Anda di halaman 1dari 2

Anamnesis yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis lepra di antaranya:

Keluhan lesi pada kulit seperti bercak merah atau putih yang tidak gatal dan mati rasa, kulit
mengkilap dan bersisik, ada bagian kulit yang tidak berambut dan tidak berkeringat, adanya
rasa kesemutan, nyeri, atau rasa ditusuk-tusuk pada anggota gerak, kelemahan anggota gerak
dan kelumpuhan, adanya cacat atau deformitas, luka yang sulit sembuh, dan tinggal di tempat
endemis lepra, lesi kulit tidak sembuh dengan pengobatan biasa.

Pemeriksaan fisik dilakukan di tempat dengan penerangan yang baik. Temuan pada pemeriksaan
fisik dapat meliputi hipestesia, lesi kulit, dan neuropati perifer. Pemeriksaan fisik yang dilakukan
diantaranya:
Inspeksi
Inspeksi dilakukan dari kepala sampai kaki. Perhatikan setiap makula, nodul, jaringan parut dan
penebalan kulit. Perhatikan apakah ada deformitas pada wajah, tangan dan kaki.
Palpasi
Palpasi dilakukan untuk memeriksa apakah ada penebalan saraf tepi atau tidak. Tempat-tempat
dimana sering terjadi penebalan saraf adalah pada nervus ulnaris di siku, nervus medianus dan
radialis superfisial di pergelangan tangan, nervus peroneus komunis di fossa poplitea, dan nervus
aurikularis di leher.
Pemeriksaan Fungsi Sensorik
Gunakan sepotong kapas yang sudah dipilin pada ujungnya. Berikan penjelasan pada pasien bila
merasakan sentuhan maka pasien harus menunjuk bagian mana yang terasa. Pasien ditutup
matanya saat melakukan pemeriksaan. Lesi di kulit diperiksa secara bergantian dengan kulit yang
normal untuk mengetahui apakah ada anestesi atau hipestesia.

Gejala klinis morbus hansen tipe multi basiler adalah lesi kulit berupa makula, plakat, nodul dan
papul yang meninggi. Jumlah lesi lebih dari lima, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak,
distribusi lebih simetris. Keadaan ini disertai kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif (+), tipe multi basiler sangat mudah menular

Gejala klinis morbus hansen tipe multi basiler adalah lesi kulit berupa makula, plakat, nodul dan
papul yang meninggi. Jumlah lesi lebih dari lima, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak,
distribusi lebih simetris. Keadaan ini disertai kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif (+), tipe multi basiler sangat mudah menular.11,12 Pada kasus ini status
dermatologis yang didapatkan yaitu terdapat makula hipopigmentasi berbatas tegas, lesi multiple
(jumlah lesi yang didapatkan pada pasien ini lebih dari lima) ukuran numular sampai plakat, dengan
tepi ireguler permukaan agak kasar dan berkilat. Tes neurologis yaitu rasa nyeri, raba, dan panas
didapatkan bahwa pasien tidak dapat merasakan adanya rangsangan sentuhan, dingin atau panas
dan tidak terasa adanya nyeri, dari ketiga hal ini menunjukkan bahwa penyakit yang diderita pasien
menyebabkan kerusakan saraf sensorik. Pada pemeriksaan BTA pada pasien ini ditemukan positif.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis kerja pada pasien ini adalah
morbus hansen tipe multi basiler dengan ulkus pada regio dorsum pedis lateral dekstra. Diagnosis
tersebut sudah tepat sesuai dengan klasifikasi klinis menurut WHO (1995)

Anda mungkin juga menyukai