PROGRAM S1 AKUNTANSI
Disusun oleh:
Kelompok 2
Anggota:
A. TATANAN KELEMBAGAAN
UUD 45 menyebutkan lembaga negara atau lembaga penyelengara negara, baik di tingkat
pusat maupun di daerah. Di tingkat pusat kita melihat beberapa kelompok kelembagaan.
Pertama, kelompok lembaga yng mencerminkan perwakilan rakyat. Kedua, adalah presidan
dan wakil presiden yang mewakili kekuasaan pemerintahan negara. Ketiga, kelompok yang
mewakili kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agun dan badan peradilan yang
berada di bawahnya. Ketiga kelompok tersebut adalah merupakan perwujudan konsep trias
politica dalam ketatanegaraan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak merupakan bagian
kekuasaan tersebut. Lembaga semacam BPK lebih dikenal dalam sistem ketatanegaraan
negara-negara demokrasi. Nama generik untuk lembaga ini adalah Supreme Audit
Institutions (SAI).
2. TUGAS KOORDINASI
a. Mengordinasikan penyelidikan, penyelidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi.
b. Meletakkan sistem pelaporan dalam kegitan pemberantasan tipikor.
c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tipikor.
d. Melaksanakan dengan pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tipikor.
e. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tinda pidana.
3. TUGAS SUPERVISI
a. Melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan pemberantasan
tipior, dan instansi yang dalam melaksanakan pelayanan publik.
b. Mengambil alih penyelidikan atau penuntutan terhadap pelaku tipikor yang
sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan.
5. TUGAS PENCEGAHAN
Dalam melaksanakan tugas pencegahan, KPK berwenang:
a. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan
penyelenggara negara.
b. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi.
c. Menyelengarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang
pendidikan.
d. Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan
tindak pidana korupsi.
e. Melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum.
f. Melakukan kerja sama bilateral atau mltilateral dalam pemberantasan tidak pidana
korupsi.
6. TUGAS PEMANTAUAN
Dalam melaksanakan tugas monitor, KPK berwenang :
a. Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di sema lembaga
negara dan pemerintah.
b. Memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk
melakukan perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian sistem pengelolaan
administrasi tersebut berpotensi korupsi.
c. Melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat dan
badan Pemeriksa Keuangan, jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut
tidak diindahkan.
E. PENGADILAN TIPIKOR
Dari bebeapa butir yang diajukan dalam permohonan judicial review, hanya satu yang
dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi, yakni pembentukan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi dengan UndanG-undang Nomer 30 Tahun 2002. Mahkamah Konstitusi memutuskan
Pengadilan Tipikor harus dibentuk dengan undang-undan tersendiri sebelum akhir Desember
2009.
Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama lima tahun terakhir, komitmen
pengadilan umum justru dipertanyakan. Anyak terdakwa kasus korupsi yang diadili
pengadilan umum, yang semuanya terdiri atas hakim karier, justru dibebaskan. Ini berbeda
dari Pengadilan Tipior, yang memadukan haim karier dan hakim ad hoc, yang selama ini
tidak pernah membebaskan terdakwa korupsi dari hukuman. Pentauan ICW di sejumlah
pengadilan umum selama lima tahun terakhir sejak 2005, menunjukkan jumla tedakwa kasus
korupsi ysng bebas di pengadilan umum bukan berkurang, tetapi malah meningkat. Dan
terdakwa yang dihukum, hukumannya cenderung ringan.