Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
Ditinjau dari kecerdasan numerik tinggi, apakah ada perbedaan keterampilan berpikir kritis
pembelajaran fisika antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
02 berbasis proyek dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional
Ditinjau dari kecerdasan numerik rendah, apakah ada perbedaan keterampilan berpikir kritis
03 pembelajaran fisika antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional
Apakah ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan numerik
04 terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis secara keseluruhan perbedaan keterampilan berpikir kritis pembelajaran fisika
01 antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan
peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
Menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis pembelajaran fisika dengan kecerdasan
numerik tinggi, apakah ada perbedaan keterampilan berpikir kritis pembelajaran fisika antara
02 peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan peserta
didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
Menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis pembelajaran fisika dengan kecerdasan
03 numerik rendah, apakah ada perbedaan keterampilan berpikir kritis pembelajaran fisika antara
peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan peserta
didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
04
Menganalisis interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan numerik
terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik
TINJAUAN PUSTAKA
MODEL
PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
KECERDASAN
NUMERIK
KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
KERANGKA
PIKIR
HIPOTESIS
Secara keseluruhan, terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis pembelajaran fisika antara
01 PENELITIAN
peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan peserta
didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
Ditinjau dari kecerdasan numerik tinggi, terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis
pembelajaran fisika antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
02 berbasis proyek dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional
Ditinjau dari kecerdasan numerik rendah, terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis
03 pembelajaran fisika antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional
Tahap Kedua, tahap validasi pakar, uji validitas empiris, uji reliabilitas, uji
daya beda dan uji tingkat kesukaran pada instrumen yang akan
digunakan
Keterangan:
V : Indeks kesepakatan rater mengenai validitas butir
S : Skor yang ditetapkan setiap rater dikurangi skor terendah
dalam kategori yang dipakai
n : Banyaknya rater
VALIDITAS TES KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS
Setelah dilakukan uji coba, kemudian dianalisis menggunakan persamaan point biserial
berikut ini:
Keterangan:
rpbi : Koefisien korelasi biserial
Mp : Mean skor dari subjek yang menjawab betul butir soal yang dicari
Mt : Mean total
SDt : Standar Deviasi
P : Proporsi responden yang menjawab benar butir soal yang dicari
q : Proporsi responden yang menjawab salah butir soal yang dicarI (q = 1 – p)
Keterangan :
rii : Koefisien reabilitas tes
k : Banyaknya butir
piqi : Varians skor butir
St2 : Varians skor total
pi : Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i
qi : Proporsi jawaban salah untuk s oal nomor i
Reliabilitas Kecerdasan Numerik Fisika
Keterangan:
: Koefisien reliabilitas instrumen.
k : Jumlah butir pernyataan.
: Jumlah varians butir.
: Varians total.
Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Berpikir
Kritis
Semakin besar indeks kesukaran, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal
dengan indeks kesukaran p = 1,00 artinya semua peserta didik menjawab benar
pada butir soal tersebut, sebaliknya jika indeks kesukaran p = 0,00 berarti tidak ada
peserta didik yang menjawab benar butir soal itu. Indeks kesukaran p ditentukan
dengan rumus:
Keterangan:
P : Indeks kesukaran/kemudahan
Ph : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar butir tes
Pl : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab salah butir
tes
Daya Pembeda Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir tersebut mampu
membedakan kelompok peserta didik yang pandai dengan kelompok peserta didik yang lemah
dihitung dengan rumus:
D = P h – Pl
Keterangan:
D : Daya pembeda
Ph : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar butir tes
Pl : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab salah butir tes
TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisi Deskriptif
Analisis yang digunakan untuk analisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Inti dari
kumpulan data yang ada antara lain nilai rata-rata, standar deviasi, dan nilai
varians data. Analisis ini juga dimaksudkan untuk mendeskripsikan
karakteristik distribusi skor kecerdasan numerik dan keterampilan berpikir kritis
peserta didik.
Perhitungan analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan program
Microsoft excel . Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi skor rata-rata,
standar deviasi, skor maksimal, skor minimal, varians dan jumlah. Data yang
akan dilakukan analisis deskriptif adalah skor kuesioner kecerdasan numerik
fisika peserta didik dan keterampilan berpikir kritis.
TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisi Inferensial
a. Uji prasyarat analisis
Uji prasyarat analisis terdiri atas dua tahapan yakni uji normalitias dan uji
homogenitas
b. Uji hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
diajukan telah diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis menggunakan analisis
parametrik yaitu variansi (anava) dua jalan sesuai dengan desain dan rancangan
faktorial 2×2 dengan asumsi:
Populasi berdistribusi normal dengan variasi sama.
Populasi homogen.