Anda di halaman 1dari 18

FORMAT PRA KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Rahmatun Ni’mah


NIM : 1710913320031
Sesi Pra Klinik :

JAWABAN ESSAY
ASESMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN

No. Kategori Permasalah Validasi Penguji


1. M1 (Man) - Terdapat struktur organisasi di ruangan VIP
(Sumber Daya (Murai) tetapi struktur organisasi yang belum di
Manusia) perbaharui,
- Ada 15 orang perawat yang belum pernah
mengikuti pelatihan, Hanya beberapa perawat
yang ada di ruang Murai yang telah mendapatkan
pelatihan (31,8%).
- Tenaga keperawaratan dengan pendidikan profesi
ners masuh kurang hanya 10 orang perawat dengan
profesi ners (belum 55%)
- terdapat 5 diagnosa keperawatan terbanyak yaitu
Nyeri akut sebanyak 60%, gangguan rasa nyaman
sebanyak 13,33%, kekurangan volume cairan
sebanyak 13,33%, hipertermia sebanyak 6,67%,
mual sebanyak 6,67%. Tetapi untuk rekapitulasi
diagnosa keperawatan di Ruang Murai masih
belum optimal dalam pendokumentasian.
- Hasil tingkat kepuasan pegawai di Ruang Murai
RSD Idaman Kota Banjarbaru ini masih berada di
bawah standar yang ditetapkan oleh PERMENKES
yakni ≥ 90%
- hasil secara keseluruhan rata-rata tingkat
kepuasan pasien adalah cukup puas dengan
persentase sebanyak 68,00%. Nilai

2. M2 (Material) - Terdapat sendal pengunjung yang diletakan


(Sarana dan sembarangan di depan ruang rawat.
Prasarana) - terdapat sampah medis dan non medis yang
sama-sama menggunakan plastik hitam yang
seharusnya menggunakan plastik kuning.
- Ada tempat pispot yang dibiarkan tergeletak di rak
sepatu.
- Terdapat kursi roda yang terletak diatas dan tidak
pada tempatnya, terdapat tempat pel diatas Nilai
wastafel.
- Pengelolaan sampah di Ruang RSD Idaman Kota
Banjarbaru seperti sampah medis dan non medis
masih belum optimal karena tidak dibedakan
antara plastik kuning (infeksius) dan hitam (non
infeksius).
- untuk pemenuhan seprai belum memenuhi
standar
3. M3 (Method) - kepala ruangan Murai juga mengatakan ada
(Metode beberapa kelemahan dalam penerapan model
Pelaksanaan) asuhan saat ini yaitu masih adanya
ketidaksesuaian job dengan lulusan akademik,
seperti ketua tim masih tingkat pendidikannya ada
yang belum Ners.
- hambatan dalam penerapan sistem ini yaitu
ketidakmerataan skill atau kemampuan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan yang
kompleks di ruang Murai
- perawat tidak memberikan penjelasan tentang
penggunaaan masker/penutup hidung bagi
keluarga/kerabat yang berkunjung, dilakukan
hanya pada pasien yang menderita penyakit
infeksi.
- Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10-12
September 2018 pada perawat diruangan Murai
didapatkan data bahwa pada saat penerimaan
pasien baru tidak semua pasien baru dilakukan
pengkajian oleh perawat.
- tidak semua perawat memperkenalkan identitas
serta tidak semua perawat menjelaskan tentang
petugas-petugas yang berdinas pada shif tersebut
- supervisor memiliki hambatan dalam menjalankan
fungsinya sebagai supervisi di ruang Murai. Hal
tersebut dikarenakan tugas supervisor yang
merangkap menjadi ketua tim A.
- Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 10-12 September 2018 didapatkan bahwa
kegiatan discharge planning belum dilaksanakan.
Hasil wawancara yang dilakukan bersama kepala
ruang Murai diketahui bahwa kegiatan discharge
planning kadang dilaksanakan kadang juga tidak
dilaksanakan. Sedangkan, hasil wawancara yang
didapatkan dari salah satu ketua tim pada 12
September 2018 diketahui bahwa kegiatan
discharge planning hanya dilakukan pada saat
pasien pulang saja.
- Berdasakan hasil observasi pada 10-12 September
2018 didaptkan hasil tidak terdapat ronde
keperawatan yang dilakukan di ruang Murai.
- Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 10-12 September 2018 didapatkan bahwa Nilai
kegiatan timbang terima telah dilakukan, hanya
saja timbang terima pada saat shift siang dan shift
malam hanya dilakukan di nurse station saja tanpa
berkeliling ke masing-masing ruangan pasien.
- Berdasarkan hasil wawancara bersama
supervaisor pada 12 September 2018 didapatkan
bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan
pada pasien baru tidak dilakukan pengkajian jika
sudah dilakukan pengkajian dari IGD atau dari
ruangan lain.
4. M4 (Money) - Hasil wawancara dengan kepala ruangan,
(Keuangan) pengadaan alat di ruangan yang rusak biasanya
dilakukan dengan cara memberikan surat telaah
yang ditujukan kepada bagian IPSR. Kemudian
bagian IPSRS akan melihat alat yang rusak dan
langsung mengganti alat yang rusak tersebut.
- Alur pasien masuk belum ada bagan secara tertulis
Nilai

5. M5 (Marketing) - Berdasarkan hasil wawancara secara langsung


(Pemasaran) dengan kepala ruangan mengenai SPO diruang
Murai sudah mengikuti SPO yang dibuat oleh RSDI
Kota Banjarbaru.
- Berdasarkan hasil observasi menghisap obat dari
ampul yang dilakukan perawat sudah baik dengan
persentase 100% sesuai dengan SPO, untuk hasil
Nilai
observasi menghisap obat dari vial dilakukan
perawat sudah baik, hanya ada poin yang kiranya
perlu dioptimalkan dalam tindakannya yaitu
membersihkan tutup karet dengan kapas alkohol
sesuai dengan SPO rumah sakit. Memasukkan
obat intravena secara bolus pada infus sudah baik
dilakukan, dimulai dari membuka jarum,
memasukkan jarum pada port tusukan dan
menutup aliran selang sementara sudah baik
namun pada point menyuntikkan obat perlahan
dengan kecepatan tidak lebih dari 1 ml permenit
perlu lebih dioptimalkan.
- ada 1 orang (17%) perawat ruangan tidak
melakukan kebersihan tangan pada moment
sebelum kontak dengan pasien dan setelah kontak
dengan lingkungan pasien.
- Menurut hasil observasi pada perawat di Ruang
VIP Murai, untuk pemasangan APD (sarung
tangan) yaitu 6 perawat memasang sarung tangan
sesaat sebelum melakukan tindakan invasif. Tetapi
ada 1 perawat yang tidak langsung melepas
sarung tangan setelah melakukan tindakan, dan
menyentuh area meja di nurse station.
- Dalam hal pembuangan sarung tangan, 6 perawat
ruangan membuangnya pada tempat sampah
medis, tidak nampak ada yang membuangnya
sembarangan. Dalam hal melakukan kebersihan
tangan setelah membuang sarung tangan,
perawat ruangan telah melakukannya sesuai
standar. Pengguanaan APD, khususnya
penggunaan sarung tangan, sesuai standar yang
tepat sangatlah penting dalam pencegahan
penularan infeksi, terutama bagi tenaga medis dan
kesehatan.
- Ruang Murai memiliki perawat yang pernah
mengikuti pelatihan perawatan luka modern, hal
ini diharapkan yang bersangkutan dapat
memberikan sharing ilmu kepada perawat lain.
Tersedianya leaflet di ruangan untuk pemasaran
atau promosi kesehatan dan pelayanan unggulan
agar klien mendapatkan edukasi terkait
pencegahan penyakit dan penyakit yang
kemungkinan dapat terjadi pada klien tersebut,
namun leaflet yang tersedia di ruangan belum
mencakup lima penyakit terbanyak yang ada di
ruang Murai.
6. M6 (Machine) - Berdasarkan hasil data laporan instalasi rawat inap
(Standar RSD Idaman Kota Banjarbaru di Ruang VIP Murai
Prosedur dan Periode 1 April sampai dengan 30 Juni 2018
Panduan) didapatkan data BOR sebesar 75,3%.hal ini
menunjukkan hasil paramater BOR berada di
kriteria ideal yaitu 60-85%. ALOS 5 hari, hal ini
menunjukkan hasil diluar dari kriteria ALOS yaitu
6-9 hari. BTO 19 kali dengan parameter ideal yaitu
40-60 kali/Tahun. (Depkes RI, 2005). Namun
penghitungan ini tidak bisa ditetapkan sebagai
kriteria ideal karena penghitungan hanya
dilakukan pada periode April – Juni 2018 saja.
- Dari hasil observasi tanggal pada tanggal 04 Nilai
September 2018 didapatkan data kepatuhan
perawat dalam mengidentifikasi pasien dengan
melihat nama lengkap, tanggal lahir, dan rekam
medis pada saat pemberian obat, 6 perawat
mengidentifikasi pasien dengan melihat kartu
identitas pasien.
- Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa angka
kejadian flebitis pada bulan April 2018 adalah 3
kasus dari jumlah hari pemasangan infus (286
hari). Pada bulan Mei 2018 ada 3 kejadian flebitis
dari jumlah hari pemasangan infus (277 hari).
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
M1 (Man) - (Sumber Daya Manusia)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT

Jumlah tenaga perawat lebih banyak dari perhitungan Douglas, 0,4 3 1,2
Gillies, dan PPNI (hal 23)

0,3 3 0,9
Jumlah perawat DIII yakni 54,5% atau 12 orang.

0,3 3 0,9
Masa kerja perawat rata-rata > 8 tahun S–W
3-3,6=
-0,6

TOTAL 1 9 3,0
WEAKNESS

Tidak adanya struktur organisasi yang baru diruangan Murai RSD 0,1 3 0,3
Idaman Banjarbaru

0,3 4 1,2
Tidak adanya struktur organisasi yang baru diruangan Murai RSD
Idaman Banjarbaru
0,3 4 1,2
Ada 15 orang perawat yang tidak mengkuti pelatihan apapun
0,3 3 0,9
Jumlah proporsi ners masih kurang yaitu hanya 10 orang
TOTAL 1 9 3,6
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPURTUNITY

Adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja 1 4 4


melalui pelatihan dan meningkatkan pendidikan perawat

O–T
4-3=1

TOTAL 1 4 4
THREATENED

Adanya tuntutan dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat 0,2 2 0,4
sekitar RS untuk menuntut RS Idaman memberikan pelayanan
berkualitas dan yang lebih profesional kepada setiap pasien

Rumah sakit yang di tuntut meningkatkan akreditasi Rumah 0,2 3 0,6


Sakitnya

Banyaknya Rumah Sakit yang ada membuat terjadinya 0,2 2 0,4


persaingan antar Rumah Sakit yang semakin tinggi

Tingkat kepuasaan pasien masih berada di bawah standar 0,4 4 1,6


Menteri Kesehatan RI yaitu hanya 68% (hal 29)

TOTAL 1 11 3
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
M2 (Material) - (Sarana dan Prasarana)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Ruang murai dikategorikan bersih (ex: bekas tempat
makan pasien didepan ruangan)
2. di Ruang Murai seperti jumlah tempat tidur di Ruang
Murai adalah 17 tempat tidur pasien dan 17 tempat
tidur penunggu.
3. WC dan kamar mandi tersedia di tiap kamar pasien,
kebersihannya cukup terjaga. Peralatan di WC sudah
tertata cukup rapi dan aliran air di WC juga tidak
mengalami gangguan. S–W

TOTAL
WEAKNESS
1. Pengelolaan sampah di Ruang RSD Idaman Kota
Banjarbaru seperti sampah medis dan non medis
masih belum optimal karena tidak dibedakan antara
plastik kuning (infeksius) dan hitam (non infeksius).
2. Ada tempat pispot yang dibiarkan tergeletak di rak
sepatu. Terdapat kursi roda yang terletak diatas dan
tidak pada tempatnya, terdapat tempat pel diatas
wastafel.
3. untuk pemenuhan seprai belum memenuhi standar
TOTAL
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPURTUNITY

O–T

TOTAL
THREATENED
TOTAL
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
M3 (Method) - (Metode Pelaksanaan)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Pada SP2KP yang diterapkan pada Ruang Murai (VIP)
sudah terjalin kerjasama yang baik antara perawat
primer (PP) dan perawat asosiet (PA).
2. adanya pembagian tim berdasarkan jumlah pasien
sehingga beban kerja perawat terbagi merata.
3. perawat di ruang Murai sudah memahami peran dan
tugasnya masing-masing, baik itu sebagai ketua tim
atau perawat pelaksana.
TOTAL S–W
WEAKNESS

1. masih adanya ketidaksesuaian job dengan lulusan


akademik, seperti ketua tim masih tingkat
pendidikannya ada yang belum Ners.
2. ketidakmerataan skill atau kemampuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang kompleks di
ruang Murai
3. perawat tidak memberikan penjelasan tentang
penggunaaan masker/penutup hidung bagi
keluarga/kerabat yang berkunjung, dilakukan hanya
pada pasien yang menderita penyakit infeksi.
TOTAL
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPURTUNITY

O–T

TOTAL
THREATENED
1. tidak terdapat ronde keperawatan yang dilakukan di ruang
Murai.
2. pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien baru
tidak dilakukan pengkajian jika sudah dilakukan pengkajian
dari IGD atau dari ruangan lain
TOTAL
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
M4 (Money) - (Keuangan)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Sumber pembiayaan/ pengadaan Ruang VIP Murai,
pendanaan bagi ruangan (misalnya renovasi ruangan),
sumber dana operasional ruangan, pendanaan alat
kesehatan, pendanaan fasilitas kesehatan, dan bahan
kesehatan (habis pakai) berasal dari anggaran Rumah
Sakit
2. Sumber pembiayaan/ jasa pelayanan petugas
diperoleh dari Rumah Sakit yang berasal dari jasa
pelayanan berupa uang yang diberikan berdasarkan S–W
jumlah pasien dan tindakan yang dilakukan.
3. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas diperoleh
dari BPJS bagi tenaga PNS.
4. Pembiayaan pasien sebagian besar berasal dari BPJS
sedangkan yang lain dari BPJS dan Umum (bayar
sendiri).
TOTAL
WEAKNESS
1. Hasil wawancara dengan kepala ruangan, pengadaan
alat di ruangan yang rusak biasanya dilakukan dengan
cara memberikan surat telaah yang ditujukan kepada
bagian IPSR. Kemudian bagian IPSRS akan melihat alat
yang rusak dan langsung mengganti alat yang rusak
tersebut
2. Alur pasien masuk belum ada bagan secara tertulis
TOTAL
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPURTUNITY
1.

TOTAL
THREATENED
1. pengadaan alat di ruangan yang rusak biasanya dilakukan
dengan cara memberikan surat telaah yang ditujukan O–T
kepada bagian IPSR. Kemudian bagian IPSRS akan melihat
alat yang rusak dan langsung mengganti alat yang rusak
tersebut
2.
TOTAL
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
M5 (Marketing) - (Pemasaran)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Ruang Murai memiliki perawat yang pernah mengikuti
pelatihan perawatan luka modern
2. Tersedianya leaflet di ruangan untuk pemasaran atau
promosi kesehatan dan pelayanan unggulan
3. Dalam hal melakukan kebersihan tangan setelah
membuang sarung tangan, perawat ruangan telah
melakukannya sesuai standar.

TOTAL S–W
WEAKNESS
1. namun leaflet yang tersedia di ruangan belum
mencakup lima penyakit terbanyak yang ada di ruang
Murai
2. ada 1 orang (17%) perawat ruangan tidak melakukan
kebersihan tangan pada moment sebelum kontak
dengan pasien dan setelah kontak dengan lingkungan
pasien
3. Tetapi ada 1 perawat yang tidak langsung melepas
sarung tangan setelah melakukan tindakan, dan
menyentuh area meja di nurse station
TOTAL
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPURTUNITY
1. SPO diruang Murai sudah mengikuti SPO yang dibuat oleh
RSDI Kota Banjarbaru
2. Ruang Murai memiliki perawat yang pernah mengikuti
pelatihan perawatan luka modern, hal ini diharapkan
yang bersangkutan dapat memberikan sharing ilmu
kepada perawat lain
3. Tersedianya leaflet di ruangan untuk pemasaran atau
promosi kesehatan dan pelayanan unggulan agar klien
mendapatkan edukasi terkait pencegahan penyakit dan O–T
penyakit yang kemungkinan dapat terjadi pada klien
tersebut.
TOTAL
THREATENED
1. Pengguanaan APD, khususnya penggunaan sarung tangan,
sesuai standar yang tepat sangatlah penting dalam
pencegahan penularan infeksi, terutama bagi tenaga
medis dan kesehatan. Ada 1 perawat yang tidak langsung
melepas sarung tangan setelah tindakan
2. Kebersihan tangan 5 moment sangatla penting, tetapi masih
ada 1 orang (17%) perawat ruangan tidak melakukan
kebersihan tangan pada moment sebelum kontak dengan
pasien dan setelah kontak dengan lingkungan pasien.
3. hanya ada poin yang kiranya perlu dioptimalkan dalam
tindakannya yaitu membersihkan tutup karet dengan
kapas alkohol sesuai dengan SPO rumah sakit
TOTAL
ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
M6 (Machine) - (Standar Prosedur dan Panduan)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien
dengan melihat nama lengkap, tanggal lahir, dan
rekam medis pada saat pemberian obat, 6 perawat
mengidentifikasi pasien dengan melihat kartu identitas
pasien.
2. Berdasarkan data dari PPI RSDI Kota Banjarbaru dari
bulan April 2018 – Juni 2018 jumlah pasien yang
mengalami kejadian ISK sebanyak 0 kejadian .
S–W
TOTAL
WEAKNESS

- Namun penghitungan BOR, ALOS, BTO ini tidak bisa


ditetapkan sebagai kriteria ideal karena penghitungan
hanya dilakukan pada periode April – Juni 2018 saja.
- Masih adanya angka kejadian flebitis pada bulan April
2018 adalah 3 kasus dari jumlah hari pemasangan infus
(286 hari). Pada bulan Mei 2018 ada 3 kejadian flebitis
dari jumlah hari pemasangan infus (277 hari).
TOTAL
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPURTUNITY
O–T

TOTAL
THREATENED

TOTAL

DIAGRAM LAYANG DARI HASIL ANALISIS SWOT

Peluang

M1
1

Kelemahan Kekuatan

-0,6

Ancaman

Kesimpulan: Kuadran III : Rumah sakit menghadapi peluang yang sangat besar tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala internal. Fokus strategi adalah meminimalkan
masalah internal sehingga dapat memperkuat peluang.
FISHBONE DARI HASIL ASESMEN

man
matherial
method struktur organisasi
yang belum di
perbaharui

1 perawat yang tidak langsung


melepas sarung tangan setelah
melakukan tindakan, dan menyentuh
area meja di nurse station

marchine
marketing
money
PLAN OF ACTION (POA)

Jadwal Indikator
No Indikator Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program Kegiatan PJ
Kegiatan Proses Output
1. Belum Agar Kepala Bekerjasam Berdasark Pembuat 1. Mengi Rah Sabtu, 24 1. Me Ruang
tersedianya Ruang ruangan a dengan an an dentifi mat Juli 2021 ngetahui Murai
struktur Murai KARU kebijakan Struktur kasi un struktur sudah
organisasi untuk organisas adany organisas mempun
memiliki SK Ni’
yang menetapkan i ruangan a i ruangan
terbaru di struktur dan direktur strukt mah 2. KA yai
Ruang organisasi membuat No.102 ur RU dan struktur
Murai yang struktur tentang organi staff organisas
terbaru organisasi struktur sasi ruang i yang
secara organisasi ruang Murai terbaru
tertulis secara an setuju pada
2. Berko untuk
tertulis tahun
ordina membuat
adalah si struktur 2021
kelengkap denga ruangan Mulai
an ruang n yang baru bulan
rawat inap bidan 3. Bid Agustus
g ang
pelaya pelayana
nan n
kepera keperawa
watan tan setuju
untuk untuk
peneta penetapa
pan n dan
dan pengadaa
penga n struktur
daan organisas
strukt i ruangan
ur Murai
organi yang baru
sasi
ruang
an
Murai
3. Berko
ordina
si dan
berdis
kusi
denga
n
KAR
U dan
staff
ruang
Murai
untuk
memb
uat
strukt
ur
ruang
an
2

Anda mungkin juga menyukai