KONSELING
Oleh :
Kelompok 2
Dosen Pembimbing :
Novelasari, SKM, M.Kes
2. Permasalahan
Anemia merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan
penderitanya mengalami kelelahan, letih dan lesu sehingga akan berdampak
pada kreativitas dan produktivitasnya. Tak hanya itu, anemia juga
meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta melahirkan
generasi yang bermasalah gizi.
Anemia merupakan masalah gizi Di dunia. Berdasarkan laporan World
Health Organization/WHO menyatakan bahwa lebih dari 30% atau 2 milyar
orang di dunia berstatus anemia. Prevalensi anemia di Indonesia, yaitu 21,7%
dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 57%
berumur 15-2 tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa anemia merupakan
masalah gizi yang sering dialami oleh remaja. Angka kejadian anemia di
Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018,
prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja
menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang
tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik
Anemia pada masa remaja memiliki dampak yang besar terhadap
kesehatan sehingga menyebabkan proses pertumbuhan, perkembangan dan
pembelajaran menjadi terganggu. Sedangkan anemia yang berlanjut sampai
kehamilan dapat meningkatkan risiko angka kematian ibu (AKI), infeksi,
keguguran, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan bayi lahir
prematur (Kemenkes RI, 2016)
Masalah gizi pada remaja merupakan hal yang perlu diatasi dengan
serius, namun remaja masih menjadi kelompok yang terabaikan. Program
pemerintah baru ditunjukkan pada ibu hamil agar tidak melahirkan anak yang
anemia, padahal remaja yang menderita anemia akan berdampak lanjut dan
meningkatkan resiko perdarahan pada saat persalinan yang menyebabkan
kematian ibu. Hal tersebut terbukti program Dinas Kesehatan, yaitu Program
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) masih terbatas menangani masalah nutrisi
pada remaja dan belum efektif di semua Puskesmas Indonesia.
3. Tujuan Konseling
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan seputar anemia termasuk pencegahan dan
pengobatannya, serta menggali kemampuan dan potensi yang ada pada
klien dalam mengatasi permasalahan anemia sehingga klien dapat
menentukan keputusan seperti apa yang akan diambil dan bertanggung
jawab atas keputusan baik terhadap klien maupun lingkungannya
b. Tujuan Khusus
Klien menerima semua solusi yang diberikan konselor
Klien dan keluarga dapat mengambil keputusan dalam mengatasi
penyakit anemia ini
Terjadi perubahan perilaku pada klien
5. Azas Konseling
a. Azas kerahasiaan
Agar klien percaya kepada konselor, maka segala sesuatu yang
disampaikan pada saat konseling nanti dijamin kerahasiaannya oleh
konselor
b. Azas kesukarelaan
Dalam melakukan konseling, konselor tidak memaksa klien untuk
mengatakan semua masalahnya kepada konselor. Fakta, data serta seluk
beluk tentang permasalahan yang ingin disampaikan klien tergantung atas
kehendak mereka.
c. Azas keterbukaan
Dalam melakukan konseling, diharapkan klien berbicara sejujurnya
dan bila klien memiliki banyak pertanyaan, maka konselor bersedia
menjawab semua pertanyaan dari klien.
d. Azas kemandirian
Dalam proses konseling, diharapkan klien dapat mengenal
kemampuan dan potensinya, sehingga dapat mengambil sebuah keputusan
secara mandiri dan dapat mewujudkannya secara optimal
e. Azas kegiatan
Selama melakukan konseling, diharapkan klien mau melaksanakan
semua keputusan yang telah dibuat dari pelaksanaan konseling.
f. Azas kedinamisan
Dengan adanya konseling ini, diharapkan terjadinya perubahan
perilaku klien sesuai dengan keputusan yang telah dibuat mereka.
g. Azas kenormatifan
Dalam melakukan konseling tentunya memperhatikan norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
h. Azas keahlian
Konselor akan melakukan konseling sesuai prosedur dan teknik yang
benar disertai dengan menggunakan instrument konseling
i. Azas tutwuri handayani
Dari konseling ini diharapkan banyak manfaat yang dirasakan oleh
klien, baik itu selama proses maupun setelah konseling ini di lakukan.
6. Jenis Konseling
Jenis konseling yang digunakan adalah layanan konseling kelompok.
Jenis konseling ini memiliki tujuan untuk melayani dan membimbing klien
agar mampu membuat keputusan untuk memecahkan masalahnya dengan
memperhatikan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
7. Pendekatan Konseling
Pendekatan konseling yang digunakan adalah pendekatan client
centered. Pendekatan ini sangat cocok untuk permasalahan anemia yang
dirasakan oleh klien, agar meraka tidak merasa terancam akan penyakit ini
dan dapat mengeksplorasi diri seperti kemampuan dan potensi yang mereka
miliki untuk mengatasi permasalahan anemia ini.
TUGAS 2
1 Memberikan Agar Elsa dan orang tua Elsa dan Penyuluhan Leaflet 25 Agustus Elsa dan Keluarga
Edukasi Elsa memiliki Orang dan 2021 mampu menjawab
mengenai pengetahuan dan sikap tua Elsa Konseling beberapa pertanyaan
Anemia yang baik mengenai dari konselor
Anemia
2 Mewajibkan Agar Elsa dan Orang Ayah Elsa Advokasi Factsheet 26 Agustus Sudah tersedia sayur
konsumsi Tua memiliki status gizi melalui 2021 dan buah diatas meja
sayur dan buah yang baik sehingga lobi makan.
anemia
dapat disembuhkan
3 Menyediakan Agar keluarga tidak Ibu Elsa Advokasi Factsheet 27 Agustus Sudah tersedia kotak
bekal makan makanan yang melalui 2021 bekal didalam tas
keluarga tidak sehat ketika di lobi masing-masing
luar anggota keluarga
rumah