Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM S1 AKUNTANSI

FRAUD AND FORENSIC AUDIT

“(INSTITUTIONAL ARRANGEMENTS (TATANAN KELEMBAGAAN)”


(BAB 11)

Disusun oleh:

Kelompok 2

Anggota:

1. Gita Suryandari (023002004506)


2. Adetya Maharani (023002004507)
3. Fyfhy (023002004509)
4. Kurnia Zailastri (023002004531)

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


TATANAN KELEMBAGAAN

A. TATANAN KELEMBAGAAN
UUD 45 menyebutkan lembaga negara atau lembaga penyelengara negara, baik di tingkat
pusat maupun di daerah. Di tingkat pusat kita melihat beberapa kelompok kelembagaan.
Pertama, kelompok lembaga yng mencerminkan perwakilan rakyat. Kedua, adalah presidan
dan wakil presiden yang mewakili kekuasaan pemerintahan negara. Ketiga, kelompok yang
mewakili kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agun dan badan peradilan yang
berada di bawahnya. Ketiga kelompok tersebut adalah merupakan perwujudan konsep trias
politica dalam ketatanegaraan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak merupakan bagian
kekuasaan tersebut. Lembaga semacam BPK lebih dikenal dalam sistem ketatanegaraan
negara-negara demokrasi. Nama generik untuk lembaga ini adalah Supreme Audit
Institutions (SAI).

B. LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berdiri pada tanggal 29 Desember tahun
2003 bukanlah lembaga pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia. KPK didirikan
karena kelemahan aparat penegak hukum di bidang penyelidikan dalam menghadapi
tutntutan konvensi pemberanasan korupsi PBB.
Sesudah KPK berdiri, dalam era pemerintahan SBY lahir Tim Pemburu Koruptor dan
Timtastipikor yang dikomandai oleh Pimpinan Kejaksaan Agung.
1. TUGAS DAN WEWENANG KPK
a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tipikor.
b. Supevisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tipikor.
c. Penyelidikan, penyelidikan, dan penuntutan terhadap tipikor.
d. Pencegahan tipikor.
e. Pemantauan penyelenggaraan pemerintahan negara.

2. TUGAS KOORDINASI
a. Mengordinasikan penyelidikan, penyelidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi.
b. Meletakkan sistem pelaporan dalam kegitan pemberantasan tipikor.
c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tipikor.
d. Melaksanakan dengan pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tipikor.
e. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tinda pidana.

3. TUGAS SUPERVISI
a. Melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan pemberantasan
tipior, dan instansi yang dalam melaksanakan pelayanan publik.
b. Mengambil alih penyelidikan atau penuntutan terhadap pelaku tipikor yang
sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan.

4. TUGAS PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN, DAN PENUNTUTAN


KPK melaksanakan tugas yang:
a. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang
ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh penegak hukum
atau penyelengara negara.
b. Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat, dan atau
c. Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1 miliar.

KPK berwenang untuk :


a. Melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan.
b. Memerintah seseorang pergi ke luar negeri.
c. Meminta keterangan dari bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan
keuangan tersangka atau terdakwa yang sedan diperiksa.
d. Memerintah kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir
rekenin yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdawa, atau pihak lain
yang terkait.
e. Memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk memberhentikan
sementara tersangka dari jabatannya.
f. Meminta data kekayaan dan data pepajakan tersangka atau terdakwa kepada
instansi yang terkait.
g. Meghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan
perjanjian lainnya atau pencabutan sementara perizinan, serta konsesi yang
dilakukan atau dimiiki oleh tersangka atau terdakwa yang didua berdasarkan bukti
awal yang cukup ada hubungannya dengan tindak pidana korupsi yang sedang
diperiksa.
h. Meminta bantuan interpol indonesia atau instansi penegak hukum negara lain
untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti di luar
negeri.
i. Meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan
penangkapan, penahanan, penggledahan, dan penyitaan dalam perkara tindak
pidana korupsi yang sedang ditangani.

5. TUGAS PENCEGAHAN
Dalam melaksanakan tugas pencegahan, KPK berwenang:
a. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan
penyelenggara negara.
b. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi.
c. Menyelengarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang
pendidikan.
d. Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan
tindak pidana korupsi.
e. Melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum.
f. Melakukan kerja sama bilateral atau mltilateral dalam pemberantasan tidak pidana
korupsi.

6. TUGAS PEMANTAUAN
Dalam melaksanakan tugas monitor, KPK berwenang :
a. Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di sema lembaga
negara dan pemerintah.
b. Memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk
melakukan perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian sistem pengelolaan
administrasi tersebut berpotensi korupsi.
c. Melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat dan
badan Pemeriksa Keuangan, jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut
tidak diindahkan.

7. KEWAJIBAN DAN LARANGAN


Kewajiban KPK :
a. Memberikan perlindungan terhadap sasi atau pelapor yang menyampaikan
laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana
korupsi.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan
bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan
tindak pidana korupsi yang ditanganinya.
c. Menyusun laporan tahunan dan menyampaikan kepada Presiden RI, DPRRI, dan
BPK.
d. Menegakkan sumpah jabatan.
e. Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-asas
tersebut di atas.

C. ANTI CORRUPTION AGENCIES


Lembaga semacam KPK yang secara generik dikenal sebagai Anti-Coruuption Agencies
(ACA), tidak hanya ada di Indonesia. Di banyak negara Agency ini disebut Commesion atau
Komisi (seperti KPK). Namun ada juga yang menyebutkan Biro, seperti di Singapura, atau
Badan, seperti di Malaysia. Ada dua model ACA, yakni multy Agency model dan single-
agency model. Negara menerapkan multy agency model memanfaatkan lembaga-lembaga
penegak hukum yang sudah ada dan membangun satu lembaga khusus. Indonesia adalah
contoh negara yang menerapkan multy agency model. Kebanyak negara Eropa Barat dan
Amerika Serikat juga menerapkan multy agency model.
Adanya dua pola kelahiran ACA. Ada ACA yang lahir karena kesadaran bernegara yang
sehat. Juga ada ACA yang lahir karena negara yang bersangkutan meratifikasi United
Nations Convention Against Corruption (UNCAC).

D. LANDSKAP AUDIT PEMERINTAHAN


Dalam jargon administrasi negara istila “pemeriksaan” digunakan dalam makna audit
ekstern, misalnya dalam kalimat “ Badan Pemeriksa Keuangan adalah satu-satunya lembaga
pemeriksa keuangan negara di Indonesia.
Beberapa faktor melemahkan proses audit. Pertama, BPK menghadapi kendala-kedala
sumber daya yang parah. Kedua, tidak adanya undang-undang audit negara modern
menyebabkan banyak kerancuan di balik mana oranisai-oranisasi yang ingin menghidari audi
bisa bersembunyi. Banyak organisasi, terutama militer, tela menolak untuk diaudit BPK.
Ketiga, parlemen, Departemen Keuangan, dan departemen-departemen teknis tidak
mempunyai proses yang digariskan secara jelas untuk menindaklanjuti temuan-temuan audit
dan mengambil alih langkah perbaikan, dan sebagai akibatnya tidak terjadi tindak lanjut
sistematis. Keempat, seperti dicatat, BPK tidak berwenang mengumumkan temuan-
temuannya.
BPKP memberikan layanan kepada instansi pemerintah baik Departemen/LPND maupun
Pemerintah Daerah. Cakupan layanan yang diberikn oleh BPKP adalah:
1. Audit atas berbagai kegiatan unit kerja di lingkungan departmen/LPND maupun
pemerintah daerah
2. Policy evaluation
3. Optimalisasi penerimaan negara.
4. Asistensi penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah
5. Asistensi penerapan good corporate governance
6. Risk management based audit
7. Audit investigatif atas kasus berindikasi korupsi.

Terdapat tiga pendapat mengenai pembaruan landskap audi pemerintah, yakni

1. Bubarkan BPKP dan sebarkan SDM-nya ke Inspektorat Jendral dan Bawasda.


2. Manfaatka BPKP yang melakukan fungsi Inspektorat Jendral dan Bawasda.
3. BPKP sebagai think tank saja, tidak usah besar namun efektif dalam memacu Inspektorat
Jendral dan Bawasda.

E. PENGADILAN TIPIKOR
Dari bebeapa butir yang diajukan dalam permohonan judicial review, hanya satu yang
dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi, yakni pembentukan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi dengan UndanG-undang Nomer 30 Tahun 2002. Mahkamah Konstitusi memutuskan
Pengadilan Tipikor harus dibentuk dengan undang-undan tersendiri sebelum akhir Desember
2009.
Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama lima tahun terakhir, komitmen
pengadilan umum justru dipertanyakan. Anyak terdakwa kasus korupsi yang diadili
pengadilan umum, yang semuanya terdiri atas hakim karier, justru dibebaskan. Ini berbeda
dari Pengadilan Tipior, yang memadukan haim karier dan hakim ad hoc, yang selama ini
tidak pernah membebaskan terdakwa korupsi dari hukuman. Pentauan ICW di sejumlah
pengadilan umum selama lima tahun terakhir sejak 2005, menunjukkan jumla tedakwa kasus
korupsi ysng bebas di pengadilan umum bukan berkurang, tetapi malah meningkat. Dan
terdakwa yang dihukum, hukumannya cenderung ringan.

Anda mungkin juga menyukai