Anda di halaman 1dari 3

Putri Indrasti Prameswari/215070501111030

MASA DEPAN PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR KEHIDUPAN

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia sebagai rumusan dan


pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
tercipta melalui perundingan yang sangat panjang dan membutuhkan waktu yang
sangat lama. Bahkan periode sejarah terbentuknya Pancasila dibagi menjadi lima di
antaranya Zaman Kerajaan Nusantara, zaman pergerakan nasional, zaman
kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi hingga sekarang. Pada zaman
kerajaan sendiri nilai-nilai Pancasila mulai di temukan yaitu dimulai saat Kerajaan
Kutai menemukan nilai politik dan ketuhanan, Pada zaman Kerajaan Sriwijaya pada
zaman ini mulai berkembangnya nilai sosial, nilai persatuan dan keberbedaan.
Kerajaan Islam terdapat nilai-nilai kesamaan yang merupakan hak pada tiap manusia.
Dan nilai persatuan berupa kerja sama yang terjalin antara kerajaan-kerajaan Islam
yang ada. Bukan hanya itu saja saat zaman pergerakan nasional banyak tokoh dan
organisasi yang menyuarakan pentingnya nilai-nilai luhur dalam kehidupan ini dalam
berbagai karyanya seperti Ir. Soekarno yang menulis esai dalam majalah Indonesia
Moeda, Esai tersebut berjudul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxamisme”, Tan
Malaka menulis Naar de Republik Indonesia ( Menuju Republik Indonesia Merdeka),
Indische Partij menyuarakan nilai persatuan. Perjuangan menemukan dasar negara
belum terhenti justru akan dimulai saat zaman kemerdekaan ini. Mulai terbentuklah
BPUPKI diadakan sidang pertama tanggal 29 mei- 1 juni 1945) dengan Moh. Yamin,
Soepomo dan Ir. Soekarno yang mengusulkan usulan mengenai dasar negara. Setelah
itu, Ir Soekarno juga mengusulkan Panitia Kecil / Panitia Sembilan yang berfungsi
membuat rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara. Setelah Pancasila ini
sudah ditetapkan sebagai dasar negara pada zaman orde baru terjadi permasalahan
yaitu banyak yang mengira bahwa Pancasila ini adalah kebutuhan politik semata
untuk kepentingan beberapa kelompok saja dan pemerintah mendambakan stabilitas
dan persatuan dan masyarakat harus melaksanakan Pancasila secara murni dan
konsekuen. Akhirnya diberlakukan penerapan Pancasila sebagai azas tunggal. Dengan
penerapan azas tunggal ini banyak sekali yang menolak dan Pancasila menjadi
bersifat tertutup. Dan hingga akhirnya pada reformasi hingga sekarang Pancasila
masih tetap menjadi sumber hukum yang ada di Indonesia. Dan masyarakat Indonesia
merawat keragaman ini dan berprinsip sebagai kebaikan bersama. “Peremajaan di
Indonesia” perlu digalakkan terus menerus agar terus menyesuaikan perkembangan
zaman. Sungguh panjang dan rumit sekali perjalanan pembentukan Pancasila ini. Hal
ini merupakan penting dan sangat sakral karena Pancasila akan digunakan sebagai
pedoman kehidupan bernegara hingga kapan pun
Di atas adalah rangkuman singkat mengenai bagaimana Pancasila pada
akhirnya bisa dirumuskan. Melihat pahlawan Indonesia berjuang dengan keras dan
melihat pentingnya Pancasila bagi Indonesia, lalu apa yang dapat dilakukan
masyarakat Indonesia terutama kaum milenial sekarang. Pastinya yang dapat kita
lakukan adalah menjadikan Indonesia sebagai pedoman dalam melakukan segala
macam kegiatan agar nilai-nilai luhur Pancasila tidak tergerus era globalisasi.
Implementasinya dapat dinilai dari aspek penerapan makna sila-silanya maupun sikap
pahlawan dalam merumuskan Pancasila. Ditinjau dari implementasi penerapan makna
dari masing-masing sila pada Pancasila. Pancasila pertama yaitu percaya serta takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama, hormat menghormati dan bekerja sama
antara pemeluk agama, dan sikap toleransi antar umat beragama lain. Penerapan sila
kedua yaitu menjaga adab atau kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti kita
di dalam berbagai kondisi, mengakui persamaan derajat, hak, serta kewajiban antar
sesama manusia, dan tidak bertindak semena-mena terhadap orang lain. Penerapan
sila ketiga yaitu mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar perekonomian
di dalam negara menjadi lebih maju, menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan bangsa atau negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, dan Rela
berkorban demi kepentingan bangsa. Penerapan sila keempat yaitu musyawarah untuk
mencapai mufakat dilaksanakan bersifat kekeluargaan dan menghormati hasil
musyawarah, mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan
kemitraan usaha, dan tidak memaksakan kehendak orang lain. Penerapan sila kelima
adalah mengadakan kegiatan yang dapat membantu sesama, seperti bakti sosial, donor
darah, konser amal, dan lain sebagainya, Menghargai karya atau hasil karsa cipta yang
dimiliki orang lain dan berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain. Jika ditinjau dari bagaimana sikap-sikap pahlawan dalam
berjuang mendapatkan Pancasila sebagai dasar negara adalah sikap nasionalisme,
sikap pantang menyerah, komitmen yang tinggi, mengutamakan kepentingan bersama
dan selalu aktif berkontribusi. Sebagai masyarakat pada zaman sekarang nilai-nilai di
atas harus tetap diterapkan juga dilestarikan dengan cara yang efektif yaitu yang
pertama yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan kemajuan teknologi yang
menarik bagi generasi muda dan masyarakat untuk menyebarkan nilai-nilai luhur
Pancasila. Mempergunakan segala media sosial yang ada baik dikemas dalam bentuk
foto, poster, video atau karya-karya yang lain yang dapat diunggah dan diakses
banyak masyarakat secara cepat. Sebagai kalangan muda harus berpikir kreatif
bagaimana melestarikan Pancasila dengan cara kreatif yang pastinya mengikuti zaman
agar mudah diterima bahkan bisa mendunia. Cara yang kedua adalah selalu
menggiring metode pembelajaran pelajar dan mahasiswa dengan tetap adanya
pembelajaran Pancasila yang dikemas secara menarik bahkan langsung
pengimplementasian dari teori-teori yang ada.
Pancasila merupakan ideologi terbuka, yakni terbuka dalam menyerap nilai-
nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi
lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru agar masyarakat
Indonesia tidak mengikuti arus ideologi luar apalagi melupakan ideologi bangsanya
sendiri. Jadi penting sekali memikirkan bagaimana cara tetap melestarikan Pancasila
karena ini adalah masa depan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Karena azas
kehidupan berbangsa dan bernegara kita berpedoman pada Pancasila jika nilai-nilai
Pancasila hilang tergerus ideologi yang baru jelas dapat dipastikan tatanan kehidupan
bernegara sedikit demi sedikit akan mengalami keberantakan yang mengakibatkan
perselisihan bahkan dampak besarnya hilangnya persatuan Indonesia. Oleh karena itu
hendaknya sebagai kaum milenial kita harus mengoptimalkan media sosial bukan
hanya untuk bersenang-senang saja melainkan juga membumikan Pancasila ke
seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Semangat juang kita, sikap nasionalisme dan
persatuan masyarakat Indonesia sekarang tidak boleh kalah dengan para pahlawan
justru sebaliknya semangat tersebut justru makin berkobar. Segala makna dari sila-
silanya memiliki arti yang luhur dan bila diimplementasikan akan membentuk
karakter yang mendidik. Bila pondasi bangsa Indonesia yaitu Pancasila hancur maka
rusaklah pula tatanan kehidupan Indonesia ini. Maka penting sekali seluruh
masyarakat Indonesia tanpa terkecuali untuk menerapkan, melestarikan, dan
melakukan perkembangan sesuai era kepada Pancasila agar Pancasila terus menjadi
pondasi yang kokoh. Nasib masa depan Pancasila dan nasib Indonesia berada pada
anak bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai