Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH

KONSELING

“Konseling Kesehatan Mengenai Anemia”

Oleh :
Kelompok 2

Aqillah Mutia Hayya (186110735)


Hofiva Mutia Qolbi (186110748)
Vivi Muslinawati (186110767)
Tomi Zuliansah (186110765)

Dosen Pembimbing :
Novelasari, SKM, M.Kes

PRODI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENEKES PADANG
TAHUN 2021
TUGAS 1

1. Masalah Kesehatan : Anemia

2. Permasalahan
Anemia merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan
penderitanya mengalami kelelahan, letih dan lesu sehingga akan berdampak
pada kreativitas dan produktivitasnya. Tak hanya itu, anemia juga
meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta melahirkan
generasi yang bermasalah gizi.
Anemia merupakan masalah gizi Di dunia. Berdasarkan laporan World
Health Organization/WHO menyatakan bahwa lebih dari 30% atau 2 milyar
orang di dunia berstatus anemia. Prevalensi anemia di Indonesia, yaitu 21,7%
dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 57%
berumur 15-2 tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa anemia merupakan
masalah gizi yang sering dialami oleh remaja. Angka kejadian anemia di
Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018,
prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja
menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang
tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik
Anemia pada masa remaja memiliki dampak yang besar terhadap
kesehatan sehingga menyebabkan proses pertumbuhan, perkembangan dan
pembelajaran menjadi terganggu. Sedangkan anemia yang berlanjut sampai
kehamilan dapat meningkatkan risiko angka kematian ibu (AKI), infeksi,
keguguran, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan bayi lahir
prematur (Kemenkes RI, 2016)
Masalah gizi pada remaja merupakan hal yang perlu diatasi dengan
serius, namun remaja masih menjadi kelompok yang terabaikan. Program
pemerintah baru ditunjukkan pada ibu hamil agar tidak melahirkan anak yang
anemia, padahal remaja yang menderita anemia akan berdampak lanjut dan
meningkatkan resiko perdarahan pada saat persalinan yang menyebabkan
kematian ibu. Hal tersebut terbukti program Dinas Kesehatan, yaitu Program
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) masih terbatas menangani masalah nutrisi
pada remaja dan belum efektif di semua Puskesmas Indonesia.

3. Tujuan Konseling
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan seputar anemia termasuk pencegahan dan
pengobatannya, serta menggali kemampuan dan potensi yang ada pada
klien dalam mengatasi permasalahan anemia sehingga klien dapat
menentukan keputusan seperti apa yang akan diambil dan bertanggung
jawab atas keputusan baik terhadap klien maupun lingkungannya
b. Tujuan Khusus
 Klien menerima semua solusi yang diberikan konselor
 Klien dan keluarga dapat mengambil keputusan dalam mengatasi
penyakit anemia ini
 Terjadi perubahan perilaku pada klien

4. Waktu yang Dibutuhkan


Konseling laksanakan selama 1 jam dengan dua kali pertemuan.

5. Azas Konseling
a. Azas kerahasiaan
Agar klien percaya kepada konselor, maka segala sesuatu yang
disampaikan pada saat konseling nanti dijamin kerahasiaannya oleh
konselor
b. Azas kesukarelaan
Dalam melakukan konseling, konselor tidak memaksa klien untuk
mengatakan semua masalahnya kepada konselor. Fakta, data serta seluk
beluk tentang permasalahan yang ingin disampaikan klien tergantung atas
kehendak mereka.
c. Azas keterbukaan
Dalam melakukan konseling, diharapkan klien berbicara sejujurnya
dan bila klien memiliki banyak pertanyaan, maka konselor bersedia
menjawab semua pertanyaan dari klien.
d. Azas kemandirian
Dalam proses konseling, diharapkan klien dapat mengenal
kemampuan dan potensinya, sehingga dapat mengambil sebuah keputusan
secara mandiri dan dapat mewujudkannya secara optimal
e. Azas kegiatan
Selama melakukan konseling, diharapkan klien mau melaksanakan
semua keputusan yang telah dibuat dari pelaksanaan konseling.
f. Azas kedinamisan
Dengan adanya konseling ini, diharapkan terjadinya perubahan
perilaku klien sesuai dengan keputusan yang telah dibuat mereka.
g. Azas kenormatifan
Dalam melakukan konseling tentunya memperhatikan norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
h. Azas keahlian
Konselor akan melakukan konseling sesuai prosedur dan teknik yang
benar disertai dengan menggunakan instrument konseling
i. Azas tutwuri handayani
Dari konseling ini diharapkan banyak manfaat yang dirasakan oleh
klien, baik itu selama proses maupun setelah konseling ini di lakukan.

6. Jenis Konseling
Jenis konseling yang digunakan adalah layanan konseling kelompok.
Jenis konseling ini memiliki tujuan untuk melayani dan membimbing klien
agar mampu membuat keputusan untuk memecahkan masalahnya dengan
memperhatikan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
7. Pendekatan Konseling
Pendekatan konseling yang digunakan adalah pendekatan client
centered. Pendekatan ini sangat cocok untuk permasalahan anemia yang
dirasakan oleh klien, agar meraka tidak merasa terancam akan penyakit ini
dan dapat mengeksplorasi diri seperti kemampuan dan potensi yang mereka
miliki untuk mengatasi permasalahan anemia ini.

TUGAS 2

8. Peran Anggota Kelompok


Tomi Zuliansah : Orang Tua Elsa (Ayah)
Aqillah Mutia Hayya : Orang Tua Elsa (Ibu)
Hofiva Mutia Qolbi : Anak (Elsa)
Vivi Muslinawati : Konselor

9. Biodata Klien dan Keluarga


a. Orang Tua Elsa
1) Ayah
Nama : Darmawan
Umur : 32 tahun
Pendidikan : S1 Hukum
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku : Minang
Alamat : Siteba Padang, Sumatra Barat
2) Ibu
Nama : Mega Putri
Umur : 30 tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan B.Inggris
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku : Minang
Alamat : Siteba Pandang, Sumatera Barat
3) Anak
Nama : Elsa Aulia
Umur : 14 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Siswa
Agama : Islam
Suku : Minang
Alamat : Siteba Padang, Sumatera Barat

10. Permasalahan Kesehatan Keluarga


Hari Senin telah tiba saat anak sekolah memulai kegiatannya dengan
gembira. Bel SMP 1 Padang berbunyi dengan dentangan yang besar,
memberitahu bahwa waktu pelajaran dimulai. Elsa yang kondisi nya semakin
hari semakin lemah dengan keadaan bibir yang pucat. Elsa yang awalnya
anak gembira namun dalam seminggu belakangan ini kondisi Elsa mulai
menurun, napsu makan yang kian berkurang. Tak seperti dengan siswa SMP
lainnya.
Malam harinya Elsa bertemu dengan ayah dan ibu di meja makan.
Melihat isi piring Elsa yg sedikit ibu bertanya
Ibu : “Elsa kenapa sedikit sekali makan nya nak?”
Elsa : “nggak papa bu, Elsa sudah kenyang”
Ayah : “makan yang banyaklah nak biar Elsa jadi kuat dan bersemangat”
Selepas makan ibu dan ayah Elsa bebincang diruang tamu
Ibu : “ayah kenapa ya Elsa seminggu terkhir kurang bersemangat
bibirnya pucar makan nya sedikit”
Ayah : “iyah ibu, ayah juga kepikiran seperti itu”
Ibu : “ayah. Gimana kalau Elsa kita coba periksa ke dokter, ibu khawatir
dengan elsa. Takut nya nanti ada sakit apa”
Ayah : “benar juga ya Bu, besok siang kita bawa Elsa ke dokter Layla ya
Bu, biar tau kita Elsa ada masalah apa”
Keesokan siang nya Elsa ibu dan ayah berangkat ke rumah dokter Layla
dengan kendaraan pribadi. Sampai di tempat praktek dokter Elsa di periksa
dan menyebutkan apa yg terjadi pada dirinya belakangan ini.
Namun ibu dokter menyebutkan ini merupakan ciri-ciri anemia. Namun
ibuk dokter menganjurkan untk pemeriksaan laboratorium, cek laboratorium
dilakukan dipuskesmas.
Dan waktu esok tiba Elsa ibu dan ayah ke puskesmas untk melakukan
cek laboratorium, setengah jam setelah pemeriksaan. Hasil nya menyatakan
bahwa Elsa mengidap penyakit anemia namun masih awal sehingga dapat
diatasi.

11. Kebiasaan Keluarga Sehari-hari


Ayah dan Ibu Elsa kurang memerhatikan jadwal dan kebutuhan makan
anaknya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sepulang dari
bekerja, Ibu Elsa sering membawa makanan cepat saji untuk dimakan
bersama keluarganya karena tidak sempat memasak.
Menu makanan keluarga Elsa kurang beragam, dikarenakan Ayah Elsa
yang kurang suka mengkonsumsi sayur dan buah, oleh karena itu, Ibu Elsa
jarang menyediakan sayur dan buah di meja makan. Sehingga membuat Elsa
jarang mengkonsumsi sayur dan buah.
Elsa juga sangat jarang untuk makan pagi dan minum susu karena
malas dan takut terlambat ke sekolah. Di sekolah pun Elsa sering
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat seperti mie instan dan ciki-ciki
serta meminum minuman bersoda.
12. Assesment Terkait Permasalahan
Penilaian
Aspek Yang
No Sangat Keterangan
Diharapkan Baik Cukup Kurang
baik
1 Rutin mengonsumsi Keluarga Elsa yang jarang mengonsumsi buah dan sayur
buah dan sayuran yang dikarenakan ayah Elsa yang kurang suka makan
√ buah dan sayur membuat ibu Elsa jarang menyediakan
buah dan sayur sehingga Elsa jugajarang makan buah
dan sayur.
2 Olahraga setiap hari Elsa yang malas bergerak dan juga melakukan olah raga
salah satu penyebab anemia karena Elsa hanya
√ melaksanakan olahraga pada waktu pelajaran olahraga
saja yang dilakukan 1x seminggu dengan durasi waktu
45 menit.
3 Mencek kesehatan Kesibukan dalam aktivitas masing-masing membuat
secara berkala. keluarga Elsa kurangnya kepedulian keluarga terhadap
√ kesehatan, dan tidak melakukan cek kesehatan secara
teratur sehingga ibu dan ayah Elsa sudah terlambat
mengetahui bahwa Elsa mengalami anemi pada remaja.
4 Pengetahuan dan Kesibukan keluarga juga membuat mereka kurang
Sikap terhadap mengetahui gejala - gejala penyakit yang dialami Elsa.
masalah kesehatan Elsa pun kurang mengetahui mengenai penyakit anemia

yang diderita yang sering terjadi pada remaja dan upaya
pencegahannya sehingga mereka mengabaikannya,
bahkan tidak melakukan pencegahan sedini mungkin.
5 Penggunaan Sekolah Elsa ada menyediakan dan membagikan tablet
suplemen Fe, akan tetapi Elsa tidak pernah mengkonsumsinya

karena takut terjadi sesuatu pada tubuhnya. Tablet itu
selalu ia buang setelah pulang sekolah.
6 Kebiasaan makanan Elsa juga pada saat berada disekolah jarang
yang sehat atau tidak mengonsumsi makanan yang sehat, Elsa lebih suka jajan

sehat. yang banyak mengandung pengawet serta minum
bersoda

13. Kesimpulan Permasalahan dan Perilaku Keluarga


Elsa mengalami anemia dengan gejala lemah, lesu, kurang nafsu makan da kurang ceri. Penyebab dari permasalahan ini adalah
pengetahuan dan sikap tentang anemia yang rendah, jarang mengkonsumsi buah dan sayur, kebiasaan makan makanan yang tidak
sehat, jarang olahraga, tidak rutin mengecek kesehatan dan tidak mengkonsumsi suplemen tambah darah.
14. Rencana Intervensi

Program Waktu Indicator


No Tujuan Sasaran Metode Media
Intervensi pelaksanaan keberhasilan

1 Memberikan Agar Elsa dan orang tua Elsa dan Penyuluhan Leaflet 25 Agustus Elsa dan Keluarga
Edukasi Elsa memiliki Orang dan 2021 mampu menjawab
mengenai pengetahuan dan sikap tua Elsa Konseling beberapa pertanyaan
Anemia yang baik mengenai dari konselor
Anemia
2 Mewajibkan Agar Elsa dan Orang Ayah Elsa Advokasi Factsheet 26 Agustus Sudah tersedia sayur
konsumsi Tua memiliki status gizi melalui 2021 dan buah diatas meja
sayur dan buah yang baik sehingga lobi makan.
anemia
dapat disembuhkan
3 Menyediakan Agar keluarga tidak Ibu Elsa Advokasi Factsheet 27 Agustus Sudah tersedia kotak
bekal makan makanan yang melalui 2021 bekal didalam tas
keluarga tidak sehat ketika di lobi masing-masing
luar anggota keluarga
rumah

Anda mungkin juga menyukai