian dan ketika
dilakukan penelitian. Keaktifan belajar siswa dikatakan meningkat
105 74
Adanya perbedaan ini dipengaruhi oleh perlakuan yang jika rata-rata nilai observasi pada pembelajaran PBL lebih tinggi
berbeda yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. daripada nilai observasi pada pembelajaran sebelumnya.
Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Problem Based Learning di mana siswa diberikan kesempatan untuk 1. Tahap Persiapan
berperan secara aktif, membangun pengetahuan baru, serta Adapun hal-hal yang meliputi tahap persiapan antara lain :
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim saat pembelajaran a. Melakukan observasi untuk mengetahui subyek (populasi
berlangsung. Menurut Muhammad Fathurrohman (2016:112) yang akan diteliti) dan obyek penelitian (apa yang akan di
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mampu teliti)
menjadikan masalah nyata sebagai pemicu bagi proses belajar b. Menyusun kisi-kisi dan instrumen soal pre-test dan post-
peserta didik sebelum mereka mengetaui konsep. Kemudian test uji coba, serta Menyusun lembar observasi keaktifan
Margetson (1994) yang dikuti Rusman(2017:334) PBL membantu belajar.
meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang c. Melakukan validitas lembar observasi yang di validasi oleh
hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar guru Mata Pelajaran Matematika kelas VIII. Setelah
aktif. mendapatkan masukan, saran, kemudian meminta bantuan
Dalam teori kontruktivisme dikemukakan bahwa belajar guru Mapel untuk ngisi lembar observasi sesuai dengan
sebagai proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh si kondisi siswa ketika pembelajaran materi persamaan garis
pelajar itu sendiri. Dan dalam teori brunner dijelaskan bahwa lurus (sebelum dilakukan treatment).
proses belajar mementingkan partisipasi aktif dari siswa. Hal ini d. Mengujicobakan instrumen pre-test dan post-test kepada
sesuai dengan model pembelajaran yang mana pada Problem Based siswa yang telah mendapatkan materi SPLDV, yaitu kelas
Learning (PBL) ini siswa diminta untuk berpartisipasi aktif untuk IX.
mengkontruksi dan menemukan pengetahuannya sendiri. e. Menganalisis instrumen soal uji coba dan mengambil soal
D. Keterbatasan Penelitian yang valid untuk dijadikan soal pre-test dan post-test.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat banyak f. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta
keterbatasan, antara lain: menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan
1. Keterbatasan tempat penelitian dalam proses pembelajaran.
75 104
g. Melakukan pre-test pada kedua kelas VIII. kelas kontrol yang hanya menggunakan pembelajaran konvensional
h. Melakukan uji tahap awal untuk menentukan keadaan awal memiliki distribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas
dengan uji normalitas, uji homogenitas, serta uji kesamaan terhadap kedua kelas dan disimpulkan bahwa nilai berpikir kratif
rata-rata. kedua kelas memiliki varians yang sama atau homogen. Kemudian
i. Setelah kedua kelas normal, homogen dan memiliki rata- dilakukan uji perbedaan dua rata-rata untuk menguji hipotesis
rata yang sama, kemudian menentukan kelas kontrol dan penelitian.
kelas eksperimen. Uji perbedaan rata-rata menggunakan uji t karena data
2. Tahap Pelaksanaan berdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan diperoleh
a. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen adalah
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen 75,05 dan kelas kontrol adalah 64,83. Selanjutnya dilakukan uji t
yaitu kelas VIII B adalah menggunakan model yang memperoleh thitung = 3,719 dan t1-α = 1,677. Dari hasil tersebut
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Waktu yang menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
digunakan dalam penelitian ini adalah tiga kali pertemuan, Yang artinya kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas
terdiri dari dua pertemuan untuk kegiatan pembelajaran eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem
dan satu kali pertemuan untuk post-test. Pada pertemuan Based Learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
pertama kegiatan pembelajaran diisi dengan materi konvensional memiliki rata-rata yang berbeda.
pengertian SPLDV, membuat model matematika, dan Penghitungan rata-rata selanjutnya, digunakan untuk
menyelesaikan SPLDV menggunakan metode eliminasi. menghitung rata-rata nilai observasi keaktifan belajar pada kelas
Pertemuan kedua diisi materi menyelesaikan SPLDV eksperimen sebelum dan ketika mendapatkan model pembelajaran
dengan metode substitusi dan metode grafik. Problem Based Learning (PBL). Diperoleh nilai rata-rata obervasi
b. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol. sebelum treatment (awal) 61,36 dan ketika treatment (akhir) 71,21.
Pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol yaitu kelas Yang artinya rata-rata keaktifan belajar peserta didik kelas
VIII A adalah menggunakan model konvensional seperti eksperimen ketika menggunakan model pembelajaran Problem
biasanya. Waktu dan materi yang digunakan dalam kelas Based Learning (PBL) meningkat dari pada sebelum menggunakan
Problem Based Learning (PBL).
103 76
Soal post-test yang digunakan untuk mengukur kemampuan kontrol sama dengan yang digunakan pada kelas
berpikir kreatif siswa berjumlah lima butir soal yang sebelumnya eksperimen
sudah diujicobakan pada kelas IXA. Soal post-test juga telah diuji 3. Tahap Evaluasi pembelajaran
kelayakan melalui empat uji, yaitu : uji validitas, uji reliabilitas, uji Evaluasi disini terbagi menjadi dua, yang pertama
tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Post-test diberikan berupa pelaksanaan post-test untuk mengukur kemampuan
kepada kelas eksperimen (VIIIB) setelah diberi perlakuan berpikir kreatif peserta didik pada kelas kontrol dan kelas
menggunakan pembelajaran PBL dan kepada kelas kontrol (VIIIA) eksperimen setelah mendapatkan pembelajaran materi SPLDV
yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada akhir dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda.
pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar perbedaan Penerapan evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
kemampuan berpikir kreatif kedua kelas tersebut. belajar siswa pada aspek kemampuan berpikir kreatif setelah
Penelitian ini juga bertujuan mengukur keaktifan belajar mendapatkan treatment, yang nantinya data tersebut
peserta didik pada kelas eksperimen menggunakan lembar digunakan sebagai pembuktian hipotesis.
observasi keaktifan siswa. Pengukuran tersebut dilakukan Evaluasi yang kedua berupa perbandingan nilai rata-rata
sebanyak dua kali yaitu yang pertama pada pembelajaran materi lembar observasi keaktifan belajar siswa kelas eksperimen
persamaan garis lurus (materi sebelum dilakukan treatment) dan sebelum dilakukan treatment dan ketika dilakukan
yang kedua pada pembelajaran PBL (ketika treatment). Kedua hasil pembelajaran PBL(treatment). Keaktifan belajar dikatakan
pengukuran tersebut dibandingkan berdasarkan besar nilai rata- meningkat jika nilai rata-rata lembar observasi ketika
rata lembar observasi. Keaktifan belajar siswa dikatakan pembelajaran PBL berlangsung lebih tinggi dari nilai rata-rata
meningkat jika nilai rata-rata lembar observasi keaktifan belajar lembar observasi pada materi sebelumnya.
siswa sesudah perlakuan lebih tinggi dari nilai rata-rata sebelum Tabel 4.1
Data Nilai pre-test Kelas VIII A Dan Kelas VIII B
dilakukan perlakuan.
Berdasarkan hasil uji normalitas tahap akhir nilai Kelas VIIIA Kelas VIIIB
Kemampuan berpikir kreatif kedua kelas menunjukkan bahwa data Skor Tertinggi 88,89 83,33
Skor Terendah 44,44 44,44
kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen yang Rata-Rata 70,41 68,50
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Standar Deviasi 11,846 8,540
77 102
Tabel 4.2 dan kelas VIII B. Sebelum ditentukan kelas eksperimen dan kelas
Data Nilai post-test Kelas VIIIB Sebagai Kelas Eksperimen Dan Kelas
kontrol penelitian, pada kedua kelas tersebut diuji normalitas,
VIIIA Sebagai Kelas Kontrol
homogenitas, dan kesamaan rata-rata. Data awal yang digunakan
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
pada penelitian ini adalah nilai pre-test persamaan garis lurus.
Skor Tertinggi 82,22 91,11
Skor Terendah 42,22 60,00 Berdasarkan nilai pre-test tersebut didapat rata-rata kelas VIIIA =
Rata-Rata 64,83 75,05 70,43 dan kelas VIIIB = 68,35. Setelah dilakukan uji t diperoleh
Standar Deviasi 10,872 7,937
kriteria − < < yaitu −2,010 < −0,693 < 2,010 sehingga H0
Tabel 4.3
diterima.
Data nilai rata-rata keaktifan sebelum dan sesudah
Berdasarkan uji tahap awal yang dilakukan, dapat
OBSERVASI AWAL AKHIR
KATEGORI disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal aspek
AWAL AKHIR % %
RENDAH 6 1 27% 5% berpikir kreatif yang tidak jauh berbeda. Kedua kelas kemudian
SEDANG 10 10 45% 45% diambil secara undian untuk dipilih kelas eksperimen dan kelas
TINGGI 4 8 18% 36%
SANGAT TINGGI 2 3 9% 14% kontrol, kemudian didapatkan kelas VIIIA sebagai kelas kontrol dan
TOTAL 22 22 100% 100% kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen.
RATA-RATA POIN 7,364 8,545 Proses Penelitian dilakukan dengan cara memberikan
RATA-RATA SKOR 61,00 71,00
treatment/perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol tetapi dengan materi belajar yang sama yaitu materi
B. Analisis Data
sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). Kelas eksperimen
1. Analisis Uji Coba Instrumen
(VIIIB) diberikan treatment/perlakuan menggunakan model
a. Lembar observasi
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sedangkan kelas
Sebelum diujikan kepada subyek penelitian, lembar observasi
kontrol (VIIIA) menggunakan pembelajaran konvensional.
terlebih dahulu divalidasi oleh seorang ahli, seorang ahli yang
Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan alokasi waktu tiga kali
dipilih oleh peneliti adalah Guru Mata Pelajaran Matematika
pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua untuk proses
MTs Al-Ittihad yaitu Luzarrit Firdausi, S.Pd. Sehingga
pembelajaran dan penilaian lembar observasi keaktifan siswa.
didapatkan pernyataan pada lembar observasi dengan
Pertemuan ketiga untuk pelaksanaan post-test.
kategori baik, kemudian pernyataan pada lembar observasi
101 78
Tabel 4.5
Dari data diperoleh : Analisis Validitas Butir Soal Tahap Pertama pre-test
Tabel 4. 26
No. Perbandingan Keterangan
Tabel Perhitungan Perbedaan Rata-rata berpikir kreatif
Butir
Kelas Kelas Soal
Sumber Variasi
Eksperimen Kontrol 1 0,794 0,532 > Valid
N (Jumlah Peserta 22 29 2 0,714 0,532 > Valid
didik) 3 0,796 0,532 > Valid
75,05 64,83
4 0,787 0,532 > Valid
Variansi ( ) 62,909 118,190
5 0,293 0,532 > Invalid
Standar Deviasi ( ) 7,937 10,872
6 0,226 0,532 > Invalid
7 0,572 0,532 > Valid
(22 − 1)62,990 + (29 − 1)118,190 8 0,688 0,532 > Valid
=
(22 + 29 − 2) 9 0,505 0,532 > Invalid
10 -0,041 0,532 > Invalid
(1322,783) + (3309,323)
= Dari hasil analisis tersebut diperoleh 4 butir soal
49
pre-test yang tidak valid. Untuk perhitungan secara lengkap
(4632,107) dapat dilihat pada lampiran 16. Karena masih terdapat butir
=
49
soal yang tidak valid, maka dilakukan uji validitas tahap
= 9,723 kedua.
̅ − ̅
=
1 1 Tabel 4.6
+
Analisis Validitas Butir Soal Tahap Kedua pre-test
, ,
= = 3,719 No. Perbandingan Keterangan
, Butir
Soal
1 0,837 0,532 > Valid
2 0,760 0,532 > Valid
3 0,837 0,532 > Valid
4 0,766 0,532 > Valid
81 98
( − ) +( − )
=
( + − )
97 82
model PBL pada kelas eksperimen berdistribusi normal, 3) Analisis Tingkat Kesukaran
sehingga rumus statistik yang digunakan adalah statistik Analisis tingkat kesukaran ini digunakan untuk
parametris, yaitu uji t untuk uji dua rata-rata populasi mengetahui butir-butir soal yang tergolong sukar,
berhubungan (paired sample t-test). Hasil analisis normalitas sedang, atau mudah. Interpretasi tingkat kesukaran
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 47. diklasifikasikan sebagai berikut:
2) Uji Perbedaan Rata-rata 0,00 < p ≤ 0,30 (Sulit)
Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata 0,30 < p ≤ 0,70 (Sedang)
menggunakan paired sample t-test pada lampiran 48, 0,70 < p ≤ 1,00 (Mudah)
diperoleh sebagai berikut: a) Tingkat kesukaran instrumen pre-test
Berdasarkan contoh perhitungan pada lampiran
=
√ 20, diperoleh hasil tingkat kesukaran sebagai berikut:
9,8485
= Tabel 4.10
6,1055
√22 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Soal pre-test
Butir Besar p Keterangan
= 7,5658
Soal
1 0,619 Sedang
2 0,460 Sedang
Tabel 4.23 3 0,548 Sedang
Hasil Uji Perbedaan rata-rata keaktifan belajar 4 0,611 Sedang
7 0,516 Sedang
No Nilai 8 0,460 Sedang
thitung 7,5658
ttabel 1,721
Pada α = 5% dengan dk = 22-1, diperoleh ttabel(t(0,95)(21)) = b) Tingkat kesukaran instrumen post-test
1,721 . Berdasarkan contoh perhitungan pada lampiran
3) Uji Hipotesis Penelitian 31, diperoleh hasil tingkat kesukaran sebagai berikut:
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa
85 94
diterima sehingga ada kesamaan rata-rata kelas VIIIA dan kelas Tabel 4.13
VIIIB (lampiran 39). Hasil Analisis Daya Pembeda Instrumen Soal post-test
Butir Soal Besar Daya Keterangan
Beda
3. Analisis Data Tahap Akhir 1 0,648 Baik
4 0,556 Baik
Analisis data tahap akhir dilakukan untuk menganalisis 5 0,259 Cukup
keaktifan belajar dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. 8 0,241 Cukup
9 0,389 Cukup
Data keaktifan belajar diperoleh dari lembar observasi, sedangkan
data kemampuan berpikir kreatif ini diperoleh dari hasil post-test
Dari uji validitas, reliabelitas, tingkat kesukaran, dan daya
dengan menggunakan instrumen tes.
beda didapat 6 soal yang digunakan untuk pre-test dan 5 soal
a. Hasil data keaktifan belajar
untuk post-test kemampuan berpikir kreatif, yang mana susunan
Adapun analisis data tahap akhir untuk keaktifan belajar
soal tersebut sebagai berikut:
dengan membandingkan data observasi sebelum diberikan
87 92
61,36 − 68,10
2. Analisis Data Tahap Awal =
1 1
Analisis data tahap awal dilakukan untuk mengetahui 21,27020982 +
22 29
bahwa sampel berangkat dari kondisi awal yang sama. Data yang = −1,121
digunakan dalam analisis data tahap awal adalah nilai pre-test. Dengan α = 5% dan = 29 + 22 − 2 = 49 diperoleh
Di mana dari hasil perhitungan diketahui secara urut nilai rata- − < < yaitu −2,010 < −1,121 < 2,010 maka H0
rata kelas VIIIA = 70,43 dan VIIIB = 68,35. Data nilai pre-test
diterima sehingga ada kesamaan rata-rata kelas VIIIA dan kelas
dapat dilihat pada lampiran 35. Dalam analisis data tahap awal
kelas VIIIB (lampiran 8).
ini dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan
rata-rata. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
91 88
Tabel 4.19
Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal nilai pre-test berpikir
a. Uji Normalitas
kreatif
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan
Sumber varinasi VIIIA VIIIB
tujuan untuk mengukur apakah sebaran data yang
N (jumlah peserta didik) 29 22
70,43 68,35 didapatkan dari kelompok atau variabel memiliki distribusi
Variansi (S2) 141,457 75,743 normal ataukah tidak. Hipotesis yang digunakan untuk uji
Fhitung =
normalitas:
,
= ,
H0: Data berdistribusi normal
Berdasarkan perhitungan uji kesamaan variansi Adapun langkah-langkah pengujiannya seperti yang
diperoleh Fhitung = 1,878 dan Ftabel = 2,023 dengan α = 5%, telah dijelaskan pada BAB III dengan kriteria pengujian yang
dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = − = dipakai adalah H0 diterima jika ≤ . Berdasarkan
− = dan derajat kebebasan (dk) penyebut = perhitungan data tahap awal nilai observasi keaktifan belajar
− = − = . Jadi, Fhitung < Ftabel maka H0 dan nilai pre-test kemampuan berpikir kreatif diperoleh hasil
diterima. Yang berarti kedua kelompok memiliki varian uji normalitas sebagai berikut :
yang sama (lampiran 38). Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas Tahap Awal nilai observasi
c. Uji Kesamaan Rata-rata keaktifan belajar
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui No Kelas L0 Ltabel Perbandingan Ket.
1. VIIIA 0,124 0,163 ≤ Normal
apakah ada kesamaan rata-rata kelas VIIIA dan kelas VIIIB.
2. VIIIB 0,127 0,183 ≤ Normal
Statistik yang digunakan adalah uji t dengan hipotesis sebagai Berdasarkan tabel dapat diatas, dapat diketahui
berikut. bahwa kedua kelas berdistribusi normal (lampiran 5 dan
Hipotesis lampiran 6)
H0 : = (Rata-rata awal kedua kelas sampel sama)
H1 : ≠ (Rata-rata awal kedua kelas sampel tidak sama)
89 90
107
108 109
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Perbedaan 2. Bagi guru, sebaiknya menggunakan variasi mengajar yang lebih
ini disebabkan oleh perlakuan yang berbeda, di mana kelas menarik serta sesuai dengan materi yang diajarkan. Melakukan
eksperimen mendapat perlakukan dengan menggunakan pendekatan konstruktif agar siswa berani menuangkan ide yang
model pembelajaran Problem Based Learning , sementara dimilikinya agar siswa mampu menerima pembelajaran dengan
kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. lebih mudah dan dapat menyerap pembelajaran lebih baik.
Model pembelajaran Problem Based Learning sendiri Sedangkan saran untuk guru terkait dengan Model
mencoba mengajak peserta didik untuk belajar aktif pembelajaran Problem Based Learning yakni: dapat
menyelesaikan permasalahan nyata dan kemudian mendampingi peserta didik dalam penyelesaian masalah dan
menemukan alur konsep materi yang diajarkan. membatu peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran.
pembelajaran Problem Based Learning lebih efektif dibanding 3. Bagi sekolah, sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap
dengan model pembelajaran konvensional, artinya Model pembelajaran di kelas. Sehingga dapat melakukakan evaluasi
pembelajaran Problem Based Learning efektif terhadap keaktifan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas sekolah.
belajar dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas VIII 4. Bagi peneliti, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut akan
pada materi sistem persamaan linier dua variabel di MTs Al- pengaruh Model pembelajaran Problem Based Learning dengan
Ittihad Semowo Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018. pendekatan konstruktif pada lingkungan yang berbeda, selain
itu juga dapat mencari pendekatan yang sesuai dengan butir-
B. Saran butir indikator Kemampuan berpikir kreatif.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan
di atas, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah C. Penutup
sebagai berikut: Alhamdulillahirobbil ‘alamin atas segala kenikmatan dan
1. Bagi siswa, harus aktif, kreatif, dan kritis dalam pembelajaran kemudahan yang telah Allah SWT berikan, sehingga skripsi ini
sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar yang memiliki dapat terselesaikan. Tentu dalam pembahasan-pembahasan
kemampuan berpikir serta keaktifan belajar yang lebih baik. skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan
DAFTAR PUSTAKA
Kadir. 2016. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisa Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitia. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar baru.
A B C D E F Jumlah Nilai
No Nama
2 2 2 2 2 2 12 100
1 Abu Rif'an Farhani 2 1 1 1 1 1 7 58
2 Ahmad Syaiful Anwar 2 2 2 2 1 2 11 92
3 Ahmad Yahya Alhilma 1 0 1 1 1 1 5 42
4 Alif Luqman Ifana 2 2 1 1 2 2 10 83
5 Andika 2 2 2 0 1 1 8 67
6 Andre Ilyas Prayoga 1 1 1 1 1 1 6 50
7 Fahrul Safarudin 1 0 1 1 1 1 5 42
8 Ghofin Dias Ardani 2 1 1 2 2 2 10 83
9 Jovis Alfaiq 1 0 1 1 1 1 5 42
10 Lukman Hakim 2 2 1 1 1 1 8 67
11 M. Afta Maksum A. 1 0 1 1 1 1 5 42
12 M. Adib Al Idham 2 2 2 1 2 2 11 92
13 M. Ahlul Mukhorrobin 2 2 2 2 0 2 10 83
14 M. Azka Fikri Attaqi 2 1 1 1 0 1 6 50
15 M. Farhan Nurrobbi 1 2 2 2 0 2 9 75
16 M. Hadi Nurrofiq 1 0 0 0 1 1 3 25
17 M. Nasrul Arif 2 2 2 1 1 1 9 75
18 M. Rizki Ayoga 2 2 2 2 2 2 12 100
19 M. Sihabudin 2 1 1 1 1 1 7 58
20 M. Wahyudin 2 2 1 2 1 1 9 75
21 Nashoihul Ibad 1 1 1 1 1 1 6 50
22 Rahmad Agung Hanafi 2 2 2 2 2 2 12 100
23 Rizki Ramadhani 2 1 2 2 2 2 11 92
24 Rizki Saputra 2 1 1 1 1 1 7 58
25 Syarif 2 1 1 1 1 1 7 58
26 Tofix Umar 2 2 2 2 2 2 12 100
27 Yuda Andriyanto 2 2 2 2 2 2 12 100
28 Yusuf Faizal Fadhli 2 1 0 1 1 1 6 50
29 Hendy Leotama Rivaie 2 1 1 1 1 2 8 67
Lampiran 66 A Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
B Terlibat dalam pemecahan masalah
Contoh lembar jawab post-test kelas control C Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalaan yang dihadapi
D Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah
E Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
F Melatih diri dalam memecahkan soal
ℎ ℎ
Nilai = x 100
ℎ
Lampiran 4
A B C D E F Jumlah Nilai
No Nama
2 2 2 2 2 2 12 100
1 Aida Putri Pertiwi 2 1 1 1 1 1 7 58
2 Arina Manasikana 2 2 2 2 1 2 8 67
3 Ayu Sri Fathonah 1 0 1 1 1 1 5 42
4 Ayu Suhada 2 2 1 1 2 2 10 83
5 Dwi Umni Labibah 2 2 2 0 1 1 8 67
6 Erlin Suminar 1 1 1 1 1 1 6 50
7 Indah Dwi Istiqomah 1 0 1 1 1 1 5 42
8 Khoirul Hasanah 2 1 1 2 2 2 10 83
9 Lutfatul Qomariyah 1 0 1 1 1 1 5 42
10 Putri Amalia 2 2 1 1 1 1 8 67
11 Risa Mulyani 1 0 1 1 1 1 5 42
12 Rizka Roisatul Mar'ah 2 2 2 1 2 2 11 92
13 Rizma Reananta 2 2 2 2 0 2 4 33
14 Salamah 2 1 1 1 0 1 6 50
15 Silvia Indah Faila Suffah 1 2 2 2 0 2 9 75
16 Silvia Nurul Fadhilah 1 0 0 0 1 1 3 25
17 Siti Fujiati 2 2 2 1 1 1 7 58
18 Tahayyuun Nihayah 2 2 2 2 2 2 12 100
19 Tsalis Malihatul Husna 2 1 1 1 1 1 7 58
20 Tutik Karmila 2 2 1 2 1 1 8 67
21 Yuni Ari Susanti 1 1 1 1 1 1 6 50
22 Rara Qurrota A'yun 2 2 2 2 2 2 12 100
Lampiran 65
A Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
Contoh lembar jawab post-test kelas eksperimen B Terlibat dalam pemecahan masalah
C Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalaan yang dihadapi
D Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah
E Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
F Melatih diri dalam memecahkan soal
ℎ ℎ
Nilai = x 100
ℎ
Lampiran 5
Hipotesis:
: data berdistribusi normal
: data tidak berdistribusi normal
<
Hipotesis:
: data berdistribusi normal
: data tidak berdistribusi normal
<
Hipotesis
2 2
H 0 : σ1 = σ2
2 2
H 1 : σ1 ≠ σ2
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesisi menggunakan rumus:
=( )/( )
Daerah
penerima
an Ho
F1/2α,(n1-1),(n2-1)
Tabel Penolong Homogenitas
No. VIII A VIII B
1 58 58
2 92 67
3 42 42
4 83 83
5 67 67
6 50 50
7 42 42
8 83 83
9 42 42
10 67 67
11 42 42
12 92 92
13 83 33
14 50 50
15 75 75
16 25 25
17 75 58
18 100 100
19 58 58
20 75 67
21 50 50
22 100 100
23 92
24 58
25 58
26 100
27 100
28 50
29 67
Jumlah 1975,00 1350,00
n 29 22
68,10 61,36
Varians (s 2) 461,652 440,115
Standar deviasi (s) 21,486 20,979
Berdasarkan tabel di atas diperoleh:
461,652
F = = 1,049
440,115
Pada α = 5% dengan:
dk pembilang = n 1 - 1 = 29 -1 = 28
dk pembilang = n 2 - 1 = 22 -1 = 21
F (0,025),(28;21) = 2,023
Daerah
penerima
an Ho
1,049 2,023
Karena F hitung < F (0,025),(32;31) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
memiliki varians yang homogen (sama)
Lampiran 8 Lampiran 62
UJI KESAMAAN RATA-RATA TAHAP AWAL KEAKTIFAN BELAJAR
(UJI HIPOTESIS)
Surat Keterangan Uji Lab
Hipotesis
2 2
H0 : μ1 = μ2
2 2
H1 : μ1 ≠ μ2
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus:
Dimana,
n 1 1s12 n 2 1s 22
s
n1 n 2 2
Daerah
penerimaan Ho
-t(1-1/2a) t(1-1/2a)(n1+n2-2)
Tabel Penolong Perbandingan Rata-rata
No. VIII A VIII B
1 58 58
2 92 67
3 42 42
4 83 83
5 67 67
6 50 50
7 42 42
8 83 83
9 42 42
10 67 67
11 42 42
12 92 92
13 83 33
14 50 50
15 75 75
16 25 25
17 75 58
18 100 100
Lampiran 61 19
20
58
75
58
67
21 50 50
Surat bukti riset 22 100 100
23 92
24 58
25 58
26 100
27 100
28 50
29 67
Jumlah 1975 1350
n 29 22
68,10 61,36
Varians (s 2) 461,6516147 440,1154401
Standar deviasi (s) 21,48607956 20,97892848
Berdasarkan tabel di atas diperoleh:
( 22 -1 ) 440,115 + (29 -1 ) 461,652
s = = 21,270
22 + 29 - 2
61,36 - 68,10
t = = -1,121
21,27020982 1 1
+
22 29
Pada a = 5% dengan dk = 22 + 29 - 2 = 49 diperoleh t (0.95)(49) = 2,010
Daerah
penerimaan
Ho
-2,010 -1,121 2,010
Karena t berada pada daerah penerimaan H0, berarti H0 diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
rata-rata dari kedua kelompok/identik.
Lampiran 9 Lampiran 60
Daftar nama peserta didik kelas uji coba (IXA) Surat ijin riset
NO NAMA L/P KODE
1 Adi Wijaya L IXA01
2 Ahmad Saefudin L IXA02
3 Ajeng Yulia Anjani P IXA03
4 Alaik Siroj Maulana L IXA04
5 Alfina Damayanti P IXA05
6 Alfira Damayanti P IXA06
7 Alifah Fitriatul Khasanah P IXA07
8 Bagus Mahesa Sarjana L IXA08
9 Desy Erlina Sari P IXA09
10 Dewi Prihartini P IXA10
11 Dian Mariska P IXA11
12 Diana Wafiq Azizah P IXA12
13 Dwi Sulistyoningtyas P IXA13
14 Elvina Eka Yulia Putri P IXA14
15 Faa`iqah Adzraa Aisyah P IXA15
16 Fadhilah Ayu Ihsani P IXA16
17 Fahrul Anwar L IXA17
18 Febriyan Adi Kusuma L IXA18
19 Gilang Pramudya Nur S. L IXA19
20 Heru Susilo L IXA20
21 Hida Arafah P IXA21
22 Ibnu Syairozi L IXA22
23 Ibnu Wafa Albaihaqi L IXA23
24 Imam Sani Asyafi`i L IXA24
25 Indah Maulana Shofiyani P IXA25
26 Khoirotun Naziroh L IXA26
27 Laila Silviana Rofika P IXA27
28 Lia Fauziyah Kumalasari P IXA28
29 Lia Krisdayanti P IXA29
30 Lintang Nur Istiqomah P IXA30
31 Veni Zukhoirok P IXA31
32 Faisal Muhammad S. L IXA32
Lampiran 59 Lampiran 10
Surat keterangan penunjukan dosen pembimbing Daftar nama peserta didik kelas VIIIA
PEDOMAN PENSKORAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
PETUNJUK UMUM :
SOAL
1. Dapatkah Anda menentukan nilai kemiringan dari gambar tangga
dibahah? Jika tangga tersebut kita anggap sebagai garis lurus, maka
nilai kemiringan tangga tersebut dapat ditentukan dengan cara
membandingkan tinggi tembok yang dapat dicapai ujung tangga
dengan jarak kaki tangga dari tembok. Apa yang kalian ketahui
tentang gradien ?
2. Dalam sebuah perkemahan, diadakan kegiatan yaitu lomba Lampiran 56
pionering, dalam lomba tersebut setiap kelompok harus membuat F tabel
pioneering dengan ketentuannya sebagai berikut :
- Minimal membuat dua pioneering (diluar pioneering wajib)
- Buat pioneering dengan keadaan tongkat horizontal dan vertical
(pioneering wajib)
- Buat pioneering dengan keadaan tongkat horizontal dan vertical
(pioneering wajib)
3. Beranda
50 cm
Lantai dasar
Gambar diatas menunjukkan serambi belakang sekolah. Sebuah
jalan khusus bagi pengguna kursi roda akan dibangun untuk
memudahkan mereka, jika panjang jalan yang akan dibangun 5
meter mulai bibir beranda, syarat keamana untuk pengguna kursi
roda harus kurang dari 0.15. apakah memenuhi syarat keamanan
untuk pengguna kursi roda ? berapakah panjang jalan terpendek
yang dapat dibangun supaya aman bagi pengguna kursi roda ?
4. Dalam sebuah rambu-rambu lalulintas menandakan bahwa jalan di
depan mempunyai kemiringan 17 %. Hal ini berarti untuk setiap
perubahan mendatar sejauh 100 meter, terdapat perubahan secara
vertical 17 meter. Dari rambu tersebut kita dapat menyatakan
pergerakan kendaraan. Misalkan kemiringan jalan dari titik A ke
titik B. titik A dan B berkoordinat (0,0) dan (100,17), jadi,
berapakah kemiringan jalan tersebut ?
5. D (7, 10)
A(1.8)
B (3, 2) C(9,4)
Perhatikan bahwa ABCD adalah persegi, dengan A (1.8), B (3.2), Lampiran 54
C(9.4), dan D(7.10) Masih ingatkah kalian sifat-sifat persegi ? R tabel Product Moment
Tentukan kemiringan garis yang melaui titik AB dan CD ?
(Soal yang memenuhi sifat gradien yaitu : sisi-sisi yang berhadapan
sejajar)
6.
7.
karena t hit > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut memiliki rata-rata yang
berbeda/tidak identik.
Lampiran 14 Lampiran 53
UJI PERBANDINGAN RATA-RATA TAHAP AKHIR BERPIKIR KREATIF
KISI-KISI SOAL PRE-TEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATERI (UJI HIPOTESIS)
Pengujian Hipotesis
Satuan Pendidikan : SMP/MTs Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus:
1,876 2,023
Karena F hitung < F (0,025),(28;21) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
memiliki varians yang homogen (sama)
SKOR
NO SOAL JAWABAN
TOTAL
1 a. Diketahui : Ada sebuah tangga,
dan tangga tersebut dianggap
sebagai garis lurus, nilai
kemiringan tangga tersebut
dapat ditentukan dengan cara
9
membandingkan tinggi tembok
yang dapat dicapai ujung
Dapatkah Anda tangga dengan jarak kaki
menentukan nilai tangga dari tembok
kemiringan dari tangga
pada tersebut? Jika Ditanya : Apa yang kalian Lampiran 52
tangga tersebut kita pahami dari masalah tersebut UJI HOMOGENITAS TAHAP AKHIR BERPIKIR KREATIF
<
dan vertical tongkat sejajar dengan
(pioneering wajib) tongkat vertical
NO KODE Nilai (X) − ̅ ( − ̅) ( ) fk ( ) ( ) − ( )
Hipotesis:
menambahkan satu untuk mencari gradiennya : data berdistribusi normal
: data tidak berdistribusi normal
tongkat sejajar c. Maka sifat-sifat gradient yang
Prosedur pengujian hipotesis nol:
dengan tongkat di ambil dari masalah tersebut 1. Menentukan nilai Zi
− ̅
=
vertical adalah 2. Hitung peluang F(Zi)=P(Z ≤ Zi)
3. Menghitung proporsi Z1, Z2,...Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi
gradien garis yang sejajar , ,…,
( )=
dengan sumbu-x 4. Hitung selisih ( )− ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya
5. Ambil harga yang paling besar pada nilai mutlak selisih tersebut
(pioneering dengan
kriteria yang digunakan:
menambahkan satu <
sifat-sifat gradient, apa gradien garis yang sejajar 3 VIIIB021 66,67 -8,384 70,2887 -1,056 0,145 3 0,136 0,009
4 VIIIB08 68,89 -6,162 37,9655 -0,776 0,219 6 0,273 0,054
masalah atau kejadian menambahkan satu 10 VIIIB02 73,33 -1,717 2,94868 -0,216 0,414 13 0,591 0,177
11 VIIIB05 73,33 -1,717 2,94868 -0,216 0,414 13 0,591 0,177
9,8485
0.15 = 50 11 42 58 17
12 92 100 8
50 13 33 50 17
= 14 50 67 17
0.15
15 75 83 8
= 333,3 16 25 42 17
17 58 75 17
d. Jadi, panjang jalan terpendek 18 100 100 0
19 58 67 8
dari bibir tangga aadaalah 20 67 75 8
21 50 58 8
333.3 cm 22 100 100 0
Mean 61,36 71,21
SD 6,105533333
n 22
4 Dalam sebuah rambu- a. Diketahui : DF 21
9 a 0,05
rambu lalulintas jalan mempunyai t hitung 7,565840038
t tabel 1,721
Lampiran 47 menandakan bahwa kemiringan 17 %
UJI NORMALITAS TAHAP AKHIR KEAKTIFAN BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
jalan di depan terdapat perubahan secara
Hipotesis:
: data berdistribusi normal mempunyai kemiringan vertical 17 meter setiap
: data tidak berdistribusi normal
−
=
−
c. Maka :
Lampiran 46 untuk mencari
Nilai Observasi Akhir Keaktifan Belajar Kelas Eksperimen gradiennya AB
2−8
A B C D E F Jumlah Nilai =
No Nama 3−1
2 2 2 2 2 2 12 100
1 Aida Putri Pertiwi 2 2 2 1 1 1 9 75 −6
=
2 Arina Manasikana 2 2 1 1 1 2 9 75 2
3 Ayu Sri Fathonah 2 1 1 1 1 1 7 58 = −3
4 Ayu Suhada 2 2 2 1 2 2 11 92
5 2 2 2 1 1 1 9 75 untuk mencari
Dwi Umni Labibah
6 Erlin Suminar 2 1 1 1 1 1 7 58 gradiennya CD
7 Indah Dwi Istiqomah 1 1 1 1 1 1 6 50 4 − 10
8 Khoirul Hasanah 2 1 1 2 2 2 10 83 =
9−7
9 Lutfatul Qomariyah 2 1 1 1 1 1 7 58
−6
10 Putri Amalia 2 2 1 1 1 1 8 67 =
11 Risa Mulyani 2 1 1 1 1 1 7 58 2
12 Rizka Roisatul Mar'ah 2 2 2 2 2 2 12 100 = −3
13 Rizma Reananta 1 1 1 1 1 1 6 50 d. Ya, setelah saya periksa
14 Salamah 2 2 2 1 0 1 8 67
15 2 2 2 2 0 2 10 83 kembali jawabannya
Silvia Indah Faila Suffah
16 Silvia Nurul Fadhilah 1 1 1 0 1 1 5 42 sudah sesuai dengan
17 Siti Fujiati 2 2 2 1 1 1 9 75
soal.Jadi, gradiennya
18 Tahayyuun Nihayah 2 2 2 2 2 2 12 100
19 Tsalis Malihatul Husna 2 2 1 1 1 1 8 67 adalah = = −3
20 Tutik Karmila 2 2 2 1 1 1 9 75
21 Yuni Ari Susanti 2 1 1 1 1 1 7 58
22 Rara Qurrota A'yun 2 2 2 2 2 2 12 100
6 Dengan metode substiutsi coba cari berapa harga satu buah
a. Diketahui : titik A (20.20) , permen merk A dan satu buah permen merk B?
titik B (-20.-10), titik C (-5.- 2. Dewi ikut menemani Ibunya ke pasar untuk berbelanja.
Ibunya membeli 6 kg tepung dan 2 kg gula seharga Rp.
30)
50.000,00 untuk bahan membuat kue. Karena ternyata
Ditanya : Berapa gradiennya bahan-bahan untuk membuat kue nya masih kekurangan,
Ibunya membeli lagi 1 kg dan 1 kg gula dengan harga Rp.
AB dan BC (sisinya tegak
15.000,00.
lurus)? Berapa kah harga 1 kg tepung dan 1 kg gula yang dibeli
Jawab : Ibunya Dewi?
Tentukan gradien yang b. Misalkan kemiringan garis
melalui titik A B dan BC ? yang melalui :
(Soal yang memenuhi A(x1,y1), dan B (x2,y2)
sifat gradien yaitu : sisi- adalah m1. Sehingga
sisi yang berdekatan kemiringan garis yang 9
berpotngan tegak lurus) melalui titk A dan B
dan
B(x1,y1), dan C (x2,y2)
Kab. Semarang, 11 Desember
adalah m2. Sehingga
2017
kemiringan garis yang
Guru Guru Praktik
melalui titk B dan C
adalah :
=
Luzarrit Firdausi, S.Pd. Muhammad Ibnu Sina
c. Maka : NIM. 12351158
untuk mencari
gradiennya AB
kelompok −
=
−
−10 − 20
14 Guru bersama siswa menyimpulkan K 4 menit =
−20 − 20
. materi yang telah dipelajari −30
=
−40
15 Guru memberikan soal untuk K 5 menit
3
. mengetahui pemahaman siswa. =
4
16 Guru bersama peserta didik K 2 menit untuk mencari
. mengucapkan syukur kepada Allah gradiennya BC
SWT atas segala karunia-NYA serta −
=
−
menyuruh peserta didiknya berdo’a
−30 − (−10)
sebelum proses pembelajarannya =
−5 − (−20)
ditutup. −20
=
17 Guru mengucapkan salam dan K 1 menit 15
. meninggalkan kelas tepat waktu. 4
=−
3
Jumlah Waktu 80
d. Ya, setelah saya periksa
menit
kembali jawabannya sudah
Keterangan: K: klasikal; I: Individu; P:Berpasangan.
sesuai dengan soal. Jadi,
V. Bahan Ajar
gradiennya adalah
1. LKS Matematika kelas VIII
2. Spidol = = −
3. Penggaris
(gradien sisinya tegak lurus )
VI. Penilaian
7 a. Diketahui : Misalkan (x1 , y1 )
1. Umam ingin membeli permen ditoko pak Dwi, dia membeli 4
permen merk A dan 2 buah permen merk B dengan harga Rp. = (2.000,1.704.40)
9
2.200,00. Ditoko pak Dwi juga, Akmal membeli 2 buah Ditanya : Berapakah total
permen merk A dan 7 buah permen merk B dengan herga Rp.
2.900,00. penjualan yang diperoleh
perusahaan tersebut pada 7. Siswa mengamati contoh penyelesaian K 3menit
tahun 2008 ? model substitusi dan model grafik
Grafik penjualan alat Jawab : yang diberikan Guru
olahraga b. Gunakan rumus kemiringan Elaborasi :
melalui dua titik : 8. Siswa berdiskusi dengan teman satu P 10
Perusahaan alat olahraga −
= kelompoknya untuk menemukan menit
−
melaporkan bahwa solusi penyelesaian metode substitusi
c. Maka untuk mencari
penjualan peralatan dan grafik.
gradiennya
olahraga antara tahun 9. Guru menanyakan kepada siswa K 1 menit
−
1990 – 2000 meningkat =
− apabila ada yang belum paham.
dengan rata-rata Rp 50 − 1.500.000
50 = 10 Guru memulai metode snow ball K 15
juta pertahun, Pada tahun 2008 − 2000
. throwing dengan melemparkan bola menit
2000, ttal penjualan − 1.500.000
50 = kertas kepada salah satu kelompok.
8
sebesar Rp1.500.000, jika
400 = − 1.500.000 Konfirmasi :
penjualan meningkat
1.900.000 = 11 Kelompok yang mendapatkan bola P
dengan rata-rata yang
Koordinat titik menyatakan . menginformasikan hasil diskusi
sama, berapakah total
penjualan ditahun 2008 adalah mereka. Begitu juga selanjutnya.
penjualan yang diperoleh
(2008, 1.900.000)
perusahaan tersebut pada 12 Masing-masing kelompok P 15
d. Ya, setelah saya periksa
tahun 2008 ? . menyelesaiakan soal yang berkaitan menit
kembali jawabannya sudah
dengan solusi penyelesian SPLDV
sesuai dengan soal.Jadi, total
metode substitusi dan Grafik
penjualan ditahun 2008
Kegiatan Akhir:
adalah 1.813.60.
13 Masing-masing kelompok P 1 menit
8 Tentukan gradien dari Diketahui : Pola persamaan garis
9 . mengumpulkan hasil diskusi
persamaan garis 20x − 2y 20x − 2y + 4 = 0
1. Guru memasuki kelas tepat waktu, K 2 menit +4=0 a. adalah : y = mx + C
mengucapkan salam serta peserta Maka, Ubah persamaan 20x − 2y +
didik diminta untuk berdoa terlebih 4=0
dahulu sebelum pelajaran dimulai dan menjadi pola y = mx + c
menanyakan kabar. 20x − 2y + 4 = 0
20x + 4 = 2y
2. Apersepsi : K 4 menit
2y = 20x + 4
Mengingat kembali tentang materi
bagi dengan angka 2
yang lalu.
y = 10x + 2
3. Motivasi : K 2 menit
Ditanya : Berapa gradiennya?
Memberikan informasi pentingnya
Jawab :
materi ini dalam kehidupan sehari-
b. Pola persamaannya adalah :
sehari.
y = mx + C
4. Tujuan Pembelajaran: K 2 menit
c. Maka untuk mencari
Guru menyampaikan tujuan
gradiennya
pembelajaran
Sehingga dengan mudah
Kegiatan inti
menemukan gradien garisnya
Eksplorasi:
m = 10
5. Guru membagi peserta didik menjadi K 2 menit d. Ya, setelah saya periksa
menjadi beberapa kelompok, yang kembali jawabannya sudah
mana masing-masing kelompok sesuai dengan soal.Jadi,
terdiri dari 3 siswa.. gradiennya adalah 10
6. Guru Memberikan contoh 1 menit
penyelesaian model substitusi dan
model grafik
9 Penyelesaian 1
a. Diketahui : tinggi tangga Langkah-langkah menentukan penyelesaian sistem
dari lantai adalah 150 cm persamaan linear dua variabel dengan metode grafik adalah
dan panjang jalan dari bibir sebagai berikut:
ranjang adalah 50 cm - Gambarkan kedua garis yang mewakili persamaan linear
Ditanya : berapa kemiringan pada satu bidang koordinat.
Dalam sebuah kamar tangga tersebut ? - Tentukan koordinat titik potong kedua garis yang
tidur terdapat merupakan penyelesaian.
ranjang tempat tidur Jawab : - Selesaikan persamaan yang diperoleh untuk
bertingkat, tinggi b. Maka, didapatkan : mendapatkan nilai = 1 atau = 1
tangga dari lantai - Substitusikan nilai = 1atau = 1 ke salah satu
adalah 150 cm, dan persamaan linear untuk memperoleh nilai = 1 atau =
=
panjang jalan dari 1
9
bibir ranjang adalah - Penyelesaiannya adalah ( 1,1)
50 cm, maka . .=
tentukan kemiringan III. MetodePembelajaran: Konvensional
c. .= =3 IV. Langkah-langkah Pembelajaran.
tangga ranjang
d. Ya, setelah saya periksa Pengorganisasian
tersebut ? N
kembali jawabannya sudah Kegiatan Pembelajaran Peserta Waktu
Gambar tersebut o.
sesuai dengan soal. Jadi, didik
membentuk
kermiringan tangga . Kegiatan Awal
persamaan garis y =
tersebut adalah 3
3x + 2 ,maka
tentukan kemiringan
tangga garis tersebut
Penyelesaian 2
berdasarkan ?
a. Diketahui : Pola persamaan
persamaan dapat digambarkan sebagai dua buah garis dan garis y = 3x + 2 adalah : y = mx
pasangan bilangan (x,y) yang memenuhi kedua persamaan +C
adalah titik potong kedua garis tersebut. Titik potong dari Ditanya : Berapa gradiennya?
kedua garis itu merupakan penyelesaian dari dua persamaan Jawab :
linear tersebut. Tetapi ingat bahwa dua buah garis lurus tidak b. Pola persamaannya adalah :
selalu berpotongan, bisa saja saja sejajar bahkan berimpit. y = mx + C
Oleh karena itu, ada 3 kemungkinan himpunan penyelesaian c. Maka untuk mencari
sistem persamaan linear, yaitu sebagai berikut: gradiennya
Sehingga dengan mudah
- Jika , maka hanya mempunyai satu titik potong menemukan gradien garisnya
yang merupakan himpunan penyelesaian. m=3
- Jika , maka kedua garis tersebut sejajar atau d. Ya, setelah saya periksa
10 Substitusi
jawabannya sudah sesuai dengan persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi:
Indikator :
2.1.1 Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.
I. TujuanPembelajaran
Lampiran 16 Keterangan: K: klasikal; I: Individu; P:Berpasangan.
Analisis intrumen soal uji coba Pre-test Kemampuan Berpikir kreatif V. Bahan Ajar
1. LKS Matematika kelas VIII
tahap pertama 2. Spidol
BUTIR SOAL
3. Penggaris
4. Jangka
JUMLAH NILAI
KODE KELAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 90 100
IXA07 IXA 9 7 8 9 8 3 7 6 8 2 67 74,44
IXA04 IXA 9 5 8 8 4 8 4 8 4 6 64 71,11
IXA11 IXA 9 4 6 8 7 3 6 6 7 4 60 66,67
IXA13 IXA 4 7 6 6 4 8 4 7 4 6 56 62,22
6 5 8 6 2 4 8 2 5 8
VI. Penilaian
IXA03 IXA 54 60,00
IXA01 IXA 7 4 3 4 3 4 8 3 7 2 45 50,00
IXA10 IXA 7 4 4 4 6 8 4 3 4 1 45 50,00
IXA02 IXA 4 3 3 4 8 3 4 4 7 4 44 48,89
IXA05 IXA 4 7 4 6 4 4 4 3 6 2 44 48,89
9 9 9 9 9 9 54 100
metode grafik dalam lembar jawab 1 IXA07 IXA 9 7 8 9 7 6 46 85,19
2 IXA04 IXA 9 5 8 8 4 8 42 77,78
nya 3 IXA11 IXA 9 4 6 8 6 6 39 72,22
4 IXA03 IXA 6 5 8 6 8 4 37 68,52
Kegiatan Akhir: 5 IXA13 IXA 4 7 6 6 4 7 34 62,96
6 IXA01 IXA 7 4 3 4 8 3 29 53,70
13 Masing-masing kelompok lembar P 1 menit 7 IXA05 IXA 4 7 4 6 4 3 28 51,85
8 IXA14 IXA 6 4 6 4 4 4 28 51,85
. jawab tersebut tersebut. 9 IXA10 IXA 7 4 4 4 4 3 26 48,15
10 IXA02 IXA 4 3 3 4 4 4 22 40,74
11 3 2 2 8 4 2 21 38,89
14 Guru bersama siswa menyimpulkan K 4 menit
IXA06 IXA
12 IXA09 IXA 3 2 4 4 4 2 19 35,19
13 IXA08 IXA 4 2 5 3 2 2 18 33,33
. materi yang telah dipelajari 14 IXA12 IXA 3 2 2 3 2 4 16 29,63
Jumlah 78 58 69 77 65 58 405 750,00
15 Guru memberikan soal untuk K 5 menit Korelasi 0,837 0,760 0,837 0,766 0,648 0,778 28,93 53,57
r tabel 0,532
. mengetahui pemahaman siswa. Validitas valid valid valid valid valid valid
Variansi 5,341 3,516 4,533 4,269 3,632 3,670 89,3022
Kesimpulan
alpha 0,865
16 Guru bersama peserta didik K 2 menit Reliabilitas Reliabilitas
Rata-rata 5,571 4,143 4,929 5,500 4,643 4,143 Nilai Max 85,19
. mengucapkan syukur kepada Allah Tingkat Kesukaran 0,619 0,460 0,548 0,611 0,516 0,460
Interpretasi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
SWT atas segala karunia-NYA serta PA 0,762 0,619 0,683 0,746 0,651 0,587
N 14
PB 0,476 0,302 0,413 0,476 0,381 0,333
menyuruh peserta didiknya berdo’a Daya Pembeda 0,286 0,317 0,270 0,270 0,270 0,254
Nilai Min 29,63
Interpretasi Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
sebelum proses pembelajarannya
ditutup.
17 Guru mengucapkan salam dan K 1 menit
. meninggalkan kelas tepat waktu.
Jumlah Waktu 80
menit
Lampiran 18 Kegiatan inti
Σ XY = jumlah perkalian skor item dan skor total pengertian SPLDV dan solusi
Suatu butir soal dikatakan valid apabila rhitung > rtabel dengan taraf penyelesaian metode eliminasi
Berikut ini disajikan perhitungan validitas butir soal pre-test 10 Guru memulai metode snow ball K 15
kemampuan berpikir kreatif nomor 3. . throwing dengan melemparkan bola menit
kertas kepada salah satu kelompok.
No Kode Butir soal Jumlah total X2 Y2 XY Konfirmasi :
No 3 (X) (Y)
1 IXA01 3 29 9 841 87
2 IXA02 3 22 9 484 66
koefisien yang berlawanan, maka jumlahkan kedua 3 IXA03 8 37 64 1369 296
persamaan tersebut, sehingga diperoleh persamaan 4 IXA04 8 42 64 1764 336
linear dengan satu variabel 5 IXA05 4 28 16 784 112
6 IXA06 2 21 4 441 42
III. MetodePembelajaran: Konvensional
7 IXA07 8 46 64 2116 368
IV. Langkah-langkah Pembelajaran.
8 IXA08 5 18 25 324 90
Pengorganisasian
N 9 IXA09 4 19 16 361 76
Kegiatan Pembelajaran Peserta Waktu
o. 10 IXA10 4 26 16 676 104
didik
11 IXA11 6 39 36 1521 234
. Kegiatan Awal
12 IXA12 2 16 4 256 32
1. Guru memasuki kelas tepat waktu, K 2 menit
13 IXA13 6 34 36 1156 204
mengucapkan salam serta peserta
14 IXA14 6 28 36 784 168
didik diminta untuk berdoa terlebih
Jumlah 69 405 399 12877 2215
dahulu sebelum pelajaran dimulai dan
Kuadrat
menanyakan kabar. 4761 164025
jumlah
2. Apersepsi : K 4 menit
Mengingat kembali tentang materi Hasil perhitungan butir soal pre-test Kemampuan berpikir kreatif
yang lalu. nomor 3 adalah sebagai berikut :
3. Motivasi : K 2 menit ∑ (∑ )(∑ )
=
∑ (∑ ) ∑ (∑ )
Memberikan informasi pentingnya
× ( × )
materi ini dalam kehidupan sehari- =
{ × }{ × }
sehari.
=
{ }{ }
4. Tujuan Pembelajaran: K 2 menit
Guru menyampaikan tujuan =
{ }{ }
pembelajaran
= Pada persamaan pertama a1 atau b1 boleh nol tetapi
√
tidak boleh keduanya nol, demikian juga pada persamaan
= ,
kedua, a2 atau b2 salah satunya boleh nol dan tidak boleh
= 0,8370
kedua-duanya nol.
Pada taraf nyata 5% dan = 14 diperoleh = 0,532. Karena Penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel
> maka butir soal nomor 3 valid. adalah pasangan bilangan x dan y, ditulis (x,y), yang
memenuhi kedua persamaan tersebut. Ada beberapa metode
yaitu grafik, metode substitusi, metode eliminasi, dan metode
gabungan eliminasi dan substitusi.
2. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dengan Metode
Eliminasi
Mengeliminasi artinya menghilangkan sementara atau
menyembunyikan salah satu variabel sehingga dari dua
variabel menjadi hanya satu variabel dan sistem
persamaannya dapat diselesaikan.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear dengan metode eliminasi adalah sebagai
berikut.
a. Samakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan
pada suatu sistem persamaan dengan cara mengalikan
suatu bilangan ke kedua persamaan tersebut. Kemudian
kedua persamaan tersebut dikurangkan.
b. Jika salah satu variabel dari suatu sistem persamaan
mempunyai koefisien yang sama, maka kurangkan kedua
persamaan tersebut. Jika salah satu variabel mempunyai
2.1.3 Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi. Lampiran 19
Keterangan:
= Skor tiap-tiap item
Keterangan:
= Jumlah peserta tes
a,b : koefisien
x,y : variabel = varian total
dan y dapat dituliskan sebagai berikut : (a) Apabila sama dengan atau lebih dari 0,70 berarti tes
kemampuan berpikir kreatif Matematis yang sedang diuji
reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi
(=reliable).
(b) Apabila kurang dari 0,70 berarti tes kemampuan berpikir kreatif
Matematis yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum
memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).
Perhitungan Lampiran 44
Berikut ini disajikan perhitungan reliabilitas soal pre-test Kemampuan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
berpikir kreatif
Pertemuan Pertama
1 2 3 4 7 8
No Kode Jumlah Satuan Pendidikan : MTs. Al Ittihad Semowo
9 9 9 9 9 9
1 IXA07 9 7 8 9 7 6 46
Mata Pelajaran : Matematika
2 IXA04 9 5 8 8 4 8 42
3 IXA11 9 4 6 8 6 6 39 Kelas/Semester : VIII /2
4 IXA03 6 5 8 6 8 4 37
5 IXA13 4 7 6 6 4 7 34 Tahun Pelajaran : 2016/2017
6 IXA01 7 4 3 4 8 3 29
Alokasi Waktu : 2 JPL (2 x 40 menit)
7 IXA05 4 7 4 6 4 3 28
8 IXA14 6 4 6 4 4 4 28 Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua
9 IXA10 7 4 4 4 4 3 26 variabel dan menggunakannya dalam pemecahan
10 IXA02 4 3 3 4 4 4 22
masalah
11 IXA06 3 2 2 8 4 2 21
12 IXA09 3 2 4 4 4 2 19 Kompetensi Dasar :
13 IXA08 4 2 5 3 2 2 18
14 IXA12 3 2 2 3 2 4 16 2.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
∑ 61 46 55 61 45 46 314 system persamaan linier dua variabel.
(∑ ) 3721 2116 3025 3721 2025 2116 98596
371 236 317 391 205 236 9790 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
∑
system persamaan linier dua variable.
∑
(∑ )
, 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
= = = = 4,959
dengan system persamaan linier dua variable dan penafsirannya.
(∑ )
∑ ,
= = = = 3,265
Indikator :
(∑ )
∑ ,
= = = = 4,209 2.1.1 Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.
(∑ )
∑ ,
= = = = 3, ,964 2.1.2 Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variable.
(∑ )
∑ ,
Bilangan yang ada pada table diatas merupakan = = = = 3,372
penyelesaian dari persamaan (i) ∑
(∑ )
,
= = = = 3,408
∑ = + + + + +
Dari persamaan (ii) … + …. = 15.000. Lengkapi table berikut ∑ = 4,959 + 3,265 + 4,209 + 3,964 + 3,372 + 3,408
! ∑ =23,179
(∑ )
∑ ,
x 5000 7500 = = = = = 82,923
y 12500
Jadi,
(x,y)
∑
= 1−
Bilangan yang ada pada table merupakan penyelesaian dari ,
persamaan (ii) = 1− ,
Dari tabel persamaan (i) dan (ii) terdapat nilai sama. Kesamaan
= (1 − 0,280)
nilai tersebut disebut solusi dari SPLDV.
= (0,720)
4. Buktikan dengan menggambar grafik fungsi persamaan (i) dan
(ii) sesuai titik-titik yang telah diperoleh pada table : = 0,865
Berdasarkan patokan pemberian interpretasi terhadap koefesien
reliabilitas tes , maka dapat dikatakan bahwa soal reliabel
Lampiran 20 Misalkan gula adalah variabel : ………. (contoh :
a/b/c/x/y/z)
Contoh perhitungan tingkat kesukaran
butir soal Pre-test Kemampuan berpikir kreatif nomor 2 (keterangan: antara tepung dan gula harus berbeda variabel)
Rumus 2. Merubah ke model matematika persamaan linier dua variabel
Misalkan,
Persamaan x + y = 2200 dapat diubah menjadi persamaan y
= -x – 2200 ,
PETUNJUK UMUM :
SOAL
1. Dapatkah Anda menentukan nilai kemiringan dari gambar tangga
dibahah? Jika tangga tersebut kita anggap sebagai garis lurus, maka
nilai kemiringan tangga tersebut dapat ditentukan dengan cara
Kab. Semarang, 12 Desember 2017 membandingkan tinggi tembok yang dapat dicapai ujung tangga
Guru Guru Praktik dengan jarak kaki tangga dari tembok. Apa yang kalian ketahui
tentang gradien ?
pembelajaran) 3. Beranda
- Guru meminta perwakilan salah satu 50 cm
kelompok dari kelompok 1,2,3 untuk
menuliskan penyelesaian dari Lantai dasar
permasalahan yang menngunakan metode Gambar diatas menunjukkan serambi belakang sekolah. Sebuah
substitusi jalan khusus bagi pengguna kursi roda akan dibangun untuk
- Guru meminta perwakilan salah satu memudahkan mereka, jika panjang jalan yang akan dibangun 5
kelompok dari kelompok 1,2,3 untuk meter mulai bibir beranda, syarat keamana untuk pengguna kursi
menuliskan penyelesaian dari roda harus kurang dari 0.15. apakah memenuhi syarat keamanan
permasalahan yang menngunakan metode untuk pengguna kursi roda ? berapakah panjang jalan terpendek
grafik yang dapat dibangun supaya aman bagi pengguna kursi roda ?
- Guru memberi waktu dan kesempatan
4. Dalam sebuah rambu-rambu lalulintas menandakan bahwa jalan di
kepada kelompok lain untuk memberikan
depan mempunyai kemiringan 17 %. Hal ini berarti untuk setiap
tanggapan dan mengungkapkan
perubahan mendatar sejauh 100 meter, terdapat perubahan secara
gagasannya.
vertical 17 meter. Dari rambu tersebut kita dapat menyatakan
- Guru memeriksa hasil yang telah
pergerakan kendaraan. Misalkan kemiringan jalan dari titik A ke
diperoleh peserta didik untuk meluruskan
titik B. titik A dan B berkoordinat (0,0) dan (100,17), jadi,
konsep materi yang sedang diajarkan.
berapakah kemiringan jalan tersebut ?
- Guru meminta setiap kelompok untuk
5.
melengkapi kekurangan dan melengkapi
setiap hasil penyelesaian yang belum
benar.
( Mencari informasi dari sumber lain)
- Guru mengarahkan setiap kelompok
Grafik penjualan alat olahraga
Perusahaan alat olahraga melaporkan bahwa penjualan peralatan membuat model matematika dari soal
olahraga antara tahun 1990 – 2000 meningkat dengan rata-rata Rp tersebut dan mencoba menyelesaikan
50 juta pertahun, Pada tahun 2000, ttal penjualan sebesar
masalah yang ada dengan menggunakan
Rp1.500.000, jika penjualan meningkat dengan rata-rata yang sama,
berapakah total penjualan yang diperoleh perusahaan tersebut metode substitusi
pada tahun 2008 ? - Kelompok 4,5,6 diarahkan untuk
6. Tentukan gradien dari persamaan garis 20x − 2y + 4 = 0 membuat model matematika dari soal
tersebut dan mencoba menyelesaikan
masalah yang ada dengan menggunakan
metode grafik
(Menganalisis masalah)
- siswa melakukan berbagai kegiatan
brainstorming dan semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide,
dan tanggapan terhadap permasalahan
secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif
pendapat
Kegiatan Inti (Mengklarifikasi Istilah dan konsep) a. Bacalah doa sebelum menjawab pertanyaan di bawah ini .
- Eksplorasi
- Guru memberikan konsep dasar, b. Tulislah identitas anda (Nama, Kelas, dan No. Absen) ke
petunjuk, referensi tentang materi
dalam lembar jawaban yang telah disediakan.
SPLDV dan menjelaskan kembali secara
c. Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut dengan benar.
singkat penyelesaian SPLDV
menggunakan metode eliminasi. SOAL
- Siswa diberikan kesempatan untuk 1. Jhony dan Tono Harus pergi ke pasar membeli kebutuhan mingguan.
mengajukan pertanyaan tentang bentuk Jhoni membeli 8 roti tawar dan 10 bungkus kopi dengan harga Rp.
umum, contoh lain dan istilah-istilah 40 menit 26.000,00. Sedangkan Tono membeli 4 Roti Tawar dan 7 bungkus kopi
dasar yang belum jelas yang berkaitan dengan harga Rp. 15.000,00.
dengan materi, Berdasarkan informasi yang kamu dapatkan dari soal, buatlah model
(Merumuskan masalah) matematika dan carilah Berapakah harga 2 roti tawar dan 6 bungkus
- Guru memberikan Tugas kepada setiap kopi?
kelompok berupa LKPD tentang 2. Nita, Sari dan Kiki pergi ke toko pakaian untuk membeli gaun pesta.
permasalahan nyata SPLDV dalam Nita membeli satu gaun putih dengan harga Rp. 400.000,00. Sedangkan
kehidupan sehari-hari. Sari membeli 1 gaun putih dan 2 gaun merah untuk saudaranya dengan
- Kelompok 1,2,3 diarahkan untuk total harga Rp. 1.500.000,00. Kiki juga membeli gaun dengan jumlah 2
gaun putih dan 2 gaun merah dengan harga RP. 1.900.000,00. Dari a. Gambarkan kedua garis yang mewakili persamaan linear pada
informasi tersebut, buat lah bentuk matematika dari masing jumlah satu bidang koordinat.
gaun yang dibeli oleh Nita, Sari dan Kiki. Serta hitunglah berapakah b. Tentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan
harga satu gaun merah! penyelesaian.
3. Jumlah uang Desi dan Ana Rp. 22.000,00 jika uang Desi ditambah c. Selesaikan persamaan yang diperoleh untuk mendapatkan nilai
dengan 3 kali lipat uang Ana sama dengan Rp. 42.000,00. Tentukan = 1 atau = 1
besar masing-masing uang mereka! d. Substitusikan nilai = 1atau = 1 ke salah satu persamaan
4. Dalam sebuah pertunjukkan seni terjual 500 lembar karcis yang terdiri linear untuk memperoleh nilai = 1 atau = 1
dari karcis kelas ekonomi dan karcis kelas utama. Harga karcis untuk e. Penyelesaiannya adalah ( 1,1)
kelas ekonomi adalah Rp. 6000,00 dan untuk kelas utama yaitu Rp. K. Metode/Pendekatan Pembelajaran
8000,00. Jika hasil penjualan dari seluruh karcis yang terkumpul 4. Model : Problem Based Learning
berjumlah Rp. 3.336.000,00. Berapa jumlah karcis kelas ekonomi yang 5. Metode : penjelasan informasi, diskusi, Tanya jawab dan
terjual penugasan.
5. Heru dan Heri bekerja disebuah pabrik sendal. Heru mampu 6. Media : Papan tulis,LKPD, spidol, bolpoin.
menyelesaikan 3 buah pasang sendal setiap jam dan Heri mampu L. Langkah
- Ditanya : penyelesaian +
Berapa harga 2 roti tawar dan 6 bungkus masalah, b. Substitusikan y atau x pada langkah pertama ke persamaan
3 9
kopi ? memberikan lainnya.
- - Jawab : banyak gagasan c. Selesaikan persamaan yang diperoleh untuk mendapatkan nilai
menyembunyikan salah satu variabel sehingga dari dua variabel sesuai apa yang
menjadi hanya satu variabel dan sistem persamaannya dapat diketahui dan
diselesaikan. mengembangka
Langkah-langkah untuk menyelesaikan sistem persamaan nnya, kemudian
linear dengan metode eliminasi adalah sebagai berikut. untuk membuat
kombinasi- Indikator
kombinasi baru
- Memahami penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel
dalam
(SPLDV) dengan menggunakan metode substitusi
menyelesaikan
- Memahami penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel
masalah
(SPLDV) dengan menggunakan metode grafik
- Memahami penyelesaian masalah kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel
2. - Diketahui: - Berpikir Lancar
Misalkan gaun putih : x Peserta didik I. Tujuan Pembelajaran
gaun merah : y mampu - Siswa dapat memahami dan menyelesaikan SPLDV dengan
menuliskan menggunakan metode substitusi
Model matematika : unsur-unsur - Siswa dapat memahami dan menyelesaikan SPLDV dengan
x = 400.000 …………………………… (i) dalam menggunakan metode grafik
x + 2y = 1.500.000…………………(ii) penyelesaian
- Siswa dapat Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang
- Ditanya : masalah, 3 9 berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel
Berapa harga satu gaun merah ? memberikan
- - Jawab : banyak gagasan
J. Materi Ajar
Metode substitusi dalam
Substitusikan nilai x atau persamaan (i) ke 5. Bentuk Umum Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
penyelesaian,
persamaan (ii) Bentuk umum persamaan linier dua variabel dalam x
dan arus
dan y dapat dituliskan sebagai berikut :
x + 2y = 1.500.000
pemikirannya
(400.000) + 2y = 1.500.000
lancar
Keterangan:
a,b : koefisien
x,y : variabel
Lampiran 43 2y = 1.100.000 - Berpikir Luwes
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) y = 550.000 Memberikan
Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen Jadi harga satu buah gaun merah adalah lebih dari satu
Rp. 550.000,00
solusi
3
penyelesaian
Nama Sekolah : Mts Al Ittihad Semowo dalam
menyelesaikan
Mata Pelajaran : Matematika
masalah
Kelas/Semester : VIII/Ganjil Berpikir Original
Peserta didik
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linier Dua
mampu
Variabel (SPLDV)
menuangkan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (pertemuan 2) gagasan baru
dalam
menyelesaiakan
Standar Kompetensi masalah. Misalkan
mampu membuat 3
Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
model matematika
menggunakannya dalam pemecahan masalah
dari soal cerita
sesuai apa yang
Kompetensi Dasar
diketahui dan
mengembangkanny
- Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan
a, kemudian untuk
dengan system persamaan linier dua variabel.
membuat
- Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variable
kombinasi-
kombinasi baru persamaan (i) ….. + …. = 2000 …... ….. + …… = …….
persamaan (ii) ….. + …. = 7000 …... ….. + …… = …….
dalam
menyelesaikan
……..,…… =
masalah …….
……………. = …….
…... =
…….
karcis kelas utama :y mampu menuliskan Siswa dapat memahami perbedaan PLDV dan SPLDV berdasarkan
unsur-unsur dalam konteks
Model matematika : penyelesaian
x + y = 500 masalah, Siswa dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari
3 yang berkaitan dengan system persasmaan linier dua variabel
6000x + 8000y = 3336000..... 6x + 8y = memberikan
(SPLDV)
3336 banyak gagasan
Siswa dapat memahami dan menyelesaikan SPLDV dengan
- Ditanya : dalam
9 menggunakan metode eliminasi
Berapa jumlah kelas utama ? penyelesaian, dan
- - Jawab : arus pemikirannya Diskusikan dengan teman kelompokmu!
Metode Eliminasi lancar Isilah titik-titik pada Lembar LKPD berikut dengan jawaban yang sesuai
dengan soal !
Karena yang ditanyakan karcis kelas - Berpikir Luwes
ekonomi, maka yang dicari adalah nilai x Memberikan lebih Riki pergi berbelanja ke koperasi sekolah untuk membeli perlengkapan
sekolah. Riki membeli satu pulpen dan satu buku seharga Rp. 2000. Di
x + y = 500 x8 8x + 8y = 4000 dari satu solusi koperasi yang sama Doni juga membeli lima pulpen dan dua buku
6x+ 8y = 3336 x1 6x + 8y = 3336 3 dengan harga Rp. 7000. Berapakah harga satu pulpen dan satu buku di
penyelesaian
2x = 664 koperasi tersebut?
x = 332 dalam
menyelesaikan
1. Menentukan variabel dari persamaan linier dua variabel
metode grafik Jadi Jumlah karcis kelas ekonomi yang masalah
- Guru menutup kegiatan pembelajaran terjual sebanyak 332 buah.
dengan salam. Dan kelas utama 500 – 332 = 168 buah
H. Penilaian
1. Teknik : LKPD (kelompok) Berpikir Original
Bentuk : uraian Peserta didik
Contoh instrument : terlampir mampu
2. Teknik : Pengamatan menuangkan
Bentuk : angket pengamatan keaktifan gagasan baru
Contoh instrument : terlampir
dalam
menyelesaiakan
masalah. Misalkan
mampu membuat
model matematika 3
dari soal cerita
sesuai apa yang
diketahui dan
Kab. Semarang, 7 Desember 2017
mengembangkanny
Guru Guru Praktik a, kemudian untuk
membuat
kombinasi-
kombinasi baru
Luzarrit Firdausi, S.Pd. Muhammad Ibnu Sina dalam
NIM. 12351158
menyelesaikan - Guru memeriksa hasil yang telah diperoleh
masalah peserta didik untuk meluruskan konsep
materi yang sedang diajarkan.
- Guru meminta setiap kelompok untuk
melengkapi kekurangan dan melengkapi
setiap hasil penyelesaian yang belum benar.
( Mencari informasi dari sumber lain)
- Guru mengarahkan setiap kelompok untuk
mencari informasi dari sumber lain dan
5. Diketahui: - Berpikir Lancar mengembangkan pemahaman yang relevan
Misalkan jam kerja heru :x Peserta didik terhadap permasalahan yang telah
jam kerja heri :y mampu menuliskan didiskusikan kelompok.
unsur-unsur dalam ( Mensintesis dan menguji informasi
Model matematika : penyelesaian baru dan membuat laporan)
3x + 4y = 55 masalah, - Guru membimbing peserta didik untuk
3 9
x + y = 16 memberikan menyepakati alternatif pemecahan masalah
- Ditanya : banyak gagasan yang akan diuji.
Jika jam kerja keduanya berbeda tentukan dalam III. Penutup - Peserta didik bersama dengan guru
berapa jam kerja masing-masing ? penyelesaian, dan - Konfirmasi membuat kesimpulan dari materi yang telah
- - Jawab : arus pemikirannya dipelajari dan didiskusikan hari ini.
lancar - Peserta didik diberi kesempatan untuk
bertanya apabila ada materi yang belum 20 menit
dipahami.
- Guru memberi penugasan kepada peserta
didik untuk mempelajari Penyelesaian
SPLDV dengan metode substitusi dan
dengan menggunakan metode eliminasi. - Metode gabungan - Berpikir Luwes
(Menganalisis masalah) Eliminasi variabel x Memberikan lebih
- siswa melakukan berbagai kegiatan 3x + 4y = 55 x1 3x + 4y = 55 dari satu solusi
x + y = 16 x3 3x + 3y = 48
brainstorming dan semua anggota penyelesaian
y =7
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dalam 3
gagasannya. kombinasi-
kombinasi baru - Guru menyampaikan judul materi yang
dalam akan disampaikan dan menuliskannya di
menyelesaikan papan tulis.
masalah - Guru memberikan motivasi tentang
pentingnya memahami sistem persamaan
linier dalam kehidupan nyata.
- Guru mengkondisikan peserta didik untuk
membentuk kelompok dengan jumlah 4-5
orang per kelompok untuk berdiskusi
6. - Diketahui: Berpikir Lancar
mengenai latihan soal yang diberikan.
Misalkan bilangan pertama :x Peserta didik
II. Kegiatan Inti (Mengklarifikasi Istilah dan konsep)
bilangan kedua :y mampu menuliskan
- Eksplorasi - Guru memberikan konsep dasar, petunjuk,
unsur-unsur dalam
3 referensi tentang materi SPLDV.
Model matematika: penyelesaian
- Siswa diberikan kesempatan untuk
y - x = 20 masalah dalam
mengajukan pertanyaan tentang bentuk
2x + 3y = 100 bentuk diketahui,
umum, contoh lain dan istilah-istilah dasar
- Ditanya: ditanya, jawab 9 yang belum jelas yang berkaitan dengan
Tentukan berapa kedua bilangan tersebut?Berpikir Luwes
materi,
- Jawab : Peserta didik dapat 40 menit
(Merumuskan masalah)
Eliminasi variabel y membuat model - Guru memberikan Tugas kepada setiap
-x + y = 20 X3 -3x + 3y = 60 matematika dari 3 kelompok berupa LKPD tentang
2x + 3y = 100 X1 2x + 3y =100
soal cerita dengan permasalahan nyata SPLDV dalam
-5x = -40
x =8 berbagai sudut kehidupan sehari-hari.
pandang - Setiap kelompok diarahkan untuk membuat
model matematika dari soal tersebut dan
mencoba menyelesaikan masalah yang ada
a. Gambarkan kedua garis yang mewakili persamaan linear pada Subtitusi variabel x ke persamaan pertama Berpikir Original
x = 8, -x + y = 20
satu bidang koordinat. (kebaharuan)
(-8) + y = 20
b. Tentukan koordinat titik potong kedua garis yang merupakan (-8) + y + 8 = 20 + 8 Peserta didik
y = 28
penyelesaian. mampu
c. Selesaikan persamaan yang diperoleh untuk mendapatkan nilai menuangkan 3
Jadi bilangan pertama mempunyai nilai 8
= 1 atau = 1 gagasan baru
dan bilangan kedua 28
d. Substitusikan nilai = 1atau = 1 ke salah satu persamaan dalam
linear untuk memperoleh nilai = 1 atau = 1 menyelesaiakan
e. Penyelesaiannya adalah ( 1,1) masalah
F. Metode/Pendekatan Pembelajaran 7. - Diketahui: - Berpikir Lancar
1. Model : Problem Based Learning Misalkan umur Ricky :x Peserta didik
2. Metode : penjelasan informasi, diskusi, Tanya jawab dan umur Imelda : y mampu menuliskan
penugasan. Model matematika: unsur-unsur dalam
3. Media : Papan tulis,LKPD, spidol, bolpoin. x + y = 48 penyelesaian
G. Langkah x=3y masalah,
3 9
- Ditanya: memberikan
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu Berapa umur Ricky dan imelda 5 tahun yang
banyak gagasan
akan datang? dalam
- Jawab : penyelesaian, dan
I. Pendahuluan - Guru membuka kegiatan pembelajaran arus pemikirannya
- Apersepsi dengan memberikan salam dan lancar
mempersilahkan salah satu peserta didik
20 menit
untuk memimpin do’a.
- Guru menanyakan kabar dan memeriksa
kehadiran peserta didik.
Substitusikan persamaan y (persamaan - Berpikir Luwes
kedua) pada persamaan pertama : Memberikan lebih
x + y = 48 dari satu solusi
(3y) + y = 48 penyelesaian 3
4y = 48 dalam
y = 12 menyelesaikan
Substitusikan nilai x ke salah satu masalah
persamaan Berpikir Original
x = 3y Peserta didik
x = 3(12) mampu
x = 36 menuangkan
umur Ricky adalah 36 tahun, umur Imelda gagasan baru
12 tahun dalam
Jadi umur mereka 5 tahun yang akan datang menyelesaiakan
adalah: masalah. Misalkan
Ricky 41 tahun dan Imelda 17 Tahun mampu membuat
3
model matematika
dari soal cerita
sesuai apa yang
diketahui dan
mengembangkanny
a, kemudian untuk
membuat
kombinasi-
kombinasi baru Langkah-langkah menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
dua variabel dengan metode grafik adalah sebagai berikut:
4. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dengan Metode Grafik dalam
Secara geometri persamaan linear ax + by = c dapat digambarkan menyelesaikan
sebagai sebuah garis. Hal ini berarti sistem persamaan linear dua masalah
variabel yang terdiri dari dua persamaan dapat digambarkan sebagai
dua buah garis dan pasangan bilangan (x,y) yang memenuhi kedua
persamaan adalah titik potong kedua garis tersebut. Titik potong dari
kedua garis itu merupakan penyelesaian dari dua persamaan linear
tersebut. Tetapi ingat bahwa dua buah garis lurus tidak selalu 8. - Diketahui: - Berpikir Lancar
berpotongan, bisa saja saja sejajar bahkan berimpit. Oleh karena itu, Model matematika: Peserta didik
ada 3 kemungkinan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear, 12x – 18y = 18 mampu menuliskan
yaitu sebagai berikut: 2x + 14y = 20 unsur-unsur dalam
- Ditanya: penyelesaian
a. Jika , maka hanya mempunyai satu titik potong yang Himpunan penyelesaian? masalah,
3 9
merupakan himpunan penyelesaian. - Jawab : memberikan
banyak gagasan
b. Jika , maka kedua garis tersebut sejajar atau tidak Penyelesaian : dalam
3 D. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat memahami perbedaan PLDV dan SPLDV berdasarkan
konteks
E. Materi Ajar
1. Bentuk Umum Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Bentuk umum persamaan linier dua variabel dalam x dan y
dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan:
a,b : koefisien
Lampiran 42 Berpikir Original
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (kebaharuan)
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel
2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linier dua variabel
2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua variabel dan penafsirannya
Lampiran 26 Lampiran 41
Daftar nama peserta didik kelas kontrol (VIII A)
Nilai uji coba post-test kemampuan berpikir kreatif
NO NAMA L/P KODE
No Kode Jumlah Nilai
1 Abu Rif'an Farhani L VIIIA01
1 IXA01 28 31,11 2 Ahmad Syaiful Anwar L VIIIA02
2 IXA02 21 23,33 3 Ahmad Yahya Alhilma L VIIIA03
4 Alif Luqman Ifana L VIIIA04
3 IXA03 24 26,67 5 Andika L VIIIA05
4 IXA04 27 30,00 6 Andre Ilyas Prayoga L VIIIA06
7 Fahrul Safarudin L VIIIA07
5 IXA05 36 40,00 8 Ghofin Dias Ardani L VIIIA08
6 IXA06 30 33,33 9 Jovis Alfaiq L VIIIA09
10 Lukman Hakim L VIIIA010
7 IXA07 44 48,89
11 M. Afta Maksum A. L VIIIA011
8 IXA08 24 26,67 12 M. Adib Al Idham L VIIIA012
9 IXA09 25 27,78 13 M. Ahlul Mukhorrobin L VIIIA013
14 M. Azka Fikri Attaqi L VIIIA014
10 IXA10 0 0,00 15 M. Farhan Nurrobbi L VIIIA015
11 IXA11 0 0,00 16 M. Hadi Nurrofiq L VIIIA016
12 IXA12 0 0,00 17 M. Nasrul Arif L VIIIA017
18 M. Rizki Ayoga L VIIIA018
19 M. Sihabudin L VIIIA019
20 M. Wahyudin L VIIIA020
21 Nashoihul Ibad L VIIIA021
22 Rahmad Agung Hanafi L VIIIA022
23 Rizki Ramadhani L VIIIA023
24 Rizki Saputra L VIIIA024
25 Syarif L VIIIA025
26 Tofix Umar L VIIIA026
27 Yuda Andriyanto L VIIIA027
28 Yusuf Faizal Fadhli L VIIIA028
29 Hendy Leotama Rivaie L VIIIA029
Lampiran 40 Lampiran 27
Daftar nama peserta didik kelas eksperimen (VIIIB)
Analisis intrumen soal uji coba post-test Kemampuan Berpikir kreatif
NO NAMA L/P KODE
1 Abu Rif'an Farhani P VIIIB01 tahap pertama
2 Ahmad Syaiful Anwar P VIIIB02
3 Ahmad Yahya Alhilma P VIIIB03
4 Alif Luqman Ifana P VIIIB04 NO KODE KELAS 1 2 3 4
BUTIR SOAL
5 6 7 8 9 10
JUMLAH NILAI
9 P VIIIB09
8 3 1 3 3 5 1 1 3 3 1 24 26,67
Jovis Alfaiq
IXA08 IXA
9 IXA02 IXA 7 1 2 0 4 1 3 3 0 0 21 23,33
10 P VIIIB010
10 IXA10 IXA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
Lukman Hakim 11 IXA11 IXA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
P
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
11 VIIIB011
IXA12 IXA
M. Afta Maksum A. Jumlah 57 9 14 40 40 7 13 35 33 11 259 287,78
Validitas
Korelasi 21,58 23,98
P
0,8331656 0,50283407 0,539379223 0,777111966 0,935469848 0,28741354 0,492675784 0,899587969 0,796509533 0,50858434
12 M. Adib Al Idham VIIIB012 r tabel
Validitas valid invalid invalid valid valid invalid
0,576
invalid valid valid invalid
alpha 0,889182994
Reliabilitas Reliabilitas
Rata-rata 4,75 3,333 3,333 2,917 2,75 Nilai Max 71,11
Tingkat Kesukaran 0,528 0,370 0,370 0,324 0,306
Interpretasi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
PA 0,852 0,648 0,500 0,444 0,500
N 12
PB 0,204 0,093 0,241 0,204 0,111
Daya Pembeda 0,648 0,556 0,259 0,241 0,389
Nilai Min 0,00
Interpretasi Baik Baik Cukup Cukup Cukup
Lampiran 39 Lampiran 29
UJI KESAMAAN RATA-RATA TAHAP AWAL BERPIKIR KREATIF
(UJI HIPOTESIS) Contoh perhitungan validitas
Rumus
2 2
H1 : μ1 ≠ μ2
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus:
∑ (∑ )(∑ )
{ ∑ (∑ )}{ ∑ (∑ )}
Dimana,
Keterangan:
n 1 1s12 n 2 1s 22
s
n1 n 2 2 rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
Kriteria yang digunakan
H0 diterima apabila -t(1-1/2a)< t < t(1-1/2a)(n1+n2-2) variabel yang dikorelasikan
Daerah
N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes
penerimaan Ho
ΣX = jumlah skor item
-t(1-1/2a) t(1-1/2a)(n1+n2-2)
Tabel Penolong Perbandingan Rata-rata ΣY = jumlah skor total
No. VIII A VIII B
1 87,04 44,44 Σ X2 = jumlah kuadrat skor item
2 72,22 66,67
3
4
88,89
77,78
83,33
77,78
Σ Y2 = jumlah kuadrat skor total
Σ XY = jumlah perkalian skor item dan skor total
5 44,44 68,52
6 66,67 61,11
7 83,33 68,52
8 64,81 66,67 Suatu butir soal dikatakan valid apabila rhitung > rtabel dengan taraf
9 72,22 75,93
10 66,67 66,67 signifikansi 5%.
11 61,11 77,78
12 46,30 79,63 Perhitungan
13 57,41 79,63
14
15
53,70
57,41
66,67
66,67
Berikut ini disajikan perhitungan validitas butir soal Post-test
16
17
64,81
68,52
70,37
55,56
kemampuan berpikir kreatif nomor 1.
18 77,78 66,67
19 64,81 61,11
20 64,81 66,67
21 79,63 64,81 No Kode Butir soal No Jumlah total X2 Y2 XY
22 79,63 68,52
23 83,33 1 (X) (Y)
24 64,81
25 85,19
1 IXA01 7 27 49 729 189
2 IXA02 7 14 49 196 98
3 IXA03 7 20 49 400 140 24 65
25 85
4 IXA04 8 23 64 529 184 26 74
27 69
5 IXA05 8 31 64 961 248 28 81
29 85
6 IXA06 8 26 64 676 208 Jumlah 2042,59 1503,70
n 29 22
7 IXA07 8 32 64 1024 256 70,43 68,35
Varians (s 2) 141,457 75,743
8 IXA08 3 17 9 289 51 Standar deviasi (s) 11,894 8,703
Berdasarkan tabel di atas diperoleh:
9 IXA09 1 15 1 225 15 141,457
F = = 1,868
75,743
10 IXA10 0 0 0 0 0 α
Pada = 5% dengan:
dk pembilang = n 1 - 1 = 29 -1 = 28
11 IXA11 0 0 0 0 0 dk pembilang = n 2 - 1 = 22 -1 = 21
2,023
12 IXA12 0 0 0 0 0
F (0,025),(28;21) =
× ( × )
=
{ × }{ × }
=
{ }{ }
=
{ }{ }
=
√
Lampiran 38 = = 0,891
,
UJI HOMOGENITAS TAHAP AWAL BERPIKIR KREATIF
Pada taraf nyata 5% dan = 12 diperoleh = 0,576. Karena
Daerah
penerima
an Ho
F1/2α,(n1-1),(n2-1)
Tabel Penolong Homogenitas
No. VIII A VIII B
1 87 44
2 72 67
3 89 83
4 78 78
5 44 69
6 67 61
7 83 69
8 65 67
9 72 76
10 67 67
11 61 78
12 46 80
13 57 80
14 54 67
15 57 67
16 65 70
17 69 56
18 78 67
19 65 61
20 65 67
21 80 65
22 80 69
23 83
Lampiran 30
Lampiran 37
Perhitungan reliabilitas Post-test Kemampuan berpikir kreatif
UJI NORMALITAS TAHAP AWAL KELAS VIII B
Rumus Hipotesis:
: data berdistribusi normal
: data tidak berdistribusi normal
∑
= 1− Prosedur pengujian hipotesis nol:
−1 1. Menentukan nilai Zi
− ̅
Keterangan: =
Matematis yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum Dari hasil di atas diperoleh = 0,158
untuk α=5% dengan n = 22, diperoleh L daftar = 0,183
memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable). karena < maka hipotesis nol diterima
kesimpulannya adalah data berdistribusi normal
Lampiran 36
UJI NORMALITAS TAHAP AWAL KELAS VIII A
Hipotesis:
: data berdistribusi normal
Perhitungan
: data tidak berdistribusi normal
<
2 IXA02 7 0 4 3 0 14
− ̅ ( − ̅) ( ) fk ( ) ( ) − ( )
3 IXA03 7 0 4 4 5 20
NO KODE Nilai (X)
(∑ )
∑ ,
= = = = 127,2431
ℎ ℎ
Nilai = x 100
Jadi, ℎ
∑
= 1−
,
= 1− ,
= (1 − 0,2888654)
3. Heru dan Heri bekerja disebuah pabrik sendal. Heru mampu
= (0,711346)
menyelesaikan 3 buah pasang sendal setiap jam dan Heri mampu
menyelesaikan 4 buah pasang sendal setiap jam. Jumlah jam kerja = 0,889
antara Heru dan Heri adalah 16 jam sehari, sedangkan jumlah sendal
yang dibuat oleh keduanya adalah 55 pasang sendal. Jika jam kerja
keduanya berbeda tentukan jam kerja mereka masing-masing! Berdasarkan patokan pemberian interpretasi terhadap koefesien
reliabilitas tes , maka dapat dikatakan bahwa soal reliabel
4. Selesaikan persamaan berikut dengan 2 solusi penyelesaian, salah satu
nya menggunakan metode grafik
2x + y = 6
2x + 4y = 12
5. Tentukan himpunan penyelesaian dari 12x – 18y = 18 dan 2x + 14y =
20 menggunakan dua solusi penyelesaian
Lampiran 31 Lampiran 34
Contoh perhitungan tingkat kesukaran SOAL POST-TEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
KELAS VIII MTs AL-ITTIHAD SEMOWO KABUPATEN SEMARANG
butir soal Post-test Kemampuan berpikir kreatif nomor 4
Rumus Mata Pelajaran : Matematika Bentuk Soal : Uraian
= 0,370
Berdasarkan perhitungan matematis didapatkan = 0,370
maka berdasarkan kriteria terhadap angka indek kesukaran item soal
Post-test Kemampuan berpikir kreatif Matematis taraf kesukarannya
sedang.
Lampiran 32 =
Contoh perhitungan daya beda , ,
butir soal Post-test Kemampuan berpikir kreatif nomor 5 =
Rumus ,
=
− ℎ
= = 0,259
Berdasarkan perhitungan tersebut, butir soal nomor 5 termasuk
Klasifikasi daya pembeda soal (Sudijono, 2015: 389):
pada kriteria cukup. Untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara
Besarnya Angka Indeks
Klasifikasi
Diskriminasi Item (D) yang sama.
≤ , Sangat Buruk
, < ≤ , Buruk
, < ≤ , Cukup
, < ≤ , Baik
Perhitungan
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Muhammad Ibnu Sina
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang 31 Maret 1994
3. Alamat : Dusun Sindon RT 01 RW 1 Desa
Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
4. Contact Person : 085801755524
5. E-mail : Sina.Benuu@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
1. SD NEGERI 01 TUKANG Kec. Pabelan
2. MTs N Salatiga
3. SMA N 3 Salatiga
4. UIN Walisongo Semarang
C. Riwayat Organisasi
1. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon
Abdurrahman Wahid Komisariat Walisongo Semarang
2. Lembaga Pengembangan Studi Advokasi dan Perempuan
(LPSAP) PMII Abdurrahman Wahid
3. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Fakultas
Tarbiyah
4. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan
Matematika